Anda di halaman 1dari 13

SEL VOLTA

I. Sel Elektrokimia
Sel Volta merupakan bagian dari Sel Elektrokimia.
 Elektro berasal dari kata elektron. Elektron disini artinya aliran elektron. Masih ingatkah
ananda materi kita pada kelas X tentang larutan elektrolit ? Arus listrik akan ada jika ada aliran
muatan dan aliran muatan yang dimaksud adalah aliran elektron.
 Kimia berarti reaksi kimia dan reaksi kimia yang dimaksud disini adalah reaksi redoks
Berarti elektrokimia mengandung makna adanya hubungan antara reaksi redoks dengan arus
listrik

Ada dua proses kimia yang berkaitan dengan listrik.


1. Reaksi kimia/reaksi redoks yang menghasilkan arus listrik maka disebut dengan Sel Volta
(Energi Kimia menjadi Energi Listrik)
2. Arus listrik yang menyebabkan terjadinya reaksi kimia/ reaksi redoks disebut dengan Sel
Elektrolisis (Energi Listrik menjadi Energi Kimia)
II. Contoh Penerapan Sel Volta dalam Kehidupan sehari-hari

Sebelum kita memahami lebih lanjut tentang cara kerja sel Volta amatilah gambar berikut ini :

Kalian tentunya sudah mengenal gambar-gambar diatas ?


Ya….contoh diatas adalah sumber energi listrik yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Semua sumber energi listrik seperti baterai dan aki diatas menggunakan prinsip kerja sel Volta,
dimana terjadi reaksi kimia pada zat kimianya dan dihasilkan energi listrik/arus listrik.

Perhatikanlah gambar berikut ini

Seiring dengan kemajuan teknologi bahkan saat ini sudah memasuki REVOLUSI INDUSTRI 4.0
dan dengan menipisnya bahan bakar minyak (BBM), maka untuk pengganti BBM sebagai sumber
energi kendaraan bermotor mulai beralih menggunakan energi listrik (baterai). Mungkin pada suatu
hari nanti kita tidak lagi menemukan SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) dan posisinya
diganti menjadi Stasiun Pengisian Baterai, tempat mobil mengecas kembali baterainya.
Contoh baterai pada mobil listrik :

III. Prinsip kerja Sel Volta


Pada materi sebelumnya, kita sudah membahas reaksi redoks spontan yaitu reaksi reduksi dan
reaksi oksidasi yang terjadi serta merta tanpa bantuan/perlakuan dari luar sistem. Untuk
memudahkan kita dalam memahami prinsip kerja sel Volta, silahkan ananda pelajari kembali reaksi
redoks spontan antara logam Zn dengan larutan CuSO4 !
Setiap satu atom Zn melepaskan 2 elektronnya.
Elektron tersebut memasuki larutan dan diterima
oleh ion Cu2+ yang berada di dalam larutan.

Reaksi yang terjadi:

 Zn(s) → Zn2+ + 2e (Reaksi Oksidasi)


 Cu2+ + 2e → Cu(s) (Reaksi Reduksi)
Disini tampak terjadi aliran elektron dari atom Zn
yang diserahkan kepada ion Cu2+, tetapi terjadi
secara langsung di dalam larutan
Walaupun adanya aliran elektron pada reaksi diatas, namun reaksi diatas belum menghasilkan
arus listrik, karena aliran elektron terjadi secara langsung di dalam larutan. Agar aliran elektron ini
menghasilkan arus listrik, maka aliran elektron ini harus melalui kawat penghantar. Inilah yang
menjadi prinsip dasar dari sel Volta.
Elektron yang dilepas oleh atom Zn dialirkan melalui kawat penghantar untuk sampai kepada ion
Cu seperti gambar berikut :
2+

Rangkaian Sel Volta yang terdapat pada Video Pembelajaran tersebut dapat digambarkan secara
sederhana sebagai berikut :

V Jembatan garam

(kutub -) Zn Cu (kutub +)

ZnSO4(aq) CuSO4(aq)

IV. Memprediksi sel Volta yang dapat dibentuk jika diberikan 2 buah logam yang berbeda
sebagai elektroda

Jika diberikan 2 buah logam yang berbeda, maka kita dapat menentukan logam-logam tersebut
apakah berfungsi sebagai kutub positif (katoda) atau sebagai kutub negatif (anoda). Cara yang lebih
memudahkan kita adalah dengan mengingat kembali deret Volta yaitu :
Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al,Mn, Zn, Cr, Fe, Ni, Co, Sn, Pb, H, Cu, Hg, Ag, Pt, Au

Catatan :logam yang dikiri lebih mudah mengalami oksidasi dibanding logam yang dikanannya.
Contoh soal :
Diberikan 2 buah logam yaitu logam Mg dan logam Fe beserta 2 larutan dari masing-masing logam
yaitu larutan MgSO4 (terdiri dari ion Mg2+ dan ion SO42-) dan larutan FeSO4 (terdiri dari ion Fe2+ dan
ion SO42-). Tentukanlah :
a) Logam yang mengalami oksidasi
b) Logam yang mengalami reduksi
c) Logam yang bertindak sebagai anoda (kutub negatif)
d) Logam yang bertindak sebagai katoda (kutub positif)
e) Arah aliran elektron
f) Gambarlah rangkaian sel Volta dari kedua logam tersebut !

Jawab :
a) Menurut deret Volta logam Mg berada disebelah kiri logam Fe
Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al,Mn, Zn, Cr, Fe, Ni, Co, Sn, Pb, H, Cu, Hg, Ag, Pt, Au

Berarti logam Mg akan mengalami oksidasi


b) Logam Fe berada disebelah kanan logam Mg berarti logam Fe akan mengalami reaksi reduksi
c) Anoks (anoda mengalami oksidasi)
Karena yang mengalami oksidasi adalah logam Mg sehingga logam Mg berperan sebagai
Anoda atau kutub negatif (ingat KAPAN)
d) Kared (katoda mengalami reduksi)
Karena yang mengalami reduksi adalah logam Fe sehingga logam Fe berperan sebagai
Katoda atau kutub positif (ingat KAPAN)
e) Arah aliran elektron adalah dari Anoda menuju katoda, jadi disini elektron akan mengalir dari
logam Mg menuju logam Fe
f) Gambar rangkaian sel Volta :
V Jembatan garam

(kutub -) Mg Fe (kutub +)

MgSO4(aq) FeSO4(aq)
Soal nomor 2 :
Tentukanlah :
a) Logam yang mengalami oksidasi
b) Logam yang mengalami reduksi
c) Logam yang bertindak sebagai anoda (kutub negatif)
d) Logam yang bertindak sebagai katoda (kutub positif)
e) Arah aliran elektron
f) Gambarlah rangkaian sel Volta dari kedua logam tersebut !

Jika 2 buah logam berikut dirangkai menjadi rangkaian sel Volta !


(1) Logam Al dengan Ni
Larutan yang digunakan adalah larutan Al2(SO4)3 (terdiri dari ion Al3+ dan ion SO42-) dan
larutan NiSO4 (terdiri dari ion Ni2+ dan ion SO42-).

(2) Logam Mn dengan Cu


Larutan yang digunakan adalah larutan MnSO4 (terdiri dari ion Mn2+ dan ion SO42-) dan larutan
CuSO4 (terdiri dari ion Cu2+ dan ion SO42-).

(3) Logam Cr dengan Co


Larutan yang digunakan adalah larutan Cr(SO4)3 (terdiri dari ion Cr3+ dan ion SO42-) dan
larutan CoSO4 (terdiri dari ion Co2+ dan ion SO42-).

V. Reaksi pada Sel Volta


Pada materi sebelumnya, kita sudah membahas prinsip dasar dari sel Volta. Sel Volta disusun
oleh dua buah elektroda yang terbentuk dari logam yang dicelupkan kedalam larutan yang
mengandung ion dari logam tersebut. Pada materi ini, kita akan membahas reaksi yang terjadi
pada kedua elektroda dan reaksi total atau reaksi sel.
 Reaksi pada Anoda
Reaksi yang terjadi pada anoda adalah reaksi oksidasi (ANOKS). Anoks berarti Anoda
mengalami Oksidasi. Jika kita ingat kembali bahwa yang dimaksud reaksi oksidasi disini
adalah dimana terjadi pelepasan elektron oleh atom dari batang anoda.

Reaksi pada anoda yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut:

Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e

Dari reaksi tersebut dapat diartikan bahwa 1 atom Zn dari batang anoda akan melepaskan
dua buah elektronnya secara bersamaan. Melepaskan elektron berarti termasuk reaksi
oksidasi. Agar ananda tidak ragu dalam menuliskan posisi elektron pada persamaan reaksi.
Untuk reaksi oksidasi maka posisi elektron berada pada sesudah tanda panah (ruas kanan).
Dapat kita ingat dengan istilah OKA artinya Oksidasi pada sebelah Kanan.
 Reaksi pada Katoda
Reaksi yang terjadi pada katoda adalah reaksi reduksi (KARED). Kared berarti Katoda
mengalami Reduksi.

Jika kita ingat kembali bahwa yang dimaksud reaksi reduksi disini adalah dimana terjadi
penangkapan/penerimaan elektron oleh ion dalam larutan tempat dicelupkannya katoda.
Elektron yang dilepas oleh anoda akan mengalir melalui kawat penghantar dan masuk
kedalam larutan tempat dicelupkannya katoda. Elektron tersebut akan ditangkap oleh ion
dan tereduksi menjad padatannya.

Reaksi pada katoda yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut:


Cu2+ + 2e → Cu(s)

Dari reaksi tersebut dapat diartikan bahwa 1 ion Cu 2+ akan menangkap dua aliran elektron
dari atom Zn dan tereduksi menjadi padatan Cu. Padatan Cu ini akan menempel pada
Katoda yang terbentuk dari logam Cu itu sendiri.
Untuk reaksi reduksi maka posisi elektron berada pada sebelum tanda panah (ruas kiri).
Dapat kita ingat dengan istilah REKI artinya Reduksi pada sebelah Kiri.

 Reaksi Sel atau Reaksi Total


Yang dimaksud dengan reaksi sel atau reaksi total adalah gabungan atau penjumlahan
kedua reaksi tersebut.
Contoh pada reaksi diatas reaksi selnya menjadi :
Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e
Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)
Reaksi Sel : Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
Contoh soal :
Suatu sel Volta disusun oleh elektroda yang menggunakan logam Al dan logam Ni. Larutan yang
digunakan adalah larutan Al2(SO4)3 (terdiri dari ion Al3+ dan ion SO42-) dan larutan NiSO4 (terdiri dari
ion Ni2+ dan ion SO42-). Tulislah :
a) reaksi pada anoda
b) reaksi pada katoda
c) reaksi sel

Jawab :
Menurut deret Volta logam Al berada disebelah kiri logam Ni
Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, Zn, Cr, Fe, Ni, Co, Sn, Pb, H, Cu, Hg, Ag, Pt, Au

Berarti logam Al akan mengalami oksidasi dan ion Ni2+ mengalami reaksi reduksi.

a) Reaksi pada katoda:


Al(s) → Al3+(aq) + 3e

b) Reaksi pada katoda:


Ni2+(aq) + 2e → Ni(s)

c) Reaksi sel :
Al(s) → Al3+(aq) + 3e (x2)
Ni2+(aq) + 2e → Ni(s) (x3)
3+
2Al(s) → 2Al (aq) + 6e
3Ni2+(aq) + 6e → 3Ni(s)
2Al(s) + 3Ni2+(aq) → 2Al3+(aq) + 3Ni(s)

VI. Jembatan Garam (Salt Bridge)


Jika dipahami kembali reaksi pada katoda dan reaksi pada anoda diatas dapat disimpulkan
bahwa :
Pada gelas yang berisi larutan ZnSO4 yang disusun oleh ion Zn2+ dan ion SO42- dengan
anoda berupa logam Zn, maka setiap atom Zn yang melepaskan elektronnya akan selalu
dihasilkan ion Zn2+, sehingga ion Zn2+, semakin lama semakin bertambah banyak. Artinya
gelas ini akan kelebihan ion positif.
Pada gelas yang berisi larutan CuSO4 yang disusun oleh ion Cu2+ dan ion SO42- dengan
katoda berupa logam Cu, maka setiap ion Cu2+ yang menangkap elektron akan selalu
dihasilkan padatan Cu yang menempel langsung pada katoda Cu. Jumlah ion Cu 2+ semakin
lama semakin berkurang dan didalam gelas ini yang akan tertinggal dalam larutannya adalah
ion SO42-. Artinya gelas ini akan kelebihan ion negatif.
Untuk mempertahankan agar rangkaian sel Volta ini tetap bersifat netral, maka diperlukanlah
suatu jembatan garam (salt bridge). Jadi fungsi dari jembatan garam adalah untuk menetralisir atau
menyeimbangkan jumlah ion positif (kation) dan jumlah ion negatif (anion) pada sel Volta.
Jembatan garam menggunakan tabung seperti huruf U terbalik yang diisi dengan larutan
elektrolit KCl (dalam agar-agar) dimana kedua ujungnya disumbat dengan kapas agar tidak terjadi
aliran mekanis. Selain KCl, dapat juga digunakan larutan elektrolit lainnya seperti NaCl, KNO 3 atau
K2SO4.
VII. Notasi Sel Volta (Diagram Sel)
Susunan sel Volta dapat dinyatakan dengan notasi sel Volta atau disebut juga dengan diagram
sel. Penulisan notasi sel volta mengikuti konvensi umum sebagai berikut.
 Komponen-komponen pada anoda (setengah sel oksidasi) ditulis pada bagian kiri, sedangkan
komponen-komponen katoda (setengah sel reduksi) ditulis pada bagian kanan.
 Tanda dua garis vertikal ( || ) melambangkan jembatan garam yang memisahkan kedua
setengah sel.
 Tanda satu garis vertikal ( | ) melambangkan batas fase antara komponen-komponen dengan
fase berbeda.

Contoh : Tulislah notasi sel Volta yang disusun oleh elektroda seperti contoh diatas yaitu :
(1) Zn dan Cu
(2) Al dan Ni
Jawab :

(1) Notasi sel : Zn(s) │Zn2+(aq) ‖ Cu2+(aq) │ Cu(s)


(2) Notasi sel : Al(s) │Al3+(aq) ‖ Ni2+(aq) │ Ni(s)

VIII. Menghitung Potensial Sel Volta

Sel Volta disusun oleh dua buah logam elektroda yang berfungsi sebagai anoda dan katoda.
Setiap logam memiliki potensialnya masing-masing yang diukur pada keaadaan standar yang
dikenal dengan potensial reduksi standar.
Potensial reduksi standar adalah potensial reduksi yang diukur pada keadaan standar, yaitu
konsentrasi larutan 1 M (sistem larutan) atau tekanan 1 atm (sel yang melibatkan gas) dan suhu
25 °C. Untuk menentukan potensial reduksi standar diperlukan potensial elektrode rujukan sebagai
acuan. Dalam hal ini, IUPAC telah menetapkan elektrode standar sebagai rujukan adalah
elektrode hidrogen (H2, seperti pada gambar :
Elektrode hidrogen pada keadaan standar, E°, ditetapkan pada konsentrasi H+ 1 M dengan
tekanan gas H2 1 atm pada 25 °C. Nilai potensial elektrode standar ini ditetapkan sama dengan nol
volt atau Eo H+ → H2  = 0,00 V. Potensial elektrode standar yang lain diukur dengan cara dirangkaikan
dengan potensial elektrode hidrogen pada keadaan standar, kemudian GGL selnya diukur. Oleh
karena potensial elektrode hidrogen pada keadaan standar ditetapkan sama dengan nol, potensial
yang terukur oleh voltmeter dinyatakan sebagai potensial sel pasangannya.

Harga potensial reduksi standar elektrode diatas bermakna :


Elektrode hidrogen merupakan elektrode pembanding. Untuk membandingkan kecenderungan
logam-logam mengalami oksidasi digunakan elektroda hidrogen sebagai pembanding yang potensial
elektrodanya adalah 0 volt. Potensial sel yang dihasilkan oleh elektroda
hidrogen pada kondisi standar, yaitu pada suhu 25°C, tekanan gas 1 atmosfer dan konsentrasi
ion-ion 1 M disebut potensial elektroda standar logam tersebut dan diberi lambang E°.
1) Elektroda yang lebih mudah mengalami reduksi dibanding hidrogen mempunyai potensial
elektroda > 0 (positif) sedangkan elektroda yang lebih sukar mengalami reduksi dibanding
hidrogen mempunyai potensial elektroda < 0 (negatif). Jadi, potensial elektroda standar
menunjukkan urutan kecenderungan untuk mengalami reduksi, sehingga dikenal sebagai
potensial reduksi standar.
2) Kesimpulan :
Semakin kecil harga E0 maka semakin mudah mengalami reaksi oksidasi dan semakin besar
harga E0 maka semakin mudah mengalami reaksi reduksi.

Berikut nilai Potensial Reduksi Standar beberapa elektroda (E0 sel):


Cara menghitung potensial sel yang dihasilkan (E sel)

Contoh soal :
(1) Diketahui potensial elektrode Seng dan tembaga sebagai berikut :
Zn2+  +  2e → Zn   E0 = -0,76V
Cu2+  +  2e → Cu   E0 = +0,34 V
A. Tuliskan pula reaksi sel nya !
A. Tulislah notasi sel volta yang dapat disusun dari kedua elektrode tersebut !
B. Tentukan potensial standar sel itu !

Jawab
A. Logam yang memiliki Eo paling negatif akan mengalami oksidasi sedangkan logam yang
memiliki Eo yang paling positif akan mengalami reduksi. Maka logam Zn akan mengalami
oksidasi sedangkan logam Cu akan mengalami reduksi. Sehingga reaksi sel menjadi :
Anoda : Zn → Zn2+  +  2e
Katoda : Cu2+  +  2e → Cu
Reakasi sel : Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu
B. Notasi sel volta kita buat berdasarkan format berikut ini
Anoda |Ion ‖ Ion | Katoda
Logam yang memiliki harga Eo yang lebih negatif diletakan di anoda sedangkan logam yang
memiliki Eo yang lebih positif diletakan di katoda. Maka notasi sel dari reaksi diatas adalah :
Zn |Zn2+ ‖ Cu2+ |Cu
C. Esel = Ered - Eoks
E sel = ECu - EZn
E sel = 0,34 – (- 0,76) = 1,1 volt
Jadi potensial standar yang dihasilkan ialah sebesar 1,1 volt

(2) Diketahui data potensial reduksi standar dari logam besi dan timah ialah sebagai berikut :
Fe2+  +  2e → Fe  Eo = -0,44 V
Sn2+  +  2e → Sn  Eo = -0,14 V
A. Buatlah reaksi sel dari kedua elektrode tersebut !
B. Tulislah notasi sel volta dari kedua elektrode tersebut !
B. Berapakah potensial elektrode standar yang dihasilkan dari sel tersebut

Jawab
A. Logam Fe lebih negatif dari pada logam Sn. Maka Logam Fe akan mengalami oksidasi
sedangkan logam akan mengalami reduksi.. Sehingga reaksi sel menjadi :
Anoda : Fe → Fe2+  +  2e
Katoda :Sn2+  +  2e → Sn
Reakasi sel : Fe + Sn2+ → Fe2+ + Sn
B. Notasi sel volta kita buat berdasarkan format berikut ini
Anoda |Ion ‖ Ion | Katoda
Fe |Fe2+ ‖ Sn2+ |Sn
C. Esel = Ered - Eoks
E sel = ESn - EFe
E sel = -0,14 – (- 0,44) = 0,3 volt
Jadi potensial standar yang dihasilkan ialah sebesar 1,1 volt
(3) Diketahui data potensial reduksi standar :
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

Zn2+  +  2e → Zn  Eo = -0,76 V


Mg2+  +  2e → Mg  Eo = -2,38 V
Cu2+  +  2e → Cu  Eo = +0,34 V
Fe2+  +  2e → Fe  Eo = -0,44 V

Notasi sel yang dapat berlangsung spontan adalah....


A. Fe |Fe2+ ‖Zn2+ |Zn
B. Zn |Zn2+ ‖ Mg2+ |Mg
C. Cu |Cu2+ ‖ Zn2+ |Zn
D. Cu |Cu2+ ‖ Fe2+ |Fe
E. Mg |Mg2+ ‖ Cu2+ |Cu

Jawab TUGAS HALAMAN 58 NOMOR: 2,3,5,6


Reaksi sel dapat berlangsung spontan apabila Eo potensial standar elektroda yang dihasilkan bernilai
postif, maka jawaban yang paling tepat ialah yang E yaitu
Mg |Mg2+ ‖ Cu2+ |Cu, pembuktian
Esel  = Ereduksi - Eoksidasi
Esel = ECu - EMg
Esel = 0,34 – (-2,38) = 2,72 volt

Anda mungkin juga menyukai