OLEH:
LENI MARLINA LOPANG
D061221047
Petrologi adalah cabang ilmu dalam geologi yang mempelajari asal usul atau
origin, penyebaran, struktur, serta evolusi dari batuan yang menyusun kerak bumi,
baik kerak samudera maupun kerak benua. Batuan adalah benda yang penting dan
banyak tersebar di permukaan bumi. Batuan diartikan sebagai bahan padat yang
terbentuk secara alami yang disusun oleh satu atau lebih kumpulan mineral
Adapun mineral merupakan suatu bahan padatan alami yang disusun oleh atom-
atom dari beberapa unsur kimia yang mempunyai susunan kristal tertentu. Dalam
Jenis mineral yang terlah dikenal di dunia kurang lebih sekitar 3000 jenis.
Berdasarkan atas komposisi kimia dan struktur atom pembentuk maka mineral
warna atau sifat suatu kristal. Namun, dalam hal ini tidak berlaku untuk batuan
karena batuan tersusun oleh berbagai macam mineral yang terkadang saling
berbeda satu sama lain. Oleh karena itu praktikum ini diadakan agar praktikan
mampu mengenali mineral mineral yang ada pada batuan, baik itu batuan beku,
membantu dan memberikan pemahaman tentang mineral mineral apa saja yang
terdapat dalam batuan, dalam praktikum ini juga diajarkan bagaimana cara
didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal
alam, berasal dari bahan anorganik, dan memiliki komposisi kimia, bentuk fisik
tersebut jelas bahwa minyak bumi dan batubara tidak dapat dikategorikan
proses di laboratorium juga adalah bukan mineral karena tidak terbentuk secara
alami. Di alam terdapat material tertentu yang bisa hadir dalam beberapa fase,
contohnya H2O yang bisa hadir dalam bentuk es (padatan) tetapi hadir pula
sebagai air (cairan) di suhu kamar, serta gas hidrat yang merupakan padatan
kristal tapi mengandung gas metana dalam jumlah besar. H2O sebagai padatan
dan gas hidrat yang berada pada bentuk padatan ini dapat diklasifikasikan sebagai
mineral, tetapi H2O yang menunjukkan fase cair adalah tidak memenuhi kriteria
perubahan suhu dan tekanan, yang disebut sebagai proses kristalisasi. Proses
dalam dua kelompok besar, yaitu mineral silikat dan mineral non silikat. Mineral
silikat adalah mineralmineral yang terbentuk dari ikatan kovalen silika dan oksida.
1. Mineral Silikat
Mineral silikat sangat melimpah di alam; lebih dari 90% litologi yang
menyusun kerak bumi tersusun atas kelompok mineral silikat. Mineral silikat
paling banyak dijumpai sebagai mineral primer, terbentuk dari hasil pembekuan
magma atau yang berhubungan dengan proses magmatisme, mineral hasil ubahan
mineral primer. Mineral silikat dapat dijumpai dalam batuan beku, batuan gunung
api dan batuan metamorf, beberapa kelompok mineral silikat juga dapat dijumpai
dari atom-atom dalam keadaan tidak tergabung atau hanya memiliki unsur
tunggal. Tidak ada ikatan ionik atau kovalen yang dapat menggabungkan atom
dari satu unsur ke atom lainnya dalam struktur kisi mineral pada klasifikasi ini.
Natives element dibagi menjadi tiga sub kelompok, yaitu subkelompok logam,
semilogam, dan non logam. Native logam yang paling umum adalah anggota
kelompok emas. Ini termasuk unsur emas (Au), perak (Ag), tembaga (Cu), dan
3. Mineral Sulfida
mineral bijih (ore). Mineral bijih adalah bagian dari deposit bijih, biasanya berupa
bijih, gangue adalah mineral yang tidak bernilai. Senyawa mineral sulfida terdiri
dari satu atau lebih unsur logam atau unsur semilogam dengan unsur nonlogam
4. Mineral Oksida
sederhana/tunggal yang hanya mengandung satu kation (unsur logam), dan oksida
banyak/multiple yang mengandung dua atau lebih unsur logam. Contoh mineral
yang sangat berguna bagi manusia salah satunya korundum, mineral ini berguna
sebagai batu mulia yang memiliki kualitas yang tinggi (Meirawaty dkk, 2021).
5. Mineral Hidroksida
Mineral hidroksida memiliki senyawa yang terdiri dari unsur logam dengan
air atau anion hidroksil (OH)- . Mineral dari kelas hidroksida biasanya memiliki
ciri fisik lebih lembut daripada oksida dan memiliki kepadatan rendah hingga
6. Mineral Halida
Kelas halida adalah kelompok mineral yang senyawa kimianya terdiri atas
anion unsur dari kelompok halogen seperti fluor (F), klor (Cl), brom (Br), atau
yodium (I). Unsurunsur ini membentuk ion yang relatif besar, bermuatan ringan,
dan mudah terpolarisasi. Ion halogen kemudian berikatan dengan kation natrium
(Na), kalium (K), magnesium (Mg) atau kalsium (Ca) yang besar dan terpolarisasi
lemah, dan terkadang juga berikatan dengan aluminium (Al), tembaga (Cu), atau
perak (Ag). Oleh karena itu, halida seluruhnya tersusun dari ikatan ionik. Mineral
halida memiliki sifat fisik yang cenderung lunak, rapuh, mudah larut dalam air,
dan memiliki titik leleh sedang hingga tinggi (Meirawaty dkk, 2021).
7. Mineral Karbonat
Karbonat adalah kelompok mineral yang dicirikan oleh ion (CO3 2-) sebagai
anion utama penyusun mineral. Seluruh mineral yang tergabung di dalam grup
karbonat berkarakteristik anion (CO3 2-) yang berikatan dengan berbagai varian
kation, pada beberapa mineral karbonat grup OH- hadir sebagai anion tambahan
tersebut adalah: grup kalsit, grup dolomit, grup aragonit, dan grup karbonat yang
a. Nitrat
Mineral kelas nitrat secara kimiawi sangat mirip dengan karbonat. Ikatan
nitrogen dengan tiga atom oksigen dalam strukturnya ini sangat mirip dengan
gugus anion karbonat (CO3 ) 2-. Ion radikal nitrat (NO3 ) - ini membentuk stuktur
b. Borat
Atom boron bergabung dengan tiga atom oksigen untuk membentuk ion
radikal borat, (BO3 ) 3. Setelah grup anion ini terbentuk, setiap atom oksigen
masih memiliki satu elektron yang bebas untuk membentuk ikatan. Tidak seperti
ion radikal karbonat atau nitrat, atom oksigen dari ion radikal borat tersebut dapat
di sharing antara kelompok anion. Ion radikal borat dapat membentuk beberapa
dkk, 2021).
c. Sulfat
Anion belerang (S2-) dapat berikatan dengan ion logam atau semilogam
positif dan menerima dua elektron untuk mengisi kulit valensinya. Spesies
mineral dari kelas sulfat adalah senyawa yang banyak terdapat di alam ini. Secara
bergantian, enam elektron dari kulit valensi belerang yang tidak terisi dapat
oksigen, menghasilkan gugus anion (SO4 ) 2-. Ion radikal sulfat ini membentuk
unit struktural dasar tetrahedral mineral kelas sulfat (Meirawaty dkk, 2021).
Sifat fisik mineral adalah kenampakan fisik mineral yang dapat diamati
tanpa menggunakan bantuan alat. Sifat fisik mineral meliputi warna, cerat,
1. Warna mineral
Warna mineral adalah warna yang ditunjukkan oleh mineral secara fisik,
mineral yang mungkin terjadi selama mineral tersebut berada dalam lingkungan
geologi tersebut.
2. Cerat
Cerat adalah warna sebenarnya dalam suatu mineral. Warna cerat kadang-
Bentuk kristal ditentukan dari susunan kimia unsur yang menyusun internal
trapezoid, dan kubik. Bentuk mineral adalah bentuk dasar dari susunan / bangun
mineral. Bentuk mineral dapat sama dengan bentuk kristal, jika pertumbuhannya
sempurna maka akan memiliki bentuk yang sama dengan bentuk kristalnya,
namun jika pertumbuhan mineral tidak sempurna maka tidak akan memiliki
4. Kilap
Kilap adalah refleksi mineral dalam menangkap sinar; ada dua jenis kilap
yaitu metalik dan non-metalik. Kilap metalik yaitu kilap yang ditunjukkan oleh,
sebagaimana logam (emas, perak, tembaga atau besi) jika dikenai sinar. Kilap non
metalik yaitu kilap kaca, kilap tanah (earthy), kilap lilin, kilap mutiara, kilap sutra
5. Kekerasan
6. Belahan
Belahan adalah pecahan mineral yang selalu mengikuti bentuk dan susunan
kristal, sedangkan pecahan tidak mengikuti bentuk kristal. . Belahan ada yang
sempurna searah, dua arah dan tiga arah, kurang sempurna dan tidak sempurna.
Belahan sempurna seperti yang terlihat pada susunan batu bata, papan kayu, dan
lembaran buku.
7. Pecahan
diberikan terhadap suatu mineral, sedangkan ikatan antar atom di sekitar area
yang dikenai tekanan tersebut sama di semua arah dalam mineral tersebut, maka
Dalam praktikum ini alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Penuntun
2. ATK
3. Hcl
5. Buku referensi
Adapun metode praktikum pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Praktikum
Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada saat praktikum yaitu cek alat,
melengkapi LKP atas sampel yang diamati dan membuat laporan sementara.
Dalam penyusunan jurnal ada beberapa tahap yang harus dilakukan pada
Tahap Praktikum
Tahap Penyusunan
Jurnal
4.1 Hasil
PRAKTIKUM PETROLOGI
Hari/Tgl : Jumat, 1 september 2023 Nama : Leni Marlina Lopang
Acara :1
No. Urut :1
Warna Lapuk : kuning kecoklatan
Segar : putih
Cerat : putih
Kilap : Non Logam
Belahan :sempurna
Pecahan :tidak ada
Kekerasan :
Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir
(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)
- - - - ✓
No. Urut :2
Warna Lapuk : kuning kecoklatan
Segar : Putih
Cerat : Putih
Kilap : kaca
Belahan :sempurna
Pecahan :tidak ada
Kekerasan :
Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir
(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)
- ✓ ✓ ✓ ✓
No. Urut :3
Warna Lapuk : Coklat kehitaman
Segar : Putih
Cerat : Putih
Kilap : non logam
Belahan :Tidak Ada
Pecahan :ridak ada
Kekerasan :
Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir
(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)
- ✓ ✓ ✓ ✓
No. Urut :4
Warna Lapuk : abu-abu kehitaman
Segar : hitam
Cerat : abu-abu
Kilap :kaca
Belahan :sempurna
Pecahan :tidak ada
Kekerasan :
Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir
(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)
- - ✓ ✓ ✓
No. Urut :5
Warna Lapuk : hitam
Segar : hitam
Cerat : hitam
Kilap : kaca
Belahan : tidak ada
Pecahan :tidak ada
Kekerasan :
Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir
(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)
- ✓ ✓ ✓ ✓
GAMBAR KETERANGAN
4.2 Pembasahan
Pada sampel 1 memiliki warna segar putih, warna lapuk kuning kecoklatan,
kilap non logam (kaca), memiliki belahan sempurna, kekerasan 6,5-7 skala mohs,
mineral plagioklas.
keluarga feldspar. Mereka adalah mineral tetrasi, yang berarti mereka terdiri dari
silikon (Si), oksigen (O), dan dua unsur logam lainnya, yaitu natrium (Na) dan
kalsium (Ca). Mineral plagioklas dapat ditemukan dalam berbagai jenis batuan
beku, metamorf, dan sedimen. Mineral ini biasanya ditemukan dalam berbagai
jenis batuan seperti granit, diorit, andesit, basalt, gneis, dan skist.
dalam industri, tetapi mereka memiliki nilai penting dalam pemahaman geologi
dan petrologi. Mereka digunakan oleh geolog untuk menganalisis jenis dan
Pada sampel 2 memiliki warna segar putih, warna lapuk kuning kecoklatan,
cerat putih, kilap non logam (kaca), memiliki belahan sempurna, kekerasan 3
skala mohs, berat jenis 2,76-2,88 N/m3. Sifat kemagnetan diamagnetik, derajat
Muskovit adalah mineral paling umum dari group mika. Mineral ini
bahan baku pembuatan isolator listrik, kompas navigasi, filter optik, diafragma
Pada sampel 3 memiliki warna segar putih, warna lapuk coklat kehitaman,
cerat putih, kilap non logam, kekerasan 3 skala mohs, berat jenis 2,71 N/m3. Sifat
mencakup mineral seperti dolomit, siderit, dan malakit. Calcite dapat terbentuk
melalui proses metamorfosis di mana batuan karbonat yang sudah ada, seperti
batu kapur, mengalami tekanan dan suhu yang tinggi. Ini dapat mengubah batu
kapur menjadi marmer, yang mengandung kristal Calcite yang lebih besar dan
lebih padat. Calcite juga dapat terbentuk sebagai produk alterasi mineral lain di
baku dalam pembuatan kaca dan keramik. Kristal Calcite juga dapat digunakan
untuk membuat kaca yang lebih jernih, serta dalam pembuatan keramik glasir.
Kegunaan lain dari Calcite adalah dalam industri pemurnian air sebagai bahan
penyaringan.
4.2.4 Sampel 4 (Hornblende)
Pada sampel 4 memiliki warna segar hitam, warna lapuk abu-abu kehitaman,
cerat hitam, kilap non logam (kaca), kekerasan 5,5- skala mohs, berat jenis 3,4-3,4
mineral Hornblende.
Hornblendee adalah bagian dari mineral amfibol, hanya saja berwarna gelap.
magnesium. Tarentum karena proses pembekuan magma pada suhu sekitar 700-
pembentuk batuan pada batuan beku seperti diorit, gabro, basalt, pada batuan
Pada sampel 5 memiliki warna segar hitam, warna lapuk hitam, cerat hitam,
kilap non logam (kaca), kekerasan 3 skala mohs, berat jenis 2,8-3,2 N/m3. Sifat
mineral Biotite.
Mineral biotit adalah nama yang digunakan untuk kelompok besar mineral
mika hitam yang biasanya ditemukan pada jenis batuan metamorf dan batuan
beku. Mineral kelompok mika sangat bervariasi komposisi kimianya, tetapi sifat
fisiknya sangat mirip yaitu bahwa semua mineral mika membentuk lembaran
silikat. Biotit juga dapat terbentuk pada kondisi metamorfik ketika batu lempung
sebagai pengisi dan "extender" dalam cat, sebagai aditif untuk lumpur
pengeboran, sebagai pengisi inert dan media cetakan, dan sebagai lapisan
permukaan pada industri aspal. Biotit juga digunakan dalam potassium-argon dan
5.1 Kesimpulan
dideksripsi dengan 3 jenis batuan berbeda yaitu batuan beku, sedimen dan
2. Dari praktikum ini praktikan juga dapat mengetahui jenis jenis batuan yang
dapat dilihat dari mineral penyusunnya. Seperti batuan beku yang tersusun
sedimen tersusun dari mineral kalsit. Dan batuan metamorf disusun dari
Hornblendee.
5.2 Saran
mempertahankan cara pemberian materi dengan baik dan tidak hanya berfokus