Anda di halaman 1dari 16

i

Laporan Praktikum Kimia


Korosi pada Logam

Oleh:
1. Diky Nur A. (08)
2. Endry Himawan (09)
3. Nurul
4. Nurlita puji
5. Vitta Chaerunisa

Kelas : XII IPA 4

SMA NEGERI 1 WONOGIRI
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadhirat Allah S.W.T yang telah memberikan
keluasan waktu dan kesehatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas mata
pelajaranKimia. Jenis tugas yang diberikan adalah praktikum korosi pada
paku. Metode penugasan yang diberikan adalah menyusun Laporan
praktikum tentang korosi.
Melalui penugasan ini diharapkan para siswa dapat memahami tentang korosi
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya yang pada gilirannya dapat
diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran.Selain itu manfaat yang dapat
dirasakan adalah meningkatnya kompetensi pembelajaran para siswa yang sebagian
besar merupakan siswa yang ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
Semoga Laporan ini dapat menjadikan kerangka pikir dalam mengambil suatu
putusan pembelajaran, pisau pemilah dalam pemecahan masalah, dan bahkan sebagai
bagian hidup yang integratif. Kritik dan saran perbaikan sangat kami harapkan demi
kelengkapan dan penyempurnaan laporan ini.
.


Wonogiri, November 2013

Penulis

iii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum ............................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................ 2
BAB III METODE PRAKTIKUM ......................................................... 7
A. Alat dan Bahan .................................................................... 7
B. Cara Kerja .......................................................................... 7
BAB IV HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN ........................ 9
A. Hasil Praktikum ................................................................... 9
B. Pembahasan ......................................................................... 10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 11
A. Kesimpulan ........................................................................ 11
B. Saran ................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 12
LAMPIRAN ................................................................................................ 13
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korosi dalam istilah sehari-hari kita kenal sebagai peristiwa perkaratan.Korosi
ini sebenarnya Merupakan peristiwa oksidasi logam oleh gas oksigen yang ada di
udara membentuk oksidanya. Proses korosi banyak menimbulkan masalah pada
barang-barang yang terbuat dari besi walaupun logam-logam lain (kecuali logam
mulia) dapat juga mengalami korosi.Jadi jelas korosi dikenal sangat merugikan.
Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan lingkungannya, yang
berusaha untuk mencapai kesetimbangan. Sistem ini dikatakan setimbang bila logam
telah membentuk oksida atau senyawa kimia lain yang lebih stabil. Pencegahan
korosi merupakan salah satu masalah penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
modern.
Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaannya sangat luas
dalam kehidupan sehari-hari.Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya yang
sangat mudah mengalami korosi. Padahal besi yang telah mengalami korosi akan
kehilangan nilai jual da fungsi komersialnya. Ini tentu saja akan merugikan sekaligus
membahayakan. Berdasarkan dari asumsi tersebut, percobaan ini difokuskan dalam
upaya pencegahan terjadinya peristiwa korosi ini khususnya pada besi..
Proses perkaratan pada besi dapat berlanjut terus sampai seluruh bagian dari
besi hancur. Hal ini disebabkan oksida-oksida besi yang terbentuk pada peristiwa
awal korosi akan menjadi katalis (otokatalis) pada peristiwa korosi selanjutnya.
B. Tujuan :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya korosi
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempercepat korosi
2

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan teori
Menurut Roberge, Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan
lingkungannya, sedangkan menurut Gunaltun, korosi adalah fenomena elektrokimia
dan hanya menyerang logam,Korosi adalah teroksidasinya suatu logam. Korosi
adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam
bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan.
.Dalam kehidupan sehari - hari, besi yang teroksidasi disebut
dengan karat dengan rumus Fe
2
O
3
xH
2
O. Proses perkaratan termasuk proses
elektrokimia, di mana logam Fe yang teroksidasi bertindak sebagai anode dan
oksigen yang terlarut dalam air yang ada pada permukaan besi bertindak sebagai
katode.
Reaksi perkaratan:
Anode : Fe Fe
2+
+ 2 e


Katode : O
2
+ 2H
2
O 4e

+ 4 OH


Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu
dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

Fe(s) Fe2+(aq) + 2e E = +0.44 V

3

Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 2H2O(l) + 4e 4OH-(aq) E = +0.40 V
atau
O2(g) + 4H+(aq) + 4e 2H2O(l) E = +1.23 V
Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe
2
O
3
. xH
2
O, yaitu
karat besi. Korosi Besi memerlukan oksigen dan air.
a. Kerugian
Besi ( Paku ) yang terkena korosi akan bersifat rapuh dan tidak ada kekuatan.
Ini sangat membahayakan kalau besi tersebut digunakan sebagai pondasi bangunan
atau jembatan. Senyawa karat juga membahayakan kesehatan, sehingga besi tidak
bisa digunakan sebagai alat-alat masak, alat-alat industri makanan/farmasi/kimia.
b. Pencegahan
Pencegahan besi dari perkaratan bisa dilakukan dengan cara berikut.
1) Proses pelapisan
Besi dilapisi dengan suatu zat yang sukar ditembus oksigen. Hal ini
dilakukan dengan cara dicat atau dilapisi dengan logam yang sukar teroksidasi.
Logam yang digunakan adalah logam yang terletak di sebelah kanan besi dalam
deret volta (potensial reduksi lebih negatif dari besi). Contohnya: logam perak,
emas, platina, timah, dan nikel.

2) Proses katode pelindung (proteksi katodik)
4

Besi dilindungi dari korosi dengan menempatkan besi sebagai katode, bukan
sebagai anode. Dengan demikian besi dihubungkan dengan logam lain yang
mudah teroksidasi, yaitu logam di sebelah kiri besi dalam deret volta (logam
dengan potensial reduksi lebih positif dari besi).
Hanya saja logam Al dan Zn tidak bisa digunakan karena kedua logam
tersebut mudah teroksidasi, tetapi oksida yang terbentuk (A1
2
O
3
/ZnO) bertindak
sebagai inhibitor dengan cara menutup rapat logam yang di dalamnya, sehingga
oksigen tidak mampu masuk dan tidak teroksidasi. Logam-logam alkali, seperti Na, K
juga tidak bisa digunakan karena akan bereaksi dengan adanya air. Logam yang
paling sesuai untuk proteksi katodik adalah logam magnesium (Mg). Logam Mg di
sini bertindak sebagai anode dan akan terserang karat sampai habis, sedang besi
bertindak sebagai katode tidak mengalami korosi.
. Pada proses korosi terjadi reaksi antara ion-ion dan juga antar elektron.
Anode adalah bagian dari permukaan logam dimana metal akan larut.
Reaksinya : Fe 2 Fe
2+
+ 4e
-

Dengan kata lain ion-ion besi Fe
++
akan melarut dan elektron-elektron e
-
tetap tinggal pada logam. Katode adalah bagian permukaan logam
dimana elektron-elektron 4e
-
yang tertinggal akan menuju kesana (oleh logam) dan
bereaksi dengan O
2
dan H
2
O.
O
2
+ H
2
O + 4e
- >
4 OH
-

Ion-ion 4 OH
-
di anode bergabung dengan ion 2 Fe
2+
dan membentuk 2 Fe(OH)
2
.
Oleh kehadiran zat asam dan air maka terbentuk karat Fe
2
O
3
.


5

Reaksi perkaratan besi
a. Anoda: Fe(s) Fe
2+
+ 2e
Katoda: 2 H
+
+ 2 e
-
H2
2 H
2
O + O
2
+ 4e
-
4OH
-

b. 2H
+
+ 2H
2
O + O
2
+ 3Fe 3Fe
2+
+ 4OH
-
+ H
2

Fe(OH)
2
oleh O
2
di udara dioksidasi menjadi Fe
2
O
3
. nH
2
O
Penyebab Korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi
kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam
bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi
tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat
korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi)
terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun
organik.
Faktor yang mempengaruhi Korosi
Korosi pada permukaan suatu logam dapat dipercepat oleh beberapa faktor,
antara lain:
1. Oksigen terlarut ( DO = Dissolved oxygen ) DO berperan dalam sebagian
proses korosi, bila konsentrasi DO naik, maka kecepatan korosi akan naik.
2. Zat padat terlarut jumlah ( TDS = total dissolved solid ) konsentrasi TDS
sangatlah penting, karena air yang mengandung TDS merupakan penghantar arus
listrik yang baik dibandingkan dengan air tanpa TDS. Aliran listrik diperlukan
6

untuk terjadinya korosi pada pipa logam, oleh karena itu jika TDS naik, maka
kecepatan korosi akan naik.
3. pH dan Alkalinitas mempengaruhi kecepatan reaksi, pada umumnya pH dan
alkalinitas naik, kecepatan korosi akan naik. Peristiwa korosi pada kondisi asam,
yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya reaksi reduksi tambahan
yang berlangsung pada katode yaitu: 2H
+
(aq)
+ 2e
-
H
2

4. Temperatur makin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih cepat terjadi dan
naiknya temperatur air pada umumnya menambah kecepatan korosi.
5. Tipe logam yang digunakan untuk pipa dan perlengkapan pipa logam yang
mudah memberikan elektron atau yang mudah teroksidasi, akan mudah terkorosi.
6. Aliran listrik Aliran listrik yang diakibatkan oleh korosi sangat lemah dan
isolasi dapat menghalangi aliran listrik antara logam-logam yang berbeda,
sehingga korosi galvanis dapat dihindari. Bilamana aliran listrik yang kuat
melewati logam yang mudah terkorosi, maka akan menimbulkan aliran nyasar dari
sistem pemasangan listrik di pelanggan yang tidak menggunakan aarde, hal ini
menyebabkan korosi cepat terjadi.
7. B a k t e r i tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena mereka
akan menghasilkan karbon dioksida (CO
2
) dan hidrogen sulfida (H
2
S), selama
masa putaran hidupnya. CO
2
akan menurunkan pH secara berarti sehingga
menaikkan kecepatan korosi. H
2
S dan besi sulfida, Fe
2
S
2
, hasil reduksi sulfat
(SO
4
2
) oleh bakteri pereduksi sulfat pada kondisi anaerob, dapat mempercepat
korosi bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini dapat menaikkan kecepatan korosi.
Jika terjadi korosi logam besi maka hal ini dapat mendorong bakteri besi (iron
bacteria) untuk berkembang, karena mereka senang dengan air yang mengandung
besi.

7

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat
15 buah botol kaca
2Paku ukuran sedang yang masih mengkilap.
3Kapas

Bahan
1Air suling
2Larutan NaCl (air garam)
3NaCl bubuk (kristal)
4Minyak Tanah

B. Cara Kerja
1Siapkan alat dan bahan sebagai berikut :
Alat : 5 buah botol kaca, kapas, paku ukuran sedang yang masih
mengkilap.
Bahan : Air suling, larutan NaCl, NaCl (kristal), minyak tanah
2Beri label setiap gelas dengan tulisan :
a. Gelas 1 (air suling)
b. Gelas 2 (air garam)
c. Gelas 3 (garam kristal)
d. Gelas 4 (garam kristal dibatasi kapas)
e. Gelas 5 (minyak Tanah)
8

3Menuangkan larutan ke dalam gelas dengan tinggi kira-kira 3 cm.
Gelas I : memasukan paku ke dalam gelas yang berisi air suling dan ditutup,
Gelas II : memasukan paku ke dalam gelas yang berisi larutan NaCl dan
ditutup, dengan posisi semua terkena larutan
Gelas III : memasukan paku ke dalam gelas yang berisi garam kristal,
ditutup,
Gelas IV :memasukan paku ke dalam gelas yang garam kristal yang telah
dibatasi dengan kapas dan ditutup
Gelas V : memasukan paku ke dalam gelas yang berisi minyak tanah ,
dengan posisi semua bagian terkena minyak tanah dalam keadaan tertutup
4Simpan gelas kaca tersebut selama 7 hari
5Amati perubahan yang terjadi pada paku-paku tersebut
6Buat Kesimpulan dari percobaan.










9

BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum

Nama
Gelas
Perubahan botol kaca Keterangan
Sebelum Setelah 7 hari
1 Paku masih
mengkilap dan air
masih jernih
Terdapat karat pada paku Paku dalam air suling
2 Paku menghitam dan ada
serbuk kecoklatan yang
melekat di paku.
Air berubah warna menjadi
coklat tua
Paku dalam air garam
(NaCl)

3 Paku masih
mengkilap
Pada paku mengalami
perubahan warna menjadi
coklat kehitaman dengan
garam kristal menempel
pada paku
Paku dalam garam kristal

4 Pada ujung terdapat
perubahan warna paku
menjadi coklat kehitaman
Paku dalam garam kristal
(dibatasai kapas)
5 Paku masih
mengkilap

Tidak ada karat
Paku dalam minyak tanah
10

Keterangan hasil pengamatan :
1. Paku yang dimasukan ke dalam botol yang berisi air suling mengalami korosi,
warna air juga sudah mulai berubah menjadi kecoklatan.
2. Paku yang dimasukkan ke dalam botol yang berisi air garam yang tertutup
mengalami korosi lebih besar dari paku pada air suling, warna air berubah menjadi
coklat tua.
3. Paku yang dimasukkan kedalam botol yang berisi garam kristal mengalami
korosi pada sebagian besar bagian paku
4. Paku yang dimasukkan kedalam botol yang berisi garam kristal dengan dibatasi
kapas mengalami korosi hanya pada bagian ujung-ujungnya
5. yang dimasukkan ke dalam wadah yang berisi minyak tanah tidak mengalami
korosi, paku masih mengkilap dan minyak masih jernih.
B. Pembahasan
1. Paku yang paling mudah mengalami korosi terdapat pada gelas( II ) yang berisi
air garam.
2. Selanjutnya paku yang mengalami korosi terdapat pada gelas ( I ) yang berisi
air suling.
3. Selanjutnya paku yang mengalami korosi terdapat pada gelas ( III ) yang berisi
garam kristal.
4. Paku yang mengalami sedikit korosi terdapat pada botol (IV) yang berisi garam
kristal dengan pembatas kapas.
5. Paku dalam wadah minyak tidak mengalami korosi karena tidak ada air dan
oksigen.
11

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilaksanakan, dapat ditarik suatu kesimpulan jika
korosi terjadi karena adanya satu pengaruh lingkungan terhadap suatu benda, dan
adanya beberapa faktor yang menyebabkan korosi terjadi, adapun faktor itu adalah :
1. Udara O
2
: Korosi terjadi lebih mudah jika suatu logam berekasi dengan
udara di sekitarnya, jadi korosi akan lebih cepat terjadi jika oksigen bereaksi
dengan mengoksidasi logam tertentu yang cukup reaktif, seperti besi (Fe).
2. Air H
2
O : Korosi juga akan terjadi jika pereduksinya adalah air (H
2
O) ,
sehingga jika lebih mudah suatu logam cukup reaktif jika telah berinteraksi
dengan air (O
2
)
3. Jenis Pereduksi : tidak semua pereduksi mampu menyebabkan korosi,
contohnya HCl, dan larutan lainya dari asam halida.
4. Jenis Logam : Logam yang sangat reaktif dapat mencegah logam lain untuk
bereduksi sehingga kejadian korosi dapat dicegah
5. Ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi
beda potensialterhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih
bersih dari oksida.I

B. Saran
Saran kami untuk percobaan selanjutnya adalah agar pengamatan dapat
dilakukan secara rinci dengan melakukan penamatan dari hari ke hari, dan
pemilihan paku juga perlu diperhatikan dengan cara sebisa mungkin menyamakan
kualitas paku yang digunakan, sehingga data yang diperoleh akan lebih akurat
12

Daftar pustaka
Website:
http://permatasarinur.blogspot.com/2012/12/laporan-praktikum-kimia-korosi.html
http://diahlestariharahap.blogspot.com/2013/02/percobaan-korosi-pada-logam-
paku.html















13

Lampiran

Dalam minyak tanah Dalam NaCl kristal
Dalam air suling Dalam kirtal garam dengan pembatas






Dalam larutan NaCl

Anda mungkin juga menyukai