Oleh :
DESSI YOHANNA SIAHAAN Dosen Pengampu :
PENDIDIKAN KIMIA MELIZA, M. Pd
ORIENTASI
Dalam kehidupan sehari-hari kita menyaksikan pagar rumah, paku, dan perabot rumah tangga
yang terbuat dari besi pada awalnya mengilap. Perhatikan paku yang mengilap pada gambar 1 (a).
Paku terbuat dari besi yang pada awalnya berwarna abu-abu mengilap. Namun setelah sekian lama
dipakai atau disimpan paku menjadi pudar dan berubah warna menjadi coklat kemerahan, seperti
gambar 1 (b).
Lalu, mengapa warnanya bisa berubah menjadi coklat kemerahan? Proses rusaknya permukaan
logam karena reaksi kimia disebut korosi atau perkaratan. Apakah kamu pernah mendengar istilah
perkaratan atau korosi pada besi? Apa itu korosi? Menurut Shaw dan Kelly (2006), korosi didefinisikan
sebagai degradasi sifat-sifat bahan selama berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, dan korosi
merupakan hal yang tak terelakkan bagi sebagian besar jenis logam. Artinya hampir semua logam
rentan terhadap degradasi.
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi oksidasi dan reduksi antara suatu
logam dengan berbagai zat di lingkungan sekitarnya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang
tidak dikehendaki. Korosi dijumpai pada bangunan, peralatan transportasi, dan peralatan
elektronik yang terbuat dari logam seperti seng, tembaga, atau besi. Korosi merugikan, misalnya
seng yang digunakan untuk atap bangunan dapat bocor akibat korosi. Pada umumnya korosi paling
banyak ditemukan pada besi yang dikenal perkaratan besi. Logam besi yang berikatan dengan gas
oksigen akan membentuk karat besi (Fe₂O₃). Persamaan kimia reaksi perkaratan besi adalah
sebagai berikut:
Selain pada perkakas logam ukuran besar, korosi ternyata juga mampu menyerang logam pada
komponen-komponen renik peralatan elektronik, mulai dari jam digital hingga komputer serta
peralatan canggih lainnya yang digunakan dalam berbagai aktivitas umat manusia, baik dalam
kegiatan industri maupun di dalam rumah tangga.
Pengertian Korosi
• Korosi adalah rusaknya benda-benda logam akibat pengaruh lingkungan, Proses korosi
dapat dijelaskan secara elektrokimia, misalnya pada proses perkaratan besi yang
membentuk oksida besi ( Fe2O3.nH2O).
• Contoh peristiwa korosi antara lain karat pada besi, pudarnya warna mengkilap pada perak,
dan munculnya warna kehijauan pada tembaga. Reaksi kimia yang terjadi termasuk proses
elektrokimia dimana terjadi reaksi oksidasi logam membentuk senyawa-senyawa oksida
logam ataupun sulfida logam.
• Korosi pada logam terjadi akibat interaksi antara logam dan lingkungan yang bersifat
korosif, yaitu lingkungan yang lembab (mengandung uap air) dan diinduksi oleh adanya gas
O₂, CO₂, atau H₂S.
• Korosi dapat juga terjadi akibat suhu tinggi. Korosi pada logam dapat juga dipandang
sebagai proses pengembalian logam ke keadaan asalnya, yaitu bijih logam. Misalnya, korosi
pada besi menjadi besi oksida atau besi karbonat.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Korosi
1. Dilihat dari reaksi yang terjadi pada proses korosi, air merupakan salah satu faktor penting untuk
berlangsungnya korosi. Udara lembab yang banyak mengandung uap air akan mempercepat
berlangsungnya proses korosi.
2. Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk terjadinya transfer muatan. Hal ini
mengakibatkan elektron lebih mudah untuk diikat oleh oksigen di udara. Air hujan banyak
mengandung asam, sedangkan air laut banyak mengandung garam. Oleh karena itu air hujan dan air
laut merupakan penyebab korosi yang utama.
3. Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan yang akhirnya akan
berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang licin dan bersih akan menyebabkan
korosi sulit terjadi, sebab kutubkutub yang akan bertindak sebagai anode dan katode sulit terbentuk.
4. Jika dua logam yang berbeda potensial bersinggungan pada lingkungan berair atau lembab, dapat
terbentuk sel elektrokimia secara langsung. Logam yang potensialnya lebih rendah akan segera
melepaskan elektron ketika bersentuhan dengan logam yang potensialnya lebih tinggi, serta akan
mengalami oksidasi oleh oksigen dari udara. Hal tersebut mengakibatkan korosi lebih cepat terjadi
pada logam yang potensialnya rendah, sedangkan logam yang potensialnya tinggi justru lebih awet.
Sebagai contoh, paku keling yang terbuat dari tembaga untuk menyambung besi akan menyebabkan
besi di sekitar paku keling tersebut berkarat lebih cepat.
Mekanisme Korosi
• Besi memiliki permukaan yang tidak halus akibat komposisi yang tidak sempurna, juga
akibat perbedaan tegangan permukaan yang menimbulkan potensial pada daerah tertentu
lebih tinggi dari daerah lainnya.
• Elektron-elektron pada besi sangat mudah melepaskan diri (keluar dari logamnya),
sementara elektron-elektron pada emas lebih senang berada di dalam logam. Itulah
mengapa, ketika besi bertemu dengan air dan oksigen, elektron besi akan mudah terlepas
dan bereaksi membentuk karat.
• Besi yang mengalami korosi membentuk karat dengan rumus Fe₂O₃. Untuk contoh korosi
logam besi dalam udara lembab, misalnya proses reaksinya dapat dinyatakan sebagai
berikut :
• Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwa entalpi standar untuk proses korosi ini,
yaitu reaksi ini terjadi pada lingkungan asam di mana ion H⁺ sebagian dapat diperoleh dari
reaksi karbon dioksida atmosfer dengan airmembentuk H₂CO₃.
• Ion Fe²⁺ yang terbentuk, di anode kemudian teroksidasi lebihlanjut oleh oksigen membentuk
besi (III) oksida :
2Fe(OH)₂ + O₂ → Fe₂O₃.nH₂O
• Reaksi kimia terbentuknya karat ialah sebagai berikut.
4Fe + 3O₂ + nH₂O → 2Fe₂O₃.nH₂O
• Hidrat besi (III) oksida inilah yang dikenal sebagai karat besi. Sirkuit listrik dipacu oleh migrasi
elektron dan ion, itulah sebabnya korosi cepat terjadi dalam air garam.
Cara Mencegah atau Mengatasi Korosi
Gambar Arus paksa (Impressed current) Gambar Aliran elektron arus paksa
Video : Mekanisme Korosi
Untuk lebih jelas mengenai mekanisme korosi, silakan perhatikan video mekanisme
korosi berikut ini!