Anda di halaman 1dari 38

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geologi berasal dari kata geo yang artinya bumi dan logos yang artinya ilmu.
Jadi geologi adalah ilmu tentang susunan zat serta bentuk dari bumi, seperti juga
ilmu biologi, Meteorologi, dan Astronomi merupakan bagian dari pengetahuan alam,
ialah pengetahuan yang belajar segala sesuatu tentang benda-benda yang terdapat di
alam. Geologi mempelajari tentang asal-usul kejadian planet bumi. Dalam ilmu
geologi, permainan kata-kata belajar sejarah perkembangan dari bumi serta makhluk-
makhluk yang pernah hidup di dalam dan di atas bumi (Noor, 2012).
Mineral mempunyai pengertian yang berlainan dikalangan orang awam. Sering
diartikan sebagai bahan yang bukan organik atau zat-zat anorganik dalam obat.
Misalnya dibedakan antara vitamin dan mineral. Juga mineral diartikan sebagai
cebakan bijih (ore), dan sering kita dengar mineral deposit.
Mineral adalah suatau zat padat dari unsur (kimia) yang dibentuk oleh proses
proses anorganik. Dan mempunyai susunan kimiawi tertentu dan suatu penempatan
atom-atom secara beraturan didalamnya, atau dikenal sebagai sturktur dalamnya
menunjukkan bahwa kedudukan atom-atom dalam mineral menuruti aturan tertentu
yang lazimnya disebut kisi ruang (space lattice).
Setiap jenis mineral tidak saja terdiri dari unsur-unsur tertentu, tetapi juga
mempunyai bentuk tertentu yang disebut bentuk Kristal, bentuk Kristal beraneka
corak tetapi selalu polyhedral (bidang banyak). Nicholaa steno (1631-1687) orang
yang pertama melakukan pengukuran terhadap sudut-sudut yang dibuat oleh bidang
bidang yang seharga pada Kristal kuarsa (siO2).
Mineral adalah suatu zat (fasa) padat dari unsur (kimia) atau persenyawaan
(kimia) yang dibentuk oleh proses-proses anorganik, dan mempunyai susunan
kimiawi tertentu dan suatu penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya,
struktur dalamnya menunjukkan bahwa kedudukan atom-atom dalam mineral
menuruti aturan tertentu yang lazimnya disebut kisi ruang (space lattice). Suatu
contoh mineral halit (NaCl) tiap atom Na dan Cl masing-masing dikerumuni secara
bidang delapan oleh enam atom Cl atau Na. (Dody Setia Graha, 1987).

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum geologi dasar ini, agar kita dapat mengenal,
mengetahui, dan menguasai ilmu tentang suatu mineral (mineralogy) yang menjadi
salah satu aplikasi dasar terpenting mengenai geologi.
1.2.2 Tujuan
a. Praktikan dapat menjelaskan defenisi mineral.
b. Praktikan dapat membedakan kelompok-kelompok mineral.
c. Praktikan dapat mendeskripsi sifat fisik mineral dan menentukan nama
mineral.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
a. Alat tulis
b. Mistar min 30 cm
c. Alat penguji kekerasan;
(kuku manusia, kawat tembaga, pecahan kaca, kikir baja dan paku baja)
d. Porselen
e. Loop 60x
f. Magnet
g. HCL 0,1 M
h. Lap kasar dan Lap halus
i. Skala bar
j. Pensil warna
1.3.2 Bahan
a. Buku catatan
b. Kertas hvs A4 (min.10)
c. Buku Penuntun geologi dasar
d. Buku referensi
e. Problem set minimal 10

BAB II
AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G
09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Mineral adalah zat padat berupa bahan an-organik yang terbentuk secara
alamiah berupa unsur atau persenyawaan dengan komposisi kimia tertentu dan
umumnya mempunyai struktur Kristal tertentu yaitu bentuk-bentuk geometris
beraturan. Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari
mengenai mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan,
antara lain mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara
terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya. Mineral adalah senyawa alami yang
terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan
komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi
unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat komplek dengan ribuan
bentuk yang diketahui (senyawa organik biasanya tidak termasuk). Ilmu yang
mempelajari mineral disebut mineralogi (Mini Marshal, 2000).
Banyaknya penelitian mengenai mineral, sehingga hingga saat ini telah
banyak ditemukan jenis mineral yang sangat bermanfaat bagi umat manusia,
utamanya dalam kemajuan ilmu teknologi dan sains. Banyaknya macam dan jenis
dan sifat-sifat fisis, membuat para peneliti mineral harus mengidentifikasi beberapa
temuan mineralnya dengan melihat sifat-sifat fisisnya dan juga meneliti kandungan
beberapa unsur yang terkandung di dalam mineral tersebut. Memerlukan keahlian
dalam menganalisa dalam menentukan jenis mineral (Firdaus, 2011).
2.1.1 Defenisi Mineral Menurut Beberapa Ahli
1. L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam
terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas
tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.
2. D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen
mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang
3. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

komposisi kimia tertentu atau dalam batas-batas dan mempunyai


sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan.
2.1.2 Batasan-batasan Defenisi Mineral
1. Suatu bahan alam
Harus terjadi secara alamiah. Maka bahan atau zat yang dibuat oleh
tenaga manusia atau di laboratorium tidak dapat disebut sebagai mineral.
Walaupun kadang- kadang pembuatan suatu zat atau bahan dilaboratorium
akan mempunyai suatu bentuk kristal yang sangat sesuai bahkan sangat sulit
di bedakan kristal dialam, tetapi pembuatan zat tersebut tidak dapat disebut
sebagai mineral. Contoh: NaCl dibuat dialam disebut sebagai mineral Halite,
disebut Natrium Chlorida.
2. Mempunyai sifat fisik dan kimia yang tetap
a. Mineral mempunyai sifat fisik yaitu warna, kekerasan, kilap, perawakan
kristal, gores, belahan dan lain-lain.
b. Mineral mempunyai sifat kimiawi yang tetap diantaranya reaksi terhadap
api, oksidasi, reduksi, pelentingan, pengarangan dan lain-lain.
3. Berupa unsur tunggal atau persenyawaan yang tetap
a. Mineral merupakan unsur tunggal, misalnya Diamond (C), Graphyte (c),
Silver (Ag) dan lain-lain.
b. Mineral berupa senyawa kimia sederhana, misalnya Barite (BaSO4),
Zirkon (ZrSiO4), Cassiterite (SnO2), Magnetite (Fe3O4).
c. Mineral dapat berupa senyawa kimia yang kompleks, misalnya Epistolite
(NaCa) (CbTiMgFeMn) SiO4 (OH).
4. Pada umumnya anorganik
Batasan ini mengandung pengertian arti mineral yang lebih luas. Mineral
umumnya bukan sebagai hasil suatu kehidupan tetapi ada beberapa mineral
yang merupakan hasil kehidupan atau disebut juga mineral organik. Contoh:
Amber, Coal, Asphalt, dan Mallite.
5. Homogen
Mengandung batasan bahwa suatu mineral tidak dapat diuraikan menjadi
senyawa lain yang lebih sederhana oleh proses fisika.
2.2 Sifat-sifat Fisik Mineral

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Nama dari suatu mineral ditentukan berdasarkan sifat fisik yang dimiliki. Ada
beberapa sifat fisik mineral yaitu sebagai berikut:
2.2.1 Warna dan Gores
Warna dari mineral adalah warna yang terlihat di permukaan yang bersih dan
sinar yang cukup. Suatu mineral dapat berwarna terang, transparan (tidak berwarna
atau memperlihatkan warna yang berangsur atau berubah). Warna sangat bervariasi,
umumnya karena perbedaan kompisisi kimia atau pengotoran pada mineral. Gores
(streak) adalah warna dari serbuk mineral. Terlihat bila mineral digoreskan pada
lempeng kasar porselen meninggalkan warna goresan. Untuk mineral-mineral logam
gores dapat dipakai sebagai petunjuk.
2.2.2 Kekerasan
Kekerasan mineral adalah ketahanannya terhadap kikisan. Kekerasan ini
ditentukan dari dengan cara menggoreskan satu mineral yang tidak diketahui dengan
mineral lain yang telah diketahui. Dengan cara ini Mohs membuat skala kekerasan
relatif dari mineral-mineral, dari yang paling lunak hingga yang paling keras.
Tabel 2.1 Skala Kekerasan Relatif Mineral ( Skala Mohs, 1822 ).

KEKERASAN NAMA MINERAL UNSUR / SENYAWA KIMIA


10 Diamond / Intan Karbon
9 Korundum Alumina
8 Topaz Alumina Silikat
7 Kuarsa Silica
6 Feldspar Alkali Silikat
5 Apatite Kalsium fosfat
4 Florit Kalsium Fluor
3 Kalsit Kalsium Karbonat
2 Gypsum Hidrat Kalsium Fosfat
1 Talk Hidrat Magnesium Silikat
Tabel 2.2.Skala kekerasan alat – alat penguji

KEKERASAN ALAT PENGUJI


2,5 Kuku Manusia
3 Kawat Tembaga
5,5 – 6 Pecahan Kaca
5,5 – 6 Pisau Baja / Paku Baja
6,5 – 7 Kikir Baja
2.2.3 Bentuk Kristal

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Suatu kristal dibatasi permukaan (sisi kristal) yang mencerminkan struktur


dalam dari mineral. Bentuk kristal merupakan kumpulan dari sisi-sisi yang
membentuk permukaan luar kristal. Sifat simetri kristal adalah hubungan geometri
antara sisi-sisinya, yang merupakan karakteristik dari tiap mineral. Satu mineral yang
sama selalu menunjukkan hubungan menyudut dari sisi-sisi kristal yang disebut
sebagai sudut antar sisi (constancy of interfacial angles), yang merupakan dasar dari
sifat simetri. Bentuk kristal ditentukan berdasarkan sifat-sifat simetrinya yaitu
bidang simetri dan sumbu simetri. Dikenal tujuh bentuk kristal Gambar 2.1 yaitu
kubus (Cubic), Tetragonal, Ortorombik (Orthorombic), Monoklin (Monoclonic),
Triklin (Triclinic), Hexagonal dan Trigonal.

Gambar 2.1 Karakteristik dari bentuk kristal


2.2.4 Kilap
Derajat kecerahan yaitu cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral.
Kilap tergantung pada kualitas fisik permukaan ( kehalusan dan transparansi ). Kilap
secara umum dapat dibedakan atas kilap logam ( Metallic luster ) dan kilap non-
logam (Non Metallic luster). Kilap logam contoh: Pyrite, Galena, Grafit, Hermatite,
Magnetite. Kilap non logam umumnya terdapat mineral-mineral yang mempunyai
warna muda (light coloured) dan dapat meloloskan cahaya pada bagian-bagian yang

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

tipis dari mineral tersebut. Kilap non logam dapat dibedakan menjadi 7.

Gambar 2.2 kilap logam dan non logam


2.2.5 Densitas
Densitas mineral dapat diukur dengan sederhana di labolatorium bila kristal
tersebut tidak terlalu kecil. Hubungan ini dinyatakan sebagai berikut :
Spesific Gravity (SG) = W1 / (W1 - W2)
W1 = berat butir mineral di udara, W2 = berat butir mineral di dalam air
Dilapangan agak sulit menentukan dengan pasti biasanya dengan perkiraan
berat, sedang atau ringan. Beberapa mineral yang dapat dipakai sebagai
perbandingan misalnya :
a. Silikat, Karbonat, Sulfat, dan Halida SG berkisar antara 2,2 - 4,0.
b. Bijih logam, termasuk Sulfida, dan Oksida berkisar antara 4,5 - 7,5.
c. Native elemen (logam), Emas dan Perak umumnya termasuk logam berat.
2.2.6 Belahan
Belahan adalah kecenderungan dari beberapa kristal mineral untuk pecah
melalui bidang lemah yang terdapat pada struktur kristalnya. Arah belahan ini
umumnya sejajar dengan satu sisi-sisi kristal. Kesempurnaan belahan diperikan
dalam istilah sempurna, baik, cukup atau buruk. Beberapa bentuk belahan
ditunjukkan pada Gambar 2.3.

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2.3 Beberapa pemerian pada bidang belahan


2.2.7 Pecahan
Sifat pecah adakalanya tidak berhubungan dengan struktur kristal, atau
mineral tersebut pecah tidak melalui bidang belahannya, yang disebut sebagai
rekahan (fracture). Beberapa sifat rekahan karakteristik, misalnya pada kwarsa
membentuk lengkungan permukaan yang kosentris (conchoidal fracture). Beberapa
istilah lain adalah, serabut (fibrous) pada asbes, hackly, even (halus), uneven (kasar),
earhty, pada mineral yang lunak misalnya kaolinit.
a. Concoidal: pecaha yang membentuk gelombang pada permukaan pecahan,
seperti pecahan botolatau kenampakan kulit kerang, contohnya yaitu
kuarsa.

b. Splintery/Fibrous: pecahan yang memperlihatkan seperti serat, contohnya


yaitu asbes, augit, dan hipersten.
c. Even: pecahan yang dihasilkan bentuk permukaan yang halus, contohnya
limonit.
d. Uneven: pecahan yang dihasilkan memiliki bentuk permukaan yang kasar,
contohnya magnetit, hematite, kalkopirit dan garnet.

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

e. Hackly: pecahan tersebut menghasilkan permukaan yang kasar, tidak


teratur dan runcing-runcing, contohnya yaitu native elemen emas dan perak.
2.2.7 Keliatan (Tenacity)
Keliatan adalah kemampuan atau daya tahan suatu mineral terhadap
pemukulan, pembengkokan dan lain sebagainya. Beberapa istilah untuk memerikan
sifat ini seperti pada berikut:
Tabel 2.3 Istilah pemerian Keliatan mineral

Brittle (tegar) mudah hancur/pecah


Elastic (lentur) dapat dibentuk, dapat kembali keposisi semula
Flexible (liat) dapat dibetuk, tidak kembali ke posisi semula
Malleable dapat dibelah menjadi lembaran
Sectille dapat dipotong dengan pisau
Ductille dapat dibentuk menjadi tipis

2.3 Klasifikasi Mineral


Berdasarkan sifat-sifat kimianya, mineral menurut Berzelius, dapat
digolongkan menjadi 8 yaitu:
2.3.1 Native Elements (Unsur-Unsur Murni)
Native Elements adalah unsur-unsur bebas, bukan merupakan unsur-unsur
gabungan. Digolongkan menjadi 3 kelompok :
a. Logam atau metal, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini
adalah Cooper (Cu), Gold (Au), Silver (Ag), Platinum (Pt), Nicel-Iron (NiFe),
Mercury (Mg). Unsur-unsur bersifat sangat padat, lunak, dapat ditempa.
Perawakannya (yang umum ditemui) berbentuk masif-dendritik, bidang
belahan yang jelas jarang ditemui merupakan penghantar listrik yang baik.
b. Semi Logam, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini adalah
Arsenic (As), Antimony (Sb), Bismuth (Bi). Merupakan penghantar listrik
yang kurang baik biasanya terdapat pada massa nodular.
c. Non Logam, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini adalah
Sulfur (S), dan Carbon (C), Diamond (C), Graphite (C). Tidak dapat
menghantarkan arus listrik berwarna transparant (jernih dan jelas) hingga
transculent (tembus cahaya) dan cenderung mempunyai belahan yang jelas.
2.3.2 Sulfides Dan Sulfosalts

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Sulfides adalah suatu anion organik dari belerang dengan rumus kimia S2-. Ia
tidak membuat warna pada garam Sulfida. Sulfides adalah persenyawaan kimiawi
dimana unsur Sulfur (S) bergabung atau bersenyawa dengan unsur-unsur logam dan
semi logam. Sulfides dibagi menjadi 2 kelompok :
a. Tellurides jika Tellurium menggantikan unsur Sulfur (S) Contohnya Sylvanite
(AuAgTe4).
b. Arsenides jika Arsenic menggantikan unsur Sulfur (S) Contohnya Nickeline
(NiAs), Smaltite (Co,Ni)Ass, Chloanthite (Ni,Co)As2

Sifat-sifat dari sulfides, Tellurides dan Arsenides tidak tetap dapat


berubahubah, mempunyai kilap Logam, lunak dan padat seperti Galena (PbS),
Molybdenite (MoS2) dan beberapa Sulfides bersifat non-logam seperti Realgar (AsS),
Orpiment (As2S2) dan sebagian lagi secara relatif bersifat keras seperti Marcasite
(FeS2), Cobaltite (CoAsS). Golongan sulfides merupakan bijih-bijih yang sangat
penting dari Lead, Zinc, Iron dan Copper; sulfides terbentuk dalam lapisan-lapisan
hydrothermal di bawah permukaan air di dalam tanah sehingga dengan mudah
mineral-mineral dapat dioksidasi oleh sulfates.
Sulfosalts adalah persenyawaan kimia dimana unsur-unsur logam bersenyawa
dengan unsur-unsur sulfur dan semi logam (seperti Antimony dan Arsenic). Sifat dari
sulfosalts mirip dengan sulfides. Mineral-mineral yang termasuk golongan Sulfosalts,
antara lain Enargite (Cu3AsS4), Pyrargyrite (Ag3SbS3), Proustite (Ag3AsS3),
Polybasite (AgICr)16Sb2S11, Bournonite (PbCuSbS3).
2.3.3 Halides

Halides adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur-unsur logam bersenyawa


dengan unsur-unsur halogen (Chlorine, Bromine, Flourine dan Iodine). Umumnya
ditemui dalam sejumlah lingkungan geologi. Beberapa diantaranya ditemui dalam
sequen evaporite, seperti halite (NaCl), hal ini merupakan alterasi dari lapisan-
lapisan batuan sedimen yang mengandung evaporite seperti gypsum, halite dan
batuan potash (batuan berkelium karbonat) dalam sebuah sequen yang sempurna
antara lapisan dengan batuan-batuan seperti Marl dan Limestone. Halides yang
lsainnya seperti flourite terbentuk lapisan-lapisan hidrothermal.

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Golongan halides bersifat sangat lunak (kekerasannya antara 2 – 4,5),


mempunyai sumbu simetri kristal yang berbentuk kubik, berat jenis cenderung
rendah. Contoh mineral-mineral golongan halides antara lain Sylvite (KCl), Cryolite
(Na3AlF6), Atacamite (Cu2ClC(OH)5.
2.3.4 Oxides Dan Hydroxides
Oxides tersusun oleh unsur-unsur yang bersenyawa dengan oksigen. Contoh
utama yang umum adalah iron oxide hematite, dimana iron bersenyawa dengan
oksigen. Sifat dari golongan oxides tidak tetap dapat beruba-ubah terbentuk ditemui
pada banyak lingkungan geologi dan pada tipe batuan yang bermacam-macam.
Contoh-contoh mineral golongan oxides antara lain. Merupakan bijih-bijih logam
yang penting seperti hematite (Fe2O3), magnetite (Fe2+Fe23+O4), cassiterite (SnO2),
chromite (Fe2+Cr2O4).
Hydroxides adalah persenyawaan antara unsur-unsur logam dengan air dan
hydroksil (OH) dapat ditegaskan bahwa hydroxides dapat terbentuk melalui reaksi
kimia antara oksida dan air sehingga biasanya mempunyai kekerasan mineral yang
rendah lunak (2 - 2,5). Contoh-contoh mineral golongan hydroxides antara lain
gibbsite Al(OH)2, brucite Mg(OH)2, stibiconite Sb+3Sb+5(OH).
2.3.5 Carbonates, Nitrates Dan Borates
Carbonates adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur-unsur
logam atau semilogam bersenyawa dengan Carbonate radical (CO3)-2. Calcite
(CaCO3) adalah carbonate yang umum, terbentuk ketika calcium bersenyawa dengan
carbonate radical. Terbentuk pula mineral-mineral khusus dalam golongan
carbonates, hal ini berlaku dengan adanya pergantian kedudukan unsur calcium
dalam komposisi kimianya, mineral-mineral tersebut antara lain Witherite à jika
barium menggantikan unsur calcium, rhodochrosite jika magnesium menggantikan
komposisi kedudukan calcium. Carbonates biasanya terbentuk dengan bentuk kristal
Rhombohedral yan berkembang dengan baik. Sifat dari golongan carbonates antara
lain cenderung larut dengan mudah dalam larutan asam hydrochloric, dapat juga
tidak berwarna atau dapat juga berwarna tajam hidup.
Nitrates adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur-unsur
logam atau semilogam bersenyawa dengan nitrate radical (NO2)-1. Contoh
mineralnya nitratine (NaNO3). Terjadi pada daerah yang kering gersang sebagai

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

endapan yang berkembang pada permukaan, berasosiasi dengan gypsum, nitratine


seringkali terdapat menutupi daerah yang luas pada tanah. Sifat golongan nitrates
nitratine mudah larut dalam air, bila diletakkan pada nyala api dapat dengan mudah
melebur, mempunyai bentuk kristal rhombohedral, umumnya kebanyakan berbentuk
massive atau granular.
Borates adalah persenyawaan kimia antara unsur logam bersenyawa dengan
borate radical (BO3)-3. Terjadi terdapat pada endapan-endapan evaporite dan lapisan-
lapisan mineral. Contoh mineralnya antara lain borax (Na2B4O5(OH)4.8H2O),
colemanite (Ca2B6O11.5H2O), kernite (Na2B4O6(OH)2.3H2O).
2.3.6 Sulfates, Chromates, Molybdates Dan Tungstates
Sulfates adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur-unsur
logam bersenyawa dengan sulfates radical (SO4)-2.. Gypsum adalah sulfates yang
paling banyak terdapar dalam golongan ini yang terjadi pada endapan-endapan
evaporite, sedangkan barite khusus terjadi pada lapisan-lapisan hidrotermal. Sifat
dari golongan sulfates antara lain lunak, berwarna terang muda dan cenderung
mempunyai berat jenis yang rendah ringan. Contoh mineral-mineral yang termasuk
golongan Sulfates antara lain Gypsum (CaSO4.2H2O), Celestine (SrSO4), Anhydrite
(CaSO4), Barite (BaSO4).
Chromates adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam bersenyawa
dengan chromates radical (CrO4)-2. Golongan chromates terdapat dalam jumlah yang
sedikit dan cenderung jarang ditemui, contoh mineralnya Crocoite (PbCrO4)
mempunyai warna yang cemerlang terang, berwarna orange atau orange kemerahan.
Terbentuk pada zona oxidasi dari lapisan-lapisan dan endapan-endapan yang
mengandung Chromium dan Lead Timah.
Molybdates adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan
Molybdates radical (MoO4)-2. Merupakan mineral-mineral yang padat, rapuh,
berwarna cemerlang hidup, misalnya mineral Wulfenite (PbMoO4). Sifat dari
golongan Molybdates mudah melebur, dapat larut dalam asam hydrochloric, bila
dalam kondisi panas, berwarna cemerlang mulai dari orange, kuning atau coklat
keabu-abuan.
Tungstates adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan
Tungstate radical (WO4)-2. Merupakan mineral-mineral yang padat, rapuh, berwarna

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

cemerlang. Contoh mineral-mineral dalam golongan Tungstates antara lain


Wolframite (Fe+2WO4Mn+2WO4), Scheelite (CaWO4).
2.3.7 Phospates, Arsenates Dan Vanadates
Phospates adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam
dengan Phos
pate radical (PO4)-8. Ribuan species dari golongan ini dapat dikenali, namun
keberadaannya tidaklah berlimpah. Beberapa Phospates, seperti Arsenic merupakan
mineral yang utama, tetapi kebanyakan anggota-anggotanya secara keseluruhan
membentuk kelompok-kelompok dari oksidasi sulfides. Sifat dari golongan ini
berubah-ubah, tetapi umumnya cenderung lunak, rapuh, sangat berwarna dan
kristalisasinya baik, kekerasan berkisar antara 1,5 – 5 dan 6.
Arsenates adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan
Arsenate radical (AsO4)-8. Kebanyakan Arsenates sangat dicari oleh para kolektor
mineral khususnya yang terkristalisasi dengan baik dan mempunyai species warna
yang cemerlang seperti Mimetite Pb5(AsO4)3Cl (berwarna kuning), Adamite
Zn2AsO4(OH) (kuning), Erythrite CO3(AsO4)2.8H2O (ungu tua–pink). Golongan
arsenates cenderung mempunyai Berat Jenis antara 3 – 5, kecuali Mimetite yang
mempunyai 7 – 7,3. karena mengandung Lead Timah serta mempunyai kekerasan
yang rendah (lunak antara 1,5 - 4,5).
Vanadates adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan
Vanadate radical (VO4)-3/(VO4)-1. Sifat dari golongan ini cenderung lunak, rapuh,
berwarna cemerlang seperti yang terlihat pada mineral Vanadinite [Pb5(VO4)3Cl],
merupakan mineral terbaik yang dikenal pada kelompok Vanadates, dimana
terbentuk kristal-kristal hexagonal merah – orange. Mempunyai kekerasan berkisar
antara 2 – 3,5.
2.3.8 Silicates
Silicates adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan salah
satu dari Si – O tetrahedra (SiO4)-4 tunggal atau berantai. Silicates adalah golongan
mineral yang paling besar dan sangat berlimpah-limpah keberadaannya, dalam hal ini
silicat adalah unsur pokok penyusun batuan beku dan batuan metamorf.
Mineralmineral silicates cenderung bersifat keras, berwarna transparant (jernih dan
tembus cahaya) hingga translucent (tembus cahaya) dan mempunyai Berat Jenis rata-

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

rata sama. Pada umumnya dalam semua struktur silicat, silicon berada diantara 4
atom oksigen (kecuali yang terbentuk pada tekanan yang ekstrim).
Dari strukturnya (sudut bangunnya) siliact dibagi menjadi 6 kelas, yaitu :
a. Nesosilicate, Mempunyai (SiO4)-4 tetrahedra yang benar-benar terpisah (tetra
hedra silikon-oksigen benar-benar terpisah), komposisi berupa SiO4. Mineral
khasnya Forsterit (Mg2SiO4), mineral lainnya seperti Olivine [(Mg,Fe)2SiO4],
Zircon (ZrSiO4), Sillimanite (Al2SiO5).
b. Sorosilicate, Mempunyai 2 tetrahedra yang dihubungkan oleh 1 atom oksigen
yang merupakan milik bersama (dipakai bersama-sama), komposisi berupa Si2O7.
Mineral khasnya Akermonite (Ca2MgSi2O7), mineral lainnya seperti Heminorphite
Zn4Si2O7(OH)2.H2O, Zoisite Ca2Al3(Si3O12)OH
c. Cyclocilicate, Mempunyai tetrahedra yang saling berhubungkan membentuk
struktur lingkaran tertutup dengan komposisi berupa SinO3n. Bila mempunyai
lingkaran 3 tetrahedra, misalnya mineral Benitoite (BaTiSi 3O9), Bila mempunyai 6
mineral 3 tetrahedra, mineral Beryl (Be3Al2Si6O18). Mineral lainnya seperti
Cordierite Mg2Al4Si5O18, Ferroxinite Ca2FeAl2Bsi4O15(OH), Manganaxinite
Ca2MnAl2BSi4O15(OH).
d. Inosilicate, Mempunyai tetrahedra yang saling berhubungkan membentuk
struktur rantai tunggal/ganda dan saling terikat oleh unsur logam. Rantai Tunggal
mempunyai komposisi Si O = 1 : 3, misalnya terlihat pada mineral-mineral
Piroksin Group seperti Diopside (CaMgSi2O6), Hornblende CaFeSi2O6, Jadeite
Na(Al,Fe+3)Si2O6. Rantai Ganda, dimana 2 rantai tunggal paralel yang posisi
tetrahedranya berselang-seling/terikat menyilang dengan perbandigan komposisi
dicirikan oleh mineral-mineral Amphibole group (Ca,Na)(Mg,Fe)]Silicat-OH,
seperti Tremolite Ca2Mg5Si8O22(OH)2, Actinolite Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2,
Hornblende (Na,K,Ca)3(Mg,Mn)5Si8O22(OH)2. Mineral lainnya seperti
Wollastonite CaSiO3, Rhodonite (Mn, Fe, Mg)SiO3, Neptunite
Na2Kli(Fe,Mn)2Ti2Si8O24.
e. Phylosilicate, Mempunyai lapisan yang terbentuk oleh pemakaian secara
bersamasama oleh 3 ion oksigen dari tiap-tiap tetrahedra yang berbatasan
disekitarnya sehingga membentuk lapisan datar yang luas dengan perbandingan

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

komposisi. Dicirikan dengan kelompok mineral Mica K(Mg,Fe)Al-Silicat OH,


seperti Muscovite KAl2(AlSi3)O10(OH)2, Biotite K(Mg,Fe)3(Al,Fe)Si3O10(OH,F)2,
Phlogophite K(Mg,Fe)3(Al,Si)3O10(F,OH)2, Lepidolite K(Li,Al)3(Si,Al)4O10
(F,OH)2. Mineral lainnya seperti Vermicullite [(Mg,Fe,Al)3(Al,Si)4O10
(OH)2.4H2O, Kaolinite Al2Si2O5(OH)4], Serpentinite (Mg,Fe)3Si2O5(OH)4.
f. Tectosilicate, Mempunyai kerangka silicate yang mana setiap atom tetrahedra
silicon SiO4 memakai bersama-sama semua (ke-empat) pojok-pojoknya dengan
atom tetrahedra silicon lainnya yang berdekatan sehingga membentuk jaringan 3
dimensi dengan perbandingan komposisi. Dicirikan dengan beberapa bentuk silica
seperti Kwarsa (SiO2), Tridimite (SiO2), Kristobalite (SiO2) à mempunyai susunan
3 dimensi tersebut. Mineral khas lainnya seperti Feldspar group Orthoclase
(KAlSi3O8), Sanidine (KAlSi3O8), Microcline (KAl2Si3O8), Albite (NaAlSi3O8),
Oligoclase (Na,Ca)AlSi3O8.

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Pengenalan Mineral 1
Tabel 4.1 Hasil pengamatan mineral 1

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : NURSETIAWATI A.G
HARI/TGL : KAMIS, 3 MARET 2022 STB : 09320210154

Warna Segar : MERAH MUDA


Warna Lapuk : COKLAT
Cerat : PUTIH
Kilap : NON LOGAM (LEMAK)
Belahan : SEMPURNA
Pecahan : UNIVEN
Kekerasan : KAWAT TEMBAGA (3)
Berat Jenis : 2,56
Tenacity : BRITTLE
Komposisi Kimia : KAISi3O8
Sistem Kristal : MONOCLINIC
Nama Mineral : FELDSPAR
Keterangan :
Referensi : BUKU ROCK AND MINERAL,WIKIPEDIA

ASISTEN PRAKTIKAN

(AYU ELVINA SANTI) (NURSETIAWATI A.G)

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1,2 Pengenalan Mineral 2


Tabel 4.2 Hasil pengamatan mineral 2

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : NURSETIAWATI A.G
HARI/TGL : KAMIS, 3 MARET 2022 STB : 09320210154

Warna Segar : ABU-ABU


Warna Lapuk : PUTIH
Cerat : PUTIH
Kilap : NON LOGAM (KACA)
Belahan : SEMPURNA
Pecahan : EVEN
Kekerasan : KAWAT TEMBAGA (3)
Berat Jenis : 4,28
Tenacity : BRITTLE
Komposisi Kimia : MaCO3
Sistem Kristal : HEXAGONAL
Nama Mineral : KALSIT
Keterangan :
Referensi : BUKU ROCK END MINERAL,WIKIPEDIA

ASISTEN PRAKTIKAN

(AYU ELVINA SANTI) (NURSETIAWATI A.G)

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.3 Pengenalan Mineral 3


Tabel 4.3 Hasil pengamatan mineral 3

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : NURSETIAWATI A.G
HARI/TGL : KAMIS, 3 MARET 2022 STB : 09320210154

Warna Segar : PUTIH


Warna Lapuk : ABU-ABU
Cerat : PUTIH
Kilap : NON LOGAM (KACA)
Belahan : SEMPURNA
Pecahan : EVEN
Kekerasan : KUKU MANUSIA (2,5)
Berat Jenis : 5,2
Tenacity : BRITTLE
Komposisi Kimia : CaSO42H2O
Sistem Kristal : MONOCLINIC
Nama Mineral : GYPSUM
Keterangan :
Referensi : BUKU ROCK AND MINERAL, BUKU BATUAN
DAN MINERAL,WIKIPEDIA

ASISTEN PRAKTIKAN

(AYU ELVINA SANTI) (NURSETIAWATI A.G)

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.4 Pengenalan Mineral 4


Tabel 4.4 Hasil pengamatan mineral 4

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : NURSETIAWATI A.G
HARI/TGL : KAMIS, 3 MARET 2022 STB : 09320210154

Warna Segar : KUNING


Warna Lapuk : COKLAT
Cerat : ABU-ABU
Kilap : LOGAM
Belahan : TIDAK SEMPURNA
Pecahan : EVEN
Kekerasan : KIKIR BAJA (6,5-7)
Berat Jenis : 4,95 – 5,10
Tenacity : MALLEABLE
Komposisi Kimia : F2S2
Sistem Kristal : ISOMETRIK
Nama Mineral : PIRIT
Keterangan :
Referensi : WIKIPEDIA

ASISTEN PRAKTIKAN

(AYU ELVINA SANTI) (NURSETIAWATI A.G)

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.5 Pengenalan Mineral 5


Tabel 4.5 Hasil pengamatan mineral 5

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : NURSETUAWATI A.G
HARI/TGL : KAMIS, 3 MARET 20202 STB : 09320210154

Warna Segar : HIJAU TUA


Warna Lapuk : COKLAT
Cerat : PUTIH
Kilap : NON LOGAM (KACA)
Belahan : SEMPURNA
Pecahan : KONKOIDAL
Kekerasan : KIKIR BAJA (6,5-7)
Berat Jenis : 2,65
Tenacity : BRITTLE
Komposisi Kimia : SiO2
Sistem Kristal : HEXAGONAL
Nama Mineral : KUARSA
Keterangan :
Referensi : BUKU BATUAN DAN MINERAL

ASISTEN PRAKTIKAN

(AYU ELVINA SANTI) (NURSETIAWATI A.G)

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.6 Pengenalan Mineral 6


Tabel 4.6 Hasil pengamatan mineral 6

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : NURSETIAWATI A.G
HARI/TGL : KAMIS, 3 MARET 2022 STB : 09320210154

Warna Segar : HIJAU


Warna Lapuk : COKLAT
Cerat : PUTIH
Kilap : NON LOGAM (KACA)
Belahan : SEMPURNA
Pecahan : CONCOIDAL
Kekerasan : KAWAT TEMBAGA (3)
Berat Jenis : 3,27
Tenacity : BRITTLE
Komposisi Kimia : (Mg, Fe)2 SiO6
Sistem Kristal : ORTOROMBIK
Nama Mineral : OLIVIN
Keterangan :
Referensi : BUKU BATUAN DAN MINERAL

ASISTEN PRAKTIKAN

(AYU ELVINA SANTI) (NURSETIAWATI A.G)

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.7 Pengenalan Mineral 7


Tabel 4.7 Hasil pengamatan mineral 7

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : NURSETIAWATI A.G
HARI/TGL : KAMIS, 3 MARET 2022 STB : 09320210154

Warna Segar : HITAM


Warna Lapuk : HITAM
Cerat : PUTIH
Kilap : LOGAM
Belahan : TIDAK SEMPURNA
Pecahan : UNEVEN
Kekerasan : KAWAT TEMBAGA (3)
Berat Jenis : 2,9 – 3,6
Tenacity : MALLAEABLE
Komposisi Kimia : (SiAI)2O8
Sistem Kristal : MONOKLIN
Nama Mineral : AMPHIBOL
Keterangan :
Referensi : TIM BSE/2014/KEMENTERIAN PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN

ASISTEN PRAKTIKAN

(AYU ELVINA SANTI) (NURSETIAWTI A.G)

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.8 Pengenalan Mineral 8


Tabel 4.8 Hasil pengamatan mineral 8

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : NURSETIAWATI A.G
HARI/TGL : KAMIS. 3 MARET 2021 STB : 09320210154

Warna Segar : KUNING


Warna Lapuk : ABU-ABU
Cerat : HITAM
Kilap : LOGAM
Belahan : TIDAK SEMPURNA
Pecahan : HEAKCLY
Kekerasan : KAWAT TEMBAGA (3)
Berat Jenis : 4,2
Tenacity : MELLEABLE
Komposisi Kimia : CuFe2
Sistem Kristal : TETRAGONAL
Nama Mineral : KALKOPIRIT
Keterangan :
Referensi : GEONESIA

ASISTEN PRAKTIKAN

(AYU ELVINA SANTI) (NURSETIAWATI A.G)

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.9 Pengenalan Mineral 9


Tabel 4.9 Hasil pengamatan mineral 9

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : NURSETIAWATI A.G
HARI/TGL : KAMIS, 3 MARET 2022 STB : 09320210154

Warna Segar : HITAM


Warna Lapuk : COKLAT
Cerat : HITAM
Kilap : NON LOGAM (TANAH)
Belahan : TIDAK SEMPURNA
Pecahan : HEAKLY
Kekerasan : KAWAT TEMBAGA (3)
Berat Jenis : 4,2-4,4
Tenacity : BRITTLE
Komposisi Kimia : Mn(OH)
Sistem Kristal : MONOCLINIC
Nama Mineral : MANGAN
Keterangan :
Referensi : BUKU BATUAN DAN MINERAL, WIKIPEDIA

ASISTEN PRAKTIKAN

(AYU ELVINA SANTI) (NURSETIAWATI A.G)

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.1.10 Pengenalan Mineral 10


Tabel 4.10 Hasil pengamatan mineral 10

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : NURSETIAWATI A.G
HARI/TGL : KAMIS, 3 MARET 2022 STB : 09320210154

Warna Segar : HIJAU


Warna Lapuk : COKLAT
Cerat : PUTIH
Kilap : NON LOGAM (KACA)
Belahan : SEMPURNA
Pecahan : UNEVEN
Kekerasan : KAWAT TEMBAGA (3)
Berat Jenis : 2,6
Tenacity : BRITTLE
Komposisi Kimia : (SI,AL)2O6
Sistem Kristal : MONOCLINIC
Nama Mineral : PIROKSIN
Keterangan :
Referensi : WIKIPEDIA

ASISTEN PRAKTIKAN

(AYU ELVINA SANTI) (NURSETIAWATI A.G)

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.2 Pembahasan
4.2.1 Mineral 1 (Feldspar)

Gambar 4.1 Feldspar

Hasil dari nomor peraga 1 adalah Mineral Feldspar (KAISi3O8) dimana


mineral ini memiliki warna lapuk atau warna yang telah terkontaminasi oleh daerah
sekitarnya adalah warna coklat dan warna segar atau warna asli dari mineral ini
adalah merah jambu, mineral ini memiliki cerat berwarna putih dan memiliki kilap
non logam (lemak), memiliki belahan yang sempurna, serta kekerasan pada mineral
ini 5,5-6 (pecahan kaca) mineral ini memiliki pecahannya univen,pada mineral ini
memiliki berat jenis 2,56, tenacity dari mineral ini adalah brittle, adapun komposisi
kimia dari mineral ini KAISi3O8, serta mempunyai sistem kristalnya triklin atau
monoklin.
Feldspar terbentuk dari proses kristalisasi magma, asosiasi mineral feldspar
yaitu ortoklas, albit, labradorit dan anortit. Feldspar adalah sekelompok mineral
tektosilikat yang merupakan alumunium pembentuk batuan, yang mengandung
natrium, kalsium, kalsit atau barium. Keadaan feldspar dalam kerak bumi cukup
melimpah. Mineral feldspar digunakan dalam industri keramik dan industri kaca
lembaran. Cara penambangan dari mineral ini yaitu tergantung dimana feldspar ini
berada, bisa dengan sistem terbuka maupun sisem bawah tanah.

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.2.2 Mineral 2 (Kalsit)

Gambar 4.2 Kalsit

Hasil dari nomor peraga 2 adalah Mineral Kalsit (CaCO3) dimana mineral ini
memiliki warna lapuk atau warna yang telah terkontaminasi oleh daerah sekitarnya
adalah warna putih dan warna segar atau warna asli dari mineral ini adalah abu-abu,
mineral ini memiliki cerat berwarna putih dan memiliki kilap yang merupakan kilap
non logam (kaca), memiliki belahan yang sempurna, serta kekerasan pada mineral
ini 3 (kawat tembaga) mineral ini memiliki pecahannya concoidal,pada mineral ini
memiliki berat jenis 4,28, tenacity dari mineral ini adalah brittle, adapun komposisi
kimia dari mineral ini CaCO3, mineral kalsit mempunyai system kristal yang berupa
hexsagonal.
Kalsit adalah mineral karbonat kalsium karbonatnyang paling stabil. Kalsit
merupakan mineral penyusun berbagai jenis batuan. Kalsit mudah ditemukan di
dunia baik dalam batuan sedimen, batuan metamorf maupun batuan beku. Proses
pembentukan kalsit berkaitan dengan pembentukan batu kapur dan batu marmer,
asosiasi mineral kalsit yaitu sulfida, kuarsa, florit, barit, dolomite dan siderit. Mineral
digunakan sebagai bahan kontruksi bangunanserta digunakan dalam dunia farmasi.
Cara penambangan dari mineral ini yaitu menggunakan sistem tambang terbuka.

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.2.3 Mineral 3 (Gipsum)

Gambar 4.3 Gipsum

Hasil dari nomor peraga 3 adalah Mineral Gipsum (CaSO42H2O) dimana


mineral ini memiliki warna lapuk atau warna yang telah terkontaminasi oleh daerah
sekitarnya adalah warna abu- abu dan warna segar atau warna asli dari mineral ini
adalah putih, mineral ini memiliki cerat berwarna putih dan memiliki kilap yang
merupakan kilap non logam (kaca), memiliki belahan yang sempurna, serta
kekerasan pada mineral ini 3 (kuku manusia) mineral ini memiliki pecahannya even,
pada mineral ini memiliki berat jenis 5,2, tenacity dari mineral ini adalah brittle,
adapun komposisi kimia dari mineral ini CaSO42H2O, mineral gypsum mempunyai
sistem kristal yang berupa monoclinic.
Gipasum adalah mineral hidrous kalium sulfat (CaSO42H2O) yang terjadi di
alam berbentuk endapan sedimen mendatar dan dekat dengan permukaan bumi
Gipsum terbentuk dengan cara mengendap sebagai akibat proses evaporasi air laut
diikuti oleh anhidrit serta halit, asosiasi mineral gipsum yaitu gipsit alabaster, satin
spar, selenit dan belerang. Mineral gipsum digunakan sebagai penyaring dan pupuk
tanah sebagai bahan perekat dan sebagai bahan baku kapur tulis. Cara penambangan
dari mineral ini yaitu menggunakan sistem terbuka.

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.2.4 Mineral 4 (Pirit)

Gambar 4.4 Pirit

Hasil dari nomor peraga 4 adalah Mineral Gipsum (FeS2) dimana mineral ini
memiliki warna lapuk atau warna yang telah terkontaminasi oleh daerah sekitarnya
adalah warna coklat dan warna segar atau warna asli dari mineral ini adalah kuning,
mineral ini memiliki cerat berwarna putih dan memiliki kilap yang merupakan kilap
logam, memiliki belahan yang tidak sempurna, serta kekerasan pada mineral ini 6,5-
7 (kikir baja) mineral ini memiliki pecahannya even, pada mineral ini memiliki
berat jenis 4,95-5,10, tenacity dari mineral ini adalah malleable, adapun komposisi
kimia dari mineral ini FeS2, mineral pirit mempunyai sistem kristal yang berupa
isometric.
Pirit adalah mineral berwarna kekuningan dengan kilap logam yang cerah
keterdapatannya bisa dalam bentuk batuan beku, bataun sedimen dan batuan
metamorf walaupun dakam jumlah yang sedikit.Pirit terbentuk pada daerah yang
terjadi intrusi air laut yang membawa senyawa belerang yang kandungannya dalam
air laut sangat tinggi, asosiasi mineral pirit yaitu spalerit, kalkopirit, galena dan
malasit. Mineral pirit digunakan untuk produksi sulfur dioksida, industri kertas dan
sebagai cermin. Penggunaan paling penting pada pirit adalah sebagai prospeksi penu
juk keberdaan emas. Cara penambangan dari mineral ini yaitu menggunakan sistem
terbuka.

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.2.5 Mineral 5 (Kuarsa)

Gambar 4.5 Kuarsa

Hasil dari nomor peraga 5 adalah Mineral Kuarsa(SiO2) dimana mineral ini
memiliki warna lapuk atau warna yang telah terkontaminasi oleh daerah sekitarnya
adalah warna coklat dan warna segar atau warna asli dari mineral ini adalah kuning,
mineral ini memiliki cerat berwarna putih dan memiliki kilap yang merupakan kilap
non logam (kaca), memiliki belahan yang sempurna, serta kekerasan pada mineral ini
6,5-7 (kikir baja) mineral ini memiliki pecahannya concoidal, pada mineral ini
memiliki berat jenis 2,65, tenacity dari mineral ini adalah hexagonal,adapun
komposisi kimia dari mineral ini SiO2, mineral kuarsa mempunyai sistem kristal yang
berupa hexagonal.
Kuarsa adalah senyawa kimia yang terjadi dari satu bagian silicon dan dua
bagian oksigen atau biasa disebut silicon dioksida,Kuarsa merupakan mineral paling
berlimpah ditemukan dipermukaan bumi dan sifatnya yang unik dapat membuatnya
menjadi salah satu mineral yang paling berguna. KUarsa terdiri dari silika ataun
silicon dioksida . Ganesa mineral kuarsa ini mempunyai kuran yang kecil. Kuarsa
dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan filter, control frekuensi dan komponen
penting dalam porisel.

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.2.6 Mineral 6 (Olivin)

Gambar 4.6 Olivin

Hasil dari nomor peraga 6 adalah Mineral Olivin dimana mineral ini
memiliki warna lapuk atau warna yang telah terkontaminasi oleh daerah sekitarnya
adalah warna coklat dan warna segar atau warna asli dari mineral ini adalah hijau,
mineral ini memiliki cerat berwarna putih dan memiliki kilap yang merupakan kilap
non logam (kaca), memiliki belahan yang sempurna, serta kekerasan pada mineral ini
3 (kawat tembaga) mineral ini memiliki pecahannya concoidal, pada mineral ini
memiliki berat jenis 3,27, tenacity dari mineral ini adalah brittle,adapun komposisi
kimia dari mineral ini (Mg,Fe)2SIO4, mineral olivine mempunyai sistem kristal yang
berupa ortorombik.
Olivin nama dari kelompok mineral pembentuk batuan yang banyak
ditemukan dalam batuan beku mafik dan ultra mafik menyerupai basalt, garbd, dunit,
diabas, dan periodit. Kebanyakan olivine ditemukan dipermukaan bumi pada batuan
beku yang berwarna gelap. Mineral ini biasa mengkristal bersamaan dengan
plagiosklas dan piroksin untuk membentuk kerikil garbo ataupun basalt. Mineral
olivin juga bnayak digunakan sebagai bahan tahan api.

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.2.7 Mineral 7 (Ampibol)

Gambar 4.7 Ampibol

Hasil dari nomor peraga 7 adalah Mineral Ampibol (SiAI)2O8 dimana mineral
ini memiliki warna lapuk atau warna yang telah terkontaminasi oleh daerah
sekitarnya adalah warna hitam dan warna segar atau warna asli dari mineral ini
adalah hitam, mineral ini memiliki cerat berwarna putih dan memiliki kilap yang
merupakan kilap logam, memiliki belahan yang sempurna, serta kekerasan pada
mineral ini 3 (kawat tembanga) mineral ini memiliki pecahannya univen, pada
mineral ini memiliki berat jenis 2,9-3,6, tenacity dari mineral ini adalah
malleable,adapun komposisi kimia dari mineral ini(SiAI)2O8, mineral kuarsa
mempunyai sistem kristal yang berupa monoclin
Ampibol adalah kelompok ineral silikat yang berstuktur prismatic atau
Kristal yang menyerupai jarum mineral ampibol.Umumnya mengandung besi,
magnesium, kalsium dan alumunium. Mineral ini berwarna hijau kehitaman dan
banyak dijumpai pada batuan beku dan batuan metamorf. Digunakan dalam
pembuatan asbes dan bermanfaat bagi industry tekstil

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.2.8 Mineral 8 (Kalkopirit)

Gambar 4.8 Kalkoporit

Hasil dari nomor peraga 8 adalah Mineral Kalkopirit dimana mineral ini
memiliki warna lapuk atau warna yang telah terkontaminasi oleh daerah sekitarnya
adalah warna abu-abu dan warna segar atau warna asli dari mineral ini adalah
kuning, mineral ini memiliki cerat berwarna hitamdan memiliki kilap yang
merupakan kilap logam, memiliki belahan yang tidak sempurna, serta kekerasan
pada mineral ini 3 (kawat tembaga) mineral ini memiliki pecahannya heakly, pada
mineral ini memiliki berat jenis 4,2, tenacity dari mineral ini adalah malleabl
eadapun komposisi kimia dari mineral ini CuFe2, mineral kalkoporit mempunyai
sistem kristal yang berupa tertagonal.
Kalkopirit terbentuk dari cairan sulfida yang tidak bercampur dalam lava
ultramafik jenuh sulfida, asosiasi mineral kalkopirit yaitu malasit, azurite, pirotit,
siderite, kalsit, barit, dolomit, pirit, kuarsa dan spalerit. Mineral kalkopirit memiliki
kegunaan yaitu sebagai bijih tembaga dengan teknik peleburan, terkadang juga
dipakai sebagai mineral jejak untuk mendapatkan emas ataupun perak, metode
penambangan yang digunakan untuk mineral ini yaitu open pit.

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.2.9 Mineral 9 (Mangan)

Gambar 4.9 Mangan

Hasil dari nomor peraga 9 adalah Mineral mangan dimana mineral ini
memiliki warna lapuk atau warna yang telah terkontaminasi oleh daerah sekitarnya
adalah warna coklat dan warna segar atau warna asli dari mineral ini adalah hitam,
mineral ini memiliki cerat berwarna hitam dan memiliki kilap yang merupakan kilap
non logam (kaca), memiliki belahan yang tidak sempurna, serta kekerasan pada
mineral ini 3 (kawat tembaga) mineral ini memiliki pecahannya concoidal, pada
mineral ini memiliki berat jenis 4,2-4,4, tenacity dari mineral ini adalah
brittle,adapun komposisi kimia dari mineral ini Mn(OH), mineral mangan
mempunyai sistem kristal yang berupa monoclin.
Mangan terbentuk karena proses presipitasi akibat thermal effect,asosiasi
mineral mangan yaitu bauxit, manganit, hausmanit, lithiofori. Mineral mangan
memiliki kegunaan yaitu untuk proses produksi besi-baja, untuk produksi keramik
dan gelas dan untuk produksi baterai kering. Cara penambangan dari mineral ini
yaitu dengan sistem tambang terbuka dan metode ghopering yang ditentukan oleh
letak depositnya.

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

4.2.10 Mineral 10 (Piroksin)

Gambar 4.10 Piroksin

Hasil dari nomor peraga 6 adalah Mineral piroksin dimana mineral ini
memiliki warna lapuk atau warna yang telah terkontaminasi oleh daerah sekitarnya
adalah warna coklat dan warna segar atau warna asli dari mineral ini adalah hijau,
mineral ini memiliki cerat berwarna putih dan memiliki kilap yang merupakan kilap
non logam (kaca), memiliki belahan yang sempurna, serta kekerasan pada mineral ini
3 (kawat tembaga) mineral ini memiliki pecahannya uneven pada mineral ini
memiliki berat jenis 2,6, tenacity dari mineral ini adalah brittle,adapun komposisi
kimia dari mineral ini (Si,Al)2O6, mineral piroksin mempunyai sistem kristal yang
berupa ortorombik.
Piroksin terbentuk pada suhu tertentu yang akan bereaksi dengan sisa larutan
magma, asosiasi mineral piroksin yaitu augit, aegirin, diopside, jadeite, pigeonit,
spodumen, hipersten, entatit dan ferrosilit. Mineral piroksin digunakan untuk sektor
kontruksi terutama infrastruktur seperti sarana jalan raya, jembatan dan irigasi. Cara
penambangan dari mineral ini yaitu menggunakan sistem tambang terbuka dengan
metode kuari.

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki bentuk
teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineraltermasuk tidak hanya bahan
komposisi kimia tetapi juga struktur mineral.
Setelah melakukan praktikum ini, kami dapat menjelaskan definisi dari mineral, kami
dapat membedakan klasifikasi mineral menurut Berzelius yaitu Native Elements, Sulfides
dan Sulfosalts, Halides, Oxides dan Hydroides, Carbonates, Nitrates dan Borates, Sulfates,
Chromates, Molybdates dan Tungstates, Phospates, Arsenates dan Vanadates dan
Silicates.Dan kami juga dapat mendeskripsikan sifat-sifat fisk dari mineral, mulai dari
menentukan warna segar, warna lapuk, cerat, kilap, belahan, pecahan, kekerasan, berat jenis,
tenacity, system Kristal serta menentukan nama mineral dan komposisi kimianya.

5.2 Saran
5.1.1 Laboratorium
Agar tetap mempertahankan kebersihan laboratorium

5.1.2 Asisten
Agar tidak pernah bosan menghadapi praktikannya, pada saat menghadap untuk asistensi.
semoga selalu jadi asisten yg menjalin hubungan baik dengan praktikan dan berusaha
membantu apa yang tidak dimengerti oleh praktikan. Tetap mempertahankan sifat yang
ramah/baik kepada adik-adiknya dan bisa memberikan nilai kepada adik-adik dengan baik.

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

DAFTAR PUSTAKA

Buku Penuntun Praktikum Geologi dasar. Universitas Muslim Indonesia Makassar


Graha, Doddy Setia. 1987. “ Batuan dan Mineral “.Nova. Bandung
Noor, Djauhari. 2012. Pengantar Geologi Edisi Kedua. Program Studi Teknik. Bogor:
Universitas Pakuan.

AYU ELVINA SANTI NURSETIAWATI A.G


09320180126 09320210154

Anda mungkin juga menyukai