Nama Kelompok:
Fakhruddin Yudomustafa (3334160006) (A)
Muhammad Irfan (3334160075) (B)
Muhamad Fadil (3334160088) (A)
Bahar Ilmi Kurnia (3334150028) (B)
Arri Zalul Fiqri (3334160080) (A)
Fajri Refani Hadi (3334160050) (B)
LATAR BELAKANG
1.1 Pendahuluan
Bangka Belitung diperkirakan memiliki cadangan mencapai 7 juta ton dan
merupakan mineral ikutan ataupun tailing dari kegiatan pertambangan timah.
Mineral-mineral itu menjadi produk sampingan (slag) pengolahan bijih timah di
kepulauan tersebut. Mineral tailing dari sisa tambang timah tersebut hanya
disimpan di gudang, tidak diolah. Usaha-usaha pemetaaan tersebut masih belum
menuju ke pemanfaatan yang maksimal untuk kebutuhan industri sangat strategis
di tanah air [ CITATION Kep17 \l 1033 ] . Direktur Pembinaan dan Pengusahaan
Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM Yunus
Saefulhak memprediksi limbah tambang slag atau terak yang berasal dari pabrik
pengolahan dan pemurnian atau smelter berpotensi mencapai 35 juta ton per tahun
pada 2021. Angka ini mengkhawatirkan karena naik 75 persen dari saat ini 20 juta
ton per tahun. Slag menurut Peraturan Menteri Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan termasuk dalam kategori limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
atau B3 sehingga tidak bisa dimanfaatkan. Namun, di negara lain, telah
memanfaatkan slag sebagai bahan baku bangunan, bahan pengerasan jalan,
bahkan bahan baku pembuatan pupuk tanaman (Bisnis.tempo.co).
Teknologi fuming telah dikenal sejak tahun 1930-an dan pertama kali
berhasil diaplikasikan di Poldoshy di bekas negara Uni Soviet sebelum tahun
1950-an dengan menggunakan tanur converting. Saat ini, teknologi fuming telah
diaplikasikan secara luas. Fuming dapat dilakukan dengan dua Teknik yaitu: top
blown furnace dan rectangular fuming furnace (side blown). Fuming furnace
dapat digunakan untuk mengambil kembali timah dalam bijih atau terak dimana
kandungan timahnya lebih besar dari 2%. Prinsip dari proses fuming adalah
mengubah timah oksida menjadi timah sulfida sehingga mudah menguap.
Temperatur didih (boiling point) dari SnO adalah sekitar 1420oC, sedangkan dari
SnS adalah sekitar 1230oC. Teknologi fuming digunakan oleh beberapa perusahan
peleburan timah di China untuk mengekstraksi timah dari campuran terak, bijih
dan material lainnya yang mengandung 2-10% Sn menjadi timah sulfida yang
volatile pada suhu 1250 -1350oC sehingga terpisah dari oksida-oksida pengotor
dan pengotor yang lain. Uap timah sulfida kemudian di oksidasi di ruang
pembakaran fume (firebox) untuk mengoksidasi kembali SnS menjadi SnO2 yang
kemudian didinginkan dan lalu dikumpulkan dalam bag filter yang kemudian
akan dimasukkan kedalam proses peleburan tahap I Bersama feed lainnya sebagai
material sirkulasi (backlog) (LAPI ITB, 2013).
2.2.1 Batubara
Coal
Results
Parameters Unit
ARB ADB DB DAFB
Total Moisture % 7,200
Moisture in the analysis % 2,080
Ash Content % 5,310 5,600 5,720
Volatile Matter % 27,710 29,240 29,860 31,670
Fixed Carbon % 59,780 63,080 64,420 68,330
Total Sulfur % 0,380 0,400 0,410 0,430
Gross Calorific Value Kcal/Kg 7.390 7.798 7.964 8.447
2.2.2 Slag II
Slag II (slag hasil peleburan tahap II) adalah bahan baku utama
untuk ekstraksi Sn, dengan mengasumsikan komposisi pada slag II adalah
sebagai berikut:
2.2.3 Slag I
2.2.4 Pirit
1 unit.
PROYEKSI EKONOMI
Perushaan akan dimulai dari tahun 2020 hingga berjalan selama 5 tahun
kedepan dengan mengasumsikan penjualan timah PT. Timah Tbk, harga timah
berdasarkan laman https://www.investing.com/commodities/tin-historical-data
maka diasumsikan sebagai berikut: