Timah : Prinsip pengolahan timah menjadi logam adalah dengan mereduksi bijih SnO2
.Pada tahap awal,bijih timah dipekatkan dalam suatu wadah dengan proses flotasi-buih.
Pada proses ini, serbuk bijih timah dibuat menjadi suspensi dalam air. Kemudian ke
dalam suspensi ini disemprotkan udara melalui saluran yang berlubang lubang dan
berputar agar gelembung-gelembung udara yang naik ke permukaan. Penambahan zat
aditif tertentu, seperti minyak ke dalam suspensi akan mengakibatkan terbentuknya buih
atau busa yang menyelimuti bijih timah, sehingga terbawa ke atas bersama dengan
gelembung-gelembung udara. Bijih- bijih timah yang mengapung kemudian
dikumpulkan dengan cara penumpahan keluar, sedangkan bijih pengotor akan
mengendap di dasar wadah. Proses selanjutnya yaitu roasting (pemanggangan). Bijih
timah yang sudah pekat kemudian dipanggang. Karena bijih timah sudah dalam bentuk
oksidanya, maka prose pemangangan ini bertujuan untuk mengoksidasi logam 29
pengotor dan menghilangkan belerang dan arsen sebagai oksidanya yang mudah
menguap. Proses selanjutnya adalah mereduki oksida timah dengan karbon
menggunakan tanur bergaung (reverberatory) pada temperatur 1200o -1300oC. Proses
reduksi bijih kasiterit dilaksanakan dengan kondisi tekanan oksigen yang cukup tinggi
untuk mencegah terjadinya reduksi oksida besi pengotor menjadi logam besi. Lelehan
timah yang belum murni dari hasil reduksi dengan karbon dipisahkan dari logam logam
lain yang tidak meleleh dengan cara diaduk dengan kuat, kemudian dialiri dengan udara
atau uap air panas agar bahan pengotor yang ada teroksidasi kembali.
Timbal : Proses pembuatan timbal mula-mula bijih galena (PbS) dipekatkan dengan
teknik flotasi buih, selanjutnya ditambahkan sejumlah kwarsa (SiO2) agar PbSO4 yang
terjadi dalam proses pemanggangan galena pada temperature tinggi dapat diubah
menjadi PbSiO3, seperti persamaan reaksi berikut.
PbSO4 (s) + SiO2 (s) ∆ PbSiO3 (s) + SO3 (g)
kemudian diikuti dengan pemanggangan terhadap campuran seperti persamaan
reaksi berikut.
∆
2PbS (s) + 3 O2 (g) 2 PbO (s) + 2 SO2 (g)
Kemudian proses reduksi dilakukan dengan batubara coke (C) dan air kapur
dengan persamaan reaksi berikut.
PbO (s) + C (s) ∆ Pb (l) + CO (g) PbO (s) + CO (g) ∆ Pb (l) + CO2 (g)
pada proses reduksi silikat akan diubah oleh air-kapur (CaO) menjadi PbO
yang selanjutnya tereduksi oleh batubara menjadi logam timbal dan kapur
diubah menjadi kalsium silikat sebagai kerak atau ampas seperti persamaan
reaksi berikut.
∆
3(s) + CaO (s) PbO (s) + CaSiO3 (s). Namun, adapula alternatif lain
pada proses reduksi yaitu pemakaian bijih galena segar sebagai reduktor
pengganti batubara (coke) seperti persamaan reaksi berikut PbS (s) + 2 PbO (s)
∆
Pb (l) + SO2(g) Pada tahap ini logam timbal yang dihasilkan masih belum
murni dan masih mengandung banyak unsur pengotor seperti tembaga, perak,
zink, arsen, antimon dan bismut. Sehingga masih perlu proses pemurnian lebih
lanjut yang meliputi beberapa tahap seperti berikut.
1) Pertama-tama, logam timbal yang dihasilkan dilelehkan selama beberapa waktu pada
temperatur dibawah titik leleh tembaga, sehingga tembaga pengotor akan mengkristal dan
dapat dipisahkan.
2) Selanjutnya, udara ditiupkan di atas permukaan lelehan timbal sehingga pengotor seperti
arsen dan antimon akan diubah menjadi arsenat dan antimonat atau oksidanya, termasuk
bismut sebagai buih di atas permukaan dapat dipisahkan dengan disendoki ke luar.
3) Selanjutnya, untuk memisahkan pengotorseperti emas atau perak ditambahkan kira-kira 1-2
% zink agar pengotor ini larut dalam lelehan zink. Campuran ini kemudian didinginkan
secara perlahan dari sekitar 480oC menjadi 420oC, sehingga logam emas atau perak akan
terbawa dalam zink yang akan mengkristal lebih dulu untuk dipisahkan dari lelehan timbal.
Kelebihan zink jika ada, dapat dipisahkan dengan teknik penyulingan hampa atau pada
tekanan sangat rendah.
4) Pemurnian tahap akhir dilakukan dengan teknik elektrolisis menurut metode Betts. Proses
ini memakai elektrolit larutan timbal heksafluorosilikat (PbSiF6) dan asam
heksafluorosilikat (H2SiF6). Lembaran-lembaran tebal timbel dipasang sebagai katode dan
pelat-pelat timbel yang belum murni dipasang sebagai anode. Anode timbel akan
mengalami oksidasi menjadi larutan Pb2+ yang kemudian akan tereduksi menjadi logam Pb
dan melekat pada katode. Dengan proses ini akan diperoleh timbal dengan kemurnian yang
sangat tinggi yaitu berkisar 99,9 %.
3. Uraikan terkait sifat fisik dan kecenderungannya dalam satu golongan serta
uraikan penjelasan bila dijumpai adanya anomali
a. Konfigurasi elektron
Jawab :
Unsur-unsur golongan IVA memiliki konfigurasi elektron yang cenderung mirip
yaitu berakhir pada orbital s2 p 2 sehingga memiliki empat elektron valensi, dua
elektron dalam orbital s dan dua elektron dalam orbital p.
b. Jari-jari atom
Jawab:
Jari-jari atom golongan IVA cenderung meningkat dari C hingga Pb. Hal ini sesuai
dengan seiring meningkatnya nomor atom. kecenderungan ini dapat dijelaskan
berdasarkan konfigurasi elektronnya. Berdasarkan konfigurasi elektronnya, elektron
valensi masing masing unsur dalam golongan IVA pada keadaan dasarnya menempati
tingkat energi utama yang semakit tinggi seiring bertambahnya nomor atom. Meskipun
muatan inti efektif juga bertambah seiring bertambahnya nomor atom, akan tetapi
ukuran orbitalnya semakin besar dan elektron dalamnya semakin bertambah pula
sehingga semakin besar pula tolakan antar elektronnya. Hal ini menyebabkan
penamengan oleh elektron elektron dalam, akibatnya jari jari atom unsur-unsur
golongan IVA semakin besar seiring bertambahnya nomor atom.
c. Energi ionisasi
Jawab:
Energi Ionisasi unsur unsur golongan IVA cenderung berkurang seiring dengan
bertambahnya nomor atom, kecenderungan ini dapat dijelaskan berdasarkan muatan inti
efektif dan jari jari atom. Muatan inti efektif dan jari-jari atom bertambah seiring
meningkatnya nomor atom. Meskipun muatan inti efektif bertambah, pengaruhnya
terhadap elektron valensi relatifkonstan atau naik sangat sedikit seiring bertambahnya
nomor atom. Hal ini karena bertambahnya muatan inti diimbangi pula dengan
bertambahnya konstanta perisai. Bertambahnya jari-jari atom menyebabkan tarikan inti
terhadap elektron valensi justru semakin tidak efektif, sehingga untuk melepaskan satu
elektron valensi yang terikat paling lemah dari suatu unsur dalam keadaan gas terisolasi
membutuhkan energi yang tidak terlalu besar.
d. Keelektronegativan
Jawab :
Keelektronegativan yaitu kemampuan relatif suatu atom untuk menarik pasangan
elektron ke arah dirinya dalam suatu ikatan kimia. Pada golongan IVA, memiliki
keelektronegativan yang semakin menurun seiring bertambahnya nomor atom dimulai
dari unsur karbon sampai unsur timah.
e. Afinitas elektron
Jawab:
Afinitas Elektron unsur-unsur golongan IVA tidak memiliki kecenderungan yang
teratur. Hal tersebut terlihat pada tabel bahwa setiap unsur memiliki harga afinitas
elektron yang tidak teratur.
f. Titik leleh
Jawab :
Titik Leleh unsur golongan IVA cenderung menurun seiring bertambahnya dengan
nomor atom, dimulai dari unsur karbon sampai unsur timah. Namun terdapat
ketidakteraturan pada unsur timbal yang memiliki titik leleh lebih tinggi dibandingkan
unsur timah hal tersebut berkaitan dengan kuatnya ikatan logam pada timbal, pada
unsur timah memiliki jari-jari lebih kecil daripada timbal maka ikatan logam pada
timbal lebih kuat sehingga untuk memutuskan ikatan logam pada atom-atom timbal
tersebut dibutuhkan energi yang tinggi sehingga menyebabkan titik leleh pada timbal
lebih tinggi.
g. Titik didih
Jawab:
Titik didih unsur golongan IVA cenderung menurun seiring bertambahnya dengan
nomor atom, dimulai dari unsur karbon sampai unsur timah. Namun terdapat
ketidakteraturan pada unsur timbal yang memiliki titik leleh lebih tinggi dibandingkan
unsur timah hal tersebut berkaitan dengan kuatnya ikatan logam pada timbal, pada
unsur timah memiliki jari-jari lebih kecil daripada timbal maka ikatan logam pada
timbal lebih kuat sehingga untuk memutuskan ikatan logam pada atom-atom timbal
tersebut dibutuhkan energi yang tinggi sehingga menyebabkan titik didih pada timbal
lebih tinggi.
h. Densitas
Jawab :
Densitas unsur-unsur golongan IVA tinggi dimana memiliki kecenderungan
semakin bertambah seiring bertambahnya nomor atom, seperti yang terlihat pada
tabel densitas bertmbah dimulai dari unsur germanium (Ge) sampai unsur timbal
(Pb).
i. Kekerasan
Jawab:
Kekerasan pada unsur-unsur golongan IVA yaitu pada unsur Sn dan Pb yang memiliki
kekerasan yang tinggi hal tersebut karena diantara anggota-anggota unsur golongan IVA
yang lain hanya unsur Sn dan Pb lah yang bersifat logam.
j. Konduktivitas termal
Jawab:
Konduktivitas termal unsur-unsur golongan IVA relatif tinggi namun memiliki
kecenderungan semakin berkurang seiring bertambahnya nomor atom, seperti yang
terlihat pada tabel konduktivitas termal akan menurun dimulai dari unsur karbon
(C) sampai unsur timbal (Pb).
k. Konduktifitas listrik
Jawab:
Unsur-unsur golongan IVA memiliki konduktivitas listrik yang relatif tinggi dan
harganya pun beragam dimulai dari unsur karbon (C) sampai unsur timbal (Pb).
l. Entalpi pembentukan
Jawab:
Unsur-unsur golongan IVA memiliki entalpi pembentukan yang harganya beragam
dimulai dari unsur karbon (C) sampai unsur timbal (Pb) dan juga dalam bentuk
senyawaanya.
m. Entalpi penguapan
Jawab:
Unsur-unsur golongan IVA memiliki entalpi penguapan yang relatif tinggi dan
harganya pun beragam dimulai dari unsur karbon (C) sampai unsur timbal (Pb).
n. Entalpi disosiasi
Jawab:
Sama halnya dengan entalpi pembentukan, unsur-unsur golongan IVA memiliki entalpi
disosiasi yang harganya beragam dimulai dari unsur karbon (C) sampai unsur timbal
(Pb) dan juga dalam bentuk senyawaanya.
c. Hidrogen
Jawab:
a. Germanium bereaksi dengan gas hidrogen menghasilkan
GeH4 Ge(s) + 2H2 (g) → GeH4(s)
b. Timah bereaksi dengan gas hidrogen Sn (s) + 2H2(g) →
SnH4 (s)
c. Timbal bereaksi dengan gas hidrogen namun tidak stabil
Pb (s) + 2H2(g) → PbH4 (s)
d. Halogen
Jawab :
Unsur-unsur golongan IVA dapat bereaksi langsung dengan halogen membentuk
suatu halida. Contohnya karbon bereaksi langsung dengan fluor membentuk karbon
tetrafluorida dengan reaksi seperti berikut.
C(s) + 2 F2(g) CF4(g)
e. Air
Jawab :
a. Germanium tidak bereaksi dengan air.
b. Pada suhu biasa timah tidak bisa bereaksi dengan air. Tetapi dapat bereaksi
dengan uap air membentuk SnO2 dan H2.
Sn(s) + 2H2O(g) SnO2(s) + 2H2(g)
f. Asam/Basa
Jawab :
Reaksi dengan asam
a) Germanium tidak bereaksi dengan asam
b) Logam Timah bereaksi dengan asam nitrat pekat (oksidator kuat )
menghasilkan stani oksida dan gas NO2.
Sn (s) + 4 HNO3 (l) SnO2 (s) + 4 NO2 (g) + 2H2O (l)
c) Logam Timbal bereaksi perlahan dengan HCl dan bereaksi
cepat dengan HNO3 7 Pb(s) + 2HNO3 (aq) Pb(NO3)2 (aq) +
2H2(g)
Pb(s) + 2HCl (aq) PbCl2 (aq) + 2H2 (g)
Halida Timah Senyawa SnF4 (berbentuk kristal higroskopis) dibuat dari SnCl4
dan HF. SnX4 lainnya dapat terbentuk langsung dari unsur-unsurnya. SnF2
diperoleh dari penguapan larutan SnO DI 40% larutan HF. SnBr2 adalah
padatan putih dengan titik leleh 216°C dan titik didih 620°C, memiliki struktur
berlapis namun untuk detailnya tidak diketahui. SnI2terbentuk saat Sn
dipanaskan dengan I2 di asam klorida 2M.
Halida Timbal PbX2 lebih stabil daripada PbX4. PbX4 (mp 870 K) dapat
dibuat dengan reaksi F2 atau halogen fluorida dengan senyawa Pb (II),
misalnya Pb(NO3)2. Timbal(II) klorida (PbCl2) berupa padatan putih yang
sukar larut dalam air, tetapi larut dalam air panas. Garam ini dapat diperoleh
dari interaksi langsung unsur-unsurnya. Timbel(II) klorida juga dapat
diperoleh dari reaksi antara timbel(II) oksida dengan asam klorida, atau dari
reaksi pengendapan ion Pb2+ oleh ion Cl- .
Oksihalida Asam oksi halida terbentuk hanya pada halogen yang mempunyai
bilangan oksidasi positif yang bereaksi dengan air.
c. Oksida
Jawab :
Oksida Germanium Germanium monoksida diperoleh dari reaksi GeCl2
dengan NH4OH, atau dengan memanaskan Ge(OH)2 yang diperoleh dari
GeCl2 dan air. GeO mengalami disproprsionasi pada suhu tinggi sebagai
berikut : 2GeO Δ GeO2 + Ge
Oksida Timah Timah(II) (Stano oksida/SnO) berupa serbuk hitam atau hijau
bergantung pada cara pembuatannya. Oksida ini dibuat dengan mereaksikan
larutan panas senyawa timah(II) dengan larutan karbonat atau dengan
memanaskan timah (II) oksalat tanpa udara Sn2+(aq) + CO3 2- (aq) SnO (s) +
CO2(g) Sn(COO)2(s) SnO(s) + CO2(g) + CO(g)Timah(II) oksida bereaksi
dengan asam membentuk ion Sn2+, dan dengan basa kuat membentuk ion
stanit, [Sn(OH)4] 2- . Jadi, SnO menunjukkan sifat amfoterik. Dengan
melepaskan satu molekul air, ion stanit [Sn(OH)4] 2- sering ditulis dengan
formula SnO2 2- (hal ini analog dengan ion aluminat).
Oksida Timbal Ada 3 macam oksida timbal yang penting yaitu PbO yang
berwarna kuning, PbO2 yang berwarna coklat dan Pb3O4 yang berwarna
merah. Timbal (II) oksida, dapat diperoleh dari pemanasan timbal dengan
udara diatas 600°C 2 Pb (s) + O2(g) Δ 2 PbO (s) Jadi, berbeda dengan pemanasan
timah dengan udara yang menghasilkan timah (IV) oksida, pemanasan timbal dengan
udara diatas 500oC akan menghasilkan Pb3O4.
d. Silanol (termasuk polimer silikon)
Jawab :
Silanol (Termasuk Polimer Silikon) Silanol merupakan suatu senyawa dari silikon
yang terbentuk karena adanya gugus hidroksil (OH) yang melekat pada silikon
sehingga penamaannya menjadi sianol. Pada silika gel mengandung silanol (Si-OH)
dan siloksan(Si-O-Si) yang sangat responsifterhadap proses adsorpsi. Silika gel telah
banyak digunakan sebagai adsorben, umumnya digunakan sebagai adsorben untuk
senyawa- senyawa polar. Silika gel dapat juga digunakan untuk menyerap ion-ion
logam dengan prinsip pertukaran ion, namun kemampuannyauntuk menyerap logam
terbatas.
Silikon (Si)
Silikon adalah salah satu unsur yang berguna bagi manusia. Dalam bentuknya
sebagai pasir dan tanah liat, dapat digunakan untuk membuat bahan bangunan
seperti batu bata dan berguna sebagai bahan tungku pemanas dan dalam bentuk
silikat ia digunakan untuk membuat enamels (tambalan gigi), pot-pot tanah liat.
Silikon digunakan sebagai unsur pembentuk tulang punggung (backbone element).
Silika merupakan bahan dasar utama pada industri kaca dan keramik. Silikon bahan
penting pembuatan baja dan silikon karbida digunakan dalam alat laser untuk
memproduksi cahaya koheren dengan panjang gelombang 4560 A.
Germanium (Ge)
• Kristal germanium digunakan pada alat detektor frekuensi radio yang tinggi
dan sinyal- sinyal radar.
• Kristal germanium digunakan pada pembuatan piranti semikonduktor,
seperti transistor
• Germanium oksida digunakan dalam pembuatan kaca optik dan pengobatan
anemia.
• Dalam senyawanya germanium digunakan sebagai agen kemotrapi.
Timah (Sn)
Dalam bentuk lembaran, timah digunakan untuk lapisan pelindung kaleng atau
bejana dari tembaga agar lebih kuat dan tahan abrasi. Lapisan tebal dari SnO2
digunakan sebagai lapisan penghantar arus listrik dan juga digunakan pada kaca
jendela pada kocpit pesawat terbang. SnCl4 juga digunakan sebagai katalisator
dalam reaksi organik seperti pada pembuatan asam asetat, asam oksalat, dan asam
stearat. Timah digunakan sebagai bahan aditif sikat gigi untuk mencegah terjadinya
lubang pada gigi, karena timah mempunyai sifat amfoterik bereaksi kuat dengan
asam kuat dan basa kuat. SnO2 yaitu oksida timah digunakan sebagai ampelas atau
penggosok permata. SnS2 yaitu sulfida timah dipakai pada industri pewarnaan dan
proses penyepuhan (bahan imitasi). Digunakan dalam industri keramik, yaitu oksida
timahnya SnO2 yang digunakan sebagai campuran glasir sekaligus memberi warna
kuning SnO2-V2O5, warna biru abu-abu SnO2- Sb2O5, dan warna merah muda
SnO2-Cr2O3.
Timbal (Pb)
• Timbal digunakan sebagai bahan pengisi baterai dan pelapis kabel listrik
• Digunakan dalam pipa, tank dan alat sinar X
• Timbal digunakan sebagai bingkai-bingkai kaca berwarna yang dibentuk
sebagai lukisan pada jendela kaca, karena timbel dapat membentuk lapisan
timbal oksida atau timbal karbonat yang melapisi secara kuat, sehingga
reaksi tidak akan berlanjut
• Timbal juga digunakan pada industri cat, misalnya pada PbCrO4 berwarna
kuning yang banyak digunakan untuk cat pewarna jalan atau bahan plastik,
PbMoO4 yang berwarna merah orange, PbO berwarna kuning kenari, dan
2PbCO3.Pb (OH)2 memberi warna putih.
• Dalam industri keramik PbSi2O5 yang tak berwarna digunakan untuk
melapisi glasir.
• Pb3O4 yang merupakan campuran Pb (II) dan Pb (IV) atau 2PbO.PbO2
berfungsi sebagai penghambat korosi sehingga sering juga digunakan
sebagai cat dasar.