Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN GEOLOGI SEJARAH

PETA GEOLOGI DAERAH JAMPANG DAN


BALEKEMBANG

Nama : Fachri VanRenov

NIM : 072.13.044

FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI

TEKNIK GEOLOGI

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2015

1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.....................................................3
1.1 latar belakang.........................................................3
1.2 peta geologi............................................................4
1.3 keterangan..............................................................5
1.4 penampang geologi................................................5

BAB II STRATIGRAFI PETA...............................................6


2.1 stratigrafi peta regional...........................................6
2.2 stratigrafi peta .........................................................8
2.3 kolom stratigrafi.......................................................9

BAB III GEOLOGI STRUKTUR...........................................10


3.1 struktur geologi regional..........................................10
3.2 Strukutur Geologi Daerah Tenggara Jampang dan
Balekembang...................................................................11

BAB IV SEJARAH GEOLOGI...............................................16


1.1 geologi sejarah........................................................16

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Propinsi Jawa Barat memiliki berbagai macam sumberdaya alam geologi,


yang dapat dimanfaatkan secara langsung maupun harus melalui pengolahan
tertentu. Dalam usaha pemberdayaan sumberdaya tersebut perlu diperhatikan
aspek lingkungan hidup dan potensi bencana geologinya serta aspek historis
atau kepurbakalaan yang menjadi bukti sejarah geologi daerah Jawa Barat.
Sehingga perlu adanya suatu usaha untuk menginvetarisasi semua sumberdaya
geologi yang ada di Jawa Barat dan mengklasifikasikan sesuai dengan jenisnya.
Sehingga dapat dengan mudah untuk memantau, mana yang bisa
diberdayagunakan, mana yang berpotensi menjadi bencana, dan mana yang
harus dilindungi atau dilestarikan.

Kawasan tenggara , daerah jampang dan balekembang Kabupaten


Sukabumi Propinsi Jawa Barat (Gbr.1), dalam dunia ilmu geologi di
Indonesia,daerah ini menyingkapkan kelompok batuan berumur miosen bawah
hingga miosen atas.

3
DAERAH JAMPANG & BALEKAMBANG

1.2 PETA GEOLOGI :

4
1.3 KETERANGAN :

1.4 PENAMPANG GEOLOGI :

5
BAB II
STRATIGRAFI PETA

2.1 Stratigrafi peta regional

Rab Sukamto (1975) dalam Peta Geologi Lembar Jampang dan Balekambang , Jawa dengan skala 1 :
100.000 membagi ke dalam beberapa formasi antara lain:

2.2.1 Batuan Pra – Tersier


Satuan batuan pra- Tersier ini terdiri atas batuan metamorf. Batuan ini merupakan batuan
yang tertua yang tersingkap di daerah ini. Satuan ini terdiri atas sekis, amfibolit, filit, kwarsit,
gabro yang berselingan dengan peridotit.

2.2.2 Formasi Ciletuh


Satuan ini terdiri dari batupasir kwarsa, konglomerat kwarsa, batulempung kelabu, serpih
, batusabak, breksi polimik. Satuan ini menindih secara tidak selaras dengan batuan metamorf
yang merupakan batuan dasar dari pulau jawa. Selain itu batuan ini termetamorfiskan lemah
dan dekat dengan persentuhan dengan batuan pra – Tersier.

2.2.3 Formasi Rajamandala


Satuan ini menindih secara selaras Formasi Ciletuh terdiri dari konglomerat polimik ,
batupasir kwarsa, batulempung, napal, dan tufa. Sebagian menagndung serpihan batubara.
Diperkirakan satuan ini dikorelasikan dengan anggota lempung, napal,dan batupasir kwarsa
dari Formasi Rajamandala di Lembar Cianjur (Sudjatmiko, 1972).

2.2.4 Formasi Jampang


Satuan ini terdiri atas 3 satuan yaitu : Breksi Volkanik , Tufa dari anggota Cikarang dan
Lava dari anggota Ciseureuh. Satuan ini tidak selaras dangan Formasi Rajamandala dan
Formasi Ciletuh. Satuan ini diendapkan di lingkungan laut. Umur satuan ini diperkirakan
Miosen Awal.

2.2.5 Formasi Lengkong


Satuan ini terdiri atas napal, batulempung, batupasir gampingan, tufa ,dan bapa bagian
bawah terdapat tufa lapili dan breksi gampingan. Satuan ini diendapkan secara selaras dari
Formasi Jampang. Umur satuan ini diperkirakan Miosen Awal.

6
2.2.6 Formasi Cimandiri
Satuan ini terdiri atas tiga satuan antara lain : Satuan Batulempung (Anggota
Nyalindung), Satuan Batugamping (Anggota Bojonglopang), dan Satuan Batupasir. Bagian
utama formasi ini adalah batupasir, dengan perselingan dengan konglomerat, batulempung
dan batugamping. Satuan ini diperkirakan berumur Akhir Miosen Tengah. Satuan ini
diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Lengkong dan Formasi Jampang.

2.2.7 Formasi Beser


Satuan ini terdiri atas 2 satuan antara lain : Satuan Klastika gunungapi dan Satuan Lava.
Bagian utama dari formasi ini terdiri atas breksi gunungapi, breksi lahar, breksi tufa, tufa ,
dan konglomerat. Sedangkan Lava andesit (anggota Cikondang) membentuk bukit – bukit
kasar. Formasi Beser ini menindih secara tak selaras Formasi Cimandiri dan Formasi
Jampang. Satuan ini diperkirakan diendapkan di lingkungan darat dan pantai.

2.2.8 Formasi Bentang


Satuan ini dibagi menjadi 2 yaitu : Formasi Bentang bagian bawah dan bagian atas.
Formasi Bentang bagian atas terdiri atas : Tufa kristal, tufa abu , tufa batu, pada umumnya
napalan dan berbatu apung. Sedangkan Foramsi Bentang bagian bawah terdiri atas :
batupasir, batulempung, batupasir gampingan , breksi tufa, batugamping, dan konglomerat.
Formasi ini menindih secara tidak selaras dengan Formasi jampang dan di daerah barat
berubah secara berangsur menjadi formasi beser. Umur Formasi diperkirakan Miosen akhir.

2.2.9 Formasi Cibodas


Satuan ini terdiri atas : batugamping, sebagian tufaan, batupasir gampingan. Bagian tara
dan timur berangsur berubah menjadi formasi Bentang. Formasi ini diperkirakan berumur
Miosen Akhir.

2.2.10 Endapan Kuarter


Endapan Kuarter ini berupa endapan pantai , endapan batugamping terumbu koral, dan
endapan undak muda. Ciri dari endapan ini berupa material lepas yang belum terkompaksi.
Endapan ini diendapkan secara tidak selaras dengan satuan lainnya. Satuan ini merupakan
endapan yang palin muda.
Selain endapan sedimen di daerah ini terdapat beberapa intrusi batuan antara lain

7
2.2.11 Dasit Ciemas
Intrusi Dasit dengan ciri : Fanerik, porfir, kelabu terang, fenokris bersudut, beberapa
kristal kwarsa sepanjang 2 cm; intrusi berada di sekitar Kampung Ciemas, Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat. Intrusi ini merupakan pembawa zona mineralisasi emas . Satuan Dasit
Ciemas ini menerobos Formasi Jampang.

2.2.12 Porfir Cilegok


Menerobos secara konkordan di Anggota Cikarang, Formasi Jampang. Terdiri dari
andesit dan basal porfir, kelabu gelap dan terubah secara hidrotermal batuan sekitarnya.

2.2 Stratigrafi Peta

Qha Alluvium dan endapan pantai

Qpcb Sedimen pantai citanglar

Tmbu Bagian atas formasi bentang

Tmbl Bagian bawah formasi bentang

Tmbk Lapisan lempung/kadunpandak

Tmbv Formasi Beser

Tmjv Formasi jampang

Tmjc Anggota cikarang

Tmja Anggota ciseureuh

Disusun dimulai dari bagian bawah yang berumur paling tua hingga yang
paling atas yang berumur paling muda.

8
2.3 Kolom Stratigrafi

9
BAB III
GEOLOGI STRUKTUR

3.1 Strukutur Geologi regional

Struktur geologi regional Jawa Barat dibagi menjadi tiga pola utama yaitu Pola Meratus, Pola
Sumatera, dan Pola Sunda (Martodjojo, 1984) yang diilustrasikan pada Gambar 3. Pola-pola tersebut
merupakan hasil dari aktivitas lempeng-lempeng yang bekerja di sekitar wilayah regional penelitian
dengan arah tegasan utama yang berbeda-beda yang diinterpretasikan sebagai adanya perubahan
rezim tektonik dari waktu ke waktu.

. Gambar Peta pola struktur regional Jawa Barat berdasarkan data lapangan, data gravimetri, dan data seismik
(Martodjojo, 1984)

Pola Meratus mempunyai arah timur laut-barat daya (NE-SW). Pola ini tersebar di daerah lepas pantai Jawa
Barat dan Banten. Pola ini diwakili oleh Sesar Cimandiri, Sesar Naik Rajamandala, dan sesar-sesar lainya. Meratus lebih
diartikan sebagai arah yang mengikuti pola busur umur Kapus yang menerus ke Pegunungan Meratus di Kalimantan
(Katili, 1974, dalam Martodjojo, 1984).

Pola Sumatera mempunyai arah baratlaut-tenggara (NW-SE). Pola ini tersebar di daerah Gunung Walat dan
sebagian besar bagian selatan Jawa Barat. Pola ini diwakili oleh Sesar Baribis, sesar-sesar di daerah Gunung Walat, dan
sumbu lipatan pada bagian selatan Jawa Barat. Arah Sumatera ini dikenal karena kesejajaranya dengan Pegunungan
Bukit Barisan (Martodjojo, 1984).

Pola Sunda mempunyai arah utara-selatan (N-S). Pola ini tersebar di daerah lepas pantai utara Jawa Barat
berdasarkan data-data seismik. Arah ini juga terlihat pada Sesar Cidurian, Blok Leuwiliang. Arah sunda ini diartikan

10
sebagai pola yang terbentuk pada Paparan Sunda (Martodjojo, 1984).

3.2 Strukutur Geologi Daerah Tenggara Jampang dan Balekembang

Pada daerah tenggara Jampang dan Balekembang terdapat struktur geologi terdapat struktur berupa
Sesar Normal

11
BAB IV
SEJARAH GEOLOGI

Pada daerah Jampang dan Balekembang ini,mula-mula yang berumur


paling tua terendapkan anggota ciseureuh,lalu terendapkan,lalu secara menjari
diatasnya terendapkan anggota cikarang secara menjemari,lalu berikutnya
pada lapisan diatasnya terendapkan formasi jampang yang memiliki Satuan
yang terdiri atas 3 satuan yaitu : Breksi Volkanik , Tufa dari anggota Cikarang
dan Lava dari anggota Ciseureuh. Satuan ini tidak selaras dangan Formasi
Rajamandala dan Formasi Ciletuh. Satuan ini diendapkan di lingkungan laut.
Umur satuan ini diperkirakan Miosen Bawah.Lalu berikutnya secara
unconformity (ketidakselarasan) diatasnya diendapkan formasi beser yang
memiliki satuan ini terdiri atas 2 satuan antara lain yaitu Satuan Klastika
gunungapi dan Satuan Lava. Bagian utama dari formasi ini terdiri atas breksi
gunungapi, breksi lahar, breksi tufa, tufa , dan konglomerat. Sedangkan Lava
andesit (anggota Cikondang) membentuk bukit – bukit kasar. Formasi Beser ini
menindih secara tak selaras Formasi Cimandiri dan Formasi Jampang. Satuan
ini diperkirakan diendapkan di lingkungan darat dan pantai.Lalu pada lapisan
atas berikutnya terendapkan Lapisan lempung/kadupandak.Lalu secara
menjemari terendapkan lapisan bawah formasi Bentang terdiri atas : batupasir,
batulempung, batupasir gampingan , breksi tufa, batugamping, dan
konglomerat.Lalu berikutnya terendapkan secara selaras formasi
Cibodas Satuan ini terdiri atas : batugamping, sebagian tufaan, batupasir
gampingan. Bagian tara dan timur berangsur berubah menjadi formasi
Bentang. Formasi ini diperkirakan berumur Miosen Akhir.Lalu pada lapisan
bagian atas berikutnya terendapkan Formasi Bentang bagian atas terdiri atas :
Tufa kristal, tufa abu , tufa batu, pada umumnya napalan dan berbatu
apung.Lalu pada lapisan berikutnya bagian atas terendapkan endapan
permukaan yaitu endapan pantai citanglar yang berumur kwarter lalu
berikutnya terendapkan pada bagian atas dan paling muda terendapkan
alluvium dan endapan pantai yang berumur kwarter.

12

Anda mungkin juga menyukai