Anda di halaman 1dari 6

Mekanisme Heap Leaching

1. Penumpukan
Bijih yang telah dihancurkan, ditimbun ke atas dengan ketinggian sekitar 2 meter pada
tempat tahan air yaitu impermeable geomembrane (membran tahan air), tanah liat, dan
batuan-batuan kecil. Tujuannya agar ketika proses heap leaching tidak terjadi perembesan
ke tanah. Tumpukan ini memiliki kemiringan 3o agar larutan hasil heap leaching dapat
teralirkan ke kolam penampungan lain.

Tampak samping tempat heap leaching

Lapisan penahan air pada heap leaching


Alur heap leaching
2. Aglomerasi
Pada heap leaching dapat terjadi perembesan karena bijih dengan butiran halus menumpuk
di sela-sela butiran yang kasar sehingga menutupi aliran larutan leaching, dampaknya
larutan leaching tidak terserap dan terjadi perebesan maka dari itu butiran halus harus
ditempelkan ke butiran kasar. Penempelan ini dilakukan dengan aglomerasi. Aglomerasi
dilakukan sebelum heap leaching agar aliran larutan leaching seragam dan cepat ketika
melalui tumpukan. Aglomeran terdiri dari pencampuran 5-10 pon semen per ton umpan
kering dan kapur.

Perbandingan bijih yang telah diaglomerasi dan yang tidak

Kolam yang terbentuk diatas tumpukan bijih akibat belum diaglomerasi


Tidak terbentuk kolam karena telah dilakukan proses aglomerasi

3. Penambahan sianida
Sianida akan mengikat logam berharga pada bijih. Sianida ditambahkan pada bijih dengan
penyemprotan atau penetesan menambahkan 8-16% kelembaban dengan menyemprotkan
atau meneteskan larutan sianida kuat yang encer, mengaduk campuran, curing minimal 8
jam sebelum heap leaching. Sianida disemprotkan ke tumpukan bijih. Sianida akan mengikat
logam yang terkandung pada bijih. Logam yang terkandung sianida disebut pregnant
solution. Penambahan air harus dilakukan jika bijih masih kurang lembab atau larutan
sianida belum melarutkan karena kurang encer. Pengadukan perlu dilakukan pada tumpukan
bijih yang sedang dileaching untuk memastikan kontak antara bijih dan agen leaching
berjalan optimum dan tidak terjadi perembesan yang menyebabkan genangan pada bagian
atas tumpukan bijih. Pengadukan ini akan mengekspos bijih ke udara sehingga terjadi
oksidasi yang membantu recovery logam.

Penyemprotan sianida pada tumpukan bijih

4. Recovery logam
Pregnant solution dialirkan dialirkan melalui pipa menuju proses pertukaran ion untuk
merecovery logam pada larutan tersebut. Recovery dilakukan dengan menambahkan
pengikat logam ke larutan sehingga logam dan larutan sisanya yang disebut barren solution
dapat terpisah. Pengikat logam beragam tergantung jenis logam yang dimurnikan umumnya
yaitu emas, tembaga dan uranium. Pada pemurnian emas, pregnant solution dialirkan ke
tangki berisi karbon aktif agar emas diikat oleh karbon aktif. Barren solution kemudian
ditampung pada kolam sementara untuk ditambahkan kapur dan sianida, larutan ini dapat
digunakan kembali pada proses heap leaching selanjutnya.

perbandingan bijih yang diaglomerasi dan yang tidak. Aglomerasi memudahkan mengalirnya larutan leaching

5. Elektrowinning
Logam yang telah diikat oleh pengikat kemudian didesorpsi atau dilepaskan ikatannya
dengan proses elektrowinning. Atom-atom logam akan tertarik akibat reduksi oleh katoda
yang merupakan logam tersebut dengan kemurnian tinggi sehingga katoda akan semakin
menebal. Hasil elektrowinning dicelupkan ke asam nitrit untuk melarutkan besi dan material
ikutan lainnya agar kemurnian logam meningkat. Proses electrowinning ini dilakukan oleh
banyak sel.

Sel-sel elektrowinning emas


Atom Au akan terreduksi ke katoda dari emas dengan kemurnian tinggi

6. Pencetakan
Logam yang telah dimurnikan dipanaskan hingga meleleh kemudian dicetak menjadi bentuk
bongkahan, kepingan ataupun bentuk lainnya.

Pencetakan emas

Emas batangan

Referensi
https://www.911metallurgist.com/agglomeration-heap-leaching/

http://data.nbmg.unr.edu/public/Geothermal/GreyLiterature/Trexler_HeapLeaching_1990.pdf

Anda mungkin juga menyukai