Anda di halaman 1dari 16

Nama : Adam

Muhammad khatami
Nim : 160112300079
Kelas : 1 F
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Setelah aluminium, besi adalah logam yang paling berlimpah-limpah
dan yang keempat berlimpah-limpah dari semua unsur-unsur; itu terjadi
terutama sebagai oksida untuk hematit contoh ( Fe 2O3), magnetit ( besi
magnet) (Fe3O4) dan sebagai pirit besi Fes2. (C. Chambers and a. K.
Holliday. 1975).
Pada manusia besi merupakan unsur penting dalam hemoglobin
darah. Besi bebas ditemukan dalam meteorit, dan besar kemungkinan
bahwa manusia primitif menggunakan besi ini sebagai sumber atau bahan
untuk alat dan senjata mereka. Ekstraksi besi telah dilakukan beberapa
ribu tahun yang lalu, dan besi masih menjadi logam yang paling penting
dalam kehidupan sehari-hari karena kelimpahan dan kemudahan
didapatnya, dan kemampuannya untuk dibentuk dan ditempa untuk
berbagai kegunaan.
Fe bersifat pyrophoric di udara, tetapi logamnya mengoksidasi udara
kering hanya ketika dipanaskan. Pada udara lembab, Fe berkarat,
pembentukan suatu oksida hydrated Fe2O3Xh2O. Besi bereaksi dengan
halogen pada suhu 470–570 K untuk membentuk FeF3, FeCl3, FeBr3, dan
FeI2. Ketika bubuk besi dan belerang dipanaskan bersama-sama, FeS
diproduksi. Formasi tentang karbid besi dan campuran logam adalah hal
yang rumit dalam industri baja. Kebanyakan dari ilmu kimia Fe melibatkan
Fe(II) atau Fe(III), dengan Fe(IV) dan Fe(VI) yang dikenal sejumlah kecil
sebagai campuran. (Chatherine. 2005)
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak
digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari. Dalam tabel periodik,
besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26.
Baja pada dasarnya ialah besi (Fe) dengan tambahan unsur Karbon ( C )
sampai dengan 1.67% (maksimal). Bila kadar unsur karbon ( C ) lebih dari
1.67%, maka material tersebut biasanya disebut sebagai besi cor (Cast
Iron).
Makin tinggi kadar karbon dalam baja, maka akan mengakibatkan hal-
hal sbb:
• Kuat leleh dan kuat tarik baja kan naik,
• Keliatan / elongasi baja berkurang,
• Semakin sukar dilas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sifat fisik dan kimia dari Besi dan Baja?
2. Bagaimana cara pengekstraksian Besi dan Baja?
3. Apa saja senyawa - senyawa penting dari Besi dan Baja?
4. Apa saja kegunaan – kegunaan Besi dan Baja?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui sifat fisik dan sifat kimia dari Besi dan Baja
2. Mengetahui cara pengekstraksian Besi dan Baja
3. Mengetahui senyawa – senyawa penting dari Besi dan Baja
4. Mengetahui kegunaan – kegunaan Besi dan Baja
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sifat Fisika dan Kimia
Besi
1. Elektronegativitas menurut Pauling : 1,8
2. Kepadatan : 7,8 g/cm 3 pada 20 °C
3. Titik lebur : 1536 °C
4. Titik didih : 2861 °C
5. Radius Vanderwaals : 0,126 nm
6. Radius ionik: 0,076 nm (+2) : 0,064 nm (+3)
7. Isotop :8
8. Energi ionisasi pertama : 761 kJ/mol
9. Energi ionisasi kedu : 1556,5 kJ/mol
10. Energi ionisasi ketiga : 2951 kJ/mol
11. Potensial standar: – 0.44 V (Fe2+ / Fe): 0,77 V ( Fe3+ / Fe2+)
12. Ditemukan oleh : Orang jaman kuno

Baja
1. Titik didih : 1550OC
2. Titik lebur : 2900OC
3. konduktivitas listrik
4. Menghantarkan panas
5. Reaktif
6. Jumlah elektron bebas yang tinggi di segala bentuk logam
padat menyebabkan logam tidak pernah terlihat transparan.

Sifat Fisika yang lain


Besi
1. Besi adalah logam berkilau, kuat, mudah ditempa, dan berwarna
perak abu-abu.
2. Besi merupakan unsur kesepuluh paling melimpah di alam semesta.
3. Besi juga unsur paling melimpah (massa , 34,6%) yang membentuk
bumi. Konsentrasi besi dalam berbagai lapisan bumi bervariasi dari
amat tinggi di inti hingga sekitar 5% di kerak luar. Sebagian besar
besi ditemukan dalam berbagai senyawa oksida besi, seperti mineral
hematit, magnetit, dan taconite. Inti bumi diyakini sebagian besar
terdiri dari paduan logam besi-nikel. Unsur besi sangat penting
dalam hampir semua organisme hidup. Pada manusia, besi
merupakan unsur penting dalam hemoglobin darah.
Baja
1. Berat dan Berat Jenis Baja
Berat baja per m3 diperlukan saat melaksanakan perhitungan
volume besi atau menghitung struktur bangunan guna mencari nilai
beban yang harus ditahan oleh sebuah struktur baja. Menurut
standar nasional indonesia berat jenis baja adalah 7850 kg/m3. Pada
kondisi nyata berat jenis baja dipengaruhi oleh bahan baja itu sendiri
seperti kandungan logam tertentu, kepadatan baja, kualitas baja
yang menyebabkan perbedaan pada berat jenis baja.
2. Daya hantar panas pada baja
Baja merupakan logam yang terbuat dari besi dengan campuran
karbon. Berdasarkan campuran karbonnya baja dikategorikan
menjadi 3 macam yaitu: baja dengan kadar karbon rendah(0-
0,25%),b aja dengan kadar karbon menengah(0,25-0,55%) dan baja
dengan karbon tinggi diatas 0,55%. Baja memiliki keunggulan yaitu
memiliki sifat penghantar panas yang baik. Digunakan pada
penghantar transmisi yaitu ACSR dimana fungsi baja dalam hal ini
adalah memperkuat konduktor aluminium secara mekanis setelah
digalfanis dengan Seng. keuntungan dipakainya baja pada ACSR
adalah menghemat pemakaian aluminium.
Aluminium berinti baja, yang biasanya dikenal sebagai ACSR
(Aluminium Cable Steel Reinforced), suatu kabel penghantar
aluminium yang dilengkapi dengan unit kawat baja pada inti
kabelnya. Kawat baja itu diperlukan guna meningkatkan kekuatan
tarik kabel. ACSR ini banyak digunakan untuk kawat saluran hantar
udara.
3. Konduktivitas listrik
Konduktivitas listrik pada baja termasuk konduktivitas listrik yang
baik, karena paduan logam pada baja merupakan pencampuran
besi(Fe) dan krom(Cr).

Sifat Kimia
Besi
1. Logam ini memiliki empat bentuk kristal yang berbeda.
Jika terpapar udara, besi berpotensi mengalami karat. Besi berkarat
terutama di udara lembab, tetapi tidak di udara kering.
2. Logam ini mudah larut dalam asam encer.
Besi merupakan unsur yang aktif secara kimia dan membentuk dua
seri utama senyawa kimia, besi bivalen (II) atau fero, dan senyawa
besi trivalen (III) atau feri.
3. Unsur besi bersifat elektropositif yaitu mudah melepaskan elektron.
Karena sifat inilah bilangan oksidasi besi bertanda positif.
4. Besi dapat memiliki biloks 2, 3, 4 dan 6.
Hal ini disebabkan karena perbedaan energi elekktron pada subkulit
4s dan 3d cukup kecil, sehingga elektron pada subkulit 3d juga
terlepas ketika terjadi ionisasi selain elektron pada subkulit 4s.
5. Logam murni besi sangat reaktif secara kimiawi dan mudah
terkorosi, khususnya di udara yang lembab atau ketika terdapat
peningkatan suhu.
6. Besi memiliki bentuk allotroik ferit yaitu alfa, beta, gamma dan
omega dengan suhu transisi 700oC, 928oC, dan 1530oC. Bentuk alfa
bersifat magnetik, tapi ketika berubah menjadi beta, sifat
magnetnya menghilang meski pola geometris molekul tidak
berubah.
7. Mudah bereaksi dengan unsur-unsur non logam seperti sulfur, fosfor,
boron, karbon dan silikon.
8. Oksidanya bersifat amfoter yaitu oksida yang menunjukkan sifat-
sifat asam sekaligus basa.
Baja
1. Logam biasanya cenderung untuk membentuk kation dengan
menghilangkan elektronnya, kemudian bereaksi dengan oksigen di
udara untuk membentuk oksida basa.
Contohnya:
4 Na + O2 → 2 Na2O (natrium oksida) 2 Ca + O2 → 2 CaO (kalsium
oksida) 4 Al + 3 O2 → 2 Al2O3 (aluminium oksida)
2. Beberapa logam seperti aluminium, magnesium, beberapa macam
baja, dan titanium memiliki semacam "pelindung" di bagian paling
luarnya, sehingga tidak dapar dimasuki oleh molekul oksigen.

2.2 Ekstraksi
Besi
Bijih oksida besi ditambang di berbagai bagian dunia. Contohnya
haematite Fe2O3 dan magnetite Fe3O4.
1. Campuran padatan bijih haematite, coke dan limestone secara
kontinu dimasukkan ke dalam blast furnace.
2. Coke dibakar di dasar dan udara panas ditiupkan untuk membakar
coke (karbon) untuk membentuk karbon dioksida dalam reaksi
oksidasi (C menerima O).
3. Energi panas dibutuhkan dalam reaksi eksotermik untuk
meningkatkan suhu blast furnace hingga di atas 1000oC untuk
mempengaruhi reduksi bijih logam.
karbon + oksigen → karbon dioksida
C(s) + O2(g) → CO2(g)
4. Pada suhu tinggi terbentuk karbon dioksida, bereaksi dengan coke
(karbon) lain untuk membentuk karbon monoksida
karbon dioksida + karbon o karbon monoksida
CO2(g) + C(s) → 2CO(g)
(catatan: CO2 tereduksi dengan kehilangan O, C teroksidasi dengan
menerima O)
5. Karbon monoksida adalah molekul yang benar-benar mengusir
oksigen dari bijih besi oksida.
Ini adalah reaksi reduksi (Fe2O3 kehilangan O, atau Fe3+
menerima tiga elektron untuk membentuk Fe) dan CO dikenal
sebagai agen pereduksi (pengusir O dan teroksidasi dalam proses).
6. Logam besi dilelehkan pada suhu blast furnace tinggi dan menetes
ke dasar blast furnace. Reaksi reduksi utama adalah Besi (III)
oksida + karbon monoksida → besi + karbon dioksida
Fe2O3(s) + 3CO(g) → 2Fe(l) + 3CO2(g)
Catatan, dalam kedua reaksi di atas, oksidasi dan reduksi selalu
terjadi bersamaan.
Reaksi reduksi bijih logam yang lain adalah Besi (III) oksida +
karbon o besi + karbon monoksida.
Fe2O3(s) + 3C(g) → 2Fe(l) + 3CO(g)

atau besi (III) oksida + karbon → besi + karbon dioksida

2Fe2O3(s) + 3C (g) → 4Fe(l) + 3CO2(g)

Bijih logam asli mengandung acidic mineral impurities seperti


silika (SiO2, silikon dioksida). Ini bereaksi dengan kalsium karbonat
(limestone) untuk membentuk molten slag misal dari kalium silikat.

kalsium karbonat + silika → kalsium silikat + karbon dioksida

CaCO3 + SiO2 → CaSiO3 + CO2

Kadang-kadang ditunjukkan dalam dua langkah:

CaCO3 → CaO + CO2

CaO + SiO2 → CaSiO3

7. Molten slag membentuk lapisan di atas lelehan besi yang lebih


padat dan keduanya dapat dipisahkan, dan biasanya, disalurkan ke
luar. Besi didinginkan dan dicetak ke dalam pig iron ingots atau
ditransfer langsung ke furnace penghasil baja.
8. Limbah gas dan debu dari blast furnace harus diperlakukan
dengan baik untuk menghindari polusi lingkungan.
9. karbon monoksida yang sangat beracun dapat dibakar untuk
menghasilkan sumber energi panas, dan dalam reaksi eksoterm
dikonversikan menjadi karbon dioksida yang tidak berbahaya.
karbon monoksida + oksigen → karbon dioksida
2CO(g) + O2(g) → 2CO2(g)
10. Gas asam seperti sulfur dioksida dari bijih sulfida, dapat
dihilangkan dengan bubbling melalui larutan alkali seperti kalsium
hidroksida (’limewater’) yang dinetralkan dan dioksidasi menjadi
kalsium sulfat yang tidak berbahaya. Pembersihan gas dengan
cara ini disebut ‘gas scrubbing’.
11. Air yang terkontaminasi harus dibersihkan dari bahan kimia
berbahaya sebelum dilepaskan ke sungai atau didaur ulang melalui
water treatment plant.
12. waste slag digunakan untuk konstruksi jalan atau menimbun
galian sehingga dapat ditanami.
13. Besi dari blast furnace baik untuk obyek cast iron yang sangat
keras tetapi terlalu rapuh untuk aplikasi lainnya karena kandungan
karbon dari coke-nya terlalu tinggi. Jadi dikonversikan menjadi
steel alloy untuk range yang lebih luas

Baja
Pembuatan baja dilakukan dengan cara memperoleh bahan
berupa besi kasar terlebih dahulu. Besi kasar merupakan hasil dari
pengolahan bijih besi melalui beberapa proses seperti proses reduksi
kandungan zat pengotor dan reduksi ukuran menjadi pellet. Setelah
itu pellet diproses di dalam tanur tinggi sehingga dihasilkan cairan
besi yang akan turun ke dasar tanur tinggi. Besi kasar yang telah
dihasilkan di tanur tinggi tadi kemudian diolah secara lanjut menjadi
menjadi barbagai jenis baja.
Ada beberapa proses yang dilakukan untuk merubah besi kasar
menjadi baja :
1. Proses Konvertor
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan
menghadap ke samping.
Sistem kerja :
• Dipanaskan dengan kokas sampai suhu ±1500ºC
• Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku (±1/8 dari
volume konvertor)
• Kembali ditegakkan
• Menghembuskan udara bertekanan 1,5-2 atm dari kompresor
• Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk
mengeluarkan hasilnya
2. Proses Bassemer
Adalah proses untuk produksi massa baja cair pig iron. Prinsip
dari proses ini adalah menghilangkan kotoran dari besi dengan
oksidasi dengan udara yang ditiup melalui besi cair.
Proses ini dilakuka di dala container baja bulat telur besar
dilapisi dengan tanah liat atau dolomit yang disebut konverter
bassemer. Di bagian atas atas converter merupakan bukaan,
biasanya miring relative ke bidang kapal. Di bagian bawah Bagian
bawah ini berlubang dengan sejumlah saluran yang disebut
tuyères melalui udara dipaksa menjadi konverter. Konverter ini
diputar pada trunnions sehingga dapat diputar untuk menerima
tuduhan, berbalik tegak selama konversi dan kemudian diputar lagi
untuk menuangkan baja cair di akhir.
Proses yang terjadi adalah proses oksidasi. Proses oksidasi ini
digunanakan untuk menghilangkan pengotor seperti silicon,
mangan dan karbon sebagai oksida yang akan membentuk gas
ataupun terak padat. Setelah baja yang dinginkan terbentuk itu
dicurahkan ke ladle kemudian ditransfer ke dalam cetakan dan
terak ringan yang tertinggal. Proses konversi yang disebut
"pukulan" dilakukan dalam waktu sekitar dua puluh menit. Selama
periode ini kemajuan oksidasi kotoran dapat dilihat atau dinilai oleh
penampilan dari api yang keluar dari mulut konverter.
3. Proses Open-Heart
Proses pembuatan dengan dapur ini adalah proses oksidasi
kotoran yang terdapat pada bijih besi sehingga menjadi terak yang
mengapung pada permukaan baja cair. Oksigen langsung
disalurkan kedalam cairan logam melalui tutup atas. Apabila
selesai tiap proses, maka tutup atas dibuka dan cairan baja
disalurkan untuk proses selanjutnya untuk dijadikan bermacam-
macam jenis baja.
Pada proses Open-Hearth ( dapur Siemens Martin ) digunakan
campuran besi mentah (pig iron) padat atau cair dengan baja
bekas (steel scrap) sebagai bahan isian (charge). Pada proses ini
temperatur yang dihasilkan oleh nyala api dapat mencapai
1800oC. Bahan bakar (fuel) dan udara sebelum dimasukkan ke
dalam dapur terlebih dahulu dipanaskan dalam “Cheekerwork” dari
renegarator.
Proses pembuatan baja dengan cara Open-Hearth ini meliputi
3 periode yaitu :
a. Periode memasukkan dan mencairkan bahan isian.
b. Periode mendidihkan cairan logam isian.
c. Periode membersihkan/memurnikan (refining) dan deoksidasi
Bahan bakar yang dipakai adalah: campuran blast furnace gas dan
cokes oven gas.
3.1 Proses Basic Open-Heart
Pada proses basic open-hearth ini, mula-mula ke dalam
dapur dimasukkan baja bekas (scarap steel) yang ringan
kemudian baja bekas yang berat. Setelah itu ditambahkan
bahan tambah (batu kapaur) dan bijih besi yang diperlukan
untuk membentuk terak pertama. Pada proses akhir peleburan,
sebagian phosphor (P) yang terdapat besi mentah akan berubah
menjadi terak. Untuk menjaga agar terak tidak masuk/bereaksi
kembali dengan logam cair, maka kira-kira 40%-50% terak
tersbut lekas dikeluarkan dan juga perlu ditambah batu kapur
untuk membentuk terak yang baru.
3.2 Proses Acid Open-Hearth
Proses acid open-hearth membutuhkan bahan isian
berkualitas lebih baik dengan kadar Phospor P<0.03% dan
kadar Sulphur S<0.03%. proses ini biasanya menggunakan
bahan isian padat dengan 30-50% berat baja keras. Kandungan
siliconc ini perlu dipertahankan <0.6%, , kandungan ini perlu
dipertahankan dalam kadar yang rendah sebab pada akhir
periode pemanasan, kandungan silicon akan naik. Pada proses
ini biji besi tidak boleh ditambah di bahan isian, dmana hal itu
dapat menimbulkan reaksi dengan silica pada bagian tungku
berupa 2Fe.SiO2. Pada proses ini, biji besi tidak boleh
ditambahkan pada bahan isian, dimana hal itu dapat
menimbulkan reaksi dengan Silica pada bagian tungku berupa
2FeO.SiO2. Setelah pengisian dan pemanasan, besi, Silicon dan
Mn dioksidasi dan bersatu dengan bahan tambah dan
membentuk terak pertama (+ 40% SiO2).
4. Proses Basic Oxygen Furnace
Proses tanur oksigen basa (Basic Oxygen Funace),
menggunakan besi kasar (65-85%) yang dihasilkan tanur tinggi
sebagai bahan dasar utama yang dicampur dengan besi bekas dan
batu kapur.
Proses BOF adalah sebagai berkut :
• Logam dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu
ditegakkan).Oksigen (+1000) ditiup lewat oxygen lance ke
ruang bakar dengan kecepatan tinggi (55 m3(99,5%O2) tiap
satu ton muatan) dengan tekanan 1400 kN/m2.
• Ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P
dan S.
5. Proses Dapur Elektrik
Panas yang dibutuhkan untuk mencairkan baja adalah berasal
aliran listrik yang disalurkan dari tiga buah elektroda karbon dan
dimasukkan mendekati dasar dapur. Proses pembuatannya adalah
dengan memasukkan besi bekas dan bahan-bahan yang perlu
ditambahkan, kemudian aliran listrik dari elektroda akan mecairkan
besi bekas dan bahan-bahan tambahan yang dimasukkan dengan
cepat dapat mencair.
6. Proses Dapur Kopel
Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau
besi tuang.
Proses :
• Pemanasan awal agar bebas dari uap air
• Bahan bakar (kayu bakar dan kokas) dinyalakan selama15
jam
• Kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah
hingga kokas mencapai 700-800 mm dari dasar tungku
• Besi bekas dan besi kasar sebesar 10-15% ton/jam
dimasukkan
• 15 menit baja cair dikeluarkan dari mulut pengeluaran
7. Proses Dapur Cawan
Proses kerja dapur cawan dimulai dengan:
• Memasukkan baja bkas dan besi kasar dalam cawan
• Kemudian dapur ditutup rapat
• Gas-gas panas dimasukkan sehingga memanaskan
sekekliling cawan dan muatan dalam cawan akan mencair
• Baja cair tersebut siap dituang untuk dibuat menjadi baja-
baja istimewa dengan menambahkan unsur-unsur paduanlain
yang dibutuhkan.
8. Proses Pembuatan Baja Secara Duplex
Proses ini dilakukan dengan prinsip penggabungan 2 metode
pembuatan baja:
• Proses Open-Harth furnace secara asam basa
• Proses Open-Hearth secara basa dan electric furnace secara
basa
• Proses Bessemer converter dan Open-Herath furnace secara
basa.
Prinsip kerjanya:
a) Proses open-hearth furnace secara basa dan asam.
Mula-mula bahan isian diproses pada open-hearth secara
basa, kemudian baja cair dari proses open-hearth secara
basa diproses lagi pada open-hearth furnace secara asam
sampai selesai, barulah baja yang dihasilkan dituang.
b) Proses open-hearth furnace secara basa dan electric furnace
secara basa.
Mula-mula bahan isian diproses dahulu dalam open-
hearth secara basa kemudian baja cair hasil proses open-
hearth secara basa diproses lagi dalam electric furnace basa
sampai selesai.
c) Proses Bessemer Converter dan Open-Hearth furnace secara
basa
Mula-mula bahan isian diproses dalam Bessemer
Converter dan hasil Bessemer Converter ini diproses lagi
dalam Open-Hearth furnace secara basa sampai selesai.

2.3 Senyawa-Senyawa Penting Besi dan Baja


Besi
Besi memiliki dua jenis bilangan oksidasi, yaitu Fe 2+ (ion fero) dan
Fe3+(ion feri). Kation besi ini mmudah berikatan dengan anion, seperti
SO42- dan Cl Berikut contoh senyawa yang mengandung unsur besi
beserta kegunaanya.
a. Besi (II) Sulfat (FeSO4)
Digunakan sebagai sumber mineral besi untuk terapi defisiensi atau
kekurangan zat besi.Snyawa FeSO4 teknis (kurang murni) digunakan
untuk membuat tinta bubuk.
b. Besi (III) Sulfat
Senyawa besi (III) sulfat ini digunakan dalam pewarnaan tekstil dan
pengetsaan aluminium.
c. Besi (II) Oksida (FeO)
Senyawa besi (II) oksida ini dikenal juga sebagai meni besi atau oker
yang digunakan sebagai pewarna tegel atau ubin.

2.4 Aplikasi Besi dan Baja


Besi
Besi digunakan untuk membuat kontruksi jembatan, badan
kendaraan (kereta api dan mobil), rel kereta api, dan kontruksi
bangunan lainya. Kegunaan besi dalam bentuk logam campurannya,
diantaranya sebagai berikut:
a. Stainless Steel
Stainless Steel merupakan campuran 74% Fe, 185 Cr, dan 8% Ni.
Stailess steel bersifat kuat dab tahab tehadap korosi sehingga sering
digunakan untuk membuat peralatan industri, peralatan rumah
tangga, dan komponen kendaraan bermotor.

b. Produk Otomotf

c. Konstruksi

d. Shipping

e. Mesin

f. Jalan Kereta Api

g. Perlengkapan listrik
h. Perkakas rumah.

i. Alat industri berat.

Baja
a. Baja Nikel
Baja nikel merupakan campuran 75% Fe dan 25%Ni.Baja nikel
bersifat keras dan alot atau liat. Selain baja nikel, dikenal juga jenis
baja lain, seperti baja mangan (campuran fe dan Mn) dan baja
kromium (Campuran Fe dan Cr). Baja nikel bersifat sangan kuat
sehingga dapat digunakan untuk membuat kawat dan senjata.
Contoh Baja
Unsur
Jenis Sifat Kegunaan
Tambahan
Baja 0,4-0,9% C dan Keras & Rel kereta api,
mangan 11-14% Mn kuat lapis baja,
kendaraan
perang.
Baja Nikel 25 % Ni Kuat & Alat pengukur
tahan karat (meteran),
kawat,
persenjataan
Baja Crom- 1-10% Cr Kuat & As kendaraan
Vanadium dan 0,15 % V tahan
terhadap
beban
Baja 0,2-0,4 % C, Tahan Karat Alat - alat rumah
Stainless 14-18% Cr, tangga dan
dan 7-9% Ni industri
Baja 0,4 – 0,9 % C Sangat Ujung alat
Wolfram dan 5 % W keras pemotong
BAB III
KESIMPULAN
1. Besi adalah logam yang paling berlimpah-limpah dan yang keempat
berlimpah-limpah dari semua unsur-unsur; itu terjadi terutama
sebagai oksida untuk hematit contoh ( Fe2O3), magnetit ( besi
magnet) (Fe3O4) dan sebagai pirit besi Fes2.
2. Baja pada dasarnya ialah besi (Fe) dengan tambahan unsur Karbon (
C ) sampai dengan 1.67% (maksimal). Bila kadar unsur karbon ( C )
lebih dari 1.67%, maka material tersebut biasanya disebut sebagai
besi cor (Cast Iron).
3. Besi adalah logam berkilau, kuat, mudah ditempa, dan berwarna
perak abu-abu. Menurut standar nasional indonesia berat jenis baja
adalah 7850 kg/m3. Pada kondisi nyata berat jenis baja dipengaruhi
oleh bahan baja itu sendiri seperti kandungan logam tertentu,
kepadatan baja, kualitas baja yang menyebabkan perbedaan pada
berat jenis baja.
4. Logam besi memiliki empat bentuk kristal yang berbeda. Jika
terpapar udara, besi berpotensi mengalami karat. Besi berkarat
terutama di udara lembab, tetapi tidak di udara kering.Logam besi
mudah larut dalam asam encer.
5. Beberapa logam seperti aluminium, magnesium, beberapa macam
baja, dan titanium memiliki semacam "pelindung" di bagian paling
luarnya, sehingga tidak dapar dimasuki oleh molekul oksigen.
6. Proses ekstraksi membutuhkan peleburan pertama (untuk
mendapatkan logam mentah) dan kemudian penyulingan. Dalam
peleburan, bijih besi (biasanya oksida) dicampur dengan kokas dan
batu kapur dan dipanaskan, dan udara panas yang bertiup dari
bawah (dalam tanur).
7. Pembuatan baja dilakukan dengan cara memperoleh bahan berupa
besi kasar terlebih dahulu. Besi kasar merupakan hasil dari
pengolahan bijih besi melalui beberapa proses seperti proses reduksi
kandungan zat pengotor dan reduksi ukuran menjadi pellet. Setelah
itu pellet diproses di dalam tanur tinggi sehingga dihasilkan cairan
besi yang akan turun ke dasar tanur tinggi. Besi kasar yang telah
dihasilkan di tanur tinggi tadi kemudian diolah secara lanjut menjadi
menjadi barbagai jenis baja.
8. Besi digunakan untuk membuat kontruksi jembatan, badan
kendaraan (kereta api dan mobil), rel kereta api, dan kontruksi
bangunan lainya.
9. Baja nikel merupakan campuran 75% Fe dan 25%Ni.Baja nikel
bersifat keras dan alot atau liat. Selain baja nikel, dikenal juga jenis
baja lain, seperti baja mangan (campuran fe dan Mn) dan baja
kromium (Campuran Fe dan Cr). Baja nikel bersifat sangan kuat
sehingga dapat digunakan untuk membuat kawat dan senjata.
DAFTAR PUSTAKA

Chatherine E. H and Alan G.S. 2005. Inorganic Chemistry. Second Edition.


Prentice Hall. England
C. Chambers and A.K. Holliday. 1975. Modern Inorganic Chemistry.
Butterworths. England
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai