Dosen Pengampu:
Diana M. Pd.I
Disusun oleh:
Elsa Mayminda (2011060305)
Dwi wildayanti (2011060358)
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2021/2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
tuhan semesta alam. Yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani, akal dan
pikiran kepada kita sehingga dalam penulisan dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam yang tercurah limpahkan kepada baginda nabi Muhammad SAW
yang telah memberikan bimbingannya kepada kita dari kegelapan menuju alam yang
terang benderang seperti sekarang ini sehingga kita menjadi umat muslim yang
beriman secara kaffah.
Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak atau
rekan-rekan kelompok yang secara langsung ikut serta dalam membantu proses
pembuatan makalah ini. Terutama kepada dosen pembimbing yaitu ibu Dian M. Pd. I
selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Dan tak lupa penulis juga
menyampaikan banyak terima kasih kepada sahabat-sahabat yang telah berpatisipasi
secara maksimal dalam menyelesikan makalah ini.
Demikian hanya ini yang penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan menfaat nyata untuk masyarakat luas.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Nama daulah Umayyah itu berasal dari nama Umayyah bin Abdi Syams
bin Abdi Manaf, yaitu salah seorang dari pemimpin-pemimpin kabilah Quraisy di
zaman Jahiliah. Umayyah ini senantiasa bersaing dengan pamannya, Hasyim
binAbdi Manaf, untuk merebut pimpinan dan kehormatan dalam masyarakat dan
bangsanya. Ia memang memiliki unsur-unsur kualifikasi yang diperlukan untuk
berkuasa di zaman Jahiliah itu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendirian Dinasti Umayyah
2. Apa yang dimaksud dengan pola pemerintahan Dinasti Umayyah
3. Apa yang dimaksud dengan Ekspensi wilayah Dinasti Umayyah
4. Apa yang dimaksud dengan peradaban islam pada Masa Dinasti Umayyah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan pendirian
Dinasti Umayyah
2. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan pola
pemerintahan Dinasti Umayyah
3. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan Ekspensi
wilayah Dinasti Umayyah
4. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan peradaban
islam pada Masa Dinasti Umayyah
BAB II
PEMBAHASAN
Kerajaan Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada
tahu. 41H/661 M di Damaskus dan berlangsung hingga pada tahun 132 H/ 750
M. Muawiyah bin Abu Sufyan adalah seorang politisi handal di mana pengalaman
politiknya sebagai Gubernur Syam pada zaman Khalifah Usman bin Affan cukup
mengantarkan dirinya mampu mengambil alih kekuasaan dari genggaman
keluarga Ali bin Abi Thalib. Tepatnya Setelah Husein putra Ali bin Thalib dapat
dikalahkan oleh Umayyah dalam pertempuran diKarbala. Kekuasaan dan
kejayaan.
Muawiyah dinilai memiliki cukup persyaratan untuk menjadi pemimpin,
beliau berasal dari keluarga bangsawan kaya dan dihormati oleh masyarakatnya.
Pada awal perkembangan Islam, sebagian besar anggota keluarga Dinasti Bani
Umayyah menentang dakwah Nabi Muhammad saw. Namun ketika beliau dan
umat Islam berhasil menduduki kota Mekah pada tahun 8 H/630 M, keluarga
Bani Umayyah menyerah dan menyatakan bersedia masuk Islam. Sedangkan
Muawiyah sendiri telah masuk Islam sebelum peristiwa Fathu Makkah.
Atas dasar tuntutan tersebut, Muawiyah tidak mau mengakui Ali ibn Abi
Thalib (35-40 H/656-661 M) sebagai khalifah sampai Ali bisa menemukan dan
menghukum pembunuh Khalifah Usman. Ali menganggap Muawiyah sebagai
pemberontak karena tidak mau mengakui kekhalifahannya, dan atas dasar itulah
Ali memerangi Muawiyah, kemudian terjadi perang antara tentara Ali dan
Muawiyah, peperangan tersebut disebut sebagai Perang Siffin. Pada peristiwa
Siffin pasukan Ali hampir mendapatkan kemenangan, namun tiba-tiba dari pihak
Muawiyah mengangkat Al-Qur'an dengan tombak sebagai tanda berdamai. Ide
untuk mengangkat Al-Qur'an sebagai tanda berdamai merupakan siasat dari
pengikut setia Muawiyah yaitu Amr ibn Ash, seorang politisi, dan diplomat ulung.
Ali sendiri pada mulanya ragu akan niat baik damai dari pihak Muawiyah yang
hampir mengalami kekalahan. Pasukan Ali terbelah menjadi dua, satu pihak
setuju damai dan di lain pihak menolak. Namun pada akhirnya Ali menerima
tawaran damai dengan cara tahkim (arbitrase).
Hal ini berlanjut pada masa khulafa’ al-rasyidin, Yazid bin Abi Sufyan
ditunjuk oleh Abu Bakar memimpin tentara Islam untuk membuka daerah Syam.
Dan masa Khalifah Umar diserahi jabatan Gubernur di Damaskus. Hal yang sama
dilakukan Umar adalah menyerahkan daerah Yordania kepada Muawiyah.
Bahkan setelah Yazid wafat, daerah yang diserahkan kepadanya diberikan
kepada Muawiyah. Setelah Umar wafat dan digantikan Usman, maka kerabatnya
dari Bani Umayyah (Usman termasuk dari Bani Umayyah) banyak yang
menguasai pos-pos penting dalam pemerintahan. Pada masa Usman inilah
kekuatan Bani Umayyah, khususnya pada Muawiyah semakin mengakar dan
menguat. (al-Maudu-di,1993:146-147). Kekuasaan Muawiyah pada wilayah
Syam tersebut telah membuatnya mempunyai basis rasional untuk karier
politiknya. Karena penduduk Syam yang diperintah Muawiyah mempunyai
ketentaraan yang kokoh, terlatih dan terpilih di garis depan dalam melawan
Romawi. (Ali Mufrodi, 1997: 70).
B. Pola pemerintahan Dinasti Umayyah
Muawiyah bin Abi Sufyan menjadi khalifah pertama dinasti Bani Umayah
setelah Hasan bin Ali bin Abu Thalib menyerahkan kekhalifahannya kepada
Muawiyah. Sebelumnya, Muawiyah menjabat sebagai gubernur syiria. Selama
berkuasa di Syiria, Muawiyah mengandalkan orang-orang Syiria dalam
mempeluas batas wilayah Islam. Ia mampu membentuk pasukan Syria menjadi
satu kekuatan militer Islam yang terorganisir dan berdisiplin tinggi. ia
membangun sebuah Negara yang stabil dan terorganisir.
Pada masa Muawiyah bin Abu Sufyan inilah suksesi kekuasaan bersifat
Monarchiheridetis (kepemimpinan secara turun temurun) mulai diperkenalkan,
dimana ketika dia mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia
terhadap anaknya, yaitu Yazid bin Muawiyah. Pada 679 Masehi, Mu’awiyah
menunjuk puteranya Yazid untuk menjadi penerusnya.
2) Depan Afrika Utara. Front ini meluas sampai ke pantai Atlantik dan kemudian
menghubungkan ke selat Jabal Thariq (Gibraltar) sampai ke Spanyol
(Andalusia).
3) Depan Timur. Front ini meluas mulai dari Irak menuju timur yang kemudian
terbagi kepada dua cabang, yang satu menuju ke utara, ke daerah-daerah di
seberang sungai Jihun, serta yang kedua menuju ke selatan, termasuk daerah
Sind, wilayah India di bagian Barat.
Ekspansi yang terhenti pada masa khalifah Usman dan Ali, dilanjutkan
kembali oleh dinasti ini. Di zaman Muawiyah,Tuniasia dapat ditaklukan.
Disebelah timur, Muawiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai
oxus dan Afghanistan sampai ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan-
serangan ke Ibukota Binzantium, Konstantinopel.ekspansi ke timur yang
dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abd al-Malik. Ia
mengirim tentara menyebrangi sungai Oxus dan dapat
A. Kesimpulan
B. SARAN
Haekal, Muhammad Husain. Sejarah Hidup Nabi Muhammad, terj. Ali Audah. Jakarta:
Litera Antar Nusa, 2006.
Suyuthi, Abdur Rahman bin Abu Bakar al-. Tarikh al-Khulafa`. Mesir: Mathba'ah al-
Sa'adah, 1952.
Khayyath, Khalifah bin. Tarikh Khalifah bin Khayyath. Damaskus: Dar al-Qalam, 1397 H.
Thabari, Muhammad bin Jarir al-. Tarikh al-Umam wa al-Mulk. Beirut: Dar al-Kitab al-
Ilmiyyah, 1407 H.
Fida, Ismail bin Umar bin Katsir al-Qarsyi Abu al-. al-Bidayah wa al-Nihayah, Juz VII.
Beirut: Maktabah al-Ma'arif, tt.