Nama berilium berasal dari bahasa Yunani beryllos, beril. Berilium pernah dinamakan
glucinium (dari Yunani glykys, manis), karena rasa manis garamnya. Unsur ini ditemukan oleh
Louis Vauquelin pada tahun 1798 dalam bentuk oksida dalam beril dan dalam zamrud. Friedrich
Whler dan A. A. Bussy masing-masing berhasil mengisolasi logam berilium pada tahun 1828
dengan mereaksikan kalium dengan berilium klorida.
Nama magnesium berasal dari bahasa Yunani untuk sebuah daerah di Thessaly disebut
magnesium oksida. Hal ini terkait dengan magnetite dan mangan, yang juga berasal dari daerah
ini, dan diperlukan diferensiasi sebagai zat terpisah. Magnesium merupakan unsur ketujuh paling
berlimpah dalam kerak bumi oleh massa dan kedelapan oleh molarity. Hal ini ditemukan dalam
jumlah besar dari deposito magnesite, dolomit, mineral, dan air mineral, di mana magnesium ion
yang larut. Joseph Black dari England mengenal pasti magnesium sebagai sejenis unsur pada
tahun 1755. Kemudian pada tahun 1808, Sir Humphrey Davy mengisolasi logam magnesium
secara elektrolisis dari campuran magnesia dan HgO dan berhasil menemukan unsur magnesium.
Sementara A.A.B.Bussy juga berhasil menyediakannya dalam bentuk koheren pada tahun 1831.
Walau kapur telah digunakan oleh orang-orang Romawi di abad kesatu, logam kalsium belum
ditemukan sampai tahun 1808. Setelah mempelajari, Berzelius dan Pontin berhasil mempersiapkan
campuran air raksa dengan kalsium (amalgam) dengan cara mengelektrolisis kapur di dalam air
raksa, Davy berhasil mengisolasi unsur ini walau bukan logam kalsium murni.
Mineral strontianit dinamakan setelah penduduk desa Strontian di desa Skotlandia
menemukannya di sebuah tambang terpencil pada tahun 1787. Adair Crawford mengenali bahwa
mineral tersebut berbeda dengan mineral-mineral barium lainnya pada tahun 1790. Strontium itu
sendiri baru ditemukan pada tahun 1798 oleh Thomas Charles Hope, dan logam strontium berhasil
dipisahkan oleh Sir Humphry Davy pada tahun 1808 menggunakan elektrolisis dan diumumkan
olehnya sendiri pada sebuah acara perkuliahan Royal Society pada tanggal 30 Juni 1808.
Barium (Yunani bary, yang berarti "berat") pertama kali diidentifikasi pada tahun1774 oleh
Carl Scheele dan berhasil diekstraksi pada tahun 1808 oleh Sir Humphry Davy di Inggris. Oksida
barium pertama kali disebut barote, yang mana kemudian diganti menjadi barita oleh Antoine
Lavoisier dari kata barium untuk menjelaskan sifat logamnya.
Radium ditemukan oleh Marie Sklodowska-Curie dan suaminya, Pierre, pada tahun 1898 dari
bijih uranium di Bohemia Utara, Republik Czech. Ketika sedang mempelajari bijih uranium, Marie
berhasil memisahkan uranium dari bijihnya, dan menemukan bahwa ternyata bijih tersebut masih
bersifat radioaktif. Mereka kemudian memisahkan sebuah campuran radioaktif, yang kebanyakan
terdiri atas barium, yang dapat menghasilkan nyala api berwarna hijau yang sangat terang dan garis
spektral berwarna merah, yang belum pernah didokumentasikan sebelumnya. Penemuan ini
diumumkan Curie dan suaminya ke Akademi Sains di Prancis pada 26 Desember 1898.
Pada tahun 1902, Curie dan Andre-Louis Debierne berhasil memisahkan radium sebagai
logam murni, dengan cara mengelektrolisis radium klorida murni menggunakan katoda merkuri,
kemudian didistilasi pada atmosphere gas hidrogen.
KEBERADAAN
Berilium tidak begitu banyak terdapat di kerak bumi, bahkan hamper bisa dikatakan tidak
ada. Sedangkan di alam berilium dapat bersenyawa menjadi Mineral beril [Be3Al2(SiO6)3], dan
Krisoberil [Al2BeO4].
Magnesium berperingkat nomor 7 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan 1,9%
keberadaannya. Di alam magnesium bisa bersenyawa menjadi. Magnesium Klorida [MgCl 2],
Senyawa Karbonat [MgCO3], Dolomit [MgCa(CO3)2], dan Senyawa Epsomit [MgSO4.7H2O].
Kalsium adalah logam alkali yang paling banyak terdapat di kerak bumi. Bahkan kalsium
menjadi nomor 5 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan 3,4% keberadaanya. Di alam
kalsium dapat membentuk senyawa karbonat [CaCO 3], Senyawa Fospat [CaPO4], Senyawa
Sulfat [CaSO4], Senyawa Fourida [CaF].
Stronsium berada di kerak bumi dengan jumlah 0,03%. Di alam strontium dapat
membuntuk senyawa Mineral Selesit [SrSO4], dan Strontianit.
Barium berada di kerak bumi sebanyak 0,04%. Di alam barium dapat membentuk
senyawa: Mineral Baritin [BaSO4], dan Mineral Witerit [BaCO3].
Radium adalah radioaktif dan terbentuk sebagai 226Ra88 dalam seri 238U92 pembusukan.
ISOLASI
Berilium tidak pernah dibuat dalam laboratorium karena ekstraksi bijihnya yang
kompleks. Berilium diperoleh dari beryl dengan cara memanaskannya dengan Sodium
Hexafluorosilicate (Na2SiF6) pada suhu 700oC menghasilkan Berilium Flourida BeF2 larut dan
terbentuk endapan Be(OH)2. Kemudian berilium murni dihasilkan dengan elektrolisis leburan
BeCl2 dengan penambahan NaCl karena leburan BeCl2 penghantar listrik yang sangat lemah.
Metode lain adalah melibatkan reduksi berilium flourida dengan magnesium pada suhu 1300oC
Be F 2 + Mg Be+ MgF 2
Magnesium klorida yang diperlukan diperoleh dari air garam dan reaksi magnesium
hidroksida (dari air laut atau dolomit) dengan asam klorida. Produsen perintis magnesium, yaitu
Dow Chemical Co. di Freeport dan Velasco, Texas, membuat magnesium dengan
mengelektrolisis magnesium klorida dari air laut, dimana gamping yang diperlukan diperoleh
dari kulit kerang. Kulit kerang yang seluruhnya terdiri dari kalsium karbonat yang hampir murni,
dibakar sehingga menjadi gamping, dijadikan slake, dan dicampur dengan air laut sehingga
magnesium hidroksida mengendap. Magnesium hidroksida ini dipisahkan dengan menyaringnya
dan direaksikan dengan asam klorida yang dibuat dengan klor yang keluar dari sel. Dari sini
terbentuk larutan magnesium klorida yang lalu diuapkan menjadi magnesium klorida padat di
dalam evaporator dengan pemanasan langsung dan diikuti dengan pengeringan di atas rak.
Klorida ini cenderung terdekomposisi pada waktu pengeringan. Setelah dehidrasi (proses
penghilangan air), magnesium klorida tersebut diumpankan ke sel elektrolisis, dimana bahan ini
terdekomposisi menjadi logam dan gas klor.
a. Elektrolisis Magnesium Klorida
Cara yang paling murah untuk membuat magnesium adalah dengan proses elektrolitik.
Pada masa Perang Dunia II, magnesium dibuat juga dengan dua proses lain, yaitu proses
silikotermik atau proses ferosilikon dan proses reduksi karbon. Proses reduksi karbon ternyata
tidak pernah dapat beroperasi secara memuaskan, sehingga sejak lama tidak lagi dipakai. Proses
silikotermik masih banyak digunakan saat ini.
b. Proses Silikotermik atau Proses Ferosilikon
Langkah-langkah proses silikotermik terdiri dari pencampuran dolomit gilingan yang
dijadikan slake dengan ferosilikon sebanyak 70-80% dan fluorspar 1% dan kemudian dijadikan
pelet. Pelet itu diumpankan ke dalam tanur. Tanur kemudian divakumkan dan dipanaskan sampai
1170 derajat celsius. Kalsium oksida (CaO) yang terdapat di dalam dolomit bakaran itu
membentuk dikalsium silikat yang tak melebur dan dikeluarkan dari reaktor pada akhir proses.
Reaksi pokok proses silikotermik ini adalah sebagai berikut.
1 1
2 ( MgO . CaO )+ FeSi 6 2 Mg+ (CaO )2 SiO2 + Fe
6 6
Pada akhir proses, tanur didinginkan sedikit dan magnesium dikeluarkan dari kondensor
dengan suatu prosedur yang berdasarkan atas perbedaan kontraksi antara magnesium dan baja.
Produksi Ca adalah dengan cara elektrolisis leburan CaCl 2 dan CaF. Kalsium klorida
dibuat dari kalsium karbonat dan asam klorida. Kalsium klorida juga diperoleh dari hasil
samping proses Solway untuk membuat natrium karbonat.
CaCO3 +2 HCl CaCl2+ H 2 O+CO 2
Dalam skala kecil kalsium dapat dibuat melalui reduksi CaO dengan aluminium atau
reduksi CaCl2 dengan logam natrium.
6 CaO+2 Al 3 Ca+Ca3 Al 2 O6
Strontium secara komersial dibuat dalam skala kecil dengan elektrolisis leburan strontium
klorida(SrCl2). Sr juga dapat diisolasi dari reduksi SrO dengan aluminium
6 SrO+2 Al 3 Sr +Sr 3 Al 2 O6
Cl2 (g) +2 e
anoda : 2 Cl
Logam Barium sulit untuk didapatkan dalam bentuk murni, karena cepat teroksidasi di
udara. Barium diproduksi secara komersial melalui elektrolisis leburan barium klorida (BaCl 2)
isolasi:
Ba
2+ +2 e
katoda: Ba
1
Cl +e
2 2 (g)
anoda:Cl
Radium sebagai radioaktif pertama kali diisolasi oleh Pierre dan Marie Curie dari bijih uranium.