Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MORFOLOGI DAN KLASIFIKASI TANAH

JENIS JENIS BEBATUAN DAN MINERAL

OLEH:

DODI IRAWAN (71170713012)

ANDRE MAULANA PURBA (71170713009)

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan
rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah
kami dengan judul “jenis jenis bebatuan dan mineral tanah” .

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari
pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena
kami sangat menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki
banyak kekurangan.

Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak


yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian
makalah ini hingga rampungnya makalah ini.

Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah


yang telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap
pembacanya.

Medan, 4 Desember 2018


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di bumi ini terdapat banyak sekali kandungan sumber daya alamnya, diantaranya yaitu
batuan dan bahan tambang. Batuan dan bahan tambang mempunyai manfaat yang sangat penting
bagi kehidupan manusia. Batuan merupakan kumpulan dari satu atau lebih mineral, batuan
penyusun kerak bumi berdasarkan kejadiannnya (genesis), tekstur, dan komposisi mineralnya
dapat dibagi menjadi 3, yaitu : Batuan beku (Igneous Rocks), Batuan sedimen (Sedimentary
Rocks), Batuan metamof/malihan (Metamorphic Rocks).

Batuan dan mineral merupakan sumber daya alam yang banyak dibutuhkan dan digunakan
untuk kehidupan manusia, dan bahan dasar industri. Batuan terbentuk dari kumpulan magma
yang membeku di permukaan bumi dan berakhir menjadi berbagai jenis batuan. Sedangkan
mineral terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan
memiliki atom-atom yang tersusun secara teratur, mineral merupakan komponen batuan yang
membentuk lapisan kerak bumi. Bahan tambang di Indonesia terdapat di darat dan di laut. Bahan
tambang jika diolah memerlukan modal yang banyak, tenaga ahli dan teknologi yang tinggi.
Sedangkan untuk memperolehnya, dapat juga dilakukan secara tradisional seperti mendulang
emas dan lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa itu batuan?
 Apa faktor terjadinya batuan sedimen?
 Jenis – jenis batuan sedimen?

1.3 Tujuan Masalah


Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
 Untuk mengetahui pengertian batuan sedimen
 Jenis – jenis batuan sedimen
 Dan proses terbentuknya batuan sedimen
Sehingga dengan kita mengetahui apa itu batuan bsedimen, mempermudah kita untuk
mempelajarinya dan memahaminya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Mineral

Mineral merupakan material pembentuk batuan yang didefinisikan sebagai benda padat
pembentuk kristal, hasil bentukan alam, mempunyai komposisi kimia dan ion-ion tertentu.
Klasifikasi mineral didasarkan pada komposisi kimianya.

Mineral : terbentuk secara alamiah dari elemen anorganik, memiliki struktur kimia,
mengkristal, padat, mempunyai struktur dalam tertentu dan memiliki sifat fisik. Bisa terdiri dari
satu elemen saja. Komposisinya dapat terdiri dari hanya satu elemen seperti emas (Au),
tembaga(Cu), intan (C) dan belerang (S).

Mineral diklasifikasikan berdasarkan komposisi kima dengan grup anion. Berikut


klasifikasinya :

1. Silicate Class, merupakan grup terbesar. silicates (sebagian besar batuan adalah
>95% silicates), yang terdiri dari silicon dan oxygen, dan dengan ion tambahan
seperti aluminium, magnesium, iron, dan calcium. Contoh lain seperti feldspars,
quartz, olivines, pyroxenes, amphiboles, garnets, dan micas.
2. Carbonate Class, merupakan mineral yang terdiri dari anion (CO3)2- dan
termasuk calcite dan aragonite (keduanya merupakan calcium carbonate),
dolomite (magnesium/calcium carbonate) dan siderite (iron carbonate). Carbonate
terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonate juga
terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk
gua/caves, stalactites dan stalagmites.Carbonate class juga termasuk mineral-
mineral nitrate dan borate.
3. Sulfate Class, Sulfates terdiri dari anion sulfate, SO42-. Biasanya terbentuk di
daerah evaporitic yang tinggi kadar airnya perlahan-lahan menguap sehingga
formasi sulfate dan halides berinteraksi. Contoh sulfate; anhydrite (calcium
sulfate), celestine (strontium sulfate), barite (barium sulfate), dan gypsum
(hydrated calcium sulfate). Juga termasuk chromate, molybdate, selenate, sulfite,
tellurate, dan mineral tungstate.
4. Halide Class, halides adalah grup mineral yang membentuk garam alami (salts)
dan termasuk fluorite (calcium fluoride), halite (sodium chloride), sylvite
(potassium chloride), dan sal ammoniac (ammonium chloride). Halides, seperti
halnya sulfates, ditemukan juga di daerah evaporitic settings seperti playa lakes
dan landlocked seas seperti Dead Sea dan Great Salt Lake. The halide class
termasuk juga fluoride, chloride, dan mineral-mineral iodide.

Oxide Class, Oxides sangatlah penting dalam dunia pertambangan karena bijih
(ores) terbentuk dari mineral-mineral dari kelas oxide. Kelas mineral ini juga
mempengaruhi perubahan Kutub Magnetic Bumi. Biasanya terbentuk dekat
dengan permukaan bumi, teroksidasi dari hasil pelapukan mineral lain dan
sebagai mineral asesori pada batuan beku crust dan mantle. Contoh mineral
Oxides; hematite (iron oxide), magnetite (iron oxide), chromite (iron chromium
oxide), spinel (magnesium aluminium oxide – mineral pembentuk mantle),
ilmenite (iron titanium oxide), rutile (titanium dioxide), dan ice (hydrogen oxide).
Juga termasuk mineral-mineral hydroxide.
5. Sulfide Class, hampir serupa dengan Kelas Oxide, pembentuk bijih (ores).
Contohnya termasuk pyrite (terkenal dengan sebutan emas palsu ‘fools’ gold),
chalcopyrite (copper iron sulfide), pentlandite (nickel iron sulfide), dan galena
(lead sulfide). Termasuk juga selenides, tellurides, arsenides, antimonides,
bismuthinides, dan sulfosalts.
6. Phosphate Class, termasuk mineral dengan tetrahedral unit AO4, A dapat berupa
phosphorus, antimony, arsenic atau vanadium. Phospate yang umum adalah
apatite yang merupakan mineral biologis yang ditemukan dalam gigi dan tulang
hewan. Termasuk juga mineral arsenate, vanadate, dan mineral-mineral
antimonate.
7. Element Class, terdiri dari metal dan element intermetalic (emas, perak dan
tembaga), semi-metal dan non-metal (antimony, bismuth, graphite, sulfur). Grup
ini juga termasuk natural alloys, seperti electrum, phosphides, silicides, nitrides
dan carbides.
8. Organic Class, terdiri dari substansi biogenic; oxalates, mellitates, citrates,
cyanates, acetates, formates, hydrocarbons and other miscellaneous species.
Contoh lain juga; whewellite, moolooite, mellite, fichtelite, carpathite, evenkite
and abelsonite

2.1.1 Sifat-Sifat Mineral.


Mineral didasarkan dari beberapa sifat diantaranya :
a. Sifat Fisik.
Satu mineral dapat dibedakan dari sifat fisiknya seperti warna mineral yang
terlihat langsung oleh mata telanjang seperti mineral klopit berwarna hijau, kilap
adalah kecerahan yang dipantulkan oleh cahaya, bentuk (umunya khas untuk mineral
tertentu seperti mika berbentuk daun), belahan yang terjadi pada mineral, dan
kekerasannya.
Berikut ini adalah urutan kekeraan mineral menurut MOHS, yang diurutkan
dari mineral yang paling lunak sampai yang paling keras, yaitu:
 Talk
 Gipsum
 Kalsit
 Flourit
 Apatit
 Ortoklas
 Kwarsa
 Topas
 Korund
 Intan
b. Bentuk Kristal.
Suatu bentuk mineral dapat berupa kristal tunggal atau rangkaian Kristal.
Struktur Kristal berkembang pada saat penghabluran dari larutannya. Bentuk ini
memiliki pola teratur pada sisi-sisinya dengan sudut turannya merupakan karakteristik
dari tiap mineral.

2.2 Batuan Batuan

Batuan beku adalah benda alam yang menjadi penyusun utama bumi. Kebanyakan batuan
merupakan campuran mineral yang tergabung secara fisik satu sama lain. Beberapa batua
terutama tersusun dari satu jenis mineral saja, dan sebagian kecil lagi dibentuk oleh gabungan
mineral, bahan organik serta bahanbahan vulkanik. Batuan dipelajari dalam petrologi yaitu suatu
ilmu yang mempelajari tentang berbagai macam batuan yang terdapat dalam kerak bumi baik
cara terjadinya maupun klasifikasinya.
2.2.2 MACAM-MACAM BATUAN

A. BATUAN BEKU
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: Ignis, "api") adalah jenis batuan yang
terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik
di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai
batuan ekstrusif (vulkanik).
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda
(1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara alamiah,
bertemperatur tinggi antara 1.500o–2.500oC dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat
pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut,
bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan
penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral
yang lazim dijumpai dalam batuan beku.
Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi,
maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa penghabluran.
Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri
yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series. Dalam mengidentifikasi batuan beku, sangat
perlu sekali mengetahui karakteristik batuan beku yang meliputi sifat fisik dan komposisi
mineral batuan beku. Dalam membicarakan masalah sifat fisik batuan beku tidak akan lepas dari.

B. KLASIFIKASI BATUAN BEKU BERDASARKAN GENETIK (TEMPAT


TERJADINYA)
Penggolongan ini berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dari batuan beku,
pembagian batuan beku ini merupakan pembagian awal sebelum dilakukan penggolongan batuan
lebih lanjut. Pembagian genetik batuan beku adalah sebagai berikut :

1. Batuan Beku Intrusif


Batuan ini terbentuk dibawah permukaan bumi, sering juga disebut batuan beku dalam
atau batuan beku plutonik. Batuan beku intrusif mempunyai karakteristik diantaranya,
pendinginannya sangat lambat (dapat sampai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-
kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusif.
Tubuh batuan beku intrusif sendiri mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam,
tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Berdasarkan kedudukannya terhadap
perlapisan batuan yang diterobosnya, struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua
yaitu konkordan dan diskordan.
Struktur tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di sekitarnya disebut
diskordan. yaitu:
a) Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya. Bentuknya tidak
beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan
kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan
ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa batholit mencapai lebih
dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari penelitian geofisika dan penelitian
singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km. Batholite tidak
terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak ada rekahan yang sebesar
dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan yang di1atasnya. Meskipun
batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma yang bergerak ke atas secara perlahan,
tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan
yang menutupinya. Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat
dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini
bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan mengendap di
dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah
membeku dinamakan Xenolith.
b) Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan
dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau
bagian atas batholit.
c) Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan dengan
batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar,
memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya.
d) Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke
kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku
yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut konkordan
diantaranya adalah :
a) Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
b) Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan yang
diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian
bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun
gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di permukaan.
c) Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung ke atas.

2. Batuan Beku Ekstrusif


Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung
dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai struktur yang
memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini
diantaranya:
a) Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.
b) Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang
pensil.
c) Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan
proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
d) Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini
terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
e) Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit,
kuarsa atau zeolit
f) Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah
tertentu akibat aliran.

C. KLASIFIKASI BATUAN BERDASARKAN KOMPOSISI KIMIA


Batuan beku disusun oleh senyawa-senyawa kimia yang membentuk mineral penyusun
batuan beku. Salah satu klasifikasi batuan beku dari kimia adalah dari senyawa oksidanya,
sepreti SiO2, TiO2, AlO2, Fe2O3, FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O, H2O+, P2O5, dari
persentase setiap senyawa kimia dapat mencerminkan beberapa lingkungan pembentukan
meineral.
Analisa kimia batuan dapat dipergunakan untuk penentuan jenis magma asal, pendugaan
temperatur pembentukan magma, kedalaman magma asal, dan banyak lagi kegunaan lainya.
Dalam analisis kimia batuan beku, diasumsikan bahwa batuan tersebut mempunyai komposisi
kimia yang sama dengan magma sebagai pembentukannya. Batuan beku yang telah mengalaimi
ubahan atau pelapukan akan mempunyai komposisi kimia yang berbeda. Karena itu batuan yang
akan dianalisa harusla batuan yang sangat segar dan belum mengalami ubahan. Namun begitu
sebagai catatanpengelompokan yang didasarkan kepada susunan kimia batuan, jarang dilakukan.
Hal ini disebabkan disamping prosesnya lama dan mahal, karena harus dilakukan melalui analisa
kimiawi.
Pembagian Kimia Batuan Beku (asam & basa) Berdasarkan kandungan kimia oksida
Contohnya pada tabel berikut ini :
OKSIDA GRANIT DIORIT GABRO PERIDOTIT
SiO2 72,08 51,86 48,36 43,54
TiO2 0,37 1,50 1,32 0,81
Al2O3 13,86 16,40 16,84 3,99
Fe2O3 0,86 2,73 2,55 2,51
FeO 1,72 6,97 7,92 9,8
MnO 0,06 0,18 0,18 0,21
MgO 0,52 6,21 8,06 34,02
CaO 1,33 3,40 11,07 3,46
Na2O 3,08 3,36 2,26 0,56
K2O 0,46 1,33 0,56 0,25
H2O+ 0,53 0,80 0,64 0,76
P2O5 0,18 0,35 0,24 0,05
Komposisi kimia dari beberapa jenis batuan beku yang terdapat pada tabel di atas, hanya
batuan intrusi saja. Dari sini terlihat perbedaan presentase dari setiap senyawa oksida, salah satu
contoh ialah dari oksida SiO2 jumlah terbanyak dimiliki oleh batuan granit dan semakin
menurun ke batuan peridotit (batuan ultra basa). Sedangkan MgO dari batuan granit (batuan
asam) semakin bertambah kandungannya kearah batuan peridotit (ultra basa).
Kandungan senyawa kimia batuan ekstrusi identik dengan batuan intrusinya, asalkan
dalam satu kelompok. Hal ini hanya berbeda tempat terbentuknya saja, sehingga menimbulkan
pula perbedaan didalam besar butir dari setiap jenis mineral.
Batuan Intrusi Batuan Ekstrusi
Granit Riolit
Syenit Trahkit
Diorit Andesit
Tonalit Dasit
Monsonit Latit
Gabro Basal
Dasar pembagian ini biasanya adalah kandungan oksida tertentu dalam batuan seperti
kandungan silika dan kandungan mineral mafik (Thorpe & Brown, 1985).
Pembagian batuan beku menurut kandungan SiO2 (silika) pada tabel di bawah :
Nama Batuan Kandungan Silika
Batuan Asam Lebih besar 66 %
Batuan Menengah 52 – 66 %
Batuan basa 45 – 52 %
Batuan Ultra basa Lebih kecil 15 %

Penamaan batuan berdasarkan kandungan mineral mafik pada tabel di bawah:


Nama Batuan Kandungan Silika
Leucocratic 0 – 33 %
Mesocratic 34 – 66 %
Melanocratic 67 – 100 %
Berdasarkan kandungan kuarsa, alkali feldspar dan feldspatoid :
A. Batuan Felsik : Dominan felsik mineral, biasanya berwarna cerah.
B. Batuan Mafik : Dominan mineral mafik, biasanya berwarna gelap.
C. Batuan Ultramafik : 90% terdiri dari mineral mafik.
Komposisi kimia dapat pula digunakan untuk mengetahui beberapa aspek yang sangat
erat hubungannya dengan terbentuknya batuan beku, seperti untuk mengetahui jenis magma,
tahapan diferensiasi selama perjalanan magma ke permukaan dan kedalaman zona Benioff.

D. KLASIFIKASI BATUAN BEKU BERDASARKAN MINERALOGI


Analisis batuan beku pada umumnya memakan waktu, maka sebagian besar batuan beku
didasarkan atas susunan mineral dari batuan itu. Mineral-mineral yang biasanya dipergunakan
adalah mineral kuarsa, plagioklas, potassium feldspar dan foid untuk mineral felsik. Sedangkan
untuk mafik mineral biasanya mineral amphibol, piroksen dan olovin.
Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan dapat mencrminkan sejarah
pembentukan batuan dari pada atas dasar kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan keadaan
yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular member arti akan
keadaan yang serba sama, sedangkan tekstur porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua
generasi pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik menggambarkan pembekuan yang cepat.
Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur batuan beku
yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi:
a) Batuan Dalam
Batuan Dalam bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan
tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
b) Batuan Gang
Batuan Gang bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
c) Batuan Gang
Batuan Gang bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.
d) Batuan Lelehan
Batuan Lelehan bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat dibedakan atau tidak
dapat dilihat dengan mata biasa.
Menurut Heinrich (1956) batuan beku dapat diklasifikasikan menjadi beberapa keluarga atau
kelompok yaitu :

 keluarga granit –riolit: bersifat felsik, mineral utama kuarsa, alkali felsparnya
melebihi plagioklas.
 keluarga granodiorit –qz latit: felsik, mineral utama kuarsa, Na Plagioklas dalam
komposisi yang berimbang atau lebih banyak dari K Felspar
 keluarga syenit –trakhit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid tidak dominant
tapi hadir, K-Felspar dominant dan melebihi Na-Plagioklas, kadang plagioklas juga
tidak hadir
 keluarga monzonit –latit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid hadir dalam
jumlah kecil, Na-Plagioklas seimbang atau melebihi K-Felspar
 keluarga syenit – fonolit foid: felsik, mineral utama felspatoid, K-Felspar melebihi
plagioklas
 keluarga tonalit – dasit: felsik hingga intermediet, mineral utama kuarsa dan
plagioklas (asam) sedikit/tidak ada K-Felspar
 keluarga diorite – andesit: intermediet, sedikit kuarsa, sedikit K-Felspar, plagioklas
melimpah
 keluarga gabbro – basalt: intermediet-mafik, mineral utama plagioklas (Ca), sedikit
Qz dan K-felspar
 keluarga gabbro – basalt foid: intermediet hingga mafik, mineral utama felspatoid
(nefelin, leusit, dkk), plagioklas (Ca) bisa melimpah ataupun tidak hadir
 keluarga peridotit: ultramafik, dominan mineral mafik (ol,px,hbl), plagioklas (Ca)
sangat sedikit atau absen.

E. WARNA BATUAN
Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya.mineral penyusun
batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya sehingga dari warna dapat
diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang mempunyai tekstur
gelasan. Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun
atas mineral-mineral felsik,misalnya kuarsa, potash feldsfar dan muskovit. Batuan beku yang
berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan beku intermediet dimana jumlah mineral felsik
dan mafiknya hampir sama banyak. Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya
adalah batuan beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.
F. STRUKTUR BATUAN
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan yang
berbeda.pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada pengamatan dalam skala
besar atau singkapan dilapangan.pada batuan beku struktur yang sering ditemukan adalah:
1. Masif : Bila batuan pejal,tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas
2. Jointing : Bila batuan tampak seperti mempunyai retakan-retakan. Kenapakan ini akan
mudah diamati pada singkapan di lapangan.
3. Vesikular : Dicirikandengan adanya lubang-lubang gas,sturktur ini dibagi lagi menjadi 3
yaitu:
 Skoriaan : Bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.
 Pumisan : Bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
 Aliran : Bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal
maupun lubang gas.
4. Amigdaloidal : Bila lubang-lubang gas terisi oleh mineral-mineral sekunder.

G. TEKSTUR BATUAN BEKU


Pengertian tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di
dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan
hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan
mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya.
Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum, dan sesudah kristalisasi. Pengamatan
tekstur meliputi :
Tingkat kristalisasi
Tingkat kristalisasi batuan beku dibagi menjadi :
~ Holokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan semua berbentuk kristal-kristal.
~ Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal dan sebagian lagi berupa mineral
gelas.
~ Holohialin, jika seluruhnya terdiri dari gelas.

Ukuran kristal.
Ukuran kristal adalah sifat tekstural yang paling mudah dikenali.ukuran kristal dapat
menunjukan tingkat kristalisasi pada batuan.

Granularitas
Pada batuan beku non fragmental tingkat granularitas dapat dibagi menjadi beberapa
macam yaitu:
a) Equigranulritas Disebut equigranularitas apabila memiliki ukuran kristal yang seragam.
Tekstur ini dibagi menjadi 2 :
~ Fenerik Granular bila ukuran kristal masih bisa dibedakan dengan mata telanjang.
~ Afinitik apabila ukuran kristal tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang atau ukuran
kristalnya sangat halus.
b) Inequigranular Apabila ukuran kristal tidak seragam. Tekstur ini dapat dibagi lagi menjadi :
~ Faneroporfiritik bila kristal yang besar dikelilingi oleh kristal-kristal yang kecil dan dapat dikenali
dengan mata telanjang.
~ Porfiroafinitik,bila fenokris dikelilingi oleh masa dasar yang tidak dapat dikenali dengan mata
telanjang.
c) Gelasan (glassy) Batuan beku dikatakan memilimki tekstur gelasan apabila semuanya
tersusun atas gelas.

Bentuk Butir
a) Euhedral, bentuk kristal dari butiran mineral mempunyai bidang kristal yang sempurna.
b) Subhedral,bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang
sempurna.
c) Anhedral, berbentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh bidang kristal yang tidak
sempurna.

Sifat Batuan Beku dibagi menjadi 3 antara lain :


1. Asam (Felsik)
Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun atas
mineral-mineral felsik.
2. Intermediet
Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan beku intermediet
diman jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak.
3. Basa (Mafik)
Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku basa dengan
mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.
4. Ultrabasa (Ultramafik )
Batuan beku yang berwarna kehijauan dan berwarna hitam pekat dimna tersusun oleh
mineral – mineral mafic seperti olivin.

H. KOMPOSISI MINERAL
Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi 4 yaitu:
a) Kelompok Granit –Riolit Berasal dari magma yang bersifat asam,terutama tersusun oleh
mineral-mineral kuarsa ortoklas, plaglioklas Na, kadang terdapat hornblende,biotit,muskovit
dalam jumlah yang kecil.
b) Kelompok Diorit – Andesit Berasal dari magma yang bersifat intermediet,terutama
tersusun atas mineral-mineral plaglioklas, Hornblande, piroksen dan kuarsa biotit,orthoklas
dalam jumlah kecil.
c) Kelompok Gabro – Basalt Tersusun dari magma yang bersifat basa dan terdiri dari
mineral-mineral olivine,plaglioklas Ca,piroksen dan hornblende.
d) Kelompok Ultra Basa Tersusun oleh olivin dan piroksen.mineral lain yang mungkin adalah
plagliokals Ca dalam jumlah kecil.

I. DISKRIPSI BATUAN BEKU


1. Kelompok Granit
a) Phanertik
Granit dikelompok ini terdiri dari batuan pluton yang biasa biasa disebut batolit,
kenampakan di permukaan bumi sangat besar sedangkan kedalaman dari batuan ini tidak
diketahui besarnya. Granit ini berbutir sangat kasar dengan kombinasi warna antara putih dengan
abu-abu dengan butiran mineral sangat besar.
Tekstur batuan pada dasarnya adalah holokristalin, hipidiomorpik dan equiganular. Penokris
yang besar dari ortoklas, kadang-kadang granit kelompok ini memiliki tekstur porpiri. Dalam
jumlah yang sangat kecil kita akan mendapatkan xenolit di dalam tubuh granit.
Struktur yang biasa terdapat dibatuan granit ialah struktur foln yang terbagi dalam tiga
kelompok, pertama struktur blok yang berbentuk kubus, kedua diakibatkan oleh proses
konsolidasi dan ketiga akibat proses pelapukan. Struktur miarolitik ialah rongga berbentuk tidak
beraturan yang bisaanya ditumbuhi oleh kristal-kristal yang berbentuk sempurna. Struktur lain
yang basa adalah struktur orbikular dan rapakular.
Komposisi mineral dan kimia di dalam batuan granit dibagi menjadi tiga, yaitu:
 Mineral Utama (essential mineral)
Mineral utama ini terdiri dari kuarsa, potasium feldspar dari jenis petoklas dan mikraklian,
plagioklas dari jenis albit-oligoklas dan sedikit sekali andesin, biotit.
 Mineral pengiring ( accessor/mineral)
Dengan bentuk dan jumlah yang sangat kecil,mineral pengiring ini terdiri dari zirkon, apatit, rutil
sphen dan oksida besi.
 Mineral skunder (Secondary mineral)
Mineral Skunder terbentuk karena mineral utam, kebanyakan tidak berpindah tempat, didalam
tingkat terakhir dari konsolidasi magma yang kemudian diikuti oleh proses pelapukan .
Kandungan mineralogi dan presentase tiap mineral
Mineral 1 2
Kuarea 10 – 40% 25%
Potasium 80 – 60% 40%
Soda plaglokirs 0 – 359% 26%
Hombende 10 – 35% 1%
Blotit 6%
Magnetit 2%
Limenit 1%

Pengamatan secara petrograpi dari batuan kelompok granit, seperti terlihat pada foto 1
halaman 113 dimana nama batuan itu adalah granit dengan mineral utamanya adalah plagioklas,
K-feldspa mika (biotit dan muskovit), dimana kuarsa memperlihatkan tekstur mosaish. Foto
2halaman 113dari batuan kuarsa monzonit, dimana mineral bertekstur equigranuiar terdiri dari
plagioklas, ortoklas, mikrokiin, homblende yang mulai berubah menjadi klorit terutama pada
bagian tepinya.
Variasi senyawa kimia pada batuan granit yang didominasi oleh silica. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat tabel di bawah ini.

Komposisi kimia dari batuan granit.


Senyawa Kimia 1 2 3
SiO2 73,86 70,18 72,70
TiO2 0,20 0,39 0,26
AI2 O3 13,75 14,47 13,39
Fe2O3 0,78 1,57 1,25
FeO 1,13 1,78 0,20
MnO 0,05 0,12 0,09
MgO 0,26 0,88 0,30
CaO 0,72 1,99 1,89
Na2O 3,51 3,48 2,00
K2O 5,13 4,11 3,94
H2O+ 0,47 0,84 0,01
P2O5 0,14 0,19

b) Aphantik
Kelompok batuan ini terdiri dari batuan ekstrusi yang berupa lava dan batuan instrusi yang
berupa dike kenampakan di lapangan batuan lava ini berupa aliran dengan ketebalan yang
bervariasi dan penyebaran yang luas. Sedangkan dike terlihat bertekstur porfiritik atau kacaan,
karena peralihan antara tipe plutonik dengan vulkanik.
Tekstur kelompok ini bertekstur porfiritik yaitu percampuran antara yang kasar (penokris)
seperti dari kuarsa feldspar dan homblende dengan masa dasar yang berbentuk halus dari
mikrokristalin sampai kacaan. Tekstur aliran dikarenakan perjalanan magma asal ke permukaan
bumi dan kemudian menyebar kesegala arah. Tekstursperulitik biasanya diobsidian yang
berbentuk sciatut yang melingkar.
Komposisi mineralogy dari penyusun mineral utama terdiri dari kuarsa, potassium feldafar
dari jenis ortoklasdan sanidin, plagioklas dari jenis oligloklas sedangkan mineral feromagnesia
dari biotit dan horiblende. Mineral pengiringnya terdiri dari magnetit dan apatit. Sedangkan
mineral sekunder terdiri dari hasil alterasi dari feldspar dan mineral/eromagnesia.
Komposisi kimia batuan riolit
Senyawa kimia
biO2 73,66
TiO2 0,22
Al2O2 13,46
Fe2O3 1,26
FeO 0,75
MnO 0,03
MgO 0,32
CaO 1,13
NaO 2,09
K2O 5,35
H2O 0,78
P2O5 0,07
Hasil analisa ini berasal dari Nockolda (1954), memperlihatkan kandungan dan persentase
setiap senyawa oksida dari batuan riolit secara umum kandungan dan persentase kimia dari
batuan instrusi maupun batuan ekstrusi tidak jauh berbeda.
2. Kelompok Syenit
a) Phaneritik.
Gyenit biasa terdapat sebagai stok dan bose, tidak pernah ditemukan sebagai tubuh yang
besar seperti batolit dari granit. Terbentuknya tubuh Gyenit bisa barasosiasi dengan granit
sebagai fasies tipis. Tekstur yang biasa ditemukan adalah equigranular, holokristallin, peneritik,
dan batuan plutorik. 3 butiran Kristal cukup besar, hal ini terlihat sebagai pegmatik.
Komposisi irineralogi dan kimia bila dibandingkan dengan granit, maka Gyenit
memperlihatkan kandungan alkali ke silica lebih tinggi, Ini disebabkan oleh berlimpahnya
mineral alkali feldspar. Mineral utama terdiri dari potassium feldspar dari jenis ortoklas dan
mikrolin, plagioklas dari jenis albit – oligoklas dan mineral feromagnesia dari homblende
sebagian be dan piroksen. Mineral pengiring terdiri dari asphen, oksida besidan apatit.
Sedangkan mineral sekunder merupakan hasil alterasi dari feldspar yang kemudian membentuk
variasi dari mineral lempung. Variasi mineralogy dari batuan gyenit dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Komposisi mineralogy batuan gyenit
Mineral 1 2
Potasium feldspar 30 – 80% 72%
Soda plagloklas 6 – 25% 12%
Mafik mineral 10 – 40%
Biotit 2%
Homblende 7%
Idino pirokrin 4%
Ilmenit 2%
1%
Variasi kimia pada batuan syenit diperlihatkan pada table 4.10. Dimana kandungan alkali
(Na2O dan J2O) sangat tinggi, hal ini disebabkan terlampau banyaknya kandungan mineral
potassium feldspar.
Komposisi kimia batuan syenit
Senayawa kimia 1
SiO2 61,86 59,41
TiO2 0,68 0,83
Al2O3 6,91 17,18
Fe2O4 2,32 2,19
FeO 2,63 2,83
MnC 0,11 0,08
MgO 0,96 2,02
CaO 2,34 4,06
Na2O 5,46 3,92
K2O 5,91 6,53
H2O+ 0,62 0,63
P2O5 0,19 0,38

b) Aphantit
Batuan kelompok ini biasanya disebut trukit, terjadi sebagai aliranlava yang meliputi daerah
yang luas, juga terdapat sebagai korok vulkanik yang berteksrur poroiritik. Tekstur batuan seperti
tekstur porpiritik dengan fenokris berjumlah lebih banyak daripada masa dasar. Sebagai masa
dasar dari mikrokristalinyang sulit untuk didentifikasi. Tekstur lain yang biasa terdapat adalah
tekstur aliran. Struktur lain banyak terdapat di batuan kelompok ini, sedangkan struktur vesikuler
biasanya terdapat di atas permukaan dari suatu aliran. Komposisi mineral dari mineral utama
terdiri dari potassium feldspar dari jenis sanidin, ortoklas dan mikrolin, plagloklas, biotit,
homblende dan mineral sugit biasa sebagai variasi dan bila jumlahnya banyak, maka akan
mempengarihi panamaan dari batuan dan biasanya diletakkan di depan dari trakit sebagai cimtoh
augit trakit.
Kandungan mineral pada batuan syenit ialah plagioklas dari jenis albithormblende, biotit, K-
feldspar dari jenis ortoklas dan mikrokiin, nefelin dan mineral bijihnyamagnetit. Bila batuan
tersusun mengandung nefelin, nya menjadi nefelin syenit. Ukuran Kristal dari mineral itu
berukuran kasar feneritik atau dapat disebut holokristalin. Batuan terakhir porpirl dalam sayatan
tipis ini terlihat kandungan mineralnya ialah K feldspar dari jenis ortoklas berbentuk subhedral
sampai euhadral. Kalsit dapat berbentuk butiran ataupun hasil ubahan, kuarsa berbentuk
ahhedral. Sebagai mineral pengiringnya adalah magnetit berbentuk kubur dan hematite yang
pada umumnya berbentuk anhedral, dalam sayatan ini berwarna nitara (opak). Sebagai mineral
ubahan ialah seririt dan kalsit yang berasal dari ortoklas atau plagioklas. Variasi senyawa kimia
dari batuan traki dapat dilihat pada tabel dibawah yaitu terdiri dari alkali trakit dan calcalkali
crakit.
Komposisi kimia dari batuan kelompok trakit
Senyawa kimia 1 2
SiO2 61,95 58,31
MO2 0,73 0,66
Al2O3 18,03 18,06
Fo2O3 2,33 2,54
FeO 1,61 2,02
MnO 0,13 0,14
MgO 0,63 2,07
CaO 1,89 4,26
Na2O 6,55 3,85
K2O 6,53 7,38
H2O 0,54 0,53
P2O5 0,18 0,20

3. Kelompok Diorit
a) Phanertilik.
Kelompok diorite ini, bila bertekstur phaneritik disebut diorite dan bila aphanitik disebut
andesit kelompok ini berada di tengah antara kelompok batuan asam dan kelompk batuan basa.
Sehingga komposisi kimia ataupun mineralogy berada di tengah dari kedua kelompok itu. Diorit
terdapat sebagai stok, dike ataupun sill juga sebagian kecil berasosiasi dengan yang besar dari
batuan asam atau basal.
Tekstur dari diorite adalah holokistallin, equigrabulur dan phanentik dan banyak pula yang
bertekstur porpiritik dengan penokris berbentuk euhedral. Komposisi mineralogy dimana
penyusunmineral utama adalah plagioklas dari jenis oligloklas – andesine dan homblende. Bia
terdapat mineral augit memberikan arah bahwa batuan itu sedikit bersifat basa, sedangan mineral
ortoklas mencerminkan batuan tersebut bersifat asam. Mineral pengiringnya yaitu kuarsa bisa
terdapat apuk banyak dan bisa tidak terdapat sama sekali. Tabel dibawah ini memperlihatkan
posisi mineral dari batuan kelompok diorite
Komposisi mineralogy dari batuan kelompok diorite
Mineral Dient kuarsa Dorit
Kuarsa 20%% 2%
Andesine 56% 64%
Potassium feldspar 6% 3%
Biotit 4% 5%
Amphibi 8% 12%
Pirokam 2% 11%
Magnetit 2 2%
Komposisi kimia dari kelompok diorite ini tidak ada yang menonjol seperti pada table
4.14. Hanya sebagian kecil saja perbedaan halini disebabkan pengaruh dari magma yang bersifat
anam atau basa.
Komposisi kimia dari batuan diorite dan andesit
Senyawa kimia 1 2 3
Sio2 1,86 56,77 55,49
TiO2 1,60 0,84 0,91
Al2O3 16,40 16,67 18,46
Fe2O3 2,73 3,16 1,39
FeO 6,97 4,40 7,07
MnO 0,18 0,13 0,16
MgO 6,12 4,17 8,10
CaO 8,40 6,74 7,47
Na2O 3,36 3,39 4,09
K2O 1,33 2,12 1,60
H2O+ 0,80 1,36 2,13
P2O5 0,35 0,25 0,28

b) Aphantik
Andesit banyak terdapat sebagai lava, tetapi juga terjadi sebagai instrusi sekunder, seperti
sebagai dike Gunung api di jawa pada umumnya bersifat andesit. Tekstur dari batuan andesit
biasanya porpiritik dengan penokris yang euhedral, sedangkan massa dasar biasanya
mjkrolaristalin sampai kacaan. Tekstur aliran terjadi dari partikel di dalam porpiritik dimana
plagioklas dikelilingi oleh barisan paralel. Komposisi mineralogy dari batuan andesit sama
dengan batuan diorite, dimana pada andesit lebih banyak kuarsa dan plagioklas dari jenis
andesine Penokris dari plagioklas dan masa dasar dari biotit homblende, piroksen dan mikrolit
plagioklas. Komposisi kimia dari batuan andesit tidak banyak berbeda dengan batuan diorite,
seperti terlihat pada table diatas Hanya beberapa senyawa terlihat tinggi hal ini disebabkan oleh
pengaruh dari magma asal.
Pengamatan secara mikroskopik pada batuan kelompok phaneritik terlihat pada foto 6
halaman 115 yaitu foto mikrograp tenalit. Sedangkan foto 7 halaman 116 dari batuan diorite,
mineral penyusunnya ialah plagioklus dari andesine, sedikit kuarsa, homblende, biotit dan
magnetit. Batuan aphanitiknya terdiri dari homblende andesit.
Sama besarnya ada yang halus dan ada yang besar. Tekstur demikian disebut porpiritik.
Mineral yang berukuran kasar atau , dari plagioklas dari jenis andesin, dan homblende.
Sedangkan sebagai matrik ialah mikrolit plagioklas, homblende, bijih dan perisit. Dalam foto ini
terlihat adanya struktur aliran yang dibentuk oleh mikrolit plagioklas yang mengelilingi fenokris
plagioklas. Diasit (foto 9 halaman 117) memperlihatkan mineral fenokrisnya dari plagioklas dan
homblende, sedangkan sebagai matriknya terdiri dari kuarsa, feldspar dan sedikit olotit dimana
matrik di sini sangat halus.
4. Kelompok Gabro
a) Phanerttih
Gabro dapat terbentuk sebagai lakolit, stok, dike, dan sil, dan biasanya sebagai batuan
platonic. Kelompok ini memiliki beberapa nama batuan berdasarkan mineral yang
dikandungnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tekstur yang biasa terdapat adalah
tekstur equigranular, holokristalin, phanentik, dan pegmatik. Dimana butiran kristal berukuran
kasar-kasar. Struktur yang berkembang pada umumnya struktur masif dan sistem join. Struktur
aliran terlihat dari mineral feldspar dengan arah liniasi yang sub parallel. Di dalam sayatan tipis
ada hal yang menarik dari reaksi rim dan biasa disebut struktur korona. Hal ini di sebabkan
perbedaan komposisi mineral yang mengelilingi dari pusat. Suatu contoh inti dari olivine
mungkin sekelilingnya dari rim orto piroksin, contoh yang lain inti aupit dan rim semakin keluar
dari homblende dan terluar ditempati oleh kiorit.
Komposisi mineralogi dan kimia dari gabro adalah batuan basa dimana persentase silika
relative rendah, sedangkan persentase besi, magnesium relative sangat tinggi, dan sodium dan
potassium sangat rendah. Mineral plagioklas dan mineral feromagnesa lebih banyak
mengandung kalsium dibandingkan dengan kelompok batuan sebelumnya.
Penamaan batuan kelompok berdasarkan kandungan mineralnya
Labradorit Plagioklas
Bytownit-Anortit
Piroksin Tanpa Dengan Tanpa Dengan olivin
olivin olivine olivin
Augit Orto gabro Olivin gabro Eukrit Olivin eukrit
Augit dan Hipersten Olivin
ortopiroksen gabro hipersten
gabro
Ortopiroksen Norit Olivin norit Hipersten Olivin
eukrit hipersten
eukrit
Tanpa piroksen (anorthosit) Troksolit (anorthosit) Allivalit

Komposisi kimia dari batuan gabro


Senyawa kimia 1 2
Si O2 43,36 48,24
Ti O2 1,32 0,97
AL2 O3 6,84 17,88
Fe O3 2,55 3,16
FeO 7,92 5,90
MnO 0,18 0,13
MgO 3,06 7,51
CO 11,07 10,90
Na2O 2,26 2,55
K3O 0,56 0,89
Fl2O 0,04 1,54
P2 O5 0,24 0,28
Kandungan mineralogy seperti mineral plagioklas dari jenis labrodit, anorditsedangkan
yang terbanyak terdapat adalah dari jenis labracont. Mineral fromagresia dari piroksen jenis orto
piroksen maupunklino piroksen (augit). Mineral olivine jarang sekali didapatkan dalam keadaan
segar. Pada umumnya telah mengalami alterral. Bila terdapat mineral ini didalam batuan gabro
maka penamaan batuan tersebut menjadi olivine gabrro. Sebagai mineral penggiring dan seperti
magnetit, ilmenit, apatit, biotit, kromit, dan spinel dimana jumlah mineral-mineral tersebut
sangat kecil.
b) Aphanitik
Batuan aphanitik dari kelompok gabro disebut basal. Basal sebagian besar terbentuk sebagai
lava pada saat sekarang. Bentuk yang paling banyak terdapat berupa lembaran di permukaan
bumi dan mendomonasi dari batuan beku yang berhubungan dengan sabuk orogenik (orogenic
belt). Penyebaran dari lava basal sangat luas sekali bahkan sampai 200.000 mil persegi dan
dengan ketebalan maksimum 6000 ft. Suatu contoh sangat baik adalah lava dari gunung di
Hawaii, dan contoh di Indonesia adalah lava gunung galunggung. Tekstur yang banyak terdapat
pada basal adalah holokristalin, juga terdapat kacaan. Tekstur porpiritik disusun dari Kristal
subhedral dan euhedral sebagai fenokris sedangkan sebagai masa dasar dari mikrokristalin dan
kacaan. Tekstur aliran terlihat di bawah mikroskop berupa penokris yang dikelilingi oleh
mikrokristalin secara teratur. Struktur yang banyak terdapat pada saat sekarang adalah sturktur
aliran. Sebagai contoh lava dari gunung di hawai. Permukaan pada aliran lava sering di temukan
struktur rongga (versikular). Struktur meniang berbentuk polgoral yang tegak lurus. Dan struktur
bantal dari lava dimana pendinginannya terdapat di bawah permukaan air, struktur ini berbentuk
lava sub spheroldal.
Komposisi kimiawi dari batuan basal
Senyawa kimia 1 2
Si C2 50,33 49,43
TO2 2,03 1,00
Al2O3 14,01 18,85
Fe2O3 2,88 1,58
FeO 9,00 8,08
MnO 0,18 0,18
MgO 6,84 5,93
CaO 10,42 10,14
Na2O 2,23 3,60
K2O 0,84 0,99
H2O 0,91 0,58
P2O5 0,23 0,20
Komposisi mineral terdiri dari plagioklas dan piroksin dengan atau tanpa olivine Kristal-
kristal berbentuk dengan di dalam masa dasar mikrokristalin. Panokris terjadi dari mineral augit,
hipersten,hornblende, sedikit liolit, kadang-kadang olivin dan terbanyak plagioklas. Sebgai
mineral pengirignya terdiri dari magnetit, ilmenit, sparit. Basal sangat mudah terkena alterasi
dengan sedikit uap air dan air panas di daerah vulkanik akan menghasilkan oksida besi dari
mineral magnetit (mineral bijih) dan mineral bijih dan kaya akan Fe dan Mg, yaitu mineral
olivine.
Pengamatan secara mikroskopik dari batuan kelompok gabro seperti terlihat pada foto 10
dan 11. Fotomikrograp dari gabro yang disusun oleh mineral-mineral plagioklas dari jenis labra.
Sedangkan mineral dari homblendo, piroksin dari jenis augit, dan mineral yang khas untuk
batuan basa ialah olivine, biasanya mineral olivine mudah sekali terubah menjadi oksida besi dan
mineral lainnya. Sebagai mineral ubahannya ialah klorit, oksida besi yang berwarna coklat dan
serpantin. Batuan ini bertekstur holokristalin yang equigranular. Batuan norit (foto 12) ,disusun
oleh mineral-minerl hipersten berbentuk subhedral-anhedral, norit, plagioklas klasik. Sebagai
mineral pendampingnya dari mineral bijih yaitu magnetit dan pirit yang berbentuk subhedral
sampai anhedral. Mineral ubahannya mineral mafik ialah biotit dan klorit sedangkan dari mineral
felsik ialah seridit. Batuan diabas (foto 13) memperlihatkan fotomikrograp denhan mineral-
mineral penyusunnya ialah plagioklas dari jenis labradorit, piroksin, dari jenis augit, dimana
mineral yang disebut diatas sebagai fenokris dengan bentuk subhedral euhedral. Sebagai mineral
penggiringnya ialah biotit dan dari mineral piroksin terutama bagian tepi atau sekeliling mineral
tersebut dan juga piroksin yang berbentuk mikro.

Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materihasil erosi.
sekitar 80% permukaan benua tertutup batuan sedimen, waluapunvolumnya hanya sekitar 5%
dari volum kerak bumi.
a. Klasifikasi Batuan Sedimen
Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi batuansedimen dapat
digolongkan atas 3 bagian :
 Sedimen Aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air.Contohnya : gosong pasir, flood
plain, delta, dan lain-lain.
 Sedimen Aeolis atau Aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenagaangin. contohnya : tanah
loss, sand dunes.
 Sedimen Glassial, yaitu sedimen yang diendapkan oleh gletser. Contohnyamorena, drimlin
Materi partikel ada yang kasar dan ada yang halus cara pengangkutanbermacam-macam,
ada yang terdorong (trection), terbawa secara melompat – lompat(saltion, terbawa dalam
duspensi, ada pula yang (solution).
Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan ), batuan sedimen dibagimenjadi dibagi
menjadi tiga, yaitu :
a. Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping,dolomit, napal, dan
sebagainya.
b. Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnyaendapan sungai (aluvium),
endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun(aeolis), dan sebagainya.
c. Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut,misalnya endapan delta
dan endapan rawa-rawa (limnis).
Berdasarkan kedalamnya, laut dibagi menjadi beberapa zona : (bathymetriczone), zona litoral,
yaitu Zona Transisi yang terletak pada daerah pasang surut. Zona Epineritik, yaitu, dari batas
daerah surut sampai kedalaman 50m. ZonaNeritik (50-200m), Zona Bathial (200-2000m), dan
Zona Abysal (>2000m).
Penggolongan batuan sedimen yangberdasarkan pada carapengendapannya, dapat
dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Sedimen Klastis
Kata clastik berasal dari bahas Yunani yaitu klatos yang artinya pecahan.Jadi, sedimen
klastik adalah adalah akumulasi partikel-partikel yang berasal daripecahan batuan dan sisa-sisa
kerangka organisme yang telah mati. Penamaanbatuan ini um,umnya berdasarkan pada besar
butirnya, yaitu sebagai berikut :
 Ukuran butir >256 mm disebut boulder atau bongkah (bongkahkonglomerat)
 Ukuran butir 64-256 mm disebut cobble atau kerakal (karakalkonglomerat)
 ukuran butir 4-64 mm) disebut pebble atau kerikil (kerikil konglomera)
 Ukuran butir 2-4 mm disebut granule (batu pasir kasar)
 Ukuran butir 1/16-2 mm disebut batu pasir
 Ukuran butir 1/256-1/16 mm disebut batu lanau
 Ukuran butir <1/256 mm disebut batu lempung
Beberapa betuan endapan kadang-kadang terbentuk dari bahan-bahan fosil. Dengan
demikian suatu batuan yang ada fosil binatang jelas bukanmerupakan batuan beku, melainkan
batuan endapan.
b. Sedimen Kimia
Batuan sedimen kimiawi yaitu yang terangkut dalam bentuk larutankemudian diendapkan
secara kimia di tempat lain. Endapan kimia juga berasaldari sumber air panas dan secara tiba-tiba
mengalami pendinginan akanmenghasilkan endapan oval (kalsit).Contoh : Evaporasi dari air laut
dan air danau, batuan sedimen kimiawi
- Batu tetes (Stalaktit & stalakmit), yang banyak dijumpai dari guabawah tanah di daerah
kapur.CO2+ H2O →H2CO3; H2CO3+ CaCO3… Ca (HCO3)2
Ca (HCO3)2→ CaCO3+ H2O + CO2-
Lapisan garam, suatu lapisan yang terbentuk dari mineral-mineral halit /NaCl yang di endapkan
di dasar laut atau dasar danau-danau garam karenapenguapan.
HCL + NaOH → NaCL + H2O

c. Sedimen Organik
Batuan sedimen organik /orgasen, yaitu batuan sediemn yang dibentukatau diendapkan
oleh organisme.
Ciri-ciri batuan sedimen :
- Pada umumnya berlapis-lapis,
- Lebih lunak, ringan dan berwarna terang,
- Tempat utama fosil.
Contoh: Batu bara terbentuk dari timbunan sisa-sisa tumbuhan di dasar danau(rawa – rawa,
berubah menjadi menjadi gambut, selanjutnya menjadi batu baramuda/batu bara).
b. Pengangkutan dan pengendapan
Endapan diangkut melalui banyak cara. Mungkin meluncur pada suatulereng bukit atau
mungkin dibawa melalui angin, glacier atau oleh aliran air.Padasaat ini endapan dapat diangkut
melalui peluncuran atau penggelindinganmenuruni bukit, yang hasilnya berupa sebuah campuran
partikel dengan berbagaiukuran.Dalam proses pengangkutan partikel-partikel endapan melalui
angin atauair, terjadi pengendapan ketika air mengalir atau pergerakan angin secara
perlahanlahan menurun pada suatu kecepatan dimana partikel partikel tidak dapat bergeraklagi.
Endapan kasar menunjukan endapan yang berasal dari angin atau air,endapan halus menunjukan
bahwa endapan disebabkan oleh air dan angin yangbergerak secara perlahan ,atau hanya endapan
halus yang tersedia untuk diangkut.
Terdapatnya lautan kuno, pesisir, danau, sungai kecil, rawa dan tempat – tempatlainnya
dimana endapan tersebut terakumulasi,dapat pula dijadikanpetunjuk tentang terdapatnya batuan
endapan.
c. Diagenesis
Diagenesis merupakan suatu istilah yang dipergunakan untuk menyatakanterjadinya suatu
perubahan (transformasi) betuk dari bahan deposit menjadi suatubatuan endapan.Calsium
Carbonate adalah salah satu dari beberapa jenis semen,tetapi silikat juga dapat mengikat butiran
secara bersama menjadi bentuk sebuahpartikel yang keras.
d. Sifat Batuan Sedimen.
 Stratifikasi
Stratifikasi sdimen adalah hasil dari sebuah penyusunan lapisan partikelyang berupa endapan
atau batuan endapan. Pelapisan merupakan suatu hal yangsangat penting pada batuanseimen,
batuan vulkanik dan metamorf.
 Sortasi
Akibat yang menyolok dari pengangkutan partikel partikel oleh aliran airatau aliran angin
adalah penyortiran terjadi akibat spesivic gravity (perbandingananatara berat dari sebuah volume
material terhadap berat dari volume satu kubikair).Partikel batuan dan butir-butiran mineral yang
mempunyai sifat mudahpecah mungkin dapat diabaikan. Sedangkan yang tahan benturan akan
terusterbawa oleh aliran. Pada umumnya yang dapat bertahan adlah kuarsa, hal inidikarenakan
kuarsa mempunyai sifat yang keras dan sedikit pecahannya.
 Lapisan Sejajar (paralel Starata)
Lapisan lapisan dari endapan dapat dibagi dalam 2 kelas didasarkan atassifat sifat geometrik,
yaitu :
- Lapisan Sejajar dan
- Lapisanyang tidaksejajar/cross strata. Lapisan sejajar adalah lapisan yang sejajar antara satu
denganlainnya. Lapisan ini disebabkan oleh deposit air. Perubahan deposisi tersebutdisebabkan
adanya pasang surutnya air yang mengalir.
 Bentuk Silang (Cross Strata)
Bentuk silang adalah bentuk yang membengkok (cenderung miring)dengan kecenderungan
menuju lapisan yang lebih tebal. Bentuk silang padaumumnya terlihat pada delta delta sungai,
bukit bukit pasir, pantai pantai danendapan sungai. Bentukan tersebut dapat terjadi jika terdapat
lubang lubang padalapisannya, sehingga akan di isi oleh deposit baru yang akan membentuk
lapisansilang.
e. Manfaat Batuan Sedimen.
 Untuk bahan dasar bangunan (gypsum)
 Untuk bahan bakar (batu bara)
 Untuk Pengeras jalan (batu gamping)
 Untuk Pondasi rumah (batu gamping)
 Dll.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Herry. 2013. Mineral dan Batuan. Diunduh di
https://askiravistara.wordpress.com/2013/09/28/mineral-dan-batuan/. (Tanggal 18
Oktober 2014)

Jauhari, Noor. 2010. Pengantar Geologi. Bogor: Universitas Pakuan. Rahmadani,


Rizki. 2013. Pengelompokan Mineral. Diunduh di
http://damniloverahmandani.blogspot.com/2013/02/pengelompokan- mineral.html.
( Tanggal 16 Desember 2014)

Fahmi, Ali. 2010. Diunduh di Fahmi, Ali.Geologi-


struktur,http://alifahmi.wordpress.com/122/12/2010. (Tanggal 16 Desember 2014)

Anda mungkin juga menyukai