Anda di halaman 1dari 39

KOROSI DAN

PENGENDALIANNYA

By : Warlinda Eka Triastuti,S.Si, MT


KOROSI

Korosi : Peristiwa
penurunan mutu logam
atau paduan logam akibat
reaksi elektrokimia dengan
lingkungan
KERUGIAN KARENA KOROSI
 Pabrik tutup
 Produk Terbuang: pipa bocor, tangki bocor,
bahan terbuang, membahayakan lingkungan.
 Efisiensi turun, karat menurunkan efisiensi penukar
panas, menurunkan kapasitas pompa.
 Kontaminasi, produk korosi mengkontaminasi
produk, membahayakan kesehatan.
 Overdesain, tanpa perhitungan laju korosi desain
dibuat berlebihan.
● Korosi merupakan reaksi redoks spontan
antar logam dengan zat yang ada di
sekitarnya dan menghasilkan senyawa
yang tidak dikehendaki biasanya berupa
oksida logam atau logam karbonat.
● Mudah tidaknya suatu logam terkorosi
dapat dipahami dari deret Volta ataupun
nilai potensial elektrode standarnya, Eo.
STANDAR EMF (ELECTROMOTIVE FORCE)
● Sebagai contoh,
logam besi (Fe)
dengan potensial
elektrode sebesar
-0,44 lebih
mudah terkorosi
dibandingkan
dengan logam
emas yang
memiliki potensial
elektrode standar
Eo sebesar +1,42.
GALVANIS SERIES
FENOMENA OKSIDASI
PERISTIWA KOROSI DAN
PENANGKALAN
LAJU KOROSI
REAKSI OKSIDASI DAN REDUKSI
PERHATIKAN CONTOH REAKSI KOROSI YANG TERJADI PADA
LOGAM BESI BERIKUT:

●Pada kondisi netral atau basa, ion Fe2+ dan OH - membentuk endapan Fe(OH)2.
●Diudara, Fe(OH)2 tidak stabil dan membentuk Fe2O3 xH 2 O  d i s e b u t
karat.
●Pada kondisi asam, banyaknya ion H + memicu terjadinya reaksi reduksi lainnya
yang juga berlangsung, yakni evolusi atau pembentukan hidrogen menurut
persamaan reaksi: 2H+(aq) + 2e- → H2(g).
●Adanya 2 reaksi di katode pada kondisi asam menyebabkan lebih banyak logam
besi yang teroksidasi.
●Hal ini menjelaskan mengapa korosi paku besi pada kondisi asam lebih besar
daripada korosi dalam air
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KOROSI
1. KONTAK LANGSUNG DENGAN H 2 O dan O 2

• Udara yang banyak mengandung uap air (lembab) akan mempercepat


berlangsungnya proses korosi
• Udara yang banyak mengandung gas oksigen akan menyebabkan terjadinya
korosi. Korosi pada permukaan logam merupakan proses yang mengandung
reaksi redoks. Reaksi yang terjadi ini merupakan sel Volta mini. sebagai contoh,
korosi besi terjadi apabila ada oksigen (O2) dan air (H2O).
• Logam besi tidaklah murni, melainkan mengandung campuran karbon yang
menyebar secara tidak merata dalam logam tersebut. Akibatnya menimbulkan
perbedaan potensial listrik antara atom logam dengan atom karbon (C). Atom
logam besi (Fe) bertindak sebagai anode dan atom C sebagai katode.
• Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi, sedangkan air sendiri
berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa
korosi.
• Semakin banyak jumlah O2 dan H2O yang mengalami kontak dengan
permukaan logam, maka semakin cepat berlangsungnya korosi pada permukaan
logam tersebut.
2. TEMPERATUR

 Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada


peristiwa korosi.
 Secara umum, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat
terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya
temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga
kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks
semakin besar. Dengan demikian laju korosi pada logam semakin
meningkat.
 Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat
dilihat pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam
pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan (seperti
cutting tools ) atau dikenai panas secara langsung (seperti mesin
kendaraan bermotor).
3.Tingkat Keasaman (pH )
● Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada
kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya
reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada
katode yaitu:
2H+ (aq) + 2e- → H 2
● Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode
menyebabkan lebih banyak atom logam yang
teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan
logam semakin besar.
4. Keberadaan Zat Pengotor

Zat Pengotor di permukaan logam dapat


menyebabkan terjadinya reaksi reduksi tambahan
sehingga lebih banyak atom logam yang teroksidasi.
Sebagai contoh, adanya tumpukan debu karbon dari
hasil pembakaran BBM pada permukaan logam
mampu mempercepat reaksi reduksi gas oksigen pada
permukaan logam. Dengan demikian peristiwa korosi
semakin dipercepat.
5. Kontak dengan Elektrolit

● Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air


laut dapat mempercepat laju korosi dengan
menambah terjadinya reaksi tambahan.
● Sedangkan konsentrasi elektrolit yang besar dapat
menambah laju aliran elektron sehingga korosi
meningkat.
6. Larutan Garam

 Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk


melangsungkan transfer muatan. Hal itu mengakibatkan elektron lebih mudah
diikat oleh oksigen di udara. Air hujan banyak mengandung asam, dan air
laut banyak mengandung garam, maka air hujan dan air laut merupakan
korosi yang utama.
 Larutan garam menyerang lapisan mild stell dan lapisan stainless stell selain
itu dapat menyebabkan terjadinya pitting (kebocoran), crevice (retek /
celah), korosi, dan juga pecahnya alooys (paduan logam yang bersifat tahan
karat).
 Larutan ini biasanya ditemukan pada campuran minyak-air dalam
konsentrasi yang tinggi yang akan menyebabkan proses korosi. Proses ini
disebabkan oleh kenaikan konduktivitas larutan garam dimana larutan
garam lebih konduktif sehingga menyebabkan laju korosi juga akan lebih
tinggi.
 kelarutan garam dapat mempercepat laju korosi logam karena larutan
garamnya lebih konduktif, sama halnya dengan kecepatan alir dari air laut
yang sebanding dengan peningkatan laju korosi, akibatnya terjadi gesekan,
tegangan dan temperatur yang mendukung terjadinya korosi.
● 7. Metalurgi
● •7.a) Permukaanlogam
● Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya
kutub-kutub muatan, yang akhirnya akan berperan sebagai
anode dan katode. Permukaan logam yang licin dan bersih akan
menyebabkan korosi sukar terjadi, sebab sukar terjadi kutub-
kutub yang akan bertindak sebagai anode dan katode.

● 7.b) Efek Galvanic Coupling


● Kemurnian logam yang rendah mengindikasikan banyaknya atom-
atom unsur lain yang terdapat pada logam tersebut sehingga memicu
°
terjadinya efek Galvanic Coupling ,yakni timbulnya perbedaan
potensial pada permukaan logam akibat perbedaan E antara atom-
atom unsur logam yang berbeda dan terdapat pada permukaan logam
dengan kemurnian rendah.
● Efek ini memicu korosi pada permukaan logam melalui peningkatan
reaksi oksidasi pada daerah anode.
8. Mikroba
● Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat
menyebabkan peningkatan korosi pada logam.
● Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu
mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk
memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya.
● Mikroba yang mampu menyebabkan korosi, antara lain:
protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat,
dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida. Thiobacillus thiooxidans
Thiobacillus ferroxidans.
I. Pengendalian Korosi Melalui Pengubahan lingkungan

a. Lingkungan gas (-10 0 C sampai 30 °C)/ udara bebas


- Menurunkan kelembaban relatif (korosi >60 % , laju
korosi meningkat > 800%)
- Menghilangkan komponen-komponen mudah menguap
yang dihasilkan oleh bahan sekitar.
- Mengubah temperature
- Menghilangkan kotoran
- Penggunaan inhibitor
b. Elektrolit
- Menurunkan konduktifitas ionic
- Mengubah PH
- Secara homogen mengurangi kandungan oksigen
- Mengubah temperatur
- Penggunaan inhibitor
- Memperkuat selaput pasif pada permukaan logam

c. Dalam tanah
- Proteksi katodik
- Pelapisan permukaan
- Mengganti tanah urug
- Mengendalikan PH
Catatan
2. Inhibitor
a. Anodik : Meningkatkan laju polarisasi anoda melalui reaksi
dengan ion-ion logam yang terkorosi untuk menghasilkan selaput
pasif tipis atau lapisan-lapisan garam.
b. Katodik : Inhibitor katodik berpengaruh terhadap dua reaksi :
terhadap reaksi pertama: 2H20 + 02 + 4e- 40H-

Inhibitor akan bereaksi dengan ion hidroksi untuk


mengendapkan senyawa-senyawa tidak dapat larut ke
permukaan katoda dan karena itu menyelimuti katoda dari
elektrolit dan mencegah masuknya oksigen. ( garam seng,
magnesium, - kaIsium , polifosfat )

terhadap reaksi kedua: H+ + 2e- 2H,


inhibitor akan membentuk selapis hidrogen absorbsi pada
permukaan katoda (garam-garam arsenikum, Bismuth,
antimonium)
c. Inhibitor adsorbsi :
Merupakan molekul-molekul organik panjang yang dapat
membatasi difusi oksigen ke permukaan atau merangkap ion-
ion logam di permukaan, memantapkan lapisan ganda dan
mereduksi laju pelarutan.

Tabel Inhibitor
3. Pengendalian Korosi dengan Lapisan Penghalang
(Perlindungan Mekanis)
Perlindungan mekanis dilakukan dengan mencegah agar permukaan
logam tidak bersentuhan dengan udara dan air, misalnya dengan
pengecatan dan pelapisan dengan logam lain (penyepuhan)
4. Perlindungan elektrokimia
Dilakukan untuk mencegah terjadinya korosi elektrolik (reaksi
elektrokimia yang mengoksidasi logam). Perlindungan tersebut disebut
juga perlindungan katode (proteksi katodik) atau perlindungan anode
(proteksi anodik).

4,1. Proteksi Katodik


Proteksi katodik biasa dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Metode anoda tumbal (sacrificial anoda method)
b. Metode arus terpasang (impressed current method)

Mg

Magnesium Anode

Impressed current
4.1.a. Metode anoda tumbal
● Penggunaan logam lain yang lebih reaktif akan menempatkan
logam sebagai penyuplai e- atau bertindak sebagai anode
dalam sel elektrokimia korosi. Bahan ini sengaja dikorbankan
(habis termakan korosi) yang setiap saat secara periodik
diganti. Bahan Mg & paduannya, Zn & paduannya , Al dan
paduannya.
● Contoh :
● Penggunaan logam Mg (E° = -2.37V) untuk perlindungan logam
Fe (E° = -0.44V). Mg akan bertindak sebagai anode yang
teroksidasi, sedangkan Fe akan menjadi katode dimana
reduksi oksigen berlangsung
Perlindungan terhadap saluran pipa dengan menggunakan anoda
tumbal dan distribusi potensial sepanjang pipa bila ada ccaat

Distribusi anoda timbal pada anjungan


4.1.b. Metode arus terpasang
Suatu sumber listrik dihubungkan ke tangki bawah tanah yang akan dilindungi
dan ke anode inert, seperti grafit. Elektron akan mengalir dari sumber listrik
ke anode inert. Reaksi oksidasi yang terjadi akan melepas e-, yang akan
mengalir melalui elektrolit tanah menuju ke tangki yang bertindak sebagai
katode. Metode ini disebut jugaImpressed currentcathodic protection (ICCP).

Sistem proteksi katodik arus terpasang pada pipa bawah tanah


● Pengendalian korosi dengan Proteksi katodik melalui
metoda arus dipaksakan, atau impress current
dapatdilakukan dengan cara menurunkan potensial
antar muka logam ke daerah pasif dengan
memberikan arus anodic.
● Elektroda yang dapat digunakan adalah material atau
bahan yang relative inert ketika berfungsi sebagai
anoda.
● Bahan yang umum digunakan sebagai anoda pembantu
dalam proteksi katodik impress current adalah Ti/Pt,
Nb/Pt,Ta/Pt, grafit, magnetit, silicon, danbaja.
● Masing – masing anoda mempunyai kekhususan dalam
penggunaannya ditinjau dari lingkungan dan kapasitas
arus.
Keuntungan Proteksi Katodik Arus Dipaksakan
● Jika sumber Tegangan cukup memadai, maka arus pelindung
dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan.
● Penghubung anoda tidak perlu besar, karena kehilangan energi
akibat tahanan dapat dikoreksi dengan meningkatkan
potensial.

Kerugian Proteksi Katodik Arus Dipaksakan.


● Harus ada sumber energi listrik arus searah
● Tidak boleh ada kesalahan sirkuit atau arus salah arah.
● Membutuhkan teknisi dan pengawas yang banyak dan terlatih
● Penghubung anoda harus diisolasi secara sempurna dan tidak
boleh menyerap air.
● Harus dilengkapi dengan pelindung anoda
4.2. Proteksi Anodik
Prinsip proteksi anodik adalah pemberian potensial pada baja
sehingga logam terpolarisasi secara anodik dari potensial
korosi bebasnya yang dapat menyebabkan timbulnya selaput
pasif sehingga dapat melindungi logam dari serangan korosi
selanjutnya

Prinsip proteksi anodik pada baja,


skema pengulasan potensiodinamik
untuk bahan yang memperlihatkan
sifat pasif.
● KRITERIA PROTEKSI
● Menurut literatur (teori), korosi dianggap
berhenti bila konsentrasi ion-ion logam
sekitarnya kurang dari 10-6 gram ion per liter.
Bila angka ini kita terapkan pada korosi dari besi,
potensial pada kondisi ini :
● Fe  Fe2+ + 2e-

Note: Konversi SHE menjadi CSE dengan mengurangkan 0,242 V


● Theoretically, besi akan terproteksi katodik bila potensialnya
E- 0,933 V (CSE).

● Menurut NBS ( National Bureau of Standards ), dalam


praktek menunjukan bahwa besi sudah akan tidak terkorosi
bila konsentrasi ion (Fe2+) di sekitarnya 10-3 M. Kita akan
memperoleh nilai potensial proteksi :

● Angka ini pada saat ini diterapkan sebagai kriteria proteksi


katodik untuk besi /baja pada umumnya.
PENCEGAHAN KOROSI DENGAN
DESIGN YANG TEPAT

Anda mungkin juga menyukai