NPM : 2013023048
Kelas : 6B
Kimia Unsur
LKM 4 Unsur Golongan IV A
B. Silikon (Si)
Silicon terdapat di Matahari dan Bintang-bintang dan merupakan komponen utama
satu kelas bahan meteor yang dikenal sebagai aerolites. Ia juga merupakan
komponen tektites, gelas alamiyang tidak diketahui asalnya.
Silicon membentuk 25,7% kerak bumi dalam jumlah berat, dan merupakan unsru
terbanyak kedua, setelah oksigen. Silikon tidak ditemukan bebas dialam, tetapi
muncul sebagian besar sebagai oksida dan sebagai silikat. Pasir, quartz, batu kristal,
amethyst, agate, Granit, hornblende, asbestos, feldspar, tanah liat, mica, yang
merupakan contoh mineral silikat.
C. Germanium (Ge)
Logam Germanium ditemukan di : argyrodite, sulfide germanium dan perak,
germalite,yang mengandung 8% unsur ini. Bijih seng, batubara, dan mineral-
mineral lainnya. Unsur Germanium diambil secara komersial dari debu-debu
pabrik pengolahan bijih-bijih seng, dan sebagai produk sampingan beberapa
pembakaran batubara. Kelimpahan germanium dikerak bumi hanya sekitar 1,6 ppm
D. Timah (Sn)
Timah (Sn) ditemukan dalam bentuk senyawanya, mineral yang mengandung timah
seperti kasiterit (SnO2) atau tinstone, stannite (Cu2FeSnS4), dan cylindrite
(PbSn4FeSb2S14). Kelimpahan timah di kerak bumi sebesar kurang lebih 2 ppm
E. Timbal (Pb)
Kelimpahan timbal dikerak bumi sekitar 14 ppm. Timbal (Pb) biasanya ditemukan
dalammineral-mineral seperti anglesite (PbSO4), cerussite, dan galena.
2. Uraikan bagaimana cara isolasi dan/atau produksi unsur-unsur tersebut dari sumbernya
Jawaban :
A. Karbon ( C )
1) Karbon dibuat dengan mereaksikan coke dengan silica SiO2
Karbon terdapat dialam sebagai grafit. Grafit buatan dengan mereaksikan coke
dengan silicaSiO2 dengan reaksi sebagai berikut :
SiO2 + 3C(2500oC) SiC + Si (g) + C (Graphite)
2) Pembuatan karbon aktif
Karbon aktif merupakan bahan kimia yang saat ini banyak digunakan dalam
industry yang menggunakan proses absorpsi dan purifikasi. Karbon aktif adalah
nama dagang untuk arang yang mempunyai porositas tinggi, dibuat dari bahan
yang mengandung zat arang.
B. Silicon (Si)
Silicon dapat dibuat dari silika dengan cara sebagai berikut :
SiO2 (s) + 2Mg(s) 2MgO(s) + Si(s)
Silicon dibuat dari silika dengan kokas sebagai reduktor. Campuran silika dan kokas
dipanaskandalam suatu tanur listrik pada suhu sekitar 3000oC
SiO2 (s) + C(s) 2CO(g) + Si(l)
Pembuatan silicon ultra murni dilakukan sebagai berikut. Mula-mula silicon biasa
direaksikan dengan klorin sehingga terbentuk silicon tetraklorida, suatu zat cair
yang mudah menguap (titikdidih = 58oC)
Si (s) + 2Cl2(g) SiCl4(l)
SiCl4(l) kemudian dimurnikan dengan distilasi bertingkat. Selanjutnya, SiCl 4(l)
direduksi dengan mengalirkan campuran uap SiCl 4(l) dengan gas H2 melalui
suatu tabung Yang dipanaskan. Dengan car aini diperoleh silicon ultra murni yang
pengotornya hanya sekitar 10%.Reaksinya sebagai berikut :
SiCl4(l) + H2(g) Si(s) + 4HCl(g)
C. Germanium (Ge)
Germanium biasanya dapat diperoleh abu batu bara, namun sekarang germanium
dapat diperoleh dari abu cerobong dari proses peleburan bijih Zn. Dengan melalui
beberapa proses dilakukan untuk mendapatkan kembali Ge dari abu cerobong
untuk dipekatkan dan dimurnikan. Setelah itu, diperoleh GeO2 murni yang
kemudian direduksi dengan H2 menjadi Ge pada suhu 500 oC. Berikut ini
persamaan reaksinya
Titik didih GeCl4 83,1 oC sedangkan ZnCl2 titik didihnya 756 oC. Setelah
fraksinasi lanjut dari GeCl4, kemudian GeCl4 dihidrolisis menjadi GeO2 yang
perlahan-lahan direduksi oleh H2 pada suhu 530 oC.
GeCl4(s) + 2H2O(l) GeO2(s) + 4HCl (aq)
GeO2 (s) + 2H2(g) Ge(s) + H2O (l)
D. Timah (Sn)
Pada zaman kuno, reduksi bijih SnO2 dilakukan dengan menggunakan batubara
panas(glowing coal), menurut persamaan reaksi:
SnO2 (s) + 2 C(s) Sn (l) + CO2 (g)
Pada tahap awal, bijih timah dipekatkan dalam suatu wadah dengan proses flotas
buih. Pada proses ini, serbuk bijih timah dibuat menjadi suspensi dalam air,
kemudian ke dalam suspensi ini disemprotkan udara melalui saluran yang
berlubang-lubang dan berputar agar terjadi gelembung-gelembung udara yang naik
ke permukaan. Penambahan zat aditif tertentu, seperti minyak pinus dan natrium
etilxantat ke dalam suspensi akan mengakibatkan terbentuknya buih atau busa yang
menyelimuti bijih timah,sehingga terbawa ke atas bersama dengan gelembung-
gelembung udara. Bijih-bijih timah yang mengapung kemudian dikumpulkan
dengan cara penumpahan keluar;sedangkan bijih pengotor yang tidak dipengaruhi
oleh zat aditif tersebut akan jatuh ke bagian dasar wadah. Bijih timah yang
sudah pekat kemudian dipanggang. Oleh karena bijih timah sudah dalam
bentuk oksidanya, maka proses pemanggangan ini bertujuan untuk mengoksidasi
logam pengotor dan menghilangkan belerang dan arsen sebagai oksidanya yang
mudah menguap. Proses selanjutnya adalah mereduksi oksida timah dengan
karbon. Teknik modern untuk proses ini menggunakan tanur bergaung
E. Timbal (Pb)
Proses pembuatan timbal mula-mula bijih galena (PbS) dipekatkan dengan teknik
flotasi- buih, selanjutnya ditambahkan sejumlah kwarsa (SiO2) agar PbSO4 yang
terjadi dalam proses pemanggangan galena pada temperature tinggi dapat diubah
menjadi PbSiO3, seperti persamaan reaksi berikut.
pada proses reduksi silikat akan diubah oleh air-kapur (CaO) menjadi PbO
yang selanjutnya tereduksi oleh batubara menjadi logam timbal dan kapur
diubah menjadi kalsium silikat sebagai kerak atau ampas seperti persamaan
reaksi berikut.
3 (s) + CaO (s) ∆ PbO (s) + CaSiO3(s)
Namun, adapula alternatif lain pada proses reduksi yaitu pemakaian bijih galena
segar sebagai reduktor pengganti batubara (coke) seperti persamaan reaksi
berikut.
didinginkan secara perlahan dari sekitar 480oC menjadi 420oC, sehingga logam
emas atau perak akan terbawa dalam zink yang akan mengkristal lebih dulu untuk
dipisahkan dari lelehan timbal.
3. Uraikan terkait sifat fisik dan kecenderungannya dalam satu golongan serta uraikan
penjelasan bila dijumpai adanya anomali
Jawaban :
2
Jari-jari atom (pm) 77 117 128 141 175
Energi Ionisasi pertama 1.086 786,3 782 709 589
Konduktivitas listrik
0,07 x 106 4 x 106 3 x 106 8,7 x 106 4,8 x 106
-1 -1
-393,5
Entalpi pembakaran
(grafit) Delta Hf
(kJ/mol) 298
-395,40
(intan)
s) s)
g) (dalam
302,1 161,9
(kJ/mol) 1,90(intan) -910,94
senyawa (dalam g) (dalam g)
(dalam
SiO2(s)) GeF4(g)) -285,8 -359,41
(dalam (dalam
Entalpi penguapan -715 359 334,3 290,37 177,9
0 (dalam 0 (dalam
0 (dalam
0 (grafit) 8,008
s) s)
g)
Entalpi disosiasi -1,90 (dalam
-302,1 -161,9
910,94 senyawa
(intan) (dalam g) (dalam g)
(dalam GeF4(g))
SiO2(s)) 285,8 359,41
(dalam (dalam
a) Konfigurasi elektron
Unsur-unsur golongan IVA memiliki konfigurasi elektron yang cenderung mirip
yaitu berakhir pada orbital s2p2 sehingga memiliki empat elektron valensi, dua
elektron dalam orbital s dan dua elektron dalam orbital p.
b) Jari-jari atom
Jari-jari atom golongan IVA cenderung meningkat dari C hingga Pb. Hal ini
sesuai dengan seiring meningkatnya nomor atom. kecenderungan ini dapat
dijelaskan berdasarkan konfigurasi elektronnya.
c) Energi Ionisasi
Energi Ionisasi cenderung berkurang seiring dengan bertambahnya
nomor atom, kecenderungan ini dapat dijelaskan berdasarkan muatan inti efektif
dan jari jari atom. Muatan inti efektif dan jari-jari atom bertambah seiring
meningkatnya nomor atom. Meskipun muatan inti efektif bertambah,
pengaruhnya terhadap elektron valensi relatifkonstan atau naik sangat sedikit
seiring bertambahnya nomor atom. Hal ini karena bertambahnya muatan inti
diimbangi pula dengan bertambahnya konstanta perisai.
Bertambahnya jari-jari atom menyebabkan tarikan inti terhadap elektron
valensi justru semakin tidak efektif, sehingga untuk melepaskan satu elektron
valensi yang terikat paling lemah dari suatu unsur dalam keadaan gas terisolasi
membutuhkan energi yang tidak terlalubesar.
d) Keelektronegativan
Keelektronegativan yaitu kemampuan relatif suatu atom untuk menarik
pasangan elektron kearah dirinya dalam suatu ikatan kimia. Pada golongan
IVA, memiliki keelektronegativan yang semakin menurun seiring
bertambahnya nomor atom dimulai dari unsur karbon sampai unsur timah.
Namun terdapat ketidakteraturan yaitu pada unsur timbal (Pb) yang memiliki
harga keelektronegatifan yang lebih tinggi dibandingkan timah (Sn)
e) Afinitas Elektron
Afinitas Elektron unsur-unsur golongan IVA tidak memiliki kecenderungan
yang teratur. Hal tersebut terlihat pada tabel bahwa setiap unsur memiliki harga
afinitas elektron yang tidak teratur.
f) Titik Leleh
Titik Leleh unsur golongan IVA cenderung menurun seiring bertambahnya
dengannomor atom, dimulai dari unsur karbon sampai unsur timah.
g) Titik didih
Titik didih unsur golongan IVA cenderung menurun seiring bertambahnya
dengan nomor atom. Namun terdapat ketidakteraturan pada unsur timbal yang
memiliki titik leleh lebih tinggi dibandingkan unsur timah hal tersebut berkaitan
dengan kuatnya ikatan logam pada timbal, pada unsur timah memiliki jari-jari
lebih kecil daripada timbal maka ikatan logam pada timbal lebih kuat sehingga
untuk memutuskan ikatan logam pada atom-atom timbal tersebut dibutuhkan
energi yang tinggi sehingga menyebabkan titik didih pada timbal lebih tinggi.
h) Densitas
Densitas unsur golongan IVA tinggi, memiliki kecenderungan semakin
bertambahseiring bertambahnya nomor atom.
i) Kekerasan
unsur Sn dan Pb yang memiliki kekerasan yang tinggi hal tersebut karena
diantara anggota-anggota unsur golongan IVA yang lain hanya unsur Sn dan
Pb lah yang bersifatlogam.
j) Konduktivitas termal
Konduktivitas termal unsur-unsur golongan IVA memiliki kecenderungan
semakinberkurang seiring bertambahnya nomor atom.
k) Konduktivitas listrik
Unsur-unsur golongan IVA memiliki konduktivitas listrik yang relatif tinggi
dan harganya pun beragam dimulai dari unsur karbon (C) sampai unsur timbal
(Pb).
l) Entalpi pembakaran
Entalpi pembakaran unsur karbon adalah -393,5 (grafit) -395,40 (intan)
m) Entalpi pembentukan
Unsur-unsur golongan IVA memiliki entalpi pembentukan yang harganya
beragam dimulai dari unsur karbon (C) sampai unsur timbal (Pb) dan juga dalam
bentuk senyawaanya.
n) Entalpi penguapan
Unsur-unsur golongan IVA memiliki entalpi penguapan yang relatif tinggi
dan harganyapun beragam dimulai dari unsur karbon (C) sampai unsur
timbal (Pb).
o) Entalpi disosiasi
unsur-unsur golongan IVA memiliki entalpi disosiasi yang harganya
beragam dimulai dari unsur karbon (C) sampai unsur timbal (Pb) dan juga
dalam bentuk senyawaan.
Oksida timbal PbO berwarna kuning, namun selain PbO terdapat pula oksida
timbal sepertiPbO2 yang berwarna coklat dan Pb3O4 yang berwarna merah meni.
B. Nitrogen
unsur golongan IVA unsur germanium, timah dan timbal tidak dapat bereaksi
dengan nitrogen.Silikon Si direaksikan dengan N2 pada suhu di atas 1.650K akan
membentuk senyawa nitrida silikon Si3N4 yang dikenal sebagai keramik dan bahan
tahan api. Seperti persamaan reaksi di bawah ini.
3Si (s) + 2N2 (g) Si3N4(s)
C. Hidrogen
Unsur golongan IVA seperti silikon dapat bereaksi dengan hidrogen pada suhu
yang tinggiuntuk membentuk suatu hidrida, seperti reaksi berikut.
Unsur karbon jika bereaksi dengan hidrogen akan membentuk suatu senyawa
hidrokarbon, contohnya karbon bereakasi dengan hidrogen membentuk suatu gas
metana seperti persamaan reaksi berikut.
D. Halogen
Unsur-unsur golongan IVA dapat bereaksi langsung dengan halogen membentuk
suatu halida Contohnya karbon bereaksi langsung dengan fluor membentuk karbon
tetrafluorida dengan reaksi seperti berikut.
C(s)+ 2 F2(g) CF4(g)
Adapun reaksi yang lain sebagai berikut
E. Air
Tidak semua unsur golongan IVA bisa bereaksi dengan air seperti germanium.
Namun unsur lainnya seperti timah dapat bereaksi dengan uap air membentuk
SnO2 dan H2 dan pada suhu biasa timah tidak bisa bereaksi dengan air, berikut
persamaan reaksinya.
Jika direaksikan dengan larutan HNO3 pekat maka akan teroksidasi menjadi
SnO2, sepertipersamaan berikut.
Logam Timah juga dapat bereaksi langsung dengan basa kuat dalam keadaan panas
misalnyadengan KOH seperti reaksi berikut.
Logam Timbal juga dapat bereaksi dengan HCl dengan lambat dan bereaksi
dengan HNO3dengan cepat seperti reaksi berikut.
Logam Timbal juga dapat bereaksi dalam larutan basa seperti reaksi berikut.
Adapun sifat-sifat lain dari unsur karbon berdasarkan bentuk alotrop. Alotrop
adalah sifat sejumlah tertentu unsur dimana unsur ini mampu berada dalam dua tau
lebih bentuk, pada setiap alotrop atom-atom unsur tersebut berikatan dengan cara
yang berbeda sehingga membentuk modifikasi struktur yang berbeda pula.
Berbagai macam alotrop karbon adalah:
1. Grafit
Struktur grafit
2. Intan
3. Fullrenes
Fullrenes berhibridisasi sp fullrenes adalah nama generik untuk alotrop karbon
3 dimensi, dengan molekul C 60 yang berbentuk bola . Fullrenes larut dalam
pelarut organik, dalam benzen larutannya bewarna ungu. Biasanya, fuleren
diisolasi dan dimurnikan dengan kromatografi. Berbagai riset dalam kereaktifan
dan sifat fisik fullrenes misalnya sifat super konduktornya sangat populer.
Struktur Fullrenes
B. Silicon
Dua alotrop silikon yang ada pada suhu kamar adalah amorf dan kristal. Amorf
muncul sebagai bubuk coklat sementara silikon kristal memiliki kilap logam dan
warna keabu- abuan. Kristal tunggal silikon kristal dapat tumbuh dengan proses
yang dikenal sebagai proses Czochralski. Kristal ini, ketika didoping dengan
unsur-unsur seperti boron., gallium, germanium, fosfor atau arsenic yang
digunakan dalam pembuatan perangkat elektronik.
- Hidrida Timah
Timah dapat membentuk dua hidrida yaitu SnH4 dan Sn2H6. Namun, hidrida
timah yang stabil hanya SnH4. Dimana didapat dari reduksi SnCl4 dengan
LiAlH4 menghasilkan SnH4 sebesar 80-90% sedangkan Sn2H6 bahkan kurang
stabil dan homolog tinggi belum diperoleh.
- Hidrida Timbal
Timbal membentuk hidrida (plumbana) dengan rumus PbH4. Namun senyawa
ini tidakstabil karena mudah kehilangan sau atom hidrogennya.
berupa volatil padatan putih dari GeF4 pada bubuk Ge di 150-3000. GeC12
berwarna Kuning Pucat dapat diperoleh pada suhu 3000 atau dengan dekomposisi
termal dari GeHCl3 pada 700. Reaksi khasdapat terlihat pada skema berikut.
GeBr2 dibuat dengan mereduksi GeBr4 atau GeHBr3 dengan Zn, atau
dengan mereaksikan HBr dengan Ge dengan suhu 400°C, yang merupakan padatan
kuningyang merupakan reaksi disproporsionasi antara Ge dengan GeBr 4 pada suhu
150 oC dengan menambahkan HBr pada suhu 40oC dan hidrolisis dengan
Ge(OH)2 yang berwarna kuning. Persamaan reaksinya sebagai berikut:
disproporsionasi terjadi hanya ketika pemanasan pada suhu sekitar 550 0C. GeI2
dapat dioksidasi menjadi GeI4 dalam larutan KI/HCl.
- Halida Timah
Senyawa SnF4 (berbentuk kristal higroskopis) dibuat dari SnCl4 dan HF. SnX4
lainnya dapat terbentuk langsung dari unsur-unsurnya. SnF2 diperoleh dari
penguapan larutan SnO DI 40% larutan HF. SnBr2 adalah padatan putih dengan
titik leleh 216 oC dan titik didih 620°C, memiliki struktur berlapis namun untuk
detailnya tidak diketahui. SnI2terbentuk saat Sn dipanaskan dengan I2 di asam
klorida 2M.
- Halida Timbal
PbX2 lebih stabil daripada PbX4. PbX4 (mp 870 K) dapat dibuat dengan reaksi F2
atau halogen fluorida dengan senyawa Pb (II), misalnya Pb(NO3)2. Timbal(II)
klorida (PbCl2) berupa padatan putih yang sukar larut dalam air, tetapi larut dalam
air panas. Garam ini dapat diperoleh dari interaksi langsung unsur-unsurnya.
Timbel(II) klorida juga dapat diperoleh dari reaksi antara timbel(II) oksida
dengan asam klorida, atau dari reaksi pengendapan ion Pb2+ oleh ion Cl-.
C. Oksida
- Oksida Germanium
Germanium monoksida diperoleh dari reaksi GeCl2 dengan NH4OH, atau dengan
memanaskan Ge(OH)2 yang diperoleh dari GeCl2 dan air. GeO mengalami
disproprsionasi pada suhu tinggi sebagai berikut :
2GeO Δ GeO2 + Ge
- Oksida Timah
Timah(II) (Stano oksida/SnO) berupa serbuk hitam atau hijau bergantung pada cara
pembuatannya.
Oksida ini dibuat dengan mereaksikan larutan panas senyawa timah(II) dengan
larutan karbonat atau dengan memanaskan timah (II) oksalat tanpa udara
Timah(II) oksida bereaksi dengan asam membentuk ion Sn2+, dan dengan basa
kuat membentuk ion stanit, [Sn(OH)4]2-. Jadi, SnO menunjukkan sifat amfoterik.
Dengan melepaskan satu molekul air, ion stanit [Sn(OH)4]2- sering ditulis
Timah (IV) merupakan timah yang dibakar dalam udara akan mengalami oksidasi
berkelanjutan membentuk stani oksida yang berwarna kuning ketika panas dan
menjadi putih setelah dingin. Hal ini menunjukkan bahwa timah, maupun timah
(II) mudah teroksidasi. Oleh karena itu, reaksi timah dengan asam nitrat pekat
(oksidator kuat) juga menghasilkan stani oksida dan gas NO2.
Seperti halnya stano oksida, stani oksida juga bereaksi dengan asam, dan basa
membentuk ion stanat [Sn(OH)6]2- yang juga sering ditulis dengan formula SnO32-
menurut persamaan reaksiberikut.
SnO2 (s) + 4 H3O+ (aq) Sn4+ (aq) + 6H2O (l) SnO2 (s) + 2
- Oksida Timbal
Ada 3 macam oksida timbal yang penting yaitu PbO yang berwarna kuning, PbO2
yang berwarna coklat dan Pb3O4 yang berwarna merah. Timbal (II) oksida, dapat
diperoleh dari pemanasan timbal dengan udara diatas 600°C
Jadi, berbeda dengan pemanasan timah dengan udara yang menghasilkan timah
(IV) oksida, pemanasan timbal dengan udara diatas 500oC akan menghasilkan
Pb3O4. Timbal (IV) oksida dapat diperoleh dari oksida timbal (II) dalam larutan
basa. Dengan oksidator larutan natrium hipoklorit, NaClO, timbal (II) dapat
diubah menjadi timbal (IV) oksida menurut persamaan reaksi
Pb2+ (aq) + 2 OH-(aq) + ClO- (aq) PbO2(s) + Cl- (aq) + 2 H2O (l)
Timbal(IV) oksida merupakan oksidator yang baik dan dapat mengoksidasi asam
klorida menjadi gas klorin:
Pb3O4 dapat diperoleh dari oksidasi PbO dalam udara terbuka dengan
oksida:
B. Silicon
Silikon adalah salah satu unsur yang berguna bagi manusia. Dalam bentuknya
sebagai pasir dan tanah liat, dapat digunakan untuk membuat bahan bangunan
seperti batu bata. Ia juga berguna sebagai bahan tungku pemanas dan dalam
bentuk silikat ia digunakan untuk membuat enamels (tambalan gigi), pot-pot
tanah liat, dsb. Silika sebagai pasir merupakan bahan utama gelas dapat dibuat
dalam berbagai macam bentuk dan digunakan sebagai wadah, jendela, insulator,
dan aplikasi-aplikasi lainnya. Silikon tetraklorida dapat digunakan sebagai gelas
iridize.
C. Germanium
Ketika germanium didoping dengan arsenik galium Atau unsur-unsur lainnya
germanium digunakan sebagai transistor dalam banyak barang elektronik kegunaan
umum germanium adalah sebagai bahan semikonduktor kegunaan lain unsur ini
adalah sebagai bahan pencampur logam sebagai fosfor di bola lampu pijar dan
sebagai katalis germanium dan germanium oksida tembus cahaya sinar
inframerah dan digunakan dalam spektroskopi inframerah dan barang-barang
objek lainnya termasuk mendeteksi inframerah yang sensitif indeks pereaksi yang
tinggi dan sifat dispersi oksida nya telah membuat germanium sangat berguna
sebagai lensa kamera wide Angle dan Microsoft objektif bidang studi kimia
organo Germany umum berkembang menjadi bidang yang penting beberapa
senyawa germanium memiliki tingkat keracunan yang rendah untuk mamalia
tetapi memiliki keaktifan terhadap beberapa jenis bakteri sehingga membuat
unsur ini sangat berg una sebagai agen kemoterapi
D. Timah
Timah dapat menahan air laut yang telah didistilasi dan airkeran, tetapi mudah
terserang oleh asam yang kuat, alkali dan garamasam. Kaca jendela sekarang ini
dibuat dengan mengapungkan gelas cair di dalam timah cair untuk membentuk
permukaan datar (prosesPilkington).
E. Timbal
Logam ini sangat efektif sebagai penyerap suara. Ia digunakan sebagai tameng
radiasi di sekeliling peralatan sinar-x dan reactor nuklir. Juga digunakan sebagai
penyerap getaran. Senyawa-senyawa timbal seperti timbal putih, karbonat, timbal
putih yang tersublimasi, chrome yellow (krom kuning) digunakan secara ekstensif
dalam cat. Tetapi beberapa tahun terakhir, penggunaan timbal dalam cat telah
diperketat untuk mencegah bahaya bagi manusia.