Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPARAWATAN PADA ANAK ” K”

DENGAN KEJANG DEMAM DIRUANG ASTER RUMAH SAKIT TK II


dr. AK. GANI PALEMBANG
LAPORAN PENDAHULUAN
• DEFINISI
Kejang demam atau febrile convulsion ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal di atas 38⁰C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium.Kejang demam adalah kejang yang terjadi
pada suhu badan tinggi. Suhu badan tinggi ini karena kelainan ektrakranial.(Titik Lestari, Nuha Medika,
2016).
• Anotomi

• Etiologi
Hingga kini belum diketahui dengan pasti. Demam sering disebabkan infeksi saluran pernafasan atas,
Otitis media, Pneumonia, Gastroententis, dan infeksi saluran kemih. Kejang juga dapat terjadi pada bayi
yang mengalami kenaikan suhu sesudah vaksinasi contohnya vaksinasi campak, akan tetapi sangat jarang.
(Titik Lestari, 2016)
• Patofisiologi
Pada keadaan demam kenaikan suhu 1⁰c akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10-15% dan
kebutuhan oksigen akan meningkat 20%.Pada anak 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh
tubuh dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%.oleh kerena itu kenaikan suhu dapat mengubah
keseibangan dari sel membran neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi dari difusi ion kalium maupun
ion natrium akibat terjadinya lepas muatan listrik.Lepas
muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke
seluruh sel maupun ke membran sel sekitarnya dengan bantuan “neurotransmiter” dan terjadi kejang.
Kejang demam yang berlangsung lama (lebih dari 15 menit) biasanya disertai apnea, meningkatnya
kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia,
asidosislaktat disebabkan oleh metabolisme anerobik, hipotensi artenal disertai denyutjantung yang tidak
teratur dan suhu tubuh meningkat yang disebabkan makin meningkatnya aktifitas otot dan mengakibatkan
metabolisme otak meningkat.

• Manifestasi klinik
Kebanyakan kejang demam berlangsung singkat, bilateral, serangan klonik atau tonik – klonik. Umumnya
kejang berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti, anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak tetapi
setelah beberapa detik atau menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa adanya kelainan saraf. Adapula
kejang yang berlangsung lama dan mungkin terjadi kerusakan sel saraf yang menetap.(Titik Lestari 2016)

• Komplikasi
Komplikasi kejang demam anak menurut Cecily Iynn Betz, Sowdin A Linda (dalam buku saku
keperawatan pediatric,2016) adalah sebagai berikut :
» pneumonia aspirasi
» asfiksia
» retardasi mental
» cidera fisik
•  
•Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang muncul pada penderita kejang demam (Nurarif, 2015) adalah sebagai
berikut :
•Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah tepi lengkap, elektrolit, dan glukosa darah dapat
dilakukan walaupun kadang tidak menunjukkan kelainan yang berarti.
•Indikasi lumbal fungsi pada kejang demam adalah untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan
meningitis. Indikasi pada pasien kejang demam meliputi: .

•Penatalaksanaan medis
– Penatalaksanaan yang muncul pada penderita kejang demam Menurut (Nurarif, 2015) adalah sebagai
berikut :
– Pengobatan saat terjadi kejang
– Pemberian diazepam supositoria pada saat kejang sangatefektif dalam menghentikan kejang.
– Diazepam intravena juga dapat diberikan dengan dosissebesar 0,2-05 mg/kgBB. Pemberian secara
perlahan-lahandengan kecepatan 0,5-1 mg per menit untuk menghindaridepresi pernafasan
– Pembebasan jalan nafas dengan cara kepala dalam posisi hiperekstensi miring, pakaian dilonggarkan
dan pengisapan lender.
– Pemberian oksigen untuk membantu kecukupan perfusi jaringan.
– Pemberian kompres air es untuk membantu menurunkan suhu tubuh
– Bila tetap masih kejang, berikan fenitoin per IV sebanyak 15
– mg/kgBB perlahan-lahan. Kejang yang berlanjut dapat
– diberikian pentobarbital 50mg IM dan pasang ventilator bila
– perlu.
Konsep asuhatn keperawatan teoritis

• Pengkajian
– Identitas
– Identitas penanggung jawab Pemeriksaan mata
– Keluhan utama
Pemeriksaan telinga
– Riwayat pengkajian
– Pengkajian fungsional
Pemeriksaan hidung 
– Pengkajian tumbuh kembang anak Pemeriksaan mulut
– Pemeriksaan kulit  Pemeriksaan dada
– Pemeriksaan kuku Pemeriksaan jantung
– Pemeriksaan rambut Pemeriksaan abdomen
– Pemeriksaan kelenjar getah bening Pemeriksaan genetalia
– Pemeriksaan kepala Pemeriksaan tulang
– Pemeriksaan wajah belakang dan ekstremitas
Pemeriksaan neurologis

• Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien kejang demam adalah:
– Hipertemi berhubungan dengan proses penyakit
– Ansietas berhungan dengan krisis situasional
– Resiko aspirasi berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran
Intervensi keperawatan
no Diagnosa luaran Intervensi
1 Hipertermi Setelah melakukan tindakan Observasi
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 jam 1. identifikasi penyebab hipertermia
dengan proses termoregulasi membaik 2. monitor suhu tubuh
penyakit kriteria hasil : 3. Monitor kadar elektrolit
1.kulit merak menurun Terapeutik
2.takikardi menurun 1. berikan cairan oral
3.suhu tubuh membaik 2.hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
3. berikan oksigen
Edukasi
1. anjurkan tirah baring
Kolaborasi
1. kolaborasi pemberian cairan intravena, jika perlu
2 Resiko cidera Setelah melakukan tindakan Pencegahan cedera
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 jam Observasi
dengan tingkat cedera menurun dengan 1. identifikasi area lingkungan yang
ketidakammanan Kriteria Hasil : berpotensi menyebabkan cedera
transortasi 1.toleransi aktifitas meningkat 2. identifikasi kesesuaian alas kaki pada
2.kejadian cidera menurun ekstremita bawah
3.gagngguan mobilitas menurun Terapeutik
1. sediakan pencahayaan yang memadai
2. pertahankan posisi tempat tidur diposiis
terendah saat digunakan
3. pastikan kondisi tempat tidur dalam posisi
terkunci
4. tingkatkan frekuensi observasi dan
pengawasan pasien, sesuai kebutuhan
Edukasi
1. jelasakan alasan intervensi pencegahan
jatuh kepasien dan keluarga
2. anjurkan berganti posisi secara perlahan
dan duduk selama beberapa menit sebelum
berdiri .
3 Resiko aspirasi Setelah melakukan tindakan Observasi
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 1.monitor pola nafas
penurunan tingkat tingkat aspirasi menurun 2. monitor bunyi nafas
kesadaran kriteria hasil : Terapeutik
1. tingkat kesadaran meningkat 1.pertahankan kepatenan jalan nafas
2. kelemahan oto menurun 2. posisikan semi fowler
3. berikan minum hangat

Edukasi
1. anjurkan asupan cairan 2000ml/hari
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian bronklolidator
Laporan kasus
• Pengkajian
Identitas penanggung jawab
– Identitas
– Identitas klien
Nama : NY K
– Nama : AN K Umur : 28 thn
– Jenis kelamin : perempuan Jenis kelamin : Perempuan
– Status perkawinan : Belum Kawin Pendidikan : SMA
– Pendidikan : Belum Sekolah Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
– Pekerjaan : Belum Bekerja Agama : ISLAM
– Agama : ISLAM Alamat : jln swakarya palembang
– Suka bangsa : Indonesia Hubungan dg klien : Ibu Kandung
– Alamat : jln swakarya palembang
– Tgl MRS : 03 agustus 2020
– Tgl pengkajian : 03 agustus 2020
– Diagnose medis : Kejang Demam
– Ruang rawat : UGD
Riwayat kesehatan
• Keluhan utama (alasan klien masuk RS)
Ibu Pasien membawa anaknya datang ke UGD Rs.Tk.II Dr.Ak Gani Palembang pada tanggal 03 Agustus
2020 jam : 12.30 Wib dengan keluhan demam sudah satu hari sebelum kejang , dan suhu tubuh terukur 39
derajat celcious disertai kejang dan kejang berhenti sendiri dan kejang baru pertama kali.  
• Riwayat kesehatan saat ini
Pada saat dilakukan pengkajian kejang berhenti sendiri, dan klien menangis klien dilakukan pemeriksaan
tanda tanda vital ( ttv ) dengan hasil, suhu: 39,10C, nadi : 118 x/menit, RR : 24 x/menit, dan pemeriksaan
fisik dan neuroligis dalam batas normal. , pada saat anak kejang anak menhentak hentakan kaki.  
• Riwayat kehamilan dan persalinan
– Prenatal
– Ibu klien memeriksa kehamilannya setiap minggu di Dokter, keluhan selama hamil yang di rasakan
oleh ibu mual muntah yang berlebihan, tapi oleh dokter dianjurkan untuk makan dengan porsi sedikit
namun sering.
– Natal
• Tempat melahirkan : Rumah Sakit,5 Agustus 2018
• BB & TB Lahir : BB : 3500 Gram , TB : 50 CM
• Jenis persalinan : Normal
• Penolong persalinan : Dokter
• Riwayat berat badan saat hamil :
– Ibu pasien mengatakan berat badannya saat hamil
– adalah 67kg.
• Masalah yang di alami oleh ibu pada saat melahirkan dan setelah melahirkan : ibu pasien
mengatakan tidak ada komplikasi yang terjadi pada anaknya saatmelahirkan maupun setelah
melahirkan.
• Pemeriksaan fisik
– Tanggal : 3 agustus 2020
– Keadaan umum : Lemah
– Kesadaran : composmentis
– Tanda vital
– Suhu : 39.10 C
– Pols (N) :118 x/menit
–  
– RR : 24 x/menit
– Tinggi badan :80 cm
– Berat badan : 10 kg
– Kepala
– Bentuk : simetris
– Warna rambut : hitam & lebat
– Kebersihan : cukup bersih
– Ekspresi wajah : menangis
Analisis data
NO DATA ETIOLOGI MK
1. Hipertermi
Data subjektif :
Proses
Ibu klien Penyakit
mengatakan anaknya panas dan kejang sudah berhenti
Data objektif :
Suhu tubuh diatas normal
- TTV
T : 39,1°c
N :118 x/menit
RR :24x/menit
- Kulit Kemerahan
- kejang berhenti
- kulit terasa hangat
2. Ketidakamanan Resiko cedera
Data subjektif :
transportasi
Ibu klien mengatakan anaknya pada saat kejang menangis dan

menghentak hentakan kaki


Data objektif :
- klien tampak menghentak hentakan kaki saat kejang
- klien menangis saat kejang
• Prioritas masalah
– Hipertermia
– Resiko cedera
• Diagnosa Keperawatan
– Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
– Resiko cedera berhubungan dengan ketidakamanan transportasi
INTERVENSI KEPERAWATAN

Perencanaan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi
Hipertermia berhubungan dengan Setelah melakukan tindakan Observasi
proses penyakit keperawatan selama 3 x 24 jam 1. identifikasi penyebab
Ds : Ibu klien mengatakan termoregulasi membaik hipertermia
anaknya masih panas dan tidak kriteria hasil : 2. monitor suhu tubuh
ada lagi tanda tanda kejang 1.kulit merah menurun 3. Monitor kadar elektrolit
Do : Suhu tubuh masih diatas normal 2.takikardi menurun Terapeutik
3.suhu tubuh membaik
- TTV 1. berikan cairan oral
T : 39,1°c 2.hindari pemberian
N :118 x/menit antipiretik atau aspirin
RR :24x/menit 3. berikan oksigen
- Kulit Kemerahan Edukasi
- kejang berhenti 1. anjurkan tirah baring
- kulit terasa hangat
Kolaborasi
1. kolaborasi pemberian cairan
intravena, jika perlu
Resiko cidera Setelah melakukan tindakan Pencegahan cedera
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 jam Observasi
dengan tingkat cedera menurun dengan 1. identifikasi area lingkungan yang
ketidakammanan Kriteria Hasil : berpotensi menyebabkan cedera
transortasi 1.toleransi aktifitas meningkat 2. identifikasi kesesuaian alas kaki pada
2.kejadian cidera menurun ekstremita bawah
3.gagngguan mobilitas menurun Terapeutik
1. sediakan pencahayaan yang memadai
2. pertahankan posisi tempat tidur
diposiis terendah saat digunakan
3. pastikan kondisi tempat tidur dalam
posisi terkunci
4. tingkatkan frekuensi observasi dan
pengawasan pasien, sesuai kebutuhan
Edukasi
1. jelasakan alasan intervensi
pencegahan jatuh kepasien dan keluarga
2. anjurkan berganti posisi secara
perlahan dan duduk selama beberapa
menit sebelum berdiri .
• IMPLEMENTASI
• EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai