Disusun Oleh :
1. Eka Sulfiana Dewi
2. Dwi Artadana W.P.
3. Faninda Ayu Rahmandani
4. Putri Ayu Wulandari
5. Jesika Shinta Laura
6. Novi Ratna Sari
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al Qur’an dan hadits merupakan pedoman kehidupan bagi setiap umat
Islam. Apabila manusia tidak mempunyai pendoman dalam hidupnya, dia tidak
akan pernah tau arah yang dituju. Dengan berpedoman pada keduanya maka
kehidupan manusia akan selalu lurus dalam bimbingan Allah Subhanahu
wata’ala, karena sebagaimana kita ketahui bahwasannya al-Qur’an merupakan
kalam Allah Swt yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw melalui
Malaikat Jibril dan hadis merupakan segala ucapan, perbuatan, dan takrir nabi
Muhammad saw. Sebagai umat Islam, kita harus mencintai al-Qur’an. Oleh
karena itu, kita harus rajin belajar al-Qur’an baik disekolah maupun dirumah.
Mencintai berarti merasa senang yang dicintai. Rasa senang itu tentunya akan
terwujud dalam perbuatan yang nyata. Al-Qur’an dan Hadis merupakan wasiat
yang ditinggalkan Rasulullah saw. kepada umat Islam yang paling berharga.
Dengan keduanya, umat Islam dapat berbahagia didunia dan akhirat
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatasmaka rumusan masalah makalahini yaitu
1. Bagaimana memahami al-Qur’an dan al-Hadissebagai pedoman hidup? 2.
Bagaimana mencintai al-Qur’an dan al-Hadis
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk mengetahui cara
memahami serta mencintai al-Qur’an dan al-Hadis sebagai pedoman hidup
BAB II
PEMBAHASAN
Al-Qur’an adalah kalam Allah Swt. (wahyu) yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw.
melalui Malaikat Jibril dan diajarkan kepada umatnya, dan membacanya merupakan ibadah.
Hadis atau sunnah adalah segala ucapan atau perkataan, perbuatan, serta ketetapan (taqrir) Nabi
Muhammad saw. yang terlepas dari hawa nafsu dan perkara-perkara tercela.
Al-Qur’an adalah sumber hukum utama selain sebagai kitab suci. Oleh karena itu, semua
ketentuan hukum yang berlaku tidak boleh bertentangan dengan hukum-hukum yang terdapat
dalam al-Qur’an. Hadis merupakan sumber hukum kedua setelah al-Qur’an. Dengan demikian,
hadis memiliki fungsi yang sangat penting dalam hukum Islam.
A. Memahami Al-Quran sebagai Sumber Hukum Islam
1. Pengertian Al -Qur'an
Sumber hukum Islam merupakan suatu rujukan, landasan, atau dasar yang utama dalam
pengambilan hukum Islam. Salah satu sumber hukum Islam adalah Al-Qur'an.
Dari segi bahasa, al-Qur’an berasal dari kata qara’a – yaqra’u – qira’atan– qur’anan, yang berarti
sesuatu yang dibaca atau bacaan. Dari segi istilah, al-Qur’an adalah Kalamullah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw. dalam bahasa Arab, yang sampai kepada kita secara mutawattir,
ditulis dalam mushaf, dimulai dengan surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Nas. Allah
Swt. berfirman:
ِ ِإ َّن ٰهَ َذا ْالقُرْ آنَ يَ ْه ِدي لِلَّتِي ِه َي َأ ْق َو ُم َويُبَ ِّش ُر ْال ُمْؤ ِمنِينَ الَّ ِذينَ يَ ْع َملُونَ الصَّالِ َحا
ت َأ َّن لَهُ ْم
َأجْ رًا َكبِيرًا
(inna haadzaa alqur-aana yahdii lillatii hiya aqwamu wayubasysyiru almu/miniina
alladziina ya'maluuna alshshaalihaati anna lahum ajran kabiiraan)
Artinya:
“Sungguh, al-Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar
gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat
pahala yang besar.” (Q.S. al-Isra/17:9)
يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا َأ ِطيعُوا هَّللا َ َوَأ ِطيعُوا ال َّرسُو َل َوُأولِي اَأْل ْم ِر ِم ْن ُك ْم ۖ فَِإ ْن تَنَا َز ْعتُ ْم فِي
ك َخ ْي ٌر َوَأحْ َس ُن َ ُِول ِإ ْن ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمنُونَ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر ۚ ٰ َذل
ِ َش ْي ٍء فَ ُر ُّدوهُ ِإلَى هَّللا ِ َوال َّرس
تَْأ ِوياًل
(yaa ayyuhaa alladziina aamanuu athii'uu allaaha wa-athii'uu alrrasuula waulii al-amri
minkum fa-in tanaaza'tum fii syay-in farudduuhu ilaa allaahi waalrrasuuli in kuntum
tu/minuuna biallaahi waalyawmi al-aakhiri dzaalika khayrun wa-ahsanu ta/wiilaan)
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul-Nya (Muhammad), dan
Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah Swt. (al-Qur’an) dan Rasu-Nyal (sunnah),
jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. an-Nisa’/4:59
Artinya:
“... Amma ba’du wahai sekalian manusia, bukankah aku sebagaimana manusia biasa yang
diangkat menjadi rasul dan saya tinggalkan bagi kalian semua dua perkara utama/besar, yang
pertama adalah kitab Allah yang di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya/penerang, maka
ikutilah kitab Allah (al-Qur’an) dan berpegang teguhlah kepadanya ... (H.R. Muslim)
ِ َو َما آتَا ُك ُم ال َّرسُو ُل فَ ُخ ُذوهُ َو َما نَهَا ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنتَهُوا ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ ۖ ِإ َّن هَّللا َ َش ِدي ُد ْال ِعقَا.....
ب
Artinya :
“... dan apa-apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia. Dan apa-apa yang
dilarangnya, maka tinggalkanlah.” (Q.S. al-¦asyr/59:7)
Artinya:
“Barangsiapa menaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya ia telah menaati Allah Swt. Dan
barangsiapa berpaling (darinya), maka (ketahuilah) Kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk
menjadi pemelihara mereka.” (Q.S. an-Nisa’/4:80)
3. Kedudukan Ijtihad
Ijtihad memiliki kedudukan sebagai sumber hukum Islam setelah al-Qur’an dan hadis. Ijtihad
dilakukan jika suatu persoalan tidak ditemukan hukumnya dalam al-Qur’an dan hadis. Namun
demikian, hukum yang dihasilkan dari ijtihad tidak boleh bertentangan dengan al-Qur’an maupun
hadis.
4. Bentuk-bentuk Ijtihad
Ijtihad sebagai sebuah metode atau cara dalam menghasilkan sebuah hukum terbagi ke dalam
beberapa bagian, seperti berikut.
Ijma’ adalah kesepakatan para ulama ahli ijtihad dalam memutuskan suatu perkara atau
hukum. Contoh ijma’ di masa sahabat adalah kesepakatan untuk menghimpun wahyu Ilahi
yang berbentuk lembaran-lembaran terpisah menjadi sebuah mushaf al-Qur’an.
Qiyas adalah mempersamakan/menganalogikan masalah baru yang tidak terdapat dalam al-
Qur’an atau hadis dengan yang sudah terdapat hukumnya dalam al-Qur’an dan hadis karena
kesamaan sifat atau karakternya. Contoh qiyas adalah mengharamkan hukum minuman
keras selain khamr seperti br*ndy, w*sky, t*pi miring, v*dka.
Maślahah Mursalah artinya penetapan hukum yang menitikberatkan pada kemanfaatan
suatu perbuatan dan tujuan hakiki-universal terhadap syari’at Islam. Misalkan seseorang
wajib mengganti atau membayar kerugaian atas kerugian kepada pemilik barang karena
kerusakan di luar kesepakatan yang telah ditetapkan
A. Simpulan
Al-Qur’an dan hadis merupakan dua peninggalan terbesar nabi
Muhammad saw. bagi umat islam. Jika mau berpegang pada keduanya, kita
tidak akan tersesat selama-lamanya. Al-qur’an dan hadis merupakan dua hal
yang diwariskan nabi Muhammad saw. kepada umatnya. Tentu saja warisan itu
mempunyai fungsi khusus bagi umat islam dalam kehidupannya.Al-qur’an dan
hadis harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik kehidupan pribadi,
keluarga, masyarakat, maupun berbangsa dan bernegara sebagai bukti kecintaan
kita sebagai umat islam terhadap al-Qur’an.
B. Saran
Setiap muslim harus mencintai al-Qur’an dan al-hadis. Mencintai
keduanya bukan berarti harus memilikinya yang besar dan mahal untuk dipajang
dilemari. Akan tetapi, mencintai keduanya dapat diwujudkan dengan selalu
berusaha mempelajari dan mengamalkan isi ajaran yang terkandung didalamnya
dan orang-orang yang mencintai al-Qur’an dan al-hadis akan menempatkan
keduanya diatas segala-galanya.
DAFTAR PUSTAKA
Abbudin, Nata, Al-Qur’an dan Hadis, Jakarta: PT. Raja Grapindo persada. 1996. Hlm
57 T.
Ibrahim, Darsono, Pemahaman Al-Qur’an dan Hadis untuk kelas VII Madrasah
Tsanawiyah, Solo: PT Tiga serangkai Pustaka Mandiri, 2014. Hlm. 5
Ibrahim, Darsono, Pemahaman Al-Qur’an dan Hadis untuk kelas VII Madrasah
Tsanawiyah, Solo: PT Tiga serangkai Pustaka Mandiri, 2014. Hlm. 8
Ibrahim, Darsono, Pemahaman Al-Qur’an dan Hadis untuk kelas VII Madrasah
Tsanawiyah, Solo: PT Tiga serangkai Pustaka Mandiri, 2014. Hlm. 4
Hasbi ash-Shiddieqy, T.M. Sejarah dan Pengantar Ilmu Tafsir, Jakarta: Bulan
Bintang, 1972. Hlm. 16
Mohamamad Zuhri, Terjemah Juz ‘Amma ( Juz XXX), Jakarta: Pustaka Amani,
1994. Hlm 52 T.
Sohari, Sahrani, Ulumul hadits, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010. Hlm 1