Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL KOROSI

ADI WAHYU ARZANTO


KIMIA 4311414008
PENGERTIAN KOROSI
Korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang berarti perusakan logam atau
perkaratan akibat lingkungannya
Korosi adalah kerusakan atau degradasi material logam akibat reaksi redoks
antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki sehingga mengakibatkan berkurangnya
kekuatan energy pada material logam tersebut

FAKTOR PENYEBAB KOROSI


Faktor internal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kemurnian bahan
Struktur bahan
Struktur Kristal
Teknik pencampuran bahan
Teknik pembentukan bahan
Teknik perakitan
Unsur-unsur pengotor/ikutan dalam bahan

Faktor eksternal (lingkungan)


1.
2.
3.
4.
5.

Kelembaban udara (uap air)


Adanya oksigen dan air
Elektrolit (asam atau garam), seperti air hujan dan air laut
Permukaan logam yang tidak rata
Keberadaan zat pengotor, seperti adanya tumpukan debu karbon dari hasil

pembakaran BBM pada permukaan logam


6. Kontak dengan elektrolit, seperti garam dalam air laut
7. Temperatur tinggi
8. Tingkat keasaman dan alkalinitas. Pada umumnya pH dan alkalinitas naik,
kecepatan korosi akan naik yakni pada kondisi pH<7 semakin besar, karena

adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu 2H +(aq) +
2e H2
9. Metalurgi, meliputi permukaan logam yang lebih kasar dan Efek Galvanic
Coupling
10.Mikroba (bakteri), seperti protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri
reduksi sulfat dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida.

PROSES KOROSI
Proses elektrokimia (redoks) dimana pada permukaan besi (Fe) bisa terbentuk
bagian anoda dan katoda yang disebabkan oleh 2 hal :
1. Perbedaan konsentrasi oksigen terlarut pada permukaan besi. Pada bagian
pinggir, mengandung lebih oksigen terlarut sehingga bertindak sebagai reaksi
reduksi (katoda). Sedangkan pada bagian tengah, tetesan oksigen terlarut relatif
sedikit sehingga bertindak sebagai reaksi oksidasi (anoda)
Fe(s) Fe2+(aq) + 2eIon Fe2+ bergerak ke katoda dan teroksidasi lebih lanjut menjadi Fe3+ atau besi
(III) dalam senyawa besi (III) oksida terhidrat. Dengan adanya zat elektrolit
akan mempercepat reaksi perkaratan
2. Tercampurnya besi oleh karbon atau logam lain yang mempunyai E 0 reduksi
lebih besar dari besi maka besi akan teroksidasi (anoda) sehingga
menghasilkan korosi atau karat.
Bila besi bersentuhan dengan oksigen dan air yang bersifat asam, maka akan
terjadi : Fe + O2 + 2H+ Fe2+ + H2O
Reaksi setengah redoksnya :
Katodik : O2 + 2H+ + 2e- H2O
= + 1,23 volt
2+
Anodik : Fe Fe + 2e
= + 0,44 volt
+
2+
Fe + O2 + 2H Fe + H2O
Reaksi tersebut berlangsung spontan
Besi(II) itu seterusnya dioksidasi oleh oksigen membentuk karat besi atau
oksida besi(III) terhidrasi

Reaksinya :
Katodik : O2 + 2H+ + 2e- H2O
= + 1,23 volt
2+
3+
Anodik : 2Fe 2Fe + 2e
= - 0,77 volt
2+
+
+
2Fe + O2 + 2H 2Fe3 + H2O = + 0,46 volt
Reaksi tersebut merupakan reaksi spontan
2Fe3+ + (x+3)H2O Fe2O3.x H2O + 6H+
Fe2O3.x H2O inilah yang disebut karat besi berwarna cokelat-merah dan ion H +
yang dihasilkan dapat mempercepat reaksi korosi selanjutnya. Ion Fe di alam akan
teroksidasi lagi membentuk Fe2+ atau Fe3+. Sedangkan ion OH akan bereaksi dengan
elektrolit yang ada di lingkungan, biasanya dengan ion H + dari reaksi air hujan dan
gas-gas pencemar (SOx,NOx) yang dikenal dengan hujan asam. Selanjutnya oleh
oksigen di udara, besi(II) di oksidasi dan sebagai hasil reaksi akhir terbentuk
Fe2O3.xH2O. Zat ini dapat bertindak sebagai autokatalis pada proses perkaratan, yaitu
karat yang dapat mempercepat proses perkaratan berikutnya.

PENCEGAHAN KOROSI
1) Cara modifikasi lingkungan dengan menurunkan temperature, menurunkan
kecepatan aliran elektrolit, menghilangkan oksigen terlarut, menurunkan
konsentrasi serta mencegah kontak oksigen dan air
Contoh : melapisi besi dengan cat, oli atau gemuk
2) Cara proteksi katodik dengan pelapisan

Melapisi besi dengan logam lain yang lebih aktif sehingga membentuk sel
elektrokimia.
Contoh :
Pelapisan dengan seng (Zn)
Hal ini disebabkan seng lebih mudah teroksidasi dibandingkan dengan
besi. Potensi reduksi seng adalah EZn2+|Zn = -0.76V, lebih negatif dari pada potensi
reduksi besi, yaitu sebesar EFe2+|Fe = -0.44V
Pelapisan dengan tembaga atau timah (Tin Plating)
Pelapisan dilakukan dengan cara elektrolisis yang disebut electroplating.
Pelapisan ini hanya melindungi besi selama lapisannya masih utuh tanpa cacat.
Apabila lapisannya ada yang rusak atau tergores, maka timah justru mendorong atau
mempercepat korosi besi. Sebab logam Cu (ECu2+|Cu = +0.34V) dan Sn( ESn2+|
Sn =-0.14V) memiliki potensial reduksi yang lebih positif dari pada besi (EFe2+|Fe
= -0.44V)
Pelapisan dengan zink (Galvanisasi)
Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun
lapisannya tidak utuh. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih positif
daripada zink. Maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia
dengan besi sebagai katode. Dengan demikian, besi terlindung dan zink yang
mengalami oksidasi.

Pelapisan dengan kromium (Cromium plating)


Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan meskipun lapisan
kromium itu ada yang cacat atau rusak.

3) Cara modifikasi besi dengan membuat alloy (logam campuran) yang bersifat
tahan karat
Mencampur besi dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless (72% Fe,
19%Cr, 9%Ni)
4) Penambahan Inhibitor
Inhibitor adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam suatu lingkungan
korosif dengan kadar sangat kecil (ukuran ppm) guna mengendalikan korosi.
Berdasarkan

mekanisme

pengendaliannya

inhibitor

korosi

dapat

dikelompokkan, yaitu :
a. Inhibitor anodik
adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara
menghambat transfer ion-ion logam ke dalam air.
Contoh : senyawa kromat dan senyawa molibdat.
b. Inhibitor katodik
adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara
menghambat salah satu tahap dari proses katodik, misalnya penangkapan gas
oksigen (oxygen scavenger) atau pengikatan ion-ion hidrogen.
Contoh : hidrazin, tannin, dan garam sulfit.
c. Inhibitor campuran
adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara
menghambat proses di katodik dan anodik secara bersamaan.
Contoh : senyawa silikat, molibdat, dan fosfat.

d. Inhibitor teradsorpsi

adalah senyawa organik yang dapat mengisolasi permukaan logam dari


lingkungan korosif dengan cara membentuk film tipis yang teradsorpsi pada
permukaan logam.
Contoh : merkaptobenzotiazol dan 1,3,5,7tetraazaadamantane.
5) Pemilihan bahan yang tepat
Suatu elektrolit mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap bahan yang
berbeda. Dengan kata lain, bahan tertentu akan tahan korosi terhadap suatu elektrolit
tertentu.
Contoh : kombinasi logam/paduan stainless steel-nitric acid, nickel-caustic,
monel-hydrofluoric acid

Anda mungkin juga menyukai