Anda di halaman 1dari 5

Tentang Unsur Kimia : Besi (Fe)

4 Comments

A. Asal Usul Besi

Salah satu kandungan unsur di Bumi kita ini adalah besi. Menurut para astronom, besi yang
terkandung di Bumi ini berasal dari luar angkasa. Besi bisa berada di Bumi karena meteorit-
meteorit yang mengandung besi jatuh ke Bumi berjuta-juta tahun yang lalu. Karena itulah
hanya daerah-daerah tertentu yang memiliki persediaan besi di daerahnya. Kemungkinan
daerah-daerah yang memiliki persedian besi itu adalah daerah yang dijatuhi oleh meteorit-
meteorit tersebut.

Kalau memang begitu, ada pula kemungkinan habisnya bijih besi di daerah-daerah penghasil
bijih besi tersebut. Hal itu tergantung seberapa besar atau seberapa kecil meteorit
mengandung bijih besi yang terjatuh ke daerah-daerah tersebut dan penggunaannya. Lalu
kapan pertama kali orang-orang menggunakan besi?

Tanda-tanda pertama kegunaan besi adalah di Sumeria dan Mesir, di mana sekitar 4000 SM.
Benda kecil, seperti mata lembing dan perhiasaan, dihasilkan dari besi yang didapati dari
meteor. Sekitar 3000 SM hingga 2000 SM, semakin banyak objek besi yang dihasilkan di
Mesopotamia, Anatolia, dan Mesir. Kegunaannya mungkin juga untuk upacara tertentu, dan
besi merupakan logam yang mahal saat itu, bahkan lebih mahal dibandingkan emas. Di
Indonesia sendiri terdapat pulau yang dikenal sebagai daerah penghasil besi, yaitu Sulawesi.
Disana dapat kita temukan perdagangan bijih besi hasil produksi tambang-tambang yang
terdapat di sekitar Danau Matano, dekat Sorowako, Luwu Timur.

B. Tentang Besi

Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi dan jarang ditemukan dalam keadaan unsur
bebas. Besi banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dan juga mempunyai
nilai ekonomis yang tinggi. Besi adalah logam paling melimpah nomor dua setelah setelah
alumunium. Bumi kita ini juga mengandung unsur Besi. Selain itu, besi juga memiliki sifat
fisika dan sifat kimia.

Sifat Fisika

1. Pada suhu kamar berwujud padat, mengkilap dan berwarna keabu-abuan.


2. Merupakan logam feromagnetik karena memiliki empat elektron tidak berpasangan pada
orbitan d.

3. Merupakan penghantar panas yang baik.

4. Kation logam besi berwarna hijau (Fe2+) dan jingga (Fe3+). Hal ini disebabkan oleh adanya
elektron tidak berpasangan dan tingkat energi orbital tidak berbeda jauh. Akibatnya, elektron
mudah tereksitasi ke tingkat energi lebih tinggi menimbulkan warna tertentu.

5. Besi bersifat keras dan kuat.

6. Sifa-sifat besi yang lain

a) Nomor Atom : 26

b) Nomor Massa : 57

c) Massa Atom : 55,85 g/mol

d) Kepadatan : 7,8 g/cm 3 pada 20 C

e) Titik Lebur : 1536 C

f) Titik Didih : 2861 C

g) Isotop :8

h) Energi Ionisasi Pertama : 761 kJ/mol

i) Energi Ionisasi Kedua : 1556,5 kJ/mol

j) Energi Ionisasi Ketiga : 2951 kJ/mol

Sifat Kimia

1. Unsur besi bersifat elektropositif yaitu mudah melepaskan elektron. Karena sifat inilah
bilangan oksidasi besi bertanda positif.

2. Besi dapat memiliki biloks 2, 3, 4 dan 6. Hal ini disebabkan karena perbedaan energi
elekktron pada subkulit 4s dan 3d cukup kecil, sehingga elektron pada subkulit 3d juga
terlepas ketika terjadi ionisasi selain elektron pada subkulit 4s.

3. Logam murni besi sangat reaktif secara kimiawi dan mudah terkorosi, khususnya di udara
yang lembab atau ketika terdapat peningkatan suhu.

4. Besi memiliki bentuk allotroik ferit yaitu alfa, beta, gamma dan omega dengan suhu
transisi 700oC, 928oC, dan 1530oC. Bentuk alfa bersifat magnetik, tapi ketika berubah
menjadi beta, sifat magnetnya menghilang meski pola geometris molekul tidak berubah.
5. Mudah bereaksi dengan unsur-unsur non logam seperti sulfur, fosfor, boron, karbon dan
silikon.

6. Larut dalam asam-asam mineral encer.

7. Oksidanya bersifat amfoter yaitu oksida yang menunjukkan sifat-sifat asam sekaligus basa.

Besi juga bermacam-macam berikut macam-macam besi :

1. Besi Tuang (cast iron)

Diperoleh dengan cara mendinginkan besi kasar yang diperoleh dari tanur, dengan
memasukkannya ke dalam cetakan yang tersedia. Tanur adalah tempat pengolahan bijih besi
menjadi logam besi.

Besi tuang mengandung 2 4% karbon.

Besi tuang bersifat keras mudah rapuh sehingga banyak digunakan sebagai pipa leding dan
radiator.

2. Besi Tempa (wrought iron)

Diperoleh dengan cara mengurangi karbon dari besi kasar sampai kadar karbonnya 0,02%.
Caranya besi dipanaskan sehingga karbonnya teroksidasi menjadi CO2

Sifat besi tempa lebih lunak dibandingkan besi tuang, tetapi lebih kuat.

Karena cukup lunak, maka ditempa menjadi peralatan, seperti golok dan cangkul.

3. Baja

Mengandung karbon sebanyak 0,02%

Baja lebih keras dibandingkan besi tempa.

Dibuat dengan menambahkan logam lain seperti nikel, krom, mangan, vanadium, molibden
dan wolfram sesuai dengan baja yang diinginkan.

Besi memiliki sifat kimia mudah terkorosi. Berikut ini penjelasan mengenai korosi pada besi :

Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi ini menimbulkan banyak
kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan
besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja anti
karat (stainless stell), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya zinc dan
magnesium dapat melindungi besi dari korosi. Berikut ini cara-cara pencegahan korosi pada
besi berdasarkan pada dua sifat tersebut :

1. Pengecatan

Jembatan atau pagar biasanya dicat. Cat dapat menghindarkan kontak dengan udara dan air.
Cat yang mengandung timbal dan zinc akan lebih baik karena keduanya melindungi besi
terhadap korosi.

2. Pelumuran dengan oli atau gemuk

Cara ini digunakan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk dapat mencegah
kontak dengan air.

3. Pembalutan dengan plastik

Berbagai macam barang misalnya saja rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan
plastik. Plastik dapat mencegah kontak dengan udara dan air.

4. Pelapisan dengan timah (tin plating)

Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi degan timah. Pelapisan tersebut
dilakukan secara elektrolisis, yang disibut tin plating. Timah tergolong logam yang taan
karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh. Bila lapisan
timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah malah mempercepat korosi besi. Hal itu
terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi
yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektokimia dengan besi sebagai
anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Untuk kaleng-kaleng yang sudah
tidak terpakai, hal ini malah diharapkan terjadi agar kaleng-kaleng bekas bisa cepat hancur.

5. Pelapisan dengan zinc (galvanisasi)

Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zinc. Berbeda dengan timah,
zinc dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena
suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode.

Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zinc, maka besi yang kontak dengan
zinc akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi
terlindungi dan zinc yang mengalami oksidasi (berkarat).

6. Pelapisan dengan kromium (cromium plating)

Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang
mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Pelapisan ini juga dilakukan dengan elektrolisis.
Sama seprti zinc, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada
yang rusak.

7. Pengorbanan anode (sacrificial protection)


Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif yang artinya lebih mudah berkarat daripada
besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat
tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam di dalam tanah
atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.

C. Aplikasi Besi dalam Kehidupan Sehari-hari

Pemanfaatan besi ini dapat kita jumpai setiap hari contohnya saja besi yang digunakan untuk
membuat baja. Baja dapat digunakan untuk membuat mainan anak-anak, perkakas dapur,
industri kendaraan, konstruksi bangunan, jembatan, rel kereta api dan lain-lain. Ada pula baja
anti karat yang banyak digunakan untuk pembuatan perkakas seperti gunting, obeng dan
kunci. Baja yang terkenal adalah stainless stell yang merupakan paduan besi dengan
kromium (14-18%) dan nikel (7-9%) yang mempunyai sifat keras.

Di dalam tubuh manusia juga terkandung zat besi. Zat besi yang ada dalam tubuh manusia
merupakan bagian penting dari hemglobin, yaitu bagian darah yang mengangkut oksigen.
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan penyakit kekurangan darah yang disebut juga
anemia. Zat besi juga dapat ditemukan di daging, kentang, sayuran dan hampir semua produk
makanan. Tubuh manusia menyerap zat besi yang berasal dari produk hewani lebih cepat
daripada yang berasal dari produk nabati.

Anda mungkin juga menyukai