Disusun Oleh:
1. Rini Afriani (1533500161)
2. Elia Rose (....................)
3. Nyimas
4. Dewi(
Dosen pembimbing:
Dra. Murtiningsih, M.Pd.I
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Selesainya makalah ini, tentunya tidak lepas dari bimbingan dosen Ibu
Dra.Murtiningsih, M.Pd.I , serta keluarga yang selalu mendukung, serta
kemajuan internet dan buku-buku yang sangat membantu untuk mencari
bahan-bahan kuliah. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
mereka.
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Penghantar.................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................ii
BAB 1
PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1. Latar Belakang Abu Bakar Ash – Shiddiq.............................. 1
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................. 2
BAB III
PENUTUP..................................................................................... 3
1. Kesimpulan........................................................................ 3
2. Saran.................................................................................. 3
DAFTAR PUSTAKA................................................................ 4
BAB 1
PENDAHULUAN
1. A. LATAR BELAKANG
A. KEUTAMAAN AKHLAK
Sejak kecil, Abu Bakar dikenal sebagai pribadi yang penuh sifat
kebaikan. Hampir semua sifat baik ada padanya. Ia lembut dalam bertutur kata,
sopan dalam bertindak. Ia juga perasa dan sangat mudah tersentuh hatinya.
Di samping itu, Abu Bakar juga dikenal cerdas dan berwawasan luas.
Kecerdasannya telah dikenal, bahkan sejak sebelum islam datang. Dialah tempat
orang-orang Quraisy bertanya mengenai negeri-negeri yang jauh dari Mekkah.
Kepada dia jugalah orang-orang menanyakan arti mimpi mereka. Abu Bakar
yang cerdas juga bisa membaca dan memahami tanda-tanda alam. Sehingga,
dialah sahabat yang pertama-tama bisa menangkap pertanda bahwa ajal Nabi
telah dekat.
Dari semua sifat baiknya. Yang paling terkenang dari abu Bakar adalah
sifat kedermawanannya. Sepanjang Hidup. Abu Bakar mempergunakan hartanya
semata-mata demi berjuang di jalan Allah.
Abu Bakar juga Seorang sahabat yang dikenal sangat memercayai semua
ucapan Nabi. Ketika hampir segenap penduduk Mekah tidak percaya dengan
Isra' Mikraj Nabi, Abu Bakar dengan tegas menyatakan kepercayaannya. Karena
itulah, Nabi memberinya gelar “ash-Shiddiq” yang artinya "orang yang
membenarkan".
Khalifah Abu bakar assyiddiq r.a adalah seorang yang cerdas, berani,
rendah hati, lemah lembut, dan tidak pernah berlaku angkuh, apalagi bertindak
sewenang wenang, baik semasa zaman jahiliyah maupun sesuda beliau masuk
islam, lebih lebih sesuda menjadi khalifah (pemimpin umat islam). beliau
adalah orang yang tampan dan juga cakap dan efaktif dalam berdakwah,
mengingat beliau adalah seorang quraisy yang supel dalam pergaulan, disukai
dan diterima, pebisnis berbudi pekerti baik, orang-orang biasa datang padanya
dan bergaul denganya untuk banyak urusan, lantaran ilmu yang dimilikinya,
bisnisnya dan baik pergaulannya. kalau ada yang memujinya dia hanya
berkata, “ya allah, engkau lrbih mengetahui tenteng diriku dari pada aku
sendiri”. kalau pada saat naik unta, kebetulan tali kendalinya jatuh, maka
beliau sendiri yang turun untuk mengambilnya, ia tidak pernah menyuruh
orang lain untuk mengambilnya,
beliau adalah orang muslim pertama yang membebaskan budak, ia
jugam merupakan khalifah sesudah rosullullah SAW yang pertama dari
sepuluh orang yang dijanjikan masuk syurga
abu bakar adalah seorang saudagar besar yang kaya raya, beliau tau
benar tidak ada gunanya harta yang banyak, bila tidak digunakan untuk hal
yang baik dan bermanfaat, ia gunakan harta-hartanya untuk umat islam dan
kepentingan kaum muslimin
kesadaran hati nuraninya mencegah ia memakan suatu makanan yang
meragukan atau belum jelas asal usul sumber perolehannya. tiada keraguan
pada krimananya, sahabat abdullah ibnu abbas r.a ditanya “siapakah orang
pertama yang beriman kepada muhammad SAW?” Abdullah ibnu abbas
menjawab “Abu Baka Aa-Syiddiq”.
Abu Bakar ash-Shiddiq itulah nama yang sering kita kenal. Tapi nama
beliau yang sesungguhnya adalah Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Amir bin ‘Amru
bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taiym bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib Al
Qurasyi At Taimi. Ini nama dan nasab garis keturunannya. Nasab, garis
keturunan Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu bertemu dengan nasab
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di kakek yang ke 6 yakni
Murrah bin Ka’ab.
Nah, Abu Bakar ash-Shiddiq digelari Abu Bakr bukanlah dari nama
anaknya. Kalimat Bakr diambil dari Bakr yaitu unta yang muda.Kenapa Abu
Bakr diberi gelar seperti itu?
Karena orang Arab memberi nama tokoh atau pimpinan satu suku itu
dengan gelar “bakr” atau unta yang kuat, muda, perkasa. Nah, Abu Bakr
adalah seorang yang ditokohkan, dihormati, salah seorang pemimpin sukunya
At-Taimi Al Qurasyi.
1. Pertama, Al-‘Atiq
Abu Bakar masih berjalan di muka bumi, tapi sudah dijamin oleh Allah
di atas langit yang ketujuh sana bahwa dia terbebas dari api neraka. Ini
jaminan dari Allah, berarti dia sudah dijamin masuk surga. Allahu akbar.
Semenjak hari itu, ia diberi gelar ‘Atiq atau ‘Atiqullah.
Tentu gelar ini tidak didapat begitu saja oleh Abu Bakar. Gelar itu
tentu dia dapat dengan perjuangan, pengorbanan, bagaimana tidak dia
mendapat kedudukan yg tinggi, dijamin oleh Allah dibebaskan dari api neraka,
dia belum wafat. dia lah yang mengorbankan segala yg ia miliki untuk
menegakkan agama Allah. Dia orang yang pertama dakwah di jalan Allah
setelah Rasulullah, dia pula orang yg pertama disiksa, disakiti di jalan
Allah.Oleh karena itu dia mendapatkan kedudukan yg layak.Seseorang
mendapatkan kedudukan sesuai yg jerih payah dan kerja keras dia.
Ash-shiddiq itu adalah kedudukan yang tertinggi, oleh karena itu Abu
Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu adalah manusia paling mulia setelah
para Nabi dan para Rasulullah
Pelajaran yang kedua. Yang pertama kita teliti, tanya dengan benar.
Yang kedua bagaimana sikap kita kalau hadits itu telah shahih, apakah (sikap
kita) “Nanti dulu,” “Kita tunggu dulu”, “Kita adu hadits ini dengan perkataan
guru kita.” Siapa guru kita sehingga perkataannya digunakan sebagai
timbangan hadits-hadits,sabda-sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Tidak patut dan tidak pantas. Lihat, kalau sudah jelas hadits shahih, sudah
jelas benar, apa kata Abu Bakar ash-Shiddiq? “Kalau memang benar, beliau
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sudah mengatakan hal itu,bahwa dia
telah di-isra’kan dari Makkah ke Baitul Maqdis dalam satu malam, kembali
lagi, sungguh beliau telah benar.” Ini dia,kita benarkan. Kita terima hadits
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika telah jelas shahih dan benar.
Menolak hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,menyelisihinya
akan menimbulkan dua dampak yg buruk. Apa kata Allah? “Maka hendaklah
takut orang-orang yang menyelisihi/menentang perintah-perintah
(Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) bahwa mereka akan ditimpa oleh
fitnah…..
Fitnah artinya tersesat dari jalan yang lurus, fitnah hatinya akan
berpaling dari jalan yang haq. Fitnah, hatinya akan tertutup dan terkunci.
Kenapa? Karena Allah berfirman:
“Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan
hati mereka.” (Quran Surat Ash-Shaff ayat 5)
Apa kata Abu Bakar? “Itu baru hal sepele, saya mempercayai
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam itu dalam perkara-perkara yang
lebih besar daripada itu.Saya percaya kepada dia terhadap berita-berita dari
langit yang dia sampaikan setiap pagi dan petang.Saya percaya wahyu yang
turun kepada dia. Pagi sudah turun wahyu, kadang petang ada lagi
wahyu.Saya percaya dengan hal itu.Terus wahyu itu turun.Apalagi hanya
sekadar ke Baitul Maqdis.”
…………………………..
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amru bin
Ka`ab bin Sa`ad bin Taim bin Murrah bin Ka`ab bin Lu`ai bin Ghalib bin
Fihr al-Qurasy at-Taimi – radhiyallahu`anhu. Bertemu nasabnya dengan Nabi
pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai. Abu Bakar adalah shahabat
Rasulullah – shalallahu`alaihi was salam – yang telah menemani Rasulullah
sejak awal diutusnya beliau sebagai Rasul, beliau termasuk orang yang awal
masuk Islam. Abu Bakar memiliki julukan “Ash-Shiddiq” dan “Atiq”.
Tidak lebih dari dua tahun, Khalifah Abu Bakar mampu menegakkan
tiang-tiang agama Islam, termasuk diluar jazirah Arab yang begitu luas.
Kepemimpinan Khalifah Abu Bakar berlangsung hanya 2 tahun 3 bulan 11
hari. Masa tersebut merupakan waktu yang paling singkat bila dibandingkan
dengan kepemimpinan Khalifah-Khalifah penerusnya.
2. Saran
Perlu dipahami bahwa suatu kehidupan dakwah senantiasa penuh
dengan tantangan. Sebagai seorang Muslim hendaklah menghadapinya
dengan tanpa putus asa, penuh kesabaran, kebijakan dan ketentraman hati,
juga memohon kepada-Nya serta lebih mempererat ukhuwah Islamiyyah,
agar tercipta suatu tatanan masyarakat yang aman, damai, sentosa dan
sejahtera dengan persatuan dan kesatuan yang kokoh.
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan, kami menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekeliruan, untuk itu membutuhkan kritik dan
saran dari para pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, aamiin,,,
DAFTAR PUSTAKA