Anda telah mempejari Bab 5 mengenai sifat-sifat unsur transisi dan senyawanya, dan Bab 6
mengenai cara ekstraksi, sifat dan penggunaan logam dan senyawa vanadium, kromium dan
mangan. Pada Bab 7 ini, Anda akan mempelajari mengenai logam dan senyawa unsur transisi
lainnya, yaitu besi, kobalt dan nikel.
Pembahasan dalam Bab ini akan mencakup tiga hal pokok, yaitu: (1) sifat fisis, kimia dan
penggunaan besi, kobalt dan nikel, (2) Senyawa besi, kobalt dan nikel, serta (3) Sumber dan
ekstraksi besi, kobalt dan nikel.
Setelah mempelajari Bab 7 ini Anda diharapkan mampu:
a. Menjelaskan sifat fisika dan kimia logam besi, kobalt dan nikel;
b. Menjelaskan penggunaan logam besi, kobalt dan nikel
c. Menjelaskan pembentukan baja, oksida, halida, sulfat besi dan senyawa kompleks
besi serta sifat-sifatnya.
d. Menjelaskan sifat beberapa senyawa kobalt dan nikel
e. Menyebutkan sumber-sumber logam besi, kobalkt dan nikel
f. Menjelaskan cara ekstraksi logam besi, kobalt dan nikel.
Kegiatan Belajar 1
Sifat Fisika, Kimia dan Penggunaan Besi,
Kobalt dan Nikel
Besi, kobalt, dan nikel termasuk unsur transisi, yang menunjukkan kemiripan sifat satu
sama lain. Ketiga unsur tersebut termasuk dalam golongan VIII dari sistim periodik unsur.
Kecenderungan besi, kobalt dan nikel untuk melepas elektron menurun untuk logam dengan
muatan inti yang semakin besar. Besi menunjukkan bilangan oksidasi +2 , +3 dan +6; kobalt
menunjukkan bilangan oksidasi +2, +3 dan +4; sedangkan nikel menunjukkan bilangan oksidasi
+2, dan walau jarang nikel juga terdapat dengan bilangan oksidasi +4. Variasi bilangan oksidasi
ini berkaitan dengan tidak penuhnya subkulit 3d. Sifat lainnya yang membedakan ketiga unsur
tersebut adalah kemagnetan dan kecenderungan kenampakan warna senyawa yang dibentuk.
Sifat-sifat unsur tersebut yang lainnya ditunjukkan pada Tabel 7.1
Besi (Fe)
Besi murni berwarna putih keperakan, lunak tapi liat dan tahan terhadap tekanan beban.
Sifat-sifat logam besi sangat dipengaruhi oleh pengotor yang ada, misalnya karbon. Besi dapat
ditarik magnet, tetapi tidak mempunyai daya magnet. Besi adalah logam yang kedua
kelimpahanya sesudah Al dan unsur keempat yang paling melimpah dalam kulit bumi. Inti bumi
terutama terdiri atas Fe dan Ni. Bijih besi yang utama adalah hematit (Fe2O3), magnetit (Fe3O4),
limonite [FeO(OH)], dan siderite (FeCO3).
Logam besi mudah larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer menghasilkan gas
hidrogen dan ion besi(II) (Fe2+). Dengan asam sulfat pekat panas, besi menghasilkan ion besi(III)
(Fe3+) dan gas SO2. Adanya udara atau pengoksidasi yang sangat kuat seperti HNO 3 pekat dingin
atau asam-asam yang mengandung dikromat membuat besi bersifat pasif. Asan nitrat encer panas
mengoksidasi besi menghasilkan ion besi(III) dan oksida nitrogen. Bila campuran ini dipanaskan
maka akan dihasilkan gas hidrogen dan besi(II,III) oksida (Fe 3O4), yang akan juga diperoleh bila
besi dibakar di udara terbuka. Bila besi dikenakan udara basah pada temperatur kamar, besi akan
teroksidasi menghasilkan suatu lapisan besi(II) oksida hidrat (Fe2O3.nH2O) pada bagian luar.
Kobalt(Co)
Kobalt mempunyai penampakan sama dengan besi, tetapi cenderung ke warna merah
muda. Seperti besi dan nikel, kobalt bersifat magnetik. Kobalt larut secara perlahan dalam
larutan asam klorida dan asam sulfat encer yang hangat, namun larut dengan cepat dalam larutan
encer asam nitrat panas. Seperti juga pada besi, dan nikel, kobalt menjadi pasif bila dimasukkan
ke dalam larutan asam nitrat pekat. Kobalt tidak teroksidasi bila terkena udara, tetapi kobalt yang
membara dapat mereduksi hidrogen dari uap air menghasilkan gas hidrogen. Halogen, kecuali
fluor, dapat bereaksi dengan kobalt menghasilkan kobalt(II) (Co2+). Bila kobalt dipanaskan
bersama-sama dengan fluor akan dihasilkan kobalt(III) fluorida (CoF3).
Kecenderungan penurunan kestabilan terjadi menurut deret Ti, V, Cr, Mn dan Fe, serta Co.
Tingkat oksidasi tertinggi kobalt adalah IV, namun hanya sedikit senyawa seperti itu yang
dikenal. Kobalt(III) relatif tidak stabil dalam senyawa sederhana, namun kompleks spin rendah
sangat stabil, khususnya bila terdapat atom-atom donor (misalnya N) yang memberikan
sumbangan besar pada medan ligan.
Di alam, kobalt selalu terdapat bersama-sama dengan Ni dan As. Sumber utama kobalt
adalah spoesies, yang merupakan sisa dalam peleburan bijih arsen dari Ni, Cu, dan Pb. Paduan
kobalt dengan besi serta sejumlah kecil logam lainnya dapat digunakan sebagai bahan untuk
membuat alat pemotong dan operasi. Magnet yang permanen terbuat dari paduan Alnico (Al, Ni,
Co dan Fe), Hiperco (Co, Fe dan Cr), dan Vicalloy (Co, Fe dan V). Serbuk halus kobalt dapat
digunakan sebagai katalis pada reaksi hidrogenasi karbon monoksida dan karbon dioksida
dengan hasil akhir hidrokarbon, serta untuk oksidasi amonia.
Nikel (Ni)
Nikel adalah logam yang berwarna putih keperakan, kuat dan keras. Seperti besi dan
kobalt, logam ini bersifat sangat magnetik. Nikel tidak teroksidasi oleh udara dan tahan terhadap
larutan basa. Larutan asam encer melarutkan nikel secara perlahan menghasilkan gas hidrogen.
Nikel akan menjadi pasif bila kontak dengan asam nitrat pekat.
Kerena kekerasannya dan ketahanannya terhadap perkaratan, serta pemantul sinar yang
baik, maka nikel banyak digunakan untuk melapisi besi, baja dan tembaga. Nilkel juga penting
untuk pembuatan logam paduan, seperti logam Monel (Ni, Cu dan sejumlah kecil Fe), dan
permalloy (Ni dan Fe) yang digunakan untuk peralatan transmisi suara, seperti pita kaset. Perak
Jerman adalah paduan antara nikel dan tembaga. Nikrom dan kromel merupakan paduan yang
terdiri dari nikel, besi dan krom. Paduan iniu tahan terhadap oksidasi pada temperatur tinggi dan
juga menunjukkan ketahanan terhadap listrik bertegangan tinggi. Oleh karenanya paduan banyak
dipakai pada peralatan pemanas, seperti kompor listrik, seterika dan pemanggang roti. Alnico
mengandung aluminium, nikel, besi dan kobalt. Paduan ini sangat magnetik, dapat menarik besi
seberat 4000 kali berat paduan tersebut. Platinite dan invar adalah paduan nikel yang mempunyai
koefisien muai sama dengan gelas, sehingga digunakan dalam pembuatan bola lampu. Serbuk
halus nikel dapat digunakan untuk katalis hidrogenasi minyak.
Nikel terdapaty dalam kombinasi dengan arsen, antimon dan sulfur seperti dalam milerite
(NiS) dan dalam garnierite, suatu silikat magnesium nikel dalam berbagai komposisi. Nikel juga
ditemukan beraliasi dengan besi dalam batuan meteor dan lapisan kulit bumi. Bila bijih nikel
dipanggang diudara akan dihasilkan NiO, yang dapat tereduksi oleh C menghasilkan logam Ni.
Nikel biasanya dimurnikan dengan elektrodeposisi, sedang nikel yang tinggi kemurniannya
dibuat dengan proses karbonil. Karbon monoksida bereaksi dengan nikel tidak murni pada 50 oC
dan tekanan biasa menghasilkan Ni(CO)4 yang mudah menguap, dari mana logam dengan
kemurnian 99,90 sampai 99,99 % dapat diperoleh dengan dekomposisi termal pada 200oC.
Nikel sangat tahan terhadap udara atau air pada suhu biasa, sehingga logam ini digunakan
sebagai lapisan pelindung bagi logam lain. Nikel mudah larut dalam asam mineral encer. Logam
nikel atau aliasinya digunakan untuk menangani F2 dan spesies fluorida korosif lainnya. Serbuk
nikel reaktif terhadap udara dan pirofor. Nikel dapat menyerap sejumlah hidrogen sehingga
digunakan untuk reduksi katalitik.
Latihan
Untuk memantapkan pemahaman Anda terhadap materi Kegian Belajar 1, kerjakanlah latihan
berikut ini!
1. Tuliskan konfigurasi elektron dari Fe dan Fe3+, bila diketahui nomor atom Fe=26.
2. Sifat manakah yang menyebabkan nikel banyak digunakan sebagai pelapis permukaan
logam besi?
Rangkuman
Besi , kobalt dan nikel termasuk logam-logam Golongan VIII dan merupakan unsur-unsur
transisi. Besi menunjukkan bilangan oksidasi +2, +3 dan +6; Kobalt menunjukkan bilangan
oksidasi +2, +3 dan +4; serta nikel, utamanya, menunjukkan bilangan oksidasi +2 dan beberapa
senyawa tersusun atas nikel dengan bilangan oksidasi +4, seperti pada NiO 2. Variasi bilangan
oksidasi ini karakteristik untuk logam transisi sebagai akibat dari tidak terisinya sub kulit 3d
secara penuh. Besi, kobalt dan nikel menunjukkan beberapa sifat yang penting, seperti
kemagnetan, pasivitas, dan kecenderungan membentuk senyawa yang berwarna serta senyawa
koordinasi. Logam-logam tersebut dapat membentuk paduan dengan logam lainnya.
Tes Formatif 1
Petunjuk: Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat!
1) Bilangan oksidasi nikel umumnya adalah +2. Bilangan oksidasi logam ini pada
senyawa NiO2 adalah...
A. +2 B. +3 C. +4 D. +5
2) Diketahui nomor atom Co adalah 27. Jumlah elektron pada sub kulit 3d dari atom
Co adalah..
A. 5 B. 6 C. 7 D. 8
3) Diantara pernyataan berikut tentang besi yang benar adalah...
A. Besi dapat ditarik magnet, tetapi tidak mempunyai daya magnet
B. Besi tidak dapat ditarik magnet, tetapi mempunyai daya magnet
C. Besi dapat ditarik magnet, karena mempunyai daya magnet
D. Besi tidak dapat ditarik magnet, karena tidak mempunyai daya
magnet.
4) Bila tersedia seberat yang sama bijih-bijih berikut, besi dapat diekstraksi dalam
jumlah paling banyak dari bijih...
A. Hematite B. Magnetite C. Limonite D. Siderite
5) Bila logam besi direaksikan dengan asam nitrat dingin, maka....
A. Akan dihasilkan gas hidrogen B. Akan dihasilkan gas NO2
3+
C. Akan dihasilkan ion Fe D. Tidak akan terjadi reaksi
6) Pernyataan berikut tentang kobalt yang tidak benar adalah...
A. Kobalt bersifat magnetik
B. Kobalt dapat larut dalam asam sulfat encer hangat
C. Kobalt dapat larut dalam asam klorida
D. Kobalt tidak dapat larut dalam asam nitrat panas
7) Kobalt dapat mengkatalis reaksi...
A. Oksidasi karbon dioksida B. Reduksi karbon monoksida
C. Reduksi amonia D. Reduksi hidrogen
8) Bila nikel direaksikan dengan larutan natrium hidroksida, maka....
A. Dihasilkan endapan Ni(OH)2 B. Dihasilkan endapan NiO
C. Dihasilkan gas hidrogen D. Tidak terjadi reaksi
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci Jawaban Tes formatif 1 yang ada di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
Kegiatan Belajar 1.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan = x 100%
8
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, Anda dapat meneruskan dengan
kegiatan belajar 2. Bagus! Akan tetapi, bila tingkat penguasaan Anda masih dibawah 80 %, Anda
perlu mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Kegiatan Belajar 2
Besi dapat membentuk banyak senyawa dengan bilangan oksidasi +2 dan +3. Senyawa
dengan bilangan oksidasi +4 dan +6 sangat jarang dan kurang begitu penting. Besi dengan
bilangan oksidasi +2 dapat ditulis sebagai besi(II) atau Fero, sedangkan besi dengan bilangan
oksidasi +3 dapat ditulis sebagai besi(III) atau feri.
Penambahan OH- pada larutan besi (III) menghasilkan massa gelatin berwarna coklat
kemerahan besi (III) hidroksida, atau sewring sebagai oksida hidrat Fe 2O3.nH2O. Besi(III)
hidroksida mempunyai beberapa bentuk; salah satunya adalah FeO(OH) yang terdapat dalam
mineral lepidacropcite, dan dapat dibuat dengan hoidrolisis besi(III) klorida pada suhu tinggi.
Pemanasan oksida hidrat pada 200oC menghasilkan -Fe2O3 yang berwarna coklat merah, yang
terdapat sewbagai mineral bermatite. Oksida ini juga dapat dihasilkan dari pembakaran pyrite
(FeS2) di udara terbuka. Dalam kehidupan sehari-hari oksida ini sering dipakai sebagai bahan
pewarna merah pada cat.
Kristal oksida yang hitam (Fe3O4) mengandung suatu campuran Fe(II)-Fe(III) yang
terdapat di alam sebagai magnetite. Oksida ini dapat dibuat dengan memanggang Fe2O3 pada
suhu di atas 1400oC.
Klorida
Klorida besi biasanya digunakan sebagai bahan dasar untuk sintesis senyawaan besi
lainnya. Besi(II) klorida anhidrat (FeCl2) dapat dibuat dengan melewatkan gas HCl di atas serbuk
besi panas, dengan mereduksi FeCl3 menggunakan Fe dalam tetrahidrofuran, atau dengan
merefluks FeCl3 dalam klorobenzena. FeCl2 merupakan padatan yang berwarna
Besi(II) klorida (FeCl2.4H2O) dapat dibuat dengan cara mereksikan besi ke dalam larutan
asam klorida encer. Hidrat ini berwarna hijau pucat.
Besi(III) klorida diperoleh dengan melewatkan gas klor pada besi panas. Klorida ini berupa
dimer Fe2Cl6, sedang kristalnya mempunyai struktur nonmolekuler. Besi(III) klorida mudah
terhidrolisis dalam udara lembab. Senyawa ini larut dalam eter dan dalam pelarut polar lainnya.
Bila besi (III) klorida anhidris dilarutkan ke dalam air akan terjadi hidrasi yang sangat
eksotermik. Besi(III) klorida yang dikristalisasi dari larutannya dalam air akan diperoleh sebagai
[Fe(H2O)6]Cl3 yang berwarna kuning kecoklatan. Senyawa ini, seperti semua garam besi (III)
yang mudah larut, menghasilkan larutan yang bersifat asam bila terhidrolisis. Tahap pertama
reaksinya adalah sebagai berikut:
[Fe(HO)6]3+ [Fe(H2O)5(OH)]2+ + H+
Tahap reaksi selengkapnya akan dibahas pada bagaian senyawa kompleks besi.
Senyawa besi(III) klorida hidrat (FeCl 3.6H2O) dapat digunakan untuk koagulasidarah dan
menghentikan pendarahan, serta dapat dipakai untuk mengatasi anemia.
Kasrbonat
Besi(II) karbonat (FeCO3) di alam didapat sebagai mineral siderite. Karbonat ini dapat juga
dibuat secara laboratoris sebagai endapan yang berwarna putih dengan mereaksikan larutan
logam alkali karbonat dengan larutan garam besi(II) dalam bejana tertutup. Besi(II) hidrogen
karbonat dapat larut dalam larutan asam karbonat membentuk besi(II) hidrogen karbonat
{Fe(HCO3)2], yaitu salah satu senyawa penyebab kesadahan pada air.
Sulfida
Besi(II) sulfida (FeS) dapat diperoleh dari reaksi antara larutan logam alkali sulfida dengan
larutan garam besi(II). Secara komersial, besi(II) sulfida dibuat dengan cara memnggang
campuran besi dan belerang.
Kompleks
Kompleks besi yang berbentuk oktahedral umumnya paramagnetik dan memiliki medan
ligan yang cukup kuat. [Fe(CN)6]4- dan [Fe dipy3]2+ adalah ion kompleks diamagnetik.
Pembentukan kompleks 2,2-bipyridin dan 1,10-fenantrolin biasanya digunakan sebagai uji
terhadap Fe2+ Beberapa kompleks besi lainnya, seperti FeCl42-, berbentuk tetrahedral. Diantara
kompleks yang paling penting adalah yang terlibat dalam sistim biologi, misalnya ferosena.
Garam yang mengandung ion Heksa aquo besi (III) [Fe(H 2O)3+ berwarna merah jambu
pucat hampir putih. Pada suasana asam Fe 3+ hidrolisis menghasilkan larutan yang berwarna
kuning karena terbentuknya spesies hidrokso yang mempunyai pitra perpindahan muatan
dalam daerah ultraviolet daerah tampak. Kesetimbangan hidrolisis adalah:
FeF2+ + F- FeF2+ K2 10 5
Ion kompleks [Fe(CN)6]4- sangat stabil dan tidak memberikan hasil positif terhadap uji
kualitatif untuk besi(II) maupun sianida.
Bila ion heksasianoferat (II) dioksida dengan gas klor akan dihasilkan ion
heksasianoferat(III) [Fe(CN)6]3-, yang juga disebut dengan ion fesianida.
Ion FeO42- merupakan pengoksidasi yang lebih kuat dari pada MnO4-, dan dapat
mengoksidasi NH3 menjadi N2, Cr(III) menjadi CrO42-, dan alkohol menjadi aldehid.
Senyawa Kobalt
Kobalt(II) hidroksida [Co(OH)2] dapat diperoleh sebagai endapan yang berwarna biru bila
larutan logam alkali hidroksida ditambahkan pada larutan garam kobalt(II). Warna biru endapan
tersebut kemudian akan berubah menjadi ungu sampai merah muda bila terjadi hidratasi.
Kobalt(II) hidroksida mudah larut dalam amonia encer membentuk heksaaminkobalt(II)
hidroksida [Co(NH3)6](OH)2. Larutan senyawa ini dapat teroksidasi oleh oksigen di udara
menghasilkan berbagai senyawa kobalt(III). Reaksi oksidasinya ditandai dengan perubahan
warna larutan yang menjadi gelap.
Bila kobalt(II) hidroksida dipanaskan dalam tabung tertutup akan dihasilkan Kobalt(II)
oksida (CoO). Oksida ini berwarna hitam, tetapi bila oksida ini dilarutkan dalam leburan gelas
akan memberikan warna biru. Gelas kobalt adalah gelas yang mengandung kobalt(II) silikat.
Pemanasan kobalt(II)( hidroksida diudara terbuka menghasilkan kobalt(II, III) oksida
(Co3O4). Kobalt(III) oksida (Co2O3) dapat diperoleh dengan pemanasan kobalt(II) nitrat
[Co(NO3)2] secara perlahan.
4 Co(NO3)2 2 Co2O3 + 8 NO2 + O2
Klorida
Kobalt(II) oksida dan hidroksida, dan juga karbonatnya mudah larut dalam asam klorida.
Pemekatan larutan ini diikuti dengan pendinginan dapat menghasilkan kristal kobalt(II) klorida
heksa hidrat(CoCl2.6 H2O) yang berwarna merah. Larutan ion kobalt(II) hidrat [Co(H 2O)6]2+
berwarna merah muda. Bilaq dilakukan dehidrasi sebagian terhadap ion kompleks ini, maka akan
terjadi perubahan warna dari merah muda menjadi biru. Perubahan warna ini disebabkan
terjadinya perubahan bilangan koordinasi ion kompleks dari 6 menjadi 4.
[Co(H2O)6]Cl2 [Co(H2O)4]Cl2 + 2 H2O
merah muda biru
Perubahan warna yang sama juga terjadi bila CoCl2.6H2O dilarutkan dalam alkohol.
Sulfida
Kobalt(II) sulfida (CoS) hanya dapat diendapkan dalam larutan yang bersifat basa. Sulfida
ini larut sebagian dalam asam klorida dan larut sempurna dalam akuaregia.
Kompleks
Penambahan Cl- berlebih kepada larutan merah jambu dari ion [Co(H 2O)6]2+ akan
menghasilkan spesies tetrahedral yang berwarna biru.
Kompleks tetrahedral [CoX42-] dibentuk dengan ion-ion halida, pseudohalida, dan OH-.
Kobalt(II) membentuk kompleks tetrahedral lebih mudah daripada ion logam transisi yang
maupun.
Berbagai garam, oksida dan hidroksida kobalt dapat membentuk sejumlahbesar senyawa
kompleks. Garam kabalt(II) sederhana lebih stabil biala dibandingkan dengan garam kobalt(II),
namun sebaliknya senyawa kompleks kobalt(III) lebih stabil dibanding kompleks kobalt(II).
Oleh karena itu, mayoritas senyawa kompleks kobalt mengandung kobalt dengan bilangan
oksidasi +3. Salah satu senyawa kompleks kobalt(III) adalah heksaaminkobalt(III) klorida
[Co(NH3)6]Cl2. Pada senyawa kompleks ini, enam buah ligan NH 3 menempati sudut-sudut
oktahedron dan kobalt sebagai pusatnya.
Tanpa adanya zat pengompleks, oksidasi Co(H2O))62+ tidak akan terjadi dan pada kondisi
seperti ini ion Co3+ dapat direduksi oleh air. Meskipun demikian, oksoidasi elektrolitik atau
oksidasi O3 larutan asam dingin Co(ClO4)2 menghasilkan ion akuo [Co(H2O)6]3+ dalam
kesetimbangan dengan [Co(OH)(H2O)5]2+. Dengan adanya zat pengompleks, seperti NH3,
kestabilan Co(III) akan meningkat.
Dengan adanya ion OH-, kobalt(III) hidroksida CoO(OH), mudah dioksidasi oleh udara
menjadi oksida hidrat, Co(OH)2 yang berwarna hitam:
CoO(OH)(s) + H2O + e Co(OH)2(s) + OH- Eo = 0,17 V
Ion Co3+ memperlihatkan afinitas tertentu terhadap donor N seperti NH3 en, EDTA,-NCS,
dan sebagainya, dan kompleksnya sangat beragam. Kompleks semacam ini biasanya
melangsungkan reaksi pertukaran ligam realatif lambat.
Kompleks kobalt(III) dapat disentesis dengan oksidasi Co 2+ dalam larutan dengan adanya
ligan. Oksigen atau hidrogen peroksida dan suatu katalis, seperti karbon aktif, dapat membantu
reaksi oksidasi tersebut. Sebagai contoh:
Dari reaksi yang mirip dengan di atas, dengan adanya HCl, diperoleh garam hijau, trans-
[Coen2 Cl2][H5O2]Cl2. Penguapan pada 90 sampai 100oC, kompleks ini dapat terisomerisasi
menjadi rasemat yang berwarna ungu dari isomer cis. Kedua isomer-cis dan isomer-trans akan
terakua bilamana dipanaskan dalam air.
Senyawaan Nikel
Dalam senyawaannnya , kebanyakan nikel terdapat dengan bilangan oksidasi +2, sangat
jarang ditemui nikel dengan bilangan oksidasi +4.
Nikel (II) oksida (NiO) dapat dibuat dengan pemanasan nikel (II) hidroksida, karbonat,
atau nitrat. Nikel(IV) oksida IniO2), dalam mana nikel berbilangan oksidasi +4, merupakan
suatu padatan yang berwarna hitam yang berbentuk pada oksidasi garam nikel(II) dalam larutan
alkali. Bila larutan logam hidroksida ditambahkan pada larutammgaram nikel(II), maka akan
terjadi endapan nikel(II) hidroksida [Ni(OH)2] yang berwarna hijau pucat.
Reaksi antara Br2 dengan larutan nikel(II) hidroksida menghasilkan oksida hidrat NiO(OH)
yang berwarna hitam. Oksida hidrat ini digunakan dalam batere edison atau batere nikel-besi,
yang mengunakan KOH sebagai elektrolit dan didasarkan pada reaksi:
Baik oksida maupun hidroksida nikel larut dalam larutan amonia encer menghasikan
larutan yang berwarna biru heksaaminnikel(II) hodroksida [Ni(NH3)6](OH)2
Garam nikel yang mudah larut dibuat dari nikel(II) oksida, hidroksida, atau karbonat
dengan asam yang sesuai. Garam nikel yang mudah larut dan penting adalah nikel(II) asetat,
klorida, nitrat, dan sulfat, serta heksaaminanikel(II) sulfat.
Larutan amoniakal heksaaminnikel(II) sulfat digunakan dalam proses pelapisan logam dengan
nikel
Karbonil
Nikel tetra karbonil [Ni(CO)4] merupakan cairan tidak berwarna yang mudah menguap
(mendidih pada 43oC). Senyawa karbonil ini terbentuk bila gas karbon monoksida dilewatkan
pada serbuk nikel yang halus. Nikel (tertra) karbonil dengan segera akan terurai pada suhu yang
relatif tinggi dan menyisahkan logam nikel murni. Proses Mond adalah proses pemisahan nikel
dari logam lainya . Nikel tetra karbonil akan terbentuk dan akan terbawah oleh aliran gas karbon
monoksida sisa, meninggalkan logam-logam lainya. Bila dilakukan pemanasan pada suhu 200 oC,
nikel karbonil akan terurai, dan logam nikel akan dihasilkan sebagai serbuk yang halus. Seperti
juga logam karbonil lainnya, nikel karbonil sangat beracun dan harus diperlukan dengan sangat
hati-hati.
Kompleks
Besi adalah logam transisi yang paling tersebar luas dalam sistem hidup. Senyawaannya
ikut serta dalam berbagai aktivitas biokimia. Dua fungsi utama bahan yang mengandung besi
adalah sebagai
1. pengangkut oksigen, dan
2. media dalam rantai perpindahan elektron.
Proten Heme
1. Protein heme yang utama adalah:
2. Hemoglobin
3. Mioglobin
4. Sitokrom
5. Enzim, seperti kalalase dan peroksidase.
Fe Mengapit
O
Fe-O Bengkak
O
Gambar 7.1 Kemungkinan ikatan antara Fe-O
Sitokrom
Protein besi nonheme adalah protein-protein yang tidak mengandung porfirin namun
memiliki atom besi fungsional yang terikat kuat. Atom-atom besi terikat: oleh atom-atom
belerang. Protein ini semuanya ikut serta dalam tahapan-tahapan pemindahan elektron.
Rubredoksin
Rubredoksin ikut serta dalam sejumlah reaksi redoks biologis, khususnya dalam bakteri
anaerob. Salah satu jenis rubredoksin yang penting adalah yang diisolasi dari bakteri C-
pasturianum. Rubredoksin memiliki bobot molekul sekitar 6000 dan terdiri atas sebuah rantai
peptida tunggal dari 53 residu asam amino ditambah satu atom besi. Studi kristalografi sinar-X
telah memperlihatkan bahwa atom besi ( sebagi besi (III) terkoordinasi oleh empat atom belerang
dari residu sistein.
Feredoksin
Feredoksin adalah protein yang relatif kecil (bobot molekul 6000-12000) yang
mengandung atom-atom besi yang terikat oleh belerang, dan seperti rubredoksin, ferredoksin
ikut serta dalam rantai pemindahan elektron. Memang rubredoksin secara logis dapat dianggap
sebagai salah sati jenis feredoksin jenis lain,yang terdiri dari dua, empat atau delapan atom besi
per molekul.
Struktur salah satu dari feredoksin 8-Fe (dari P aerogenes) telah dikenal senyawa ini
memiliki dua gugus Fe4S4 yang terpisah jauh (12 A). Masing-masing gugus terikat pada
tempatnya dalam molekul dalam ikatan-ikatan dari gugus sis-S pada setiap atom besi. Ini
tampaknya memungkinkan bahwa feredoksin 4-Fe mengandung sebuah satuan seperti itu,
meskipun ini belum dibuktikan . Fungsu gugus Fe4S4 ini berlaku sebagai sumber atau bak
penampung elektron.
Latihan
[Fe(H2O)6]3+ [Fe(H2O)5(OH)]2+ + H+
[Fe(H2O)5(OH)]2+ . [Fe(H2O)5(OH)]+ + H+
3. Pelarutan nikel(II) hidroksida ke dalam larutan encer amonia akan menghasilkan senyawa
kompleks heksaaminnikel(II) hidroksida, yang berwarna biru tua.
Rangkuman
Besi, kobal dan nikel dapat terdapat dalam berbagai bentuk senyawa, seperti hidroksida, oksida,
halida, sulfida dan garam okso. Unsur-unsur transisi ini, terutama besi, terkenal dengan senyawa
kompleksnya. Bilangan koordinasi senyawa kompleks tersebut umumnya adalah 6.
Tes Formatif 2
Petunjuk: Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat!
1) Besi dalam mineral magnetite mempunyai bilangan oksidasi...
A. +2 B. +3 C. +4 D. +2 dan +3
2) Gas yang dsihasilkan bila besi(II) sulfida dilarutkan dalam asam bukan bukan
pengoksidasi adalah...
A. Hidrogen B. Belerang C. Hidrogen sulfida D. Oksigen
3) Senyawa besi berikut yang merupakan penyebab kesadahan pada air adalah....
A. Besi(II) sulfida B. Besi(II) hidrogen sulfida
C. Besi(III) klorida D. Besi(III nitrat
4) Suatu larutan tidak menunjukkan suatu hasil positif terhadap uji ion besi(III) maupun
sianida, namun pada penambahan ion besi(II) ke dalam larutan tersebut menghasilkan
endapan yang berwarna biru Turnbull. Larutan tersebut mengandung ion.....
A. Besi((II) B. Heksasianoferat(II)
C. Heksasianoferat(III) D. Heksahidroksoferat(III)
5) Dehidrasi terhadap ion [Co(H2O)6]2+ yang berwarna merah muda akan menghasilkan
spesies yang berwarna biru. Spesies tersebut adalah....
A. Co2+ B. Co4+ C. [Co(H2O)2]2+ D. [Co(H2O)4]2+
6) Ikatan antara oksigen dengan kobalt pada senyawa kompleks kobalt dalam sistim biologi
menunjukkan....
A. Kompleks kobalt dalam sistium biologi berfungsi sebagai pengangkut oksigen
B. Struktur yang hampir sama dengan oksihemoglobin
C. Terjadinya oksigenasi kobalt
D. Terjadinya terlokalisasinya atom oksigen
7) Bila larutan brom ditambahkan pada larutan nikel(II) hidroksida, maka akan terbentuk
suatu spesies yang berwarna hitam. Spesies yang berwarna hitam tersebut adalah...
A. NiO(OH) B. NiO C. Ni(OH)2 D. NiO2
8) Dalam mikroorganisme besi diangkut oleh....
A. Hemoglobin B. Enzym C. Ferioksamin D. Hemosiderin
9) Fungsi hemoglobin dalam darah yang paling utama adalah....
A. Mematikan bibit penyakit B. Memasok bahan makanan
C. Mengangkut oksigen D. Menyerap racun
10) Bakteri tertentu dapat memindahkan gugus CH 3 ke Hg(II) menghasilkan ion metil raksa
yang tidak beracun. Metabolisme ini dibantu oleh....
A. Sianokobaltamin B. Hidroksokobalamin
C. Klorokobaltamin D. Metilkobaltamin.
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci Jawaban Tes formatif 1 yang ada di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
Kegiatan Belajar 1.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan = x 100%
10
Besi merupakan logam terbanyak kedua dibumi setelah aluminium. Inti pusat bumi
utamanya terdiri dari besi. Batuan Meteor biasanya mengandung sekitar 90 % besi, Bantuan
meteor biaasanya mengandung sekitar 90% besi dan lainya, adalah logam nikel. Pada dasarnya
semua jenis batu, mineral, dan tanah, serta tanaman mengandung besi. Besi terdsapat dalam
hemoglobin darah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen.
Bijih besi yang paling utama adalah hematite, FeO 3, dan magnetit, Fe3O4. Keberadaan
Fe2O3 menyebabakan warna merah pada berbagai jenius batuan dan tanah. Hematit sering
terdapat sebagai hidrat yang berwarna coklat kemerahan dari 2Fe 2O3.3H2O, yang disebut sebagai
limonit. Magnetit berwearna hitam, mineral yang kristalin, bersifat magnetik yang kuat dan
kadang-kadang memiliki sifat polaritas , yang dalam hal ini disebut sebagai lodestone. Magnetit
kristalin yang berwarna hitam sering berada bersama-sama dengan kristal silika dalam bentuk
batu keras yang disebut taconite. Siderite adalah karbonat putih atau kecoklat-coklatan, FeCO3
pyrite, FeS2, merupakan kristal berwarna kuning pucat yang bercahaya, sehingga sering disangka
sebagai emas, oleh karenanya pyrite sering yang disebut sebagai fools gold (emas palsu). Pyrite
cukup melimpah di alam dan sering digunakan sebagai sumber belerang dalam pembuatan asam
sulfat. Karena pemanasan tak dapat menghilangkan semua belerang, pyrite sering dianggap tidak
baik untuk digunakan sebagai sumber besi, meskipun sejumlah kecil besi dapat dibuat dari
mineral tersebut.
Taconite merupakan batu yang amat keras. Beberapa pihak menganggap batuan ini tidak
sesuai untuyk produksi baja. Namun, karena kemajuan tehnik pengolhan yang baik, batuan
taconite mulai digunakan untuk membuat baja.
Langkah pertama dalam pengolahan bijih besi biasanya adalah pemanasan bijih besi untuk
menghilangkan air, menguarikan karbonat, dan mengoksidasi sulfida. Oksida besi yang
dihasilkan kemudian direduksi menggunakan arang dalam tungku yang dilengkapi dengann
tiupan udara. Bagian bawah tungku dilengkapi dengan pengatur keluarnya leburan besi, yang
disebut dengan tuyeres, lewat mana udara panas melewatinya karena tekanan. Bijih besi, arang,
dan flux (pasir atau batu kapur) secara terus-menerus ditambahkan dari bagian atas tungku yang
berbentuk corong.
Pada saat udara panas (500oC) dengan tekanan tertentu dialirkan kedalam tungku, arang
pada tuyeres akan teroksidasi menghasilkan karbon dioksida dan sejumlah panas sehingga
temperatur tungku dapat mencapai 1500oC. Pada saat karbon dioksida melewati karbon pada
bagian atas akan terjadi reaksi reduksi menghasilkan monoksida.
CO2 + C 2CO
Karbon monoksida berfungsi sebagai pereduksi di bagian atas dari tungku. Reaksi
keseluruhan dapat diringkas menjadi seperti berikut:
Kelebihan karbon monoksida menyebabakan reaksi berjalan ke arah kanan. Bijih logam
akan habis tereduksi sebelum pembentukkan letak kerak dari bahan pengotor (slag) terjadi di
bagian tengah dari tungku. Reaksi pembentukkan kerak tersebut diantaranya adalah:
Tepat dibawah tungku bagaian tengah, temperatur cukup tinggi unntuk melelehkan besi
maupun slag. Lelehan besi atau slag terkumpul sebagai dua lapisan pada bagian bawah tungku;
slag yang ringan akan terapung pada bagian atas besi dan melindungi besi dari terjadinya
oksidasi. Setiap satu atau dua jam, slag cair diambil dari tungku. Empat atau lima kali sehari,
lelehan besi diambil dan dicetak.
Gas panas yang dikeluarkan dari bagian atas tungku dan mengandung karbon monoksida
dicampur dengan udara dan panaskan, yang kemudian dialirkan kembali ke dalam tungku untuk
memanaskan tungku.
Logam yang diperoleh langsung dari tungku disebut besi kotor (pig iron), yang
mengandung bahan pengotor karbon (3-4%), silikon, fosfor, mangan, dan sejumlah kecil
belerang. Besi bereaksi dengan karbon pada suhu tinggi di dalam tungku membentuk cementite,
Fe3C.
Pig iron sangat rapuh, dan biasnya diproses lebih lanjut untuk membuat besi lunak atau
baja. Pelelehan dan pendinginan kembali pig iron dapat menghasilkan besi lunak. Bila
pendinginan dilakukan terlalu cepat, karbon yang ada akan bereaksi dengan besi membentuk
Fe3C. Karena Fe3C berwarna putih maka besi yang dihasikan disebut besi lunak putih. Besi jenis
ini rapuh tetapi cukup keras dan tahan goresan. Bila pendinginan pig iron berlangsung pelan,
karbon akan terpisah darei besi sebagai grafit yang berwarna abu-abu, sehingga besi yang
dihasilkan diusebut sebagai besi lunak abu-abu. Besi jenis ini sangat lunak liat.
Baja merupakan logam paduan besi. Baja disebut dari pig iron dengan penghilangan
pengotornya dan kemudian ditambah dengan bahan-bahan seperti mangan, krom, nikel,
wolpram. Molybdenum, dan vanadium untuk menghasilkan paduan dengan sifat seperti yang
dikehendaki. Kebanyakan baja juga mengandung karbon walau dalam jumlah kecil (0,04-2,5%).
Se bagian besar karbon dalam pig iron harus dihilangkan lebih dahulu untuk pembuatan baja.
Baja dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori: (1) baja karbon, terutama mengandung besi
dan karbon, (2) baja tahan karat (stainless stell), mengandung karbon dalam jumlah sangat kecil
dan krom (12%), (3) baja paduan, mengandung sejumlah besar bahan lainya sesuai dengan sifat
yang diinginkan pemakai (Tabel 7.2).
Kobalt
Metalurgi kobalt, dan juga nikel, sampai saat ini masih sulit. Mineral kobalt yang umum
adalah cobaltite (CoAsS) dan smaltite (CoAs2). Namun kebanyakan kobalt diperoleh sebagai
hasil sampiung metalurgi nikel, tembaga, besi, perak dan logam lainnya. Metalurgi kobalt
meliputi pemisahan nikel, tembaga, dan besi, dan konversi menjadi Co 3O4, serta reduksi logam
ini dengan aluminium atau hidrogen.
3 Co3O4(s) + 8Al(s) 9Co(s) + 4Al2O3(s) H0= -4029 kJ
Pemurnian logamnya dilakukan dengan cara elektrolisis menggunakan katoda baja tahan
karat yang berputar.
Nikel
Nikel terdapat bersama-sama dengan besi sebagai paduan dalam batuan meteor. Logam
nikel dan besi merupakan bahan utama penyusun bumi. Mineral nikel yang utama adalah
pentlandite [(Ni, Cu, Fe)9S8] dan garnierite, yangh berupa magnesium nikel silikat terhidrat.
Pentlandite dipanaskan dan kemudian direduksi dengan karboin. Proses ini menghasilkan
paduan yang mengandung nikel, besi, tembaga dan dikenal sebagai logam monel. Karena logam
ini tahan korosi, maka bahan ini banyak digunakan pada berbagai keperluan industri. Proses
yang lebih intensip dilakukan dengan cara pengapungan untuk menghilangkan sulfida nikel,
temabaga dan besi. Sulfida nikel kemudian diubah menjadi oksidanya dengan dengan
pemanasan, dan setelah itu oksida tersebut direduksi dengan karbon. Logam yang diperoleh
dengan proses ini mencapai kemurnian 96%. Logam ini masih dapat dimurnikan lebih lanjut
dengan elektrolisis, dan dihasilkan nikel dengan kemurnian 99,99%. Emas, perak, dan platina
dapat ditemukan dalam lumpur anoda.
Latihan
Rangkuman
Besi merupakan logam terpenting dibanding nikel dan kobalt. Besi dapat ditemukan dalam
berbagai mineral, yang jenisnya jauh lebih banyak dibanding nikel dan kobalt. Teknologi
ekstraksi besi berkembang dengan pesat dibanding dengan teknologi untuk memperoleh logam
nikel dan kobalt.
Tes Formatif 3
Petunjuk: Berilah tanda silang(X) pada jawaban yang paling tepat!
1) Warna merah pada berbagai mineral bisa disebabkan oleh terdapatnya....
A. Hematite B. Magnetite C. Limonite D. Siderite
2) Spesies karbon berikut yang berfungsi untuk mereduksi besi dalam peleburan bijih besi
adalah..
A. C B. CO C. CO2 D. CO2-
3) Warna putih dari besi lunak putih disebabkan terdapatnya spesies...
A. SiO2 B. FeSiO3 C. FeCO3 D. Fe3C
4) Stainless steel adalah suatu jenis baja yang terbuat dari besi dan logam lainnya, yaitu...
A. Krom B. Vanadium C. Kobalt D. Karbon
5) Kobalt kebanyakan diperoleh dari pengolahan...
A. Cobaltite B. Smaltite C. Pentlandite D. Hasil samping metalurgi nikel
6) Inti bumi, utamanya tersusun oleh logam besi dan....
A. Krom B. Kobalt C. Aluminium D. Nikel
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci Jawaban Tes formatif 3 yang ada di bagian akhir
bab ini. Hitunglah jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
Kegiatan Belajar 3.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan = x 100%
6
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90 % - 100 % = baik sekali
80 % - 89 % = baik
70 % - 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, Anda dapat meneruskan dengan
kegiatan belajar berikut. Bagus! Akan tetapi, bila tingkat penguasaan Anda masih dibawah 80 %,
Anda perlu mengulangi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Tes Formatif 2
1) D 2) C 3) B 4) C 5) D 6) B 7) A 8) C 9) C 10) D
Tes Formatif 3
1) A 2) B 3) D 4) A 5) D 6) D
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F.A. and Wilkinson, G., Basic Inorganic Chemistry, New York: John Wiley & Sons, Inc.,
1976
Greenwood, N N, and Earnshaw,A Chemistry of the Elements (1989), Ox ford: pergamon press.
Holtzclaw,J.R,.H.F, Robinson, W.R, and Nebergall, W.H General Chemistry,
Seventh Editon, (1984), Lexington: D,C Heath and Company.
Huheey, J.E, Inorganic Chemistry, Third Edition, (1983), Cambridge: Harper
Internasional S I Edition.
Petrucci, R.H and Wismer, R.K, General Chemistry with Qualitative Analysis,
econd Edition, (1987), New York, Macmillan Publishing Company
BAB VIII
TEMBAGA, PERAK DAN EMAS
Pendahuluan
Barangkali Anda sudah sangat akrab dengan logam-logam tembaga, emas dan perak.
Seperti Anda temui dalam kehidupan sehari-hari, logam-logam tersebut banyak digunakan untuk
perhiasan, mata uang, dan peralatan rumah tangga. Namun begitu banyak diantara kita yang
belum mengetahui: bagaimana cara memperoleh logam-logam tersebut dan bagaimana sifat-sifat
kimia baik logam maupun senyawanya. Perlu diketahui pula manfaat lain dari logam ini selain
selain yang telah disebutkan terdahulu.
Pada Bab VIII ini, akan dibahas tentang sifat fisik, kimia dan penggunaan tembaga, poerak
dan emas. Selain itu juga dibahas tentang senyawa, sumber dan ekstraksi logam-logam tersebut.
Dengan mempelajari Bab ini Anda diharapkan dapat memahami cara ekstraksi, sifat dan
kegunaan tembaga, perak dan emas, yang terbagi ke dalam tiga Kegiatan Belajar yaitu:
Kegiatan Belajar 1 : Sifat Fisis, Kimia dan Penggunaaan Tembaga, Perak dan Emas.
Kegiatan Belajar 2 : Senyawa tembaga , perak dan emas
Kegiatan Belajar 3 : Sumber dan ekstraksi Tembaga, perak dan emas.
Kemampuan khusus yang diharapkan dapat dicapai setelah Anda mempelajari Bab ini
adalah Anda Dapat:
a. Menjelaskan sifat fisis dan kimia yang dimiliki logam tembaga, perak dan emas
b. Menjelaskan penggunaan logam-logam tembaga, perak dan emas
c. Menjelaskan cara sintesis senyawa oksida, halida, nitrat, dan sulfat tembaga dan perak
d. Menjelaskan cara sintesis senyawa kompleks logam tembaga, perak dan emas
e. Menjelaskan peran biologis tembaga;
f. Menunjukkan sumber-sumber logam-logam tembaga, perak dan emas
g. Menjelaskan cara ekstraksi logam-logam tembaga, perak dan emas
Untuk membantu Anda memperoleh kemampuan-kemampuan tersebut, ikutilah petunjuk
berikut:
1) Bacalah secara seksama bagian pendahuluan bab ini sehingga Anda memahami apa yang
akan dibahas dan kemampuan apa yang diharapkan.
2) Bacalah bagian demi bagian sehingga tidak ada yang terlewatkan dan temukan istilah
baru atau kata kunci.
3) Jangan lewatkan untuk mengamati reaksi yang terjadi
4) Usahakan dapat mengerjakan soal-soal latihan dan tes formatif sebelum Anda melihat
kunci jawaban yang diberikan.
Kegiatan Belajar 1
panas spesifik logam-logam mata uang menurun berdasarkan urutan: Tembaga, perak, dan
emas; sedangkan kerapatannya meningkat. Senyawa tembaga (I) tidak begitu dikenal
dibandingkan dengan senyawa tembaga (II). Beberapa sifat fisis logam mata uang diberikan
pada Tabel 8.1
Tembaga merupakan logam yang berwarna kuning kemerahan . logam ini liat dan tidak
mudah retak sehingga mudah dibentuk menjadi kaweat, pipa dan lembaran. Tembaga
merupakan penghantar listrik yang baik dan harganya murah, tetapi bila digunakan sebagai
penghantar, tembaga harus berkemurnian tinggi, sebaba sejumlah kecil campuran dari logam
lain dapat menurunkan daya hantarnya.
Tembaga relatif tidak reaktif. Di uadara yang lembab warna tembaga berubah menjadi
coklat, sebagai akibat terbentuk lapisan yang sangat tipis dari tembaga oksida atau tembaga
sulfida. Bila tembaga didiamkan di tempat terbuka cukup lama permukaanya akan terlapisi oleh
lapisan hijau dari tembaga hidroksikarbonat Cu2(OH)2CO3, yang mempunyai rumus kimia sama
dengan mineral malachite. Lapisan hijau pada logam tembaga yang digunakan untuk hiasan pada
atap rumah merupakan tempatnya hidroksisulfat. Bila tembaga di panaskan di udara terbuka
akan teroksidasi membentuk tembaga(II) oksida dan sejumlah kecil tembaga (I) oksida. Baik
asam pengoksida maupun bukan pengoksida, dengan adanya udara, dapat merubah tembaga
menjadi garam tembaga(II). Tembaga dapat larut dalam amonia encer, dengan adanya udara,
membentuk larutan yang berwarna biru dari [Cu(NH3)4}2+. Tembaga mudah larut dalam asma
nitrat dan dalam asam sulfat dengan adanya oksigen. Logam ini juga larut dalam larutan KCN
dengan adanya oksidasi. Uap belerang dapat bereaksi dengan tembaga panas membentuk baik
Cu2S maupun CuS. Apabila tembaga dibakar bersama gas klor akan menghasilkan CuCl2.
Tembaga merupakan logam yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari setelah
besi. Temabag terutama digunakan untuk membuat kabel listrik. Tembag juga digunakan untuk
membuat berbagai paduan logam, seperti kuningan (Cu 60-82% dan Zn 18-40%), perunggu
Z(Cu 70-95%, Zn 1-25%, Sn I- Zn 20%, Ni 20-25%).
Perak berwarn a putih, mengkilap, lembut, dan dapat ditempa serta mempunyai daya hantar
listrik dan termal yang tinggi. Logam ini kurang reaktif dibanding tembaga, kecuali terhadap
sulfur dan hidrogern sulfida, yang secara cepat menghitamkan permukaan perak. Warna hitam ini
disebabkan oleh terbentuknya perak sulfida (Ag2S).
Halogen bereaksi dengan perak membentuk halida. Perak larut dalam asam pengoksida,
seperti asam nitrat dan asam sulfat panas.
3Ag + 4H+ + NO3 3Ag+ + NO(g) + 2H2O
Karena perak berada pada urutan di bawah hidrigen dalam deret aktivitas unsur , maka,
perak tidak larut dalam asam bukan oksidator seperti asam klorida . Sebagian besar garam perak
sedikit larut dalam air. Perak nitrat larut dengan baik dalam air. Bilangan oksidasi yang umum
untuk perak adalah + I, namun beberapa senyawa kompleks menganmdung perak(II) atau
peral(III).
Perak banyak digunakan untukmembuat uang logam, kawat perak, amamen karena perak
sangat lunak, maka pada prakteknya sering digunakan dalam bentuk paduan logam, misalnya
dipadu dengan tembaga. Uang logam dapat mengandung tembaga sampai 7%, sedang perhiasan
peral dapat mengandung 20% tembaga. Perak dalam jumlah besar digunakan untuk membuat
paduan logam untuk gigi palsu, film, dan cermin.
Industri pelapisan logam banyak mengandung perak. Logam yang akan dilapisi perak
ditempaykan sebagai katode dalam sel elektrolitik yang berisi larutan disianoargentat,
Na[Ag(CN2], sebagai elektrolit. Perak murni ditempatkan sebagai anoda, yang akan melarut
menggantikan ion perak pada ion [Ag (CN)2] yang berkurang karena menempel pada katoda.
Reaksinya adalah sebagi berikut:
Emas berwarna kuning dan lunak sehingga memiliki kemudahan untuyk ditarik serta
ditempa yang tinggi. Emas murni sangat lunak, sehingga tak dapat dipakai untuk membuat uang
logam maupun perhiasan. Untuk tujuan tertentu, emas dipadukan dengan logam-logam lain
seperti tembaga dan perak. Kemurnian emas ditunjukkan dengan besaran karat, yang
menunjukkan bagian berat emas dalam 24 bagian berat paduan. Emas 24 karat mempunyai
makna bahwa logam tersebut adalah emas murni, emas 10 karat adalah suatu paduan logam yang
mengandung 10/24 bagian berat emas. Emas merah atau kuning mengandung tembaga, sedang
emas putih mengandung paladium, nikel atau zink.
Emas tidak reaktif dan tidak bereaksi dengan oksigen atau sulfur namun mudah bereaksi
dengan halogen atau dengan larutan yang mengandung atau melepaskan klor seperti air raja.
Bila emas dilarutkan dalam akua regia dan larutan yang terbentuk diuapkan, maka akan
dipoeroleh kristal kuning HAuCl4.H2O. Bila senyawa koordinasi ini dipanaskan lebih lanjut ,
hidrogen klorida akan dilepaskan, dan kristal merah emas(III) klorida(AuCl 3) akan diperoleh.
Bila emas(III) klorida dipanaskan lebih lanjut akan diperoleh emas(I) klorida (AuCl). Pada suhu
yang lebih tinggi akan dihasilkan logam emas. Emas(I) klorida akan mengalami auto-oksidasi-
reduksi dalam air membentuk emas(III) klorida dan logam emas. Emasa dapat membentuk dua
jenis oksida, yaitu Au2O dan Au2O3, serta hidroksida, yaitu AuOH dan Au(OH)3. Emas(II)
hidroksida adalah asam lemah yang dapat bereaksi dengan basa kuat membentuk aurat, seperti
NaAuO2. Kalium sianida dapat bereaksi dengan senyawa emas (I) dan emas(III) menghasilkan
garam kompleks yang mudah larut Na[Au(CN)2] dan Na[Au(CN)4], yang merupakan dasar
ekstraksi emas dari bijihnya dan pelapisan emas.
Latihan
Rangkuman
Unsur-unsur Golongan IB (Golongan 11) tembaga, perak dan emas mempunyai warna yang
menarik, liat dan kuat sehingga banyak digunakan sebagai bahan untuk pembuat mata uang,
perhiasan dan peralatan rumahtangga. Reaktifitas, elastisitas, panas spesifik logam-logam
tersebut menurun berdasarkan urutan: tembaga, perak , emas; sedangkan kerapatannya
meningkat. Sifat kimiawi logam tembaga, perak dan emas mempunyai banyak kemiripan.
Masing-masing mempunyai sebuah elektron pada kulit terluarnya (Golongan IB), sehingga
banyak kemiripan pula dengan unsur Golongan IA yang juga mempunyai sebuah elektron terluar.
Tes Formatif 1
Petunjuk: Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang tepat!
1) Reaktivitas logam kalium(no atom K =19) lebih besar dari pada logam tembaga
(no. Atom Cu = 29) , karena..
A. Aton unsur K mempunyai sebuah elektron terlua\r
B. Atom unsur Cu mempunyai sebuah elektron terluar
C. K termasuk unsur golongan IA, sedangkan Cu termasuk unsur golongan
IB
D. Jari-jari atom Cu lebih kecil bila dibandingkan dengan jari-jari atom K
E. Jari-jari atom K lebih kecil bila dibandingkan dengan jari-jari atom Cu
2) Bilangan oksidasi perak dalam senyawanya adalah...
A. + 1 B. +2 C. +3 D. Dapat +1, +2 atau +3
3) Diantara logam mata uang , logam yang dapat larut dalam asam klorida adalah...
A. Tembaga B. Perak C. Emas D. Tembaga dan emas
4) Perak Jerman adalah..
A. Cu 60-82 % dan Zn 18-40 % B. Cu 50-60 %, Zn 20%, Ni 20-25 %
1. C. Cu 70-95 %, Zn 1-25 %, Sn 1-18 % D. Cu 90-98 %, Al 2-10 %
5) Bila larutan emas dalam agua regia diuapkan pada suatu saat akan diperoleh
kristral berwarna merah dari....
A. HAuCl4.H2O B. AuCl3 C. AuCl2 D. AuCl
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci Jawaban Tes formatif 1 yang ada di bagian akhir
bab ini. Hitunglah jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
Kegiatan Belajar 1.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan = x 100%
5
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90 % - 100 % = baik sekali
80 % - 89 % = baik
70 % - 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, Anda dapat meneruskan dengan
kegiatan belajar 2. Bagus! Akan tetapi, bila tingkat penguasaan Anda masih dibawah 80 %, Anda
perlu mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Kegiatan Belajar 2
Tembaga
Selain itu tembaga(I) oksida juga dapat dibuat dengan cara pemanasan larutan garam
tembaga(II) yang bersifat basa bersama-sama dengan senyawapereduksi.
2+ -
2Cu + 2OH + 2e (pereduksi) Cu2O(s) + H2O
Reaksi ini merupakan dasar uji terhadap gula pereduksi dalam urine pada diagnosis
diabetes. Pereaksi yang umum digunakan untuk maksud tersebut adalah larutan Benedict, yaitu
suatu campuran antara larutan-larutan tembaga(II) sulfat, natrium karbonat, dan natrium sitrat.
Penambahan gula pereduksi, seperti glukosa, menyebabkan terjadinya pengendapan tembaga(I)
oksida yang berwarna coklat kemerahan.
Tembaga(I) sulfida (Cu2S) adalah kristal hitam yang dapat dibuat dengan pemanasan
tembaga dan belerang tanpa adanya udara.
Hidroksida
Tembaga (I) hidroksida (CuOH) dapat diperoleh sebagai endapan berwarna kuning bila
larutan tembaga(I) klorida dalam asam klorida direaksikan dengan natrium hidroksida.
Hidroksida tembaga ini tidak stabil dan bila dipanaskan dapat terurai menghasilkan oksida dan
air.
Halida
Bila logam tembaga bersama-sama dengan larutan tembaga(II) klorida yang telah
diasamkan dengan asam klorida dipanaskan, maka akan terjadi reaksi reduksi yang berblangsung
menghasilkan tembaga(I) klorida yang berwarna putih.
Tembaga (I) bromida (CuBr) yang berwarna kuning pucat dapat diperoleh dengan cara
yang sama dengan cara untuk memperoleh CuCl. Penamabahan I - pada larutan Cu2+ membentuk
endapan yang mudah terdekomposisi dengan secara cepat menjadi CuI dan iod. CuF tidak
dikenal. Halida-halida tembaga(I) tidak larut dalam air, namun kelarutannya bertambah dengan
adanya ion halida karena pembentukannya ion hanya memiliki seperti [CuCl2].
Senyawa tembaga(II) lebih banyak dikenal dari pada senyawa tembaga(I). Padatan
senyawa tembaga(II) dapat mempunyai warna biru, hitam, hijau, kuning dan putih. Namun
semua larutan encer garam tembaga(II) mempunyai warna biru, karena terbentuknya ion
tetraakua tembaga(II), [Cu(H2O)4]2+.
Tembaga (II) hidroksida [Cu(OH)2] merupakan padatan gelatin berwarna biru yang dapat
diperoleh dari penambahan NaOH kepada larutan dingin garam tembaga(II). Bila reaksi
dilakukan dengan menggunakan larutan panas garam tembaga(II) akan dihasilkan tembaga(II)
oksida (CuO). Tembaga(II) hidroksida bersifat amfoter, mudah larut dalam asam kuat dan juga
dalam NaOH pekat. Reaksi antara hidroksida tembaga ini dengan larutan basa kuat pekat
menghasilkan anion biru tua, mungkin dengan jenis [Cu(OH)4]2-. Reaksinya dengan larutan
amonia menghasilkan ion kompleks tetraamin yang berwarna biru tua.
Sulfat
Tembaga(II) sulfat (CuSO4) merupakan garam tembaga yang paling penting. Anhidris
garam ini tidak berwarna, sedang hidratnya, [Cu(H 2O)4]SO4.H2O berwarna biru. Seperti
ditunjukkan dalam rumus tersebut, empat molekul air terkoordinasi pada ion tembaga(II) dan
molekul air yang kelima terikata pada ion sulfat dua molekul air yang terkoordinasi pada ionb
Cu2+ dengan ikatan hidrogen. Struktur pentahidrat senyawa ini digambarkan sebagai berikut:
H H
H O O H H..... O O
Cu O S
H O O H H..... O O
H H
Dehidrasi garam ini berlangsung dalam beberapa tahapan. Pertama, sebuah molekul air
yang teriukat dengan ikatan hidrogen lepas menghasilkan CuSO 4.4H2O. Kedua, air yang
terkoordinasi pada ion tembaga(II) lepas menghasilkan CuSO 4.3H2O. Ketiga, dua buah molekul
air lepas menghasilkan CuSO4.H2O. Akhirnya, CuSO4 terbentuk setelah sebuah molekul air
lepas.
Tembaga(II) sulfat diproduksi secara besar-besaran melalui oksidasi langsung tembaga(II)
sulfida menjadi sulfat, atau menjadi tembaga oksida yang kemudian diubah menjadi tembaga
(Cu) sulfat dengan mereaksikannya dengan asam sulfat. Di Laboratorium, tembaga(II) sulfat
anhidris dapat dibuat melalui oksidasi tembaga dengan asam sulfat panas..
Larutan tembaga (II) sulfat digunakan pada pemurnian tembaga secara elektrolitik,
pelapisan logam, sel Daniel, pabrik cat, pabrik tekstil, dan pencegahan pertumbuhan ganggang
dikolam renang. Karena tembaga (II) sulfat anhidris tidak larut dalam alkohol dan eter, serta
dengan segera menyerap air berubah warna menjadi biru, garam ini digunakan untuk mendeteksi
adanya air dalam suatu cairan dan dapat digunakan untuk menghilangkan air tersebut.
Halida
Tembaga (II) klorida (CuCl2) merupakan kristal kuning, dapat dibuat dari reaksi antara
unsurnya. Hidrat garam ini (CuCl2.2H2O) berwarna hijau kebiruan yang dapat dibuat dengan
mereaksikan tembaga(II) karbonat atau hidroksida dengan asam klorida dan diikuti dengan
penguapan larutan. Larutan tembaga(II) klorida pekat berwarna hijau karena mengandung
tetrakua tembaga(II), [Cu(H2O)4]2+ yang berwarna biru dan ion tetraklorokuprat (II) [CuCl4]2-
yang berwarna kuning. Bila larutan diencerkan, molekul air akan menggantikan ion klorida dari
ion [CuCl4]2-, dan larutan menjadi berwarna biru.
Tembaga(II) bromida (CuBr2) merupakan padatan berwarna hitam yang dapat diperoleh
darai reaksi antara unsur-unsurnya dari reaksi antara asam bromida dengan tembaga(II) oksida
atau karbonat.
Tembaga (II) iodida (CuI2) tak dapat diisolasi. Bila larutan yang mengandung ion
tembaga(II) direaksikan dengan iodida, akan terjadi reaksi redoks, menghasilkkan tembaga(I)
iodida (CuI) dan iodin (I2).
2 Cu2+ + 4I 2CuI(s) + I2
Reaksi tersebut dapat digunakan untuk analisis kuantitatif tembaga dengan melakukan
titrasi terhadap iodin yang dihasilkan menggunakan larutan standar tiosulfat.
Sulfida
Tembaga(II) sulfida (CuS) merupakan padatan yang bverwara hitam. Sulfida ini dapat
terjadi bila gasa hidrogen sulfida dilewatkan pada larutan garam Tembaga(II). Tembaga(II)
sulfida mudah larut dalam larutan asam nitrat encer panas menghasilkan belerang dan gas
nitrogen oksida.
Kompleks
Tembaga mempunyai kemampuan untuk membentuk baik kation maupun anion kompleks
yang stabil. Ion tembaga(II) mengkoordinasi empat molekul amonia yang netral membentuk ion
tetraamin tembaga(II) yang berwarna biru tua.
Adanya kenyataan bahwa molekul amonia dapat menggantikan molekul-molekul air yang
terkoordinasi menunjukkan bahwa kompleks amina mempunyai kestabilan yang lebih besar.
Bukti yang menunjukkan bahwa kompleks amini mempunyai kestabilan yang tinggi adalah
bahwa banyak senyawa tembaga(II) yang dapat larut dalam amonia. Ion tembaga terletak pada
bagian tengah segi empat yang dibentuk empat buah gugus yang terikat, misalnya air atau
amonia. Salah satu contoh ion kompleks tembaga (II) yang bermuatan negatif adalah [CuCl4]2-.
Tembaga(I) membentuk ion kompleks linier [Cu(NH3)2]+, halida [(CuX2)-], dan dengan
ion sianida [Cu(CN)2]-. Tidak seperti kompleks tembaga(II), kebanyakan kompleks tembaga(I)
tidak berwarna.
Perak (Ag)
Senyawa Perak(I)
Oksida
Perak oksida (Ag2O) dapat diperoleh bila logam perak terkena ozon atau bila serbuk halus
perak dipanaskan bersama dengan oksigen disertai tekanan yang tinggi. Suatu hidroksida dapat
bereaksi dengan perak nitrat menghasilkan endapan amorf perak oksida yang berwarna coklat
gelap. Oksida ini hanya sedikit larut dalam air dan larutannya menunjukkan sifat basa.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
Perak oksida merupakan pereaksi yang umum digunakan untuk membuat larutan basa dari
alkali. Perak halida yang terbentuk dapat dihilangkan dengan penyaringan yang sederhana.
Cesium hidroksida, sebagai contoh. Dapat dibuat berdasarkan reaksi berikut:
Reaksi tersebut berjalan ke kanan karena AgCl yang terbentuk lebih sukar larut dibanding
Ag2O.
Perak oksida mudah larut dalam larutan amonia encer menghasilkan basa.
Bila perak oksida dipanaskan di udara terbuka akan terurai menurut persamaan reaksi
berikut:
2Ag2O(s) 4Ag(s) + O2(g) H0 = 62,09kJ
Halida
Perak fuorida (AgF) sangat mudah larut dalam air, tetapi klorida, bromida dan iodidanya
relatif sukar larut. Semakin besar massa atom relatif halogennya, semakin sukar larut. Endapan
perak halida akan diperoleh bila ion halida ditambahkan pada larutan perak. Perak klorida (Ksp =
1,8 x 10-10) berwarna putih, perak bromida (K sp = 3,3 x 10-13) berwarna kuning pucat, sedang
perak iodida (Ksp = 1,5 x 10-15) berwarna kuning. Bila terkena sinar, warna perak halida akan
berubah menjadi violet dan kemudian menjadi hitam.
Perak klorida (AgCl) mudah larut dalam larutan amonia encer berlebihan menghasilkan
kompleks diaminperak klorida.
Nitrat
Perak nitrat (AgNO3) adalah satu-satunya garam perak sederhana yang mudah larut dalam
air. Garam ini dapat dibuat dengan cara melarutkan logam perak ke dalam larutan asam nitrat
yang diikuti dengan penguapan larutan. Bahan-bahan organik seperti jaringan kulit, mereduksi
perak nitrat menghasilkan perak bebas yang nampak sebagai noda hitam. Perak nitrat yang
direaksikan dengan KBr banyak digunakan dalam dunia fotografi, misalnya sebagai pereaksi dan
sebagai pelapis kertas foto.
Emas(Au)
Emas oksida (Au2O3) terdekomposisi menjadi Au dan O2 pada suhu sekitar 150oC.
Klorinasi emas pada suhu 200oC menghasilkan dimer emas(III) klorida (Au2Cl6) yang berupa
kristal berwarna merah. Poemanasan pada suhu 160 oC terhadap garam klorida ini menghasilkan
emas(I) klorida (AuCl).
Latihan
Untuk memantapkan pemahaman Anda pada materi Kegiatan Belajar 2, kerjakanlah latihan
berikut ini!
a. Suatu endapan putih akan dihasilkan bila tembaga dimasukkan ke dalam larutan
tembaga(II) klorida dan asam klorida. Endapan putih ini akan larut kembali bila digunakan
asam klorida berlebihan. Namun, endapan putih akan diperoleh kembali bila dilakukan
pengenceran terhadap larutan. Tuliskan reaksi yang terjadi.
b. Suatu larutan natrium sianida secara perlahan ditambahkan ke dalam larutan perak
nitrat sambil diaduk. Endapan berwarna putih akan terbentuk, yang kemudian akan terlarut
kembali pada penambahan larutan natrium sianida lebih lanjut. Jelaskan!
Kunci Jawaban Latihan
1) Tembaga akan mereduksi tembaga(II klorida menghasilkan endapan putih tembaga(I)
klorida.
Cu2+ + 2Cl- + Cu 2CuCl(s)
Putih
Endapan putih CuCl dapat larut dalam asam klorida pekat membentuk ion kompleks [CuCl2]-.
Endapan putih ini akan terlarut dalam larutan CN-, membentuk kompleks [Ag(CN)2]-
Rangkuman
Tembaga dan perak dapat mempunyai bilangan oksidasi +1, +2 dan +3 dan membentuk
berbagai senyawa, sepoerti oksida, hidroksida dan halida. Dalam senyawanya tembaga banyak
didapatkan dengan bilangan oksidasi +2, sedang perak dengan bilangan oksidasi +1. Emas dalam
senyawanya umumnya berbilangan oksidasi +3. Pada umumnya senyawa-senyawa tembaga,
perak dan emas mempunyai warna yang khas.
Tes Formatif 2
Petunjuk: Berilah tanda silang(X) pada jawaban yang paling tepat!
1) Pada uji gula pereduksi menggunakan pereaksi Benedict akan dihasilkan padatan
berwarna coklat kemerahan dari...
A. Tembaga(II) sulfat B. Tembaga(I) sulfat
C. Tembaga(II oksida D. Tembaga(I) oksida
2) Padatan senyawa tembaga(II) dapat berwarna biru, hitam, hijau, kuning, atau putih;
namun begitu larutan garam tembaga(II) hanya berwarna...
A. Biru B. Hitam C. Hijau D. Kuning
3) Larutan tembaga(II) sulfat dalam air bersifat...
A. Netral B. Asam C. Basa D. Bisa asam bisa basa
4) Jumlah molekul air dalam senyawa tembaga(II) sulfat 5-hidrat yang terikat secara
koordinasi terhadap logam tembaga(II) adalah....
A. 2 B. 3 C. 4 D. 5
5) Bila oksida perak dimasukkan dalam air, maka oksida tersebut....
A. Tidak larut
B. Larut sedikit menghasilakan larutan asam
C. Larut sedikit menghasilkan larutan basa
D. Larut sempurna
6) Pada pemanasan perak(I) oksida di udara terbuka akan dihasilkan...
A. AgO dan O2 B. Ag dan O2 C. AgO D. Ag
7) Tetapan pembentukan [Ag(CN)2]- adalah 1,0 x 1020. Bila 1,0 gram perak dioksidasi dan
dimasukkan ke dalam 1 L larutan ionCN- 0,1 M, maka konsentreasi ion Ag+ yang terdapat
dalam kesetimbangan adalah...
A. 0,1 M B. 1,0 x 1020 M C. 1,0 x 10-20 D. 1,4 x 10-20
8) Logam emas dapat larut dalam......
A. Campuran asam klorida dan asam nitrat pekat
B. Campuran asam nitrat dan asam sulfat pekat
C. Campuran asam sulfat dan asam sulfida pekat
D. Campuran asam sulfida dan asam klorida pekat.
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci Jawaban Tes formatif 1 yang ada di bagian akhir
bab ini. Hitunglah jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
Kegiatan Belajar 1.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan = x 100%
8
Kegiatan Belajar 3
Tembaga diu dapatkan di alam sebagai tembaga musi da senyawanya. Biji tembaga yang
paling penting adalah chalcosite [Cu2S], dan chalcopyrite [CuFeS2]. Bijih tembaga lainnya
adalah cuprite [Cu2O], melaconite [CuO], dan malachite [Cu2(OH)2CO3].
Tembaga ditemukan dalam jumlah kecil pada beberapa jenis tanaman. Tembaga juga
ditemukan pada bulu burung, terutama pada bulu burung yang berwarna terang, dan dalam darah
beberapa binatang laut seperti udang dan kerang, yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen
seperti fungsi besi dalam darah binatang berderajat yang lebih tinggi.
Penambangan tembaga dilakukan dengan cara penghancuran bijih tembaga, batuan yang
tidak diinginkan dipisahkan, dan tembaga dilelehkan, dan dituangkan pada cetakan untuk
kemudian didinginkan. Bijih oksida dan karbonat sering dicuci dengan asam sulfat untuk
menghasilkan larutan tembaga(II) sulfat, yang ada dalam mana tembaga kemudian dapat
dipisahkan dengan cara elektrodeposisi. Biji yang berupa oksida atau karbonat yang berkualitas
tinggi direduksi dengan cara pemanasan dengan arang yang dicampur dengan flux (suatu bahan
yang dapat menghilangkan campuran dengan cara pengikatan) yang sesuai.
Bijih dalam bentuk sulfida biasanya berkualitas rendah karena mengandung kurang dari 10
% tembaga. Bijih ini dapat dipekatkan dengan proses pengapungan (flotation Process). Dalam
proses ini bijih yang telah dihancurkan dicampur dengan air dan suatu jenis minyak tertentu.
Udara ditiupkan ke dalam campuran untuk menghasilkan gelembung-gelembung udara. Partikel
logam sedikit atau bahkan tidak sama sekali dengan air(hidrofobik) tetapi berikatan dengan
minyak)(bagian terluarnya dilapisi minyak) dan akan menempel pada gelembung-gelembung
udara yang kemudian akan mengapung pada permukaan. Partikel-partikel pasir, batuan dan tanah
liat akan terbasahi oleh air(hidrofobik) dan akan berada pada bagian dasar bak pengapungan.
Gelembung-gelembung udara yang membawa partikel logam dan mengapung pada permukaan
dipisahkan, dan dipekatkan.
Partikel-partikel logam yang telah dipekatkan kemudian dipanaskan pada suhu dibawah
titik lelehnya untuk menghilangkan uap air dan belerang sebagai belerang oksida. Campuran
yang tinggal, yang disebut dengan calcine dan mengandung Cu2S, FeS, FeO, dan SiO 2 diekstrak
dalam bentuk leburannya dengan cara mencanpurkan batu kapur(sebagai flux) dan memanaskan
campuran di atas titik lelehnya. Reaksi yang terjadi adalah:
Cu2S, dengan sejumlah FeS, yang diperoleh setelah proses pemisahan denmgan cara
peleburan disebut matte. Reduksi terhadap matte dilakukan dengan cara menghembuskan udara
melalui lelehan. Mula-mula udara mengoksidasi besi(II) sulfida menjadi besi(II) oksida dan
belerang oksida. Pasir kemudian ditambahkan untuk membentuk besi(II) silikat dan besi(II)
oksida. Setelah besi dipisahkan, hembusan udara akan menghasilkan Cu2S dan Cu2O. Segera
setelah tembaga(I) oksida terbentuk, akan direduksi oleh tembaga(I) sulfida menghasilkan logam
tembaga. Persamaan reaksinya dalah:
Sisa tembaga (II) oksida dihilangkan dengan cara reduksi menggunakan H2 dan CO yang
dihasilkan dari metana atau gas alam. Tembaga yang dihasilkan dengan cara ini disebut dengan
tembaga blister(lepuhan) sebab tembaga jenis ini mempunyai rongga-rongga yang berisi udara di
dalamnya.
Tembaga tidak murni dicetak menjadi lembaran-lembaran, yang digunakan sebagai anoda
dalam pemurnian logam secara elektrolitik. Lembaran tipis tembaga muni dipakai sebagai
katoda; larutan tembaga(II) sulfat yang telah diasamkan dengan asam sulfat digunakan sebagai
larutan elektrolit. Selama elektrolisis tembaga pada anoda akan menuju ke katoda. Emas dan
perak yang berfungsi sebagai pengotor akan jatuh ke dasar di bawah anoda sebagai lumpur
bersama sejumlah kecil Cu2O. Perak, emas dan logam-logam golongan platina dapat diperoleh
dari lumpur anoda sebagai hasil samping yang berharga. Logam yang lebih aktif dari tembaga,
misalnya zink dan besi, akan teroksidasi di anoda dan akan lepas ke dalam larutan. Tembaga
yang terdeposisi pada katoda mempunyai kemurnian rata-rata 99,95%. Nilai jual logam mulia
yang terdapat dalam lumpur anoda cukup untuk biaya elektrolisis.
Perak(Ag)
Perak ditemukan dalam jumlah besar sebagai gumpalan logam atau kadang-kadang juga
ditemukan dalam bentuk senyawa pada berbagai batuan. Perak juga di dapatkan sebagai paduan
bersama emas, tembaga, atau raksa, atau juga dalam bentuk kloridanya AgCl) dan suilfidanya
(Ag2S) yang biasanya bercampur dengan sulfida dari timbal, tembaga, nikel, arsenik dan
antimon. Kebanyakan perak diperoleh sebagai hasil samping penambangan logam lainnya,
seperti timbal dan tembaga.
Pada pengolahan timbal dari bijih timbal suilfida, biasanya akan diperoleh pula logam
perak. Perak diekstraksi dari tembaga menggunakan zink, dalam mana perak 3000 kali lebih
larut dari pada timbal. Timbal kemudian dilelehkan dan dicampur dengan sejumlah kecil zink.
Timbal dan zink tak dapat bercampur dengan baik. Sebagian besar perak akan meninggalkan
timbal dan larut ke dalam zink. Bila pencampuran dihentikan, zink akan mengapung dan
membeku. Paduan zink-perak dipisahkan dari timbal dan zink yang mudah menguap dengan cara
destilasi. Prosedur pemisahan ini dikenal sebagai Proses Parkes.
Ekstrai perak dari bijihnya tergantung pada pembentukan ion kompleks disianoargentat,
[Ag(CN)2]-. Logam perak dan semua senyawanya larut dengan baik pada logam alkali sianida
dengan adanya udara. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
4Ag + 8CN- + O2 + 2H2O 4[Ag(CN)2]-. + 4OH-
Perak terendapkan dari larutan sianida dengan penambahan zink ataupun aluminium:
Perak juga dapat diperoleh dalam lumpur anoda pada elektrolisis untuk memperoleh
tembaga.
Emas(Au)
Emas biasanya didapatkan di alam dalam bentuk logamnya, dan jarang diperoleh dalam
gumpalan besar, tapi lebih sering diperoleh dalam bentuk partikel kecil bercampur pasir yang
terbentuk dari pecahan bongkahan batu yang besar. Umumnya keberadaan emas selalu disertai
dengan keberadaan logam perak dan logam-logam golongan platina (Ru, Rh, Pd, Os, Ir dan Pt).
Emas juga didapatkan dalam senyawaanya di beberapa mineral seperti telluride [AuTe2] dan
telluride ganda, [AuAgTe4], yang disebut juga dengan silvanite.
Selama berabad-abad emas diperoleh dengan cara pencucian batuan dengan air untuk
memisahkan partikel-partikel kecil dari partikel emas yang berukuran lebih besar. Sampai saat
ini, emas juga ditambang dengan cara yang sangat tradisional.
Pada proses amalgamisasi untuk mengekstrak emas, tepung halus bijih emas di cucu diatas
lembaran tembaga yang dilapisi raksa, dalam mana sekitar separuh bagian emas akan terlarut.
Amalgam dikeruk dan raksa dihilangkan dengan destilasi. Emas akan diperoleh sebagai residu.
Proses sianida untuk emas miprip dengan cara yang digunakan untuk memperoleh perak
dari bijihnya, sehingga dua jenis logam ini sering terektraksi secara bersamaan. Oksigen di udara
sangat penting bagi reaksi yang terjadi pada proses ekstraksi. Emas dipisahkan dari larutan
berdasarkan reaksi berikut ini:
Latihan
Rangkuman
Tembaga, perak dan emas terdapat dialam dalam bentuk bongkahan atau butiran logam murninya
atau dalam berbagai mineral. Ekstraksi logam-logam tersebut dari bijihnya umumnya diawali
dengan peleburan bijih. Proses pemisahan selanjutnya adalah pengapungan, destilasi, atau
elektrodeposisi.
Tes Formatif 3
Petunjuk: Berilah tanda silang(X) pada jawaban yang paling tepat!
1) Cuprite merupakan salah satu bijih tembaga. Mineral ini mempunyai rumus kimia...
A. CuO B. Cu2O C. Cu2S D. CuFeS2
2) Dalam darah beberapa binatang laut, seperti udang, tembaga dapat mempunyai fungsi
sebagai....
A. Pembunuh bibit penyakit B. Penyebab warna merah
C. Pengangkut oksigen D. Penstabil suhu tubuh
3) Pada proses pemurnian tembaga secara elektrolitik, tembaga dengan kemurnian yang
sangat tinggi terdeposisi pada..
A. Katoda B. Anoda C. Dasar bejana D. Dinding bejana
4) Pada pemisahan perak secara elektrolitik, larutan elektrolit yang biasa digunakan
mengandung ion...
A. Ag+ B. CN- C. [Ag(CN)2]- D. Zn2+
5) Perak dapat diendapkan dari [Ag(CN)2]- dengan cara reduksi menggunakan...
A. Aluminium B. Emas C. Besi D. Tembaga
6) Perak dapat dipisahkan dari paduan zink-perak dengan cara..
A. Peleburan B. Penyaringan C. Pendinginan D. Destilasi
7) Perak sebagai pengotor emas dapat dihilangkan dengan cara pelarutan menggunakan
larutan...
A. Asam klorida B. Asam sulfida C. Asam iodida D. Asam nitrat
8) Mineral dengan rumus kimia AuTe2 disebut dengan...
A. Teluride B. Teluluride ganda C. Silvanite D. Amalgam
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci Jawaban Tes formatif 3 yang ada di bagian akhir
bab ini. Hitunglah jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
Kegiatan Belajar 3.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan = x 100%
8
Tes Formatif 1
1) D 2) D 3) A 4) B 5) B
Tes Formatif 2
1) D 2) A 3) B 4) C 5) C 6) B 7) D 8) A
Tes Formatif 3
1) B 2) C 3) A 4) C 5) A 6) D 7) D 8) A
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F.A. and Wilkinson, G., Basic Inorganic Chemistry, New York: John Wiley & Sons, Inc.,
1976
Greenwood, N N, and Earnshaw,A Chemistry of the Elements (1989), Ox ford: pergamon press.
Holtzclaw,J.R,.H.F, Robinson, W.R, and Nebergall, W.H General Chemistry,
Seventh Editon, (1984), Lexington: D,C Heath and Company.
Petrucci, R.H and Wismer, R.K, General Chemistry with Qualitative Analysis,
econd Edition, (1987), New York, Macmillan Publishing Company