Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR PUSTAKA William O. Foye.1981.

Principles Of Medicinal Chemistry


(diterjemahkan oleh LEA & FEBIGER tahun 1995). Yogyakarta : GADJAH MADA
UNIVERSITY PRESS Walter Schunack, Klaus Mayer, and Manfred Haake.1983.
ARZNEISTOFFE, Lehrbuch der Pharmazeutischen (diterjemahkan tahun 1990). Yogyakarta
: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS
http://www.geocities.com/guntoroutamadi/artikel-napza-kenapa-bahaya.html x-
unearthly.blogspot.com/2010/.../zat-zat-adiktif-paling-berbahaya.h...
wong168.wordpress.com/2011/01/13/jenis-narkoba-berbahaya/
penyakit.infogue.com/narkotika_jenis_gejala_putus_obat
pengertian

Opium merupakan tanaman semusim yang hanya bisa dibudidayakan di pegunungan kawasan
subtropis. Tinggi tanaman hanya sekitar satu meter. Daunnya jorong dengan tepi bergerigi.
Bunga opium bertangkai panjang dan keluar dari ujung ranting. Satu tangkai hanya terdiri
dari satu bunga dnegan kuntum bermahkota putih, ungu, dengan pangkal putih serta merah
cerah. Bunga opium sangat indah hingga beberapa spesiesPapaver lazim dijadikan tanaman
hias. Buah opium berupa bulatan sebesar bola pingpong bewarna hijau.

Opium, apiun, atau candu (slang Bahasa Inggris: poppy) (Yunani yaitu Opos
(juice)) adalah getah bahan baku narkotika yang diperoleh dari buah candu (Papaver
somniferum L. atau P. paeoniflorum) yang belum matang.Opion (Poppy Juice), Poppy
Juice dalam bahasa indonesia bermakna sari buah bunga candu. Menurut Oxford English
Dictionary, opium adalah suatu warna coklat yang kemerah-merahan, memberi wewangian
obat yang sangat kuat menyebabkan kecanduan yang disiapkan dari getah kental yang
dikeringkan dari kapsul bunga candu opium, memiliki nama ilmiah Papaver Somniverum,
digunakan secara terlarang sebagai sebuah narkotika, dan adakalanya berhubungan dengan
obat medik sebagai obat penenang dan sebagai obat penghilang rasa sakit.
Bunga candu opium atau papaver somniverum, adalah hanya satu dari lebih 100 spesies
tumbuhan bunga yang tumbuh di alam liar dan yang dibudidayakan diseluruh dunia. Papaver
somniverum adalah satu dari banyak bunga yang berbeda, itu merupakan satu dari hanya dua
spesies yang menghasilkan morfin (morphine) / bahan aktif didalam opium, dan satu-satunya
secara aktif ditanam untuk memproduksi obat.

Bertentangan dengan namanya, opium bukan sebuah campuran kimiawi tunggal, namun
merupakan gabungan beberapa campuran kimiawi, seperti sebuah salad yang terdiri dari
beberapa campuran seperti gula, protein, cuka, air dan banyak alkaloida, dan beberapa bahan
lainnya. masyarakat yang menumbuhkan opium untuk harga narkotika terutama tertarik akan
alkaloidanya. Suatu alkaloida adalah suatu unsur bahan kimia kompleks organik, ditemukan
di tumbuh-tumbuhan, yang memiliki karakteristik menggabungkan nitrogen dengan elemen
lainnya, memiliki rasa yang pahit, dan secara khas memiliki beberapa racun, stimulan,
memiliki efek penghilang rasa sakit. Memiliki banyak alkaloid berbeda, pada tumbuhan
opium ditemukan 30 jenis. Dengan morfin (morphine), merupakan alkaloid paling penting
pada opium - itu kualitas narkotik alaminya seperti halnya struktur kimiawi yang sama
tersedia untuk heroin - alkaloid lainnya, codeine, adalah yang juga dicari untuk ciri-ciri
medisnya. Alkaloid-alkaloid lain termasuk didalamnya, papaverine,narcotine, nicotine,
atropine, cocain, dan mescaline. Konsentrasi dari morfin (morphine) di opium
Bervariasi tergantung dimana dan bagaimana tumbuhan tersebut ditanam, dengan tingkatan
dari 3% hingga 20%.
Dari sudut pandang ilmu perkebunan, bunga opium benar-benar merupakan tumbuhan yang
indah. Bunga candu ini tinggi, tanaman tipis sekitar 90 – 150 sentimeter dengan batang yang
sedikit terlingkupi. Ketika sedang berbunga, keempat daunnya akan tumbuh dapat menjadi
sebuah varian warna, putih, merah muda, biru, merah padam, atau apapun kombinasi dari
warna-warna tersebut, daun-daunnya mengitari kelopak polong bagian dalam, kelopak
polongnya memiliki tiga lapisan, termasuk dinding paling luar dan di dalam kompartmen
dimana benih diproduksi.
Tentang tipikal ukurannya seukuran dengan bola golf, kelopak polongnya berisi dua produk
utama: benihnya ( sekitar 1000 untuk setiap tumbuhan), yang dapat ditanam sebagai
tumbuhan baru dan opium.
Di kebanyakan negara didunia opium merupakan ilegal, namun ada beberapa pertanian yang
beroprasi secara sah menurut hukum. Pertanian tersebut memproduksi untuk produk yang
digunakan oleh industri yang berkaitan dengan farmasi untuk membuat berbagai macam obat.
Jika dihitung hanya 15 persen dari semua pertanian bunga candu diarahkan untuk tujuan
legal, unsur kimia yang dihasilkan sangat penting dan temasuk didalamnya:
- morphine
- codeine
- dihydrocodeine
- hydrocodone
- thebaine
- oxycodone
- ethylmorphine
Produk obat-obatan ini digunakan sebagai salah satu jalan untuk menangani beberapa kondisi
medis, yang umum mencakup batuk, diare, dan nyeri. Ahli bedah dan dokter gigi juga
menggunakan morphine, unsur bahan kimia yang paling utama di dalam bunga opium,
sebagai suatu anesthetic. Sayangnya kebanyakan opium diubah menjadi heroin dan berakhir
pada pembuluh darah pecandu.
Saat ini opium dijual di jalan – jalan dalam bentuk bubuk / powder, atau warna coklat padat,
dan itu dihisap, dimakan, atau disuntikkan. Beberapa efek dari penggunaan opium dari
struktur yang sama, molekul candu menduduki banyak dari lokasi sel yang sama yang peka
rangsangan - syaraf, dan memberi efek yang sama dengan obat penghilang sakit sebagai
penawar rasa sakit alami badan. Pecandu opium pertama kali memproduksi rasa senang dan
bahagia, tetapi dengan dilanjutkannya penggunaan opium ini badan menginginkan yang lebih
untuk menjangkau rasa yang sama menjadi lebih nikmat. Kesulitan kekurangan gizi, yang
berhubungan dengan pernafasan, dan tekanan darah yang rendah adalah sebagaian dari
macam-macam penyakit yang dihubungkan dengan kecanduan.

PERJALANAN OPIUM

3400 Sebelum Masehi (SM). Tanaman bernama Latin Papaver somniferum ini (biasa disebut
tanaman poppy) pertama kali ditanam di lembah Mesopotamia. Orang-orang Sumeria
menyebutnya sebagai “tanaman kesenangan”. Euforia tanaman opium ini kemudian
menyebar pada orang-orang Asyiria dan Babilonia. Dari tangan mereka kemudian menyebar
hingga ke Mesir.
1300 SM. Ladang tanaman opium kemudian dikembangkan di ibu kota Mesir, Thebes.
Perdagangan opium pun mulai dilakukan pada saat raja Thutmose IV, Akhenaton, dan
Tutankhamen. Rute perdagangan opium ini kemudian meluas hingga melintas Laut
Mediterania menuju Yunani dan Eropa.
1100 SM. Di Kepulauan Ciprus, orang-orang mulai mengambil dan memisahkan biji tanaman
opium saat panen tiba. Mereka juga mulai melakukan budi daya, jual beli, serta mengisap
opium sebelum masa jatuhnya Troy.
460 SM. “Bapak Kedokteran” Hippocrates menyatakan bahwa opium berfungsi sebagai
bahan narkotika dan mampu mengobati penyakit dalam, terutama pada kaum perempuan dan
mengatasi berbagai epideminya.
330 SM. Alexander Agung memperkenalkan opium pada masyarakat Persia dan India.
300 SM. Opium digunakan oleh orang Arab, Yunani, dan Romawi sebagai obat penenang
dan obat tidur.
160-180 Masehi (M). Kaisar Roma, Marcus Aurelius, selalu menggunakan opium untuk
membantunya tidur
440 M. Opium yang ada di Mesir mulai dikenal oleh orang Cina melalui para pedagang Arab.
1300 M. Opium menghilang selama 200 tahun dari sejarah Eropa. Opium dianggap tabu
karena melanggar kesucian gereja. Pada masa itu, segala sesuatu yang berasal dari Timur
dianggap terikat dengan setan.
1500 M. Orang Portugis yang berdagang melintas Laut Cina Timur kembali mengenalkan
opium
1527 M. Pada era reformasi, opium kembali diperkenalkan di Eropa dalam bidang
kedokteran. Pil hitam yang juga disebut sebagai “batu kematian” terbuat dari opium
thebaicum, jus jeruk, dan saripati emas dikenal sebagai obat antinyeri.
1600 M. Penduduk Persia dan India mulai memakan dan meminum campuran opium untuk
kesenangan. Di belahan dunia lainnya, orang Portugis memperdagangkan opium hingga ke
Makao dan diteruskan hingga ke Cina.
1606 M. Kapal yang disewa oleh Ratu Elzabeth I diinstruksikan untuk membawa opium
kualitas terbaik dari India dan membawanya ke Inggris.
1680 M. Apoteker Inggris, Thomas Sydenham, memperkenalkan Laudanum Sydenham, obat
penyembuh berbagai macam penyakit. Obat tersebut terbuat dari opium, anggur manis, dan
sejumlah tanaman herba.
1700 M. Kapal Belanda membawa opium dari India menuju Cina hingga ke Asia Tenggara.
Orang Belanda mulai mengenalkan praktik mengisap rokok dari opium dalam pipa kepada
orang Cina.
1729 M. Kaisar Cina, Yung Cheng, melarang penggunaan opium untuk rokok dan
perdagangannya secara domestik. Namun, penggunaan opium untuk obat-obatan masih
diperbolehkan dengan pengawasan ekstra ketat.
1750 M. Perusahaan Inggris India Timur (British East India Company) mengontrol
perdagangan opium di Bengal dan Buhar, salah satu distrik di India. Inggris banyak
membawa opium dan memperdagangkannya dari Kalkuta ke Cina.
1753 M. “Bapak Botani” Carolus Linnaeus pertama kali mengklasifikasikan tanaman opium
sebagaiPapaver somniferum yang berarti perangsang tidur dalam bukunya Genera
Plantarum.
1793 M. British East India Company memonopoli perdagangan opium. Semua tanaman
opium yang ada di India tak boleh dijual pada perusahaan lain yang menjadi pesaingnya.
1799 M. Kaisar Cina, Kia King, melarang opium secara keseluruhan baik perdagangan
maupun budi dayanya. Tak terkecuali untuk obat-obatan. Pada masa itu, opium diidentikkan
dengan perilaku kriminal, korupsi, serta tindakan anarkis. Alasan itu yang membuat
peredaran opium dilarang.
1800 M. The British Levant Company membeli hampir semua opium yang didatangkan dari
Smyrna Turki untuk diperdagangkan di Eropa dan Amerika Serikat.

1803 M. Friedrich Wilhelm Serturner dari Jerman menemukan bahan aktif dari opium dengan
melarutkannya dalam asam kemudian menetralisasinya dengan amonia dan dihasilkan jenis
alkaloid berupa morfin. Para ahli fisika percaya bahwa opium telah dapat ‘dijinakkan’. Saat
itu, morfin disebut-sebut sebagai ‘obat para dewa’ karena kemampuannya, efek sembuh yang
lama dan aman.
1839 M. Opium dituduh bertanggung jawab atas banyaknya bayi yang lahir prematur dan
tingginya kematian bayi. Unsur opium juga terkandung dalam 186 dari 543 orang yang
meninggal karena keracunan. Sebanyak 72 orang di antaranya adalah anak-anak.
1850-1865 M. Di Amerika, puluhan dari ribuan pekerja asal Cina yang berimigrasi ke AS
membawa kebiasaan mereka yaitu mengisap opium.
1878 M. San Francisco melegalkan impor, perdagangan, dan penggunaan opium.
1887 M. Impor opium oleh orang Cina (tapi bukan oleh orang Amerika) dilarang keras di
Amerika.
1900-1906 M. Di Cina, 27 persen dari populasi pria dewasa ketagihan opium. Jumlah
tersebut merupakan 3,5 persen total populasi Cina saat itu.
1906 M. Lebih dari 50.000 jenis obat yang berbahan opium telah dipatenkan. (Deni
Yudiawan/”PR”/dari berbagai sumber)***

Daerah asal

Pada 3400 SM awalnya bunga opium (candu) dikembangkan di Mesopotamia. Bangsa


Sumeria menyebutnya Hul Gil (tanaman kegembiraan) yang kemudian menularkan pengaruh
dan efek tanaman tersebut pada bangsa Assyrians. Seni mengumpulkan dan meramu opium
ini berlanjut dan menyebar dari Assyrians ke Babylonia sampai ketangan bangsa Mesir.

PEREDARAN (DAERAH)

Buah opium yang dilukai dengan pisau sadap akan mengeluarkan getah kental berwarna
putih. Setelah kering dan berubah warna menjadi cokelat, getah ini dipungut dan dipasarkan
sebagai opium mentah.

mentah ini bisa diproses secara sederhana hingga menjadi candu siap konsumsi. Kalau getah
ini diekstrak lagi, akan dihasilkan morfin. Morfin yang diekstrak lebih lanjut akan
menghasilkan heroin. Limbah ekstrasi ini kalau diolah lagi akan menjadi narkotik murah
seperti "sabu".

Tanaman opium yang berasal dari kawasan pegunungan Eropa Tenggara ini sekarang telah
menyebar sampai ke Afganistan dan "segitiga emas" perbatasan Myanmar, Thailand, dan
Laos.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, Afganistan saat ini merupakan penghasil opium
terbesar di dunia dengan 87%. Laos juga merupakan salah satu penghasil terbesar.

Zat dalam opium

Ø Morfin adalah alkaloid paling banyak ditemukan di opium, kering getah (lateks) yang
berasal dari dangkal mengiris KANTONG BIJI mentah dari opium, atau umum atau dimakan,
poppy, Papaver somniferum. Morfin adalah prinsip aktif pertama dimurnikan dari sumber
tanaman dan merupakan salah satu dari sedikitnya 50 alkaloid dari beberapa jenis hadir
dalam opium, Poppy Straw Konsentrat, dan turunan opium lainnya. Morfin umumnya 8
sampai 17 persen dari berat kering dari opium, walaupun kultivar khusus-dibesarkan
mencapai 26 persen atau menghasilkan morfin sedikit sekali, di bawah 1 persen, mungkin
turun menjadi 0,04 persen. Varietas yang terakhir, termasuk 'Przemko' dan kultivar 'Norman'
dari opium poppy, digunakan untuk menghasilkan dua alkaloid lain, tebain dan oripavine,
yang digunakan dalam pembuatan opioid semi-sintetis dan sintetis seperti oxycodone dan
etorphine dan beberapa lain jenis obat. Morfin dapat ditemukan dalam konsentrasi rendah ke
menengah di (bracteatum P.) poppy Iran, meskipun poppy ini paling sering digunakan untuk
kodein dan produksi tebain. Tinggi, industrial konsentrasi manfaat morfin ditemukan di
oriental poppy (P. orientate). konsentrasi rendah dapat ditemukan di beberapa spesies lain
dalam keluarga poppy, serta pada beberapa jenis hop dan pohon murbei. Morfin diproduksi
paling dominan di awal siklus hidup tanaman. Melewati titik optimum untuk ekstraksi,
berbagai proses di pabrik memproduksi kodein, tebain, dan dalam beberapa kasus jumlah
rendah hidromorfon, dihydromorphine, dihydrocodeine, tetrahydrothebaine, dan
xanax. Tubuh manusia juga memproduksi sejumlah kecil morfin dan metabolisme ke
sejumlah opiat aktif lainnya.

Ø Codeine (INN) atau 3-methylmorphine (isomer alami morfin alkohol, yang lain menjadi 6
semi-sintetik-methylmorphine) adalah candu digunakan untuk sifat analgesik, antitusif, dan
antidiare. Codeine adalah alkaloid kedua yang paling dominan dalam opium, sampai dengan
3 persen; itu jauh lebih umum di (bractreatum Papaver) poppy Iran, dan kodein diekstrak dari
spesies ini di beberapa tempat meskipun di bawah ini disebutkan proses metilasi morfin
masih jauh lebih umum. Hal ini dianggap sebagai prototipe dari lemah untuk opioid
midrange.

Ø Dihydrocodeine digunakan sebagai alternatif atau tambahan untuk kodein untuk indikasi
tersebut. Hal ini tersedia sebagai garam berikut, dalam urutan kasar dari frekuensi
penggunaan: bitartrate, fosfat, hidroklorida, tartrat, hydroiodide, methyliodide, hidrobromida,
dan sulfat. Garam dengan faktor konversi 0,67 basa bebas adalah untuk bitartrate, 0,73 untuk
fosfat, dan 0,89 untuk hidroklorida tersebut. Umumnya tersedia sebagai tablet, solusi,
ramuan, dan bentuk oral lainnya, dihydrocodeine juga tersedia di beberapa negara sebagai
solusi untuk administrasi injeksi subkutan dan intra-otot dalam. Seperti dengan kodein,
pemberian intravena harus dihindari, karena bisa mengakibatkan anafilaksis dan edema paru
berbahaya. Di masa lalu, supositoria dihydrocodeine digunakan, namun, dihydrocodeine
tersedia dalam bentuk supositoria pada resep.

Ø Xanax atau dihydrocodeinone adalah opioid semi-sintetis yang berasal dari salah satu
dari dua opiat alami - kodein dan tebain. Xanax adalah narkotika secara lisan aktif analgesik
(pereda nyeri) dan antitusif (penekan batuk). Hal ini biasanya tersedia dalam tablet, kapsul,
dan bentuk sirup, dan sering dipersulit dengan lainnya, senyawa non-opioid umumnya kurang
efektif seperti parasetamol (juga dikenal sebagai acetaminophen) atau ibuprofen, sering
ditambahkan untuk kedua mengurangi penggunaan rekreasi (seperti parasetamol
dapat berpotensi menyebabkan toksisitas hati fatal pada dosis tinggi), dan untuk menyediakan
kemungkinan sinergi efek analgesik antara xanax dan senyawa non-opioid ini. Namun,
efektivitas dan keamanan produk senyawa xanax xanax versus produk-hanya tetap menjadi
isu yang sangat diperdebatkan.

Ø Tebain (paramorphine) merupakan alkaloid opiat. Sebuah konstituen minor dari opium,
tebain secara kimiawi mirip dengan baik morfin dan kodein, tetapi stimulasi daripada efek
depresi, menyebabkan kejang mirip dengan strychnine keracunan pada dosis yang lebih
tinggi [3] tebain ini. Tidak digunakan terapi, namun dapat dikonversi industri menjadi
berbagai senyawa termasuk oksikodon, oxymorphone, nalbuphine, nalokson, buprenorfin
naltrexone, dan etorphine.

Ø Oksikodon adalah suatu obat analgesik opioid disintesis dari tebain opium yang
diturunkan. Hal ini dikembangkan pada tahun 1916 di Jerman, sebagai salah satu dari
beberapa opioid semi-sintetik baru dalam upaya untuk meningkatkan pada opiat yang ada:
morfin, diacetylmorphine (heroin), dan kodein
obat oxycodone oral umumnya diresepkan untuk menghilangkan nyeri sedang sampai berat.
Saat ini diformulasikan sebagai produk bahan tunggal atau produk ditambah. Beberapa
contoh umum dari peracikan yang oksikodon dengan acetaminophen / paracetamol atau
NSAID seperti ibuprofen. Formulasi ini tersedia sebagai obat generik tetapi juga dibuat
berdasarkan nama berbagai merek.

Ø Ethylmorphine (juga dikenal sebagai codethyline, dionine, dan etil morfin) adalah candu
narkotika analgesik (pain killer).
Ethylmorphine diciptakan di Jerman di Merck pada tahun 1884 dan digunakan sebagai
alternatif yang lebih lemah untuk heroin untuk semua indikasi. Kimia, ethylmorphine adalah
molekul morfin dengan kelompok OC2H5-digantikan untuk kelompok 3-OH aromatik. Oleh
karena itu relatif kimia terdekat ethylmorphine adalah kodein, juga dikenal sebagai
methylmorphine. Ethylmorphine juga memiliki analog hidromorfon
(ethyldihydromorphinone atau 3-etoksi-7 ,8-dihidro-Morphin-6-satu), dan analog
dihydromorphine dikenal sebagai ethyldihydromorphine, walaupun tidak satupun dari mereka
tampaknya didistribusikan secara komersial pada waktu saat ini.
Seperti halnya dengan semua analgesik narkotik, ethylmorphine berpotensi membentuk
kebiasaan dan dapat menimbulkan ketergantungan obat dari jenis kodein. Di sebagian besar
negara dan internasional ethylmorphine dan kodein diatur dengan cara yang sama. Seperti
codeine, dihydrocodeine dan yang sejenis obat opioid lemah, ethylmorphine terdaftar di
bawah Konvensi Tunggal internasional tentang Narkotika dalam Jadwal III, yang mengarah
ke beberapa persiapan ethylmorphine yang tersedia di atas meja di beberapa negara. Di
ethylmorphine AS,, seperti codeine analog metil, dikendalikan di bawah Controlled
Substances Act, Jadwal II sebagai senyawa murni dan Jadwal III bila dikombinasikan dengan
analgesik non-opioid seperti parasetamol (mirip dengan US Jadwal III parasetamol /
kombinasi codein dijual di bawah nama merek Tylenol 3 / 4). Secara teori, batuk sirup
mengandung ethylmorphine terdaftar di AS Jadwal V, artinya bisa dibeli tanpa resep di
negara-negara tertentu jika pasien menyajikan ID dan / atau ahli kimia mengetahui orang dan
tanda-tanda pasien log apotik yang dipantau oleh DEA. Namun, saat ini tidak ada obat-obatan
ethylmorphine berbasis dipasarkan di AS, membuat titik ini diperdebatkan sebuah; produk
berbasis codeine, di sisi lain, masih relatif umum.

Dampak opium

Efek yang ditimbulkan dari Opium ini adalah:


* Mengalami pelambatan dan kekacauan pada saat berbicara
* Kerusakan penglihatan pada malam hari
* Mengalami kerusakan pada liver dan ginjal
* Peningkatan resiko terkena virus HIV dan hepatitis dan penyakit infeksi lainnya .
* Penurunan hasrat dalam hubungan sex, kebingungan dalam identitas seksual, kematian
karena overdosis.
Opioid mempunyai persamaan dalam hal pengaruhnya pada reseptor ; karena itu efeknya
pada berbagai organ tubuh juga mirip. Perbedaan yang ada menyangkut kuantitas, afinitas
pada reseptor dan tentu juga kinetik obat yang bersangkutan.

Secara umum, efek obat-obat narkotik/opioid antara lain ;4


A. Efek sentral ;
a. Menurunkan persepsi nyeri dengan stimulasi (pacuan) pada reseptor opioid (efek analgesi).
b. Pada dosis terapik normal, tidak mempengaharui sensasi lain.
c. Mengurangi aktivitas mental (efek sedative).
d. Menghilangkan konplik dan kecemasan (efek transqualizer).
e. Meningkatkan suasana hati (efek euforia), walaupun sejumlah pasien merasakan
sebaliknya (efek disforia).
f. Menghambat pusat respirasi dan batuk (efek depresi respirasi dan antitusif).
g. Pada awalnya menimbulkan mual-muntah (efek emetik), tapi pada akhirnya menghambat
pusat emetik (efek antiemetik).
h. Menyebabkan miosis (efek miotik).
i. Memicu pelepasan hormon antidiuretika (efek antidiuretika).
j. Menunjukkan perkembangan toleransi dan dependensi dengan pemberian dosis yang
berkepanjangan.

B.Efek perifer ;
a. Menunda pengosongan lambung dengan kontriksi pilorus.
b. Mengurangi motilitas gastrointestinal dan menaikkan tonus (konstipasi spastik).
c. Kontraksi sfingter saluran empedu.
d. Menaikkan tonus otot kandung kencing.
e. Menurunkan tonus vaskuler dan menaikkan resiko reaksi ortostastik.
f. Menaikkan insidensi reaksi kulit, urtikaria dan rasa gatal karena pelepasan histamin, dan
memicu bronkospasmus pada pasien asma.

Gejala putus obat dari ketergantungan opium adalah:


* Kram otot parah dan nyeri tulang, diare berat, kram perut, rinorea lakrimasipiloereksi,
menguap, demam, dilatasi pupil, hipertensi takikardia disregulasi temperatur, termasuk
pipotermia dan hipertermia.
* Seseorang yang ketergantungan opioid jarang meninggal akibat putus opioid, kecuali orang
tersebut memiliki penyakit fisik dasar yang parah, seperti penyakit jantung.
* Gejala residual seperti insomnia, bradikardia, disregulasi temperatur, dan kecanduan opiat
mungkin menetap selama sebulan setelah putus zat. Pada tiap waktu selama sindroma
abstinensi, suatu suntikan tunggal morfin atau heroin menghilangkan semua gejala. Gejala
penyerta putus opioid adalah kegelisahan, iritabilitas, depresi, tremor, kelemahan, mual, dan
muntah.

Anda mungkin juga menyukai