I. Tujuan
Mempelajari sifat unsur-unsur alkali tanah
Sekeping logam
kalsium
Dimasukkan kedalam air dingin yang terdapat dalam gelas kimia
Diamati reaksi dan periksa hasil reaksi
Hasil
Sekeping logam
magnesium
Dimasukkan kedalam air dingin yang terdapat dalam gelas kimia
Diamati reaksi dan periksa hasil reaksi
Hasil
Hasil
C. Hidrolisis klorida
Klorida hidrat dari magnesium, kalsium dan barium
Hasil
E. Kelarutan beberapa senyawa unsur alkali tanah
Hasil
IV. Hasil dan Pembahasan
MgO + H2O + pp pH = 6
Ca(OH)2 + H2O + pp pH = 12
Logam alkali tanah bersifat basa jika direaksikan dengan air, unsur
golongan ini bersifat basa, sama seperti unsur golongan alkali, namun tingkat
kebasaannya lebih lemah. Sifat basa golongan IIA ini berturut-turut dari atas
Be(OH)2 ke bawah Ba(OH)2 makin kuat, karena jari-jari kation dari Be 2+ hingga
Ba2+ makin besar, hingga ion OH- makin mudah dilepaskan. Be(OH)2 tergolong
basa amfoter, yaitu ketika direaksikan dengan asam bersifat basa lemah dan
waktu ditambahkan basa kuat sifatnya berubah menjadi asam lemah. Mg(OH) 2
adalah basa lemah dan sukar larut dalam air. Sedang Ca, Sr, dan Ba(OH) 2
dikelompokkan ke dalam basa kuat, walaupun Ba(OH) 2 merupakan basa
terkuat.
Pada pengujian asam dan basa pada unsur alkali tanah dilakukan uji
coba pada unsur Mg dan Ca. Masing-masing ditambahkan dengan dengan air
agar unsur alkali tanahnya melarut. Campuran ini bersifat basa. Untuk
mengukur kadar kebasaannya, larutan ini ditambahkan indikator pp,
fenolftalein. Indikator pp berubah mengubah larutan menjadi warna merah
muda atau keunguan jika larutan yang diuji merupakan basa. Sama seperti
percobaan ini, penggunaan indikator universal untuk mendapatkan nilai pH
yang sesungguhnya. Campuran Mg dan air menujukkan pH 6. Campuran Ca
dan air menunjukkan pH 12. Reaksi yang terjadi selama uji coba berlangsung
adalah sebagai berikut :
Pada uji coba ini dilakukan untuk mengetahui manakah yang yang lebih
mudah menghidrolisis klorida digunakan senyawa MgCl 2, CaCl2 dan BaCl2.
Dengan menggunakan tabung reaksi yang berbeda ketiganya dipanaskan dan
didapatkan hasil BaCl2 tidak meleleh, MgCl2 lebih cepat meleleh dan ada asap
putih yang keluar dari hasil pembakaran pada tabung reaksi. Gas yang keluar
itu merupakan gas asam klorida (HCl), dan begitu pula pada pemanasan CaCl 2
terdapat gas HCl serta agak cepat meleleh. Dikarenakan pada pembakaran
BaCl2 tidak ada sedikit pun BaCl2 yang meleleh sehingga tidak diketahui ada
atau tidaknya gas HCl yang terbentuk. Pada percobaan ini, praktikan tidak
melakukan pengujian keasaman dari gas HCl yang terbentuk, sehingga tidak
dapat diketahui tingkat keasaman dari gas yang terbentuk. Pada percobaan
yang dilakukan ini reaksi tidak berjalan sebagai mana mestinya. Seharusnya,
Dari reaksi diatas terjadi penguraian garam karbonat serta terdapat gas
yang terbentuk dengan gelembung-gelembung uap yang terjadi saat
pemanasan. Adanya gelembung yang mengindikasikan adanya gas yang
terbentuk yakni gas CO2. Dalam
BaCO3 literatur,
> CaCO3 >BaCO
MgCO memiliki kestabilan thermal
3 3
yang lebih besar dari senyawa lainnya. Ini disebabkan karena semakin besar
nomor atomnya atau semakin besarnya jari-jari atom semakin besar juga
kestabilan termal karbonat.
Ion Karbonat
Pada ion karbonat semua ion alkali tanah yang direaksikan akan
menghasilkan larutan yang keruh dan ada endapan yang terbentuk. Di mana
Mg2+ > Ca2+ > Ba2+
pada unsur Ba lebih banyak terbentuk engendap. Hal ini sesuai dengan
literatur yang ada yaitu pada umumnya garam karbonat alkali tanah sukar
larut. Dilihat dari harga Ksp ketiga senyawa karbonat yang memiliki Ksp
terbesar yaitu Mg2+ dalam ion karbonat sehingga kelarutannya cukup besar
dan dibuktikan pada percobaan ini berupa tidak terdapatnya endapan. Dari
hasil percobaan didapat senyawa karbonat dari atas kebawah pada alkali tanah
Kspnya semakin kecil, berarti semakin sukar larut. Dengan kecenderungan
MgCO3 sedikit larut, CaCO3 sukar larut dan BaCO3 sangat sukar larut.
Sehingga kelarutan ion karbonat dapat diurutkan sebagai berikut :
Reaksi yang terjadi pada sampel dengan ion karbonat adalah sebagai berikut:
Mg2+ (aq) + CO32-(aq) ↔ MgCO3 (s)
Ca2+(aq) + CO32-(aq) ↔ CaCO3 (s)
Ba2+(aq) + CO32-(aq) ↔ BaCO3 (s)
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pada ion karbonat dan sulfat
semakin besar nomor atomnya maka sifat kelarutannya semakin kecil.
Sedangkan dalam ion hidroksida semakin besar nomor atomnya maka semakin
besar kelarutannya. Kegagalan dalam percobaan ini kemungkinan terjadi akibat
bahan yang digunakan tercemar karena tidak baiknya cara penyimpanan bahan
dan sebab-sebab lainnya yang tidak diketahui. Kurangnnya ketelitian pratikan
juga ikut ambil andil pada gagalnya beberapa uji coba yang dilaksanakan.
V. Kesimpulan Dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan sifat unsur alkali tanah secara
umum adalah :
1. Usur-unsur logam alkali tanah sangat reaktif.
2. Kereaktifan logam alkali tanah diperngaruhi oleh jari-jari atom dan
energi ionisasinya. Semakin besar jari-jari atom, kekuatan ikatan akan
semakin lemah sehingga energi ionisasinya semakin kecil. Semakin kecil
energi ionisasinya, akan semakin mudah melepaskan elektronnya
sehingga semakin mudah mengalami reaksi.
3. Urutan kereaktifan unsur-unsur alkali tanah
Be < Mg < Ca < Sr < Ba < Ra
4. Semakin besar nomor atom, logam alkali tanah akan semakin reaktif
dan semakin besar kestabilan thermalnya.
5. Semakin besar nomor atomnya maka sifat kelarutannya semakin kecil
tetapi tergantung dengan ion apa dilarutkan.
5.2 Saran
Sebaiknya di perlukan ketelitian hati-hati dalam menangani unsur-
unsur alkali tanah, karena semua bahan kimia adalah bersifat berbahaya
(beracun) bagi tubuh. Serta dalam prakteknya perubahan reaksi yang
terjadi cukup sulit dikenali dan dijelaskan karena perubahan yang
terbentuk tidak terdeteksi dengan mata manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Harianto, F dan Darminto. 2013. “Sintesis Kalsium Ferit Berbahan Dasar Pasir
Besi Dan Batu Kapur Dengan Metode Reaksi Padatan“. Jurnal Sains Dan
Seni. Vol 1(1) : 1-4.
Petrucci, R. H. 1999. Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern Edisi Keempat
Julid 2. Bogor : Erlangga.
Supriyadi, S. 2009. “Status Unsur-Unsur Basa (Ca, Mg, K, Dan Na) Dilahan
Kering Madura“. Agrovigor. Vol 2(1) : 35-41.
Svehla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan
Semimikro. Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka.
LAMPIRAN