Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Unsur-unsur dari golongan IIIA adalah boron (B), aluminium (Al), galium (Ga),

indium(In), dan thalium (Tl). Golongan ini memiliki sifat yang berbeda dengan golongan IA

dan golongan IIA. Dan unsur-unsur pada golongan IVA adalah karbon (C), silikon (SI),

germanium (Ge), timah (Sn), timbal (Pb).

1.2. RUMUSAN MASALAH

adapun permasalahan dalam tugas makalah ini adalah:

1. Bagaimanakah sifat kimia dan fisika golongan IVA?

2. Bagaimanakah kelimpahan golongan IVA dialam?

3. Apakah manfaat golongan IVA dalam kehidupan sehari-hari?

4. Bagaimanakah proses pembuatan golongan IVA?

1.3. TUJUAN DAN MANFAAT

1. Agar dapat mengetahui sifat fisika dan sifat kimia golongan IVA.

2. Agar dapat mengetahui bentuk zat kimia dari golongan IVA.

3. Agar dapat mengetahui manfaat golongan IVA dalam kehidupan sehari-hari.

4. Agar dapat mengetahui proses pembuatan golongan IVA .

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. GOLONGAN IVA

Sebagai pembuka pada bahasan golongan IVA, mari kita bahas mengenai

kecenderungan sifat logam dan nonlogam dari atas ke bawah. Kecenderungan dari non-

logam ke logam jika anda turun dalam satu golongan jelas terlihat pada struktur unsur-unsur

itu sendiri. Karbon pada posisi paling atas mempunyai struktur kovalen raksasa dengan dua

allotropi yang sangat dikenal – intan dan grafit. Intan memiliki struktur tiga dimensi dari

atom-aton karbon yang masing-masing tergabung secara kovalen dengan 4 atom lainnya.

Struktur yang sama seperti ini ditemukan pada silikon, germanium, dan pada salah satu

allotropi timah – "timah abu-abu" atau "alfa-timah". Allotropi yang umum untuk timah

("timah putih" atau "beta-timah") merupakan logam dan atom-atomnya terikat oleh ikatan

logam. Strukturnya berupa terjejal yang terdistorsi. Pada struktur terjejal, masing-masing

atom dikelilingi oleh 12 atom tetangga terdekat.Selanjutnya anda dapatkan timbal, atom-

atomnya tersusun dalam struktur logam berkoordinasi 12.

Hal itu merupakan kecenderungan yang jelas dari ikatan kovalen yang umum

ditemukan pada non-logam dan ikatan logam pada logam, dengan perubahan yang jelas,

terdapat dua struktur yang sangat berbeda pada timah. Bagaimana dengan titik didih dan

leleh unsur-unsur golongan IVA dari atas ke bawah? Sangat sulit membuat alasan yang

masuk akal tentang pengaruh perubahan dari ikatan kovalen ke ikatan logam.

Kecenderungan menggambarkan ikatan kovalen atau ikatan logam makin lemah dengan

makin besarnya atom dan makin panjang ikatan. Secara kasar, dapat dikatakan bahwa titik

didih dan leleh dari atas ke bawah semakin keci, kecuali titik leleh timah dan timbal. Titik

leleh timah yang lebih rendah dibandingkan dengan timbal dikarenakan timah membentuk

2
struktur koordinasi 12 yang terdistorsi, bukan murni. Nilai titik leleh dan titik didih timah

pada tabel merupakan nilai untuk logam timah putih.

Terdapat perbedaan yang jelas antara non-logam dan logam jika anda melihat

kerapuhan unsurnya. Karbon sebagai intan, tentu, sangat keras – menggambarkan kekuatan

ikatan kovalen. Namun demikian, jika anda memukulnya dengan palu, intan akan pecah.

Anda memerlukan energi yang cukup untuk memecah keberadaan ikatan karbon-karbon.

Silikon, germanium, dan timah abu-abu (semuanya memiliki struktur yang sama dengan

intan) juga berupa padatan yang rapuh.

Timah putih dan timbal mempunyai struktur logam. Atom-atom dapat diputar satu

sama lain tanpa menimbulkan kerusakan permanen pada ikatan logam – disebabkan oleh

sifat-sifat logam yang umum seperti dapat ditempa dan dapat diubah bentuknya. Timbal

merupakan logam yang lunak.

Karbon sebagai intan tidak menghantarkan listrik. Pada intan elektron terikat erat

dan tidak bebas bergerak.Tidak seperti intan (yang tidak menghantarkan listrik), silikon,

germanium, dan timah abu-abu merupakan semikonduktor.Timah putih dan timbal

merupakan logam yang dapat menghantarkan listrik. Hal itu merupakan kecenderungan sifat

konduktivitas karbon sebagai intan yang berupa non-logam, dan timah putih dan timbal

yang merupakan logam. Hal itu merupakan kecenderungan sifat konduktivitas karbon

sebagai intan yang berupa non-logam, dan timah putih dan timbal yang merupakan logam.

Suatu atom yang elektronegativitasnya rendah, kurang kuat menarik elektron.

Artinya bahwa atom ini akan cenderung kehilangan pasangan elektron bila berikatan dengan

atom lain. Atom yang kita amati cenderung membawa muatan positif parsial atau

membentuk ion positif. Sifat logam biasanya dikaitkan dengan elektronegativitas yang

rendah.

3
Elektronegativitas turun dari karbon ke silikon, tetapi setelah itu terjadi

ketidakteraturan. Karena itu sepertinya tidak ada kecenderungan hubungan antara non-

logam hingga logam dengan elektronegativitas.

Unsur golongan 4 tidak ada yang membentuk ion 1+, jadi mengamati energi ionisasi

pertama saja tidak berguna. Beberapa unsur membentuk ion 2+ dan (untuk beberapa

tingkat) 4+. Tabel pertama menunjukkan energi ionisasi total yang diperlukan untuk

membentuk ion 2+, bervariasi dari atas ke bawah dalam satu golongan. Nilainya dinyatakan

dalam kJ mol-1.

Energi ionisasi cenderung turun dari atas ke bawah dalam satu golongan – meskipun

ada sedikit peningkatan pada timbal. Kecenderungan ini karena:

 Atom-atom menjadi lebih besar karena bertambahnya elektron. Elektron terluar

makin jauh dengan inti atom, sehingga daya tarik inti kurang – dan elektron lebih mudah

lepas.

 Elektron terluar terlindungi dari pengaruh inti dengan bertambahnya elektron yang

lebih dalam.

 Dua pengaruh tersebut lebih besar dibanding pengaruh kenaikan muatan inti.

Jika anda melihat besarnya energi ionisasi yang diperlukan untuk membentuk ion 4+,

polanya sama, tetapi tidak semuanya mirip. Sekali lagi, nilainya dinyatakan dalam kJ mol -1.

Anda memerlukan energi ionisasi dalam jumlah besar untuk membentuk ion 2+, dan lebih

besar lagi untuk membentuk ion 4+.Namun demikian, pada tiap contoh ada penurunan

energi ionisasi jika anda bergerak dari atas ke bawah dalam satu golongan yang sepertinya

menjadikan timah dan timbal dapat membentuk ion positif – namun demikian, tidak ada

indikasi dari gambar ini bahwa mereka mungkin membentuk ion positif. Energi ionisasi

karbon pada puncak golongan terlalu besar dan tidak memungkinkan untuk membentuk ion

positif yang sederhana.

4
2.2. Karbon

A. Sejarah Karbon

Karbon berasal dari bahasa Latin carbo, yang berarti arang. Karbon, suatu unsur yang

telah ditemukan sejak jaman pra-sejarah sangat banyak ditemukan di alam. Karbon juga

banyak terkandung di matahari, bintang-bintang, komet dan amosfir kebanyakan planet.

Karbon dalam bentuk berlian mikroskopik telah ditemukan di dalam beberapa meteor yang

jatuh ke bumi. Berlian alami juga ditemukan di kimberlite pipa gunung berapi, di Afrika

Selatan, Arkansas dan beberapa tempat lainnya. Berlian sekarang ini diambil dari dasar

samudera di lepas pantai Cape of Good Hope. Sekitar 30% berlian industri yang dipakai di

AS sekarang ini merupakan hasil sintesis. Energi dari matahari dan bintang-bintang dapat

diatribusikan setidaknya pada siklus karbon-nitrogen.

B. Sifat – sifat kimia dan fisika karbon

1. Sifat fisika

 Fase : Padat

 Massa jenis : 2,267 g/ cm3 (grafit), 3,513 g/ cm3 ( intan )

 Titik lebur : 4300-4700 K

 Titik didih : 4000 K

 Kalor peleburan : 100 kJ/mol ( grafit ), 120 kJ/mol ( intan )

 Kalor penguapan : 355,8 kJ/mol

5
 Kapasitas kalor : 8,517 J/mol K (grafit), 6,115 J/mol K ( intan )

2. Sifat Kimia

 Struktur Kristal : Heksagonal

 Bilangan oksidasi : 4, 2

 Elektronegativitas : 2,55 skala pauling

 Energi ionisasi ke-1 : 1086,5 kJ/mol

 Energi ionisasi ke-2 : 2352,6 kJ/mol

 Energi ionisasi ke-3 : 4620,5 kJ/mol

 Jari-jari atom : 70 pm

 Jari-jari kovalaen :77 pm

Karbon sangat tak reaktif pada suhu biasa. Apabila karbon bereaksi, tidak ada

kecenderungan dari atom-atom karbon untuk kehilangan elektron-elektron terluar dan

membentuk kation sederhana seperti C4+. Ion ini akan mempunyai rapatan-rapatan muatan

begitu tinggi sehingga eksistensinya tidaklah mungkin.

Sifat kimia karbon antara lain sebagai berikut :

1. Karbon bereaksi langsung dengan Fluor, dengan reaksi sebagai berikut :

C (s) + 2 F2 (g) CF4(g)

6
2. Karbon dibakar dalam udara yang terbatas jumlahnya menghasilkan karbon

monoksida.

2C(s) + O2(g) 2CO(g)

Jika dibakar dalam kelebihan udara, akan terbentuk karbon dioksida

2CO(g) + O2(g) 2CO2(g)

3. Membentuk asam oksi. Bila karbon dipanaskan dalam udara, unsure ini bereaksi

dengan oksigen membentuk CO2 dan jika CO2 ini bereaksi dengan air akan membentuk

asam karbonat.

CO2(g) + H2O(l) H2CO3(l)

4. Membentuk garam asam oksi

Asam karbonat, suatu asam diprotik yang khas, bereaksi dengan basa menghasilkan

karbonat dan bikarbonat antara lain sebagai berikut:

 K2CO3 = kalium karbonat

 KHCO3 = Kalium bikarbonat

 MgCO3 = Magnesium karbonat

 Mg(HCO3)2 = Magnesium bikarbonat

5. Kecenderungan atom karbon membentukikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan

rangkap tiga yang akan membentuk senyawa organik.

Contoh: C2H6, C2H2, dan C2H4

7
C. Sumber dan Kelimpahan Unsur Karbon

Kelimpahan karbon di bumi hanya sekitar 0,08%. Sekitar 50% dari karbon tersebut

terdapat dalam bentuk karbonat, misalnya kalsium karbonat (CaCo3). Karbon terdapat di

alam dalam keadaan bebas seperti intan dan grafit. Adapun dalam keadaan ikatan sebagai

bahan bakar mineral, antrasi, batu bara, batu bara muda, dan sebagai minyak tanah, aspal, gas

CO2 dan CaCO3. Karbon di alam juga terdapat sebagai hasil pembuatan arang amorf,

misalkan kokas dari penyulingan kering batu bara, arang kayu dari pembakaran kayu, selain

itu, karbon juga terdapat di atmosfer, biosfer, dan di laut.

 Karbon di atmosfer

Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer bumi adalah gas karbon dioksida

(CO2). Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh gas yang

ada di atmosfer ( hanya sekitar 0,04% dalam basisi molar meskipun sedang mengalami

kenaikan), namun gas tersebut memiliki peranan yang penting dalam kehidupan. Gas – gas

lain yang mengandung karbon di atmosfer adalah gas metana dan kloro fluoro karbon atau

CFC ( CFC ini merupakan gas artificial atau buatan). Gas – gas tersebut adalah gas rumah

kaca yang konsentrasinya di atmosfer telah bertambah dalam dekade terakhir ini, dan

berperan dalam pemanasan global.

 Karbon di biosfer

Sekitar 1900 gigaton karbon ada di dalam biosfer. Karbon adalah bagian yang penting

dalam kehidupan di Bumi. Karbon memiliki peranan penting dalam struktur, biokimia, dan

nutrisi pada semua sel makhluk hidup.

8
 Karbon di laut

Laut mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon, dimana sebagian besar dalam bentuk

ion bikarbonat. Karbon anorganik, yaitu senyawa karbon tanpa ikatan karbon – karbon atau

karbon – hidrogen, adalah penting dalam reaksinya di dalam air.

Pertukaran karbon ini menjadi penting di dalam mengontrol pH di laut dan juga dapat

berubah menjadi sumber atau lubuk karbon. Karbon siap untuk saling dipertukarkan antara

atmosfer dan lautan. Pada daerah upwelling, karbon dilepaskan ke atmosfer. Sebaliknya, pada

daerah downwelling karbon (CO2) berpindah dari atmosfer ke lautan. Pada saat CO2

memasuki lautan, asam karbonat terbentuk:

CO2 + H2O H2CO3

Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah kesetimbangan kimia. Reaksi

lainnya yang penting dalammengontrol nilai pH larutan adalah pelepasan ion hidrogen dan

bikarbonat. Reaksi ini mengontrol perubahan yang besar pada pH:

H2CO3 ⇌ H+ + HCO3 –

D. Kegunaan Karbon

Karbon menjadi unsur yang memiliki banyak manfaat didunia ini. Berbagai macam

aplikasinya baik dalam bentuk senyawaan maupun dalam bentuk unsur memiliki banyak

manfaat. Untuk karbon dalam bentuk senyawaan adalah sebagai sumber makanan untuk

kelangsungan makhluk hidup di bumi, kita tahu bahwa berbagai mcam makanan yang kita

konsumsi adalah tersusun atas karbon.

Hidrokarbon yang merupakan senyawaan karbon dan hydrogen dipakai untuk bahan

bakar, petroleum dipakai untuk produksi gasoline dan kerosin. Celulosa merupakan polimer

9
yang mengandung karbon dalam bentuk katun, wool, linen, dan sutra dipakai sebagai bahan

pakaian. Plastik merupakan sintetik polimer karbon dengan banyak manfaat

penggunaan.Karbon dapat membentuk alloy atau paduan logam dengan besi yang

membentuk baja.Karbon hitam dipakai sebagai pigmen dalam tinta, cat, dan dipakai juga

sebagai pengisis dalam industri ban dan plastic. Karbon dipakai sebagai agen pereduksi

dalam berbagai reaksi kimia pada suhu yang sangat tiggi.

2.3 Silikon (Si)

Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

lambang Si dannomor atom 14. Silikon merupakan unsur periode ketiga yang paling banyak

terdapat di alam. 28% dari massa kulit bumi mengandung silikon. Silikon adalah unsur kedua

yang paling berlimpah di kerak bumi, setelah oksigen.

A. Sejarah Silikon

Pada tahun 1789, kimiawan Perancis Antoine Laurent Lavoisier mengusulkan bahwa

kuarsa (kristal silikon dioksida) yang mungkin menjadi oksida dari elemen yang sangat

umum, namun belum teridentifikasi atau terisolasi. Ada kemungkinan bahwa di Inggris pada

tahun 1808 Humphry Davy berhasil mengisolasi silikon sebagian murni untuk pertama

kalinya, namun dia tidak menyadarinya.

Di tahun 1811, kimiawan Perancis Joseph L. Gay-Lussac dan Louis Jacques Thenard

juga mungkin telah membuat silikon murni dengan mereaksikan kalium dengan apa yang

sekarang kita sebut silikon tetrafluorida untuk menghasilkan suatu padatan coklat kemerahan

yang mungkin silikon amorf.

Pada 1824 kimiawan Swedia Jöns Jakob Berzelius menghasilkan sampel dari silikon

amorf, solid coklat, dengan mereaksikan kalium fluorosilikat dengan kalium, memurnikan

produk dengan mencuci berulang-ulang. Itu dinamakan silicium unsur baru. Pada saat itu,

konsep semikonduktor berbaring abad di masa depan dan ilmuwan memperdebatkan apakah

10
unsur baru adalah logam atau bukan logam. Berzelius percaya itu adalah logam, sementara

Humphry Davy mengira itu bukan logam. Masalahnya adalah bahwa unsur baru adalah

konduktor baik listrik dari nonmetals, tapi tidak sebagus konduktor sebagai logam.

Silikon diberi nama pada tahun 1831 oleh kimiawan Skotlandia Thomas Thomson. Dia

tetap bagian dari nama Berzelius, dari 'silicis', yang berarti batu. Dia

mengubahakhiran elemen dengan elemen on karena itu lebih mirip dengan

nonmetals borondan karbon daripada untuk logam seperti kalsium dan magnesium.

(Silicis, atau batu api, mungkin penggunaan pertama kali silikon dioksida).

Pada tahun 1854 Henri Deville memproduksi silikon kristal untuk pertama kalinya

menggunakan metode elektrolitik. Dia mengelektrolisis lelehan murni sebuah natrium klorida

untuk menghasilkan silisida aluminium. Ketika silikon telah dihilangkan dengan air,

meninggalkan kristal silikon.

B. Sifat Fisika dan Kimia Silikon

1. Sifat Fisika

 Radius Atom : 1.32 Å

 Atom : 12.1 cm3/mol

 Massa Atom : 28.0856

 Titik Didih : 2630 K

 Radius Kovalensi : 1.11 Å

 Massa Jenis : 2.33 g/cm3

 Konduktivitas Listrik : 4 x 106 ohm-1cm-1

11
 Formasi Entalpi : 50.2 kJ/mol

 Konduktivitas Panas : 148 Wm-1K-1

 Potensial Ionisasi : 8.151 V

 Titik Lebur : 1683 K

 Kapasitas Panas : 0.7 Jg-1K-1

 Entalpi Penguapan : 359 kJ/mol

2. Sifat Kimia Silikon

 Struktur Kristal : fcc

 Elektronegativitas : 1.9

 Bilangan Oksidasi : 4,2

 Konfigurasi Elektron : [Ne]3s2p2

 Jari-jari kovalen : Å 1,18

 Jari-jari ion, Å : 0,41 (Si4+)

Silikon murni berwujud padat seperti logam dengan titik lebur 14100C. silikon dikulit

bumi terdapat dalam berbagai bentuk silikat, yaitu senyawa silikon dengan oksigen. Unsur ini

dapat dibuat dari silikon dioksida (SiO2) yang terdapat dalam pasir, melalui reaksi:

SiO2(s) + 2C(s) → Si(s) + 2CO(g)

Silikon murni berstruktur seperti Intan ( tetrahedral) sehingga sangat keras dan tidak

menghantarkan listrik, jika dicampur dengan sedikit unsur lain, seperti alumunium (Al) atau

boron (B). silikon bersifat semikonduktor (sedikit menghantarkan listrik), yang diperlukan

dalam berbagai peralatan, elektronik, seperti kalkulator dan Komputer. Itulah sebabnya

12
silikon merupakan zat yang sangat penting dalam dunia modern. Untuk itu dibutuhkan silikon

yang kemurniannya sangat tinggi dan dapat dihasilkan dengan reaksi:

SiCl4(g) + 2H2(g) → Si(s) + 4HCl(g)

Jari-jari silikon lebih besar dari karbon, sehingga tidak dapat membentuk ikatan π

(rangkap dua atau tiga) sesamanya, hanya ikatan tunggal (σ). Karena itu silikon tidak reaktif

pada suhu kamar dan tidak bereaksi dengan asam, tetapi dapat bereaksi dengan basa kuat

seperti NaOH.

Si(s) + 4OH-(aq) → SiO4(aq) + 2H2(g)

Pada suhu tinggi, silikon dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrida, dan dengan

halogen membentuk halide, seperti:

Si(s) + 2H2 → SiH4

Si(s) + 2Cl2 → SiCl4

Batuan dan mineral yang mengandung silikon, umumnya merupakan zat padat yang

mempunyai titik tinggi, keras, yang setiap keping darinya merupakan suatu kisi yang kontinu

terdiri dari atom-atom yang terikat erat. Sebuah contoh dari zat padat demikian, adalah

silikon dioksida, yang terdapat dialam dalam bentuk kuarsa, aqata (akik), pasir, dan

seterusnya.

a. Reaksi dengan Halogen

Silikon bereaksi dengan halogen secara umum, bahkan sampai terbakar dalam gas flour

(menggunakan suatu atom halogen).

Si + 2X2 → SiX4

b. Asam-oksi yang umum

Bila dipanaskan dalam udara, unsur ini bereaksi dengan oksigen dalam reaksi pembakaran

yang sangat eksotermik untuk membentuk oksida SiO2, pada hakikatnya tidak reaktif dengan

air pada suhu-suhu biasa. Namun, dua asam silikat sederhana adalah asam ortosilikat,

13
H4SiO4, dan asam metasilikat, H2SiO3. Kedua senyawa ini praktis dan larut dalam air, tetapi

mereka memang bereaksi dengan basa.

Contohnya:

H4SiO4(s) + 4 NaOH(aq) → Na4SiO4(aq) + H2O(aq)

(nartium ortosilikat)

Bila kering seBagian (parsial) asam silikat disebut gel silika (suatu asam yang agak mirip

dengan garam buatan, NaCl). Dalam bentuk ini ia mempunyai kapasitas menyerap yang besar

terhadap uap air, belerang dioksida, asam sitrat, benzena dan zat-zat lain, ia digunakan secara

luas sebagai bahan untuk menghilangkan kelembaban dalam wadah-wadah kecil yang

tertutup.

Garam-garam asam oksi dari kedua asam silikat tadi meliputi;

Na2SiO3 natrium metasilikat

Na4SiO4 natrium ortosilikat

Mg2SiO4 magnesium ortosilikat

LiAl(SiO3)2 litium alumunium metasilikat

Semua silikat ini kecuali silikat dari Na+, K+, Rb+, Cs+, dan NH4+, praktis tidak larut dalam

air.

Semua silikat yang larut, membentuk larutan yang berasifat basa bila dilarutkan dalam air.

Ion SiO32-, bertindak sebagai basa dengan menghilangkan proton dari air.

SiO32-(aq) + H2O(aq) → HSiO3-(aq) + OH-(aq)

Suatu sifat kimia yang penting dari silikon adalah kecenderungan yang membentuk

molekul yang signifikan besar. Silikon cenderung membentuk ikatan tunggal (masing-masing

membentuk 4 dan 3 ikatan tunggal). Silikon membentuk molekul-molekul dan ion-ion

raksasa, atom oksigen membentuk kedudukan yang berselang-seling.

14
C. keberadaan di Alam

Silikon terdapat di matahari dan bintang-bintang dan merupakan komponen utama satu

kelas bahan meteor yang dikenal sebagai aerolites. Ia juga merupakan komponen tektites,

gelas alami yang tidak diketahui asalnya.

Silikon membentuk 25.7% kerak bumi dalam jumlah berat, dan merupakan unsur

terbanyak kedua, setelah oksigen. Silikon tidak ditemukan bebas di alam, tetapi muncul

sebagian besar sebagai oksida dan sebagai silikat. Pasir, quartz, batu kristal, amethyst, agate,

flint, jasper dan opal adalah beberapa macam bentuk silikon oksida. Granit, hornblende,

asbestos, feldspar, tanah liat, mica, dsb merupakan contoh beberapa mineral silikat.

Silikon dipersiapkan secara komersil dengan memanaskan silika dan karbon di dalam

tungku pemanas listrik, dengan menggunakan elektroda karbon. Beberapa metoda lainnya

dapat digunakan untuk mempersiapkan unsur ini. Amorphous silikon dapat dipersiapkan

sebagai bubuk cokelat yang dapat dicairkan atau diuapkan. Proses Czochralski biasanya

digunakan untuk memproduksi kristal-kristal silikon yang digunakan untuk peralatan

semikonduktor. Silikon super murni dapat dipersiapkan dengan cara dekomposisi termal

triklorosilan ultra murni dalam atmosfir hidrogen dan dengan proses vacuum float zone.

D. Kegunaan silikon dan senyawa silikon

Penggunaan penting dari silikon adalah dalam pembuatan transistor, chips, komputer dan

sel surya. Untuk tujuan itu diperlukan silikon ultra murni. Silikon juga digunakan dalam

berbagai jenis alise dengan besi (baja). Sedangkan senyawa silikon digunakan dalam industri.

Silica dan silikat digunakan untuk membuat gelas, keramik, porselin dan semen.

Larutan pekat natrium silikat (Na2SiO3), suatu zat padat amorf yang tidak berwarna, yang

disebut water glass, digunakan untuk pengawetan telur dan sebagai perekat, juga sebagai

bahan pengisi (fillir) dalam detergent.

15
Silikon karbida (SiC), merupakan zat padat yang sangat keras digunakan untuk ampelas

(abrasive) dan pelindung untuk pesawat ulang alik terhadap suhu yang tinggi sewaktu

kembali kebumi. Silica gel, suatu zat padat amorf yang sangat berfori, dibuat dengan melepas

sebagian air dari asam silikat (H2SiO3) atau (SiO2H2O). silica gel bersifat higroskopis

(mengikat air) sehingga digunakan sebagai pengering dalam berbagai macam produk. Bahan-

bahan yang mengandung silikon yang dikenal baik: Keramik, Semen, Kaca, Silikon, dan

Zeolit

E. Penyalahgunaan Silikon
Di masyarakat, kata silikon bukan lagi hal yang tabu terutama di bidang kecantikan.

Penggunaan silikon khususnya yang cair sudah di larang oleh pemerintah sejak tahun 1970.

Namun hingga kini masih saja terjadi penyalahgunaan penyuntikan untuk tujuan

mempercantik bagian tubuh tertentu para wanita. Hal ini di lakukan karena kurangnya

pengetahuan terhadap silikon itu sendiri. Penyuntikan silikon cair tidak mengakibatkan

kematian, tetapi dapat mengakibatkan kerusakan jaringan yang bersifat permanen. Kerusakan

tersebut terjadi karena silikon cair yang disuntikkan langsung ke dalam tubuh seperti sifat

cairan umumnya akan mencari tempat yang rendah. Sebagian silikon mungkin berkumpul di

tempat- tempat tertentu sehingga membentuk benjolan.

Silikon bentuk cair dalam dunia medis, menurut dr. Donny V. Istiantoro dari Jakarta

Eye Center, digunakan dalam operasi retina. Retina dapat lepas dari posisinya karena

berbagai faktor, sehingga perlu dibantu perlekatannya dengan silikon cair

2.4. Germanium

A. Sejarah Germanium

Keberadaan unsur germanium telah ditemukan sekitar 100 tahun yang lalu oleh ahli

kimia Rusia, Mendeleev Omitri.Sementara pada tahun 1886, seorang kimiawan Jerman,

Clemens Winkler, membuat analisis kimia bijih argyrodite, melihat pada penyelesaian

analisisnya bahwa jumlah semua bahan tidak menambahkan ke jumlah sebelumnya. Dalam

16
upaya untuk menemukan substansi yang hilang, ia mengembangkan dan bereksperimen

dengan beberapa tes sampai akhirnya ia berhasil mengisolasi itu. Dalam analisis berikutnya ia

menemukan bahwa itu cocok deskripsi dari elemen Mendeleev sebelumnya disebut

"ekasilicon." Winkler memutuskan untuk memberi nama unsur baru germanium, sebagai

penghormatan kepada tanah airnya.

B. Sifat Fisis dan Sifat Kimia Germanium

Germanium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang

unsur (Ge) dan nomor atom 32. Unsur ini logam yang putih keabu-abuan, massa atomnya

72.64 g/mol. Dalam bentuknya yang murni, germanium berbentuk kristal dan rapuh.

Germanium merupakan bahan semikonduktor yang penting. Tehnik pengilangan-zona (zone-

refining techniques) memproduksi germanium kristal untuk semikonduktor dengan

kemurnian yang sangat tinggi. Sifat fisik dan sifat kimia germanium adalah sebagai berikut:

2. Sifat Fisik

 Radius Atom : 1.37 Å

 Volume Atom : 13.6 cm3/mol

 Massa Atom : 74.9216

 Titik Didih : 3107 K

 Massa Jenis : 5.32 g/cm3

 Konduktivitas Listrik : 3 x 106 ohm-1cm-1

 Formasi Entalpi : 31.8 kJ/mol

 Konduktivitas Panas : 59.9 Wm-1K-1

 Potensial Ionisasi : 7.899 V

17
 Titik Lebur : 1211.5 K

 Kapasitas Panas : 0.32 Jg-1K-1

 Entalpi Penguapan : 334.3 kJ/mol

3. Sifat kimia

 Bilangan Oksidasi : 4

 Konfigurasi Elektron : [Ar]3d10 4s2p2

 Struktur Kristal : fcc

 Radius Kovalensi : 1.22 Å

 Elektronegativitas : 2.01

 Energy ionisasi : 3302.1 kJ/mol


 jari-jari atom : 125 pm
 jari-jari kovalen : 122 pm

C. Kelimpahan Germanium di Alam

Logam ini dapat ditemukan:

 Argirodite, sulfide germanium dan perak

 Germanite, yang mengandung 8% unsure ini

 Biji seng

 Batu bara

 Mineral-mineral lainnya

Germanium murni ditemukan dalam bentuk yang keras, berkilauan, berwarna putih

keabu-abuan, tapi merupakan metalloid yang rapuh. Germanium stabil di udara dan air pada

keadaan yang normal, dan sukar bereaksi dengan alkali dan asam, kecuali dengan asam nitrat.

18
D. Senyawa-Senyawa Germanium

Germanium tidak larut dalam asam dan basa encer, tetapi larut perlahan dalam asam

sulfat pekat dan bereaksi keras dengan alkali cair untuk menghasilkan germinates ( 2-.

Germanium terjadi terutama di bilangan oksidasi +4, meskipun banyak senyawa yang

dikenal dengan keadaan oksidasi +2. Oksidasi lainnya jarang terjadi seperti +3 ditemukan

dalam senyawa.

Dua germanium oksida dikenal yaitu Germanium dioksida (Germania) dan

monoksida germanium GEO. Dioksida ini dapat diperoleh dengan pemanggangan sulfide

germanium dan merupakan bubuk putih yang hanya sedikit larut dalam air tetapi bereaksi

dengan alkali untuk membentuk germinates. Monoksida, oksida germaous dapat diperoleh

dengan reaksi suhu tinggi dari dengan logam Ge. Senyawa biner lainnya, kalkogen juga

dikenal seperti disulpida , diselenide dan monosulfida GES, selenide GeSe, dan telluride

GeTe. Bentuk sebagai endapan putih ketika hydrogen sulfide dilewatkan melalui larutan

asam kuat yang mengandung Ge (IV). Disulfide ini lumayan larut dalam air dan dalam

larutan alkali kaustik atau sulfida basa. Tetapi tidak larut dalam air asam.

Germanium klorida diperoleh sebagai cairan berwarna merah, mendidih pada 83º C

dengan pemanasan logam dengan klorin. Senyawa-senyawa germanium yang lainnya

adalah bismuth germanae, tetra ethil germane, tetra metal germane.

E. Kegunaan dan Bahaya Germanium

1. Kegunaan

Ketika germanium didoping dengan arsenik, galium atau unsur-unsur lainnya, ia

digunakan sebagai transistor dalam banyak barang elektronik. Kegunaan umum germanium

adalah sebagai bahan semikonduktor. Kegunaan lain unsur ini adalah sebagai bahan

19
pencampur logam, sebagai fosfor di bola lampu pijar dan sebagai katalis. Germanium dan

germanium oksida tembus cahaya sinar infra merah dan digunakan dalam spekstroskopi infra

mera dan barang-baran optik lainnya, termasuk pendeteksi infra merah yang sensitif. Index

refraksi yang tinggi dan sifat dispersi oksidanya telah membuat germanium sangat berguna

sebagai lensa kamera wide-angle dan microscope objectives. Bidang studi kimia

organogermanium berkembang menjadi bidang yang penting. Beberapa senyawa germanium

memiliki tingkat keracunan yang rendah untuk mamalia, tetapi memiliki keaktifan terhadap

beberap jenis bakteria, sehingga membuat unsur ini sangat berguna sebagai agen kemoterapi.

Germanium dipandang sebagai pengganti potensial untuk silicon pada chip mini.

Kegunaan lain dalam elektronika termasuk posfor di lampu neon. Germanium transistor

masih digunakan di beberapa pedal efek oleh musisi yang ingin memproduksi karakter nada

khas. Germanium dioksida juga digunakan dalam katalis untuk polimerisasi dalam produksi

polyethylene terephtalate. Selain itu juga germanium telah mendapatkan popularitas dalam

beberapa tahun terakhir terkenal karena kemempuannya untuk meningkatkan fungsi system

kekebalan tubuh pada pasien kanker. Ini tersedia di Amerika Serikat sebagai suplemen

makanan dalam bentuk kapsul, oral atau tablet, dan juga telah ditemukan sebagai larutan

injeksi. Sebelumnya bentuk anorganik, khususnya garam sitrat-laktat, menyebabkan sejumlah

kasus disfungsi ginjal, steatosis hati

Germanium anorganik mampu melindungi tubuh dari pertumbuhan tumor dan kanker

ganas dengan jalan memperkuat sistem imun. Germanium dibutuhkan oleh tubuh, dalam satu

hari minimal 1 mg. Seperti halnya selenium, germanium juga termasuk ke dalam golongan

trace mineral.

Germanium organik melindungi diri dari akumulasi amyloid, suatu produk oksidatif

radikal bebas (berdasarkan riset pada tikus). Kelebihan amyloid akan menyebabkan

amyloidosis, yaitu suatu penyakit yang diakibatkan ketidakseimbangan dalam proses

20
pemecahan protein yang menyebabkan terakumulasinya amyloid. Amyloidosis diketahui

berhubungan dengan penyakit inflammatori kronis, kelainan sel plasma, deposisi amyloid di

organ neuroendokrin, dan defisiensi kongenital enzim (terutama enzim yang berperan dalam

penguraian prekursor amyloid). Selain itu, germanium organik juga melindungi sistein (suatu

asam amino sulfhidril) dari oksidasi.

2. Bahaya

Bahaya fisik yang dapat ditimbulkanoleh germanium, dilihat dari bentuk gasnya, yang

lebih berat dari pada udara sehingga dapat berpindah dengan cepat sepanjang permukaan

bumi. Selain itu, sebagi salah satu logam berat, germanium juga memiliki dampak negatif

apabila terakumulasi dalam sistem perairan

F. Pembuatan Germanium

Germanium dapat dipisahkan dari logam lain dengan penyulingan pecahan dari

Tetraklorida stabil. Seperti silikon, bereksi langsung dengan halogen membentuk tetrahalida

volatile, dengan oksigen membentuk GeO2 dan dengan alkali membentuk germanite.

Ge + 2OH- + H2O GeO32- + 2H2

Seperti SiO2, GeO2 merupakan asam oksida lemah. Germanium hidrida/ germanes

dioksidasi menjadi GeO2 dan H2O oleh O2 tetapi tidak flammable seperti silanes. Halida

GeF2, GeCl2, GeBr2 dan GeI2dan sulfida GeS diketahui tetapi mereka tidak stabil dan

merupakan agen pereduksi kuat. Tetrahalida gan GeS2 diperoleh melalui reaksi langsung

dengan element dan kemudian bereaksi dengan Ge,

Ge + GeCl4  2GeCl2

Ge + GeS2  2GeS

21
2.5 Timah (Sn)

A. Sejarah Timah

Timah dalam bahasa Inggris disebut sebagai Tin dengan symbol kimia Sn. Nama latin
dari timah adalah “Stannum” dimana kata ini berhubungan dengan kata “stagnum” yang
dalam bahasa inggris bersinonim dengan kata “dripping” yang artinya menjadi cair / basah,
penggunaan kata ini dihubungkan dengan logam timah yang mudah mencair.
Timah putih merupakan salah satu logam yang dikenal dan digunakan paling awal.
Ditemukan pada masa sebelum Masehi dan tidak diketahui siapa orang yang pertama kali
menemukan Timah.
Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi, akan tetapi diperoleh dari
senyawaannya yaitu SnO2. Timah pada saat ini diperoleh dari mineral cassiterite atau
tinstone. Cassiterite adalah mineral timah oksida dengan rumus SnO2. Berbentuk kristal
dengan banyak permukaan mengkilap sehingga tampak seperti batu perhiasan. Kristal tipis
Cassiterite tampak translusen. Cassiterite adalah sumber mineral untuk menghasilkan logam
timah yang utama Cassiterite banyak ditemukan dalam deposit alluvial/alluvium yaitu tanah
atau sediment yang tidak berkonsolidasi membentuk bongkahan batu dimana dapat dapat
mengendap di dasar laut, sungai, atau danau.

B. Sifat Fisika dan Kimia Timah

1. Sifat Fisika Timah

 Fasa : padatan
 Densitas : 7,365 g/cm3 (Sn putih) 5,769 g/cm3 (Sn abu-abu)
 Titik didih : 231,93 C
 Titik didih : 2602 C
 Panas fusi : 7,03 kJ/mol
 Kalor jenis : 27,112 J/molK

2. Sifat Kimia Timah

 Bilangan oksidasi : 4,2, -4


 Nomor atom : 50
 Nomor massa : 118,71
 Elektronegatifitas : 1,96 (skala pauli)

22
 Energi ionisasi 1 : 708,6 kJ/mol
 Jari-jari atom : 140 pm
 Jari-jari ikatan kovalen: 139 pm

C. Keberadaan Timah di Alam

Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi akan tetapi diperoleh dari

senyawaannya. Timah pada saat ini diperoleh dari mineral cassiterite atau tinstone.

Cassiterite merupakan mineral oksida dari timah SnO2, dengan kandungan timah berkisar

78%. Contoh lain sumber biji timah yang lain dan kurang mendapat perhatian daripada

cassiterite adalah kompleks mineral sulfide yaitu stanite (Cu2FeSnS4) merupakan mineral

kompleks antara tembaga-besi-timah-belerang dan cylindrite (PbSn4FeSb2S14) merupakan

mineral kompleks dari timbale-timah-besi-antimon-belerang dua contoh mineral ini biasanya

ditemukan bergandengan dengan mineral logam yang lain seperti perak. Timah merupakan

unsur ke-49 yang paling banyak terdapat di kerak bumi dimana timah memiliki kandungan 2

ppm jika dibandingkan dengan seng 75 ppm, tembaga 50 ppm, dan 14 ppm untuk timbal.

Cassiterite banyak ditemukan dalam deposit alluvial/alluvium yaitu tanah atau sediment yang

tidak berkonsolidasi membentuk bongkahan batu dimana dapat dapat mengendap di dasar

laut, sungai, atau danau. Alluvium terdiri dari berbagai macam mineral seperti pasir, tanah

liat, dan batu-batuan kecil. Hampir 80% produksi timah diperoleh dari alluvial/alluvium atau

istilahnya deposit sekunder. Diperkirakan untuk mendapatkan 1 Kg Cassiterite maka sekitar 7

samapi 8 ton biji timah/alluvial harus ditambang disebabkan konsentrasi cassiterite sangat

rendah.

Dibumi timah tersebar tidak merata akan tetapi terdapat dalam satu daerah geografi

dimana sumber penting terdapat di Asia tenggara termasuk china, Myanmar, Thailand,

Malaysia, dan Indonesia. Hasil yang tidak sebegitu banyak diperoleh dari Peru, Afrika

23
Selatan, UK, dan Zimbabwe.

D. Senyawa Timah

• Timah, Senyawaan yang terpenting adalah SnF2 dan SnCl2, yang diperoleh dengan

pemanasan Sn dengan hf dan hcl gas.

• Fluoridanya cukup larut dalam air dan digunakan dalam pasta gigi yang mengandung

fluorida. Air menghidrolisis SnCl2 menjadi klorida yang bersifat basa, tetapi dari larutan

asam encer SnCl2.2H2O dapat terkristalisasi. Kedua halidanya larut dalam larutan yang

mengandung ion halida berlebihan, jadi:

SnF2 + F- = SnF3- pK1

SnCl2 + Cl- = SnCl3- pK1

• Dalam larutan akua fluorida, SnF3- adalah spesies yang utama, tetapi ion-ion SnF+ dan

Sn2F5 dapat dideteksi.

• Halida larutan dalam pelarut donor seperti aseton, piridin, atau DMSO, menghasilkan

adduct peramidal, SnCl2OC(CH3)2.

• Ion Sn2+ yang sangat peka terhadap udara, terjadi dalam larutan asam perklorat, yang dapat

diperoleh dengan reaksi Cu(ClO4)2 + Sn Hg Cu + Sn2+ + 2 ClO4-.

F. Kegunaan Timah

 Timah merupakan logam ramah lingkungan, penggunaan untuk kaleng makanan tidak
berbahaya terhadap kesehatan manusia. Kebanyakan penggunaan timah putih untuk
pelapis/pelindung, dan paduan logam dengan logam lainnya seperti timah hitam dan seng.
 Logam timah banyak dipergunakan untuk solder(52%).Timah dipakai dalam bentuk
solder merupakan campuran antara 5-70% timah dengan timbale akan tetapi campuran 63%
timah dan 37% timbale merupakan komposisi yang umum untuk solder. Solder banyak
digunakan untuk menyambung pipa atau alat elektronik
 Industri plating (16%) , logam timah banyak dipergunakan untuk melapisi logam lain
seperti seng, timbale dan baja dengan tujuan agar tahan terhadap korosi. Aplikasi ini banyak

24
dipergunakan untuk melapisi kaleng kemasan makanan dan pelapisan pipa yang terbuat dari
logam.
 Pewter, merupakan paduan antara 85-99% timah dan sisanya tembaga, antimony,
bismuth, dan timbale. Banyak dipakai untuk vas, peralatan ornament rumah, atau peralatan
rumah tangga.
 Untuk bahan dasar kimia (13%)
 Kuningan & perunggu (5,5%)
 Industri gelas (2%)
 Dan berbagai macam aplikasi lain (11%).

2.6 TIMBAL ( Pb )

A. Sejarah timbal

Logam timbal telah dipergunakan oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu (sekitar

6400 SM) hal ini disebabkan logam timbal terdapat diberbagai belahan bumi, selain itu

timbal mudah di ekstraksi dan mudah dikelola. Unsur ini telah lama diketahui dan disebutkan

di kitab Exodus. Para alkemi mempercayai bahwa timbal merupakan unsur tertua dan

diasosiasikan dengan planet Saturnus. Timbal alami, walau ada jarang ditemukan di bumi.

Timbal dalam bahasa Inggris disebut sebagai “Lead” dengan simbol kimia “Pb”. Simbol

ini berasal dari nama latin timbal yaitu “Plumbum” yang artinya logam lunak. Timbal

memiliki warna putih kebiruan yang terlihat ketika logam Pb dipotong akan tetapi warna ini

akan segera berubah menjadi putih kotor atau abu-abu gelap ketika logam Pb yang baru

dipotong tersebut terekspos oleh udara.

Timbal memiliki empat isotop yang stabil yaitu 204Pb, 206Pb, 207Pb, dan 208Pb. Standar massa

atom Pb rata-rata adalah 207,2. Sekitar 38 isotop Pb telah ditemukan termasuk isotop sintesis

yang bersifat tidak stabil. Isotop timbal dengan waktu paruh yang terpanjang dimiliki

oleh 205Pb yang waktu paruhnya adalah 15,3 juta tahun dan 202Pb yang memiliki waktu paruh

53.000 tahun.

25
Timbal memiliki nomor atom 82 dan nomor massa 207,2. Dengan nomor atom 82 maka

timbal memiliki konfigurasi elektron [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p2 dengan jumlah elektron tiap

selnya adalah 2, 8, 18, 32, 18, 4. Timbal berada pada golongan IVA (14) bersama dengan C,

Si, Ge, dan Sn, periode 6 dan berada pada blok s. Gambar susunan kulit pada timbal adalah:

B. Sifat-Sifat kimia dan fisika Logam Timbal (Pb)

Timbal atau Timah Hitam (Pb) adalah unsur yang bersifat logam, hal ini merupakan

anomali karena unsur-unsur diatasnya (Gol IV) yakni Karbon dan Silikon bersifat non-logam.

Di alam, timbal ditemukan dalam mineral Galena (PbS), Anglesit (PbSO4 ) dan Kerusit

(PbCO3,)

1.Sifat Fisika

 Fasa pada suhu kamar : padatan

 Densitas : 11,34 g/cm3

 Titik leleh : 327,5 0C

 Titik didih : 17490C

 Panas Fusi : 4,77 kJ/mol

 Panas Penguapan : 179,5 kJ/mol

 Kalor jenis : 26,650 J/molK

2.Sifat Kimia

 Bilangan oksidasi : 4,2,-4

 Elektronegativitas : 2,33 (skala pauli)

 Energi ionisasi 1 : 715,6 kJ/mol

26
 Energi ionisasi 2 : 1450,5 kJ/mol

 Energi ionisasi 3 : 3081,5 kJ/mol

 Jari-jari atom : 175 pm

 Radius ikatan kovalen : 146 pm

 Jari-jari Van Der Waals : 202 pm

 Struktur Krista l : kubik berpusat muka

 Sifat kemagnetan : diamagnetic

 Resistifitas termal : 208 nohm.m

 Konduktifitas termal : 35,3 W/mK

 Bereaksi secara cepat dengan halogen

Bereaksi lambat dengan alkali dingin tetapi bereaksi cepat dengan alkali panas

menghasilkan plumbit.

Timbal sering kali memiliki sifat tampak seperti gas mulia yaitu tidak reaktif,

ditunjukkan oleh harga potensial standarnya sebesar – 0,13 V. kereaktifan yang rendah ini

dikaitkan dengan overvoltage yang tinggi terhadap hidrogen, dan juga dalam beberapa hal

tidak terlarutkan oleh H2SO4 pekat dan HCl pekat.

Berbagai macam timbal oksida mudah direduksi menjadi logamnya. Hal ini bisa

dilakukan dengan menggunakan reduktor glukosa, atau mencampur antara PbO dengan PbS

kemudian dipanaskan.

2PbO + PbS 3 Pb + SO2

Bila dipanaskan dengan nitrat dari logam alkali maka logam timbal akan membentuk

PbO yang umumnya disebut sebagai litharge. PbO adalah contoh dari timbal dengan biloks 2.

27
PbO larut dalam asam nitrat dan asam asetat. PbO juga larut dalam larutan basa membentuk

garam plumbit.

PbO2 adalah contoh dari timbal dengan biloks 4 dan merupakan agen pengoksidasi yang

kuat. Karena PbO larut dalam asam dan basa maka PbO bersifat amfoter. Senyawa timbal

dengan dua macam biloks juga ada yaitu Pb3O4 yang dikenal dengan nama minium

C. Keberadaan di Alam

Timbal tidak ditemukan bebas dialam akan tetapi biasanya ditemukan sebagai biji

mineral bersama dengan logam lain misalnya seng, perak, dan tembaga. Sumber mineral

timbal yang utama adalah “Galena (PbS)” yang mengandung 86,6% Pb dengan proses

pemanggangan, “Cerussite (PbCO3)”, dan “Anglesite” (PbSO4). Kandungan timbal dikerak

bumi adalah 14 ppm, sedangkan dilautan adalah: Permukaan samudra atlantik : 0,00003

ppm,Bagian dalam samudra atlantik : 0,000004 ppm,Permukaan samudra,pasifik : 0,00001

ppm, dan Bagian dalam samudra pasifik : 0,000001 ppm

D. Persenyawaan

Persenyawaan timbal yang umum adalah Tetra Etil Lead (TEL), PbO2, Timbal(II)

Klorida (PbCl2), Timbal tetroksida(Pb3O4), dan Timbal(II) Nitrat.

Tetra Etil Lead (TEL)

Tetra etil lead disingkat sebagai TEL adalah senyawa organometalik yang memiliki

rumus Pb(CH3CH2). Senyawa ini disintesis dengan mereaksikan antara alloy NaPb dengan etl

klorida dengan reaksi sebagai berikut:

4 NaPb + 4 CH3CH2Cl (CH3CH2)4Pb + 4 NaCl + 3 Pb

28
TEL yang dihasilkan berupa cairan kental tidak berwarna, tidak larut dalam air akan

tetapi larut dalam benzena, petroleum eter, toluena, dan gasoline. TEL dipakai sebagai zat

“antiknocking” pada bahan bakar. TEL jika terbakar tidak hanya menghasilkan CO2 akan

tetapi juga Pb.

(CH3CH2)4Pb + 13 O2 8 CO2 + 10 H2O + Pb

Pb akan terakumulasi dalam mesin sehingga dapat merusak mesin. Oleh sebab itu

ditambahkan 1,2-dibromoetana dan 1,2-dikloroetana bersamaan dengan TEL sehingga akan

dapat dihasilkan PbBr2 dan PbCl2 yang dapat dibuang dari mesin. Karena efek racun terhadap

manusia maka TEL sekarang tidak boleh dipergunakan.

Timbal(II) Klorida (PbCl2)

PbCl2 merupakan salah satu reagen berbasis timbal yang sangat penting disebabkan dari

senyawa ini dapat dibuat berbagai macam senyawa timbale. Banyak digunakan sebagai bahan

untuk mensintesis timbal titanat dan barium-timbaltitanat, untuk produksi kaca yang

menstransimisikan inframerah, dipakai untuk memproduksi kaca ornament, untuk bahan cat

dan sebagainya. PbCl2 dibuat dari beberapa metode yaitu dengan proses pengendapan

senyawa Pb2+ dengan garam klorida, atau dengan mereaksikan PbO2 dengan HCl.

PbO2 (s) + 4 HCl PbCl2 (s) + Cl2 + 2 H2O

Atau dibuat dari logam Pb yang direaksikan dengan gas Cl2

Pb + Cl2 PbCl

Plumbi oksida

29
Nama kimianya adalah Plumbi oksida atau Timbal(IV) oksida merupakan oksida

timbal dengan biloks 4. PbO2 ada dialam sebagai mineral plattnerite. PbO2 bersifat amfoter

dimana dapat larut dalam asam maupun basa. Jika dilarutkan dalam basa kuat akan terbentuk

ion plumbat dengan rumus Pb(OH)62-. Dalam kondisi asam maka biasanya tereduksi menjadi

ion Pb2+. Ion Pb4+tidak pernah ditemukan dalam larutan. Penggunaan PbO2 yang utama

adalah sebagai katoda dalam accu.

Timbal tetroksida (Pb3O4)

Dikenal dengan nama timbal tetroksida, minium, atau triplumbi tetroksida. Berupa zat

padat berwarna merah atau jingga. Rumus umumnya adalah Pb3O4 atau 2PbO.PbO2.

Memiliki titik leleh 500oC dimana pada suhu ini Pb3O4 terdekomposisi menjadi PbO dan

oksigen. Pb3O4 ini banyak dipergunakan oleh industri penghasil baterai, kaca timbal, dan cat

anti korosi. Senyawa timbal ini tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam HCl, asam asetat

glacial, dan campuran antara asam nitrat dan hidrogen peroksida. Pb3O4dibuat dari proses

kalsinasi dari PbO2 dengan kehadiran oksigen pada suhu 450-4800C.

Timbal(II) Nitrat

Memiliki rumus kimia Pb(NO3)2. Timbal(II) nitrat umumnya merupakan kristal

yang tidak berwarna atau berbentuk bubuk putih, dibandingkan dengan garam timbal yang

lain maka gram timbal ini sangat mudah larut dalam air. Timbal(II) nitrat sangat bersifat

racun terhadap manusia dan merupakan oksidator.

Cara membuat timbal nitrat adalah dengan melarutkan logam Pb pada larutan asam nitrat atau

dengan melarutkan PbO dalam asam nitrat.

3 Pb (s) + 8 H+ (aq) + 2 NO3 (aq) 3 Pb2+ (aq) + 2 NO (g) + 4 H2O (l)

PbO (s) + 2 H+ (aq) Pb2+ (aq) + H2O (l)

30
Larutan Pb(NO3)2 bereaksi dengan KI mebentuk PbI2 yang berwarna kuning. Intensitas warna

kuning ini tergantung dari banyaknya jumlah reaktan yang digunakan.

Pb(NO3)2 (s) + 2 KI (s) PbI2 (s) + 2 KNO3 (s)

E. Cara Memproduksi Timbal

Pada umumnya biji timbal mengandung 10% Pb dan biji yang memiliki kandungan

timbal minimum 3% bisa dipakai sebagai bahan baku untuk memproduksi timbal. Biji timbal

pertama kali dihancurkan dan kemudian dipekatkan hingga konsentrasinya mencapai 70%

dengan menggunakan proses “froth flotation” yaitu proses pemisahan dalam industri untuk

memisahkan material yang bersifat hidrofobik dengan hidrofilik.

Kandungan sulfida dalam biji timbal dihilangkan dengan cara memanggang biji timbal

sehingga akan terbentuk timbal oksida (hasil utama) dan campuran antara sulfat dan silikat

timbal dan logam-logam lain yang ada dalam biji timbal. Pemanggangan ini dilakukan

dengan menggunakan aliran udara panas. Reaksi yang terjadi adalah:

MSn + 1.5nO2 → MOn + nSO2.

Timbal oksida yang terbentuk direduksi dengan menggunakan alat yang dinamakan

“blast furnace” dimana pada proses ini hampir semua timbal oksida akan direduksi menjadi

logam timbal. Hasil timbal dari proses ini belum murni dan masih mengandung kontaminan

seperti Zn, Cd, Ag, Cu, dan Bi. Timbal oksida yang tidak murni ini kemudian dicairkan

dalam “furnace reverberatory” dan ditreatment menggunakan udara, uap, dan belerang

dimana kontaminan akan teroksidasi kecuali perak, emas, dan bismuth. Kontaminan ini akan

terapung pada bagian atas sehingga dapat dipisahkan. Logam perak dan emas dipisahkan

dengan menggunakan proses Parkes, dan bismuthnya dihilangkan dengan menggunakan

logam kalsium dan magnesium. Hasil logam yang dihasilkan dari keseluruhan proses ini

31
adalah logam timbal. Logam timbal yang sangat murni diperoleh dengan cara elektrolisis

meggunakan elektrolit silica flourida.

F. Kegunaan dan Kerugian Timbal

 Timbal memiliki manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup manusia apabila

dikelola secara bijaksana, adapun berbagai kegunaan dari timbal antara lain: Timbal

digunakan dalam accu dimana accu ini banyak dipakai dalam bidang automotif, Timbal

dipakai sebagai agen pewarna dalam bidang pembuatan keramik terutama untuk warna

kuning dan merah, Timbal dipakai dalam industri plastic PVC untuk menutup kawat listrik,

Timbal dipakai sebagai proyektil untuk alat tembak dan dipakai pada peralatan pancing

untuk pemberat disebakan timbale memiliki densitas yang tinggi, harganya murah dan mudah

untuk digunakan, Lembaran timbal dipakai sebagai bahan pelapis dinding dalam studio

music, Timbal dipakai untuk pelindung alat-alat kedokteran, laboratorium yang

menggunakan radiasi misalnya sinar X,Timbal cair dipergunakan sebagai agen pendingin

dalam peralatan reactor yang menggunakan timbale sebagai pendingan, Kaca timbal

mengandung 12-28% Pb dimana dengan adanya Pb ini akan mengubah karakteristik optis

dari kaca dan mereduksi transmisi radiasi, Timbal banyak dipakai untuk elektroda pada

peralatan elektrolisis, Timbal digunakan untuk solder untuk industri elektronik, Timbal

dipakai dalam berbagai kabel listrik bertegangan tinggi untuk mencegah difusi air dalam

kabel, Timbal ditambahkan dalam peralatan yang terbuat dari kuningan agar tidak licin dan

biasanya digunakan dalam peralatan permesinan, Timbal dipakai dalam raket untuk

memperberat massa raket, Timbal karena sifatnya tahan korosi maka dipakai dalam bidang

kontruksi, Dalam bentuk senyawaan maka tetra-etil-lead dipakai sebagai anti-knock pada

bahan bakar.

32
 Semikonduktor berbahan dasar timbal banyak seperti Timbal telurida, timbale

selenida, dan timbale antimonida dipakai dalam peralatan sel surya dan dipakai dalam

peralatan detektor inframerah.

 Timbal biasanya dipakai untuk menyeimbangkan roda mobil tapi sekarang dilarang

karena pertimbangan lingkungan.

 Digunakan sebagai aditif bahan bakar (TEL), berfungsi untuk mengurangi knock pada

mesin.

Mengenai kegunaan point terakhir, bensin yang mengandung TEL (Tetra Ethyl Lead)

di Indonesia dikenal sebagai bensin premium dengan angka oktan bernilai lebih dari 80,

sedangkan yang bernlai oktan 98 lebih dikenal sebagai bensin super. Semakin tinggi angka

oktan berarti mutu suatu bensin menjadi semakin baik dan efisiensinya semakin tinggi (Jarak

yang ditempuh persatuan volume semakin jauh) serta bagus untuk mesin.

Namun ternyata bensin Bertimbal atau yang mengandung TEL menyebabkan

ancaman bagi umat manusia. Menurut sebuah penelitian, kadar timbal (Pb) di udara

dibeberapa kota besar Indonesia telah melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu sebesar 10 mikrogram per desiliter udara. Diam-

diam menghanyutkan, itulah peribahasa yang cocok untuk timbal. Logam timbal adalah silent

epidemic yang dampaknya baru diketahui 5-15 tahun kedepan.

Lebih jauh lagi tentang bahaya timbal, ternyata timbal menyebabkan kerugian lainnya

yakni: Dapat memicu turunnya IQ seseorang, Perilaku anti social, Beringas, Kesulitan

dalam bernalar, Anemia, Gangguan fungsi reproduksi, Memicu cacat pada janin,

Sistem pencernaan, di mana Pb dapat menyebabkan kolik dan konstipasi, Bersifat

karsinogenik dalam dosis tinggi

33
Dari data tersebut, tidaklah mengherankan apabila orang kota memiliki sifat egois.

Tidak seperti di pedesaan yang udaranya masih segar, sehingga sifat sosialnya tinggi.

Menurut data terpercaya, setiap kenaikan kadar timbal 10 mikrogram per desiliter dalam

darah, dapat memicu penurunan IQ sebesar 2,5 Point.

Paparan Pb dosis tinggi mengakibatkan kadar Pb darah mencapai 80 µg/dL pada

orang dewasa dan 70 µg/dL pada anak-anak sehingga terjadi ensefalopati, kerusakan arteriol

dan kapiler, edeme otak, degenerasi neuron, serta perkembangbiakan sel glia yang disertai

dengan munculnya ataksia, koma, kejang-kejang, dan hiperaktivitas. Kandungan Pb dalam

darah berkorelasi dengan tingkat kecerdasan manusia. Semakin tinggi kadar Pb dalam darah,

semakin rendah poin IQ. Apabila dalam darah ditemukan kadar Pb sebanyak tiga kali batas

normal (intake normal sekitar 0,3 mg/hari), maka akan terjadi penurunan kecerdasan

intelektual.Intoksikasi Pb bisa terjadi melalui jalur oral, lewat makanan, minuman,

pernafasan, kontak lewat kulit, kontak lewat mata, serta lewat parenteral. Logam Pb tidak

dibutuhkan oleh tubuh manusia sehingga bila makanan atau minuman tercemar Pb

dikonsumsi, maka tubuh akan mengeluarkannya. Sebagian kecil Pb diekskresikan melalui

urin atau feses karena sebagian terikat oleh protein dan sebagian lainnya lagi terakumulasi

dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan rambut.

Pencemaran timbal tidak hanya melalui udara, namun juga melalui air. Apabila

melalui air dapat berupa buangan limbah pabrik yang tidak dikelola secara bijaksana, yang

dapat menyebabkan keracunan Timbal. Adapun keracunan yang demikian dampaknya dapat

dikurangi dengan pemberian [Ca(EDTA)]2- yang dapat mengasingkan ion logam Pb2+.

Upaya Meminimalisir Dampak Endemik Timbal

34
 Bagi sekolah hendaknya menerapkan peraturan 3 km, yakni peraturan yang

mewajibkan bagi para siswa yang rumahnya berjarak kurang dari 3 km untuk menaiki sepeda.

Selain untuk menghemat penggunaan bahan bakar, menaiki sepeda dapat menjadi olahraga

bagi para siswa. Siswa juga diajari untuk peduli pada lingkungan.

 Menemukan bahan bakar alternatif.

 Berolahraga secara rutin. Berolahraga dapat meningkatkan metabolism tubuh, yang

berarti dapat membongkar senyawa-senyawa yang berbahaya. Apabila seseorang jarang

berolahraga, maka logam timbal dapat mudah menumpuk pada tubuh seseorang.

 Pengelolaan secara bijaksana bagi setiap pabrik yang menggunakan Logam Timbal,

sebuah industri tidak hanya mengeruk keuntungan sebesar-besarnya tetapi juga harus

memperhatikan alam sekitar pabrik.

35
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Golongan IVA pada tabel sistem periodik disebut pula golongan karbon.

2. Dinamakan golongan karbon karena unsur pertama dan umum ditemukan.

3. Unsur-unsur Golongan IVA adalah karbon (C), silikon (Si), germanium (Ge), timah

(Sn), dan timbal (Pb).

4. Setiap Unsur memiliki sifat,kesenyawaan,cara pemerolehan,dan kegunaan yang

berbeda-beda.

5. Adapun faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan terbentuknya ion positif pada

golongan 4 dari atas ke bawah adalah Elektronegativitas dan energi ionisasi.

Daftar Pustaka

Anonim, A. 2012. Golongan IVA. http://www.chem-is-try.org ( Diakses 18 Maret 2012 )

Anonim, B. 2012. Golongan IVA Karbon. http://belajarkimia.com ( Diakses 18 Maret 2012 )

Anonim, C. 2012.Golongan IVA Pada SPU. Belajarkimia.com ( Diakses !8 Maret 2012 )

Anonim, D. 2012. Golongan IVA. http://www.artikelkimia.info/ ( 18 Maret 2012 )

Anonim, E. 2012. Golongan IVA Kimia. http://chemistry-science29.blogspot.com

( 18 Maret 2012 )

Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia.Bandung : Grafindo Media Pratama.

36
37

Anda mungkin juga menyukai