Anda di halaman 1dari 18

PERIODE KHULAFAUR-RASYIDIN (632-661 M)

Disusun guna memenuhi tugas


Mata Kuliah: Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu: Bapak Dr. Ramsah Ali, M.A

Disusun oleh :

Febria Rosa : 23420811639


Erliyanda : 23420811632

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TAKENGON


TAHUN AJARAN GANJIL 2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya,


pemakalah dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Periode Khulafaur
-Rasyidin (632-661 M)” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah
Peradaban Islam. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Periode Khulafaur- Rasyidin (632-661 M) bagi pembaca dan juga bagi
pemakalah.
Pemakalah mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ramsah Ali M.A
selaku dosen Mata Kuliah Pembelajaran Sejarah Peradaban Islam. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini.
Pemakalah menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
kritik dan saran yang membangun diharapkan demi kesempurnaa makalah ini.

Aceh Tengah, 5 Oktober 2023


Pemakalah

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan Penulis.................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 2
A. Menjelaskan Pembentukan Kekhalifahan dan sistemnya................... 2
B. Tipe Kepemimpinan Khalifah............................................................. 9
C. Konstribusi Khalifah dalam Peradaban Islam..................................... 12

BAB III PENUTUP...................................................................................... 14


A. Simpulan................................................................................................. 14
B. Saran.................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Khulafaur Rasyidin adalah kekhalifahan pertama yang berdiri setelah
wafatnya Nabi Muhammad pada 632 masehi. Khulafaur Rasyidin berjumlah
empat khalifah, yaitu Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin
Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Pada masa kepemimpinannya, Khulafaur
Rasyidin memberi kontribusi besar dalam peradaban Islam. Para khalifah
yang berkuasa selalu menerapkan nilai-nilai ajaran Islam dalam
kepemimpinannya dan mereka dikenal mempunyai perilaku terpuji yang patut
diteladani umatnya. Pada masa kejayaannya, Kekhalifahan Rasyidin
membentang dari Jazirah Arab, Levant, Kaukasus, sebagian Afrika Utara,
dataran tinggi Iran, dan Asia Tengah.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pembentukan Kekhalifahan?
2. Jelaskan tipe Kepemimpinan Khalifah?
3. Jelaskan Konstribusi Khalifah dalam Peradaban Islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pembentukan Kekhalifahan
2. Untuk mengetahui tipe Kepemimpinan Khalifah
3. Untuk mengetahui Konstribusi Khalifah dalam Peradaban Islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menjelaskan Pembentukan Kekhalifahan dan Sistemnya


Kekhalifahan di mulai seiring di baiat kan nya abu bakar sebagai
pemimpin umat islam tepat setelah meninggalnya nabi muhammad pada
tahun 632 . Abu bakar dan tiga penerusnya, dan semua sahabat nya memiliki
hubungan kekerabatan dengan nabi muhammad sehingga di buat kelompok
sebagai Khulafaur Rasyidin dan kekhalifahan Rasyidin1.
Sistem kekhalifahan semua para sahabat adalah membangun gerakan
keagamaan yang di pahami sebagai konsep tentang kenegaraan yang
berdasarkan syariat islam.
a) Kekhalifahan abu bakar Ash-Shiddiq a. s
Berita wafatnya Nabi Muhammad SAW bagi para sahabat dan
kaumslimin adalahseperti petir di siang bolong karena sangat cinta mereka
kepada rasulullah. Apalagi bagi para sahabat yang biasa hidup bersama di
bawah asuhannya. Sehingga ketika kabar wa"atnya rasulullah beredar ada
orang tidak percaya akan kabar tersebut. di antaranya adalah sahabat umar
bin khattab yang dengan tegas membantah setiap orang yang membawa
kabar wafatnya beliau. di saat keadaan gempar yang luar biasa ini
datanglah sahabat Abu Bakar untuk menenangkan kegaduhan itu ia
berkata di hadapan orang banyak "wahai manusia siapa yang menyembah
Muhammad maka Muhammad sudah wafat dan barang siapa menyembah
Allah, Allah hidup tidak akan mati selamanya".

1
c.brosworth,The Islamic Dynasties, diterjemahkan oleh lyas hasan dengan judulDinasti-dinasti
Islam(bandung :mizan 2007), hal.23
Sejarah mencatat bahwa masalah yang paling krusial setelah nabi
wafat adalah masalah politik yaitu penentuan siapa yang berhak
menggantikan nabi sebagai kepala Negara (khalifah). Begitu penting
masalah ini sehingga penguburan Nabi tertunda,tentang penggantian Nabi
sebagai rasul sudah di atur oleh wahyu dan memang Muhammad SAW
adalah Nabi dan rasul terakhir sedangkan penggantian sebagai kepala
Negara tidak diatur oleh wahyu dan Nabi pun tidak ada berwasiat.
Setelah kaum Muslimin dan para sahabat menyadari tentang
wafatnya rasulullah SAW, maka Abu Bakar dikagetkan lagi dengan
adanya perselisihan paham antara kaum Muhajirin dan Anshar tentang
siapa yang akan menggantikan Nabi sebagai khalifah kaum Muslimin.
Pihak Muhajirin menghendaki dari golongan Muhajirin dan pihak Anshar
menghendaki pihak yang memimpin. Situasi yang memanas inipun dapat
diatasi oleh AbuBakar dengan cara Abu Bakar menyodorkan dua orang
calon khalifah untuk memilihnya yaitu umar bin khattab atau Abu zbaidah
bin 'arrah. Namun keduanya justru menjabat tangan Abu Bakar dan
mengucapkan baiat memilih Abu Bakar.2
Ada beberapa faktor yang mendasari terpilihnya Abu Bakar
sebagai khalifah yaitu:
a. Menurut pendapat umum yang ada pada zaman itu,seorang khalifah
(pemimpin) haruslah berasal dari suku quraisy.
b. Sahabat sependapat tentang ketokohan pribadi Abu Bakar sebagai
khalifah karena beberapa keutamaan yang dimilikinya, antara ia adalah
laki-laki dewasa pertama yang memeluk Islam, ia satu-satunya sahabat
yang menemani Nabi SAW pada saat hijrah dari Makkah ke Madinah
dan ketika bersembunyi di gua tsur ia yang ditunjuk oleh rasulullah

2
Syamsul rizal, al,Buku Pintar Agama Islam (bogor:lpkai" Cahaya islam " 2008) hal. 166
SAW untuk mengimami shalat pada saat beliau sedang gua tsur, dan ia
keturunan bangsawan,cerdas, dan berakhlak mulia.
c. Beliau sangat dekat dengan rasulullah SAW baik dalam bidang agama
maupun kekeluargaan. Beliau seorang dermawan yang mendermakan
hartanya untuk kepentingan Islam.
Sebagai khalifah Abu Bakar mengalami dua kali baiat. Pertama di
Saqifa Bani iSaidah yang dikenal dengan Baiat khassah dan kedua di
Masjid Nabi (Masjid Nabawi) di Madinah yang dikenal dengan Baiat
A'mmah.
Seusai acara pembaitan di Masjid Nabawi, Abu Bakar sebagai
khalifah yang baru terpilih berdiri dan mengucapkan pidato. la memulai
pidatonya dengan menyatakan sumpah kepada Allah SAW dan
menyatakan ketidak berambisiannya untuk menduduki jabatan khalifah
tersebut. Abu Bakar selanjutnya mengucapkan "Saya telah terpilihmenjadi
pemimpin kamu sekalian meskipun saya bukan orang yang terbaik di
antarakalian. Karena itu, bantulah saya seandainya saya berada di jalan
yang benar dan bimbinglah saya seandainya saya berbuat salah. Kebenaran
adalah kepercayaan dan kebohongan adalah pengkhianatan. Orang yang
lemah di antara kalian menjadi kuat dalam pandangan saya hingga saya
menjamin hak-haknya seandainya Allah menghendaki dan orang yang
kuat di antara kalian adalah lemah dalam pandangan saya hingga
sayamerebut hak daripadanya. Taatilah saya selama saya taat kepada allah
dan rasul nya, dan bila saya mendurhakai allah dan rasul nya, janganlah
mengikuti saya.3
Bentuk pemerintahan Abu Bakar adalah monarki yang
menggunakan tiga cabang kekuasaan yaitu eksekutif, legislatif dan

3
ahmad, al- usry, sejarah peradaban islam sejak nabi Adam sampai XXX(jakarta, akbar media
2010) hal 10
yudikatif. Melalui forum musyawarah sebagai lembaga legislatif Abu
Bakar memutuskan kebijakan pemerintahan.4
a. Kekuasaan Eksekutif
Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan yang bertanggung
jawab dalam pelaksanaan kebijakan dan keputusan pemerintah.
Cabang kekuasaan ini memiliki peran dalam menjalankan kebijakan
yang telah ditetapkan oleh badan legislatif, yang biasanya di
iwujudkan dalam bentuk undang-undang. Tugas utama kekuasaan
eksekutif adalah menerapkan, menjalankan, dan mengawasi
implementasi kebijakan
b. Kekuasaan legislatif
Berbeda dari kekuasaan eksekutif yang melaksanakan undang-
undang, kekuasaan legislatif adalah kekuasaan untuk membuat atau
merumuskan undang-undangyangdiperlukan negara.
c. Kekuasaan yudikatif
Kekuasaan yudikatif merujuk pada kekuasaan yang dimiliki
oleh badan-badan peradilan dalam suatu negara untuk menafsirkan
undang-undang dan memberikan keputusan hukum yang akhir dan
mengikat.
b) Kekhalifahan Umar bin Khatab
Umar bin Khattab menjadi khalifah kedua bagi umat Islam
menggantikan Abu Bakar Ash Shiddiq yang meninggal karena sakit. Umar
bin Khattab menjadi khalifah dari tahun 634 sampai 644 Masehi. Umar bin
Khattab di kalangan sahabat Nabi Muhammad SAW memiliki julukan Al
Faruq yang memiliki arti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran

4
sami aliyah , ahli bahasa asmuni solohan zaman ashari, sistem pemerintahan dan
keadilan( jakarta, 2004) , hal 302
dan kebatilan. Julukan Umar bin Khattab Al Faruq didapat langsung dari
Rasulullah.
Umar bin Khattab memiliki nama lengkap Umar bin Khattab bin
Nufail bin Abdul Uzza bin Rabah bin Abdullah bin Qarth bin Razah bin
Adi bin Ka’bah bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr al-Adawi al-Quraisy, yaitu
kakek ketujuh Rasulullah SAW.
Pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab, Islam mengalami
kemajuan yang pesat dari berbagai sektor kehidupan. Salah satunya adalah
pasukan Islam berhasil mengalahkan kekuatan besar di Romawi dan
Persia. Pada tahun 634 sebanyak 46.000 tentara Islam mengalahkan
300.000 tentara Romawi di dataran Yarmuk.Pada masa kepemimpinan
Umar bin Khattab, kekuasaan Islam meliputi Jazirah Arab, Palestina,
Suriah, Sebagian Persia, dan Mesir. Selain itu Umar bin Khattab juga
sangat berjasa dalam meletakkan dasar negara, Umar mengesahkan
ketentaraan, kepolisian, pekerja umum, hingga system kehakiman.
Dalam memimpin Islam ada beberapa sifat yang dipegang oleh
Umar bin Khattab sehingga pada waktu itu Islam benar-benar berkembang
dengan pesat. Berikut adalah prinsip pemimpin yang dipegang oleh Umar
bin Khattab:
1. Mengutamakan Adil. Umar bin Khattab dikenal sebagai pemimpin
yang adil, dia tidak akan tinggal diam jika mengetahui dan
menyaksikan kesewenang-wenangan.
2. Amanah atau dapat dipercaya merupakan sifat yang harus ditanamkan
kepada anak-anak seperti yang dicontohkan oleh Umar bin Khattab
dimana Umar merupakan salah satu khalifah yang sangat Amanah.
3. Hidup Bersahaja, sebagai seorang pemimpin Umar bin Khattab selalu
hidup Dalam kesederhanaan dan jauh dari kesan kemewahaan padahal
pada waktu itu wilayah kekuasaan Islam sudah sangat luas sampai ke
luar Arab.
4. Pemberani dan Tegas Umar bin Khattab dikenal sebagai pemimpin
yang pemberani dan tegas namun tetap memiliki hati yang lembut.
Ketika Umar menjabat sebagai khalaifah, ia menata sistem
pemerintahannya dengan memberikan keadilan dan kejujuran kepada
masyarakat serta meletakkan dasar-dasar negara yang bersifat demokratis
karena Umar beranggapan bahwa rakyat mempunyaihak atau kesempatan
untuk campur tangan di dalam pemerintahan.
c) Kekhalifahan Utsman bin Affan
Khalifah Usman memerintah selama 13 tahun yakni dari 644-655
M Setelah wafatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua,
diadakanlah musyawarah untuk memilih khalifah selanjutnya. Ada enam
orang kandidat khalifah yang diusulkan yaitu Ali bin Abi Thalib, Utsman
bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Sa`ad bin Abi Waqqas, Zubair bin
Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah. Selanjutnya Abdurrahman bin Auf,
Sa’ad bin Abi Waqqas, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah
mengundurkan diri hingga hanya Utsman dan Ali yang tertinggal. Suara
masyarakat pada saat itu cenderung memilih Utsman menjadi khalifah
ketiga. Maka diangkatlah Utsman yang berumur 70 tahun menjadi khalifah
ketiga dan yang tertua, serta yang pertama dipilih dari beberapa calon.
Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram 23 H. Utsman menjadi khalifah
di saat pemerintah Islam telah betul-betul mapan dan terstruktur.
Utsman adalah seorang saudagar kaya yang menggunakan
kekayaannya untuk mendukung Islam namun tidak pernah sebelum
kekhalifahannya menunjukkan kualitas kepemimpinan atau benar-benar
memimpin pasukan. Tetapi meskipun demikian, menurut Wilferd
Madelung , ia dipilih oleh para pemilih sebagai satu-satunya calon kontra
yang kuat untuk Ali karena ia sendiri dapat sampai batas tertentu
menyaingi hubungan kekerabatan dekat Ali dengan .
RVC Bodley percaya bahwa setelah pembunuhan Umar, Ali
menolak khalifah karena ia tidak setuju dengan mengatur sesuai dengan
peraturan yang ditetapkan oleh Abu Bakar dan Umar, dan bahwa Utsman
menerima ketentuan-ketentuan dan ia gagal untuk administrasi selama
sepuluh tahun kekhalifahannya.
Pemerintahan Utsman bin Affan pada dasarnya tidak jauh berbeda
dari pendahulunya. Kekuasaan tertinggi dan pelaksana kekuasaan
eksekutif berada ditangan khalifah. Khalifah Utsman bin Affan
mempercayakannya kepada seorang gubernur untuk setiap wilayah dan
provinsi dalam melaksanakan administrasi pemerintahan.
d). Kekhalifahan ali bin Abi Thalib
Setelah Usman wafat, keadaan semakin kacau. Kaum muslimin
mendesak agar Ali dibaiat sebagai khalifah.Dalam suasana kacau, Ali pun
dibaiat. Peristiwa itu berlangsung pada 25 Zulhijah 35 H di Masjid
Madinah.
Ali diwarisi berbagai pergolakan. Masa pemerintahannya penuh
dengan cobaan.Ia berusaha mengatasinya dengan menarik para amir yang
sebelumnya diangkat oleh Usman bin Affan.Ia juga mengambil alih tanah
yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil
pendapatan kepada negara.Ali mengembalikan sistem distribusi pajak
tahunan di antara orang Islam yang pernah diterapkan pendahulunya Umar
bin Khattab.Pemberontakan yang dihadapi Ali bin Abi Talib di antaranya
datang dari Talhah, Zubair, dan Aisyah Ali bin abi Thalib diangkat melalui
pemilihan dan pertemuan terbuka sehingga Ali terpilih secara aklamasi.
Sistem pemerintahan menjadi salah satu faktor penentu keberlangsungan
kehidupan bernegara. Pemerintahan akan berjalan efektif dan normal
dimana sistem yang dipilih dan digunakan sesuai dengan karakter kondisi
sosial politik negara. Sistem pemerintahan khalifah Ali bin Abi Thalib
dalam persfektif siyasah salah satunya tentang kebijakan penetapan
hukum, kebijakan peradilan dan politik peperangan, seperti peperangan
yang terjadi dalam perang siffin, sesungguhnya Ali tidak ingin melakukan
Tahkim atau arbitrase, karena khalifah Ali sendiri telah mengetahui
bahwasannya tahkim yang di lakukan Muawiyah hanyalah politik untuk
mengalahkan pasukan Ali, karena pasukan Muawiyah telah terpojok.
Akan tetapi Khalifah Ali di paksa pasukannya sendiri untuk
melakukan tahkim, dan mereka mengancam akan memberontak seperti
yang dilakukan terhadap Muawiyyah. Sistem pemrintahan di Indonesia
adalah sistem Presidensial, dimana sistem pemerintahan yang berpusat
pada kekuasaan presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus sebagai
kepala negara. Penelitian ini bermaksud menuangkan sistem pemerintahan
pada Ali bin Abi Thalib dan merelevansikan dengan sistem pemerintahan
Indonesia.

B. Tipe Kepemimpinan Khalifah


a. Tipe Kepemimpinan Khalifah abu bakar
Abu Bakar ash'Shiddiq adalah seorang pedagang yang selalu
memelihara kehormatan dan harga dirinya" la seorang yang kaya,
mempunyai pengaruhyang besar, dan memiliki akhlak mulia abu bakar
adalah ahli hukum yang tinggi mutunya" Dalam masalah pengambilan
keputusan, abu bakar mengikuti jejak Nabi Muhammad Saw", yakni ia
sendirilah yang memutuskan hukum di antara umat islam di Madinah"
Sedangkan para gebernurnya memutuskan hukum di antara manusia di
daerah masing'masing di luar Madinah" adapun sumber hukum pada abu
bakar adalah al quran, Sunnah,dan ijtihad pengkajian dan musyawarah
dengan para sahabat" di jelaskan dalam buku abdul wahab Najjar yang di
kutip oleh alaiddin Koto bahwa pada masa pemerintahan abu bakar ada
tiga kekuatan, pertama, quwwat al'syari-ah(legislatif) Kedua, quawwat
al'qadhaiyyah (Dudikatif di dalamnya termasuk peradilan,dan ketiga,
quwwat al'tanfiiyya (eksekutif).
b. Tipe kepemimpinan Khalifah umar ibnu Khatthab
Merupakan salah satu sosok pemimpin yang tegas, jujur dan adil
dalam islam. dalam mengambil keputusan hukum khalifah umar bin
khattab sama dengan abu bakar,Sebelum mengumpulkan sahabat untuk
bermusyawarah, ia bertanya kepada sahabat lain nya apakah kalian
mengetahui bahwa abu bakar telah memutuskan kasus yang samaH jika
pernah, ia mengikuti keputusan itu" Jika tidak ada,ia mengumpulkan
sahabat dan bermusyawarah untuk menyelesaikannya" Sebagaimana yang
dikutip dari (umar Sulaiman al'asyqar, 1991:75) kemudian dikutip lagi
oleh alaidin kotodi jelaskan salh satu wasiat umar ra Kepada seorang qadhi
(hakim) pada zamanya, yaitu syuraih. wasiat tersebut adalah:
1. Berpeganglah kepada al'qur-an dalam menyelesaikan kasus- kasus
2. Apabila tidak ditemukan dalam al qur-an, hendalah engkau berpegang
kepada Sunnah-sunnah
3. Apabila tidak di dapatkan ketentuannya dalam sunnah, berijtihadlah-
berijtihadlah.
c. Tipe kepemimpinan khalifah Ustman bin affan
Sifat'sifat kepemimpinan ustman diantaranya, Menjalankan al qur-
an dan as'sunnah" Teguh pendirian,dermawan,lemah lembut dan sopan
santun, bahkan terhadap lawannya" berrtanggung jawab,bersikap
adil,berani mengambil keputusan,pandai memilih Kepemimpinan pada
masa usman sama seperti kemimpinan di masa dua sahabat sesudahnya,
utsman mengutus petugas-petugas sebagai pengambilan pajak dan penjaga
batas-batas wilayah untuk menyeru amar ma-ruf nahi mungkar, dan
terhadap masyarakat yang bukan Muslim .
d. Tipe kepemimpinan khalifah ali bin Abi Thalib
Karakter kepemimpinan ali bin abi thalib, seperti yang
diungkapkan dhirar bin dhamrah kepada Muawiyyah bin abu Sufyan yakni
perpandangan jauh ke depan (Iisioner),Sangat kuat (fisik), berbicara
dengan sangat ringkas dan tepat, Menghukum dengan adil, ilmu
pengetahuan menyemburat dari seluruh sisinya (perbuatan dan
perkataannya), berbicara dengan penuh hikmah(bijaksana)dari segala segi,
Menyepi dari dunia dan segala perhiasannya,berteman dengan ibadah pada
malam dan kegelapan, banyak menangis karena takut kepada allah, banyak
bertafakur setelah berusaha" Selalu menghitung-hitung kesalahan dirinya
(muhasabah), Menyukai pakaian kasar,makanan orang fakir, Selalu
mengawali ucapan salam apabila bertemu,Memenuhi panggilan apabila
dipanggil, bawahannya tidak takut berbicara,dan mendahulukan orang lain
dalam berpendapat jika tersenyum, giginya terlihat seperti mutiara dan
tersusun rapi, Menghormati ahli agama dan mencintai kaum fakir miskin,
di hadapannya orang-orang yang kuat tidak akan berani berbuat batil, di
hadapannya, orang-orang yang lemah tidak akan berputus asa dari
keadilannya, di tempat ibadah dia menangis seperti orangyang sedang
bersedih.
Kepemimpinannya telah teruji dia berani menghadapi kaum
musyrikin dalam perang Khandak yang berjumlah 24.000prajurit,.asukan
berkuda yang dipimpin oleh amru bin Audd hendak menikamnya Namun,
ali berhasil membunuhnya tidak heran jika akhirnya ia mendapat sebutan
sebagai orang yang tidak dapat dikalahkan oleh lawan belum lagi
segudang kehebatan dan keberanian yang lainnya.

C. Kontribusi Khalifah Dalam Peradaban Islam


a). Kontribusi Khalifah abu bakar dalam peradaban islam
Masa pemerintahanya sangatlah singkat. Namun dalam kontribusi
membangun peradaban islam cukuplah banyak, diantaranya:
1). Memberangkatan pasukan usamah bin zaid sesuai dengan pesan
rasulullah .
2). Perang Melawan orang'orang murtad
3). Perang Damamah %11 4/632 m
4). Penakluan islam
b). Kontriibusi Khalifah umar bin Khattab dalam peradaban islam
1. Umar turut aktif menyiarkan agama islam ia melanjutkan usaha abu
bakar meluasan daerah islam sampai ke palestina.
2. Menetapkan tahun islam. yang terkenal dengan tahun hijriah
berdasarkan peredaran bulan (qamariyah) dibandingkan dengan tahun
Masehi(miladiyah).
3. Sikap toleransinya terhadap pemeluk agama lain.
c). Kontribusi Khalifah utsman dalam peradaban islam
Meskipun masa pemerintahan usman diwarnai dengan tuduhan-
tuduhan yang cukup banyak.namun, dalam masa pemerintahannya, beliau
banyak memberikan kontribusi untuk peradaban islam.
1. Memperluas wilayah islam
2. Membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan
mengatur pembagian air ke kota'- kota.
3. Halifah yang pertama kali memperluas masjid Nabawi sebagai respon
terhadap keinginan rasulullah saat masjid itu sudah semakin terasa
sempit.
d). Kontribusi Khalifah ali bin Abi Thalib dalam peradaban islam
Kebijaksanaan-kebijaksanaan ali juga mengakibatkan timbulnya
perlawanan dari para gubernur di damaskus, MuJawiyah yang didukung
oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan
dan kejayaan. Setelah berhasil memadamkan pemberontakan zubair,
thalhah dan aisyah, ali bergerak dari Kufah menuju damaskus dengan
sejumlah besar tentara.pasukannya bertemu dengan pasukan MuJawiyah di
Shiffin.pertempuran terjadi di sini yang dikenal dengan nama perang
shiffin.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Adapun Ibrah/pelajaran yang dapat kalian ambil dari sejarah
perkembangan Islam masa Khulafaur Rasyidin adalah sebagai berikut:
1. Abu Bakar adalah seorang figur pemimpin yang memiliki jiwa bersih,
jujur, dan sangat demokratis. Siap dikritik dan diberi saran, peduli
terhadap keselamatan dan kesejahteraan umat.
2. Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang pemberani terhadap
yang benar, tegas menghadapi kebatilan dan pandai berdiplomasi. Beliau
telah merubah anak-anak padang pasir yang liar menjadi bangsa pejuang
yang gagah berani, tangguh, disiplin tinggi.
3. Usman bin Affan adalah seorang pemimpin yang berjuang meneruskan
perjuangan para Khalifah pendahulunya. Beliau mampu melakukan
perluasan wilayah kekuasaan yang patut dikenang. Beliau mampu
membentuk Angkatan Laut Arab. Corak kepemimpinan beliau yang patut
dicontoh dan diterapkan yaitu sifat keterbukaan dan demokratis.
4. Ali bin Abi Thalib adalah seorang pemimpin yang ‘alim, gagah berani,
tangkas, dan pandai bermain pedang. Seluruh potensinya dipergunakan
untuk mengatasi perpecahan dan kekacauan dalam negeri. Beliau dilantik
menjadi khalifah dalam situasi dan kondisi yang kacau balau, akan tetapi
ia mampu menjalankan roda pemerintahan dengan baik.
Saran
Dalam penulisan makalah ini tentunya penulis menyadari bahwa masih
terdapat kesalahan dan kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini di masa yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA

Aliyah,Samir 2004,Alih bahasa Asmuni Solihan kamakhasyari. Sistem


Pemerintahan! peradilan, dan Adat dalam Islam,jakarta:Khalifah
Ali, Muhammad daud 2006, hukum Islam Pengantar ,Ilmu hukum, dan Tata
hukum Islam di Indonesia,jakarta raja Frafindo persada

Aiqsiry, ahmad. 2001,Sejarah Islam Sejak nabi Adam hingga Abad


xx ,jakarta5:akbar Media

bosworth,2002, The Islamic Dynasties. diterjemahkan oleh Ilyas "asandengan


judul Dinasti-dinasti Islam,bandung.

MianKoto, alaiddin, 2011,Sejarah Peradilan Islam.Jakarta:raja Frafindo persada

Mubarok,gaih, 2003,Sejarah dan perkembangan "ukum Islam cet. III Bandung:


remaja dosdakarya.

Iiyanti, Gitri, 2007&etodologi Studi Islam palembang: IAIN raden fatah press.

alSyamsul, 2003 Buku Pintar Agama Islam bogor ;cahaya islam.

Datim, badri, 2006,Sejarah Peradaban Islam, jakarta: rajaa Frafindo persad

Anda mungkin juga menyukai