Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH

KIMIA UNSUR

SKANDIUM

SAFIRA MULIANI
H031 17 1002

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan

Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat

sederhana.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,

petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam

profesi keguruan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun

isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan.Oleh kerena itu kami

harap kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat

membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Makassar, November 2018

Safira Muliani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2
A. Karakteristik Skandium (Sc) ......................................................... 2
B. Sumber Skandium (Sc) .................................................................. 2
C. Kelimpahan Skandium (Sc) ........................................................... 3
D. Isolasi Skandium (Sc) .................................................................... 3
E. Sifat Unsur Skandium (Sc) ............................................................ 3
F. Dampak yang Ditimbulkan Skandium (Sc) ................................... 4
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 5
A. Kesimpulan ................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit
terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit
3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini
menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang
tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna
ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur
transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium
(Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel
(Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn). Salah satunya Skandium (Sc) merupakan
unsur transisi yang berada paling ujung pada deretan unsur transisi. Unsur ini
memiliki massa atom relative sebanyak 21. Oleh karena itu untuk mempelajari
lebih jelas tentang skandium dibuatlah makalah ini.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini ialah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui karakteristik Skandium (Sc).
2. Untuk mengetahui sumber dari unsur Skandium (Sc).
3. Untuk mengetahui kelimpahan Skandium (Sc).
4. Untuk mengetahui cara isolasi Skandium (Sc).
5. Untuk mengetahui sifat unsur Skandium (Sc).
6. Untuk mengetahui efek bahaya atau dampak yang dapat ditimbulkan oleh
Skandium (Sc)

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Skandium (Sc)


Skandium adalah logam perak-putih yang berubah warna menjadi
kekuningan atau kemerahjambuan jika diekspos dengan udara. Elemen ini lunak
dan lebih menyerupai itrium dan metal-metal langka lainnya ketimbang
aluminium atau titanium. Ia ringan dan memiliki titik didih yang lebih tinggi
daripada aluminium, menjadikannya bahan yang sangat diminati oleh perangcang
pesawat antariksa. Skandium tidak terserang dengan campuran 1:1 HNO3 dan
48% HF.
Skandium adalah salah satu unsur kimia dalam tabel periodik dengan

lambang Sc dan nomor atom yaitu 21. Skandium merupakan logam transisi yang

lunak dengan warna putih keperakan. Skandium termasuk mineral yang langka

dari Skandinavia dan sering diklasifikasikan bersama yttrium dan lantanida

sebagai elemen mineral langka. (Be3Sc2Si6O18). Be3Sc2Si6O18

B. Sumber Skandium (Sc)


Skandium ternyata lebih banyak ditemukan di matahari dan beberapa
bintang lainnya (terbanyak ke-23) dibandingkan di bumi (terbanyak ke-50).
Elemen ini tersebar banyak di bumi, terkandung dalam jumlah yang sedikit di
dalam banyak mineral (sekitar 800an spesies mineral). Warna biru pada beryl
(satu jenis makhluk hidup laut) disebutkan karena mengandung skandium. Ia juga
terkandung sebagai komponen utama mineral thortveitite yang terdapat di
Skandinavia dan Malagasi. Unsur ini juga ditemukan dalam hasil sampingan
setelah ekstrasi tungsten dari Zinwald wolframite dan di dalam wiikite dan
bazzite.
Kebanyakan skandium sekarang ini diambil dari throtvitite atau diekstrasi
sebagai hasil produksi pemurnian uranium. Skandium metal pertama kali diproses
pada tahun 1937 oleh Fischer, Brunger dan Grienelaus yang mengelektrolisis
cairan eutectic kalium, litium dan skandium klorida pata suhu 700 dan 800 derajat

2
Celcius. Kabel tungsten dan genangan seng cair digunakan sebagai elektroda
dalam graphite crucible. Skandium muruni sekarang ini diproduksi dengan cara
mereduksi skandium florida dengan kalsium metal. Produksi pertama 99%
skandium metal murni diumumkan pada tahun 1960.

C. Kelimpahan Skandium (Sc)


Universe: 0,03 ppm (berat)
Ming: 0,04 ppm (berat)
Karbon meteorit: 65 ppm
Bumi Crust: 26 ppm
Permukaan Atlantik: 6,1 x 10-7 ppm
Atlantik yang mendalam: 8,8 x 10-7 ppm
Pasifik permukaan: 3,5 x 10-7 ppm
Pasifik yang mendalam: 7,9 x 10-7 ppm

D. Isolasi Skandium (Sc)


Dinamakan skandium, dari Scandia Latin yang berarti "Skandinavia",
dan dalam proses mengisolasi skandium, mereka diproses dari 10 kilogram
euxenite dapat memproduksi sekitar 2,0 gram skandium oksida sangat murni
(Sc2O3). Per Teodor Cleve dari Swedia menyimpulkan bahwa skandium
berhubungan baik yang diharapkan-untuk ekaboron, dan dia diberitahu Mendeleev
ini pada bulan Agustus. Fischer, Brunger, dan Grienelaus dipersiapkan logam
skandium untuk pertama kalinya pada tahun 1937, dengan elektrolisis lelehan
eutektik kalium, lithium, dan klorida skandium pada suhu dari 700 sampai
800 ° C. Kabel tungsten dalam genangan seng cair elektroda dalam wadah
grafit. Pound pertama dari 99% logam skandium murni tidak diproduksi sampai
tahun 1960.

E. Sifat Unsur Skandium (Sc)


 Sifat Fisika
1. Memiliki massa atom 44,9599 g/mol
2. Memiliki kepadatan 3,0 g/cm3

3
3. Memiliki titik lebur 15410 C dan titik didih 28360 C
4. Skandium ringan dan memiliki titik didih yang lebih tinggi dari aluminium
sehingga menjadikannya bahan yang sangat diminati oleh perancang
pesawat antariksa.
5. Skandium adalah logam transisi lunak dengan warna putih keperakan.

 Sifat Kimia

1. Jika berinteraksi dengan udara akan berubah menjadi kekuningan atau


kemerah jambuan.
2. Skandium mudah teroksidasi oleh udara dan mudah terbakar.
3. Unsur ini akan bereaksi dengan air untuk membentuk gas hidrogen. Ketika
dipanaskan, scandium larut dalam air membentuk ion Sc (III) dan gas
hidrogen
2Sc + 6H2O → 2Sc3+ + 6OH-+ 3H2

F. Dampak yang Dapat Ditimbulkan Skandium (Sc)


 Dampak terhadap kesehatan
Skandium tidak beracun, meskipun terdapat dugaan bahwa beberapa
senyawanya mungkin bersifat karsinogenik. Paparan gas dan uap skandium di
tempat kerja bisa menjadi berbahaya. Menghirup skandium dapat menyebabkan
emboli paru-paru, terutama akibat paparan jangka panjang. Skandium bisa
menjadi ancaman bagi hati ketika terakumulasi dalam tubuh manusia.
 Dampak Terhadap Lingkungan
Umumnya skandium dibuang ke lingkungan terutama oleh industri
pengolahan minyak. Unsur ini juga dapat memasuki lingkungan dari berbagai
perkakas rumah tangga (misalnya TV) yang dibuang. Skandium akan secara
bertahap terakumulasi dalam tanah dan air hingga berpotensi meningkatkan
konsentrasinya pada manusia, hewan, dan partikel tanah. Pada hewan air,
skandium menyebabkan kerusakan membran sel serta memiliki pengaruh negatif
pada sistem reproduksi dan sistem saraf.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini ialah sebagai berikut:
1. Karakteristik Skandium (Sc) adalah logam perak-putih yang berubah
warna menjadi kekuningan atau kemerahjambuan jika diekspos dengan
udara.
2. Sumber Skandium (Sc) kebanyakan diambil dari throtvitite atau diekstrasi
sebagai hasil produksi pemurnian uranium.
3. Kelimpahan Skandium (Sc) pada universe: 0,03 ppm (berat), ming: 0,04
ppm (berat), karbon meteorit: 65 ppm, bumi crust: 26 ppm, permukaan
atlantik: 6,1 x 10-7 ppm, atlantik yang mendalam: 8,8 x 10-7 ppm, pasifik
permukaan: 3,5 x 10-7 ppm dan pasifik yang mendalam: 7,9 x 10-7 ppm.
4. Proses mengisolasi skandium, mereka diproses dari 10 kilogram euxenite
dapat memproduksi sekitar 2,0 gram skandium oksida sangat murni
(Sc2O3).
5. Sifat unsur Skandium (Sc) antara lain memiliki massa atom
44,9599 g/mol, memiliki kepadatan 3,0 g/cm3, memiliki titik lebur 15410
C dan titik didih 28360, Skandium ringan dan memiliki titik didih yang
lebih tinggi dari aluminium sehingga menjadikannya bahan yang sangat
diminati oleh perancang pesawat antariksa, Skandium adalah logam
transisi lunak dengan warna putih keperakan, jika berinteraksi dengan
udara akan berubah menjadi kekuningan atau kemerah jambuan, Skandium
mudah teroksidasi oleh udara dan mudah terbakar dan unsur ini akan
bereaksi dengan air untuk membentuk gas hidrogen.
6. Bahaya dari Skandium (Sc) ialah Skandium diduga bahwa beberapa
senyawanya mungkin bersifat karsinogenik yang berbahaya untuk
kesehatan serta dapat berbahaya bagi lingkungan

5
DAFTAR PUSTAKA

Lestari, S., 2004, Mengurai Susunan Periodik Unsur Kimia, Kawan Pustaka,
Jakarta.

Sugiyarto, K.H. dan Suyanti, R.D., 2010, Kimia Anorganik Logam, Graha Ilmu,
Yogyakarta.

Smallman, R.E., and Bishop, R.J., 1995, Modern Physical Metallurgy &
Materials Enginerring 6th Edition, Reed Educational and Professional
Publishing, New Zealand.

Anda mungkin juga menyukai