Anda di halaman 1dari 10

KIMIA ANORGANIK II

TUGAS 4
TIMAH DAN TIMBAL

OLEH
KELOMPOK 4 :
FIKRIATUL KHAIRAT
IRMA MULYANI
KOMANG AYU WIDIA ANTARI

1313031051
1313031073
1313031078

Kelas IV C
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2015
4.1 Menjelaskan sejarah singkat penemuan Timah dan Timbal.
Timah telah diketahui dan dimanfaatkan manusia selam ribuan tahun.
Ia telah ditemukan oleh manusia sejak sebelum masehi. Dalam kitab suci
agama hindu, Reg Veda yang ditulis sekitar 1000 tahun sebelum masehi telah
menyebutkan adanya beberapa logam termasuk timah. Timah dalam bahasa
Inggris disebut sebagai Tin. Kata Tin diambil dari nama Dewa bangsa
Etruscan Tinia. Nama latin dari timah adalah Stannum dimana kata ini
berhubungan dengan kata stagnum yang dalam bahasa inggris bersinonim

dengan katadripping yang artinya menjadi cair / basah, penggunaan kata ini
dihubungkan dengan logam timah yang mudah mencair.
Logam timbal telah dipergunakan oleh manusia sejak ribuan tahun
yang lalu (sekitar 6400 SM) hal ini disebabkan logam timbal terdapat
diberbagai belahan bumi, selain itu timbal mudah di ekstraksi dan mudah
dikelola. Unsur ini telah lama diketahui dan disebutkan di kitab Exodus. Para
alkemi mempercayai bahwa timbal merupakan unsur tertua dan diasosiasikan
dengan planet Saturnus.
4.2 Menjelaskan keberadaaan

dan distribusi

Timah

dan Timbal

dalam

persenyawaannya pada lapisan kerak bumi.


Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya di bumi akan tetapi
diperoleh dari senyawaannya. Timah di alam terutama terdapat sebagai
mineral kasiterit atau batu timah

(SnO 2), inilah yang merupakan sumber

utama dari logam timah. kasiterit merupakan mineral oksida dari timah SnO2,
dengan kandungan timah berkisar 78%. Kasiterit banyak ditemukan dalam
deposit alluvial/alluvium yaitu tanah atau sediment yang tidak berkonsolidasi
membentuk bongkahan batu dimana dapat dapat mengendap di dasar laut,
sungai, atau danau. Alluvium terdiri dari berbagai macam mineral seperti
pasir, tanah liat, dan batu-batuan kecil. Hampir 80% produksi timah diperoleh
dari alluvial/alluvium atau istilahnya deposit sekunder. Contoh lain sumber
biji timah adalah kompleks mineral sulfide yaitu stanite (Cu2FeSnS4)
merupakan mineral kompleks antara tembaga-besi-timah-belerang dan
cylindrite (PbSn4FeSb2S14) merupakan mineral kompleks dari timbale-timahbesi-antimon-belerang.
Timbal juga tidak ditemukan bebas di alam akan tetapi biasanya
ditemukan sebagai biji mineral bersama dengan logam lain misalnya seng,
perak, dan tembaga.Timbal di alam terutama terdapat sebagai galena (PbS)
yang mengandung 86,6% Pb dengan proses pemanggangan. Selain itu, bijih
lain yang mungkin terbentuk sebagai akibat pengaruh iklim atau cuaca pada
galena yaitu sebagai karbonat (kerusit PbCO3) dan sebagai sulfat (anglesit
PbSO4).
4.3 Menjelaskan cara-cara isolasi dan penggunaan Timah dan Timbal dari
mineral-mineralnya.
a. Timah (Sn)
2

Isolasi
Sumber utama dari unsur Sn adalah kasiterit (SnO2), dibuat melalui
reduksi kasiterit dengan menggunakan karbon yang terlebih dahulu
dipanggang dengan tujuan untuk memisahkan bahan-bahan pengotor yang

terdapat dalam kasiterit seperti belerangdan arsen.


SnO2(s) + 2C(s) Sn(l) + 2CO(g)
Penggunaan
- Untuk melapisi logam seperti logam besi untuk pengalengan atau
penyimpanan makanan.
- Untuk membuat logam campuran.
- Sebagai solder yaitu campuran timah dengan timbal dengan perbandingan
tertentu seperti fine solder (satu bagian Pb dengan dua bagian Sn), solt
solder (satu bagian Pb dan satu bagian Sn).
b. Timbal (Pb)
Isolasi

Sumber utama dari Pb adalah galena (PbS) dan bahan untuk ekstraksi Pb
adalah PbO. Untuk mendapatkan PbO mula-mula galena dipanggang
denagn karbon sebagi pereduksi. Pada proses pemanggangan ini
ditambahkan SiO2 dan CaCO3. SiO2 berfungsi untuk mengubah PbSO4
yang mungkin terjadi menjadi senyawa PbSiO 3 dan dengan CaCO3
senyawa ini akan diubah menjadi CaSiO3. Pada proses ini akan terjadi
reaksi :

2PbS +3O2 2PbO +2SO2


PbS + 2O2 PbSO4
PbSO4 + SiO2 PbSiO3 + SiO3
PbSiO3 + CaO PbO + CaSiO3
PbO + C Pb + CO
PbO + CO Pb + CO2
Penggunaan
Timbal dapat digunakan untuk pembuatan baterai (sel aki), sebagai logam
campuran, pembungkus kabel dan pembuatan Tetra Etyl Timbal yang

digunakan sebagai aditif anti knock untuk bensin.


4.4 Menjelaskan alotropi dan perubahan struktur timah
Timah mempunyai tiga bentuk alotrop antara lain
(timah putih) dan

(timah kelabu),

(timah rapuh). Timah abu-abu mempunyai

bentuk kristal kubus, timah putih-lunak dengan bentuk kristal tetragonal,

dan timah rapuh dengan bentuk kristal rombik. Masing-masing secara


berurutan mempunyai rapatan 5,75 , 7,28 dan 6,97 g cm-3.
Alotropi timah sebagai fungsi temperatur dapat diringkas sebagai berikut:
C
Sn

162
Sn

Sn

Pada temperatur kamar timah putih yang paling stabil, pada temperatur
dibawah 13,2 0C berubah secara perlahan menjadi serbuk abu-abu amorf,
dan jika dipanaskan diatas 1610C berubah menjadi timah rapuh.
4.5 Menjelaskan sifat-sifat Timah dan Timbal.
a. Timah (Sn)
Sifat fisis
Timah merupakan unsur yang bersifat logam dalm golongannya, tetapi
lunak tidak kuat, mempunyai titik leleh rendah yaitu 232 0C, titik didih
2270 0C, mudah dibuat menjadi bentuk piringan, dan tahan terhadap
korosi. Memilik tiga macam alotrop yaitu timah abu-abu yang mempunyai
bentuk kristal kubus, timah putih-lunak dengan bentuk kristal tetragonal,
dan timah rapuh dengan bentuk kristal rombik. Masing-masing secara
berurutan mempunyai rapatan 5,75 , 7,28 dan 6,97 g cm-3.
Sifat kimia
1. Reaksi dengan asam klorida
Dengan asam klorida encer reaksinya lambat dan dengan asam klorida
pekat reaksinya lebih cepat.
+2

2. Reaksi dengan asam sulfat panas


Bereaksi dengan asam sulfat pekat tetapi dalam asam sulfat encer
tidak terjadi reaksi.
+2

3. Reaksi dengan asam nitrat


Reaksi dengan asam nitrat encer.
+

Reaksi dengan asam nitrat pekat.


+

Reaksi dengan oksigen.


+

Dengan oksigen dari udara akan membentuk lapisan oksida yang kuat
pada permukaannya yang dapat melindungi logam dari oksidasi lebih
lanjut.
4. Reaksi dengan klor
+
5. Reaksi dengan belerang
+
b. Timbal (Pb)
Sifat fisis
Timbal bersifat lembek-lemah dengan titik leleh 327 0C, titik didih 1620
0

C, memiliki densitas (rapatan) yang sangat tinggi yaitu 11,34 g cm -3

nampak mengkilat/berkilauan ketika baru dipotong. Sama halnya dengan


timah timbal juga tahan terhadap korosi
Sifat kimia
1. Jika timbal direaksikan dengan asam klorida mula-mula terbentuk
kemudian dengan asam klorida berlebih akan terbentuk ion
kompleks

Pb + 2HCl

+ HCl
+
2. Jika dibakar dengan udara akan terjadi sebagai berikut.
2Pb +
2PbO
2PbO +
2PbO +
2

6PbO +

3. Dengan gas klor akan terbentuk

Pb +
4. Dengan belerang akan terbentuk PbS.
Pb + S PbS
4.6 Menjelaskan sifat-sifat dan reaksi-reaksi senyawa-senyawa dari Timah dan
Timbal.
a. Timah (Sn)
Hidrida SnH4

Hidrida dari timah disebut sebagai stannan dan rumus formulanya adalah
SnH4, hanya SnH4 saja merupakan hidrida timah yang stabil. Stannan

terdekomposisi secara lambat menghasilkan logam timah dan gas

hidrogen. Hidrida timah ini sangat analog dengan gas metana CH4.
Halida SnCl2 dan SnCl4
Kedua senyawa ini banyak digunakan dalam industri. SnCl 2 merupakan
pereduksi yang baik, dalam laboratorium kimia banyak digunakan untuk
mereduksi senyawa Fe3+ menjadi Fe2+, Hg2+ menjadi Hg+ dan Cu2+ menjadi
Cu+. Senyawa SnCl2 lebih ionik dibanding dengan SnCl4. Senyawa Sn2+
cenderung membentuk kompleks dengan suatu anion misalnya dengan Cl -.
Jika SnCl2 direaksikan dengan larutan Cl- dapat memebentuk ion kompleks

SnCl3- atau SnCl42-.


Oksida SnO dan SnO2
SnO berupa serbuk hitam atau hijau, sedangkan SnO 2 berwarna kuning
ketika panas dan menjadi putih setelah dingin. Oksida SnO kurang
mantap, dan jika dipanaskan dalam udara akan berubah menjadi SnO 2.
Kedua oksida ini lebih bersifat oksida logam, tetapi oksida SnO lebih
bersifat oksida logam dibanding dengan oksida SnO2. Kedua oksida ini
bersifat amfoter dalam arti dapat bereaksi dengan asam maupun dengan

basa alkalis.
Reaksi dengan asam
SnO(s) + 2H+(aq) Sn2+(aq) + H2O(l)
SnO2(s) + 2H+(aq) Sn4+(aq) + 2H2O(l)
Bereaksi dengan basa alakalis
SnO(s) + 2OH-(aq) + 2H2O(l) Sn(OH)42- SnO22-. 2H2O
(dengan konsentrasi yang tinggi dari NaOH akan terbentuk stannat).
SnO2(s) + 2OH-(aq) + 2H2O(l) Sn(OH)62- SnO32- . 3H2O(l)
Hidroksida Sn(OH)2 dan Sn(OH)4
Kedua hidroksida ini bersifat amfoter.
Reaksi dengan asam :
Sn(OH)2(s) + 2H+(aq) Sn2+(aq) + 2H2O(l)
Sn(OH)4(s) + 4H+(aq) Sn4+(aq) + 4H2O(l)
Reaksi dengan basa alkalis :
Sn(OH)2(s) + 2OH-(aq) Sn(OH)42-(aq) SnO22-(aq) + 2H2O(l)
Sn(OH)4(s) + 2OH-(aq) Sn(OH)62-(aq) SnO32-(aq) + 3H2O(l)
Sulfida SnS dan SnS2
SnS tidak larut dalam larutan amonium sulfida, tetapi dapat larut dalam
laruta amonium polisulfida. Sebaliknya SnS2 larut dalam larutan amonium
sulfida, tetapi tidak laryt dalam larutan amonium polisulfida.
SnS(s) + (NH4)2S2(aq) (NH4)2SnS3(aq)
SnS2(s) + (NH4)S(aq) (NH4)2SnS3(aq)

Jika pada larutan ini ditambahkan suatu asam, akan terbentuk endapan
kuning dari SnS2. Reaksinya :
(NH4)2SnS3(aq) + 2H+(aq) 2NH4+(aq) + H2S(g) SnS2(s)
Reaksi-reaksi diatas dapat digunakan untuk membedakan senyawa Sn2+
dengan senyawa Sn4+.
b. Timbal (Pb)
Timbal (II) halida

PbCl2 merupakan endapan putih, PbBr2 putih kekuningan dan PbI2 kuning,
ketiga halida ini sukar larut dalam air dingin, tetapi dalam air panas PbCl 2

dan PbBr2 dapat larut sedangkan PbI2 sedikit larut.


Oksida timbal
Timbal dapat membentuk berbagai oksida antara lain PbO (kuning), PbO 2
(coklat) dan Pb3O4 (merah meni). Oksida dimana Pb dalam keadaan
bilangan oksidasi yang tinggi lebih bersifat asam. PbO dan PbO 2 bersifat
amfoter (bereaksi dengan asam maupun dengan asam alakalis)
Reaksi dengan asam klorida
PbO + 2HCl PbCl2 + H2O
PbO2 + 4HCl PbCl2 + Cl2 + 2H2O
Bereaksi dengan basa alkalis
PbO + 2OH- + H2O Pb(OH)42- PbO22- + 2H2O
PbO2 + 2OH- + 2H2O Pb(OH)62- PbO32- + 3H2O
PbO2 merupakan zat padat putih yang sukar larut dan dapat berfungsi
sebagai oksidator, dalam sel aki digunakan sebagai katoda. Timbal (II)
oksida mempunyai dua bentuk kristal yaitu benruk rombik (kuning) dan
tetragonal (merah). Pb3O4 merupakan oksida campuran

dari PbO dan

PbO2 dengan perbandingan dua bagian PbO dan satu bagian PbO 2. Oksida
ini dapat diperoleh melalui pemanasan PbO pada suhu 340 oC.
6PbO + O2 2Pb3O4
Jika direaksikan dengan asam nitrat pekat akan terbentuk PbO2 dan

Pb(NO3)2 menurut reaksi :


Pb3O4 + 4HNO3 2Pb3O4 + PbO2 + 2H2O.
Timbal (II) hidroksida
Pb(OH)2 bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam maupun basa
alkalis).
Reaksi dengan asam
Pb(OH)2 + 2H+ Pb2+ + 2H2O
Reaksi dengan basa
Pb(OH)2 + 2OH- Pb(OH)42Timbal (II) sulfida
PbS dalam asam nitrat encer mendidih akan larut menurut reaksi :
3PbS + 8HNO3 3Pb(NO3)2 + 4H2O + 2NO + 3S
7

4.7 Menjelaskan cara-cara pembuatan senyawa-senyawa dari Timah dan Timbal.


a. Timah (Sn)
Hidrida SnH4

Hidrida timah ini dapat dibuat dengan cara mereaksikan antara SnCl4

dengan LiAlH4.
Halida SnCl2 dan SnCl4
SnCl2 dapat diperoleh sebagai dihidrat SnCl2.2H2O, dibuat dengan
penguapan larutan yang diperoleh dari reaksi antara oksidanya dengan
asam hidroklorida.
SnO(s) 2HCl(aq) + H2O(l) SnCl2.2H2O(s)
Selain itu stano klorida juga dapat diperoleh dari reaksi antara logam timah
dengan asam hidroksida.
SnCl4 dapat diperoleh dari reaksi langsung antara logam timah dengan gas

klorin berlebih.
Sn(s) + 2Cl2(g) SnCl4(l)
Oksida SnO dan SnO2
Oksida SnO dapat dibuat dengan mereaksikan larutan panas senyawa
timah (II) dengan karbonat atau pemanasan timah (II) oksalat tanpa udara.
Sn2+(aq) + CO32-(aq) SnO(s) + CO2(g)
Sn(COO)2(s) SnO(s) + CO2(g) + CO(g)
Oksida SnO2 dapat terbentuk dari timah yang dibakar dalam udara yang
mengalami oksida lanjut. Selain itu oksida ini bisa diperoleh dari reaksi

timah dengan asam nitrat pekat.


Sn(s) + O2(g) SnO2(s)
Sn(s) + 4HNO3(l) SnO2(s) + 4NO2(g) + 2H2O(l)
Hidroksida
Sn(OH)2(s) dapat diperoleh dari reaksi antara timah dengan larutan basa
kuat, menurut persamaan reaksi :
Sn2+(aq) + 2OH-(aq) Sn(OH)2(s)
Sulfida SnS dan SnS2
Sulfida ini dapat terbentuk dengan mengalirkan gas H2S kedalam larutan

Sn2+ dan Sn4+. Reaksinya :


H2S(g) + Sn2+(aq) SnS(s) + 2H-(aq)
H2S(g) + Sn4+(aq) SnS2(s) + 2H-(aq)
b. Timbal (Pb)
Timbal (II) halida
Timbal (II) halida dapat dibuat melalui reaksi larutan garam-garam Pb 2+
dengan larutan senyawa halida (Cl-, Br-, dan I-). Secara umum dapat ditulis

menurut reaksi berikut :


Pb2+ + 2X- PbX2
Oksida timbal

Timbal (II) oksida dapat dapat diperoleh dari pemanasan timbal dengan
udara :
2Pb(s) + O2(g) 2PbO(s)
Timbal (IV) oksida dapat diperoleh dari oksidasi timbal (II) dalam larutan
basa. Dengan oksidator larutan natrium hipoklorit (NaClO), timbal (II)
dapat diubah menjadi timbal (IV) oksida, persamaan reaksinya yaitu :
ClO-(aq) + H2O(l) + 2e Cl-(aq) + 2OH-(aq)
Pb2+(aq) + 4OH- PbO2(s) + 2H2O(l) + 2e
+
2+
Pb (aq) + 2OH (aq) + ClO (aq) PbO2(s) + Cl (aq) + 2H2O(l)
Sedangkan Pb3O4 dapat diperoleh dari oksida PbO dalam udara terbuka
dengan pemanasan pada temperatur sekitar 400-500

C, menurut

persamaan reaksi :
6PbO(s) + O2(g) 2Pb3O4(s)
Hidroksida timbal
Pb(OH)2 dapat diperoleh dari reaksi Pb (II) nitrat dengan basa alkalis
Pb(NO3)2 + 2NaOH 2NaNO3 + Pb(OH)2
Timbal (II) sulfida
Timbal (II) sulfida dapat diperoleh dengan mengalirkan gas H 2S kedalam

larutan Pb2+. Reaksinya:


Pb2+ + H2S PbS + 2H4.8 Menjelaskan kegunaan dari senyawa-senyawa Timah dan Timbal.
a. Timah (Sn)
SnF2 digunakan sebagai bahan penyehat gigi yang dibuat dalam tapal gigi.

SnO2 digunakan sebagai bahan ampelas atau penggosok permata, selain itu

SnO2 juga digunakan pada industri keramik yaitu sebagai campuran glasir

maupun pemberi warna kuning, biru, abu-abu dan pink.


SnS2 dipakai pada industri pewarnaan serta proses penyepuhan atau bahan

imitasi.
SnCl4 bersama-sama dengan SnO2 dipakai sebagai pelapis permukaan
botol atau gelas agar lebih kuat dan tahan abrasi. Selain itu, SnCl 4 juga
dapat dipakai sebagai katalisator dalam reaksi-reaksi organik seperti pada

pembuatan asam asetat, oksalat, oleat dan asam stearat.


b. Timbal (Pb)
Dalam industri cat senyawa timbel banyak digunakan sebagai pigment
(pewarna), misalnya PbCrO4 kuning (untuk pewarna cat jalan atau bahan
plastik), PbMoO4 merah orange, PbO kuning kenari, 2PbCO3.Pb(OH)2
putih.

Dalam industri keramik PbSi2O5 (atau PbO.2SiO2) yang tak berwarna

dipakai untuk pelapisan glasir.


Pb3O4 berfungsi untuk menghambat terjadinya korosi dan juga sebagai cat
dasar, disamping itu juga dipakai untuk pewarnaan pada bahan karet dan

plastik.
Tetraethyllead TEL, (C2H5)4Pb, yang memiliki titik didih rendah dipakai
sebagai bahan anti letupan (antiknocking) oleh karena kenaikkan angka
oktan dalam bahan bakar minyak (bensin), namun ternyata memberikan
dampak polusi udara, karena senyawa ini sangat beracun jika masuk dalam
tubuh manusia.

Refrensi
Onggo, D. (2002). Kimia Anorganik II : Logam. Bandung: ITB.
Sudria, I. B., & Siregar, M. (2002). Kimia Anorganik II. Singaraja: Jurusan
Pendidikan Kimia.
Sugiyarto, K. H. (2003). Kimia Anorganik II. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai