Anda di halaman 1dari 25

PRAKTIKUM PETROLOGI

ACARA I : PENGENALAN MINERAL

OLEH:
LENI MARLINA LOPANG
D061221047

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Petrologi adalah cabang ilmu dalam geologi yang mempelajari asal usul atau

origin, penyebaran, struktur, serta evolusi dari batuan yang menyusun kerak bumi,

baik kerak samudera maupun kerak benua. Batuan adalah benda yang penting dan

banyak tersebar di permukaan bumi. Batuan diartikan sebagai bahan padat yang

terbentuk secara alami yang disusun oleh satu atau lebih kumpulan mineral

tertentu. Oleh karena batuan disusun oleh mineral-mineral, maka penguasaan

tentang dasar-dasar mineral sangat diperlukan dalam mempelajari petrologi.

Adapun mineral merupakan suatu bahan padatan alami yang disusun oleh atom-

atom dari beberapa unsur kimia yang mempunyai susunan kristal tertentu. Dalam

setiap batuan terdiri dari satu bahkan lebih mineral.

Jenis mineral yang terlah dikenal di dunia kurang lebih sekitar 3000 jenis.

Berdasarkan atas komposisi kimia dan struktur atom pembentuk maka mineral

dibagi menjadi 8 golongan, yaitu: native element, sulfida, halida, oksida,

hidroksida, sulfat, fosfat, dan silikat. Mineral dapat diidentifikasi menggunakan

warna atau sifat suatu kristal. Namun, dalam hal ini tidak berlaku untuk batuan

karena batuan tersusun oleh berbagai macam mineral yang terkadang saling

berbeda satu sama lain. Oleh karena itu praktikum ini diadakan agar praktikan

mampu mengenali mineral mineral yang ada pada batuan, baik itu batuan beku,

sedimen, piroklastik maupun metamorf.


1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud diadakannya praktikum pengenalan mineral adalah agar

praktiman dapat mengetahui mineral-mineral yang menyusun batuan. Adapun

tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Praktikan mampu mendeskripsi mineral yang ada dalam batuan.

2. Dapat mengetahui dan mengenal jenis-jenis batuan.

1.3 Manfaat Praktikum

Praktikum petrologi acara 1 yaitu pengenalan mineral, praktikum ini dapat

membantu dan memberikan pemahaman tentang mineral mineral apa saja yang

terdapat dalam batuan, dalam praktikum ini juga diajarkan bagaimana cara

mendeskripsikan mineral mulai dari komposisi mineral, tekstur, struktur, dan

keterkaitannya dengan sejarah geologis. Dalam praktikum ini juga diajarkan

bagaimana proses batuan itu terbentuk.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi Mineral

Mineral dapat didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat

secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan

tertentu, dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang

sistematis. Apabila kondisinya memung-kinkan, mereka akan dibatasi oleh

bidang-bidang rata dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang

dikenal sebagai "kristal". Dengan demikian, kristal secara umum dapat

didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal

susunan tiga dimensi yang teratur (Noor, 2012).

Mineral adalah material berbentuk padatan yang terbentuk secara alamiah di

alam, berasal dari bahan anorganik, dan memiliki komposisi kimia, bentuk fisik

tertentu yang mencerminkan susunan atom di dalamnya. Berdasarkan definisi

tersebut jelas bahwa minyak bumi dan batubara tidak dapat dikategorikan

kedalam mineral. Mineral-mineral yang bersifat sintetis karena dibentuk oleh

proses di laboratorium juga adalah bukan mineral karena tidak terbentuk secara

alami. Di alam terdapat material tertentu yang bisa hadir dalam beberapa fase,

contohnya H2O yang bisa hadir dalam bentuk es (padatan) tetapi hadir pula

sebagai air (cairan) di suhu kamar, serta gas hidrat yang merupakan padatan

kristal tapi mengandung gas metana dalam jumlah besar. H2O sebagai padatan

dan gas hidrat yang berada pada bentuk padatan ini dapat diklasifikasikan sebagai

mineral, tetapi H2O yang menunjukkan fase cair adalah tidak memenuhi kriteria

mineral (Meirawaty dkk, 2021).


2.2 Mekanisme Pembentukan Mineral

Mineral terbentuk secara alamiah di alam; dapat berlangsung secara kimia,

fisika dan mekanika. Mekanisme pembentukannya berhubungan dengan

perubahan suhu dan tekanan, yang disebut sebagai proses kristalisasi. Proses

kristalisasi mineral dapat berlangsung di permukaan maupun di bawah permukaan

bumi. Mekanismenya dapat terjadi dalam proses pembekuan magma

(magmatisme), reaksi kimia (bertemunya kation dan anion secara kimia),

penghancuran (dengan merubah susunan atom) dan pengendapan (presipitasi)

suatu koloid / larutan (Mulyaningsih, 2018)..

2.3 Klasifikasi Mineral

Didasarkan atas komposisi kimianya, mineral dapat dikelompokkan ke

dalam dua kelompok besar, yaitu mineral silikat dan mineral non silikat. Mineral

silikat adalah mineralmineral yang terbentuk dari ikatan kovalen silika dan oksida.

Mineral non-silikat adalah mineral-mineral yang memiliki komposisi non-silikat.

1. Mineral Silikat

Mineral silikat sangat melimpah di alam; lebih dari 90% litologi yang

menyusun kerak bumi tersusun atas kelompok mineral silikat. Mineral silikat

paling banyak dijumpai sebagai mineral primer, terbentuk dari hasil pembekuan

magma atau yang berhubungan dengan proses magmatisme, mineral hasil ubahan

seperti mineral lempung dan mika serta mineral-mineral hasil rekristalisasi

mineral primer. Mineral silikat dapat dijumpai dalam batuan beku, batuan gunung

api dan batuan metamorf, beberapa kelompok mineral silikat juga dapat dijumpai

dalam batuan sedimen, seperti mineral lempung (Mulyaningsih, 2018).


2. Native element

Natives element mencakup semua spesies mineral yang seluruhnya terdiri

dari atom-atom dalam keadaan tidak tergabung atau hanya memiliki unsur

tunggal. Tidak ada ikatan ionik atau kovalen yang dapat menggabungkan atom

dari satu unsur ke atom lainnya dalam struktur kisi mineral pada klasifikasi ini.

Natives element dibagi menjadi tiga sub kelompok, yaitu subkelompok logam,

semilogam, dan non logam. Native logam yang paling umum adalah anggota

kelompok emas. Ini termasuk unsur emas (Au), perak (Ag), tembaga (Cu), dan

timbal (Pb) (Meirawaty dkk, 2021).

3. Mineral Sulfida

Sulfida membentuk kelas mineral penting yang mencakup sebagian besar

mineral bijih (ore). Mineral bijih adalah bagian dari deposit bijih, biasanya berupa

mineral logam, yang bersifat ekonomis. Sebaliknya, berbeda dengan ore/mineral

bijih, gangue adalah mineral yang tidak bernilai. Senyawa mineral sulfida terdiri

dari satu atau lebih unsur logam atau unsur semilogam dengan unsur nonlogam

berupa belerang (S) (Meirawaty dkk, 2021).

4. Mineral Oksida

Mineral Oksida dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu oksida

sederhana/tunggal yang hanya mengandung satu kation (unsur logam), dan oksida

banyak/multiple yang mengandung dua atau lebih unsur logam. Contoh mineral

yang sangat berguna bagi manusia salah satunya korundum, mineral ini berguna

sebagai pengasah, dikarenakan kekerasan korundum yang sangat tinggi mineral


ini mampu menghaluskan segala jenis batuan selain itu juga korundum digunakan

sebagai batu mulia yang memiliki kualitas yang tinggi (Meirawaty dkk, 2021).

5. Mineral Hidroksida

Mineral hidroksida memiliki senyawa yang terdiri dari unsur logam dengan

air atau anion hidroksil (OH)- . Mineral dari kelas hidroksida biasanya memiliki

ciri fisik lebih lembut daripada oksida dan memiliki kepadatan rendah hingga

sedang (Meirawaty dkk, 2021).

6. Mineral Halida

Kelas halida adalah kelompok mineral yang senyawa kimianya terdiri atas

anion unsur dari kelompok halogen seperti fluor (F), klor (Cl), brom (Br), atau

yodium (I). Unsurunsur ini membentuk ion yang relatif besar, bermuatan ringan,

dan mudah terpolarisasi. Ion halogen kemudian berikatan dengan kation natrium

(Na), kalium (K), magnesium (Mg) atau kalsium (Ca) yang besar dan terpolarisasi

lemah, dan terkadang juga berikatan dengan aluminium (Al), tembaga (Cu), atau

perak (Ag). Oleh karena itu, halida seluruhnya tersusun dari ikatan ionik. Mineral

halida memiliki sifat fisik yang cenderung lunak, rapuh, mudah larut dalam air,

dan memiliki titik leleh sedang hingga tinggi (Meirawaty dkk, 2021).

7. Mineral Karbonat

Karbonat adalah kelompok mineral yang dicirikan oleh ion (CO3 2-) sebagai

anion utama penyusun mineral. Seluruh mineral yang tergabung di dalam grup

karbonat berkarakteristik anion (CO3 2-) yang berikatan dengan berbagai varian

kation, pada beberapa mineral karbonat grup OH- hadir sebagai anion tambahan

penyusun mineral. Kelompok mineral karbonat dibagi menjadi empat kelompok


besar berdasarkan komposisi dan bentuk struktur mineralnya. Empat kelompok

tersebut adalah: grup kalsit, grup dolomit, grup aragonit, dan grup karbonat yang

mengandung unsur hidrat (OH) (Meirawaty dkk, 2021).

8. Mineral Nitrat, Borat, Dan Sulfat

a. Nitrat

Mineral kelas nitrat secara kimiawi sangat mirip dengan karbonat. Ikatan

nitrogen dengan tiga atom oksigen dalam strukturnya ini sangat mirip dengan

gugus anion karbonat (CO3 ) 2-. Ion radikal nitrat (NO3 ) - ini membentuk stuktur

dasar mineral kelas nitrat (Meirawaty dkk, 2021).

b. Borat

Atom boron bergabung dengan tiga atom oksigen untuk membentuk ion

radikal borat, (BO3 ) 3. Setelah grup anion ini terbentuk, setiap atom oksigen

masih memiliki satu elektron yang bebas untuk membentuk ikatan. Tidak seperti

ion radikal karbonat atau nitrat, atom oksigen dari ion radikal borat tersebut dapat

di sharing antara kelompok anion. Ion radikal borat dapat membentuk beberapa

struktur kelompok yang terpolimerisasi seperti rantai dan lembaran (Meirawaty

dkk, 2021).

c. Sulfat

Anion belerang (S2-) dapat berikatan dengan ion logam atau semilogam

positif dan menerima dua elektron untuk mengisi kulit valensinya. Spesies

mineral dari kelas sulfat adalah senyawa yang banyak terdapat di alam ini. Secara

bergantian, enam elektron dari kulit valensi belerang yang tidak terisi dapat

dikeluarkan, menghasilkan kation kecil yang bermuatan tinggi (S6+). Kation


belerang kemudian dapat membentuk ikatan yang sangat kuat dengan empat atom

oksigen, menghasilkan gugus anion (SO4 ) 2-. Ion radikal sulfat ini membentuk

unit struktural dasar tetrahedral mineral kelas sulfat (Meirawaty dkk, 2021).

2.4 Sifat Fisik Mineral

Sifat fisik mineral adalah kenampakan fisik mineral yang dapat diamati

tanpa menggunakan bantuan alat. Sifat fisik mineral meliputi warna, cerat,

perawakan, bentuk, kilap, kekerasan dan berat jenis (Mulyaningsih, 2018)..

1. Warna mineral

Warna mineral adalah warna yang ditunjukkan oleh mineral secara fisik,

bersifat tidak tetap, karena dipengaruhi oleh susunan pertumbuhannya, sifat

lingkungan geologi di mana mineral dibentuk, dan kemungkinan pengotoran

mineral yang mungkin terjadi selama mineral tersebut berada dalam lingkungan

geologi tersebut.

2. Cerat

Cerat adalah warna sebenarnya dalam suatu mineral. Warna cerat kadang-

kadang berbeda dengan warna mineralnya.

3. Bentuk Kristal dan Bentuk Mineral

Bentuk kristal ditentukan dari susunan kimia unsur yang menyusun internal

kristal. Susunan internal kristal menentukan susunan eksternalnya; atau susunan

eksternal krisal mencerminkan susunan internalnya. Bentuk kristal dapat berupa

ikatan tunggal, ganda (dihedral), tetrahedral, adalah prismatik, rhombis, piramidal,

trapezoid, dan kubik. Bentuk mineral adalah bentuk dasar dari susunan / bangun

mineral. Bentuk mineral dapat sama dengan bentuk kristal, jika pertumbuhannya
sempurna maka akan memiliki bentuk yang sama dengan bentuk kristalnya,

namun jika pertumbuhan mineral tidak sempurna maka tidak akan memiliki

bentuk yang sama dengan bentuk kristalnya.

4. Kilap

Kilap adalah refleksi mineral dalam menangkap sinar; ada dua jenis kilap

yaitu metalik dan non-metalik. Kilap metalik yaitu kilap yang ditunjukkan oleh,

sebagaimana logam (emas, perak, tembaga atau besi) jika dikenai sinar. Kilap non

metalik yaitu kilap kaca, kilap tanah (earthy), kilap lilin, kilap mutiara, kilap sutra

dan kilapnya mineral yang tidak memantulkan sinar (dull).

5. Kekerasan

Sifat kekerasan mineral penting untuk diketahui terkait dengan kegunaan,

resistensi dan mekanisme kristalisasinya. Kekerasan mineral diukur dengan

menggunakan skala Mohs.

6. Belahan

Belahan adalah pecahan mineral yang selalu mengikuti bentuk dan susunan

kristal, sedangkan pecahan tidak mengikuti bentuk kristal. . Belahan ada yang

sempurna searah, dua arah dan tiga arah, kurang sempurna dan tidak sempurna.

Belahan sempurna seperti yang terlihat pada susunan batu bata, papan kayu, dan

lembaran buku.

7. Pecahan

Ketika tekanan (= dalam bentuk pukulan, tarikan, puntiran atau gesekan)

diberikan terhadap suatu mineral, sedangkan ikatan antar atom di sekitar area
yang dikenai tekanan tersebut sama di semua arah dalam mineral tersebut, maka

akan terjadi kerusakan.


BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Dalam praktikum ini alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Penuntun

2. ATK

3. Hcl

4. Lap kasar dan lap halus

5. Buku referensi

6. Rock and minerals

3.2 Tahapan Praktikum

Adapun metode praktikum pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan sebelum pengambilan data yaitu

asistensi acara, mengerjakan tugas pendahuluan dan mempersiapkan LKP.

2. Tahap Praktikum

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada saat praktikum yaitu cek alat,

melakukan responsi umum, mengambilkan sampel yang telah disediakan,

melengkapi LKP atas sampel yang diamati dan membuat laporan sementara.

3. Tahap Penyusunan Jurnal

Dalam penyusunan jurnal ada beberapa tahap yang harus dilakukan pada

saat penyusunan jurnal diantaranya tahap penyusunan, asistensi jurnal, revisi

jurnal, mencetak jurnal, pengumpulan jurnal dan penilaian.


Tahap Pendahuluan

Tahap Praktikum

Tahap Penyusunan
Jurnal

Gambar 3.1 Diagram Alir


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

PRAKTIKUM PETROLOGI
Hari/Tgl : Jumat, 1 september 2023 Nama : Leni Marlina Lopang
Acara :1

No. Urut :1
Warna Lapuk : kuning kecoklatan
Segar : putih
Cerat : putih
Kilap : Non Logam
Belahan :sempurna
Pecahan :tidak ada
Kekerasan :
Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir
(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

- - - - ✓

Berat Jenis : 2,62


Sifat Kemagnetan : Diamagnetik
Derajat Kejernihan : transparent to translucent
Tenacity : brittle
Sistem Kristal : Triklin
Komposisi Kimia : NaAlSi3O8
Golongan Mineral : Silikat
Nama Mineral : Plagioklas
GAMBAR KETERANGAN
PRAKTIKUM PETROLOGI
Hari/Tgl : Jumat, 1 september 2023 Nama : Leni Marlina Lopang
Acara :1

No. Urut :2
Warna Lapuk : kuning kecoklatan
Segar : Putih
Cerat : Putih
Kilap : kaca
Belahan :sempurna
Pecahan :tidak ada
Kekerasan :
Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir
(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

- ✓ ✓ ✓ ✓

Berat Jenis : 2,76-2,88


Sifat Kemagnetan : diamagnetik
Derajat Kejernihan : translucent
Tenacity : brittle
Sistem Kristal : monoklin
Komposisi Kimia : KAI2(AlSi3)O10(OH)2
Golongan Mineral : Silikat
Nama Mineral : Muscovite
GAMBAR KETERANGAN
PRAKTIKUM PETROLOGI
Hari/Tgl : Jumat, 1 september 2023 Nama : Leni Marlina Lopang
Acara :1

No. Urut :3
Warna Lapuk : Coklat kehitaman
Segar : Putih
Cerat : Putih
Kilap : non logam
Belahan :Tidak Ada
Pecahan :ridak ada
Kekerasan :
Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir
(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

- ✓ ✓ ✓ ✓

Berat Jenis : 2,71


Sifat Kemagnetan : Diaamagnetic
Derajat Kejernihan : Opaq
Tenacity : brittle
Sistem Kristal : Heksagonal
Komposisi Kimia : CaCo3
Golongan Mineral : Karbonat
Nama Mineral : Calcite
GAMBAR KETERANGAN
PRAKTIKUM PETROLOGI
Hari/Tgl : Jumat, 1 september 2023 Nama : Leni Marlina Lopang
Acara :1

No. Urut :4
Warna Lapuk : abu-abu kehitaman
Segar : hitam
Cerat : abu-abu
Kilap :kaca
Belahan :sempurna
Pecahan :tidak ada
Kekerasan :
Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir
(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

- - ✓ ✓ ✓

Berat Jenis : 3.0 - 3.4


Sifat Kemagnetan : diamagnetik
Derajat Kejernihan : translucent
Tenacity : brittle
Sistem Kristal : monoklin

Komposisi Kimia : Ca2(Mg,Fe,Al)5(Al,Si)8O22(OH)2

Golongan Mineral : Silikat


Nama Mineral : Hornblendee
GAMBAR KETERANGAN
PRAKTIKUM PETROLOGI
Hari/Tgl : Jumat, 1 september 2023 Nama : Leni Marlina Lopang
Acara :1

No. Urut :5
Warna Lapuk : hitam
Segar : hitam
Cerat : hitam
Kilap : kaca
Belahan : tidak ada
Pecahan :tidak ada
Kekerasan :
Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir
(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

- ✓ ✓ ✓ ✓

Berat Jenis : 2.8-3.2


Sifat Kemagnetan : diamagnetik
Derajat Kejernihan : transparant to translucent
Tenacity : brittle
Sistem Kristal : Monoklin
Komposisi Kimia : K(Mg,Fe)3(Al,Fe)Si3O10(OH,F)2
Golongan Mineral : Silikat
Nama Mineral : Biotite

GAMBAR KETERANGAN
4.2 Pembasahan

4.2.1 Sampel 1 (Plagioklas)

Gambar 4.1 Mineral Plagioklas

Pada sampel 1 memiliki warna segar putih, warna lapuk kuning kecoklatan,

kilap non logam (kaca), memiliki belahan sempurna, kekerasan 6,5-7 skala mohs,

berat jenis 2,62 N/m3. Sifat kemagnetan diamagnetik, derajat kejernihan

transparant to translucent, tennacity brittle, memiliki sistem kristal triklin,

komposisi kimia NaAlSi3O8 termasuk golongan mineral silikat dengan nama

mineral plagioklas.

Mineral plagioklas adalah kelompok mineral yang tergolong dalam

keluarga feldspar. Mereka adalah mineral tetrasi, yang berarti mereka terdiri dari

silikon (Si), oksigen (O), dan dua unsur logam lainnya, yaitu natrium (Na) dan

kalsium (Ca). Mineral plagioklas dapat ditemukan dalam berbagai jenis batuan

beku, metamorf, dan sedimen. Mineral ini biasanya ditemukan dalam berbagai

jenis batuan seperti granit, diorit, andesit, basalt, gneis, dan skist.

Kegunaan Plagioklas tidak memiliki kegunaan komersial yang signifikan

dalam industri, tetapi mereka memiliki nilai penting dalam pemahaman geologi

dan petrologi. Mereka digunakan oleh geolog untuk menganalisis jenis dan

sejarah pembentukan batuan tertentu.


4.2.2 Sampel 2 (Muscovite)

Gambar 4.2 Mineral Muscovite

Pada sampel 2 memiliki warna segar putih, warna lapuk kuning kecoklatan,

cerat putih, kilap non logam (kaca), memiliki belahan sempurna, kekerasan 3

skala mohs, berat jenis 2,76-2,88 N/m3. Sifat kemagnetan diamagnetik, derajat

kejernihan translucent, tennacity brittle, memiliki sistem kristal monoklin,

komposisi kimia KAI2(AlSi3)O10(OH)2 termasuk golongan mineral silikat dengan

nama mineral Muscovite.

Muskovit adalah mineral paling umum dari group mika. Mineral ini

merupakan mineral penting pembentuk batuan beku, metamorf, dan sedimen.

Seperti umumnya anggota dalam group mika, muscovit membelah membentuk

lembaran tipis yang transparan. Muskovit terbentuk dari proses kristalisasi

magma. Mineral ini terbentuk pada suhu 700-600°c.

Muskovit banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang industri seperti

bahan baku pembuatan isolator listrik, kompas navigasi, filter optik, diafragma

untuk peralatan pernapasan oksigen, komponen sistem rudal, pirometer, pelat

retardasi di laser helium-neon, instrument optik, elekronik medis, sistem radar,

kapasitor, detektor radiasi, campuran cat, lumpur pengeboran, plastik, campuran

pembuatan karet, kosmetik dan asphalt roof.


4.2.3 Sampel 3 (Calcite)

Gambar 4.3 Mineral Calcite

Pada sampel 3 memiliki warna segar putih, warna lapuk coklat kehitaman,

cerat putih, kilap non logam, kekerasan 3 skala mohs, berat jenis 2,71 N/m3. Sifat

kemagnetan diamagnetik, derajat kejernihan opaq, tennacity brittle, memiliki

sistem kristal Heksagonal, komposisi kimia CaCo3 termasuk golongan mineral

karbonat dengan nama mineral Calcite.

Calcite adalah bagian dari golongan mineral karbonat, yang juga

mencakup mineral seperti dolomit, siderit, dan malakit. Calcite dapat terbentuk

melalui proses metamorfosis di mana batuan karbonat yang sudah ada, seperti

batu kapur, mengalami tekanan dan suhu yang tinggi. Ini dapat mengubah batu

kapur menjadi marmer, yang mengandung kristal Calcite yang lebih besar dan

lebih padat. Calcite juga dapat terbentuk sebagai produk alterasi mineral lain di

dalam batuan, seperti dalam proses hidrasi mineral serpentin.

Calcite digunakan dalam produksi kapur pertanian. Calcite sebagai bahan

baku dalam pembuatan kaca dan keramik. Kristal Calcite juga dapat digunakan

untuk membuat kaca yang lebih jernih, serta dalam pembuatan keramik glasir.

Kegunaan lain dari Calcite adalah dalam industri pemurnian air sebagai bahan

penyaringan.
4.2.4 Sampel 4 (Hornblende)

Gambar 4.4 Mineral Hornblende

Pada sampel 4 memiliki warna segar hitam, warna lapuk abu-abu kehitaman,

cerat hitam, kilap non logam (kaca), kekerasan 5,5- skala mohs, berat jenis 3,4-3,4

N/m3. Sifat kemagnetan diamagnetik, derajat kejernihan translucent, tennacity

brittle, memiliki sistem kristal monoklin, komposisi kimia

Ca2(Mg,Fe,Al)5(Al,Si)8O22(OH)2, termasuk golongan mineral silikat dengan nama

mineral Hornblende.

Hornblendee adalah kelompok mineral-mineral inosilikat kompleks.

Hornblendee adalah bagian dari mineral amfibol, hanya saja berwarna gelap.

Hornblendee merupakan campuran isomorf dari tiga molekul ; silikat kalsium-

besi-magnesium, silikat aluminium-besi-magnesium dan sebuah silikat besi-

magnesium. Tarentum karena proses pembekuan magma pada suhu sekitar 700-

600°c. merupakan mineral penting dan penyebarannya luas dan mineral

pembentuk batuan pada batuan beku seperti diorit, gabro, basalt, pada batuan

metamorf seperti pada Hornblendeite.

Mineral ini memiliki kegunaan untuk menentukan suhu pembentukan invasi

plutonik, dan dalam pembuatan asbes juga dalam industri tekstil.


4.2.5 Sampel 5 (Biotite)

Gambar 4.5 Mineral Biotite

Pada sampel 5 memiliki warna segar hitam, warna lapuk hitam, cerat hitam,

kilap non logam (kaca), kekerasan 3 skala mohs, berat jenis 2,8-3,2 N/m3. Sifat

kemagnetan diamagnetik, derajat kejernihan transparant to translucent, tennacity

brittle, memiliki sistem kristal monoklin, komposisi kimia

K(Mg,Fe)3(Al,Fe)Si3O10(OH,F)2, termasuk golongan mineral silikat dengan nama

mineral Biotite.

Mineral biotit adalah nama yang digunakan untuk kelompok besar mineral

mika hitam yang biasanya ditemukan pada jenis batuan metamorf dan batuan

beku. Mineral kelompok mika sangat bervariasi komposisi kimianya, tetapi sifat

fisiknya sangat mirip yaitu bahwa semua mineral mika membentuk lembaran

silikat. Biotit juga dapat terbentuk pada kondisi metamorfik ketika batu lempung

terkena panas dan tekanan hingga membentuk sekis dan gneiss.

Mineral biotit memiliki kegunaan secara komersial seperti dapat digunakan

sebagai pengisi dan "extender" dalam cat, sebagai aditif untuk lumpur

pengeboran, sebagai pengisi inert dan media cetakan, dan sebagai lapisan

permukaan pada industri aspal. Biotit juga digunakan dalam potassium-argon dan

metode-metode argon pada dating batuan beku.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Dalam praktikum acara 1 yaitu pengenalan mineral ada 5 sampel yang

dideksripsi dengan 3 jenis batuan berbeda yaitu batuan beku, sedimen dan

metamorf. Dari hasil deskripsi mineral di temukan lima mineral pembentuk

batuan. Mineral tersebut adalah mineral plagioklas, Muscovite, Calcite,

Hornblendee, dan biotit. Mineral-mineral ini memiliki sifat-sifat fisik yang

berbeda-beda. Mineral plagioklas, Muscovite, Hornblendee, dan biotit

termasuk mineral silikat dan mineral Calcite termasuk mineral karbonat.

2. Dari praktikum ini praktikan juga dapat mengetahui jenis jenis batuan yang

dapat dilihat dari mineral penyusunnya. Seperti batuan beku yang tersusun

dari mineral kuarsa, Muscovite, biotit, piroksin dan amphibole. Batuan

sedimen tersusun dari mineral kalsit. Dan batuan metamorf disusun dari

mineral mineral seperti muscovit, Biotite, plagioklas, ortoklas, kuarsa dan

Hornblendee.

5.2 Saran

Adapun saran untuk praktikum petrologi adalah asisten tetap

mempertahankan cara pemberian materi dengan baik dan tidak hanya berfokus

pada satu kelompok saat praktikum dilaksanakan.


DAFTAR PUSTAKA

Meirawaty , M., Nugraheni, R. D., & Riyandhani, C. P. (2021). Mineralogi. Jawa


Tengan: CV. ZT CORPORA.
Mulyaningsih,S.(2018). Kristalografi dan Mineralogi. Yogyakarta: Akprind
Press.
Noor, Djauhari. 2012. Pengantar Geologi. Bogor: Universitas Pakuan

Anda mungkin juga menyukai