Dosen Pengampu:
DIANA, M.Pd.I
Disusun oleh:
Kelas/Semester: A/2
TP 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT. yang telah memberikan kesehatan badan dan
pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Periode Khulafaurasyidin, yakni
sebagai pemenuhan tugas pada mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Sholawat serta salam kita
sanjungkan kepangkuan Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kegelapan
ke alam terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini, kepada seluruh sahabat dan keluarga
beliau sekalian.
Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung ikut membantu dalam proses pembuatan makalah ini. Terutama
kepada Ibu Diana, M.Pd.I sebagai dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.
Demikian ini yang bisa penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah ilmu
pengetahuan dan memberikan manfaat konkrit bagi pembaca.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Khulafaurasyidin ....................................................................................... 2
B. Pembentukan Kekhalifahan dan Sistemnya ............................................. 3
C. Tipe Kepemimpinan Khalifah ................................................................... 8
D. Kontribusi Khalifah dalam Peradaban Islam .......................................... 9
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW telah membawa bangsa Arab yang
semula terbelakang, bodoh, tidak terkenal, dan diabaikan oleh bangsa-bangsa lain, menjadi bangsa
yang maju. Beliau dengan cepat bergerak mengembangkan dunia, membina satu kebudayaan, dan
perdaban yang sangat penting dalam sejarah manusia hingga sekarang. Bahkan kemajuan Barat
pada mulanya bersumber dari peradaban Islam yang masuk ke Eropa melalui Spanyol. Pokok
kekuatan dan Penyebab timbulnya kebudayaan adalah agama Islam, kebudayaan yang ditimbulkan
dinamakan kebudayaan atau peradaban Islam. Namun, agama bukanlah kebudayaan tetapi dapat
melahirkan kebudayaan. Jika kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia, maka
agama Islam adalah wahyu dari Allah SWT.
Wafatnya Rasulullah SAW tidak lantas membuat Islam padam. Bahkan kekuasaan dan
kejayaan Islam menjadi lebih berkembang. Kekhalifahan Rasulullah SAW yang membawa banyak
perubahan pada masyarakat Arab saat itu sangat melekat di hati penduduknya, sehingga tidak
heran ketika Rasulullah wafat mereka mengganggap bahwa Islam juga tiada. Mengetahui hal ini,
para sahabat tidak tinggal diam. Maka diangkatlah beberapa sahabat untuk menggantikan
kepemimpinan Rasulullah, yang disebut sebagai Khulafaurayidin yang berarti para khalifah
pengganti.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Khulafaurasyidin?
2. Bagaimana sejarah pembentukan khulafaurasyidin
3. Bagaimanakah tipe kepemimpinan dari masing-masing khalifah?
4. Apa saja kontrubusi yang diberikan khalifah dalam peradaban Islam?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Agar dapat memahami apa itu Khulafaurasyidin dan sejarah pembentukannya
2. Agar dapat meneladani sikap kepemimpinan pada periode Khulafaurasyidin
3. Agar dapat mengetahui gaya kepemimpinan khalifah pada periode Khulafaurasyidin
BAB II
PEMBAHASAN
A. Khulfaurasyidin
Nabi Muhammad SAW wafat pada hari Senin tanggal 8 Juni 632 M (12 Rabi’ul Awal,
10 Hijriah), di Madinah setelah beberapa minggu sakit. Persiapan pemakaman Nabi SAW
dihambat oleh Umar bin Khattab, yang melarang siapapun memandikan atau menyiapkan jasadnya
untuk pemakaman. Ia bersikeras bahwa Nabi Muhammad SAW tidaklah wafat melainkan sedang
tidak berada dalam tubuh kasarnya, dan akan kembali sewaktu-waktu. Abu Bakar yang kebetulan
sedang berada di luar Madinah mendengar kabar itu dan lantas bergegas kembali. Ia menjumpai
Umar bin Khattab ra kemudian mengatakan : “Saudara-saudara! Barangsiapa mau menyembah
Muhammad, Muhammad sudah mati. Tetapi barangsiapa mau menyembah Allah, Allah hidup
selalu tak pernah mati”.
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa
orang Rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)?
Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah
sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur”.(QS. Ali
Imran/3:144).
Khulafaurasyidin merupakan gabungan dari dua kata yaitu khulafa dan rasyidin.
Menurut bahasa khulafa adalah jamak dari kata khalifah artinya pengganti. Sedangkan rasyidin
adalah jamak dari rasyid yang artinya orang yang mendapat petunjuk. Maka Khulafa Rasyidin,
berarti para pengganti yang mendapat petunjuk. Khulafaurasyidin, memiliki pengertian para
pengganti dan penerus kepemimpinan Islam setelah wafatnya Rasulullah SAW. Istilah
Khulafurasyidin, diberikan kepada para sahabat yang terpilih menjadi pengganti Rasulullah SAW
setelah wafat dan bukan sebagai Nabi atau Rasul. Empat sahabat terpilih dalam Khulafaurasyidin,
yaitu Abu Bakar As-Sidiq, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
B. Pembentukan Kekhalifahan dan Sistemnya
1. Abu Bakar As-Sidiq
Tidak lama setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Sejumlah tokoh Muhajirin dan
Anshar berkumpul di balai kota Saqifah Bani Sa’idah, Madinah. Mereka memusyawarahkan
siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin. Musyawarah tersebut berjalan cukup lama karena
masing-masing pihak, baik Muhajirin (seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Ubaidah bin
Jarrah, dan lainnya) dan Anshar (dipimpin oleh Sa’ad bin Ubadah), sama-sama merasa berhak
menjadi pemimpin umat Islam. Namun, dengan semangat ukhuwah Islamiah yang tinggi,
akhirnya terpilihlah Abu Bakar sebagai pemimpin. Rupanya, semangat keagamaan Abu Bakar
mendapat penghargaan yang tinggi dari umat Islam, sehingga masing-masing pihak dapat
menerima dan membaiatnya.
Beliau memiliki nama lengkap Abdullah bin Abi Quhafa At-Tamimi. Beliau merupakan
khalifah Khulafaurasyidin yang pertama dan menjabat sebagai khalifah selama dua tahun. Masa
sesingkat itu habis untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang
ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintah
Madinah. Mereka manganggap, bahwa perjanjian yang dibuat dengan Nabi Muhammad SAW.
Dengan sendirinya batal setelah Nabi wafat. Karena itu mereka menentang Abu Bakar. Abu
Bakar menyelesaikan masalah ini dengan Perang Riddah, yaitu perang melawan kemurtadan
dengan Khalid bin Walid sebagai jenderalnya. Maka dari itu terpilihnya Abu Bakar telah
membangun kembali kesadaran dan tekad umat untuk bersatu melanjutkan tugas-tugas mulia
Nabi.
Setelah menyelesaikan urusan perang dalam negeri, barulah Abu Bakar mengirim
kekuatan ke luar Arabia. Khalid bin Walid dikirm ke Irak dan dapat menguasai Hirah di tahun
634 M. Kemudian mengirim ekspedisi ke Syiria dibawah pimpinan empat jenderal yaitu Abu
Ubaidah, Amr ibn ‘Ash, Yazid ibn Abi Sufyan, dan Syurahbil. Sebelumnya, pasukan tersebut
berada di bawah pimpinan Usamah. Hal tersebut dilakukan untuk membalas pembunuhan
ayahnya Zaid, dan kerugian yang diderita oleh umat Islam dalam perang Mutah. Sebagian
sahabat menetang keras rencana ini, tetapi khalifah tidak peduli. Nyatanya ekspedisi itu sukses
dan membawa pengaruh positif bagi umat Islam, khususnya di dalam membangkitkan
kepercayaan diri mereka yang nyaris pudar.
Sistem Kekhalifahan Abu Bakar As-Sidiq
Kekuasaan yang dijalankan pada masa Khalifah Abu Bakar sebagaimana pada masa
Rasulullah SAW, yaitu bersifat sentral, kekuasaan terpusat di tangan khalifah (Legislatif,
Eksekutif, dan Yudikatif). Selain menjalankan roda pemerintahan, khalifah juga melaksanakan
hukum. Meskipun demikian, sama halnya seperti Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar juga
selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya bermusyawarah.
“Wahai manusia! Aku telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu,padahal aku bukanlah
orang yang terbaik diantaramu. Maka jikalau aku dapat menunaikan tugasku dengan baik,
bantulah (ikutlah) aku, tetapi jika aku berlaku salah, maka luruskanlah! Orang yang kamu
anggap kuat, aku pandang lemah sampai aku dapat mengambil hak dari padanya. Sedangkan
orang yang kamu lihat lemah, aku pandang kuat sampai aku dapat mengembalikan haknya
kepadanya. Maka hendaklah kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya,
namun bila mana aku tiada mematuhi Allah dan Rasul-Nya, kamu tidak perlu mematuhiku."
Umar bin Khattab memiliki nama lengkap Umar Bin Khattab bin Nufail keturunan
Abdul Uzza Al-Quraisy dari suku Adi, salah satu suku yang terpandang mulia. Umar dilahirkan
di Mekah empat tahun sebelum kelahiran Nabi SAW. Umar masuk Islam pada tahun kelima
setelah kenabian, dan menjadi salah satu sahabat terdekat Nabi SAW. Kemudian oleh
Rasulullah dijadikan sebagai tempat rujukan oleh Nabi mengenai hal-hal yang penting. Beliau
dapat memecahkan masalah yang rumit tentang siapa yang berhak menggantikan Rasulullah
dalam memimpin umat setelah wafatnya Rasulullah SAW. Umar bin Khattab memerintah
selama sepuluh tahun
Pada masa kekhalifahan Umar biin Khattab, gelombang ekspansi (perluasan daerah
kekuasaan) pertama terjadi, di kota Syiria, Damaskus yang jatuh pada 637 M. Satu tahun
kemudian, setelah tentara Bizantium kalah di pertempuran Yarmuk, maka seluruh daerah syiria
jatuh di bawah kekuasaan Islam. Pada 637 M sebuah kota di Hirah, dekat Iraq berhasil
ditaklukkan di bawah pimpinan Sa’ad bin Abi Waqas. Dilanjutkan ke ibu kota Persia, Al-
Madain yang jatuh pada tahun yang sama. Kemudian ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah
pimpinan Amr bin ‘Ash yang berhasil ditaklukkan pada 641 M. Pada tahun yang sama, Mosul
juga berhasil ditaklukkan. Dengan demikian, pada kekhalifahan Umar bin Khattab wilayah
kekuasaan Islam sudah meliputi Jazirah Arab, Palestina, Syiria, sebagian besar Persia dan
Mesir.
Karena perluasan daerah yang terjadi dengan cepat, Umar segera mengatur administrasi
negara dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama di Persia.
Administrasi pemerintahan dibagi menjadi delapan wilayah provinsi yaitu, Mekkah, Madinah,
Syiria, Jazirah, Basrah, Kuffah, Palestina, dan Mesir. Pada masa kekhalifahannya, Umar mulai
mengatur dan menertibkan sistem pembayaran upah (gaji) dan pajak tanah.
Pada masa kekhalifahannya, Ali bin Abi Thalib banyak memecat pejabat yang korup
pada masa pemerintahan Usman bin Affan. Ali juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan
Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatan kepada negara, dan memakai
kembali sistem distribusi pajak tahunan diantara orang-orang Islam sebagaimana yang pernah
diterapkan Umar. Namun dalam pemerintahannya terjadi banyak pemberontakan baik dari
dalam negeri, maupun dari kelompok-kelompok yang muncul karena kekecewaannya pada Ali.
Meskipun demikian, Ali yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan yang terjadi karena
keteledoran mereka.
Usman bin Affan adalah Sahabat Nabi SAW. yang terkenal akan kekayaannya. Meski
memiliki kekayaan melimpah tapi Usman tetap berlaku sederhana, dan sebagian besar
kekayaannya digunakan untuk kepentingan Islam. Beliau juga dikenal sebagai sosok yang
saleh, baik hati, dermawan, dan sebagai pedagang yang jujur.
Pada dasarnya yang menjalankan roda pemererintahan adalah Mawan bin Hakam,
sedangkan Usman hanya menyandang gelar khalifah. Setelah banyak anggota keluarga yang
duduk dalam jabatan-jabatan penting, Usman bagaikan laksana boneka di hadapan kerabatnya
itu. Beliau tidak lagi dapat berbuat banyak dan terlalu lemah terhadap keluarganya. Usman juga
tidak tegas terhadap kesalahan bawahannya. Harta kekayaan negara, dihambur-hamburkan oleh
kerabatnya sendiri tanpa kontrol langsung dari Usman bin Affan.
Ali adalah seorang yang memiliki banyak kelebihan, selain itu ia adalah pemegang
kekuasaan. Pribadinya penuh vitalitas dan energik, dan juga perumus kebijakan dengan
wawasan yang jauh ke depan. Beliau adalah pahlawan yang gagah berani, penasihat yang
bijaksana, penasihat hukum yang ulung, dan pemegang teguh tradisi, seorang sahabat sejati,
dan seorang lawan yang dermawan. Ia telah bekerja keras sampai akhir hayatnya dan
merupakan orang kedua yang berpengaruh setelah Muhammad.
A. Kesimpulan
Khulafaurasyidin merupakan gabungan dari dua kata yaitu khulafa dan rasyidin. Menurut
bahasa khulafa adalah jamak dari kata khalifah artinya pengganti. Sedangkan rasyidin adalah
jamak dari rasyid yang artinya orang yang mendapat petunjuk. Maka Khulafarasyidin, berarti para
pengganti yang mendapat petunjuk. Khulafaurasyidin, memiliki pengertian para pengganti dan
penerus kepemimpinan Islam setelah wafatnya Rasulullah SAW. Istilah Khulafurasyidin,
diberikan kepada para sahabat yang terpilih menjadi pengganti Rasulullah SAW setelah wafat dan
bukan sebagai Nabi atau Rasul. Empat sahabat terpilih dalam Khulafaurasyidin, yaitu Abu Bakar
As-Shidiq, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
Khalifah Abu Bakar As-Sidiq dipilih melalui demokrasi, yaitu melalui musyawarah yang
dilakukan di Saqifah Bani Sa’idah (sebuah tempat yang biasa digunakan sebagai pertemuan dan
musyawarah penduduk kota Madinah). Sementara itu, pengangkatan Khalifah Umar bin Khattab
juga melalui musyawarah yang masih diikuti oleh khalifah Abu Bakar sebelum ia wafat. Khalifah
Usman bin Affan dipilih melalui pemilihan. Seperti halnya Umar, Usman diangkat menjadi
khalifah melalui proses pemilihan. Bedanya, Umar dipilih atas penunjukan langsung sedangkan
Usman diangkat atas penunjukan tidak langsung, yaitu melewati badan Syura yang dibentuk oleh
Umar menjelang wafatnya. Sedangkan Khalifah Ali bin Abi Thalib terpilih menjadi khalifah atas
usul kaum muslimin, karena untuk mengisi kekosongan pemerintahan yang terjadi setelah
meninggalnya khalifah Usman bin Affan.
B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis buat, dengan penuh kesadaran bahwasannya banyak
kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan dalam makalah ini. Maka dari itu, penulis dengan
senang hati menerima kritik serta sran yang membngun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat baik bagi penulis maupun bagi rekan-rekan sekalian. Penulis ucapkan
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Yulianto, Agus dan Ali Mansur. 2017. “Khulafaur Rasyidin, Masa Kepemimpinan Pasca
Rasulullah SAW.” https://www.republika.co.id/berita/p08psz396/khulafaur-rasyidin-masa-
kepemimpinan-pascarasulullah-saw (diakses pada 3 April 2021).