Anda di halaman 1dari 10

Sejarah Gas Mulia

Pada tahun 1894, seorang ahli kimia Inggris bernama William Ramsay mengidentifikasi zat baru yang
terdapat dalam udara. Sampel udara yang sudah diketahui mengandung nitrogen, oksigen, dan
karbondioksida dipisahkan. Ternyata dari hasil pemisahan tersebut, masih tersisa suatu gas yang tidak
reaktif (inert).[1] Gas tersebut tidak dapat bereaksi dengan zat-zat lain sehingga dinamakan argon (dari
bahasa Yunani argos yang berarti malas). Empat tahun kemudian Ramsay menemukan unsur baru lagi,
yaitu dari hasil pemanasan mineral kleverit. Dari mineral tersebut terpancar sinar alfa yang merupakan
spektrum gas baru. Spektrum gas tersebut serupa dengan garis-garis tertentu dalam spektrum matahari.

Untuk itu, diberi nama helium (dari bahasa Yunani helios berarti matahari). Pada saat ditemukan, kedua
unsur ini tidak dapat dikelompokkan ke dalam golongan unsur-unsur yang sudah oleh Mendeleyev
karena memiliki sifat berbeda. Kemudian Ramsey mengusulkan agar unsur tersebut ditempatkan pada
suatu golongan tersendiri, yaitu terletak antara golongan halogen dan golongan alkali. Untuk
melengkapi unsur-unsur dalam golongan tersebut, Ramsey terus melakukan penelitian dan akhirnya
menemukan lagi unsur-unsur lainnya, yaitu neon, kripton, dan xenon (dari hasil destilasi udara cair).
Kemudian unsur yang ditemukan lagi adalah radon yang bersifat radioaktif. Pada masa itu, golongan
tersebut merupakan kelompok unsur-unsur yang tidak bereaksi dengan unsur-unsur lain (inert) dan dibri
nama golongan unsur gas mulia atau golongan nol.

Di tahun 1898, Huge Erdmann mengambil nama Gas Mulia (Noble Gas) dari bahasa
Jerman Edelgas untuk menyatakan tingkat kereaktifan Gas Mulia yang sangat rendah.
Nama Noble dianalogikan dari Noble Metal (Logam Mulia), emas, yang dihubungkan dengan kekayaan
dan kemuliaan.[2]

Gas Mulia pertama ditemukan pada tanggal 18 Agustus 1868 oleh Pierre Janssen dan Joseph Horman
Lockyer. Ketika sedang meneliti gerhana matahari total mereka menemukan sebuah garis baru di
spektrum sinar matahari. Mereka menyakini bahwa itu adalah lapisan gas yang belum diketahui
sebelumnya, lalu mereka menamainya Helium.

Berikut ini adalah asal-usul mana unsur-unsur Gas Mulia, yaitu:

1. Helium à ήλιος (ílios or helios) = Matahari

2. Neon à νέος (néos) = Baru

3. Argon à αργός (argós) = Malas

4. Kripton à κρυπτός (kryptós) = Tersembunyi

5. Xenon à ξένος (xénos) = Asing

6. Radon (pengecualian) diambil dari Radium

Nama-nama di atas diambil dari bahasa Yunani. Pada awalnya, Gas Mulia dinyatakan sebagai gas yang
inert tetapi julukan ini disanggah ketika ditemukan senyawa Gas Mulia.
B. Sifat – Sifat Gas Mulia

1) Sifat fisis gas mulia

Sifat fisis gas mulia dapat dijelaskan dengan menggunakan data sifat atomik dan struktur unsur gas
mulia.

a. Sifat atomik gas mulia

Jari-jari Energi ionisasi Keeloktro Bilangan


Unsur
kovalen(pm) (kj/mol) negatifan oksidasi

Helium 50 2.640 - 0

Neon 71 2.080 - 0

Argon 98 1.520 - 0

Kripton 112 1.350 3,1 0;2

Xenon 131 1.170 2,4 0;2;4;6;8

Radon 145 1.040 2,1 0;4

Dari tabel di atas, terlihat jelas adanya suatu keteraturan sifat atomik gas mulia dari Helium ke Radon.

a) Nilai jari-jari atom (jari-jari kovalen) bertambah dari He ke Rn

b) Nilai energi ionisasi berkurang dari He ke Rn[3]

c) Nilai keelektronegatifan He, Ne, dan Ar tidak ada, sedangkan nilai keelektronegatifan berkurang
dari Kr ke Rn

d) Nilai bilangan oksidasi He, Ne, dan Ar adalah nol, sedangkan Kr,Xe, dan Rn memiliki beberapa
bilangan oksidasi.

b. Struktur unsur gas mulia

Unsur gas mulia berada sebagai atom tunggal (monoatomik) yang terikat satu sama lainnya oleh gaya
london. Karena gaya london pada gas mulia bekerja pada atom-atom tunggal, maka faktor yang
mempengaruhi kekuatan gaya london adalah ukuran atom berupa jari-jari atom. Oleh karena jari-jari
atom bertambah dari He ke Rn, maka gaya london dari He ke Rn juga akan semakin kuat.[4]
Titik Titk ∆Hv
Kerapatn ∆Hfus Daya Hantar
Unsur Leleh Didih (kj/mol)
(kg/m3) (kj/mol) Panas (W/cmK)
(0c) (0c)

Helium 0,179 -272 -269 - 0,0845 0,001520

Neon 0,900 -249 -246 0,332 1,73 0,000493

Argon 1,78 -189 -186 1,19 6,45 0,000180

Kripton 3,71 -157 -152 1,64 9,03 0,000095

Xenon 5,88 -112 -107 2,30 12,64 0,000057

radon 9,73 -71 -61,8 2,89 16,4 0,000036

Gas mulia tidak mempunyai daya hantar listrik yang baik. He tidak didapatkan dengan menurunkan
suhu, tetapi dengan menaikkan tekanan.

Dari tabel dapat kita lihat adanya keteraturan berikut:

a) Kerapatan bertambah dari He ke Rn

Nilai kerapatan gas mulia di pengaruhi oleh massa atom,jari-jari atom,dan gaya london. Nilai kerapatan
semakin besar dengan pertambahan massa atom dan kekuatan gaya london, dan sebaliknya semakin
kecil dengan pertambahan jari-jari atom.karena nilai kerapatan gas mulia bertambah dari He ke Rn,
maka kenaikan nilai masa atom dan kekuatan gaya london dari He ke Rn lebih dominan dibandingkan
kenaikan jari-jari atom

b) Titik leleh dan ∆Hfus bertambah dari He ke Rn

Hal ini di karenakan kekuatan gaya london bertambah dari He ke Rn sehingga atom-atom gas mulia
semakin sulit lepas. Di butuhkan energi, dalam hal ini suhu yang semakin besar untuk mengatasi gaya
london yang semakin kuat tersebut.

c) Titik didih dan ∆Hv bertambah dari He ke Rn

Hal ini di karenakan kekuatan gaya london bertambah dari He ke Rn sehingga atom-atom gas mulia
semakin sulit di lepas. Di butuhkan energi, dalam hal ini suhu yang semakin besar untuk mengatasi gaya
london yang semakin kuat tersebut.

d) Daya hantar panas berkurang dari He ke Rn


Hal ini di karenakan kekuatan gaya london bertambah dari He ke Rn. Dengan kata lain, partikel relatif
semakin sulit bergerak sehingga energi dalam hal ini panas akan semakin sulit pula untuk di transfer.

2) Sifat kimia gas mulia

Sifat kimia atau kereaktifan gas mulia dapat dijelaskan dengan data sifat atomik dan konfigurasi
elektronnya.

a. Sifat atomik gas mulia

Jari-jari Energi Bilangan


Unsur Keeloktronegatifan
Kovalen (pm) Ionisasi (kj/mol) Oksidasi

Helium 50 2.640 - 0

Neon 71 2.080 - 0

Argon 98 1.520 - 0

Kripton 112 1.350 3,1 0;2

Xenon 131 1.170 2,4 0;2;4;6;8

Radon 145 1.040 2,1 0;4

Dari tabel di atas, terlihat jelas adanya suatu keteraturan sifat atomik gas mulia dari Helium ke Radon.

a) Nilai jari-jari atom (jari-jari kovalen) bertambah dari He ke Rn

b) Nilai energi ionisasi berkurang dari He ke Rn

c) Nilai keelektronegatifan He,Ne, dan Ar tidak ada, sedangkan nilai keelektronegatifan berkurang
dari Kr ke Rn

Nilai bilangan oksidasi He, Ne, dan Ar adalah nol, sedangkan Kr, Xe, dan Rn memiliki beberapa bilangan
oksidasi.

b. Konfigurasi elektron gas mulia


Periode Lambang Konfigurasi elektron

1 He 1s2

2 Ne [He]2s2 2p6

3 Ar [Ne] 3s2 3p6

4 Kr [Ar] 3d10 4s2 4p6

5 Xe [Kr] 4d10 5s2 5p6

6 Rn [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p6

Gas mulia memiliki konfigurasi elektron yang sudah stabil. Oleh karena itu, gas mulia cenderung sulit
bereaksi atau tidak reaktif. Hal di dukung oleh kenyataan bahwa di alam, gas mulia selalu berada sebagai
atom tunggal atau monoatomik. Namun demikian para ahli telah berhasil mensintesis senyawa gas
mulia pada periode ke 3 ke atas, yakni Ar,Xe,Kr,dan Rn. Hal ini terkait dengan adanya subkulit d yang
belum terisi pada periode ke 3 ke atas. Sedangkan He dan Ne sampai saat ini belum dapat di reaksikan.

C. Persenyawaan Gas Mulia

Pada awalnya para ahli kimia berpendapat bahawa gas mulia tidak dapat membentuk senyawa
karena konfigurasi elektron yang stabil. Tetapi, Pada tahun 1962, Neil Bartlett dari Universitas British
Columbia melakuan suatu percobaan.[5] Bartlett mereaksikan Platina Heksana Fluorida( PtF6 ) dengan
O2 dan diperoleh senyawa O2PtF6 . karena harga ionisasi O2 dan Xe berdekatan, membuat Bartlett
menduga bahwa Xe mungkin dapat bereaksi dengan PtF6. Ternyata dugaan Bartlett benar dan Bartlett
berhasil mensintesa senyawa gas mulia yang pertama XePtO6 ( Xenon Heksafluoro Plainat ), suatu
padata berwarna kuning.[6]

Semenjak saat itulah runtuhlah anggapan umum para ahli kimia bahwa gas mulia benar – benar
tidak dapat membentuk senyawa. Ternyata gas mulia disamping memiliki konfigurasi elektron yang
stabil dapat juga bereaksi dengan atom lain, meskipun reaksi – reaksinya terbatas dan harus memenuhi
syarat. Umumnya syarat yang diperlukan dalam pembentukan senyawa gas mulia adalah:

1. Gas mulia yang bereaksi itu harus cukup rendah energi ionisasinya.

2. Gas mulia hanya bereaksi dengan unsur – unsur yang sangat elektronegatif yaitu fluor dan
oksigen.[7]

Sampai saat ini yang baru ditemukan adalah persenyawaan dari unsur Xenon, Kripton dan radon . Yang
lainnya masih dalam tahap penelitian. Senyawaan gas mulia yang paling banyak disintesis adalah Xenon.
Ini disebabkan energi ionisasi xenon lebih rendah daripada kripton. Adapun radon mengalami masalah
bahan baku, unsur radon sangat sedikit terdapat di alam. Karena bersifat radioaktif.
Kira – kira ada 200 senyawaan xenon yang dikenal orang, termasuk halida ( kebanyakan fluorida),
oksida, oksi-fluorida, fluorosulfat, garam-garam senat dan persenat serta senyawa adisi dengan asam
dan basa lewis. Sedangkan senyawa-senyawa kripton dan radon masih dapat dihitung dengan jari
misalnya , , , . Hal ini disebabkan karena energi ionisasi kripton cukup tinggi dan radon di alam hanya
terdapat dalam jumlah yang sedikit sekali.

Xenon - Fluorida

, dan diperoleh dengan mereaksikan xenon dengan fluor dalam kuantitas yang semakin bertambah.
Dalam persenyawaan ini, xenon mempunyai bilangan oksidasi genap +2,+4,dan +6 yang khas bagi setiap
persenyawaan xenon.[8]Karena sulitnya mengoksidasi Xe sampai pada bilangan oksidasi tsb. Senyawa-
senyawa Xe diharapkan merupakan senyawa pengoksidasi kuat atau senyawa ini mudah tereduksi,
misalnya dalam larutan berair.

Ketiga senyawaan fluor ini mudah menguap, menyublim dengan cepat pada suhu 25°. Senyawa ini dapat
disimpan dalam wadah nikel, kecuali bagi dan , sangat mudah terhidrolisis dan mantap bila tidak
berhubungan dengan air.

Titik
Tingkat didih
Senyawaan Bentuk Struktur Tanda-tanda
Oksidasi
(°C)

Terhidrolisis
Kristal tidak menjadi Xe + O2,
II 129 linear
berwarna sangat larut
dalam HF

Kristal tidak
IV 117 Segi- 4 Stabil
berwarna

Stabil pada 400°


Kristal tidak Kompleks
stabil
berwarna 49,6

Padatan
Antiprisma
kuning stabil
VI
Cairan tidak
berwarna Piramid
Mudah meledak
-46 segi-6
Kristal tidak higroskopik,
berwarna Piramidal stabil dalam
larutan
Gas tidak Tetra hedral
berwarna Mudah meledak
VIII
Garam tidak Anion-anion,
berwarna Oktahedral

Senyawa Kripton

Satu-satunya produk yang diperoleh bila Kripton bereaksi dengan fluor adalah
difluoridanya, .[9] Tak dikenal lain-lain keadaan oksidasi selain +2. Dari kira-kira selusin senyawaan
kripton yang dikenal semuanya merupakan garam kompleks yang diturunkan dari . Satu contoh
pembentukan garam demikian adalah :

Karena radon bersifat radioaktif dan mempunyai waktu paruh empat hari, kekimiaannnya sukar
dipelajari. Namun, eksistensi radon fluoride, baik yang mudah menguap maupun yang tidak mudah
menguap telah didemontrasikan.

D. Kegunaan Gas Mulia

a. Helium
Helium merupakan zat yang ringan dan tidak mudah terbakar, Helium biasa digunakan untuk mengisi
balon udara, dan helium yang tidak reaktif digunakan untuk mengganti nitrogen untuk membuat udara
buatan yang dipakai dalam penyelaman dasar laut. Para penyelam bekerja pada tekanan tinggi. Jika
digunakan campuran nitrogen dan oksigen untuk membuat udara buatan, nitrogen yang terisap mudah
terlarut dalam darah dan dapat menimbulkan halusinasi pada penyelam. Oleh para penyelam, keadaan
ini disebut “pesona bawah laut”. Ketika penyelam kembali ke permukaan, (tekanan atmosfer) gas
nitrogen keluar dari darah dengan cepat. Terbentuknya gelembung gas dalam darah dapat menimbulkan
rasa sakit atau kematian. Helium yang berwujud cair juga dapat digunakan sebagai zat pendingin karena
memiliki titik uap yang sangat rendah.

b. Neon
Neon biasanya digunakan untuk pengisi bola lampu neon. Selain itu juga neon dapat digunakan untuk
berbagi macam hal seperti indicator tegangan tinggi, zat pendingin, penangkal petir, dan mengisi tabung
televisi.

c. Argon
Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang atau roket. Argon juga
digunakan dalam las stainless steel dan sebagai pengisi bola lampu pijar karena argon tidak bereaksi
dengan wolfram (tungsten) yang panas.

d. Kripton
Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan rendah. Krypton juga
digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.
e. Xenon
Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri) dan pembuatan
tabung elektron.

f. Radon
Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Namun demikian, jika radon
terhisap dalam jumlah banyak, malah akan menimbulkan kanker paru-paru. Radon juga dapat berperan
sebagai sistem peringatan gempa, karena bila lempengan bumi bergerak kadar radon akan berubah
sehingga bisa diketahui bila adanya gempa dari perubahan kadar radon.[10]

E. Proses Ekstraksi Gas Mulia

Di alam, gas mulia berada dalam bentuk monoatomik karena bersifat tidak reaktif. Oleh karena itu,
ekstraksi gas mulia umumnya menggunakan pemisahan secara fisis. Pengecualian adalah radon yang
diperoleh dari peluruhan unsure radioaktif.

a. Ektraksi Helium dari Gas Alam

Gas alam mengandung hidrokarbon dan zat seperti CO2 uap air, He dan pengotor lainnya. Untuk
mengekstraksi He dari gas alam, digunakan proses pengembunan. Pada tahap awal, CO2 dan uap air
terlebih dahulu dipisahkan (hal ini karena pada proses pengembunan, CO2 dan uap air dapat
membentuk padatan yang menyebabkan peyumbatan pipa). Kemudian gas alam diembunkan pada suhu
dibawah suhu pengembunan hidrokarbon tetapi diatas suhu pengembunan He dengan demikian, di
peroleh produk berupa campuran gas yang mengandung ~50% He, N2, dan pengotor lainnya.
Selanjutnya, He di murnikan dengan proses antara lain :

1) proses kriogenik (menghasilkan dingin)

Campran gas diberi tekanan, lalu didinginkan dengan cepat agar N2 mengembun sehingga dapat
dipisahkan. Sisa campuran dilewatkan melalui arang teraktivasi yang akan menyerap pengotor sehingga
di peroleh He yang sangat murni.

2) proses adsorpsi

Campuran gas dilewatkan melalui bahan penyerap yang secara selektif menerap pengotor. Proses ini
mennghasilkan He dengan kemurnian 99,997% atau lebih

b. Ekstraksi He, Ne, Ar, Kr dan Xe dari udara

Proses yang digunakan disebut teknologi pemisahan udara. Pada tahap awal, CO2 dan uap air dipisahkan
terlebuh dahulu. Kemudian, udara di embunkan dengan pemberian tekanan ~200 atm di ikuti
pendinginan cepat. Sebagian besar udara akan membentuk fase cair dengan kandungan gas mulia yang
lebih banyak, yakni ~60% gas mulia (Ar, Kr, Xe) dan sisanya ~30% O2 dan 10% N2. Sisa udara yang
mengandung He dan Ne tidak mengembun karena titik didih kedua gas tersebut sangat rendah.
Selanjutnya, Ar, Kr dan Xe dalam udara cair dipisahkan menggunakan proses, antara lain :

1) proses adsorpsi.

Pertama, O2 dan N2 dipisahkan terlebih dahulu menggunakan reaksi kimia. O2 di reaksikan dengan Cu
panas. Lalu N2direaksikan dengan Mg. sisa campuran (Ar, Xe dan Kr) kemudian akan di adsorpsi oleh
arang teraktivasi. Sewaktu arang dipanaskan perlahan, pada kisaran suhu tertentu setiap gas akan
terdesorpsi atau keluar dari arang. Ar di peroleh pada suhu sekitar -80˚C, sementara Kr dan Xe pada
suhu yang lebih tinggi.

2) Proses distilasi fraksional.

Proses ini menggunakan kolom distilasi fraksional bertekanan tinggi. Prinsip pemisahan adalah
perbedaan titk didih zat. Karena titik didih N2 paling rendah, maka N2 lebih dulu dipisahkan. Selanjutnya
Ar dan O2 dipisahkan. Fraksi berkadar 10% Ar ini lalu dilewatkan melalui kolom distilasi terpisah di mana
diperoleh Ar dengan kemurnian ~98% (Ar dengan kemurnian 99,9995% masih dapat diperoleh dengan
proses lebih lanjut). Sisa gas, yakni He dan Kr, dipisahkan pada tahapan distilasi selanjutnya.

c. Ekstraksi Rn dari Peluruhan Unsur Radioaktif

Radon diperoleh dari peluruhan panjang unsur radioaktif U-238 dan peluruhan langsung Ra-226. Rn
bersifat radioaktif dan mempunyai waktu paro yang pendek yakni 3,8 hari sehingga cenderung cepat
meluruh menjadi unsure lain. Radon belum diproduksi secara komersial.[11]

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki kestabilan yang sangat
tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik karena sifatnya yang stabil. Yang
tergolong ke dalam gas kimia yaitu helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), dan
radon yang bersifat radioaktif (Rn).

Sifat – sifat dari gas mulia yaitu Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah (He ke Rn)
semakin besar karena bertambahnya kulit yang terisi elektron. Energi Ionisasi dari atas ke bawah
semakin kecil karena gaya tarik inti atom terhadap elektron terluar semakin lemah. Afinitas Elektron
unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol. Titik didih unsur-unsur Gas Mulia
berbanding lurus dengan kenaikan massa atom.

Gas mulia memiliki banyak kegunaan, seperti helium yang dapat digunakan untuk mengisi balon udara
dan radon yang digunakan sebagai terapi kanker karena bersifat radioaktif.

Di alam, gas mulia berada dalam bentuk monoatomik karena bersifat tidak reaktif. Oleh karena itu,
ekstraksi gas mulia umumnya menggunakan pemisahan secara fisis. Pengecualian adalah radon yang
diperoleh dari peluruhan unsure radioaktif.

Sumber : http://coretansowel.blogspot.com/2013/02/makalah-gas-mulia-kimia-anorganik.html

Anda mungkin juga menyukai