Anda di halaman 1dari 7

GOLONGAN KARBON

Kecenderungan Golongan
Unsur C termasuk unsur non logam, unsur Si dan Ge termasuk unsur semi logam (golongan metalloid),
sedangkan unsur Sn dan Pb termasuk unsur logam. Tiga unsur pertama golongan karbon, yaitu C, Si, dan Ge,
mempunyai titik leleh yang sangat tinggi; untuk dua unsur berikutnya, Sn dan Pb, mempunyai titik leleh yang lebih
rendah.
Tabel 1. Titik leleh dan titik didih golongan karbon
Unsur Konfigurasi Elektronik Titik Leleh (oC) Titik Didih (oC)
6C [2He] 2s2 2p2 menyublim pada 4100
14Si [10Ne] 3s2 3p2 1420 3280
10 2 2
32Ge [18Ar] 3d 4s 4p 945 2850
50Sn [36Kr] 4d10 5s2 5p2 232 2623
82Pb [54Xe] 4f14 5d10 6s2 6p2 327 1751

A. KARBON
Unsur karbon membentuk sangat banyak senyawa organik, dan dewasa ini berkembang pula senyawa
organometalik dengan atom karbon terikat secara koordinasi pada ion logam. Karbon dalam keadaan dasar (ground
state) mempunyai konfigurasi elektronik 1s2 2s2 2p2. Sifat unik atom karbon adalah kemampuannya membentuk
ikatan antara dirinya sendiri, baik secara kovalen tunggal maupun ganda-rangkap dua maupun tiga, menghasilkan
rantai yang tak terbatas baik terbuka maupun tertutup dan dengan atau tanpa cabang.
Kenampakannya, karbon termasuk semi logam karena sifat fisiknya, seperti menghantar listrik, meskipun
kurang efektif daripada logam; tetapi sifat-sifat kimiawinya karbon termasuk non logam. Karbon bersifat sebagai semi
konduktor mirip silikon dan germanium.
Karbon secara alamiah terdapat dalam dua bentuk kristalin alotropi yaitu intan (diamond) dan grafit, tetapi
dewasa ini satu keluarga baru yaitu fulerena (fullerene), telah berhasil diidentifikasi. Pada kedua bentuk, intan dan
grafit, atom karbon saling berikatan secara kovalen membentuk suatu jaringan molekul raksasa yang mengakibatkan
tingginya titik leleh, karena untuk mengatasi kekakuan struktur jaringan diperlukan banyak energi pemutusan ikatan
C-C.
1. Intan
Intan berupa padatan tak berwarna, jernih, paling keras dengan indeks kekerasan tertinggi. Jika terdapat kotoran
di dalamnya, intan dapat berwarna misalnya biru (hope diamond). Intan banyak didapat tertanam dalam batu vulkanik.
Pada proses penambangan, batu-batu ini dipecah-pecah kemudian dialirkan dengan air melalui sabuk berjalan yang
diberi vaselin agar bijih intan dapat melekat untuk dipisahkan. Intan mempunyai densitas ~ 3,5 g cm-1, jauh lebih besar
daripada grafit )~ 2,25 g cm-1).
Pemanfaatan intan yang utama berdasarkan sifat kekerasannya, misalnya sebagai pelapis alat-alat pemotong gelas
dan baja; intan mempunyai indeks kekerasan tertinggi yaitu 10 menurut skala Mohs. Sebagai batu permata, karena
sifat refleksinya, intan sangat mahal. Batu permata buatan yang mirip intan misalnya zirkonia kubus (ZrO2), titanium
dioksida (TiO2), stronsium titanat (SrTiO3), dan Yttrium Aluminium Garnet, YAG (Y3Al5O12) yang agak cemerlang
dan keras. TiO2 dan SrTiO3 lebih cemerlang tetapi lunak, dan ZrO2 mempunyai sifat sangat dekat dengan intan.
Dewasa ini sedang dikembangkan pembuatan film intan untuk melapisi microprocessor chips komputer agar tahan
panas sebagai akibat tahanan listrik dalam sirkuit listrik komputer.
Hingga abad ke sembilan belas, diduga bahwa intan dan grafit merupakan dua senyawa yang berbeda. Humphry
Davy, dengan meminjam salah satu perhiasan intan istrinya yang cukup kaya untuk dibakar, berhasil menunjukkan
bahwa karbon dioksida merupakan satu-satunya hasil pembakaran intan.
C(s) + O2(g)  CO2(g)
Kristal intan tersusun atas geometri-geometri tetrahedral. Dalam geometri tetrahedral, masing-masing atom
karbon terhubung dengan 4 atom karbon lain melalui ikatan kovalen membentuk ikatan yang sangat kaku.

Gambar 1. Struktur intan


2. Grafit
Grafit berwarna hitam, lunak, dan mempunyai rapatan 2,25 g cm-1, lebih rendah daripada rapatan intan. Grafit
juga mempunyai titik leleh sangat tinggi, teraba halus dan licin hingga dapat dipakai sebagai pelumas. Energi ikat
grafit sangat kuat, kira-kira 477 kJ mol-1, tetapi antar lapisan energi ikatnya sangat lemah yaitu hanya sekitar 17 kJ
mol-1. Jarak antar lapisan yang cukup panjang tersebut, lebih dari dua kali jari-jari van der Waals atom karbon,
mengakibatkan mudah terjadinya pergeseran antar lapisan yang berarti bersifat licin dan mudah terjadi slip.
Berbeda dari struktur intan, dalam grafit tiap atom karbon dihubungkan secara bidang terhadap tiga atom karbon
lain dan membentuk lingkar enam atau heksagonal berlapis. Antar lapisan diikat oleh gaya Van der Waals yang lemah
sehingga grafit lebih rapuh daripada intan.

Gambar 2. Struktur grafit


Perbedaan yang sangat mencolok antara intan dan grafit tersebut terutama disebabkan oleh perbedaan struktur
kristalnya, namun pada dasarnya kedua struktur tersebut agak mirip. Andaikata pada grafit tiap selang atom karbon
pada lapisan dapat diangkat ke atas bidang lapisan, dan atom karbon yang lain ditekan ke bawah serta lapisan-lapisan
dapat didesak mendekat satu sama lain, maka struktur intan akan diperoleh. Menurut diagram fase, hal ini harus
mungkin terjadi pada temperatur dan tekanan sangat tinggi, sehingga intan mungkin dapat terbentuk dari grafit atas
dasar aplikasi prinsip Le Chatelier. Kesulitan disadari oleh oleh para ilmuwan yang menyatakan ”sangat mudah untuk
meremas atom-atom karbon secara bersamaan tetapi sangat sukar untuk memampatkan”. Intan sintetik dibuat pertama
kali pada tahun 1955 oleh Laboratorium General Electric Company. Prosesnya memerlukan ruangan yang dapat
menjaga tekanan minimum (=50.000 atm) dan temperatur 1500 K selama periode waktu yang cukup panjang. Intan
yang dihasilkan ternyata hanya sedikit sekali, tidak berkualitas sebagai perhiasan, namun cukup ideal untuk peralatan
pengeboran dan gerinda.
Grafit yang sudah dicampur dengan lempung biasa digunakan sebagai isi pensil. Campuran grafit dengan
lempung jika dipanggang menghasilkan pencil-lead. Semakin banyak porsi kandungan lempung semakin keras sifat
pensil yang bersangkutan. Pensil umumnya ditandai dengan kode HB, semakin banyak kandungan lempungnya
semakin keras dan dinyatakan dengan variasi nomor H, misalnya 2H, dan semakin banyak porsi kandungan grafitnya
semakin lunak dan dinyatakan dengan variasi nomor B, jadi, sesungguhnya tidak lead-timbal di dalam pensil.

3. Fulerena

Gambar 3. Bukminstirfulerena, C60


Kimia penuh hal-hal yang menakjubkan termasuk penemuan alotrop karbon yang baru. Fulerena merupakan
keluarga suatu struktur dengan atom-atom karbon tersusun dalam struktur bola atau elip. Untuk itu, atom-atom karbon
membentuk lingkar lima anggota (pentagon) dan enam anggota (heksagon), mirip pola bola sepak bola (soccer ball);
nama asal untuk C60 adalah soccerane. Permukaan bola C60 terdiri atas duabelas pentagon dan duapuluh heksagon,
masing-masing pentagon dikelilingi oleh lima heksagon, dan masing-masing heksagon dikelilingi oleh tiga pentagon
dan tiga heksagon.
Karbon bola 60 anggota, C60 (buckminsterfullerene), merupakan salah satu anggota fulerena yang paling mudah
dipreparasi. Berikutnya yaitu C70 mempunyai bgangun sedikit lonjong (elip) seperti rugby ball. Nama keluarga alotrop
ini diambilkan dari nama R. Buckminster Fuller seorang jenius pada abad ke duapuluh yang mengembangkan desain
bangun arsitektur yang kokoh.
Fulerena berwarna hitam dalam fase padat, tetapi beraneka warna dalam larutannya; misalnya, C60 berwarna
magenta-ungu, C70 berwarna merah anggur, dan C76 berwarna hijau-kuning cemerlang. Fulerena memiliki sifat tidak
larut dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut organik. Fulerena dapat digunakan sebagai superkonduktor
dan penyerap panas yang baik. Sifat superkonduktor dan menyerap panas ini berkaitan 1 elektron yang tidak
digunakan untuk membentuk ikatan kovalen, seperti pada grafit. Salah satu senyawaan C 60 yang merupakan
semikonduktor adalah K3C60. Fulerena juga dapat digunakan sebagai agen antivirus serta sebagai super
adsorben (zat yg sifatnya dapat menyerap zat lain sehingga menempel pd permukaannya tanpa reaksi kimia
(digunakan untuk penawar racun)).

REAKSI
Sebagai spesies anionik, karbon umumnya ditemui sebagai karbonat ( CO32 - ), bikarbonat ( HCO 3- ), dan sianida

(CN-) yang bersifat sebagai asam lemah dalam larutan. Penambahan asam pada karbonat dan bikarbonat menghasilkan
gas CO2, dan pada sianida menghasilkan asam yang sangat beracun, HCN.
Berikut adalah beberapa persamaan reaksi anorganik unsur karbon:
(1) Unsur
temperatur kamar
C(s) + 2 F2(g) 
 CF4(g)
700 - 900 o C
C(s) + 2 S(s)  CS2(g)
 1 atm

1400 1600 o C
C(s) + W(s)  CW(g)
H2
C(s) + O2(g)  2CO(g)

C(s) + O2(g)  CO2(g)

C(s) + 2 H2SO4 pekat  CO2(g) + 2 SO2(g) + 2 H2O(g)

C(s) + 4 HNO3 pekat  CO2(g) + 4 NO2(g) + 2 H2O(g)

(2) Pembakaran
CH4(g) + 2O2(g)  CO2(g) + 2 H2O(g)

(3) Pereduksi
1000 o C
C(s) + H2O(g)   H2(g) + CO(g)
C

250 o C
CO(g) + H2O(g)  H2(g) + CO2(g)
katalis
C(s) + ZnO(s)  Zn(s) + CO(g)

(4) Ion dalam Larutan
CO32-(aq) + H2O(l)  HCO3-(aq) + OH-(aq) Kb = 2,1 x 10-4
HCO3-(aq) + H2O(l)  H2CO3(aq) + OH-(aq) Kb = 2,2 x 10-8
CN-(aq) + H2O(l)  HCN(aq) + OH-(aq) Kb = 1,6 x 10-5

SENYAWA KARBON ANORGANIK


1. Karbonmonoksida
Sifat
Karbon monoksida berupa gas tak berwarna, tak berbau, tak larut dalam air dan dalam hampir semua cairan, serta
beracun sebab bila terhisap akan bergabung dan bersenyawa dengan hemoglobin darah sehingga darah tidak lagi
dapat membawa oksigen yang diperlukan oleh sel tubuh.
Reaksi Pembuatan
Secara komersial karbon monoksida dibuat dalam reaksi gas air pada temperatur tinggi:
C(s) + H2O(g)  CO(g) + H2(g)
Dalam laboratorium dibuat dari reaksi asam sulfat pekat dengan asam formiat:
H2SO4(pekat) + HCOOH(aq)  CO(g) + H3O+(aq) + HSO4-(aq)
Kegunaan
Sebagai bahan baku untuk membuat metanol CH3OH, sebagai reduktor pada pengolahan besi dari hasil
bijihnya dan logam lainnya.
2. Karbondioksida
Sifat
Karbon dioksida berupa gas tidak berwarna, tidak beracun.
Reaksi Pembuatan
Karbondioksida dapat dihasilkan dari reaksi pembakaran hidrokarbon:
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l)
Selain dari hasil pembakaran senyawa hidrokarbon, gas CO2 dapat dihasilkan dari pemanasan atau penambahan
asam pada senyawa karbonat maupun bikarbonat.
2 NaHCO3(aq) 


Na2CO3(aq) + CO2(g) + H2O(l)
CaCO3(s) + 2 HCl(aq)  CaCl2(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Kegunaan
Berperan penting dalam siklus fotosintesis untuk menghasilkan oksigen, digunakan untuk pemadam kebakaran.

B. SILIKON dan GERMANIUM


Silikon membentuk 28% kerak bumi dalam jumlah berat, dan merupakan unsur terbanyak kedua, setelah
oksigen. Silikon tidak ditemukan bebas di alam. Silikon terdapat dalam bentuk senyawa oksida silika SiO2, dan
mineral yang disebut silikat. Kristal SiO2 murni mudah kita jumpai yang dikenal dengan nama pasir atau kuarsa.
Unsur silikon dengan kemurnian ~ 98% dapat diperoleh dari reduksi pasir, yang mengandung sebagian besar SiO2,
dengan kokas (C) dalam tanur listrik pada ~ 3000oC menurut persamaan reaksi:
SiO2(s) + 2 C(s)  Si(l) + 2 CO(g)
Silikon semacam ini digunakan sebagai paduan logam atau aloi (alloy) misalnya per baja (~22% Si), aloi besi tahan
korosi (~ 15% Si), dan aloi aluminium (~ 17% Si).
Bijih germanium termasuk langka. Bijih yang paling umum ditemukan adalah germanite yang merupakan
tembaga besi germanium sulfida dengan kandungan sekitar 8% germanium. Namun bijih ini pun biasanya tidak
ditambang. Germanium tersebar di bijih logam lain, seperti seng, sehingga germanium terutama diperoleh sebagai
produk sampingan dari pengolahan berbagai bijih logam lain. Germanium murni memiliki penampilan hampir sama
dengan unsur silikon. “Logam” germanium (germanium terisolasi) dipakai sebagai semikonduktor di dalam transistor
dan berbagai perangkat elektronik lainnya. Kegunaan umum germanium adalah sebagai bahan semikonduktor.
Kegunaan lain unsur ini adalah sebagai bahan pencampur logam, sebagai fosfor di bola lampu pijar dan sebagai
katalis.
Analog dengan silikon, unsur germanium dapat diperoleh dari reduksi GeO2 (germanium dioksida atau
germania) dengan karbon atau gas hidrogen menurut persamaan reaksi:
GeO2(s) + 2 C(s)  Ge(l) + 2 CO(g)
GeO2(s) + 2 H2(g)  Ge(l) + 2 H2O(l)
SENYAWA SILIKON
1. Senyawa Oksida
Silika
Bentuk umum silika, SiO2 adalah quartz (kuarsa), yang terdapat pada sebagian besar batu-batuan sedimen
alam dari batu-batuan metaforik; pasir juga merupakan bentuk lain dari silika. Pada temperatur tinggi, kira-kira
1600oC untuk kwarsa, silika meleleh membentuk cairan kental (viscous) yang cenderung mendingin terlambat
membentuk gelas atau kaca.
Silika Gel
Silika gel adalah bentuk hidrat silikon dioksida, SiO2.xH2O, yang digunakan sebagai agen pengering terhadap
kelembaban udara baik dalam laboratorium maupun dalam penyimpanan obat-obatan dan alat-alat elektronik. Silika
gel mempunyai kemampuan menyerap yang sangat besar terhadap molekul-molekul air dan menjadi berwarna merah
muda; tetapi molekul-molekul air ini dapat dilepaskan kembali pada pemanasan hingga diperoleh silika gel berwarna
biru yang dapat dipakai ulang sebagai agen pengering.

2. Silikat
Silikat alam
Istilah silikat digunakan untuk menunjukkan jenis batu yang terdiri dari silikon dan oksigen (biasanya sebagai
SiO2 atau SiO4), satu atau lebih logam, dan mungkin hidrogen. Sebagian besar dari kerak bumi terdiri dari batu-batu
silikat adalah sebagai crusts.
Silikat sintetis
Contoh penggunaan silikat sintesis adalah kaca jendela. Kaca jendela umumnya tersusun oleh campuran
natrium dan kalsium silikat, dan dapat dibuat dengan melelehkan bersama Na2CO3, CaCO3 atau CaO, dan SiO2
menurut persamaan reaksi sebagai berikut:
x Na2CO3(l) + x SiO2(l)  Na2x(SiO3)x(l) + x CO2(g)
x CaCO3(l) + x SiO2(l)  Cax(SiO3)x(l) + x CO2(g)
3. Silikona
Silikona adalah polimer sintetis dengan rumus umum (R2SiO)n dengan R adalah gugus hidrokarbon seperti
metil, etil dan fenil.

R R R
Si Si Si
O R O R O R O

(I)

R R R
Si Si Si
O R O O R O
R O R
Si Si Si
O R O R O R O

(II)
Gambar 4. Struktur polimer silikona (R2SiO)n
Silikona memiliki sifat tahan terhadap oksidasi udara dan tidak basah oleh air. Sifat inert ini sangat berguna
pada aplikasi bedah dalam bidang kedokteran. Silikona cair juga dapat dipakai untuk pengisi rem, sebagai penolak air,
vaselin silikona dipakai untuk pelumas dan masih banyak lagi jenis dengan manfaatnya yang lain.
Untuk mensintesis silikona, klorometana, CH3Cl, dilewatkan dalam aloi Cu-Si pada temperatur 300oC;
senyawaan campuran diperoleh, termasuk (CH3)2SiCl2 menurut reaksi:
(CH3)2Cl(g) + Si(s)  (CH3)2SiCl2(l)
Selanjutnya hidrolisis oleh air dihasilkan senyawa hidrokso menurut persamaan reaksi:
(CH3)2SiCl2(l) + H2O(l)  (CH3)2Si(OH)2(l) + 2 HCl(g)
Senyawa hidrokso ini kemudian membentuk polimer dengan melapas molekul air:
(CH3)2Si(OH)2(l)  [-O-Si(CH3)2-]n(l) + H2O(l)
Secara umum, hidrolisis alkil silikon-halida tersubstitusi, yaitu (CH3)3SiCl, (CH3)2SiCl2, (CH3)2SiCl3 dan SiCl4, akan
diperoleh empat macam silikona, yaitu sebagai gugus terminal (I), gugus rantai (II), dan dua macam gugus cabang (III
dan IV) berikut:

CH3 CH3 CH3


O
H3C Si O O Si O O Si O
O Si O
CH3 CH3 O
O

(I) (II) (III) (IV)

4. Halida Silikon
Silikon tetrafluorida terbentuk apabila silika atau silikat berinteraksi dengan HF. Bahkan lebih mudah
diperoleh pada pemanasan campuran kalsium fluorida, silika dan asam sulfat pekat berlebihan menurut persamaan
reaksi:
SiO2(s) + 4 HF(aq)  SiF4(aq) + H2O(l)
2 CaF2 + SiO2 + 4 H2SO4(pekat)  SiF4 + 2 CaSO4 + H3O+ + 2 HSO4-

SENYAWA GERMANIUM
Germanium merupakan metaloid berkilau, keras, berwarna abu-abu keputihan dalam golongan karbon,
secara kimiawi bersifat sama dengan unsur segolongannya, yaitu silikon. Germanium adalah unsur yang cukup langka
yang ditemukan di kerak bumi. Meskipun ada beberapa mineral yang mengandung cukup banyak germanium seperti
germanite dan argyrodite, mereka jarang untuk ditambang. Germanium, sama halnya dengan silikon, secara alamiah
bereaksi dan membentuk senyawa kompleks dengan oksigen di alam. Berkebalikan dengan silikon, germanium terlalu
reaktif untuk ditemukan secara alami di bumi dalam bentuk bebasnya. Mayoritas germanium digunakan oleh industri,
diproduksi sebagai produk sampingan.
Germanium ditemukan relatif terlambat karena sangat sedikit mengandung mineral dalam konsentrasi tinggi.
Peringkat germanium mendekati kelimapuluh dalam kelimpahan relatif dari unsur-unsur dalam kerak bumi. Pada
tahun 1869, Dmitri Mendeleev memprediksi keberadaannya dan beberapa sifat berdasarkan posisinya tabel
periodiknya dan disebut unsur eka-silikon . Hampir dua dekade kemudian, pada tahun 1886, Clemens Winkler
menemukan bahwa pengamatan eksperimental setuju dengan prediksi Mendeleev. Winkler menemukan unsur dalam
mineral argyrodite.
Sebagai logam metaloid, germanium memiliki kualitas atau sifat logam dan nonlogam. Germanium juga
merupakan semikonduktor, yang berarti memiliki konduktivitas listrik antara isolator dan konduktor. Karakteristik ini
telah menyebabkan germanium digunakan dalam industri elektronik.
Mayoritas germanium digunakan dalam sistem optik. Karena Germania (GeO2) memiliki kualitas yang baik
untuk bekerja dengan cahaya dan laser. Aplikasi seperti kamera, serat optik, dan mikroskop memanfaatkan sifat-sifat
ini. Germanium juga digunakan dalam optik inframerah. Aplikasi lain mencakup dalam penggunaan elektronik
(dimana dikombinasikan dengan silikon untuk membuat silikon germanium (SiGe), panel surya, dan beberapa paduan
logam.

Anda mungkin juga menyukai