Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SEJARAH ISLAM

ISLAM PADA MASA ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ DAN UMAR


BIN KHATTAB

Kelompok 1

Mh.Ridwan Saenong (2020203874234003)

Sri Monika (2020203874234008)

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM ISLAM


JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI


PAREPARE
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun. Tak lupa pula
penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga
syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Penulisan makalah berjudul ‘ masa pemerintahan Umar bin Khattab’ bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Sejarah Islam.

Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan
penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran. Semoga
makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Wassalamualaikum wr.wb
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................................

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................

A. Biografi Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq............................................................


B. Masa Pemerintahan Khalifah Abu Bakar.....................................................
C. Wafatnya Khalifah Abu Bakar................................................................................
D. Kepribadian Umar bin Khattab...............................................................................
E. Unsur-unsur Sejarah Islam.......................................................................................
F. Ruang Lingkup Sejarah Islam..................................................................................
G. Manfaat Mempelajari Sejarah Islam.......................................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................................

-Kesimpulan ...................................................................................................................

- Saran ............................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Setelah Nabi Muhammad saw wafat,umat islam kemudia memilih seorang pemimpin atau
khalifah sebagai pengganti nabi untuk memimpin umat islam. Para khalifah pengganti nabi
Muhammad saw tersebut dikenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin. Khulafaur Rasyidin terdiri
dari Abu Bakar As-siddiq, Umar bin Khattab , Usman bin Affan,dan Ali bin Abi Thalib.

Abu Bakar As-siddiq menjabat sebagai khalifah hanya 2 tahun, karena beliau sakit lalu
wafat. Setelah itu beliau digantikan ole seorang sahabat nabi yang terkenal dengan
keberaniannya yaiyu Umar bin Khattab. Umar bin Khattab menjabat sebagai khalifah cukup
lama,sekitar sepuluh tahun. Selama beliau memimpin, banyak seklai jasa-jasa yang dilakukannya
untuk kemajuan umat islam . Oleh karena itu didalam makalah ini, kami akan menguraiakn kisah
singkat khalifah Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua umat islam.

B. RUMUSAN MASALAH

1. MenguraiMengurai/menguak kembali tentang sejarah peradaban pada masa


Abu Bakar
2. Proses-proses kebijakan pada kepemimpinan Abu Bakar
3. Kontribusi-kontribusi Abu Bakar yang disumbangkan pada islam dan
masyarakat.
4. BagaiamnaBagaiamna kepriabdian Umar bin Khattab?
5. Bagaimana proses diangkatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua umat Islam?
6. Bagaimana masa pemerintahan Umar bin Khattab?
7. Bagaimana akhir dari kepemilikan Umar bin Khattab?
BAB II
PEMBAHASAN
I. KHALIFAH ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ
A. Biografi  Khalifah  Abu Bakar

Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amru bin Ka`ab bin Sa`ad bin
Taim bin Murrah bin Ka`ab bin Lu`ai bin Ghalib bin Fihr al-Qurasy at-Taimi –
radhiyallahu`anhu. Bertemu nasabnya dengan Nabi pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai.
Abu Bakar adalah shahabat Rasulullah – shalallahu`alaihi was salam – yang telah menemani
Rasulullah sejak awal diutusnya beliau sebagai Rasul, beliau termasuk orang yang awal masuk
Islam. Abu Bakar memiliki julukan “Ash-Shiddiq” dan “Atiq”.

Ada yang berkata bahwa Abu Bakar dijuluki “ash-Shiddiq” karena ketika terjadi peristiwa isra`
mi`raj, orang-orang mendustakan kejadian tersebut, sedangkan Abu Bakar langsung
membenarkan.

Allah telah mempersaksikan persahabatan Rasulullah dengan Abu Bakar dalam Al-Qur`an,
yaitu dalam firman-Nya : “…sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada
dalam gua, di waktu dia berkata kepada sahabatnya: `Janganlah kamu berduka cita,
sesungguhnya Allah beserta kita’.” (QS at-Taubah : 40)

`Aisyah, Abu Sa’id dan Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat ini mengatakan : “Abu Bakar-lah


yang mengiringi Nabi dalam gua tersebut.”

Al-Imam adz-Dzahabi setelah membawakan ayat ini dalam kitabnya al-Kabaa`ir, beliau
meriwayatkan bahwa Ja`far Shadiq berujar : ”Tidak ada perselisihan lagi bahwa orang yang
datang dengan membawa kebenaran adalah Rasulullah, sedangkan yang membenarkannya
adalah Abu Bakar. Masih adakah keistimeaan yang melebihi keistimeaannya di tengah-tengah
para Shahabat?”

Dari Amru bin al-Ash radhiyallahu`anhu, bahwa Rasulullah mengutusnya atas pasukan Dzatus


Salasil : “Aku lalu mendatangi beliau dan bertanya “Siapa manusia yang paling engkau
cintai?” beliau bersabda : ”Aisyah” aku berkata : “kalau dari lelaki?” beliau menjawab :
“ayahnya (Abu Bakar)” aku berkata : “lalu siapa?” beliau menjawab: “Umar” lalu menyebutkan
beberapa orang lelaki.” (HR.Bukhari dan Muslim)

“Sesungguhnya Allah telah menjadikanku sebagai kekasih-Nya, sebagaimana Dia menjadikan


Ibrahim sebagai kekasih-Nya. Dan kalau saja aku mengambil dari umatku sebagai kekasih, akan
aku jadikan Abu Bakar sebagai kekasih.” (HR. Bukhari dan Muslim)
B.  Masa Pemerintahan Khalifah Abu Bakar (11 – 13 H = 632 – 634 M)

1.    Awal Pemerintahan Abu Bakar

Selama masa sakit Rasulullah SAW saat menjelang ajalnya, dikatakan bahwa Abu
Bakar ditunjuk untuk menjadi imam shalat menggantikannya, banyak yang
menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya.
Segera setelah kematiann Rasulullah (632 M), dilakukan musyawarah dikalangan para
pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Madinah, yang akhirnya menghasilkan
penunjukan Abu Bakar sebagai pemimpin baru umat islam atau khalifah islam.

Apa yang terjadi saat musyawarah tersebut menjadi sumber perdebatan.


Penunjukan Abu Bakar sebagai Khalifah adalah subyek yang sangat kontroversial dan
menjadi sumber perpecahan pertama dalam islam dimana umat islam terpecah
menjadi kaum sunni dan syi’ah. Disatu sisi kaum syi’ah percaya bahwa seharusnya
Ali bin Abi Thalib yang menjadi pemimpin dan dipercayai ini adalah keputusan
Rasulullah sendiri, sementara kaum sunni berpendapat bahwa Rasulullah menolak
untuk menunjuk penggantinya. Kaum sunni berargumen bahwa Rasulullah
mengedepankan musyawarah untuk penunjukan pemimpin, sementara muslim syi’ah
berpendapat berpendapat kalau Rasulullah dalam hal-hal terkecil seperti sebelum dan
sesudah makan, minum, tidur, dll, tidak pernah meninggalkan umatnya tanpa hidayah
dan bimbingan apalagi masalah kepemimpinan umat terakhir, dan juga banyak hadits
di Sunni maupun Syi’ah tentang siapa khalifah sepeninggal Rasulullah saw, serta
jumlah pemimpin islam yang dua belas.

Terlepas dari kontroversi dan kebenaran pendapat masing-masing kaum tersebut,


Ali sendiri secara formal menyatakan kesetiaannya (berbai’at) kepada Abu Bakar dan
dua Khalifah setelahnya (Umar dan Utsman). Abu Bakar menerima jabatan Khalifah
pada saat sejarah Islam dalam keadaan krisis dan gawat. Yaitu timbulnya perpecahan,
munculnya para nabi palsu dan terjadinya berbagai pemberontakan yang mengancam
eksistensi negeri Islam yang masih baru. Memang pengangkatan Abu Bakar
berdasarkan keputusan bersama (musyawarah di balai Tsaqifah Bani Sa’idah) akan
tetapi yang menjadi sumber utama kekacauan ialah wafatnya nabi dianggap sebagai
terputusnya ikatan dengan Islam, bahkan dijadikan persepsi bahwa Islam telah
berakhir.
2.Pengumpulan Ayat-Ayat Al-Qur’an.

Abu Bakar As Siddiq juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis . Atas saran
dan usul dari Umar bin Khattab yang didukung oleh sahabat-sahabat lain, Abu Bakar
mengumpulkan ayat suci Al-Qur’an menjadi satu naskah (30 juz) dan dikerjakan oleh
Zaid bin Tsabit. Usul Umar itu atas dasar pertimbangan para penghafal wahyu banyak
yang gugur syahid di medan pertempuran dalam memerangi kaum penyeleweng, tidak
kurang dari tujuh ratus orang penghafal Al-Qur’an gugur, wahyu yang ditulis pada
daun-daun, kayu-kayu, tulang,tulang mudah rusak. Apabila penghafal wahyu dan
tulisan itu rusak, dikhawatirkan kemurnian Al-Qur’an akan hilang.

Abu Bakar As Siddiq lantas meminta Umar bin Khattab untuk mengumpulkan


koleksi dari Al Qur’an. Setelah lengkap koleksi ini, yang dikumpulkan dari para
penghafal Al-Quran dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti tulang,
kulit dan lain sebagainya, oleh sebuah tim yang diketuai oleh sahabat Zaid bin Tsabit,
kemudian disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar bin Khattab dan juga istri dari Nabi
Muhammad SAW. Kemudian pada masa pemerintahan Ustman bin Affan koleksi ini
menjadi dasar penulisan teks al Qur’an hingga yang dikenal hingga saat ini.

3. Sistem Politik Islam Masa Khalifah Abu Bakar

Pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah (pengganti Nabi) sebagaimana


dijelaskan pada peristiwa Tsaqifah Bani Sa’idah, merupakan bukti bahwa Abu Bakar
menjadi Khalifah bukan atas kehendaknya sendiri, tetapi hasil dari musyawarah
mufakat umat Islam. Denga terpilihnya Abu Bakar menjadi Khalifah, maka mulailah
beliau menjalankan kekhalifahannya, baik sebagai pemimpin umat maupun sebagai
pemimpin pemerintahan. Adapun sistem politik Islam pada masa Abu Bakar bersifat
“sentral”, jadi kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif terpusat ditangan Khalifah,
meskipun demikian dalam memutuskan suatu masalah, Abu Bakar selalu mengajak
para sahabat untuk bermusyawarah.

kebijaksanaan politik yang dilakukan Abu Bakar dalam mengemban kekhalifahannya


yaitu:
a. Mengirim pasukan dibawah pimpinan Usamah bin Zaid, untuk memerangi kaum
Romawi sebagai realisasi dari rencana Rasulullah, ketika beliau masih hidup.
Sebenarnya dikalangan sahabat termasuk Umar bin Khatab banyak yang tidak setuju
dengan kebijaksanaan Khalifah ini. Alasan mereka, karena dalam negeri sendiri pada
saat itu timbul gejala kemunafikan dan kemurtadan yang merambah untuk
menghancurkan Islam dari dalam. Tetapi Abu Bakar tetap mengirim pasukan Usamah
untuk menyerbu Romawi, sebab menurutnya hal itu merupakan perintah Nabi SAW.

b. Dalam menghadapi kemunafikan dan kemurtadan ini, Abu Bakar tetap pada
prinsipnya yaitu memerangi mereka sampai tuntas.

Mengembangkan wilayah Islam keluar Arab. Ini ditujukan ke Syiria dan Persia.
Untuk perluasan Islam ke Syiria yang dikuasai Romawi (Kaisar Heraklius), Abu akar
menugaskan 4 panglima perang yaitu Yazid bin Abu Sufyan ditempatkan di
Damaskus, Abu Ubaidah di Homs, Amir bin Ash di Palestina dan Surahbil bin
Hasanah di Yordan. Usaha tersebut diperkuat oleh kedatangan Khalid bin Walid dan
pasukannya serta Mutsannah bin Haritsah, yang sebelumnya Khalid telah berhasil
mengadakan perluasan ke beberapa daerah di Irak dan Persia (Misbach dkk., 1994:9).
Dalam peperangan melawan Persia disebut sebagai “pertempuran berantai”. Hal ini
karena perlawanan dari Persia yang beruntun dan membawa banyak korban.

Adapun kebijakan di bidang pemerintahan yang dilakukan oleh Abu Bakar adalah:

a.   Pemerintahan Berdasarkan Musyawarah

Apabila terjadi suatu perkara, Abu Bakar selalu mencari hukumnya dalam kitab Allah.
Jika beliau tidak memperolehnya maka beliau mempelajari bagaimana Rasul
bertindak dalam suatu perkara. Dan jika tidak ditemukannya apa yang dicari,
beliaupun mengumpulkan tokoh-tokoh yang terbaik dan mengajak mereka
bermusyawarah. Apapun yang diputuskan mereka setelah pembahasan, diskusi, dan
penelitian, beliaupun menjadikannya sebagai suatu keputusan dan suatu peraturan.

b.   Amanat Baitul Mal

Para sahabat Nabi beranggapan bahwa Baitul Mal adalah amanat Allah dan
masyarakat kaum muslimin. Karena itu mereka tidak mengizinkan pemasukan sesuatu
kedalamnya dan pengeluaran sesuatu darinya yang berlawanan dengan apa yang telah
ditetapkan oleh syari’at. Mereka mengharamkan tindakan penguasa yang
menggunakan Baitul Mal untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi.

c.   Konsep Pemerintahan

Politik dalam pemerintahan Abu Bakar telah beliau jelaskan sendiri kepada rakyat
banyak dalam sebuah pidatonya : “Wahai manusia ! Aku telah diangkat untuk
mengendalikan urusanmu, padahal aku bukanlah orang yang terbaik diantara kamu.
Maka jikalau aku dapat menunaikan tugasku dengan baik, maka bantulah (ikutilah)
aku, tetapi jika aku berlaku salah, maka luruskanlah ! orang yang kamu anggap kuat,
aku pandang lemah sampai aku dapat mengambil hak daripadanya. Sedangkan orang
yang kamu lihat lemah, aku pandang kuat sampai aku dapat mengembalikan hak
kepadanya. Maka hendaklah kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah dan
Rasul-Nya, namun bilamana aku tiada mematuhi Allah dan Rasul-Nya, kamu tidaklah
perlu mentaatiku.

d.   Kekuasaan Undang-undang

Abu Bakar tidak pernah menempatkan diri beliau diatas undang-undang. Beliau juga
tidak pernah memberi sanak kerabatnya suatu kekuasaan yang lebih tinggi dari
undangundang. Dan mereka itu dihadapan undang-undang adalah sama seperti rakyat
yang lain, baik kaum Muslim maupun non Muslim.

C. Wafatnya Khalifah Abu Bakar

Menurut para `ulama ahli sejarah Abu Bakar meninggal dunia pada malam selasa,
tepatnya antara waktu maghrib dan isya pada tanggal 8 Jumadil awal 13 H. Usia
beliau ketika meninggal dunia adalah 63 tahun. Beliau berwasiat agar jenazahnya
dimandikan oleh Asma` binti Umais, istri beliau. Kemudian beliau dimakamkan di
samping makam Rasulullah. Umar mensholati jenazahnya diantara makam Nabi dan
mimbar (ar-Raudhah). Sedangkan yang turun langsung ke dalam liang lahat adalah
putranya yang bernama Abdurrahman (bin Abi Bakar), Umar, Utsman, dan Thalhah
bin Ubaidillah.
II. KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB

A.Kepribadian Umar bin Khattab

1.Sebelum memeluk islam


Menurut Imam al-Dzahabi,Umar bin Khattab lahir pada tahun ke-13 settelah
Tahun Gajah Anak dari Khattab (Banu Adi) seorang yang pemberani,cerdas, dan samgat
dihormati Quraisy dan ibunya bernama Hantamah bin Hisyam ibn al-Mughirah.
Perekonomiannnya menengah-bawah, sejak kecil dia harus membantu ayahnya untuk
mengembalakan unta atau kambing,dan mengangkat kayu bakar. Sejak kecil dia diddik
keras (tidak ada kompromi untuk suatu kesalahan). Hobinya adalah bergulat,minum
khamr,bersama wanita-wanita dan menunggang kuda. Dia sebenarmya pedagang, tapi
tidak bias kaya sebab kurang bias bergaul denagn baik. Dia adalah orang yang sangat
membenci islam sebab islam telah memecah bangsanya. Ia sering berlaku kasar dan tidak
segan-segan memyiksa terhadap siapa yang mengikuti agama Islam.
2.Setelah masuk islam
Menurut Imam al-Dzahabi,Umar masujk Islam pada usia 27 tahun. Masuk islamnya
adlah saat dia mendegarkan kebenaran ayat-ayat Allah (QS.Thaha (20):1-8) dan QS.Al-
Haqqah (69):42-47).
Setelah masuk islam,Umar bin Khattab menjadi sahabat Nabi Muhammad saw,dan
selalu membela agama Islam dengan gigih,sehingga ia sangat diakgumi oelh para sahabat
lain. Bahkan Rasulullah saw mejulukinya sebagai alFaqur,karena ia dapat membedakan
antara yang haq dan yang bathil.
Umar bin khattab merupakan orang yang pertama kali memabiat Abu Bakar.Ia
menjadi Wazir/wakil dari Abu Bakar yang seringkali memberikan sumbangan
saran/pendapat kepada Khalifah Abu Bakar dalam memecahkan masalah.
B.Proses pengangkatan Umar bin khattab sebagai khalifah
Pada saat sakit,Abu Bakar sadar bahwa potensi hidupnya tidak akan lama lagi, dan
dia harus segera memilih pemipin penggatinya, karena dia tidak ingin peristiwa Tsaqifah
Bani Saidah terjadi lagi. Kemudian Abu Bakar yang sudah mengantosi calonnya yakni
Uamr bin Khattab, mengajak diskusi beberapa sahabt penting saat itu. Berikut ini beberapa
tanggapan sahabat:
-Utsman ibn Awf : “Dialah yang mempunyai pandangan terbaik,tetapi dia terlau keras”.
-Utsman ibn Affan : “Isi hatinya leboh baik daripada lahirnya.Tidak ada orang yang seperti
dia dikalangan kita”.
-Tahlhah ibn Ubaidillah : “Sudah Anda lihat bagaimana ia menghadapi orang padalah
anda ada disampingnya. Bagaimna pula kalau sudah anda tinggalkan?”

Juga dengan Sa’id ibn Zaid ibn Amr,Usaid ibn Hudzair,dan beberapa pemuka MUhajirin dan
Anshar juga memberikan tanggapan yang hampir sama. Keluhan Abu Bakar: “Saya
menyerahkan persoalan ini kepada orang yang terbaik untuk mereka. Aku khawatir mereka
dilanda kekacauan”.

Sejumlah sahabat sudah mendukung pilihannya. Namun,para Sahabat belum dapat sama sekali
menanggalkan persepsi mereka masing-masing terhadap Umar bin Khattab, yang pada intinya
mereka agak keberatan dengan sikap Umar bin Khattab menjadi penggantinya.

Umar menangkap adanya keberatan dari sahabta Nabi terhadap sikapnya yang keras, oleh
karena itu, dalam pidato politiknya Umar berusaha menyakinkan kepada umat islam akan
kemimpinnay,dan ternyata dengan komunikasi yang baik, Umar berhasil menyakinkan umat
islam pada saat itu yang kemudian mendukungnya. Kebijaksaan Abu Bakar tersebut tenyat
diterima masyarakat yang segera secara beramai-ramai membaiat Umar.

C.Hal-hal yang telah dilakukan Umar Bin Khattab

1. Perluasan wilayah
Dizaman Umar gelombang ekspensi (perluasan daerah kekuasaan) pertama
terjadi,ibu kota Syira,Damaskus, jatuh tahun 635 M dan setahun kemudian,setelah tentara
Bizantium kalah dipertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syira jatuh ke bawah kekeuasaan
Islam. Dengan memakai Syria sebagai basis,ekspansi diteruskan ke Mesir dibawah
pimpinan ‘Amr bin ‘Ash dan ke Irak dibawah pimpinan sa’ad bin Abi Waqqash. Iskandar
(Alexandria), ibu kota Mesir,ditaklukkan tahun 641 M. Dengan demikian,pada masa
kepemimpinan Umar Radhiallahu ‘anhu, wilayah kekuasaan Islam sudah meliputi Jazirah
Arabia,Palestina, syira, sebagai besar wilayah Persia, dan Mesir.
2. Perbaikan system pemerintahan
Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat,Umar segera mengatur tata
pemerintahan Negara. System pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah provinsi :
Makkah, Madinah, Syira, Jazirah, Basrah , Kufah, Palestina, dan Mesir. Beberapa
departemen yang dipandang perlu, didirikan pada masanya mulai diatur dan dittertibkan
system pembayaran gaji dan pajak tanah. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban,jawatan
kepolisian dibentuk. Demikian pula jawatan pekerjaan umum.
3. Menetapkan calendar Islam dan lambing Negara
Kalendar hijriah dihitung berdasarkan peredaran bulan qamariyah. Umar bin
Khattab juga menetapkan lambang bulan dan bintang sebagai lambang resmi Negara.
4.Menetapkan mata uang dan mendirkan baitul mal
Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, dirham dan dinar memiliki standart
sebagai mata uang.
5. Pola kepemimpinan sosial yang baik
Selain kebijakan-kebiajakan yang progressif, Umar juga mengendalikan islam pada saat
itu dengan pola kepemimpinan sosial yang baik, seperti pola hidup Umar yang sederhana,
dan sangat mengutamakan umatnya khususnya orang fakir miskin daripada keluarganya
sendiri. Bahkan pada kasus saat paceklik Umar hidup prihatian sama seperti rakyatnya,dan
senantiasa mengontrol keadaan umatnya, bahkan pada suatu malam ada seorang ibu yang
memasak batu untuk menenangkan anaknya karena tidak punya makanan, ketika Umar
tahu hal itu, maka dia langsung turun tangan menyelesaikannya saat itu juga. Karena takut
akan pertanggung jawaban nantinya diakhirat.

D. Masa pemerintahan Umar bin Khattab

Umar bin Khattab adalah khalifah kedua setelah Abu Bakar. Umar memimpin dari 634-644 M
atau 13-23 H. leluhurnya adalah penjabat duta besar dan pedangan, ia kerap ikut orangtuanya
berdagang keluar negeri. Ketika menginjak dewasa, Umar sering mengikuti lomba pacuan kuda.
Keberanianya membuat ia dijuluki Singa Padang Pasir, karena kecerdikannya berdimplomasi
seperti moyangnya,ia juga mendapat julukan Abu Faiz. Umar masuk Islam diusia 27 tahun,
sebelumnya ia memusuhi Nabi dan para pengikutnya.

Umar bahkan tega menyiksa anggota suku Ady yang ketahuan memeluk Islam seperti Labibah
dan Zinnirah. Ia bahkan menyiksa adiknya Fatimah yang masuk Islam, namun keteguhan
Fatimah mempertahankan agamanya membuat Umar luluh. Umar pun tergerak untuk membaca
ayat Allah dan menemui Nabi, setelah bertemu Nabi, Umar meninggalkan kebenciannya
terhadap Islam dan masuk Islam dan ia memiliki gelar Al-faruq yang artinya pebeda dan pemisah
antara benar dan yang salah.

Umar menjadi khalifah menjelang wafatnya Abu Bakar, ia diberi wasiat untuk meneruskan
kepemimpinan, keputusan ini didukung sahabat Nabi yang lain. Sebagai seorang khalifah, umar
dikenal tegas dan pemberani. Ia juga sangat peduli kepada rakyatnya, disebutkan bahwa Umar
selalu berkeliling menemu rakyatnya. Ia rutin memastikan apakah dia diantara mereka yang
kelaparan, sakit atau kesusuahan.

Pada masa kekhalifahan Umar, Islam mengalami kemajuan yang sangat pesat, pasukannya
berhasil mengalahkan dua kekuatan besar saat itu yakni Romawi dibarat dan di Persia di Timur.
Pada 634, tentara muslim sebanyak 46.000 orang mengaalahkan 300.000 tentara Romawi di
daratan Yarmuk, dibawah Umar,ekspansi Islam dimulia, ibu kota Suriah, Damaskus, dikuasai
pada 635, setahun setelah kemenangan di Yarmuk, seluruh daerah Suriah jatuh kekuasaan Islam.
Suriah dijadikan basis, ekspansi diteruskan ke Mesir dibawah kepemimpinan Sa’ad bin Abi
waqqash. Ibukota Mesir Alexandria ditaklukkan pada 641 M, begitu pula ibu kota Persia, Al
Madain yang dikuasai oleh pada tahun 637.

Kekuasaan Islam meliputi Jazirah Arab,Palestina,Suriah,sebagia Persia, dan Mesir. Ia


membagi daerah ini menjadi provinsi. Tiap provinsi ditunjuk satu gubernur. Umar juga berjasa
meletakkan dasar Negara. Ia mengesahkan ketentaraan, kepolisian, pekerja umum, hingga
system kehakiman. Umar juga mengadakan hisbah (pengawasan) tehadap pasar, membangun
pusat pengawasan terhadap takaran atau timbangan, dan menvetak uanh Negara serta mendirikan
bait- al-Mal, departemen yang dibangun antara lain Departemen Pajak dan Tanah dan
Departemen Keuangan. Kepada kelompok nonmuslim, Umar memberikan kemerdekaan
beragama, salah satu peninggalannya yang abadi yakni system calendar Islam atau alamanak
HIjrah, system ini mengawali tahun ditanggal 1 Muharram, mulai dihitung saaat peristiwa hijrah.

E.Akhir kepemimpinan Umar bin Khattab

Kekayaan Islam dibawah Umar mmebuat banyak musuh yang marah dan denda. Bahkan Umar
sendiri pernah menjadi sasaran pembunuhan. Itu terjadi ketika Persia ditaklukkan Umar, seorang
budan Majusi dari bangsa Persia bernama Abu Lu’lu (Fairuz) menciba menusuk Umar ketika
shalat subh berjemaah. Akibatnya tususkan itu, Umar meniggal dunia pada 3 November 644 M,
atas izin Siti Aisayh istri Rasulullah, Umar dimakamkan dimesjid Nabawi sebelah rasulullah dan
Abu Bakar.

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Khalifah Abu Bakar dalam masa yang singkat telah berhasil memadamkan kerusuhan
oleh kaum riddat yang demikian luasnya dan memulihkan kembali ketertiban dan
keamanan diseluruh semenanjung Arabia. Selanjutkan membebaskan lembah
Mesopotamia yang didiami suku-suku Arab. Disamping itu, Jasa beliau yang amat
besar bagi kepentingan agama Islam adalah beliau memerintahkan mengumpulkan
naskah-naskah setiap ayat-ayat Al-Qur’an dari simpanan Al-Kuttab, yakni para
penulis (sekretaris) yang pernah ditunjuk oleh Nabi Muhammad SAW pada masa
hidupnya, dan menyimpan keseluruhan naskah di rumah janda Nabi SAW, yakni Siti
Hafshah.
Tidak lebih dari dua tahun, Khalifah Abu Bakar mampu menegakkan tiang-tiang
agama Islam, termasuk diluar jazirah Arab yang begitu luas. Kepemimpinan Khalifah
Abu Bakar berlangsung hanya 2 tahun 3 bulan 11 hari. Masa tersebut merupakan
waktu yang paling singkat bila dibandingkan dengan kepemimpinan Khalifah-
Khalifah penerusnya.

Umar bin Khattab merupakan khalifah kedua setelah Abu bakar, Umar menjadi
khalifah yang ditunjuk langsung oleh Abu Bakar.

Umar Bin Khattab adalah salah satu sosok sahbat nabi yang cerdas, implikasi yang konkrit , saat
di angkat menjadi kholifah kedua. Umar memahami ayat-ayat hokum tidak tekstual namun
melakukan upaya kontekstualisasi dalam memahami ajaran islam dan mengambil makna esensial
yang menitikberatkan pada aspek maslahah. Banyak kebijakan dari hasil ijtihad pada masa
kepemimpinannya yang di anggap kontraversial terutama pada bidang hokum. Bidang
pemerintahan Umar adalah sosok pembaharu dan pelopor dalam aspek managemen dan
administrasi yang menjadi sumber inspirasi bagi sistim pemerintahan umat islam dan bangsa di
dunia ini.

B.     Saran

Perlu dipahami bahwa suatu kehidupan dakwah senantiasa penuh dengan tantangan.
Sebagai seorang Muslim hendaklah menghadapinya dengan tanpa putus asa, penuh
kesabaran, kebijakan dan ketentraman hati, juga memohon kepada-Nya serta lebih
mempererat ukhuwah Islamiyyah, agar tercipta suatu tatanan masyarakat yang aman,
damai, sentosa dan sejahtera dengan persatuan dan kesatuan yang kokoh.

Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan, kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekeliruan, untuk itu membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua, aamiin,,,

Daftar pustaka

Abdul Badi’ shaqar, Kepemimpinan Islami, 1970

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam., 1993


A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, jilid 1

A.Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam,Penerbit Pustaka Al Husna,Th.1983

Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam,Penerbit AMZAH, Th.2009

Anda mungkin juga menyukai