Anda di halaman 1dari 27

INDUSTRI BESI & BAJA

Ir. Titik Mahargiani, M.T.


Dra. Sri wahyu Murni,MT
• Besi dan Baja berbeda pada susunannya
Besi Kasar : kadar C dalam campuran 2,5 – 4%
Baja : kadar C = 0,15 – 0,3%
Baja rel (untuk rel) : kadar C = 0,55%
Besi kasar harus dibuat dari bahan yang mengandung Fe
• Di Alam : terdapat dalam beberapa bentuk mineral besi
1. Oksida/ hidroksida: umumnya FeO. x H2O
a. Hematit : Fe2O3 . X H2O
X bermacam-macam  warna berlainan
 cenderung warna coklat
b. Magnetit : Fe3O4 . Y H2O : mudah ditarik magnit
Gabungan Oksid valensi 2 dan valensi 3
c. Lemonit : 2 Fe2O3 . 3 H2O
SUSUNAN BESI KASAR
SIFAT ASAM SIFAT BASA
Si 2,0 – 3 % 1 - 1,2 %
P ≤ 0,04 % 2,5 %
S ≤ 0,04 % 0,08 %

C 3–4% 2,5 – 3,5 %


Mn 1–2% 0,5 – 1,5 %
Fe …. % …. %

2. Karbonat : missal : Siderit (FeCO3)


Catatan : Oksigen di udara (21%) menyebabkan Fero Oksid
teroksidasi menjadi Feri Oksid yang stabil
CONTOH SUSUNAN BIJIH BESI YANG BANYAK DI ALAM

HEMATIT
Fe 52 % 54,49% 42,6 %
P 0,075 % 0,071 % 0,19 %
SiO2 11,0 % 4,15 % 11,8 %
Mn 0,4 % 0,44 % 3,4 %
Al2O3 0,65 % 1,27 % 1,8 %
CaO 0,15 % 0,14 % 0,44 %
MgO 0,14 % 0,11 % 0,18 %
S 0,016 % 0,016 % 0,18 %
Hilang pijar
T 1000oC 5,24 % 6,6 % 6,6 %
H2O 8,23 % 11,64 % 11,64 %

Unsur2 diatas berbentuk senyawa : Phosphat, Sulfat, Karbonat, Oksid, dll


3. Sulfit : Tidak bisa dipakai secara langsung karena kadar S cukup tinggi (± 5%)
 Besi bersifat kasar dan rapuh
Pirit : FeS, FeS2, FeSx
Warna : Kuning emas

PENGOLAHAN BIJIH BESI


Reaksi yang terjadi :

1600oC
1. 3 Fe2O3 + C 2 Fe3O4 + CO – Q
1800oC
endotermik
2. Fe3O4 + C 3 FeO + CO – Q
3. FeO + C Fe + CO - Q
(p) (p) P / leburan
+ cair
• Reaksi baru terjadi (sangat cepat) pada T : 1600 – 1800oC
Untuk mencukupi kebutuhan panas, dipakai bahan bakar
4. C + O2 CO2 + Q
5. CnHn + O2 n CO2 + n/2 H2O + Q

Usaha-usaha penyempurnaan reaksi


1. C berlebihan
2. CO diusir dari system
3. P rendah, CO mudah keluar
4. T tinggi  reaksi endotermik
 menguntungkan, reaksi cepat
5. A diperbesar, bahan dihaluskan, tetapi tidak boleh bentuk serbuk
6. Kemurnian C tinggi, juga kemurnian bijih besi .

• Di dalam bahan dasar banyak terdapat kotoran : P, Mg, Si


• Diinginkan kotoran dalam hasil <<<
• SiO2 harus diambil. Jika kadar Si dalam hasil tinggi
 Sifat besi : jelek, mudah retak
• Diusahakan : Kotoran membentuk senyawa yang stabil pada suhu
proses yang tinggi dan mudah dipisahkan dari besi kasar
yang dihasilkan
 atau dibentuk menjadi senyawa silikat yang stabil
• Arang batu jenis bituminos * arang batu jenis anthracit
• SiO2 dalam bijih terlalu banyak untuk membentuk senyawa silikat dengan unsur
dalam bijih
• Perlu tambah CaO dari luar  Ca Silikat
• CaO dipakai berupa CaCO3 (batu kapur)

7. a. CaCO3  CaO + CO2


b. CaO + SiO2  CaSiO3 Senyawa silikat yang stabil,
merupakan leburan yang disebut
8. MnO + SiO2  MnSiO3 SLAG (TERAK)
9. CaO + Al2O3 + SiO2  CaSiO3 Al2(SiO3)3

CaO selain untuk membentuk slag juga untuk menghalangi reaksi2 reduksi lain
1600-1800oC
10. SiO2 + C  Si + CO
11. MnO + C  Mn + CO Pembentukan pengotor dalam besi
12. P2O5 + C  2 P + 5 CO
13. Al2O3 + C  2 Al + 3 CO
• Jika reaksi 10 s/d 13 terjadi  Si, Mn, P, tercampur dengan besi, maka harus dihalangi pembentukannya
CaSiO3
Berbentuk leburan , bersama leburan Fe. Pemisahan
MnSiO3 antara leburan Fe dan slag berdasarkan perbedaan
CaSiO3Al2(SiO3)3 berat jenis. r besi > r slag

• Gas2 yang terbentuk :


CO  akan keatas
C teroksidasi  CO2 + panas
CO2 yang keatas bertemu dengan C
C + CO2  2 CO + C
Pada suhu tinggi bentuk CO stabil
14. 2 CO  CO2 + C
CO dapat mereduksi Fe2O3
15. CO + Fe2O3  Fe3O4 + CO2
16. CO + Fe3O4  3 FeO + CO2
17. CO + FeO  Fe + CO2

PERENCANAAN ALAT
Bahan masuk : Fe2O3, C, CaCO3
Setelah bereaksi, timbul gas CO, volume makin kecil
Fe2O3 + C  Fe + CO
(p) (p) lebur (g)

Volume zat padat susut  direaksikan dalam tungku (Tanur Tinggi)


• Leburan bergerak turun
• Bahan dasar tidak boleh bentuk serbuk, karena harus menahan zat2 padat
yang ada diatasnya
• Arang batu tidak dipakai karena lunak  dipakai kokas
Diperlukan bahan yang sifatya kuat, mampu menahan tekanan
yang berat dari bahan diatasnya
• CaO tidak bisa menggantikan CaCO3, karena CaO mudah menyerap air 
Ca(OH)2 yang berupa serbuk, yang dapat menyumbat jalannya gas.
• Pengisian tungku bisa bersama-sama CaCO3, Fe2O3 dan kokas atau
sendiri2, berurutan.
CaCO3  bijih besi  kokas  CaCO3 dst
Reaktor besi baja
• Biji besi, kokas dan batu
kapur dimasukkan dari
bagian atas tungku, dan
udara panas dihembuskan
dari bagian bawah.
• Suhu maksimum terjadi di
bagian bawah, dimana besi
cair dan terak/ slag
dikumpulkan
• Setelah jumlah hasil cukup  dikeluarkan
• Contoh susunan gas yang keluar dari Tanur Tinggi

Suhu 200 – 2215oC


H2 1%
N2 59,6 %
CO 26 %
CO2 13,4 %

• Debu yang terikut gas ditangkap dengan Cyclone atau Penangkap


Debu yang lain. Debu ini sangat baik untuk Bata. Gas panas dipakai
untuk memancarkan udara pembakaran
CARA : Gas panas dilewatkan Menara yang berisi bata. Setelah bata
panas, udara dingin dimasukkan, Gas panas di stop

gas panas

Udara panas
udara
• Besi lebur yang didapat, bisa langsung dicetak  disebut INGOT
• Atau dibawa ke Pembuatan Baja
• Yang membedakan sifat asam dan sifat basa dari besi kasar adalah Si (asam) dan P
(basa)
P  cepat rapuh, harus dihilangkan
C
Si kadar diturunkan  Baja
Mn

PROSES PEMBUATAN BAJA


Reduksi Oksidasi
Bijih Besi  Besi Kasar  Baja

Besi Kasar Asam Besi Kasar Basa


Contoh Susunan Besi Kasar dan Baja
Komponen Besi Kasar  Baja Besi Kasar  Baja
(basa).% % (asam).% %
P 2,52 0,04 0,04 0,045

S 0,07 0,05 0,04 0,044 Agak naik karena


banyak zat2 yang
C 3,6 0,20 3,5 0,20 hilang
Si 0,6 0,01 2,1 0,02

Mn 1,45 0,4 0,45 0,48


Fe 91,75 99,3 93,87 99,21
PENURUNAN KADAR  Proses Oksidasi
2 P + 5/2 O2 P2O5 + Q
C + ½ O2 CO + Q
C + O2 CO2 + Q (sedikit karena O2 terbatas) Reaksi-reaksi pada proses
Si + O2 SiO2 + Q pembuatan baja
Mn + ½ O MnO + Q
(Karena Fe ikut teroksidasi
Fe + ½ O2 FeO + Q
meskipun sedikit
PEMISAHAN KOTORAN
SiO2 + MnO  MnSiO3 Mengapung di
SiO2 + FeO  FeSiO3 (stabil) permukaan leburan

• P2O5 kurang stabil bila bereaksi dengan MnO  terurai lagi, untuk itu ditambah
CaO
P2O5 + 3 CaO Ca(PO4)3  Untuk besi kasar sifat basa
• Untuk besi kasar sifat asam tidak perlu ditambah CaO dari luar
• Oksigen untuk oksidasi dapat diperoleh dengan cara :
1. Dari udara
2. Dari besi tua
3. Bijih besi
• Karena O2 yang dipakai tidak boleh berlebihan maka tidak dipakai O2 teknik
• Urutan mudahnya di Oksidasi : Si, Mn, P, C, Fe
PELAKSANAAN
1. Proses Bessemer
• Tidak ditambah bahan bakar dari luar, tetapi panas reaksi oksidasi dipakai untuk
peleburan
• Diperlukan besi kasar yang sudah lebur
• Bahan padat yang diolah : besi tua + bijih besi ,bijih besi tidak boleh terlalu
banyak, karena panas yang terjadi tergantung dari banyaknya besi lebur yang
dimasukkan.
• Kapasitas : 10 -20 ton, Proses Batch
Mekanisme:
• Fase I : Mn, P, Si, teroksidasi
• Fase II : Gas CO, CO2 keluar, timbul nyala biru, nyala biru mati  pengusiran C
hamper sempurna
• Kemudian kedalam campuran ditambahkan besi cermin, udara untuk pengadukan
• Untuk besi kasar basa, dimasukkan CaO dalam bentuk bergumpal,
bersama leburan besi kasar basa
• Besi cermin ditambahkan diluar, supaya jangan terikat oleh slag

Besi cermin (mahal)


Min 50 – 60%
slag Mno

Fe   Besi
lebur
Tungku Bessemer
• Tungku Bessemer adalah tabung baja
dengan pelapis tahan api.
• Pelapis dapat berupa bahan bersilika
(Bessemer asam) atau dari dolomit
(Bessemer basa), tergantung dari
jenis pengotor yang akan dipisahkan
dari besi.
• Tabung ini berputar pada sepasang
trunion, yang satu dipakai untuk
mengalirkan udara.
• Udara disemprotkan melalui tuyeres
(lubang-lubang) di bagian bawah.
• Terjadi proses yang sangat
eksotermis, dari bermacam2 reaksi
• Tungku Bessemer
2. PROSES DAPUR TERBUKA
• Ditambahkan panas/bahan bakar
• Besi yang diolah = besi kasar : besi bekas : bijih besi,
perbandingannya = 40% : 59% : 1%  jadi proses ini terutama untuk besi bekas (karat)
• Kapasitas = 200 ton, Proses Batch
• Ditambahkan gas alam atau gas hasil pabrik sendiri (Producer gas : CO dan H2)
Gas Alam : CH4 + O2 CO2 + H2O + Q
Producer gas : CO + H2 + O2 CO2 + H2O + Q
• Tidak perlu penggelembungan udara pada leburan karena pada besi bekas sudah cukup tersedia
O2
• Untuk mempermudah terjadinya reaksi, udara dipanaskan dulu. Panas yang terjadi untuk melebur
besi bekas
• Panas yang keluar bersama hasil pakai untuk memanaskan udara yang dipakai untuk oksidasi
bahan bakar
Tungku terbuka
• Suhu tinggi untuk mempertahankan
keadaan lelehan besi diperoleh
dengan membakar bahan bakar
ga(gas alam) dipermukaan logam.
• Produk gas panas dikeluarkan
melalui jaringan dinding bata
(Checker).
• Pelapis dinding bata terbuat dari
berbagai jenis asam atau
basa,umumnya digunakan jenis basa.
• Bahan yang dimasukkan tungku:
serpihan besi, lelehan besi kasar,
besi oksida,batu kapur.
• Untuk memperbaiki hasil besi baja karena FeO, maka oksida besi
direduksi dengan Mn.
FeO + Mn --˃ Fe + MnO
rMnOrFeO, MnO mengapung
Mn> tidak menurunkan mutu
• Mula-mula ditemukan Besi Asam, lalu Besi Basa
• Bila bata yang dipakai sebagai dinding alat, merupakan bata tahan
panas sifat asam, maka dalam waktu yang singkat akan menjadi rusak

• Besi kasar asam  Dinding alat : Silika bata


• Besi kasar basa  Dinding alat : Bata Dolomit (Ca)

Anda mungkin juga menyukai