Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I

UNSUR-UNSUR ALKALI TANAH

Autar Mubarrak Elhadad

PROGRAM STUDI KIMIA


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
PERCOBAAN I
UNSUR-UNSUR ALKALI TANAH

I. Tujuan
Mempelajari sifat unsur-unsur alkali tanah

II. Landasan teori


Logam golongan alkali tanah merupakan logam yang reaktif namun
tidak lebih reaktif apabila dibandingkan dengan logam alkali golongan satu.
Golongan alkali tanah memiliki elektron valensi ns 2 dengan bilangan oksidasi
+2. Seperti halnya logam alkali, unsur-unsur golongan II A dialam selalu
terdapat dalam bentuk senyawa. Magnesium dan kalsium sangat melimpah
didalam batuan kulit bumi. Magnesium dan Kalsium bersama-sama dengan
natrium dan kalium terdapat dalam batuan sebagai kation. Sumber komersial
utama magnesium adalah air laut, air asin dalam lapisan tanah, dan mineral
dolomit serta megnesit (MgCO3). Senyawa kalsium diperoleh dari batu kapur
dan kulit kerang laut. Mineral batuan gipsum (CaSO4.2H2O) juga merupakan
sumber mineral penting. Biji utama berilium adalah mineral aluminosilikat,
dinamakan beryl (Be3Al2(CIO3)6). Stronsium ditemukan dalam celestit (SrSO 4)
dan stronsiana (SrCO3). Barium ditemukan dalam barit, BaSO 4 dan witent
(BaCO3). Kalium terdapat dalam jumlah kecil dalam bijih uranium sebagai
isotop radio aktif dengan nomor massa 226 dengan waktu paruh 1620 tahun.
peluruhan radium disertai pemancaran sinar alfa menghasilkan radon-22.
unsur-unsur alkali tanah selain magnesium dan kalsium, kurang umum
digunakan untuk komersial dibandingkan dengan magnesium dann kalsium.
Kalsium, stronsium dan barium bereaksi dengan hidrgen membentuk ion
hidrida. contohnya reaksi kalsium dengan hidrogen berikut:

Ca(s) + H2(g) → CaH2(s)

Magnesium bereaksi dengan hidrogen hanya pada tekanan tinggi dengan


adanya katalis MgCl2. Semua untuk golongan II A bereaksi langsung dengan
halogen membentuk halida, sedangkan dengan nitrogen diudara dapat bereaksi
jika dipanaskan membentuk suatu nitrida. Seperti halnya logam alkali, unsur-
unsur golongan II A dialam selalu terdapat dalam bentuk senyawa, tidak dalam
bentuk unsur bebas (Sunarya, 2011).
Magnesium adalah logam putih yang melebur pada suhu 650 0
C.
sifatnya mudah terbakar dalam udara atau oksigen dengan mengeluarkan
cahaya putih terang membentuk oksida dan beberapa nitrida (Mg 3N2).
Magnesium membentuk kation divalen Mg2+. Oksida, hidroksida, karbonat, dan
posfatnya tidak larut namun garam-garam lainnya larut dengan rasa pahit dan
higroskopis. Uji kering magnesium atau uji pipa tiup pada unsur alkali tanah
ini menjelaskan bahwa semua senyawa-senyawa magnesium bila dipijarkan
diatas arang dengan adanya natrium karbonat diubah menjadi magnesium
oksida putih, yang berkaitan kilau terang ketika panas. Setelah dibasahi satu,
atau dua tetes larutan kobalt nitrat, dan dipanaskan lagi sampai panas sekali,
dapat diperoleh massa yang berwarna merah-jambu muda (Svehla, 1985).
Berilium, magnesium dan kalsium dari segi bahan kimia, dalam
kemampuannya untuk bereaksi dengan air dan asam membentuk suatu
senyawa ionik, unsur-unsur II A yang lebih berat yaitu Ca, Sr, Ba, dan Ra,
hampir sama aktifnya dengan logam-logam alkali (IA). Dalam pengertian sifat
fisik (seperti rapatan, kekerasan dan titik cair), logam II A lebih bersfat logam
dibandingkan dengan unsur-unsur I A. Berilium agak berbeda dengan anggota-
anggota golongan II A yang lebih berat. Berilium mempunyai titik cair yang lebih
tinggi dan lebih keras dari unsur anggota golongan II A lainnya. Sifat kimia
berilium lebih mudah dimengerti berdasarkan ukuran yang kecil dan energi
ionisasi yang tinggi dari atom berilium. Kecenderungan untuk membentuk ion
Be2+ terbatas, dan kemampuan atom berilium untuk membentuk suatu ikatan
kovalen lebih meyakinkan. Reaktivitas larutan BeO dengan larutan basa kuat
menunjukkan bahwa oksidanya mempuyai sifat asam. Hal ini berkaitan dengan
ukuran ion yang kecil dan muatan yang tinggi. Berilium digunakan dalam
pembuatan pegas, klip dan sambungan listrik. Alloy berilium lainnya digunakan
untuk tujuan pembangunan dimana beban ringan merupakan persyaratan
utama. Magnesium banyak digunakan untuk pembuatan alat-alat yang ringan
seperti suku cadang pesawat, umumnya sebagi alloy dengan Al dann logam
lainnya. Kalsium digunakan sebagai bahan pereduksi dalam pembuatan logam
lain yang kurang umum, dan sebagai pembuatan baterai, pembuatan alloy dan
dalam proses deoksidasi (Petrucci, 1999).
Menurut Harianto dan Darminto (2013), Sifat alkali tanah adalah
sebagai berikut :
1. Konfigurasi dari suatu elektronnya menunjukkan bahwa dari logam alkali
tanah menunjukkan menunjukkan elektron valensi ns2. Selain jari-jari
atomnya lebih kecil dibandingkan dengan logam alkali, kedua elektron
valensinya yang telah bepasangan mengakibatkan energi ionisasi logam
alkali tanah lebih tinggi.
2. Lebih stabil sebagai ion M2+ 3.
3. Jari-jari atomnya lebih kecil dan muatan intinya lebih besar sehingga kristal
yang dihasilkan dalam bentuk yang besar dan padat.
4. Berilium mempunyai energi ionisasi yang sangat tinggi dan memiliki
keelektronegatifan yang cukup besar
5. Potensial reduksi standar menunjukkan harga yang lebih rendah atau lebih
negatif
6. Titik didih dan titik lelehnya lebih tinggi dari suhu ruangan
Kalsium adalah logam putih perak yang lunak yang melebur pada 845 0C.
Kalsium terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab. Pada Reaksi ini
terbentuk kalsium oksida dan kalsium hdroksida. Kalsium menguraikan air
dengan membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen. Pada uji kering atau
pemberian warna pada pewarnaan nyala senyawa-senyawa kalsium yang
mudah menguap, memberi warna merah kekuningan pada nyala bunsen.
Magnesium berwarna putih keperakan dan mempunyai permukaan pelindung
lapisan tipis oksida serta merupakan logam yang agak kuat dan ringan (1/3
lebih ringan dari pada aluminium). Maka suatu magnesium tidak bisa
bersentuhan dengan air meskipun kemungkinannya sangat kuat kecuali bila
amalgam. Meskipun demikian magnesium sangat mudah larut dalam asam
encer. Unsur-unsur kalsium dan magnesium yaitu golongan alkali tanah dapat
diuji parameternya pada sebuah lahan karena senyawa kalsium diperoleh dari
batu kapur dan sumber utama magnesium adalah lapisan tanah, dan mineral
dolomit. Pengujian status pada unsur ini menggunakan metode analisis kation
dengan flamefotometer dan titrasi dengan EDTA. Keberadaan yang paling
potensial dan banyak yaitu keberadaan kalsium pada tanah dengan persentase
perbandingan dalam rentang 49,74% sampai 65,03%. Dengan demikian dapat
dihitung kejenuhan basa tanah berkisar 62,8%-76,59% menunjukkan jika
sampel kaya akan unsur basa kalsium dan juga magnesium. Unsur ini juga
bisa digunakan untuk menentukan suatu kesuburan (Supriyadi, 2009).
Aksi penghambatan amida dan unsur alkali tanah acetates pada korosi
logam memberikan suatu praktis yaitu kepentigan untuk menyelidikikan reaksi
amida dan unsur alkali tanah dalam larutan berair. Kecenderungan unsur
alkali tanah untuk membentuk kompleks dengan urea menurun sedangkan
radius ionik meningkat. Jadi magnesium (II) membentuk kompleks dengan dua
molekul urea, kalsium (II) membentuk kompleks dengan satu molekul urea.
sedangkan stronsium dan barium tidak bereaksi. Suhunya harus berada pada
suhu 1000C karena pada suhu ini maka kompleks dapat larut dengan
sempurna dan dapat diendapkan dengan endapannya yang akan membentuk
suatu kristal-kristal yang bagus dengan ukuran kristal yang dihasilkan akan
besar-besar. sampel yang digunakan memiliki struktur dan kandungan yang
berbeda-beda (El-megharbel et al., 2013).
III. Prosedur kerja
3.1 Alat dan bahan
A. Alat
 Corong
 Gelas kimia 400 ml
 Gelas ukur
 Kaca arloji
 Penjepit tabung
 Pipa penyalur gas
 Rak tabung reaksi
 Spatula
 Tabung reaksi
B. Bahan
 Barium hidroksida
 Barium karbonat
 Kalsium karbonat
 Kalsium oksida
 Kertas indikator
 Lanitan indikator
 Logam kalsium
 Pita magnesium
3.2 skema kerja
A. Reaksi dengan air

Sekeping logam
kalsium
Dimasukkan kedalam air dingin yang terdapat dalam gelas kimia
Diamati reaksi dan periksa hasil reaksi

Hasil

Sekeping logam
magnesium
Dimasukkan kedalam air dingin yang terdapat dalam gelas kimia
Diamati reaksi dan periksa hasil reaksi

Hasil

B. Sifat asam basa


0,01 gram magnesium oksida dan kalsium
hidroksida
Ditambahkan 10 ml air kedalam masing masing tabung reaksi
Dikocok
Ditambahkan 2 tetes larutan indikator universal kedalam masing
masing tabung reaksi
Diperiksa pH larutannya dalam masing masing tabung

Hasil

C. Hidrolisis klorida
Klorida hidrat dari magnesium, kalsium dan barium

Dipanaskan didalam tabung reaksi


Diperiksa asam klorida yang terbentuk
Hasil

D. Kestabilan thermal karbonat

Garam karbonat kering dari magnesium, kalsium dan barium


Dipanaskan dalam tiga tabung reaksi
Dipanaskan sampai beberapa menit
Dicatat kecepatan timbulnya gas dan tingkatkan kekeruhan air
kapur

Hasil
E. Kelarutan beberapa senyawa unsur alkali tanah

2 ml larutan 0,1 m ion alkali tanah ( Mg2+, Ca2+ , dan Ba2+ )


Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berbeda
Ditambahkan volume yang sama larutan ion hidroksida 0,1 m
kedalam masing -masing tabung
Dicatat endapan yang terbentuk
Dilakukan percobaan yang mirip tapi sebagai pengganti ion
hidroksida, gunakan ion sulfat dan ion karbonat

Hasil
IV. Hasil dan Pembahasan

Keberadaan unsur-unsur kimia di alam sangat melimpah. Sumber-


sumber unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik
dalam bentuk bebas, senyawa maupun campurannya. Hingga saat ini, unsur-
unsur kimia berjumlah sekitar 141 unsur. Unsur-unsur tersebut telah
dikelompokkan secara sistematis dalam sistem periodik unsur. Berdasarkan
elektron valensinya, unsur kimia dikelompokkan menjadi golongan utama dan
golongan transisi. Salah satu golongan utamanya adalah IIA. Gologan ini juga di
sebut sebagai golongan alkali tanah.
Pada percobaan kali ini, bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat kimia
dari unsur-unsur golongan alkali tanah. Sifat unsur kimia terdiri atas sifat
fisika dan sifat kimia. Sifat fisika meliputi wujud, warna, kekerasan, kelarutan,
konduktifitas listrik dan panas, massa jenis, sifat magnet, jari-jari atom, kalor
penguapan, titik didih dan titik leleh. Adapun sifat kimia meliputi kereaktifan
unsur. Dari percobaan yang telah dilakukan didapat data sebagai berikut:
Tabel 1. Reaksi Dengan Air
Perlakuan Hasil
Menghasilkan gelembung tapi sedikit
Pita Mg + air dingin
lambat
Pita Mg + air panas Menghasilkan gelembung
Logam alkali tanah mudah bereaksi dengan air membentuk basa dengan
gas hidrogen. Jika dibandingkan, logam alkali lebih bereaksi hebat
dibandingkan alkali tanah. Percobaan ini dilaksanakan dengan bahan uji coba
berupa magnesium, Mg. Pada reaksi magnesium dengan air pada air dingin
mendapatkan hasil gelembung tetapi gelembung yang dihasilkan sedikit lambat
di dinding tabung reaksi. Sedangkan dengan air panas menghasilkan
gelembung gas. Secara teoritis logam Mg bereaksi lambat dengan air dingin.
Menaikkan suhu air bertujuan agar reaksi antara Mg dan air berlangsung lebih
cepat. Ketika bereaksi dengan air, muncul banyak gelembung di sekitar daerah
logam Mg. Reaksi yang terjadi antara Mg dan air adalah :
Mg(s) +
2H2O(l) →
Dari reaksi diatas dapat dilihat gelembung-gelembung yang keluar
merupakan gas H2. Menurut literatur, magnesium bereaksi sangat lambat
dengan air pada suhu kamar dan hanya dapat bereaksi dengan air panas.
Dalam reaksi dengan air, alkali tanah bersifat sebagai pereduksi yang
mereduksi air. Secara umum reaksi yang terjadi antara logam alkali tanah dan
air adalah : M(s) + 2H2O(l) → 2M(OH)2(aq) + H2(g)
M diasumsikan sebagai logam alkali tanah. Logam alkali tanah jika
bereaksi dengan air akan membentuk ion logam. Seluruh logam alkali tanah
bereaksi dengan air kecuali Be, berilium.
Be(s) + 2H2O(l) → tidak bereaksi
Hasil pengamatan ini hanya dilakukan pengujian dengan kertas lakmus
merah, dimana kertas lakmus merah menjadi sedikit biru. Dari pengujian
dengan kertas lakmus dapat diketahui bahwa logam alkali tanah bersifat basa
jika direaksikan dengan air.
Tabel 2. Sifat Asam Basa
Perlakuan Hasil

MgO + H2O + pp pH = 6

Ca(OH)2 + H2O + pp pH = 12
Logam alkali tanah bersifat basa jika direaksikan dengan air, unsur
golongan ini bersifat basa, sama seperti unsur golongan alkali, namun tingkat
kebasaannya lebih lemah. Sifat basa golongan IIA ini berturut-turut dari atas
Be(OH)2 ke bawah Ba(OH)2 makin kuat, karena jari-jari kation dari Be 2+ hingga
Ba2+ makin besar, hingga ion OH- makin mudah dilepaskan. Be(OH)2 tergolong
basa amfoter, yaitu ketika direaksikan dengan asam bersifat basa lemah dan
waktu ditambahkan basa kuat sifatnya berubah menjadi asam lemah. Mg(OH) 2
adalah basa lemah dan sukar larut dalam air. Sedang Ca, Sr, dan Ba(OH) 2
dikelompokkan ke dalam basa kuat, walaupun Ba(OH) 2 merupakan basa
terkuat.
Pada pengujian asam dan basa pada unsur alkali tanah dilakukan uji
coba pada unsur Mg dan Ca. Masing-masing ditambahkan dengan dengan air
agar unsur alkali tanahnya melarut. Campuran ini bersifat basa. Untuk
mengukur kadar kebasaannya, larutan ini ditambahkan indikator pp,
fenolftalein. Indikator pp berubah mengubah larutan menjadi warna merah
muda atau keunguan jika larutan yang diuji merupakan basa. Sama seperti
percobaan ini, penggunaan indikator universal untuk mendapatkan nilai pH
yang sesungguhnya. Campuran Mg dan air menujukkan pH 6. Campuran Ca
dan air menunjukkan pH 12. Reaksi yang terjadi selama uji coba berlangsung
adalah sebagai berikut :

Mg(s) + 2H2O(l) → Mg(OH)2(s) + H2(g)


Ca(s) + 2H2O(l) → 2Ca(OH)2(s) + H2(g)
Reaksi antara MgO dan Ca(OH)2 dengan air menghasilkan endapan putih
Mg(OH)2 dan Ca(OH)2. karena memiliki kelarutan didalam air yang kecil atau
larutan tersebut lewat jenuh atau Ksp larutan lebih kecil dari pada hasil kali ion
– ionnya sehingga sukar larut dalam air. Hidroksida logam alkali tanah lebih
cenderung bersifat basa, bila jari-jari atom itu kecil ia akan kuat menarik
elektron. Jika elektron tertarik ke arah atom logamnya maka ikatan antara atom
O dengan H pada O-H akan melemah, sifat asam semakin kuat. Dengan
bertambahnya nomor atom, maka besar jari-jari atomnya. Jika atom logam
alkali tanah mempunyai jari-jari atom besar maka atom tersebut sukar menarik
elektron sebagai akibatnya ikatan antara O-H akan kuat dan sifat basa
menguat. Atau dengan kata lain perbandingan kekuatan basa dengan jari-jari
ionnya, sifat basa alkali tanah semakin besar dengan bertambahnya nomor
atom dan jari-jari atom yang semakin besar. Dari percobaan ini dapat diketahui
bahwa larutan yang dihasilkan MgO bersifat basa lemah dan Ca(OH) 2 bersifat
basa kuat.
Tabel 3. Hidrolisis Klorida
Perlakuan Hasil
MgCl2 dipanaskan Lebih cepat meleleh

CaCl2 dipanaskan Agak cepat meleleh

BaCl2 dipanaskan Tidak meleleh


Kekuatan hidrolisis klorida alkali tanah, dapat diperkirakan dengan cara
memanaskan klorida hidrat dan memeriksa gas hidrogen klorida (HCl) yang
dihasilkan. Pada percobaan ini masing-masing klorida hidrat dari magnesium,
kalsium dan barium dipanaskan dalam tabung reaksi. Unsur alkali tanah
mudah bereaksi dengan gas halogen membentuk senyawa halida. Be, Mg, Ca,
dan Ba, bereaksi dengan gas halogen dengan persamaan reaksi umum sebagai
berikut : M + X2 → MX2

Pada uji coba ini dilakukan untuk mengetahui manakah yang yang lebih
mudah menghidrolisis klorida digunakan senyawa MgCl 2, CaCl2 dan BaCl2.
Dengan menggunakan tabung reaksi yang berbeda ketiganya dipanaskan dan
didapatkan hasil BaCl2 tidak meleleh, MgCl2 lebih cepat meleleh dan ada asap
putih yang keluar dari hasil pembakaran pada tabung reaksi. Gas yang keluar
itu merupakan gas asam klorida (HCl), dan begitu pula pada pemanasan CaCl 2
terdapat gas HCl serta agak cepat meleleh. Dikarenakan pada pembakaran
BaCl2 tidak ada sedikit pun BaCl2  yang meleleh sehingga tidak diketahui ada
atau tidaknya gas HCl yang terbentuk. Pada percobaan ini, praktikan tidak
melakukan pengujian keasaman dari gas HCl yang terbentuk, sehingga tidak
dapat diketahui tingkat keasaman dari gas yang terbentuk. Pada percobaan
yang dilakukan ini reaksi tidak berjalan sebagai mana mestinya. Seharusnya,

Mg2+ < Ca2+ < Ba2+


yang paling mudah menghidrolisis adalah Ba. Urutan kecenderungan dalam
MgCl2(s) + 2H2O(aq) → Mg(OH)2(aq) + 2HCl(aq)
hidrolisis klorida yaitu:
CaCl2(s) + 2H2O(aq) → Ca(OH)2(aq) + 2HCl(aq)
BaCl2(s) + 2H2O(aq) → Ba(OH)2(aq) + 2HCl(aq)
Persamaan reaksi yang terjadi jika reaksi berjalan dengan baik :

Tabel 4. Kestabilan Termal Karbonat


Perlakuan Hasil
MgCO3 Air kapur menjadi keruh setelah
dipanaskan selama 13 menit
CaCO3 Tidak bereaksi
BaCO3 Tidak bereaksi
Pada percobaan kestabilan termal
MgCO3(aq) karbonat
→ MgO (s) + COdigunakan
2(g) tiga senyawa yaitu
MgCO3, CaCO3, dan BaCOCaCO
3. Ketikanya masing-masing
3(aq) → CaO (s) + CO2(g) senyawa ditempatkan
kedalam tabung dan tabung dipanaskan,
BaCO terjadi
3(aq) → BaO reaksi
(s) + CO 2(g) sebagai berikut:

Dari reaksi diatas terjadi penguraian garam karbonat serta terdapat gas
yang terbentuk dengan gelembung-gelembung uap yang terjadi saat
pemanasan. Adanya gelembung yang mengindikasikan adanya gas yang
terbentuk yakni gas CO2. Dalam
BaCO3 literatur,
> CaCO3 >BaCO
MgCO memiliki kestabilan thermal
3 3

yang lebih besar dari senyawa lainnya. Ini disebabkan karena semakin besar
nomor atomnya atau semakin besarnya jari-jari atom semakin besar juga
kestabilan termal karbonat.

Tabel 5. Kelarutan Beberapa Senyawa Unsur Alkali Tanah


Perlakuan Hasil
Ion hidroksida
Mg2+ + OH- Terbentuk sedikit endapan
Ca2+ + OH- Terbentuk endapan yang lebih
banyak dari Mg2+
Ba2+ + OH- Tidak ada endapan
Ion Sulfat

Mg2+ + SO42- Terbentuk sedikit endapan

Ca2+ + SO42- Terbentik lebih banyak endapan


dari Mg dan Ba

Ba2++ SO42- Terbentuk endapan lebih


banyak dari Mg

Ion Karbonat

Mg2+ + CO32- Tidak terbentuk endapan

Ca2+ + CO32- Terbentuk sedikit endapan

Ba2+ + CO32- Terbentuk lebih banyak


endapan

Sifat kelarutan suatu unsur alkali tanah tergantung kepada senyawa


yang menjadi pelarutnya. Pada ion hidroksida, unsur Ca lebih banyak
mengendap dari unsur Mg dan Ba. Sedangkan menurut literatur seharuanya
kecendurangan Mg(OH)2 sukar larut, Ca(OH)2 sedikit larut, dan Ba(OH)2 mudah
larut. Menurut literatur seharusnya urutan endapan dan kekeruhan yang
terbentuk pada pencampuran logam alkali dengan hidroksida (OH)
Mg2+ > Ca2+ > Ba2+
Reaksi yang terjadi pada sampel dengan ion hidroksida adalah sebagai berikut:
Mg2+(aq) + 2OH- (aq) ↔ Mg(OH)2(s)

Ca2+(aq) + 2OH-(aq) ↔ Ca(OH)2(s)


Ba2+(aq) + 2OH-((aq) ↔ Ba(OH)2(s)
Dari reaksi diatas terbentuknya endapan menandakan larutan terlewat
jenuh atau dengan kata lain kelarutannya kecil sehinga terbentuk endapan.
Pada umumnya senyawa alkali tanah banyak yang sukar larut (mengendap).
Apabila nilai Qsp > Kspnya maka larutan akan mengendap.
Pada ion sulfat unsur Ca lebih banyak mengendap dibandingkan dengan
uncur Mg dan Ba. Hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan literatur di mana
pada literatur menyatakan seharusnya kecenderungan MgSO 4 mudah larut,
CaSO4 sedikit larut, dan BaSO4 sukar larut, dapat dilihat pada harga Ksp
masing-masing. Semakin besar nilai Ksp suatu larutan maka kelarutannya juga
besar. Harga Ksp senyawa sulfat alkali tanah semakin kecil dari atas kebawah
berarti semakin sukar larut. Urutan endapan dan kekeruhan:

Mg2+ < Ca2+ < Ba2+


Reaksi yang terjadi pada sampel dengan ion sulfat adalah sebagai berikut:
Mg2+ (aq) + SO42-(aq) ↔ MgSO4 (s)
Ca2+(aq) + SO42-(aq) ↔ CaSO4 (s)
Ba2+(aq) + SO42-(aq) ↔ BaSO4 (s)

Pada ion karbonat semua ion alkali tanah yang direaksikan akan
menghasilkan larutan yang keruh dan ada endapan yang terbentuk. Di mana
Mg2+ > Ca2+ > Ba2+
pada unsur Ba lebih banyak terbentuk engendap. Hal ini sesuai dengan
literatur yang ada yaitu pada umumnya garam karbonat alkali tanah sukar
larut. Dilihat dari harga Ksp ketiga senyawa karbonat yang memiliki Ksp
terbesar yaitu Mg2+ dalam ion karbonat sehingga kelarutannya cukup  besar
dan dibuktikan pada percobaan ini berupa tidak terdapatnya endapan. Dari
hasil percobaan didapat senyawa karbonat dari atas kebawah pada alkali tanah
Kspnya semakin kecil, berarti semakin sukar larut. Dengan kecenderungan
MgCO3 sedikit larut, CaCO3  sukar larut dan BaCO3 sangat sukar larut.
Sehingga kelarutan ion karbonat dapat diurutkan sebagai berikut :

Reaksi yang terjadi pada sampel dengan ion karbonat adalah sebagai berikut:
Mg2+ (aq) + CO32-(aq) ↔ MgCO3 (s)
Ca2+(aq) + CO32-(aq) ↔ CaCO3 (s)
Ba2+(aq) + CO32-(aq) ↔ BaCO3 (s)

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pada ion karbonat dan sulfat
semakin besar nomor atomnya maka sifat kelarutannya semakin kecil.
Sedangkan dalam ion hidroksida semakin besar nomor atomnya maka semakin
besar kelarutannya. Kegagalan dalam percobaan ini kemungkinan terjadi akibat
bahan yang digunakan tercemar karena tidak baiknya cara penyimpanan bahan
dan sebab-sebab lainnya yang tidak diketahui. Kurangnnya ketelitian pratikan
juga ikut ambil andil pada gagalnya beberapa uji coba yang dilaksanakan.
V. Kesimpulan Dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan sifat unsur alkali tanah secara
umum adalah :
1. Usur-unsur logam alkali tanah sangat reaktif.
2. Kereaktifan logam alkali tanah diperngaruhi oleh jari-jari atom dan
energi ionisasinya. Semakin besar jari-jari atom, kekuatan ikatan akan
semakin lemah sehingga energi ionisasinya semakin kecil. Semakin kecil
energi ionisasinya, akan semakin mudah melepaskan elektronnya
sehingga semakin mudah mengalami reaksi.
3. Urutan kereaktifan unsur-unsur alkali tanah
Be < Mg < Ca < Sr < Ba < Ra
4. Semakin besar nomor atom, logam alkali tanah akan semakin reaktif
dan semakin besar kestabilan thermalnya.
5. Semakin besar nomor atomnya maka sifat kelarutannya semakin kecil
tetapi tergantung dengan ion apa dilarutkan.

5.2 Saran
Sebaiknya di perlukan ketelitian hati-hati dalam menangani unsur-
unsur alkali tanah, karena semua bahan kimia adalah bersifat berbahaya
(beracun) bagi tubuh. Serta dalam prakteknya perubahan reaksi yang
terjadi cukup sulit dikenali dan dijelaskan karena perubahan yang
terbentuk tidak terdeteksi dengan mata manusia.
DAFTAR PUSTAKA

El-megharbel, S. M., A. El-maghaby dan M. S. Refat. 2013. “Infrared


Investigations For The Chemical Reactions Of Alkaline Earth Metal
Hydroxides With Urea At Boiling Point In Aqueous Media“. International
Journal Of Innovative Reasearch In Science, Engineering And Technology.
Vol 2(12) : 7326-7330.

Harianto, F dan Darminto. 2013. “Sintesis Kalsium Ferit Berbahan Dasar Pasir
Besi Dan Batu Kapur Dengan Metode Reaksi Padatan“. Jurnal Sains Dan
Seni. Vol 1(1) : 1-4.

Petrucci, R. H. 1999. Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern Edisi Keempat
Julid 2. Bogor : Erlangga.

Sunanya, Y. 2011. Kimia Dasar 2. Bandung : Yrama Widya.

Supriyadi, S. 2009. “Status Unsur-Unsur Basa (Ca, Mg, K, Dan Na) Dilahan
Kering Madura“. Agrovigor. Vol 2(1) : 35-41.

Svehla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan
Semimikro. Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka.
LAMPIRAN

A. Pertanyaan Pra Praktikum


1. Jelaskan kaitan antara sifat kelarutan suatu zat dengan energi kisi dan
energi hidrasi!
Jawab : Suatu senyawa ion larut dalam air jika energi hidrasi lebih besar
daripada energi kisi. Energi kisi semua ion garam sulfat alkali tanah hampir
sama besar. Ion sulfat sangat besar sehingga meskipun ukuran kation
semakin besar tidak memberikan perbedaan energi kisi yang berarti.
Perbedaan kelarutan sulfat tergantung pada energi kisi.
2. Mengapa terdapat perbedaan kecenderungan kelarutan senyawa hidroksida
unsur alkali tanah?
Jawab : Karena adanya perbedaan ksp antar senyawa yang digunakan.
3. Urutkanlah kelarutan senyawa hidroksida dengan senyawa garam unsur
alkali tanah berdasarkan harga Ksp-nya, mulai dari senyawa yang mudah
larut hingga yang sukar larut!
Jawab : Urutan kelarutan senyawa hidroksida berdasarkan nilai Ksp-nya
yaitu: -Yang sedikit mudah larut Ca dengan nilai Ksp-nya 5,5x10-6
-Yang mudah larut Ba dengan nilai Ksp-nya 5,0x10-2
-Yang sukar larut Mg dengan nilai Ksp-nya 1,8x10-11
4. Jelaskan bagaimana cara meningkatkan kelarutan suatu zat dalam suatu
pelarut tertentu!
Jawab : Cara meningkatkan kelarutan suatu zat dalam pelarut tertentu,
yaitu
a) Pembentukan Kompleks
Pembentukan kompleks sekarang banyak dijumpai penggunaannya untuk
perbaikan kelarutan, akan tetapi dalam kasus lain juga dapat
menyebabkan suatu perlambatan kelarutan.
b) Penambahan Kosovlen
Kosolven adalah pelarut yang ditambahkan dalam suatu sistem untuk
membantu melarutkan atau meningkatkan stabilitas dari suatu zat, cara
ini disebut kosolvensi. Cara ini cukup potensial dan sederhana dibanding
beberapa cara lain yang digunakan untuk meningkatkan kelarutan dan
stabilitas suatu bahan. Penggunaan kosolven dapat mempengaruhi
polaritas sistem, yang dapat ditunjukkan dengan pengubahan tetapan
dielektrikanya.
c) Penambahan Surfaktan
Penggunaan surfaktan pada kadar yang lebih tinggi akan berkumpul
membentuk agregat yang disebut misel. Sifat terpenting misel adalah
kemampuannya untuk menaikkan kelarutan zat-zat yang biasanya sukar
larut atau sedikit larut dalam pelarut yang digunakan. Proses ini disebut
solubilisasi yang terbentuk antara molekul zat yang larut berasosiasi
dengan misel surfaktan membentuk larutan yang jernih dan stabil secara
termodinamika.
5. Bagaimana cara yang paling efektif untuk mengetahui kelarutan suatu zat
dalam pelarut air?
Jawab : Dengan melihat seberapa banyak zat tersebut terlarut dalam air.

Anda mungkin juga menyukai