Anda di halaman 1dari 11

LKM 4 UNSUR GOLONGAN IV A

Nama : Rosa Niya


NPM : 2013023066
Kelas : 6B
Mata kuliah : Kimia Unsur

1. Uraikan bagaimana sumber unsur dan kelimpahan unsur-unsur golongan IVA


Jawab :
 Karbon :
Karbon merupakan unsur yang paling melimpah ke-15 di kerak bumi dan ke-4 di alam
semesta. Karbon dijumpai di kerak bumi. Sumber utama karbon terdapat pada batu kapur,
dolomit, karbon dioksida, batu bara, tanah gambut, serta minyak bumi.
 Silikon :
Kelimpahan silikon kira-kira 28% dari kerak bumi, silikon merupakan unsur terbanyak
kedua setelah oksigen. Silikon terdapat di matahari dan bintang-bintang dan merupakan
komponen utama satu kelas bahan meteor yang dikenal sebagai aerolites. Silikon tidak
ditemukan bebas di alam namun terdapat sebagian besar silikon dalam bentuk oksida silika
(SO2) dan terdapat dalam mineral silikat seperti granit, hornblend, asbestos, feldspar, tanah
liat, dan mika.
 Germanium :
Germanium berasal dari bahasa latin Germania yang artinya Jerman. Keberadaan unsur
germanium telah ditemukan sekitar 100 tahun yang lalu oleh ahli kimia Rusia, Mendeleev
Omitri. Germanium merupakan unsur paling melimpah nomor 52. Kelimpahan germanium
di alam sebesar 1,8 ppm. Germanium dapat ditemukan di argyrodite (Ag8GeS6), germanite
(Cu26Fe4Ge4S32), debu-debu pabrik pengolahan bijih- bijih seng dan produk sampingan
dari pembakaran batu bara.
 Timah :
Di antara kuburan-kuburan kuno di Mesir (Pyramida dan Spink) ditemukan timah, sebagai
bukti bahwa logam timah telah dikenal dalam peradaban manusia sekurang-kurangnya
sejak awal sejarah Mesir. Konsumen timah terbesar yang menggunakan lebih dari separuh
produksi timah di dunia adalah Amerika Serikat yang terpaksa harus mengimpor dari
negara-negara lain. Negara Indonesia termasuk ke dalam pemasok kebutuhan timah dunia
yang cukup besar. Timah merupakan unsur paling melimpah nomor 49 di kerak bumi.
Timah di alam terdapat sebagai mineral kasiterit atau batu timah (SnO2) . Mineral kasiterit
merupakan sumber utama logam timah. Kelimpahan timah di bumi sebesar 2,1 ppm.
 Timbal :
Timbal merupakan unsur paling melimpah ke 36. Di alam timbal terdapat sebagai galena
(PbS), namun beberapa bijih lain yang mungkin terbentuk sebagai akibat pengaruh iklim
atau cuaca pada galena adalah sebagai karbonat, anglesit (PbSO4), kerusit (PbCO3),
piromorfit [Pb5(PO4)3Cl] dan mimetesit (Pb5(AsO4)3Cl)). Kelimpahan timbal di alam
sebesar 13 ppm
2. Uraikan bagaimana cara isolasi dan/atau produksi unsur-unsur tersebut dari sumbernya
Jawab:
 Karbon : Karbon terdapat dialam sebagai grafit, grafit dapat dibuat dengan
mereaksikan coke (C) dengan silikia (SiO₂ ) seperti reaksi berikut ini.
SiO2 + 3C (2500°C) SiC + Si (g) + C(graphite)
Karbon juga dapat diperoleh dari pembakaran hidrokarbon dengan kondisi udara yang
terbatas sehingga terjadi pembakaran yang tidak sempurna.
 Silikon : Silikon dapat diperoleh dengan cara mereduksi SiO2 pada suhu tinggi dengan
menggunakan pereduksi karbon seperti pada reaksi berikut.
SiO(s) + 2 C(s) dipanaskan Si(s) + 2 CO(g)
Tetapi silikon yang diperoleh dari proses ini belum murni. Pemurnian dapat dilakukan
dengan menggunakan klorin seperti pada reaksi berikut Si(s) + 2 Cl2(g) SiCl4 (g)
Senyawa SiCl4, yang dihasilkan, kemudian direduksi dengan hidrogen pada suhu tinggi
sehingga diperoleh silikon murni seperti reaksi berikut ini :
SiCl4(g) + 2H2(g) dipanaskan Si (s) + 4HCl (g)

 Germanium : Pemurnian germanium prosesnya cukup rumit. Germanium tak murni


dapat diperoleh dari cerobong asap yang dikumpulkan selama ekstraksi seng dari
bijihnya. Bukan hanya karena kecilnya konsentrasi dari germanium akan tetapi karena
germanium bersifat amfoter sama seperti Zink. Bijih kemudian dicuci dengan H2SO4
lalu ditambahkan NaOH cair. Hasilnya pada pH 2.4 germanium dioksida (GeO2) mulai
mengendap. Pada pH 3 endapannya mencapai 90% , dan pada pH 5 mengendap 98%.
Zn(OH)2 mulai mengendap pada pH 4 dan terjadi pengendapan sempurna pada pH 5,5.

 Timah : Prinsip pengolahan timah menjadi logam adalah dengan mereduksi bijih SnO2
.Pada tahap awal,bijih timah dipekatkan dalam suatu wadah dengan proses flotasi-buih.
Pada proses ini, serbuk bijih timah dibuat menjadi suspensi dalam air. Kemudian ke
dalam suspensi ini disemprotkan udara melalui saluran yang berlubang lubang dan
berputar agar gelembung-gelembung udara yang naik ke permukaan. Penambahan zat
aditif tertentu, seperti minyak ke dalam suspensi akan mengakibatkan terbentuknya buih
atau busa yang menyelimuti bijih timah, sehingga terbawa ke atas bersama dengan
gelembung-gelembung udara. Bijih- bijih timah yang mengapung kemudian
dikumpulkan dengan cara penumpahan keluar, sedangkan bijih pengotor akan
mengendap di dasar wadah. Proses selanjutnya yaitu roasting (pemanggangan). Bijih
timah yang sudah pekat kemudian dipanggang. Karena bijih timah sudah dalam bentuk
oksidanya, maka prose pemangangan ini bertujuan untuk mengoksidasi logam 29
pengotor dan menghilangkan belerang dan arsen sebagai oksidanya yang mudah
menguap. Proses selanjutnya adalah mereduki oksida timah dengan karbon
menggunakan tanur bergaung (reverberatory) pada temperatur 1200o -1300oC. Proses
reduksi bijih kasiterit dilaksanakan dengan kondisi tekanan oksigen yang cukup tinggi
untuk mencegah terjadinya reduksi oksida besi pengotor menjadi logam besi. Lelehan
timah yang belum murni dari hasil reduksi dengan karbon dipisahkan dari logam logam
lain yang tidak meleleh dengan cara diaduk dengan kuat, kemudian dialiri dengan udara
atau uap air panas agar bahan pengotor yang ada teroksidasi kembali.
 Timbal : Proses pembuatan timbal mula-mula bijih galena (PbS) dipekatkan dengan
teknik flotasi buih, selanjutnya ditambahkan sejumlah kwarsa (SiO2) agar PbSO4 yang
terjadi dalam proses pemanggangan galena pada temperature tinggi dapat diubah
menjadi PbSiO3, seperti persamaan reaksi berikut.
PbSO4 (s) + SiO2 (s) ∆ PbSiO3 (s) + SO3 (g)
kemudian diikuti dengan pemanggangan terhadap campuran seperti persamaan
reaksi berikut.

2PbS (s) + 3 O2 (g) 2 PbO (s) + 2 SO2 (g)
Kemudian proses reduksi dilakukan dengan batubara coke (C) dan air kapur
dengan persamaan reaksi berikut.
PbO (s) + C (s) ∆ Pb (l) + CO (g) PbO (s) + CO (g) ∆ Pb (l) + CO2 (g)
pada proses reduksi silikat akan diubah oleh air-kapur (CaO) menjadi PbO
yang selanjutnya tereduksi oleh batubara menjadi logam timbal dan kapur
diubah menjadi kalsium silikat sebagai kerak atau ampas seperti persamaan
reaksi berikut.

3(s) + CaO (s) PbO (s) + CaSiO3 (s). Namun, adapula alternatif lain
pada proses reduksi yaitu pemakaian bijih galena segar sebagai reduktor
pengganti batubara (coke) seperti persamaan reaksi berikut PbS (s) + 2 PbO (s)

Pb (l) + SO2(g) Pada tahap ini logam timbal yang dihasilkan masih belum
murni dan masih mengandung banyak unsur pengotor seperti tembaga, perak,
zink, arsen, antimon dan bismut. Sehingga masih perlu proses pemurnian lebih
lanjut yang meliputi beberapa tahap seperti berikut.

1) Pertama-tama, logam timbal yang dihasilkan dilelehkan selama beberapa waktu pada
temperatur dibawah titik leleh tembaga, sehingga tembaga pengotor akan mengkristal dan
dapat dipisahkan.
2) Selanjutnya, udara ditiupkan di atas permukaan lelehan timbal sehingga pengotor seperti
arsen dan antimon akan diubah menjadi arsenat dan antimonat atau oksidanya, termasuk
bismut sebagai buih di atas permukaan dapat dipisahkan dengan disendoki ke luar.
3) Selanjutnya, untuk memisahkan pengotorseperti emas atau perak ditambahkan kira-kira 1-2
% zink agar pengotor ini larut dalam lelehan zink. Campuran ini kemudian didinginkan
secara perlahan dari sekitar 480oC menjadi 420oC, sehingga logam emas atau perak akan
terbawa dalam zink yang akan mengkristal lebih dulu untuk dipisahkan dari lelehan timbal.
Kelebihan zink jika ada, dapat dipisahkan dengan teknik penyulingan hampa atau pada
tekanan sangat rendah.
4) Pemurnian tahap akhir dilakukan dengan teknik elektrolisis menurut metode Betts. Proses
ini memakai elektrolit larutan timbal heksafluorosilikat (PbSiF6) dan asam
heksafluorosilikat (H2SiF6). Lembaran-lembaran tebal timbel dipasang sebagai katode dan
pelat-pelat timbel yang belum murni dipasang sebagai anode. Anode timbel akan
mengalami oksidasi menjadi larutan Pb2+ yang kemudian akan tereduksi menjadi logam Pb
dan melekat pada katode. Dengan proses ini akan diperoleh timbal dengan kemurnian yang
sangat tinggi yaitu berkisar 99,9 %.
3. Uraikan terkait sifat fisik dan kecenderungannya dalam satu golongan serta
uraikan penjelasan bila dijumpai adanya anomali
a. Konfigurasi elektron
Jawab :
Unsur-unsur golongan IVA memiliki konfigurasi elektron yang cenderung mirip
yaitu berakhir pada orbital s2 p 2 sehingga memiliki empat elektron valensi, dua
elektron dalam orbital s dan dua elektron dalam orbital p.

b. Jari-jari atom
Jawab:
Jari-jari atom golongan IVA cenderung meningkat dari C hingga Pb. Hal ini sesuai
dengan seiring meningkatnya nomor atom. kecenderungan ini dapat dijelaskan
berdasarkan konfigurasi elektronnya. Berdasarkan konfigurasi elektronnya, elektron
valensi masing masing unsur dalam golongan IVA pada keadaan dasarnya menempati
tingkat energi utama yang semakit tinggi seiring bertambahnya nomor atom. Meskipun
muatan inti efektif juga bertambah seiring bertambahnya nomor atom, akan tetapi
ukuran orbitalnya semakin besar dan elektron dalamnya semakin bertambah pula
sehingga semakin besar pula tolakan antar elektronnya. Hal ini menyebabkan
penamengan oleh elektron elektron dalam, akibatnya jari jari atom unsur-unsur
golongan IVA semakin besar seiring bertambahnya nomor atom.

c. Energi ionisasi
Jawab:
Energi Ionisasi unsur unsur golongan IVA cenderung berkurang seiring dengan
bertambahnya nomor atom, kecenderungan ini dapat dijelaskan berdasarkan muatan inti
efektif dan jari jari atom. Muatan inti efektif dan jari-jari atom bertambah seiring
meningkatnya nomor atom. Meskipun muatan inti efektif bertambah, pengaruhnya
terhadap elektron valensi relatifkonstan atau naik sangat sedikit seiring bertambahnya
nomor atom. Hal ini karena bertambahnya muatan inti diimbangi pula dengan
bertambahnya konstanta perisai. Bertambahnya jari-jari atom menyebabkan tarikan inti
terhadap elektron valensi justru semakin tidak efektif, sehingga untuk melepaskan satu
elektron valensi yang terikat paling lemah dari suatu unsur dalam keadaan gas terisolasi
membutuhkan energi yang tidak terlalu besar.

d. Keelektronegativan
Jawab :
Keelektronegativan yaitu kemampuan relatif suatu atom untuk menarik pasangan
elektron ke arah dirinya dalam suatu ikatan kimia. Pada golongan IVA, memiliki
keelektronegativan yang semakin menurun seiring bertambahnya nomor atom dimulai
dari unsur karbon sampai unsur timah.

e. Afinitas elektron
Jawab:
Afinitas Elektron unsur-unsur golongan IVA tidak memiliki kecenderungan yang
teratur. Hal tersebut terlihat pada tabel bahwa setiap unsur memiliki harga afinitas
elektron yang tidak teratur.

f. Titik leleh
Jawab :
Titik Leleh unsur golongan IVA cenderung menurun seiring bertambahnya dengan
nomor atom, dimulai dari unsur karbon sampai unsur timah. Namun terdapat
ketidakteraturan pada unsur timbal yang memiliki titik leleh lebih tinggi dibandingkan
unsur timah hal tersebut berkaitan dengan kuatnya ikatan logam pada timbal, pada
unsur timah memiliki jari-jari lebih kecil daripada timbal maka ikatan logam pada
timbal lebih kuat sehingga untuk memutuskan ikatan logam pada atom-atom timbal
tersebut dibutuhkan energi yang tinggi sehingga menyebabkan titik leleh pada timbal
lebih tinggi.

g. Titik didih
Jawab:
Titik didih unsur golongan IVA cenderung menurun seiring bertambahnya dengan
nomor atom, dimulai dari unsur karbon sampai unsur timah. Namun terdapat
ketidakteraturan pada unsur timbal yang memiliki titik leleh lebih tinggi dibandingkan
unsur timah hal tersebut berkaitan dengan kuatnya ikatan logam pada timbal, pada
unsur timah memiliki jari-jari lebih kecil daripada timbal maka ikatan logam pada
timbal lebih kuat sehingga untuk memutuskan ikatan logam pada atom-atom timbal
tersebut dibutuhkan energi yang tinggi sehingga menyebabkan titik didih pada timbal
lebih tinggi.

h. Densitas
Jawab :
Densitas unsur-unsur golongan IVA tinggi dimana memiliki kecenderungan
semakin bertambah seiring bertambahnya nomor atom, seperti yang terlihat pada
tabel densitas bertmbah dimulai dari unsur germanium (Ge) sampai unsur timbal
(Pb).

i. Kekerasan
Jawab:
Kekerasan pada unsur-unsur golongan IVA yaitu pada unsur Sn dan Pb yang memiliki
kekerasan yang tinggi hal tersebut karena diantara anggota-anggota unsur golongan IVA
yang lain hanya unsur Sn dan Pb lah yang bersifat logam.

j. Konduktivitas termal
Jawab:
Konduktivitas termal unsur-unsur golongan IVA relatif tinggi namun memiliki
kecenderungan semakin berkurang seiring bertambahnya nomor atom, seperti yang
terlihat pada tabel konduktivitas termal akan menurun dimulai dari unsur karbon
(C) sampai unsur timbal (Pb).
k. Konduktifitas listrik
Jawab:
Unsur-unsur golongan IVA memiliki konduktivitas listrik yang relatif tinggi dan
harganya pun beragam dimulai dari unsur karbon (C) sampai unsur timbal (Pb).

l. Entalpi pembentukan
Jawab:
Unsur-unsur golongan IVA memiliki entalpi pembentukan yang harganya beragam
dimulai dari unsur karbon (C) sampai unsur timbal (Pb) dan juga dalam bentuk
senyawaanya.

m. Entalpi penguapan
Jawab:
Unsur-unsur golongan IVA memiliki entalpi penguapan yang relatif tinggi dan
harganya pun beragam dimulai dari unsur karbon (C) sampai unsur timbal (Pb).

n. Entalpi disosiasi
Jawab:
Sama halnya dengan entalpi pembentukan, unsur-unsur golongan IVA memiliki entalpi
disosiasi yang harganya beragam dimulai dari unsur karbon (C) sampai unsur timbal
(Pb) dan juga dalam bentuk senyawaanya.

4. Uraikan terkait sifat kimia/reaktivitas unsur-unsur golongan IVA terhadap:


a. Oksigen
Jawab :
 Germanium teroksidasi menjadi GeO2 di udara Ge(s) + O2(g) → GeO2(s)
 Timah bereaksi dengan oksigen pada suhu tinggi menghasilkan SnO2. Sn(s) +
O2(g) Δ SnO2(s)
 Timbal bereaksi dengan oksigen membentuk timbal (II) oksida pada suhu 600-
800 0C 2Pb (s) + O2(g) Δ 2PbO(s)
b. Nitrogen
Jawab :
Silikon Si direaksikan dengan N2 pada suhu di atas 1.650K akan membentuk
senyawa nitrida silikon Si3N4 yang dikenal sebagai keramik dan bahan tahan api.
Seperti persamaan reaksi di bawah ini.
3Si (s) + 2N2 (g) Si3N4(s)

c. Hidrogen
Jawab:
a. Germanium bereaksi dengan gas hidrogen menghasilkan
GeH4 Ge(s) + 2H2 (g) → GeH4(s)
b. Timah bereaksi dengan gas hidrogen Sn (s) + 2H2(g) →
SnH4 (s)
c. Timbal bereaksi dengan gas hidrogen namun tidak stabil
Pb (s) + 2H2(g) → PbH4 (s)
d. Halogen
Jawab :
Unsur-unsur golongan IVA dapat bereaksi langsung dengan halogen membentuk
suatu halida. Contohnya karbon bereaksi langsung dengan fluor membentuk karbon
tetrafluorida dengan reaksi seperti berikut.
C(s) + 2 F2(g) CF4(g)
e. Air
Jawab :
a. Germanium tidak bereaksi dengan air.
b. Pada suhu biasa timah tidak bisa bereaksi dengan air. Tetapi dapat bereaksi
dengan uap air membentuk SnO2 dan H2.
Sn(s) + 2H2O(g) SnO2(s) + 2H2(g)

f. Asam/Basa
Jawab :
 Reaksi dengan asam
a) Germanium tidak bereaksi dengan asam
b) Logam Timah bereaksi dengan asam nitrat pekat (oksidator kuat )
menghasilkan stani oksida dan gas NO2.
Sn (s) + 4 HNO3 (l) SnO2 (s) + 4 NO2 (g) + 2H2O (l)
c) Logam Timbal bereaksi perlahan dengan HCl dan bereaksi
cepat dengan HNO3 7 Pb(s) + 2HNO3 (aq) Pb(NO3)2 (aq) +
2H2(g)
Pb(s) + 2HCl (aq) PbCl2 (aq) + 2H2 (g)

 Reaksi dengan basa


a. Logam Germanium tidak bereaksi dengan basa
b. Logam Timah bereaksi langsung dengan basa kuat dalam keadaan panas Sn (s) +
2 KOH + 4H2O Δ K2[Sn(OH)6] (aq) +2 H2 (g)
c. Logam Timbal bereaksi dalam larutan basa Pb (s) + 2OH- (aq) Pb(OH)2 (aq)

5. Uraikan terkait allotropi karbon dan silikon


Jawab :
 Karbon : sifat-sifat lain dari unsur karbon berdasarkan bentuk alotrop. Alotrop
adalah sifat sejumlah tertentu unsur dimana unsur ini mampu berada dalam dua
tau lebih bentuk, pada setiap alotrop atom-atom unsur tersebut berikatan dengan
cara yang berbeda sehingga membentuk modifikasi struktur yang berbeda pula.
Berbagai macam alotrop karbon adalah:
a. Grafit memiliki hibridisasi sp2 , karena mengikat 3 atom C lain. Grafit
berstruktur lapisan yang terdiri atas cincin atom karbon beranggotakan 6
yang mirip cincin benzen yang terkondensasi tanpa atom hidrogen. Jarak
karbon-karbon dalam lapisan adalah 142 pm dan ikatannya memiliki
karakter ikatan rangkap analog dengan senyawa aromatik. Karena jarak
antar lapisan adalah 335 pm dan lapis-lapis tersebut diikat oleh ikatan yang
relatif lemah yakni gaya van der Waals, lapisan-lapisan ini dengan mudah
akan saling menggelincir bila dikenai gaya. Hal inilah yang merupakan
asal mula sifat lubrikasi grafit. Berbagai molekul, seperti logam alkali,
halogen, halida logam, dan senyawa organik dapat menginterkalasi lapisan
grafit dan membentuk senyawa interkalasi. Grafit memiliki sifat semi-
logam, konduktivitasnya (10-3 Ωcm paralel dengan lapisan dan
hantarannya sekitar 100 kali lebih kecil dalam arah tegak lurus lapisan).
b. Intan berhibridisasi sp3 dimana mengikat 4 atom C lain. Strukturnya
disebut struktur intan. Sel satuan intan terdiri atas 8 atom karbon dan
setiap atom karbon berkoordinasi 4 berbentuk tetrahedral. Intan adalah zat
terkeras yang dikenal, dengan kekerasan 10 Mhos. Intan dengan hantaran
panas sangat tinggi walaupun secara listrik bersifat insulator.
c. Fullrenes berhibridisasi sp fullrenes adalah nama generik untuk alotrop
karbon 3 dimensi, dengan molekul C60 yang berbentuk bola . Fullrenes larut
dalam pelarut organik, dalam benzen larutannya bewarna ungu. Biasanya,
fuleren diisolasi dan dimurnikan dengan kromatografi. Berbagai riset dalam
kereaktifan dan sifat fisik fullrenes misalnya sifat super konduktornya sangat
populer.
 Alotrop Silikon
Dua alotrop silikon yang ada pada suhu kamar adalah amorf dan kristal. Amorf
muncul sebagai bubuk coklat sementara silikon kristal memiliki kilap logam dan
warna keabu- abuan. Kristal tunggal silikon kristal dapat tumbuh dengan proses
yang dikenal sebagai proses Czochralski. Kristal ini, ketika didoping dengan
unsur-unsur seperti boron, galium, germanium, fosfor atau arsenik, yang
digunakan dalam pembuatan perangkat elektronik, seperti transistor, sel surya,
rectifier dan microchip.

6. Uraikan terkait senyawaan dari unsur-unsur golongan IVA:


a. Hidrida
Jawab :
 Hidrida germanium Dalam golongan 14, dari atas ke bawah cenderung sukar
membentuk hidrida. Hal ini dikarenakan dari atas ke bawah sifat kovalennya
semakin rendah. Hidrida germanium disebut germana yang dikenal sebagai gas
tidak berwarna atau cairan yang mudah menguap untuk n=1-5.
 Hidrida Timah Timah dapat membentuk dua hidrida yaitu SnH4 dan Sn2H6.
Namun, hidrida timah yang stabil hanya SnH4. Dimana didapat dari reduksi
SnCl4 dengan LiAlH4 menghasilkan SnH4 sebesar 80-90% sedangkan Sn2H6
bahkan kurang stabil dan homolog tinggi belum diperoleh.
 Hidrida Timbal Timbal membentuk hidrida (plumbana) dengan rumus PbH4.
Namun senyawa ini tidak stabil karena mudah kehilangan sau atom hidrogennya.

b. Halida (termasuk oksihalida pada karbon)


Jawab:
 Halida Germanium Unsur Ge, Sn, dan Pb membentuk 2 jenis halida yaitu MX2
dan MX4. GeF2 berupa volatil padatan putih dari GeF4 pada bubuk Ge di 150-
3000 . GeC12 berwarna Kuning Pucat dapat diperoleh pada suhu 3000 atau
dengan dekomposisi termal dari GeHCl3 pada 700 . Reaksi khas dapat terlihat
pada skema berikut. GeBr2 dibuat dengan mereduksi GeBr4 atau GeHBr3
dengan Zn, atau dengan mereaksikan HBr dengan Ge dengan suhu 400°C, yang
merupakan padatan kuningyang merupakan reaksi disproporsionasi antara Ge
dengan GeBr4 pada suhu 150 0C dengan menambahkan HBr pada suhu 40oC dan
hidrolisis dengan Ge(OH)2 yang berwarna kuning.

 Halida Timah Senyawa SnF4 (berbentuk kristal higroskopis) dibuat dari SnCl4
dan HF. SnX4 lainnya dapat terbentuk langsung dari unsur-unsurnya. SnF2
diperoleh dari penguapan larutan SnO DI 40% larutan HF. SnBr2 adalah
padatan putih dengan titik leleh 216°C dan titik didih 620°C, memiliki struktur
berlapis namun untuk detailnya tidak diketahui. SnI2terbentuk saat Sn
dipanaskan dengan I2 di asam klorida 2M.

 Halida Timbal PbX2 lebih stabil daripada PbX4. PbX4 (mp 870 K) dapat
dibuat dengan reaksi F2 atau halogen fluorida dengan senyawa Pb (II),
misalnya Pb(NO3)2. Timbal(II) klorida (PbCl2) berupa padatan putih yang
sukar larut dalam air, tetapi larut dalam air panas. Garam ini dapat diperoleh
dari interaksi langsung unsur-unsurnya. Timbel(II) klorida juga dapat
diperoleh dari reaksi antara timbel(II) oksida dengan asam klorida, atau dari
reaksi pengendapan ion Pb2+ oleh ion Cl- .

 Oksihalida Asam oksi halida terbentuk hanya pada halogen yang mempunyai
bilangan oksidasi positif yang bereaksi dengan air.

c. Oksida
Jawab :
 Oksida Germanium Germanium monoksida diperoleh dari reaksi GeCl2
dengan NH4OH, atau dengan memanaskan Ge(OH)2 yang diperoleh dari
GeCl2 dan air. GeO mengalami disproprsionasi pada suhu tinggi sebagai
berikut : 2GeO Δ GeO2 + Ge
 Oksida Timah Timah(II) (Stano oksida/SnO) berupa serbuk hitam atau hijau
bergantung pada cara pembuatannya. Oksida ini dibuat dengan mereaksikan
larutan panas senyawa timah(II) dengan larutan karbonat atau dengan
memanaskan timah (II) oksalat tanpa udara Sn2+(aq) + CO3 2- (aq) SnO (s) +
CO2(g) Sn(COO)2(s) SnO(s) + CO2(g) + CO(g)Timah(II) oksida bereaksi
dengan asam membentuk ion Sn2+, dan dengan basa kuat membentuk ion
stanit, [Sn(OH)4] 2- . Jadi, SnO menunjukkan sifat amfoterik. Dengan
melepaskan satu molekul air, ion stanit [Sn(OH)4] 2- sering ditulis dengan
formula SnO2 2- (hal ini analog dengan ion aluminat).
 Oksida Timbal Ada 3 macam oksida timbal yang penting yaitu PbO yang
berwarna kuning, PbO2 yang berwarna coklat dan Pb3O4 yang berwarna
merah. Timbal (II) oksida, dapat diperoleh dari pemanasan timbal dengan
udara diatas 600°C 2 Pb (s) + O2(g) Δ 2 PbO (s) Jadi, berbeda dengan pemanasan
timah dengan udara yang menghasilkan timah (IV) oksida, pemanasan timbal dengan
udara diatas 500oC akan menghasilkan Pb3O4.
d. Silanol (termasuk polimer silikon)
Jawab :
Silanol (Termasuk Polimer Silikon) Silanol merupakan suatu senyawa dari silikon
yang terbentuk karena adanya gugus hidroksil (OH) yang melekat pada silikon
sehingga penamaannya menjadi sianol. Pada silika gel mengandung silanol (Si-OH)
dan siloksan(Si-O-Si) yang sangat responsifterhadap proses adsorpsi. Silika gel telah
banyak digunakan sebagai adsorben, umumnya digunakan sebagai adsorben untuk
senyawa- senyawa polar. Silika gel dapat juga digunakan untuk menyerap ion-ion
logam dengan prinsip pertukaran ion, namun kemampuannyauntuk menyerap logam
terbatas.

7. Uraikan terkait kegunaan unsur-unsur golongan IVA dan senyawanya


Jawab:
 Karbon (C):
• Karbon hitam digunakan sebagai bahan pengisi dalam ban karet
• Karbon hitam digunakan sebagai pigmen dalam tinta cetak dan sebagai
material transfer dalam kertas karbon, pita mesin tik, printer laser, dan mesin
fotokopi.
• Grafit digunakan dalam manufaktur komposit ringan dan kuat yang terdiri
atas serat grafit dan berbagai plastik.
• Senyawaan karbon yaitu CO2 digunakan sebagai refrigerant dalam bentuk
es kering untuk pembekuan, pengawetan, dan transportasi makanan.
• CO2 digunakan recovery minyak di ladang minyak dan dalam sistem
pemadaman api.
• CCl4 digunakan sebagai pelarut, bahan cuci kering (dry cleaning), dan
pemadam api.

 Silikon (Si)
Silikon adalah salah satu unsur yang berguna bagi manusia. Dalam bentuknya
sebagai pasir dan tanah liat, dapat digunakan untuk membuat bahan bangunan
seperti batu bata dan berguna sebagai bahan tungku pemanas dan dalam bentuk
silikat ia digunakan untuk membuat enamels (tambalan gigi), pot-pot tanah liat.
Silikon digunakan sebagai unsur pembentuk tulang punggung (backbone element).
Silika merupakan bahan dasar utama pada industri kaca dan keramik. Silikon bahan
penting pembuatan baja dan silikon karbida digunakan dalam alat laser untuk
memproduksi cahaya koheren dengan panjang gelombang 4560 A.

 Germanium (Ge)
• Kristal germanium digunakan pada alat detektor frekuensi radio yang tinggi
dan sinyal- sinyal radar.
• Kristal germanium digunakan pada pembuatan piranti semikonduktor,
seperti transistor
• Germanium oksida digunakan dalam pembuatan kaca optik dan pengobatan
anemia.
• Dalam senyawanya germanium digunakan sebagai agen kemotrapi.
 Timah (Sn)
Dalam bentuk lembaran, timah digunakan untuk lapisan pelindung kaleng atau
bejana dari tembaga agar lebih kuat dan tahan abrasi. Lapisan tebal dari SnO2
digunakan sebagai lapisan penghantar arus listrik dan juga digunakan pada kaca
jendela pada kocpit pesawat terbang. SnCl4 juga digunakan sebagai katalisator
dalam reaksi organik seperti pada pembuatan asam asetat, asam oksalat, dan asam
stearat. Timah digunakan sebagai bahan aditif sikat gigi untuk mencegah terjadinya
lubang pada gigi, karena timah mempunyai sifat amfoterik bereaksi kuat dengan
asam kuat dan basa kuat. SnO2 yaitu oksida timah digunakan sebagai ampelas atau
penggosok permata. SnS2 yaitu sulfida timah dipakai pada industri pewarnaan dan
proses penyepuhan (bahan imitasi). Digunakan dalam industri keramik, yaitu oksida
timahnya SnO2 yang digunakan sebagai campuran glasir sekaligus memberi warna
kuning SnO2-V2O5, warna biru abu-abu SnO2- Sb2O5, dan warna merah muda
SnO2-Cr2O3.

 Timbal (Pb)
• Timbal digunakan sebagai bahan pengisi baterai dan pelapis kabel listrik
• Digunakan dalam pipa, tank dan alat sinar X
• Timbal digunakan sebagai bingkai-bingkai kaca berwarna yang dibentuk
sebagai lukisan pada jendela kaca, karena timbel dapat membentuk lapisan
timbal oksida atau timbal karbonat yang melapisi secara kuat, sehingga
reaksi tidak akan berlanjut
• Timbal juga digunakan pada industri cat, misalnya pada PbCrO4 berwarna
kuning yang banyak digunakan untuk cat pewarna jalan atau bahan plastik,
PbMoO4 yang berwarna merah orange, PbO berwarna kuning kenari, dan
2PbCO3.Pb (OH)2 memberi warna putih.
• Dalam industri keramik PbSi2O5 yang tak berwarna digunakan untuk
melapisi glasir.
• Pb3O4 yang merupakan campuran Pb (II) dan Pb (IV) atau 2PbO.PbO2
berfungsi sebagai penghambat korosi sehingga sering juga digunakan
sebagai cat dasar.

Anda mungkin juga menyukai