Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SEJARAH ISLAM

“KEPEMIMPINAN KHALIFAH ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ”

DOSEN PEMBIMBING:
Drs. Muhammad Syafie’i

DISUSUN OLEH:
RATNA SARI 1
NUR AULIA 1
LISNA INDRIANI 1
CAHYA DAMAYANTI 18310893
MUHAMMAD SYARIFUDIN ISA 1

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN ( UNISKA ) MUHAMMAD
ARSYAD AL-BANJARY
BANJARMASIN
KALIMANTAN SELATAN
2019
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji hanya milik Allah Subhannahu wa Ta’ala, yang telah memberikan
Nikmat Iman dan Islam, serta Nikmat Nikmat-Nya. Kami memuji-Nya, memohon
pertolongan,ampunan dan ridha-Nya baik yang Nampak maupun yang tersembunyi
di masa lalu dan saat ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi-
Nya dan Rosul-Nya, Muhammad beserta para Sahabatnyayang menolong agama-
Nya dengan usaha yang sungguh sungguh serta orang orang yang mengikuti
mereka yang mewarisi ilmu mereka dan ulama itu pewaris para Nabi. Muliakanlah
para ulama tersebut sebagai pewaris dan yang diwarisi.
Sehingga penulis bisa menyelesaikan sebuah makalah tentang sahabat rasulullah
saw, khulafaur rasyidin yaitu khalifah Abu Bakar Ass-siddiq dan Khalifah Umar
bin Khattab.
Selesainya makalah ini, tentunya tidak lepas dari bimbingan dosen
Bpk.Drs.Syafe’I serta keluarga yang selalu mendukung,serta kemajuan internet
yang sangat membatu untuk mencari bahan bahan kuliah, Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada mereka.
Makalah ini dibuat secara ringkas, namun mudah mudahan tdiak mengurangi
sejarah aslinya. Pada kesempatan yang baik ini penulis mengangkat tentang
Khalifah Abu Bakar: profil, beberapa keulamaan, kekhilafahan, dan lainnya.
Semoga makalah ini memberikan ilmu yang bermanfaat bagi pemuda khususnya,
dan memberikan banyak manfaat kepada pembaca pada umumnya. Susai dengan
sabda rasulullah saw.sebaik baik antara manusia sekalian ialah orang yang
memberi manfaat kepada orang lain. Wallahua’lam.

Banjarmasin, 4 mei 2019


DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar………………………………………………………………………………….. i

Daftar Isi………………………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………… 1

1. Latar Belakang………………………………………………………………………….. 1
2. Rumusan Masalah……………………………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………… 2

1. Biografi Khalifah Abu Bakar…………………………………………………………..


2
2. Masa Khalifah Abu Bakar……………………………………………………………... 3
A. Awal Pemerintahan Khalifah Abu Bakar……………………....
……………. 3
B. Perang Riddah………………………………………………………. ………… 4
C. Pengumpulan Ayat-Ayat Al-Qur’an…………………………………..………
5
D. Sistem Politik Islam Masa Khalifah Abu Bakar……………………..
……… 5
E. Wasiat Abu Bakar Terhadap Khalifah Umar………………………….
…….. 7
F. Wafatnya Khalifah Abu Bakar……………………………………...………… 7

BAB III PENUTUP………………………………………………………………….…………… 8

1. Kesimpulan……………………………………………………………………………… 8
2. Saran…………………………………………………………………………..………… 8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….…… 8
BAB I
PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW status sebagai Rasullulah tidak dapat diganti oleh
siapapun (khatami al-anbiya’ wa al-mursalin), tetapi kedudukan beliau yang kedua sebagai
pimpinan kaum muslimin mesti segera ada gantinya. Orang itulah yang dinamakan “khalifah”
artinya yang menggantikan nabi kepada kaum muslimin (pimpinan komunitas Islam) dalam
memberikan petunjuk kejalan yang benar dan melestarikan hukum-hukum agama Islam. Dialah
yang menegakkan keadilan yang selalu berdiri di atas kebenaran, maka pemerintah islam
dipegang secara bergantian oleh Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin
Abi Thalib
Khalafaurrasidin adalah para pengganti nabi. Islam sebagai sebuah ajaran dan islam sebagai
institusi Negara, mulai tumbuh dan berkembang pada masa tersebut. Dalam Islam kedaulatan
tertinggi ada pada Allah SWT, sehingga para pengganti nabi tidak memiliki fasilitas “ekstra”
dalam ajaran Islam untuk menentukan sebuah hukum baru, namu mereka termasuk pelaksana
hukum.
Pada makalah inni ditekankan pada pembahasan kilafah pada masa Abu Bakar yang dimulai
sejak pengangkatannya sampai kontribusi-kontribusi yang telah diberikannya untuk Islam dan
masyarakat.
1. B. Rumusan Masalah
Secara garis besar perbuatan makalah kami ini akan membahas tentang:
1. Mengurai/menguak kembali tentang sejarah peradaban pada masa Abu bakar
2. Proses-proses kebijakan pada kepemimpinan Abu Bakar
3. Kontribusi-kontribusi Abu Bakar yang disumbangkan pada Islam dan masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN

1. A. Biografi Khalifah Abu Bakar


Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin
Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr al-qurasy at-radhiyallahu’anhu.
Bertemu nasabnya dengan nabi pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu;ai. Abu bakar adalah
sahabat Rasulullah-shalallahu’alaihi was salam- yang telah menemani Rasulullah sejak awal
diutusnya beliau sebagai Rasul, beliau termasuk orang yang awal masuk Islam. Abu Bakar
memuliki julukan “Ash-shiddiq” dan “Atiq”.
Ada yang berkata bahwa Abu Bakar dijuluki “ash-Shiddiq” karena ketika terjadi peristiwa isra
mi;raj, orang orang mendustakan kejadian tersebut, sedangkan Abu Bakar langsung
membenarkan.
Allah telah mempersaksikan persahabatan Rasulullah dengan Abu Bakar dalam Al-qur’an, yaitu
dalam firman-Nya:” Sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua,
di waktu dia berkata kepada sahabatnya:’Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah
beserta kita’”. (QA at-Taubah:40).
‘Aisyah Abu Sa’id dan ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat ini mengatakan: “ Abu Bakar-lah
yang mengiringi Nabi dalam gua tersebut.”(Az-Zumar:33)
Al-iman adz-Dzahabi setelah membawakan ayat ini dalam kitabnya al-Kabaaa’ir, beliau
meriwayatkan bahwa Ja’far Shsdiq berujar.”Tidak ada perselisihan lagi bahwa orang yang datang
dengan membawa kebenaran adalah Rasulullah, sedangkan yang membenarkan adalah Abu
Bakar . Masih adakah keistimewaan yang melebihi keistimewaannya di tengah tengah para
sahabat?”
Dari Amru bin at-Ash radhiyallahu’anhu” Siapa manusia yang paling engkau cintai?” beliau
bersabda: “Aisyah” aku berkata “kalau dia lelaki” beliau menjawab:”Ayahnya (Abu Bakar)” aku
berkata:”lalu siapa?”beliau menjawab”umar” lalu menyebutkan beberapa orang lelaki”.
(HR.Bukhari dan Mulim)
“Sesungguhnya Allah telah menjadikanku sebagai kekasih-Nya, sebagaimana dia menjadikan
Ibrahim sebagai kekasih-Nya. Dan kalau saja aku mengambil dari umatku sebagai kekasih, akan
aku jadikan abu bakar sebagai kekasih.”( HR. Bukhari dan Muslim )
Dari abu Sa’id raddhiyallahu’anhu, bahwa Rasulullah duduk di mimbar, lalu
bersabda:”Sesungguhnya ada seorang hamba yang diberi pilihan oleh Allah, antara diberi
kemewahan dunia dengan apa yang di sisi-Nya. Maka hamba itu memilih apa yang di sisi-Nya”,
lalu Abu Bakar menangis dan menangis, lalu berkata:” Ayah dan Ibu kami sebagai tebusanmu”.
Abu Sa’id berkata:”Yang dimaksud hamba tersebut adalah Rasulullah, dan abu bakar adalah
orang yang paling tahu di antara kami”. Rasulullah bersabda.” Sesungguhnya orang yang paling
banyak memberikan perlindungan kepadaku dengan harta dan persahabatannya adalah Abu
Bakar. Andaikan aku boleh mengambil seorang kekasih ( dalam riwayat lain ada
tambahan :”selain rabb-ku”), niscaya aku akan mengambil Abu Bakar sebagai kekasihku. Tetapi
ini adalah persaudaraan dalam islam. Tidak ada didalam masjid sebuah pintu kecuali telah tutup,
melainkan hanya pintu Abu Bakar saja ( yang masih terbuka).”. (HR.Bukhari dan Muslim)
Rasulullah bersabda:”Sesungguhnya Allah telah mengutusku kepada kaliansemua. Namun kalian
malah berkata ‘kamu adalah pendusta’ sedangkan Abu Bakar membenarkan (ajaranku). Dia telah
membantuku dengan jiwa dan kartanya. Apakah kalian akan meninggalkan aku( dengan
meninggalkan) sahabatku?” Rasulullah mengucapkan kalimat 2 kali. Sejak itu Abu Bakar tidak
pernah di sakiti ( oleh seorangpun dan kaum muslimin). (HR.Bukhari)

2. B. Masa Khalifah Abu Bakar (11-13H=632-634 M)


1.1. Awal Pemerintahan Abu Bakar
Selama masa sakit Rasulullah SAW saat menjelang ajalnya, dikatakan bahwa Abu Bakar di
tunjuk untuk menjadi imam sholat menggantikannya, banyak yang menganggap ini sebagai
indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya segera setalah kematiannya (632 M),
dilakukan musyawarah dikalangan para pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Madinah, yang
akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar sebagai pemimpin baru umat Islam atau Khalifah
islam.
Apa yang terjadi saaat musyawarah tersebut menjadi sumber perdebatan. Penunjukan Abu Bakar
sebagai Khalifah adalah subyek yang sangat controversial dan menjadi sumber perpecahan
pertama dalam islam dimana umat islam terpecah menjadi kaum sunni dan syi’ah. Disatu sisi
kaum syi’ah percaya bahwa seharusnya Ali bin Abi Thalib yang menjadi pemimpin yang di
percayai ini adalah keputusn Rasulullah sendiri, sementara kaum sunni berpendapat bahwa
Rasulullah menolak untuk menunjuk penggantinya. Kaum sunni beragumen bahwa Rasulullah
mengedepankan musyawarah untuk penunjukkan pemimpin, sementara muslim syi’ah
berpendapat kalau Rasulullah dalam hal hal terkecil seperti sebelum dan sesudah makan, minum,
tidur, dll, tidak pernah meninggalkan umatnya tanpa hidayah dan bimbingan apalagi masalah
kepemimpinan umat terakhir, dan juga banyak hadist di sunni maupun Syi’ah tentang siapa
khalifah sepeninggalan Rasulullah saw, serta jumlah pemimpin islam yang dua belas.
Terlepas dari kontroversi dan kebenaran pendapat masing masing kaum tersebut, Ali sendiri
secara formal menyatakan kesetiaannya (berbai’at) kepada Abu Bakar daan dua khalifah
setelahnya (imar dan utsman). Kaum sunni menggambarkan pernyataan ini sebagai pernyataan
yang antusias dan Ali menjadi pendukung setia Abu Bakar dan Umar. Dan sementara kaum
syi’ah menggambarkan bahwa Ali melakukan bai’at tersebut secara pro forma, meningat beliau
berbai’at setelah sepeninggal Fatimah istri beliau yang berbulan bulan lamanya dan setelah itu ia
menunjukkan protes dengan menutup diri dari kehidupan public.
Abu Bakar menerima jabatan khalifah pada saat sejarah islam dalam keadaan krisi dan gawat.
Yaitu timbulnya perpecahan, munculnya para nabi palsu dan terjadinya berbagai pemberontakan
yang mengancam eksistensi negeri islam yang masih baru. Memang pemangkatan Abu Bakar
berdasarkan keputusan bersama (Musyawarah dibalai Tsaqifah Bani Sa’idah) akan tetapi yang
menjadi sumber utama kekacauan ialah wafatnya nabi di anggap sebagai terputusnya ikatan
dengan islam,bahkan dijadikan persepsi bahwa islam telah berakhir
1.2. Perang Riddah
Segera setelah suksesi Abu Bakar, beberapa masalah yang mengancam persatuan dan stabilitas
komunitas dan Negara islam saat itu mumcul. Beberapa suku arab yang berasal dari Hijaz dan
Nejed membangkang kepada Khalifah baru dan system yang ada. Beberapa diantaranya menolak
membayar zakat walaupun tidak menolak agama islam secara utuh beberapa yang lain kembali
memeluk berhala. Suku suku tersebut mengkalim bahwa hanya memiliki komitmen dengan Nabi
Muhammad dan dengan kematiannya tidak berlaku lagi.
Gerakan riddat (gerakan belot agama), bermula menjelang Nabi Muhammad jatuh sakit. Ketika
tersiar berita kemangkatan Nabi Muhammad, maka gerakan belot agama itu meluas di wilayah
bagian tengah, wilayah bagian timur, wilayah bagian selatan sampai ke Madinah AL-Munawarah
serta Mekkah Al-Mukaramah itu sudah berada dalam keadaan terkepung gerakan riddat itu
bermula dengan kemunculan tiga tokoh yang mengaku dirinya Nabi, guna menyaingi Nabi
Muhammad SAW, yaitu: Musailamah, Thulhah, Aswad Al-Insa. Musailamah berasal dari suku
Bani Asad, sajah seorang wanita Kristen dari Bani yarbu yang menikah dengan Musailamah,
masing masing orang tersebut berupaya meluaskan pengikutnya dan membelakangi agama
Islam.
Abu Bakar sebagai seorang Khalifah, tidak mendiamkan kejadian it uterus berlanjut, beliau
menyandang gerakan murtad itu sebagai bahaya besar. Kemudian beliau menghimpun para
prajurit madinah dan membagi mereka atas sebelas battalion dengan komando masing masing
panglima dan ditugaskan keberbagai tempat di Arabia. Abu Bakar mengintrusikan agar mengajak
mereka kembali pada islam, jika menolak mereka harus memerangi.
Beberapa dari suku itu tunduk tanpa peperangan, sementara yang lainnya tidak mau menyerah,
bahkan mengobarkan api peperangan. Oleh karena itu pecahlah peperangan melawan mereka,
dalam hal ini Kholid bin Walid yang diberi tugas untuk menundukan Tulaiha, dalam perang
Buzaka berhasil dengan cemerlang. Sedangkan muslimah seorang penuntut kenabian yang paling
kuat, Abu Bakar mengirim ikrimah dan surabil. Akan tetapi mereka gagal menundukan
Musallamah, kemudian Abu Bakar mengutus Kholid untuk melawan nabi palsu dari yaman itu.
Dalam pertempuran itu kholid dapat menghancurkan pasukan Musailamah dan membunuhnya
dalam taman yang berdinding tinggi, sehingga taman di sebut “Taman Maut”.
1.3. Pengumpulan Ayat Ayat Al-qur’an
Abu Bakar As-siddiq juga berperan dalam pelestarian teks teks tertulis. Atas saran dan usul dari
umar bin khattab yang di dukung oleh sahabat sahabat lain, Abu Bakar mengumpulkan ayat suci
Al-qur’an menjadi satu naskah (30 juz) dan dikerjakan oleh Zaid Bin Tsabit. Usul umar itu atas
dasar pertimbangan para penghafal wahyu banyak yang gugur syahid di medan pertempuran
dalam memerangi kaum penyeleweng, tidak kurang dari tujuh ratus orang penghafal Al-qur’an
gugur, dan wahyu yang ditulis pada daun daun, kayu kayu, tulang, tulang yang muda rusak.
Apabila penghafal wahyu dan tulisan itu rusak, dikhawatirkan kemurnian Al-qur’an akan hilang.
Abu Bakar As-siddiq lantas meminta Umar bin Khattab untuk mengumpulkan koleksi dari Al-
qur’an. Setelah lengkap koleksi ini, yang dikumpulkan dari para penghafal Al-qur’an dan tulisan
tulisan yang terdapat pada mefia tulis seperti tulang, kulit, dan lain sebagainya, oleh sebuah tim
yang diketuai oleh sahabat Zaid bin Tsabit, kemudian disimpan oleh Hapsah, anak dari Umar bin
Khattab dan juga istri dari Nabi Muhammad SAW. Kemudian pada masa pemerintahan Utsman
bin Affan koleksi ini menjadi dasar penulisan teks al-qur’an hingga yang dikenal hingga saat ini.
1.4. Sistem Politik Islam Masa Khalifah Abu Bakar
Pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah (Pengganti Nabi) sebagaimana dijelaskan pada
peristiwa Tsaqifah Bani Sa’idah, merupakan bukti bahwa Abu Bakar menjadi Khalifah bukan
atas kehendaknya sendiri, tetapi hasil musyawarah mufakat umat Islam. Dengan terpilihnya Abu
Bakar menjadi Khalifah, maka mulailah beliau menjalankan kekhalifahnya, baik sebagai
pemimpin umat maupun sebagai pemimpin pemerintahan. Adapun system politik Islam pada
masa Abu Bakar bersifat “sentral”, jadi kekuasaan legislative, eksekutif dan yudikatif terpusat
ditangan Khalifah, meskipun demikian dalam memutuskan suatu masalah, Abu Bakar selalu
mengajak para sahabat untuk bermusyawarah.
Sedangkan kebijakan politik yang dilakukan Abu Bakar dalam mengemban kekhalifahannya
yaitu:
1. Mengirim pasukan dibawah Usamah bin Zaid, untuk memerangi kaum Romawi sebagai
realisasi dari rencana Rasulullah, ketika beliau masih hidup. Sebenarnya dikalangan
sahabat termasuk Umar bin Khattab banyak yang tidak setuju dengan kebijaksanaan
khalifah ini. Alasan mereka, karena dalam negeri sendiri pasa saat itu timbul gejala
kemunafikan dan kemurtadan yang merabah untuk menghancurkan islam dari dalam.
Tetapi Abu Bakar tetap mengirim pasukan Usamah untuk menyerbu Romawi, sebab
menurutnya hal itu merupakan perintah Nabi SAW. Pengiriman pasukan Usamah ke
Romawi di bumi syam pada saat itu merupakan langkah politik yang sangat strategis dan
membawa dampak positif bagi pemerintahan Islam, yaitu meskipun Negara islam dalam
keadaan tegang akan tetapi muncul interprestasi dipihak lawan, bahwa kekuatan Islam
cukup tangguh. Sehingga para pemberontak menjadi gentar, disamping itu juga dapat
mengalihkan perhatian umat Islam dari perselisihan yang bersifat intern (Said bin Al
Qathani, 1994:166-167).
2. Timbulnya kemunafikan dan kemurtadan. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa
setelah Nabi Muhammad SAW wafat, maka segala perjanjian dengan Nabi menjadi
terputus.
3. Mereka yang mengaku nabi dan pengikutnya, termasuk didalamnya orang yang
meninggalkan sholat, zakat,dan kembali melakukan kebiasaan jahiliyah.
4. Mereka membedakan antara sholat dan zakat, tidak mau mengakui kewajiban zakat dan
mengeluarkannya.
Dalam menghadapi kemunafikan dan kemurtadan ini, Abu Bakar tetap pada prinsipnya yaitu
memerangi mereka sampai tuntas.
1.

Anda mungkin juga menyukai