RESUME DEFINISI DAN POINT PENTING MENGENAI MINERAL
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pemanfaatan Mineral dan Batuan
Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung
Dibuat oleh : Bagea Bagja Gumelar 100.701.16.043 Kelas : B
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 14340 H/2018 M RESUME DEFINISI DAN POINT PENTING MENGENAI MINERAL
Mineral adalah senyawa anorganik yang secara alamiah terdapat di alam
tersusun dari atom-atom yang membentuk pola sistematis. Dalam arti lain mineral merupakan senyawa anorganik dari sekumpulan atom yang membentuk system kristal tertentu. A. Karakteristik Mineral Mineral memiliki karakteristik yang khas untuk dapat diidentifikasi, umumnya terdapat 2 cara yaitu dengan analisis secara kimiawi, dan yang kedua paling umum dilakukan dengan cara mengenali sifat-sifat fisik dari mineral tersebut. 1. Bentuk Kristal Bentuk kristal dari mineral akan mencerminkan komposisi senyawa yang membentuk kristal dengan berbagai ikatan kimia pada masing-masing unsur yang berikatan sehingga setiap electron valensi antar unsur yang berikatan menghasilkan bentuk kristal yang khas. Contohnya terdapat pada Gambar 1.1
Sumber : Ekuliah Lecturer 2 Pemanfaatan Mineral dan Batuan, 2020
Gambar 1 Bentuk Kristal 2. Berat Jenis (Spesific Gravity) Berat jenis dari mineral bergantung pada komposisi unsur yang menyusun system kristal pembentuk mineral tersebut. Umumnya, mineral-mineral pembentuk batuan memiliki berat jenis sekitar 2.7. meskipun berat jenis rata-rata unsur metal didalamnya berkisar antara 5. Emas murni umpamanya, memiliki berat jenis 19.3. 3. Bidang Belah Bidang belah biasa digunakan dalam parameter pendeskripsian mineral yang menunjukan kecenderungan suatu mineral untuk pecah melalui suatu bidang yang mempunyai arah tertentu. Arah tersebut ditentukan oleh susunan dalam dari atom-atomnya. Dapat dikatakan bahwa bidang tersebut merupakan bidang “lemah” yang dimiliki oleh suatu mineral. 4. Warna Warna mineral dijadikan parameter khas berdasarkan pengamatan empiris kebanyakan mineral. Warna tidak dijadikan sebagai penciri utama untuk dapat membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya. Namun paling tidak ada warna-warna khas yang dapat digunakan untuk mengenali adanya unsur tertentu didalamnya. Sebagai contoh warna gelap yang dimiliki mineral dapat mengindikasi adanya unsur besi didalamnya. Disisi lain mineral dengan warna terang, diindikasikan banyak mengandung unsur alumunium didalamnya. 5. Kekerasan (Hardness) Kekerasan adalah sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi (abrasive) atau mudah tergores (scratching). Pada umumnya kekerasan dapat diukur dengan menggunakan skala mohs seperti pada tabel dibawah ini Tabel 1.1 Kekerasan (Hardness) Kekerasan Mineral (Hardness) 1 Talc 2 Gypsum 3 Calcite 4 Fluorite 5 Apatite 6 Orthoclase 7 Quartz 8 Topaz 9 Corundum 10 Diamond Sumber : Ekuliah Lecturer 2 Pemanfaatan Mineral dan Batuan, 2020 6. Goresan pada Bidang (Streak) Beberpa jenis mineral memiliki goresan pada bidangnya, seperti pada mineral kuarsa dan pyrite, yang sangat jelas dan khas. 7. Kilap (luster) Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu mineral. kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis, yaitu Kilap Logam dan Kilap Non-Logam. B. Penggolongan Mineral Dalam pembentukan batuan. Mineral pembentuk batuan, atau “Rock-forming minerals”, yang merupakan penyusun utama batuan dari kerak dan mantel bumi. Mineral pembentuk batuan dari kerak dan mantel bumi. Mineral pembentuk batuan dikelompokan menjadi empat, yaitu 1. Silikat, 2. Oksida, 3. Sulfida, 4. Karbonat 5. Sulfat Berdasarkan senyawa kimiawinya, mineral dapat dikelompokkan menjadi 1. Mineral Silikat Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan. • Kuarsa: ( SiO ) • Felspar Alkali: ( KAlSiO ) • Felspar Plagiklas: (Ca,Na)AlSiO) • Mika Muskovit: (KAl(SiAlO)(OH,F) • Mika Biotit: K(Mg,Fe)SiO(OH) • Amfibol: (Na,Ca)(Mg,Fe,Al)(Si,Al)O(OH) • Pyroksen: (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)SiO • Olivin: (Mg,Fe)SiO 2. Mineral Non-Silikat Mineral Non-Silikat dapat dibagi kembali menjadi beberapa golongan yaitu: • Mineral Oksida Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan merkuri. Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai ekonomis, atau bijih, seperti “pirit” (FeS), “chalcocite” (CuS), “galena” (PbS), dan “sphalerit” (ZnS). • Mineral Sulfida Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan merkuri. Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai ekonomis, atau bijih, seperti “pirit” (FeS), “chalcocite” (CuS), “galena” (PbS), dan “sphalerit” (ZnS). • Karbonat dan Sulfat Merupakan persenyawaan dengan ion (CO)−, dan disebut “karbonat”, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen. C. Mineral Pembentuk Batuan Mineral Pembentuk batuan umumnya terbentuk dari mineral utama dari deret bowen (Serie Bowen). Terdapat pada gambar dibawah ini : Sumber : Ekuliah Lecturer 2 Pemanfaatan Mineral dan Batuan, 2020 Gambar 2 Bentuk Kristal Mineral yang umumnya dijumpai pada batuan beku, yaitu plagioclase feldspar, K-feldspar, quartz, muscovite mica, biotite mica, amphibole, olivine dan calcite. 1. Olivine Olivine adalah kelompok mineral silikat yang tersusun dari unsur besi (Fe) dan magnesium (Mg). Mineral olivine berwarna hijau, dengan kilap gelas, terbentuk pada temperatur yang tinggi. Mineral ini umumnya dijumpai pada batuan basalt dan ultramafic. Batuan yang keseluruhan mineralnya terdiri dari mineral olivine dikenal dengan batuan Dunite. 2. Amphibole/Hornblende Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal yang menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen (O). Hornblende tampak pada foto yang berwarna hijau tua kehitaman. Mineral ini banyak dijumpai pada berbagai jenis batuan beku dan batuan metamorf. 3. Biotite Semua mineral mika berbentuk pipih, bentuk kristal berlembar menyerupai buku dan merupakan bidang belahan (cleavage) dari mineral biotite. Mineral biotite umumnya berwarna gelap, hitam atau coklat sedangkan muscovite berwarna terang, abu-abu terang. Mineral mika mempunyai kekerasan yang lunak dan bisa digores dengan kuku. 4. Plagioclase feldspar Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral feldspar. Mineral ini mengandung unsur Calsium atau Natrium. Kristal feldspar berbentuk prismatik, umumnya berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas yang mengandung Natrium dikenal dengan mineral Albite, sedangkan yang mengandung Ca disebut An-orthite. 5. Potassium feldspar (Orthoclase) Potassium feldspar adalah anggota dari mineral feldspar. Seperti halnya plagioclase feldspar, potassium feldspars adalah mineral silikat yang mengandung unsur Kalium dan bentuk kristalnya prismatik, umumnya berwarna merah daging hingga putih 6. Mica Micas adalah kelompok mineral slikat minerals dengan komposisi yang bervariasi, dari potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al) , silicon (Si) dan air (H2O 7. Quartz Quartz adalah satu dari mineral yang umum yang banyak dijumpai pada kerak bumi. Mineral ini tersusun dari Silika dioksida (SiO 2), berwarna putih, kilap kaca dan belahan (cleavage) tidak teratur (uneven) concoidal. 8. Calcite Mineral Calcite tersusun dari calcium carbonate (CaCO 3). Umumnya berwarna putih transparan dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan dari binatang laut terbuat dari calcite atau mineral yang berhubungan dengan 'lime' dari batugamping Juga berikut merupakan mineral tambahan yang menjadi wawasan kemudian untuk dimanfaatkan: 1. Zirkon 2. Sphen 3. Magnetite 4. Ilmenit 5. Hematit 6. Apatit 7. Pirit 8. Rutil 9. Corundum 10. Garnet