Anda di halaman 1dari 17

Masa Khulafaur Rasyidin

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
Jurusan Hukum Ekonomi Syariah
DosenPengampu : Moh. Mabruri Faoz, MA

Kelompok 3 Muamalah C
Disusun oleh :
Anggi Wulandari
Lilis Susilawati
Muhamad Rais Firdaus
Nuning Setyowati

1415202112
1415202054
1415202064
1415202069

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur selalu kami haturkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami bisa menyelesaikan tugas penyusunan makalah Sejarah Kebudayaan Islam dengan judul
Sejarah Peradaban Islam pada Masa Kulafaur Rasyidin.
Kami selaku penyusun makalah menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bpk.
Moh. Mabruri Faoz, MA selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam
yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini, serta pada tim
anggota kelompok 3 yang selalu kompak dan konsisten dalam menyelesaikan tugas ini.
Makalah Sejarah Peradaban Islam pada Masa Kulafaur Rasyidin disusun untuk
memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah sejarah kebudayaan islam yang dibimbing
oleh Bpk. Moh. Mabruri Faoz, MA.
Dalam makalah dengan tema Sejarah Peradaban Islam pada masa Kulafaur Rasyidin
ini, kami akan membahas tentang Sejarah Peradaban Islam pada masa Abu Bakar, Umar
Ibnul Khattab, Usman Ibnu Affan, Ali Ibnu Abi Thalib, dan Kemajuan Peradaban pada masa
Kulafaur Rasyidin.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami tidak menutup diri dari para pembaca akan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah dimasa yang
akan datang.
Dan kami berharap, semoga makalah ini bisa memberi suatu kemanfaatan bagi kami
penyusun dan para pembaca semuanya. Amin.

Cirebon, Februari 2016


Pemakalah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i


DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................1
1.3 Tujuan Penulis .......................................................................................1
BAB II Masa Kulafaur Rasyidin ..........................................................................3
2.1 Masa Abu Bakar ....................................................................................4
2.2 Masa Umar Ibnul Khattab .....................................................................6
2.3 Masa Utsman Ibnu Affan .....................................................................8
2.4 Masa Ali bin Abi Thalib.........................................................................11
2.5 Kemajuan peradaban pada masa Kulafaur Rasyidin .............................14
BAB III PENUTUP................................................................................................15
3.1 Kesimpulan ............................................................................................15
3.2 Penutup ..................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................16

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pada umumnya setiap penulisan ulang mengenai sejarah peradaban
islam pada masa-masa Khulafaur Rasyidin ataupun sejarah-sejarah lain
adalah terbuka dan milik semua orang. Asalkan bisa memahami dan bisa
mengaplikasikannya secara sistematis dan inofatif.
Tema besar penulisan makalah ini akan lebih banyak menelusuri
mengenai akar-akar sejarah peradaban islam pada masa Kulafaur
Rasyidin. Karena nilai-nilai positif sejarah peradaban Khulafaur Rasidin
tidak lagi dijadikan teladan oleh orang-orang islam.
Fenomena yang sangat menyedihkan, mayoritas orang-orang islam
saat ini lebih mengadopsi budaya atau peradaban orang-orang non
muslim. Semua itu merupakan cerminan bagi potret perkembangan di
masing-masing kawasan dunia islam yang terus menerus menunjukan
dinamikanya.

1.2 Rumusanmasalah
1.Bagaimana sejarah peradaban islam pada masa Abu Bakar ?
2.Bagamana sejarah peradaban islam pada masa Umar ibnul Khattab ?
3. Bagaimana sejarah peradaban islam pada masa Usman Ibnu Affan?
4. Bagaimanasejarah peradaban islam pada masa Ali Ibnu Abi Thalib?
5. Bagaimana kemajuan peradaban pada masa Khulafaur Rasyidin ?

1.3Tujuan penulisan
1.

Mengetahuidan memahami Sejarah Peradaban Islam pada masa Abu Bakar

2.

Menngetahuidan memahami Sejarah Peradaban Islam pada masa Umar Ibnul Khattab

3.

Mengetahui dan memahami Sejarah Peradaban Islam pada masa Usman Ibnu Affan

4.

Mengetahuidan memahami Sejarah Peradaban Islam pada masa Ali Ibnu Abi Thalib

5.

Mengetahui dan memahami kemajuan peradaban pada masa Khulafaur Rasyidin

BAB II
MASA KHULAFAUR RASYIDIN
Rasulullah SAW wafat tanpa meninggalkan wasiat kepada seseorang untuk
meneruskan kepemimpinannya (kekhalifahan). Sepeninggalan beliau banyak sekelompok
kaum yang berpendapat bahwa orang yang berhak atas kekhalifahannya yaitu Abu Bakar, Ali
bin Abi Thalib, kaum Qurais dan kaum Anshar.
Memang Rosulullah wafat mengejutkan kaum muslimin tetapi sesungguhnya dalam
sakitnya yang terakhir ketika beliau mengalami kesehatan sekurang-kurangnya selama tiga
bulan, Nabi Muhammad SAW telah merasakan bahwa ajalnya akan segera tiba. Ada tiga
golongan yang bersaing keras dalam perebutan kepemimpinan ini; Anshar, Muhajirin dan
Keluarga Hasyim.
Dalam pertemuan di balai pertemuan Bani Saidah di Madinah, kaum Anshar
mencalonkan Saad bin Ubadah, pemuka Khazraj, sebagai pemimpin umat. Sedangkan
Muhajirin mendesak Abu Bakar sebagai calon mereka karena dipandang paling banyak untuk
menggantikan nabi.
Masing-masing golongan merasa paling berhak menjadi penerus Nabi. Namun berkat
tindakan tegas dari tiga orang, yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah bin
Jarrah yang dengan melakukan semacam kudeta (coup detat) terhadap kelompok, memaksa
Abu Bakar sendiri sebagai deputi nabi.
Abu Bakar bergelar Khalifah Rasulillah atau khalifah. Meskipun dalam hal ini perlu
dijelaskan bahwa kedudukan nabi sesungguhnya tidak akan pernah tergantikan, karena tidak
ada seorangpun yang menerima ajaran tuhan sesudah Muhammad SAW. Sebagai penyampai
wahyu yang diturunkan dan sebagai utusan tuhan yang tidak dapat diambil alih seseorang.
Menggantikan Rasul (khalifah) hanyalah perjuangan nabi.
Sepeninggalan Rasul, empat orang pengganti beliau adalah para pemimpin yang adil
dan benar. Mereka menyelamatkan dan mengembangkan dasar-dasar tradisi dari sang guru
agung bagi kemajuan islam dan umatnya. Oleh karena itu, gelar Al-Khulafa Ar-Rasyidin yang
mendapat bimbingan di jalan lurus diberikan kepada mereka.

A. Abu Bakar Ash-siddiq (11-13H/632-634M)


Abu Bakar, nama lengkapnya ialah Abdullah bin Abi Quhafah At-Tamimi.
Dijaman pra islam bernama Abdul kabah, kemudain diganti oleh Nabi menjadi
Abdullah. Ia termasuk salah seorang sahabat yang utama. Dijuluki Abu-Bakar karena
dari pagi-pagi betul (orang yang paling awal) memeluk islam. Gelar Ash-Siddiq
diperolehnya karena ia dengan segera membenarkan nabi dalam berbagai peristiwa,
terutama isra dan miraj1. Seringkali mendampingi Rasulullah disaat-saat penting atau
jika berhalangan, Rasulullah mempercayainya sebagai pengganti untuk menangani
tugas-tugas keagamaan dan atau mengurusi persoalan-persoalan aktual di Madinah.
Hal menarik dari Abu Bakar, bahwa pidato inagurasi yang diucapkannya
sehari setelah pengangkatannya, menegaskan totalitas kepribadian dan komitmen abu
bakar terhadap nilai-nilai islam dan strategi meraih keberhasilan tertinggi bagi umat
sepeniggal Rasulullah.
Abu baka memangku jabatan khalifah selama dua tahun lebh sedikit, yag
dihabiskannya terutama untuk mengatasi berbagai masalah dalam negeri yang muncul
akibat wafatnya nabi terpilihnya abu bakar telah membangun kembali kesadaran dan
tekat umat untuk bersatu melanjutkan tugas mulia nabi.
Wafatnya nabi mengakibatkan beberapa masalah bagi masyarakat muslim
beberapa orang arab yang lemah imannya justru menyatakan murtad, yaitu keluar dari
islam. Mereka melepaskan kesetiaan dengan menolak memberikan baitan kepada
khalifah yang baru dan bahkan menentang agama islam, karena mereka menganggap
bahwa perjanjian-perjanjian yang dibuat bersama Muhammad dengan sendririnya
batal disebabkan kematian nabi.
Maka tidaklah mengherankan dengan banyaknya suku Arab yang melepaskan
diri dari ikatan agama islam. Mereka adalah orang-orang yag baru memasuki islam.
Belum cukup waktu bagi nabi dan para sahabatnya untuk mengajari mereka prinsipprinsip keimanan dan ajaran islam. Memang, suku-suku Arab di padang pasir yang
jauh itu telah datang kepada nabi dan mendapatkan kesan mendalam tentang Islam,
tetapi mereka hanyalah setitik air di samudera. Didalam waktu beberapa bulan
tidaklah mungkin bagi nabi dapat mengatur pendidikan atau latihan yang efektif untuk
masyarakat yang tersebar di wilayah-wilayah yang sangat luas dengan sarana
komunika yang sangat minim pada saat itu.
Kesulitan yang dihadapi Abu Bakar dalam masa itu ialah banyaknya
masyarakat yang murtad setelah wafatnya Nabi Muhammad dan banyak pula yang
1Hassan ibrahim hassan, tarikhul-islam as-siyasi ad-dini as-saqafi Al-ijtimai, jilid
I, kairo: Maktabah An-Nahdah Al-misriyah, cetakan ke-9, 1979 hlm.205.

mengaku dirinya nabi bahkan ada golongan yang enggan membayar zakat. Salah satu
yang mengaku dirinya nabi ialah Musailimatul Al Kazzab dari Bani Hanifah di Al
Yamamah, kemudian Abu bakar bermusyawarah dengan para sahabat dan kaum
muslimin untuk menentukan tindakan apa yang harus diambil untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan ini.
Dengan tegas dinyatakannya seraya bersumpah bahwa beliau akan memerangi
semua golongan yang telah menyeleweng dari kebenaran, baik yang murtad maupun
yang mengaku menjadi nabi ataupun yang tidak mau membayar zakat, sehingga
semua kembali pada kebenaran atau beliau gugur sebagai syahid dalam
memperjungkan kemuliaan agama Allah.
Abu Bakar membentuk sebelas pasukan, yang masig-masing dipimpin oleh
seorang pahlawan diantara pahlawan-pahlawan arab yang terkenal, seperti Khalid
Ibnul Walid, Amr Ibnul Ash, Ikrimah Ibnul Abi Jahl, Syurahbil Ibnu Hasanah dll.
Sebelum Abu Bakar mengirim masing-masing pasukan ke tempat yang dituju,
sebelumnya Abu Bakar mengirim surat kepada orang-orang yang telah menyeleweng.
Dalam isi surat itu dijelaskan bahwa Abu Bakar mengajak oang-orang yang
telah menyeleweng untuk kembali kepada ajaran islam. Diperingatkan pula apa akibat
yang akan terjadi jika mereka masih tetap dalam kesesatan itu. Dalam peperangan itu
membawa hasil yang gilang gemilang yaitu terbunuhnya Musailimatul Al Kazzab
yang dibunuh oleh Wahsyi.
Dengan bergolaknya Tanah Arab harapan bangsa Persia dan Romawi untuk
menghancurkan dan menumpas agama islam hidup kembali. Bangsa Persia dan
Romwi mendukung pergolakan ini, serta melindungi orang-orang yang mengadakan
pemberontakan itu. Oleh karena itu, kaum muslimin setelah dapat mengamankan
Tanah Arab kembali bersiap pula untuk berangkat ke utara, guna menghadapi dua
musuh besar yang selalu menunggu waktu yang baik untuk menghancurkan Islam dan
Muslimin.
Abu Bakar memegang kendali pemerintahan selama dua tahun lebih sedikit.
Kemudian beliau merasa sakit, lalu berpulang ke rahmatullah. Masa dua tahun sedikit
itu adalah masa yang amat singkat tetapi masa yang singkat itu dapat dipandang
sebagai masa yang menentukan bagi sejarah islam. Baru di zaman Umar Ibnu Khattab
pertempuran itu membuahkan hasil.
B. Umar Ibnul Khattab (13-23H/634-644M)
Umar bin Kahattab nama lengkapnya adalah Umar bin Khaththab bin Nufail
keturunan Abdul Uzza Al-Quraisy dari suku Adi; salah satu suku yang terpandang
mulia. Umar dilahirkan di Mekkah empat tahun sebelum Nabi Muhammad SAW. Ia

adalah seorang yang berdubi luhur, fasih dan pemberani. ia ikut memlihara ternak
ayahnya, dan berdagang hingga ke Syiria.Beliau juga dipercaya oleh suku bangsanya,
Quraisy untuk berunding berunding dan mewakilinya jika ada persoalan dengan suku
suku lain. Umar masuk islam pada tahun kelima setelah kenabiaan, dan menjadi salah
satu sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW serta dijadikan sebagai tempat rujukan
oleh nabi mengenai hal-hal penting ia dpat memecahkan masalah yang rumit tentang
siapa yang berhak mengganti Rasulullah dalam memimpin umat setelah wafatnya
Rasulullah SAW. Dengan memilih dan membaiatkan Abu Bakar sebagai khalifah
Rasulullah sehingga ia mendapat penghormatan yang tinggi dan dimintai nasihatnya
serta menjadi tangan kanan khalifah yang baru itu.
Ketika Umar telah menjadi khalifah, ia berkata kepada umatnya: Orangorang Arab seperti halnya seekor unta yang keras kepala dan ini akan bertakian
dnegan pengendara diman jalan yang akan dilalui, dengan nama Allah, begitulah aku
akan menunjukan kepada kamu kejalan yang engkau lalui2
Pada awalnya terdapat berbagai keberatan mengenai rencana pengangkatan
Umar, sahabat Thalhah misalnya, segera menemui Abu Bakar untuk menyampaikan
rasa kekecewaannya.3 Umar bin Khattab menyebut dirinya Khalifah Khalifati
Rasulillah (pengganti dari pengganti Rasulullah) ia juga mendapat gelar Amir AlMukminin (komandan orang-orang beriman) sehubungan dengan penaklukanpenaklukan yang berlangsung pada masa pemerintahannya4. Pada tahun 635 M,
damakus yang merupakan ibu kota Syiria ditundukkan, setahun kemudian seluruh
wilayah Syiria jatuh ketangan muslimin, setelah pertempuran hebat di lemah Yarmuk
disebelah timur anak sungai Yordania, pasukan Romawi yang terkenal itu tunduk
kepada pasuka-pasukan Islam.
Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari rentetan penaklukan pada masa
sebelumnya khlifah Abu Bakar telah mengirimkan pasukan besar dibawah Abu
Ubaidah bin Al-Jarrah ke Front Syirya. Ketika pasuka itu terdesak, Abu Bakar
memerintahkan Khalid bin Walid yang sedang dikirim untuk memimpin pasukan front
Irak untuk membantu pasukan di Syira.

2Hassan ibrahim hassan, tarikh al-Islam As-Siyasi wa Ad-Dini wa As-saqafi wa AlIjtimai, kairo: makhtabah An-Nahdhah Al-Misriyah, Cet ke-9, 1979, hlm. 210.
3At-Tabari, Tarikh at-Thabari, jilid III, mesir : Darul Maarif, 1962, hlm. 429
4Munin majeed, tarikh al-hadarah al-islamiyah, mesir: angelo, 1962, hlm. 28.

Dari Syirya, pasukan kaum muslim melanjutkan langkah ke Mesir dan


membuat kemenangan-kemenangan di wilayah Afrika di bagian utara. Tahun 18 H
pasukan muslim mencapai kota Aris dan mendudukinya tanpa perlawanan. Kemudian
menundukkan pelusium (Al-Farama), pelabuhan di panti Laut Tengah yang
merupakan pintu gerbang ke Mesir. Satu bulan kota itu dikepung oleh pasukan
muslimin dan dapat ditaklukan pada tahun 19H. Satu demi satu kota-kota ditaklukan
oleh pasukan muslimin.
Iskandariyah, ibu kota Mesir di kepung selama empat bulan sebelum
ditaklukan oleh pasukan Islam dibawah pimpinan Ubadah bin Samit yang dikirim
oleh khalifah di front peperangan Mesir. Cyrus menandatangani perjanjian damai
dengan kaum muslimin. Dengan jatuhnya Iskandariah maka sempurnalah penaklukan
atas Mesir ibu kota negeri ini dipindahkan ke kota baru yang bernama Fustat yang
dibangun oleh Arm bin Ash pada tahun 20H. Masjid Amr masih berdiri dipinggiran
kota Kairo yang menjadi saksi sejarah yang tidak akan pernah hilang.
Dengan Syirya sebagai basis, gerak maju pasukan ke Armenia, Mesofotamia
Utara, Georgia dan Azerbaijan menjadi terbuka. Demikian juga serangan-serangan
kilat terhadap asia kecil dilakukan selama bertahun-tahun setelah itu. Khalifah Umar
mengirimkan pasuka dibawah Saad bin Abi Waqqas untuk menundukan kota itu
kemenangan yang diraih wilayah itu membuka jalan bagi gerak maju tentara muslim
kedaratan Eufrat dan Tigris ibu kota Persia, Cesiphon (Madain) yang terletak ditepi
sungai juga dapat dikuasainya. Setelah dikepung selama dua bulan, Yazdagrid III, raja
Persia itu melarikan diri kemudian islam mengepung Nahawan dan menundukan
Ahwaz pada tahun 22H. Tahun 641M/22H seluruh Persia sempurna dikuasai.
Perbutan atas kekuatan yang strategis tersebut berlangsung dengan cepat dan memberi
prestise dimata dunia.
Pusat kekuasaan islam di Madinah mengalami perkembangan yang sangat
pesat bersamaan dengan keberhasilan ekspansi diatas, Khalifah Umar berhasil
membuat dasar-dasar suatau pemerintahan yang handal untuk melayani tuntutan
masyarakat baru yang terus berkembang, baliau juga meletakkan prinsip-prinsip
demokratis dalam pemerintahannya dengan membangun jaringan pemerintahan sipil
yang sempurna, ia dikenal bukan saja pandai menciptakan peratura-peraturan baru
tetapi juga memprbaiki dan mengkaji ulang terhadap kebijaksanaan yang telah ada
jika itu diperlukan demi tercapainya kemaslahatan umat.
Begitu pula Umar meninjau kembali bagian-bagian zakat yang diperuntukkan
kepada orang-orang yang dijinakkan hatinya mengenai syarat-syarat pemberiannya.

Khalifah Umar memeritah selama sepuluh tahun lebih enam bulan empat hari.
Kematiannya sangat tragis seorang budak bangsa Persia bernama Fairuz atau Abu
Luluah secara tiba-tiba menyerang dengan tikaman pisau tajam ke arah khalifah
ketika mendirikan shalat subuh yang telah ditunggu oleh jamahnya di masjid Nabawi
di pagi buta itu, khalifah Umar wafat tiga hari setelah peristiwa penikaman atas
dirinya, yakni 1 Muharam 23H/644M
C. Utsman bin Affan (23-36H/644-656M)
Utsman bin Affan anma lengkapnya ialah Utstman bin Affan bin Abil Ash bin
Umayah. Dari suku Quraisy, di lahirkan diwaktu Rasulullah berusia lima tahun dan
masuk islam atas seruan Abu Bakar Ash-Sidiq.
Sebelum agama islam datang dan sesudahnya juga beliau terhitung saudagar
besar dan kaya, dan sangat pemurah menafkahkan kekayaannya untuk kepentingan
agama islam.
Dahulu telah kita tuturkan bahwa Utsman pernah menjadi utusan Rasul kepada
Quraisy pada peristiwa Hudaibiah. Hal ini dapat menggambarkan kedudukan Utsman.
Tugasnya sebagai utusan Rasulullah kepada Quraisy telah dijalankannya dengan hasil
yang baik.
Utsman diangkat menjadi khaifah diwaktu Umar kena tikam beliau tidak
bermaksud mengangkat penggantinya. Tetapi kaum muslimin khawatir jika terjadi
perpecahan sesudah umar meninggal dunia, karena itu mereka mengusulkan agar
Umar menunjuk siapa yang akan menjadi pengganti beliau. Diriwayatkan bahwa
Umar telah berkata:
Andaikata saya menunjuk siapa yang akan menjadi khalifah sesudah saya, maka
telah pernah orang yang lebih baik daripada saya (Abu Bakar) menunjuk orang yang
akan menjadi khalifah sesudhnya. Dan kalau saya tidak menunjuk, maka telah
pernah pula orang yang kebih baik daripada saya(Rasulullah SAW) berbuat
demikian.
Karena itu beliau mengambil jalan tengah, antara menunjuk dan tidak. Beliau
mencalonkan enam orang sahabat Rasulullah yang telah di beri kabar gembira oleh
Rasulullah akan masuk surga, dan mereka adalah orang-orang yang paling baik,jika di
tinaju sifat kedudukan mereka maisng-masing pastilah orang yang akan menjadi
khalifah itu harus dipilih dari antara mereka. Pada waktu itu Umar menentukan jangka
waktu untuk memilih, pemilihan itu harus selesai dalam jangka waktu yang telah
ditentukan.

Umar berpulang ke rahmatullah maka para sahabat bermusyawarah untuk


menentukan pemimpin selanjutnya. Abdur Rahman ibnu Auf mengusulkan agar ia
diperkenankan mengundurkan diri. Tetapi kepadanya ditugaskan bermusyawarah
dengan kaum muslimin, dan memilih seseorang untuk menjadi khalifah diantara
sahabat-sahabat yang telah ditunjuk oleh Umar.
Maka bermusyawarahlah Abdur Rahman dengan lapisan kaum muslimin,
begitu juga dengan para calon (sahabat sah yang ditunuk oleh Umar). Dari
permusyawaratan itu dapat diambil kesimpulan bahwa pendapat tertuju kepada
Utsman dan Ali. Maka dipilihlah Utsman, karean Utsman lebih tua dari Ali, dan
perilakunya pun lunak.
Setelah Utsman terpilih menjad khalifah kemudian beliau memeriksa perkara
Ubaidillah yang telah membunuh Hurmuzan dan Jufainah dan seorang anak
perempuan Abu luluah,yang masih kecil. Inilah perkara yang mula-mula diperiksa
beliau. Kaum muslimin berbeda-beda pendapat tentang perkara ini. Ada yang
berpendapat bahwa amat beratlah rasanya Umar terbunuh kemarin, dan hari ini
anaknya akan dibunuh.
Tetapi Utsman dapat mengatsi soal ini, yaitu beliau menghukum bahwa
haruslah dibayar diyat kepada ahli waris dari orang-orang yang terbunuh itu.
Kemudian diyat dipikul oleh beliau sendiri, beliau membayar dengan hartanya5
Perlusan islam dimasa utsman bin affan dpat disimpulkan pada dua bidang:
1. Menumpas pendurhakaan dan pemberontakan yang terjadi di beberapa
negeri yang telah masuk ke bawah kekuasan islam di islam di zaman
Umar.
2. Melanjutkan perluasan islam ke daerah-daerah yang sampai disana telah
terhenti perluasan islam di masa Umar.
Di bawah ini dituturkan dengan ringkas perluasan islam dalam kedua bidang
ini :
1. Menupas pendurhakaan dan pemberontakan

5Al-Khudhari: tarikh al-uman al-islamiyah II: 25

Setelah Umar berpulang ke rahmatullah ada daerah-daerah yang


mendurhaka kepada perintah islam. Daerah-daerah yang mendurhaka itu
terutama ialah Khurasan dan Iskandariah.
Pemberontakan-pemberontakan ini dapat ditumpas oleh utsman. Utsamn
mengirimkan ke daerah tsb tentara yang besar dengan perlegkapan yang
cukup. Bala tentara ini dapat menghancurkan kaum pemberontak,serta
dapat mengembalikan keamanan dan ketentraman dalam daerah tsb.
2. Perluasan islam
Perluasan islam ini boleh dikatakan meliputi semua daerah yang telah
dicapai bala tentara islam di masa Umar. Perluasan ini di masa Utsman
telah bertambah dengan perluasan kelaut. Kaum muslimin yang telah
mempunyai angkatan laut.
Karya monumental utsman lain yang dipersembahkan kepada umat islam ialah
penyusunan kitab suci Al-Quran. Penyusunan Al-Quran dimaksud untuk mengakhiri
perbedaan-perbedaan serius dalam bacaan Al-Quran. Disebutkan bahwa selama
pengiriman ekspedisi militer ke Armenia dan Azerbaijan, perselisihan tentang bacaan
Al-Quran muncul dikalangan tentara muslim, dimana sebagiannya direkrut dari
Suriah dan sebagian lagi dari Irak. Ketua dewan memberikan kepada mereka apapun
yang dapat aku berikan dari milikku pribadi. Tentang harta kekayaan negara, aku
menganggapnya tidak halal, baik bagi diriku sendiri maupun orang lain. Aku tidak
mengambil apapun dari kekayaan negara, apa yang aku makan adalah hasil nafkahku
sendiri.6
Rasa tidak puas terhadap utsman semakin besar dan menyeluruh. Di Kufah
dan Barsah, yang dikuasai oleh Thalhah dan Zubair, rakyat bangkit menentang
Gubernur yang diangkat oleh utsman. Hsutan yang lebih keras terjadi di Mesir, selain
ketidaksetiaan rakyat terhadap Abdullah bin Saad, saudara angkat utsman, sebagai
pengganti gubernur Amr bin Ash juga karena konflik soal pembagian ghanimah.
Pemberontakan berhasil mengusir gubernur yang diangkat utsman, lalu mereka terdiri
dari 600 orang Mesir itu berarak-arak menuju Madinah. Para pemberontak dari
Basrah dan Kufah bertemu dan menggabungkan diri dengan kelompok dari Mesir.
Wakil-wakil mereka menuntut utsman untuk mendengar keluhan mereka. Utsman
menuruti kemauan mereka dengan mengangkat Muhammad bin Abu Bakar sebagai
6Dr. Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, hlm. 62.

gubernur di Mesir. Mereka merasa puas atas kebijaksanaan utsman tersebut dan
pulang ke negeri masing-masing. Akan tetapi, di tengah jalan para pemberontak
menemukan surat yang dibawa oleh utusan khusus yang menerangkan bahwa para
wakilitu harus dibunuh setelah sampai Mesir. Menurut mereka surat itu ditulis oleh
Marwan bin Hakam yaitu sekretaris utsman, sehingga mereka meminta Marwan
diserahkan kepada para bemberontak. Tuntutan itu tidak dipenuhi oleh utsman,
sedangkan Ali bin Abi Thalib ingin menyelesaikan persoalan tersebut dengan damai,
tetapi mereka tidak dapat menerimanya. Mereka mengepung rumah utsman, dan
membunuhnya ketika utsman sedang membaca Al-Quran, pada tahun 35H/17 Juni
656M. Akan tetapi, menurut Lewis pusat oposisi sebenarnya adalah di Madinah
sendiri. Disini Thalahah, Zubair, dan Amr membuat perlawanan rahasia melawan
khalifah, dengan memanfaatkan para pemberontak yang datang ke Madinah untuk
melampiaskan rasa dendamnya yang meluap-luap itu.

D. Ali bin Abi Thalib (36-41H/656-661M)


Khalifah keempat adalah Ali bin Abi Thalib, Ali adalah ponakan dan menantu
nabi. Ali adalah putra Abi Thalib bin Abdul Muthalib ia sepupu Nabi Muhammad
SAW yang telah ikut bersamanya sejak bahaya kelaparan yang mengancam kota
Mekaah, demi membantu keluarga pamannya yang mempunyai banyak putra, ia telah
masuk islam pada usia sangat muda. Ketika nabi menerima wahyu pertama, menurut
Hassan Ibrahim Hassan Ali beumur tiga belas tahun atau sembilan tahun menurut
Mahmuddunnasir. Ia menemani nabi dalam perjaungan menegakkan islam, baik di
Mekah maupun di Madinah, dan ia diambil menantu oleh Nabi Muhammad SAW
dengan menikahinya denganfatimah seorang putri Rasulullah dan dari sisi inilah
keturun Nabi Muhammad SAW berkelanjutan.
Ali memiliki banyak kelebihan selain itu pemegang kekuasaan. Pribadiannya
penuh fitalitas dan energik merumus kebijakan dengan wawasan yang jauh lebih
kedepan. Beberapa hari pembunuhan utsman stabilitas keamanan kota madinah
menjadi rawan. Gafiqy bin Harb memegang keamanan ibu kota islam itu selama kirakira lima hari sampai terpilihnya khalifah yang baru. Kemudian Ali bin Abi thalib
tampil menggantikan Atsman. Tugas pertama yang dilakukan khalifah ali adalah
menghidupkan cita-cita Abu Bakar dan Umar, menarik kembali semua tanah dan
hibah yang telah dibagikan oleh Utsman kepada kaum kerabatnya kedalam
kepemilikan negara.

Oposisi terhadap khalifah secaraerang-terangan dimulai oleh Aisyah, Thalhah


dan Zubair. Meskipun masing-masing mempunyai alasan pribadi sehubungan dengan
penentangan terhadap Ali. Mereka sepakat menuntut khalifah segera menghukum para
pembunuh Utsman akan tetapi tuntutan mereka tidak dikabulkan Ali. Pertama, karena
tugas utama yang mendesak dilakukan dalam sitausi krisis yang penuh intimidasi
seperti saat itu ialah memulihkan ketertiaban dan mengonsolidasikan kedudukan
khalifahan. Kedua, menghukum para pembunuh bukanlah perkara mudah, Khalifah
Utsman tidak hanya dibunuh oleh satu orang melainkan banyak orang dari mesir, irak,
arab dan secara langsung terlibat dalam perbauatan makar tersebut.
Khalifah Ali sebenarnya ingin menghindari pertikaian dan mengajukan
konfromi kepada Thalhah dan kawan-kawan, tetapi tampaknya penyelesaian damai
sulit dicapai. Oleh karena itu kontrak senajata tidak dapat elakkan lagi. Thalhah dan
Zubair terbunuh ketika hendak melarikan diri, sedangkan Aisyah dikembalkan ke
Madinah, perang ini dikenal dengan Perang Jamal atau (Perang Unta) yang terjadi
pada tahun 36H, karena dalam pertempuran tersebut Aisyah mengendarai unta dan
dalam pertempuran tersebut sebanyak 20.000 kaum muslim gugur.
Segera sesudah penyelesaian gerakkan Thalhah dan kawan-kawan, pusat
kekuasaan islam dipindahkan ke kota Kufah. Sejak itu berakhirlah Madinah sebagai
ibu kota kedaulatan Islam dan sekaranga Ali adalah pemimpin dari seluruh wilayah
islam kecuali Suriah. Maka dengan dikuasinya Syiria oleh Muawiyah yang secara
terbuka menentang Ali,dan penolakannya atas perintah meletakkan perintah jabatan
gubernur, memaks khalifah Ali untuk bertindak. Petempuran sesama muslim terjadi
lagi yaitu antara angkatan perang Ali dan pasukan muawiah dikota tua Sifin, dekat
sungai Eufrat pada tahun 37H.
Abu Musa pertama kali menurunkan ali sebagai khalifah akan tetapi Amr bin
Ash berlaku sebaliknya, tidak menurunkan Muawiyah tetapi justru mengangkat
Muawiyah sebagai khalifah karena ali telah ditrunkan oleh Abu Musa. Peperangan
sifin yang diakhiri mealalui tahkim (arbitrase) yakni penyelesaian yang diselesaikan
oleh dua orang penengan sebagai pengadil. Namun ternyata tidak menyelesaikan
masalah, kecuali menegaskan bahwa gubernur yang makar itu mempunyai kedudukan
yang setingkat dengan khalifah dan menyebabkan lahirnya golongan Khawarij, orangorang yang keluar dari barisan Ali sekitar 12.000 orang.
Karena kekuatannya telah banyak menurun terpaksa khalifah Ali menyetujui
perjanjian damai dengan Muawiyah yang secara politis berarti khalifah mengakui
keabsahannya kepemilikan Muawiyah atas Syiria dan Mesir. Kelompok Muawiyah

juga berusaha sedapat mungkin untuk merebut masa islam dari pengikut Ali,
Muawiyah, dan Arm, sebab di yakini bahwa ketiga pemimpin ini merupakan sumber
pergolakan-pergolakan yang terjadi kemudian tepat pada 17 Ramadhan 40H (66M)
khalifah Ali terbunuh pembunuhnya adalah Ibnu Muljal, seorang anggota Khawarij
yang fanatik. Pada tanggal 20 Ramadhan 40H (660M) masa pemerintahan Khalifah
Ali berakhir.
E. Kemajuan Peradaban pada Masa Khulafaur Rasyidin
Ada beberapa faktor yang menyebabkan ekspansi itu demikian cepat antara lain:
1. Islam, disamping merupakan ajaran yang mengatur hubungan manusia dengan
Tuhan dan mementigkan soal pembentukkan masyarakat.
2. Dalam dada para sahabat Nabi Muhammad SAW tertanam keyakinan yang sangat
kuat tentang kewajiban menyerukan ajaran-ajaran Islam (dakwah) keseluruh
dunia.
3. Bizantium dan Persia dua kekuatan yang menguasi Timur Tengah pada waktu itu
mulai memasuki masa kemunduran dan kelemahan, baik sering terjadi peperangan
karena persoalan dalam negeri.
4. Pertentangan aliran agama diwilayah bijamtium mengakibatkan hilangnya
kemerdekaan beragama bagi rakyat.
5. Islam datang kedaerah-daerah yang dimasukinya dengan sikap simpatik dan
toleran, dan tidak memaksa rakyatnya masuk islam.
6. Bangsa Sami di Syiria dan Palestina dan bangsa Hami di Mesir memandang
bangsa Arab lebih dekat kepada mereka dari pada bangsa Eropa, Bizantium yang
memerintah mereka.
7. Mesir, Syiria dan Irak adalah daerah yang kaya. Kekayaan itu membantu penguasa
islam untuk membiayai ekspansi ke daerah yang lebih jauh.7
Pada masa Khulafaur Rasyidin, banyak kemajuan peradaban yang telah dicapai
diantaranya:
1. Menjaga keutuhan Al-Quran Al-Karim dan mengumpulkannya dalam bentuk
mushaf pada masa Abu Bakar.
2. Memberlakukan mushaf standar pada masa Utsman bin Affan.
3. Keseriusan mereka untuk mencari serat mengajarkan ilmu dan memerangi
kebodohan berislam para penduduk negeri.

7Dr. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2000, hlm. 41-42.

4. Sebgain orang tidak senang kepada islam, terutama dari pihak orientalis abad
ke-19 banyak yang mempelajarai fenomena futuhat al islamiyah8 dan
menafsirkannya dengan motif badawi.
5. Islam pada masa awal tidak mengenal pemisahan antara dakwah dan negara,
antara dai maupun panglima.
Lembaga Negara dan organisasi yang ada pada masa Khulafaur Rasyidin
antara lain :
1.
2.
3.
4.

Lemabga Politik
Lembaga Tata Usaha Negara
Lembaga Keuangan Negara
Lembaga Kehakiman Negara

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pada masa pemerintahan khulafaur rasyidin, khalifah dipilih berdasarkan
musyawarah. Setelah Nabi Muhammad wafat Abu Bakar diangkat menjadi
khalifah atas usulan Umar. Masalah besar yang dihadapi Abu Bakar adalah
munculnya Nabi palsu, kelompok ingkar zakat dan kaum murtad,
Musailimah bin Kazzab beserta pengikutnya menolak.

8Futuhat al-islamiyah, adalah penaklukan-penaklukan negara atau wilayah nonIslam oleh pasukan kaum muslimin.

Ketika Abu Bakar sakit dia bermusyawarah dengan para sahabat


untuk menentukan menggantikan beliau menjadi khalifah pada masa
Umar. Umar membentuk panitia yang beranggotakan 6 orang sahabat dan
meminta salah satu diantaranya menjadi khalifah setelah Umar wafat,
kemudian panitia berhasil mengangkat Utsman menjadi khalifah. Pada
masa pemerintahan Utsman wilayah Islam meluas sampai ke Tripoli barat,
Armenia dan Azar Baijan hingga banyak penghafal Al-Quran yang
tersebar dan terjadi perbedaan dialek, yang menyebabkan masalah
serius. Utsman membentuk tim untuk menyalin Al-Quran yang telah
dikumpulkan pada masa Abu Bakar, tim ini menghasilkan 4 mushaf AlQuran dan Utsman memerintahkan untuk membakar seluruh mushaf
selain 4 mushaf induk tersebut.
Utsman dibunuh oleh kaum yang tidak puas akan kebijakannya yang
mengangkat pejabat dari kaumnya sendiri (Bani Umayah). Setelah
Utsman wafat umat islam membaiak Ali menjadi khalifah pengganti
Utsman, kaum Bani Umayah menuntut Ali untuk menghukum pembunuh
Utsman, karena merasa tuntutannya tidak dilaksanakan Bani Umayah di
bawah pimpinan Muawiyah memberontak terhadap pemerintahan Ali,
dipenghujung pemerintahan Ali umat islam terpecah. Setelah Ali
meninggal, ia digantikan oleh anaknya yaitu Hasan.
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami buat, apabila ada kesalahan
penulis mohon maaf. Kritik dan saran sangat dibutuhkan penulis untuk
pembangun penulis menjadikan lebih baik. Sifat sempurna hanyalah milik
Allah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Daftar Pustaka

Syalabi, A. 1987. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Pustaka Al Husna


Amin, Samul Munir. 2015. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah

Anda mungkin juga menyukai