Anda di halaman 1dari 23

C.

Pemurnian Unsur
Dari Senyawanya
Dan Pembuatan
Senyawa
KELOMPOK 1
1. Alfin Nurrohman
2. Chairani Tri Kurnia
3. Choisah Malawat
4. Muhammad Suryadi Syahrir
5. Wahyu Syamsuar
Poin - Poin Materi :
Golongan IA (Logam Alkali)
Golongan IIA (Logam Alkali Tanah)
Golongan VIIA (Halogen)
Golongan VIIIA (Gas Mulia)
Aluminium
Nitrogen dan Senyawanya
Belerang dan Senyawanya
Silikon
Besi dan Baja
Krom
Tembaga
Pembuatan unsur dan senyawa
natrium dapat dilakukan
dengan proses Downs, yaitu
elektrolisis lelehan NaCl. Air
asin yang mengandung NaCl
Golongan IA diuapkan sampai kering
kemudian padatan yang
(Logam Alkali) terbentuk dihancurkan, dan
dilelehkan. Sedangkan untuk
mengurangi biaya pemanasan,
NaCl (titik lebur 801°C)
dicampur dengan 1 bagian
CaC12 untuk menurunkan suhu
lebur hingga 580°C.
Pembuatan unsur dan senyawa
magnesium ini dapat diperoleh melalui
proses Downs. Dimana, magnesium
diendapkan sebagai magnesium
hidroksida dengan menambahkan
Ca(OH)2 ke dalam air laut. Setelah itu,
tambahkan asam klorida untuk
mendapatkan kloridanya, yang kemudian

Golongan IIA diperoleh kristal magnesium klorida


(MgCl.6H2O).

(Logam Alkali Setelah itu, elektrolisis leburan kristal


magnesium dengan terlebih dahulu
Tanah) menambahkan magnesium klorida yang
mengalami hidrolisis sebagaian ke
campuran leburan natrium dan kalsium
klorida. Hal ini dilakukan untuk
menghindari terbentuknya MgO saat
kristal MgCl.6H2O dipanaskan. Maka
magnesium tersebut akan terbentuk
pada katode.
Golongan VIIA (Halogen) terbagi menjadi 4 jenis
unsur, yaitu :

Fluorin
Pembuatan unsur dan senyawa fluor dapat
diperoleh dengan menggunakan proses Moissan,
sesuai dengan nama orang yang pertama kali
mengisolasi fluorin, H. Moissan (1886). Proses ini
Golongan menggunkan metode elektrolisis HF terlarut dalam
leburan KHF2. Dengan reaksi : 2 HF H2(g) +
VIIA F2(g)

(Halogen) Klorin
Klorin dapat dibuat menggunakan 3 cara yaitu
proses deacon (oksidasi), HCl dicampur dengan
udara, kemudian dialirkan melalui CuCl2 yang
bertindak sebagai katalis dan reaksi terjadi pada
suhu ± 4300C dan tekanan 20 atm. Cara kedua,
elektrolisis larutan NaCl menggunakan diafragma.
Cara ketiga, elektrolisis lelehan NaCl.
Bromin
Pada skala industry, bromin dihasilkan dengan
mengektraksi air laut. Hal ini karena kandungan air laut
Br – tinggi (kira-kira 70 ppm). Mula-mula pH air laut
dibuat menjadi 3,5 dan kemudian direaksikan dengan
Cl2(g) untuk mengoksidasi Br – menjadi Br2(g).

Iodin
Dalam skala industry, iodin diperoleh dengan
mereaksikan NaIO3 dengan natrium bisulfit (NaHSO3).
Endapan I2 yang di dapat, disaring dan dimurnikan.
Gas mulia diperoleh dengan cara distilasi
bertingkat udara cair, dengan cara
sebagai berikut.
A. Udara dicairkan melalui pendinginan
dengan tekanan tinggi sampai suhu di

Golongan VIIIA bawah titik didihnya.


B. Setelah itu, suhu dinaikkan perlahan
(Gas Mulia) sehingga gas akan menguap kembali
pada titik didihnya.

Gas argon dapat diperoleh dengan


memanaskan campuran udara dengan
kalsium karbida. Sedangkan radin
diperoleh dari peluruhan radioaktif isotop
radium-226.
Pembuatan unsur dan senyawa aluminium
diperoleh dengan menggunakan proses Hall-

Aluminium Heroult, dimana pengolahan ini meliputi dua


tahap yaitu tahap pemurnian dan tahap
elektrolisis.
Tahap Pemurnian
Pada tahap ini aluminium yang diproduksi dari bauksit yang mengandung besi oksida
(Fe203) dan silica dimurnikan dengan melarutkan bauksit tersebut ke dalam NaOH(aq).
Besi oksida (Fe203) yang bersifat basa tidak larut dalam larutan NaOH.

> Reaksi : Al2O3(s)+2NaOH(ag) 2NaAlO2(ag)+H2O
Larutan tersebut kemudian diasamkan untuk mengendapkan Al(OH)3(s). Al2O3 murni
dapat dihasilkan dengan cara pemanasan Al(OH)3, kemudian disaring akan diperoleh
Al2O3.
> Reaksi:
→ →
NaAlO2(ag)+HCl(ag)+H2O Al(OH)3(s)+NaCl(ag)2Al(OH)3(s) Al2O3(s)+3H2O(g)

Tahap Elektrolisis
Al2O3 (dengan titik leleh 2.030 °C) dicampurkan dengan kriolit (Na3AlF6) (untuk
menurunkan titik leleh menjadi 1.000 °C). Larutan Al2O3 dalam kriolit dielektrolisis
menggunakan karbon sebagai katode dan anode.
Pada bagian ini, terdapat 3 jenis unsur, yaitu sebagai berikut.

Nitrogen
Pembuatan unsur dan senyawa gas nitrogen (N2) ini
dilakukan dengan pencairan dan distilasi fraksional udara.
Nitrogen cair terdistilasi lebih dulu karena titik didihnya lebih
kecil dari oksigen. Setelah itu, gas nitrogen (N2) dapat dibuat
dengan reaksi larutan NH4Cl (ammonium klorida) dan

Nitrogen dan NaNO3 (natrium nitrit).

Senyawanya Amonia
Diproduksi menggunakan metode Haber-Bosch. Untuk NH3(g)
di lab diperoleh dengan mereaksikan garam amonium
dengan basa kuat sambil dipanaskan.

Asam Nitrat
asam nitrat dibuat melalui proses Ostwald . Pada proses ini,
asam nitrat dibuat dengan cara mengoksidasi amonia.
Amonia dibakar untuk menghasilkan gas NO dengan katalis
platina. Gas NO dioksidasi menjadi gas NO2, lalu dilarutkan
ke dalam air menjadi asam nitrat.
Belerang termasuk unsur periode ketiga.
Belerang dan Ada dua cara untuk mendapatkan

Senyawanya belerang, yaitu cara Sisilia dan Frasch.


Cara Sisilia
cara ini dilakukan utk mendapatkan belerang yang ada di permukaan tanah. batu
tang mengandung belerang dipanaskan hingga belerang melebur dan terpisah dari
batuan. selanjutnya,dimurnikan dengan cara sublimasi.

Cara Frasch
Pembuatan unsur dan senyawa belerang dapat diperoleh dengan cara ekstraksi
melalui proses Frasch. Belerang yang ada di bawah tanah dicairkan dengan
mengalirkan air super panas melalui pipa bagian luar dari suatu susunan tiga pipa
konsentrik. Belerang cair tersebut dipaksa keluar dengan memompakan udara
panas. Setelah itu belerang dibiarkan membeku, sehingga belerang yang diperoleh
dengan cara ini mempunyai kemurnian sampai 99,6% karena belerang tidak larut
dalam air.
Dalam industri, asam sulfat dibuat melalui proses kontak dan timbal
balik. Berikut pembahasan tiap proses:

Proses Kontak
Proses kontak menggunakan katalis V2H5. Proses ini diawali dengan
melelehkan sulfur kemudian pembakaran sulfur menjadi gas SO2
Kemudian, gas SO2 dikonversikan menjadi gas SO3 dengan katalis V2
H5 dan terakhir gas SO3 tersebut direaksikan dengan air membentuk
asam sulfat H2SO4 dengan kadar sekitar 98%.

Asam Sulfat
Proses Bilik Timbal
Proses ini dinamakan bilik timbal karena prosesnya dilakukan dalam
wadah atau bilik berlapis timbal yang digunakan untuk menampung
asam sulfat. Proses ini menggunakan katalis campuran NO dan NO2
Prosesnya diawali dengan mengalirkan gas SO2,NO, NO2 dan uap air
ke dalam ruang yang bagian dalamnya dilapisi Pb (timbal). Gas SO2
hasil pemanggangan dialirkan ke dalam menara glover bersama
asam nitrat. Dalam hal ini, asam nitrat diurai menjadi NO dan NO2.
Campuran gas tersebut dialirkan ke dalam bilik timbal bersama-sama
udara dan uap air hingga terjadi reaksi. Gas NO dan NO2 dialirkan
ke menara Gay Lussac kemudian diubah menjadi HNO3 Asam nitrat
akan dialirkan kembali ke menara glover dan seterusnya. Lalu, asam
sulfat yang terbentuk akan dialirkan ke bak penampungan dengan
kadar sebesar 70-80%.
Pembuatan unsur dan senyawa silicon
dapat diperoleh dengan cara
mencampurkan silica dan kokas (sebagai

Silikon reduktor) dan memanaskannya di dalam


tanur listrik pada suku 3.000°C.
Dengan reaksi SiO2(l) + C(s) Si(l) + 2
CO(g).
Besi
Besi
Pembuatan unsur dan senyawa besi dapat dilakukan
dengan melebut dalam suatu alat yang disebut blast
furnace (tungku sembur) yang terbuat dari batu bata
yang tahan panas tinggi. Dimana, bahan yang
dimasukan dalam tanur ini ada 3 macam yaitu bijih
besi yang dikotori pasir, batu kapur (CaCO3) untuk
mengikat kotoran, dan karbon (kokas) sebagai zat
pereduksi.

Besi dan Baja Baja


Untuk mengubah besi menjadi baja digunakan metode
Bassemer. Prinsip pengolayan besi menjadi baja, yaitu :
1. Menurunkan kadar karbon dari 3-4% dalam besi
menjadi 0-1,5% dalam baja.
2. Membuang Si, Mn, dan P yang kadarnya 1% dalam
besi kasar melalui oembentukan terak bersama
pengotor lainnya.
3. Menambah unsur aloi, seperti Cr, Ni, Mn, V, Mo, dan
W agar diperoleh bahan sesuai dengan yang
diinginkan.
Logam krom dapat diperoleh melalui proses
Goldschmidt, Proses Goldschmidt merupakan
proses yang melibatkan reaksi oksida logam
Krom tertentu dengan aluminium untuk menghasilkan
aluminium oksida dan logam bebas. Salah satu
logam yang dihasilkan adalah logam krom yang
dibuat dengan mereduksi krom(III) oksida dengan
logam aluminium.
Tembaga diekstraksi dari tembaga pirit
dengan metode pirometalurgi, hal ini
melibatkan proses reduksi logam. Dimana,

Tembaga ekstraksi ini melibatkan langkah-langkah


yaitu penghancuran dan pemekatan,
pemanggangan, peleburan atau pelelehan,
dan bessemerisasi.
Adapun tahapan tembaga adalah :
• Tembaga diekstraksi dari tembaga pirit.
• Tembaga pertama dihancurkan dan kemudian disaring.
• Bijih yang hancur ini dipekatkan dengan proses floatasi berbuih.
• Bijih pekat dipanggang di perapian tungku reverberatori dengan suplai udara bebas.
• Bijih yang dipanggang dicampur dengan kokas dan pasir dan kemudian dilebur dalam
tanur tiup dengan adanya udara.
• Pada peleburan, lelehan yang terutama mengandung sulfida tembaga dengan sedikit
sulfida besi, yang dikenal sebagai matte dan dipindahkan ke konverter Bessemer.
• Dalam konverter Bessemer, logam memadat dan membebaskan gas sulfur dioksida, yang
menghasilkan lepuhan dalam logam yang dikenal sebagai tembaga lepuhan atau tembaga
blister.
• Tembaga murni 99%, yang dikenal sebagai tembaga blister, kemudian disempurnakan.
Selanjutnya, pemurnian dilakukan dengan pemurnian elektrolitik.
Dari Abi Shirmah radhiallahu ‘anhu beliau
berkata, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, “Barang
siapa yang memberi kemudaratan kepada
seorang muslim, maka Allah akan memberi
kemudaratan kepadanya, barang siapa
yang merepotkan (menyusahkan) seorang
muslim maka Allah akan menyusahkan dia.”

Anda mungkin juga menyukai