Anda di halaman 1dari 13

MEMBANGUN PARADIGMA QURANI

Disusun Oleh :

Aliyah Pramesti Putri W. (2042201066)

Anis Mahmudah Chafsah (2042201078)

Febriana Susi Maharani Salim (2042201036)


Muhammad Amarudin (2042201014)

DEPARTEMEN TEKNIK INSTRUMENTASI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat disusun hingga selesai. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dengan disusunnya makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Kedepannya kamu akan
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 19 Maret 2021

1|P A R A D I GM A QU R A N I
DAFTAR ISI

JUDUL …………………………………………………………………...…………………....i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………..…1
DAFTAR ISI ...……………………………………………………………………………….2
PENGERTIAN AL-QURAN ...……………………………………………………………...3
PARADIGMA QURANI UNTUK MENGHADAPI KEHIDUPAN MODERN
……………………………………………………………………………...………………….4
MENGAPA PARADIGMA QURANI SANGAT PENTING BAGI KEHIDUPAN
MODERN …………………………………………………………………………………….4
MENGGALI SUMBER HISTORIS, FLOSOFI, PSIKOLOGIS, SOSIOLOGIS, DAN
PEDAGOGIS TENTANG PARADIGMA QURANI ………………………………………7
MEMBANGUN PARADIGMA QURANI SEBAGAI SATU-NYA ACUAN UNTUK
MENGHADAPI REALITAS KEHIDUPAN ………………………………………………7
ESENSI DAN URGENSI PARADIGMA QURANI DALAM MENGHADAPI
KEHIDUPAN MODERN ……………………………………………………………………8
RANGKUMAN ……………………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...………………..12

2|P A R A D I GM A QU R A N I
A. Pengertian Al-Quran
Al-Quran adalah sumber utama ajaran Islam yang berisi kumpulan firman-firman
Allah SWT. Isi ajarannya lengkap dan sempurna. Al-Quran merupakan pedoman hidup
bagi manusia dalam upaya meraih kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat Al-Quran
mengandung pelajaran yang patut dan untuk dijadikan penuntun dalam pergaulan
manusia. Al-Quran mengarahkan para pembacanya untuk berjalan di atas shirāthal
mustaqīm (Jalan Lurus Allah Swt.) dan mengakhiri tugas kehidupan secara ḫusnul
khātimah. Oleh karena itu, sudah semestinya para pemeluk agama Islam dituntut untuk
selalu menjadikan Al-Quran tempat terbaiknya dalam mencari jalan keluar.
Al-Quran adalah mukjizat Nabi Muhammad SAW yang disampaikan langsung
oleh Malaikat Jibril. Kehadiran Al-Quran sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya
ini dimaksudkan untuk dibaca dan diperdengarkan dengan khidmat dan hormat, baik dari
pembaca maupun pendengarnya, dan akan lebih baik apabila Al-Quran tidak hanya
sekedar dibaca ataupun diperdengarkan, tetapi juga dipahami setiap makna dibalik ayat-
ayat Al-Quran tersebut. Membaca Al-quran pun dicatat sebagai suatu amalan ibadah
meskipun pembaca tidak tau makna dari ayat yang dibacanya.
Al-Quran sendiri memiliki beberapa fungsi, yaitu Al-Huda (petunjuk), Al-Quran
dapat menjadi petunjuk tidak hanya untuk umat Islam yang membaca dan memahami
makna dari ayat-ayat Al-Quran, tetapi juga Al-Quran dapat menjadi petunjuk bagi umat
manusia secara universal karena Al-Quran sendiri tidak hanya mengandung ajaran agama
saja, tetapi juga berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Selanjutnya, Asy -Syifa (obat/
penawar), dengan membaca Al-Quran serta mengamalkannya, seseorang dapat terhindar
dari berbagai macam penyakit, salah satunya penyakit hati. Lalu, Al-Furqon (pemisah),
Al-Quran dapat menjadi pemisah antara yang hak dan yang batil, atau antara yang benar
dan yang salah, dan yang terakhir Al-Mu’Izah (nasihat), nasihat yang terdapat di dalam
Al-Quran biasanya berkaitan dengan sebuah peristiwa atau kejadian, yang bisa dijadikan
pelajaran bagi orang-orang di masa sekarang atau masa setelahnya.
Di bidang teologi, hukum, dan ilmu pengetahuan, menurut umat Islam, Al-Quran
merupakan sumber ajaran yang mempunyai aspek-aspek yang berbeda-beda. Dalam hal
ini Al-Quran menjadi buku ilmiah, buku bacaan untuk memperoleh pendidikan yang
liberal. Di sekolah seperti Al-Azhar, universitas terbesar di dunia, kitab ini masih menjadi
landasan bagi seluruh kurikulum.

3|P A R A D I GM A QU R A N I
B. Paradigma Qurani untuk Menghadapi Kehidupan Modern
Paradigma sendiri berasal dari Bahasa Yunani, yaitu para dan deik. Para memiliki
arti membandingkan atau bersebelahan, sedangkan deik memiliki arti memperlihatkan
atau sudut pandang. Sehingga, paradigma dapat diartikan sebagai cara pandang manusia
terhadap diri mereka sendiri dan lingkungan yang akan mempengaruhi pemikiran
(kognitif), sikap (afektif), dan perilaku (konatif) atau dapat juga diartikan sebagai cara
pandang, cara berpikir, cara berpikir tentang suatu realitas.
Adapun secara terminologis paradigma adalah cara berpikir berdasarkan
pandangan yang menyentuh dan konseptual terhadap suatu realistis ata u suatu
permasalahan dengan menggunakan teori-teori ilmiah yang sudah baku, eksperimen, dan
metode keilmiahan yang bisa dipercaya. Dengan demikian, paradigma Qurani merupakan
cara pandang maupun cara berpikir manusia terhadap suatu kenyataan atau permasalahan
yang didasarkan oleh Al-Quran.
Al-Quran dijadikan paradigma karena Al-Quran mengandung pokok pembahasan
yang lengkap dan kompleks tentang kehidupan. Al-Quran juga mengandung banyak ilmu
pengetahuan yang dapat menambah pengetahuan umat manusia dan juga Al-Quran sendiri
merupakan pedoman bagi umat Islam. Oleh karena itu, sudah sepatutnya manusia terutama
umat Islam untuk mempelajari dan muali menanamkan paradigma Qurani di dalam
kehidupan.

C. Pentingnya Paradigma Qurani bagi Kehidupan Modern


Al-Quran bagi umat islam adalah sumber primer dalam segala segi kehidupan.
Al-Quran memegang peran sangat penting bagi umat Islam karena Al-Quran sendiri
merupakan landasan dalam segala segi kehidupan. Al-Quran adalah sumber ajaran
teologi, hukum, mistisisme, pemikiran, pembaharuan, pendidikan, akhlak dan aspek
aspek lainnya. Oleh karena itu, sebaiknya umat Islam menjadikan Al-Quran sebagai tolak
ukur dalam menentukan suatu benar atau salah, baik atau buruk, dll.
Turunnya Al-Quran merupakan rahmat dan keberkahan bagi seluruh umat
manusia. Diturunkannya Al-Quran oleh Allah SWT memiliki tujuan khusus, antara lain
1. Meluruskan Akidah Manusia.
a) Menegakkan Pokok-Pokok Tauhid
Menegakkan tiang-tiang tauhid sebagai landasan beragama sangat
penting eksistensinya sebab tauhid diyakini oleh umat Islam sebagai dasar Islam
yang paling agung dan hakikat Islam yang paling besar . Frasa “La ilaha illallah”
4|P A R A D I GM A QU R A N I
mengandung artian bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT. Oleh karena itu,
syirik merupakan sikap yang sangat tercela, karena syirik merupakan perbuatan
menyekutukan Allah SWT. Dalam hukum Islam, syirik merupakan suatu tindak
pidana (jarīmah) yang sangat terlarang.
Sesuai dengan firman allah :

‫ك ب ِ اّللَ ِ ف َ ق َ دِ ا ف ْ ت َ َر ى إ ِ ث ْ ًم ا‬
ْ ‫ك ل ِ َم ْن ي َ ش َا ء ُ َو َم ْن ي ُ ش ْ ِر‬ َ ‫ن ّللاَ َ َل ي َ غ ْ ف ِ ُر أ َ ْن ي ُ ش ْ َر‬
َ ِ ‫ك ب ِ ه ِ َو ي َ غ ْ ف ِ ُر َم ا د ُونَ ذ َ ل‬ َ ِ‫إ‬
‫ع َ ظِ ي مً ا‬
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni sikap syirik dan Allah akan
mengampuni dosa selain itu bagi siapa saja yang Allah kehendaki.” (QS An-
Nisa`/4: 48). Al-Quran mengajak manusia beribadah hanya kepada Allah
sementara syirik cenderung kepada kebatilan.

b) Mensahihkan Akidah tentang Kenabian dan Kerasulan.


Al-Quran berisi sejarah-sejarah atau kisah umat pada masa lalu.
Dicantumkannya sejarah ataupun kisah para umat terdahulu bertujuan agar
umat Islam yang membaca dan memahami Al-Quran di masa sekarang dapat
menjadikan hal tersebut sebagai pelajaran maupun petunjuk untuk dapat
menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Allah SWT.
Tujuan lainnya, yaitu untuk menjelaskan tugas-tugas para rasul, serta
menjelaskan akibat bagi orang-orang yang membenarkan para rasul dan akibat
bagi orang-orang yang mendustakan para rasul. Di dalam Al-Quran ada kisah
yang panjang yang merupakan bagian dari kisah-kisah para rasul bersama umat
mereka yang ujungnya kecelakaan bagi orang-orang yang mendustakan para
rasul dan keselamatan bagi orang-orang yang beriman kepada para rasul.
ِ َ ‫َو ق َ ْو م َ ن ُ وح ل َ مَ ا ك َ ذ َ ب ُ وا ال ُّر س ُ لَ أ َ غ ْ َر ق ْ ن َا ه ُ مْ َو جَ ع َ ل ْ ن َا ه ُ مْ ل ِل ن‬
ً ‫اس آ ي َ ة‬
‫َو أ َ ع ْ ت َ د ْ ن َا ل ِلظ َ ا ل ِ مِ ي نَ ع َ ذ َ ا ب ًا أ َ ل ِي مً ا‬
Dan (telah Kami binasakan) Kaum Nabi Nuh tatkala mereka
mendustakan para rasul, maka Kami tenggelamkan mereka dan Kami
jadikan mereka sebagai ayat bagi manusia yang lain. Dan Kami sediakan
bagi orang-orang yang berlaku zalim siksa yang menyakitkan. (QS Al-
Furqan/25: 37).
Menghilangkan keraguan dari persepsi masyarakat silam tentang
penampilan para rasul. Al-Quran menolak persepsi manusia tentang para rasul
5|P A R A D I GM A QU R A N I
dengan firman-Nya sebagai berikut: Berkatakanlah kepada mereka rasul-rasul
mereka “Tidaklah kami semua kecuali manusia biasa tetapi Allah memberikan
anugrah kepada siapa saja yang Allah kehendaki dari hamba -hamba-Nya”
(QS. Al-Isra/14:11). Jadi kita sebagai manusia harus mempecayai jika rasul itu
ada dan tidak boleh meragukan penampilan para rasul.
Menanamkan keyakinan pada diri manusia bahwa akan ada balasan
yang akan diterima di akhirat atas apa yang telah diperbuat di dunia dan segala
sesuatu yang ada di akhirat berupa hisab, surga, dan neraka.
c) Meneguhkan keimanan terhadap akhirat dan keyakinan akan adanya balasan
ang akan diterima di akhirat
Al-Quran telah menetapkan beberapa gaya dalam upaya meneguhkan
akidah dan mensahihkan akidah:
• Menegakkan argument-argumen akan terjadinya “pembangkitan” dengan
menjelaskan kekuasaan Allah mengembalikan makhluk sebagaimana
semula.
• Mengingatkan manusia akan penciptaan benda-benda yang amat besar
sangatlah mudah bagi Allah, apalagi menghidupkan Kembali manusia
yang sudah mati.
• Menjelaskan hikmah adanya pembalasan di akhirat sehingga jelas
ketidaksamaan orang yang berbuat baik dan yang berbuat buruk, termasuk
balasan bagi orang baik dan orang jahat
• Menjelaskan balasan yang ditunggu oleh orang-orang mukmin yang baik
yaitu pahala dan keridaan, dan balasan yang disediakan bagi orang-orang
kafir yaitu siksa dan kerugian
• Menggugurkan mitologi yang dimunculkan musyrikin bahwa Tuhan-
Tuhan mereka dapat memberikan syafaat pada hari kiamat kelak, begitu
juga dugaan ahli kitab bahwa orang-orang suci mereka dapat memberi
syafaat. Inilah yang dibatalkan oleh Islam bahwa sesungguhnya tidak ada
syafaat tanpa izin Allah, tidak ada syafaat kecuali bagi orang beriman, dan
manusia tiak akan pernah menanggung dosa orang lain.
2. Meneguhkan Kemuliaan Manusia dan Hak-Hak Manusia
a. Meneguhkan kemuliaan manusia

6|P A R A D I GM A QU R A N I
Al-Quran menguatkan bahwa manusia adalah makhluk mulia. Allah
menciptakan Adam dengan kedua tangan-Nya sendiri. Ia meniupkan roh-Nya
kepada Adam, dan Allah menjadikan Adam sebagai khalifah dan keturunan
Adam berperan sebagai pengganti Adam dan kekhilafahan.
b. Menetapkan hak-hak manusia
Dalam upaya menguatkan kemuliaan manusia, pada empat belas abad
silam, Al-Quan telah menetapkan hak-hak asasi manusia sebagaimana yang
menjadi “nyanyian” kelompok yang menanamkan diri pejuang hak asasi
manusia sekarang ini. Allah mensiptakan manusia bebas berekspresi untuk
berpikir dan berpendapat.
c. Meneguhkan hak-hak duafa (orang-orang lemah secara ekonomi)
Didalam Al-Quran sudah menetapkan hak-hak manusia untuk mengangkat
derajat orang yang lemah agar tidak terzalimi oleh orang-orang kuat atau tidak
diabaikan oleh para penegak hukum.

D. Menggali sumber historis, filosifi, psikologis, sosiologis, dan pedagogis tentang


paradikma Qurani
Para sahabat menjadikan Rasulullah sebagai panutan, figur, dan pemimpin. Setiap
perbuatan yang Rasulullah kerjakan, maka mereka pun melaksanakannya. Faktor-faktor
yang menyebabkan umat islam bisa maju dalam waktu lama dikarenakan umat islam
menjadikan Al-Quran sebagai paradigma kehidupan, pada saat itu Al-Quran bukan hanya
dijadikan sebagai paradigma dalam segala aspek kehidupan Rasulullah SAW. Toshihiko
Izutzu (1993: 91-116) mencoba meneliti konsep-konsep etika religious dalam Al-Quran
dan menetapkan 5 nilai etika yang pelu dukembangkan yaitu:
1. Murah hati
2. Keberanian
3. Kesetiaan
4. Kejujuran
5. kesabaran

E. Membangun Paradigma Qurani sebagai Satu-satunya Acuan untuk Menghadapi


Realita Kehidupan
Sering kali dalam benak kita muncul pertanyaan “mengapa umat Islam mundur
sedangkan non-Islam maju?” untuk mencapai kesuksesan dalam hidup baik di dunia
7|P A R A D I GM A QU R A N I
maupun akhirat, umat Islam harus berkomitmen terhadap ajarannya, mustahil mereka
dapat maju kalau mereka meninggalkan ajarannya, yaitu ajaran-ajaran yang tercantum di
dalam kitab suci Al-Quran.
Tidak sedikit orang berpandangan bahwa untuk maju justru mereka harus
meninggalkan ajaran agama mereka sehingga mereka harus mengembangkan budaya
sekularisasi dalam segala segi kehidupan. Budaya sekularisasi sendiri merupakan ajaran
atau budaya yang membawa ke arah kehidupan yang tidak didasarkan pada ajaran agama.
Padahal sangat penting sekali bagi umat Islam jika melibatkan atau menjadikan ajaran
agama yang tercantum di dalam Al-Quran sebagai cara pandang dalam menjalani
kehidupan.
Umat Islam sudah sepatutnya tidak mengikuti budaya sekularisasi. Mengapa?
Tentu saja karena Al-Quran dan hadist bersifat syumul artinya mencakup segala aspek
kehidupan. Kedua, ajaran Islam bersifat rasional, artinya sejalan dengan nalar manusia
sehingga tidak bertentangan dengan Iptek. Ketiga, ajaran Islam bersifat taqlilat-takaalif
artinya tidak banyak beban, dalam arti untuk melaksanakannya berada dalam batas-batas
kemanusiaan bukan malah sebaliknya, tidak ada yang di luar kemampuan manusia untuk
melaksanakannya. Allah sendiri menyatakan dalam banyak ayat bahwa yang dikehendaki
oleh Allah adalah kemudahan bagi umat manusia bukan kesulitan, menjunjung tinggi
kesamaan (egaliter), keadilan, rahmat dan berkah bagi semua. Keempat, ajaran yang
diangkat Al-Quran berkarakter I’jāz artinya bahwa penyusunan isi Al-Quran dalam
mengungkap berbagai persoalan, informasi, kisah dan pelajaran selalu dengan gaya bahasa
yang singkat, padat, indah, tetapi kaya makna, dan jelas.
Kemajuan melahirkan kehidupan modern dan kemodernan menjadi ciri khas
masyarakat maju dewasa ini. Bagi umat Islam kemodernan tetap harus dikembangkan di
atas paradigm Al-Quran. Kita maju bersama Al-Quran, tidak ada kemajuan tanpa Al-
Quran. Al-Quran bukan hanya sebagai sumber inspirasi, tetapi ia adalah landasan,
pedoman paradigma dan guide dalam mengarahkan kemodernan agar dapat
menyejahterakan manusia dunia dan akhirat. Imam Junaid al-Bagdadi menyatakan,
“Meskipun orang tahu segala sesuatu tetapi jika dia tidak mengenal Allah sebagai
Tuhannya, maka identik dengan tidak tahu sama sekali”

F. Esensi dan Urgensi Paradigma Qurani dalam Menghadapi Realita Kehidupan


Modern

8|P A R A D I GM A QU R A N I
Ciri utama kehidupan modern adalah adanya pembangunan yang berhasil dan
membawa kemajuan, kemakmuran, dan pemerataan. Pembangunan yang
berkesinambungan yang berimplikasi terhadap perubahan pola hidup masyarakat ke arah
kemajuan, dan kesejahteraan itu merupakan bagian dari indicator kehidupan modern.
Dalam konsep Islam, kemajuan dan kemodernan yang integral adalah sesuatu yang
harus diraih dan merupakan perjuangan yang tak boleh berhenti. Berhenti dalam proses
pencapaiannya berarti berhenti dalam perjuangan, suatu sikap yang dilarang dalam Islam.
Namun, karena umat Islam memiliki sumber norma dan etik yang sempurna yaitu kitab
suci Al-Quran, maka Al-Quran harus dijadikan paradigm dalam melihat dan
mengembangkan segala persoalan.
Paradigma Qurani dalam pengembangan Iptek, misalnya, jelas akan
memungkinkan munculnya ilmu-ilmu alternatif yang khas yang tentu saja tidak
sekularistik. Paradigma Qurani dalam pengembangan budaya, juga akan melahirkan
budaya masyarakat yang Islami yang tidak sekuler dalam proses, hasil, dan aktualisasinya.
Pengembangan ekonomi yang berlandaskan paradigma Qurani jelas akan melahirkan
konsep dan kegiatan ekonomi yang bebas bunga dan spekulasi yang merugikan. Prinsip
ekonomi Islam adalah tidak boleh rugi dan tidak boleh merugikan orang lain (lā dharāra
wa lā dhirāra). Riba dan gharar jelas merupkan sesuatu yang dapat merugikan pihak-
pihak tertentu.
Paradigma Qurani dalam menyoroti segala persoalan harus tetap menjadi
komitmen umat Islam agar umat tidak kehilangan jati dirinya dalam menghadapi tantangan
modernitas. Kehidupan modern yang pada hakikatnya merupakan implementasi kemajuan
Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) akan memberi manfaat dan terus berkembang
untuk membawa kemajuan yang harus dipandu dan diarahkan oleh wahyu (Al-Quran) agar
umat tidak terjebak dalam kehidupan sekularis. Hal ini jelas bukan tujuan kemajuan Islam
itu sendiri.
Sekularisasi hanya akan mengikis keimanan yang ada di hati umat dan akan
melahirkan generasi yang ambivalen (bersikap mendua) dalam kehidupan. Di satu sisi ia
sebagai seorang muslim, di sisi lain ia meminggirkan ajaran Islam dari dirinya dan
kehidupannya sehingga Islam lepas dari aktivitas hidupnya, yaitu suatu sikap hipokrit yang
harus dijauhkan dari kepribadian umat Islam. Umat Islam akan maju kalau Al-Quran
menjadi tuntunan dan Rasulullah sebagai panutan. Umat Islam akan tertinggal, dan masuk
pada situasi stagnasi kalau Al-Quran dijauhkan dari kehidupan dirinya. Paradigma Qurani

9|P A R A D I GM A QU R A N I
adalah proses menghadapi realitas sekaligus tujuan yang harus digapai dalam perjalanan
hidup umat Islam.
Perkembangan yang akan terjadi berikutnya, dunia Islam masuk dalam perangkap
kolonialisme Barat dan bangsa Barat menjadi penjajah yang menguasai segala aspek di
dunia Islam.. Menurut Al-Faruqi, sebagaimana ditulis Juhaya S Praja (2002: 73), kunci
sukses dunia Islam tentu saja adalah kembali kepada Al-Quran. Al-Faruqi
menjabarkannya dengan langkah sebagai berikut.
1. Memadukan sistem pendidikan Islam. Dikotomi pendidikan umum dan pendidikan
agama harus dihilangkan.
2. Meningkatkan visi Islam dengan cara mengukuhkan identitas Islam melalui dua
tahapan; Tahap pertama yaitu mewajibkan bidang studi sejarah peradaban Islam;
Tahap keduayaitu Islamisasi ilmu pengetahuan.
3. Untuk mengatasi persoalan metodologi ditempuh langkah-langkah berupa penegasan
prinsip-prinsip pengetahuan Islam sebagai berikut.
a. The unity of Allah
b. The unity of creation
c. The unity of truth and knowledge
d. The unity if life
e. The unity of humanity
Berikutnya, al-Faruqi menyebutkan bahwa langkah-langkah kerja yang harus ditempuh
adalah sebagai berikut.
• Menguasai disiplin ilmu modern
• Menguasai warisan khazanah Islam
• Membangun relevansi yang Islami bagi setiap bidang kajian atau wilayah
penelitian pengetahuan modern.
• Mencari jalan dan upaya untuk menciptakan sintesis kreatif antara warisan Islam
dan pengetahuan modern.
• Mengarahkan pemikiran Islam pada arah yang tepat yaitu sunatullah.

G. Rangkuman
Fakta sejarah bahwa kemajuan, kedamaian, keamanan dan kesejahteraan yang
telah dicapai pada masa keemasan Islam adalah wujud dari aktualisasi Al-Quran sebagai
paradigma kehidupan. Kemajuan itu kembali akan diraih dan akan menjadi milik umat

10 | P A R A D I G M A Q U R A N I
Islam, jika umat Islam sekarang bersikap yang sama terhadap Al-Quran sebagaimana umat
pada zaman keemasan bersikap terhadap Al-Quran yakni menjadikan Al-Quran sebagai
paradigma dan akhirnya menjadi hidayah dalam segala aspek sekaligus sebagai paradigma
pemecahan problem kehidupannya.
Paradigma Qurani telah berkontribusi dalam mewujudkan kemajuan dan
kemodernan pada zaman keemasan Islam yang ditandai dengan kemajuan pesat
perkembangan Iptek di dunia Islam, yang berimplikasi terhadap kemajuan di bidang
lainnya; ideologi, politik, ekonomi, budaya, militer, pendidikan, perdamaian, keamanan,
kesejahteraan dan lainnya.

11 | P A R A D I G M A Q U R A N I
DAFTAR PUSTAKA

Al-Gazali. Tanpa tahun. Miizaan al-Amal. Kairo: Daaral-Nahdah.


Al-Gazali. Tanpa tahun. Al-GazaliIhya Ulum Ad-Diin. Kairo: Daaran-Nahdah.
As-Samargandi, Ibrahim. 1998. Tanbihal-Gaafiliin. Kairo: Daaran-Manaar.
Izutsu, Toshihiko. 2003. Konsep-konsep Etika Religius dalam Al-Quran. Yogyakarta: Tiara
Wacana Yogya.
Madjid, Nurcholis. 2008. Islam Kemoderenan dan Keindonesiaan. Bandung: PT Mizan
Pustaka.
Muhammad, Nawawial-Bantani. 2009. Maraaqial’Ubudiyyah. Kairo: Daaran-Nasa’ih.
Qardhawi, Yusuf. 2009. Al-Ibadahfial-Islaam.Kairo: Maktabah Wahbah.
Qardhawi, Yusuf. 2009. Kaifa Nat’amalu ma’a as-Sunnahan-Nabawiyyah. Kairo: DaarAs-
Syuruq.
Qardhawi, Yusuf. 2010. Kaifa Nat’amalu ma’a al-Quran. Kairo: Daaras-Syuruq
Wahab, As-Sya’rani Abdul. Tanpa tahun. Al-Anwaar Al-Qudsiyyah fi Ma’rifat Qawa’idas-
Sufiyya. Kairo: Daar Jawaami Al-Kalim.

12 | P A R A D I G M A Q U R A N I

Anda mungkin juga menyukai