Anda di halaman 1dari 15

PERADABAN ISLAM PADA MASA DINASTI UMAYYAH

Diajukan untuk memenuhi nilai tugas kelompok mata kuliah

Sejarah Kebudayaan Islam

Dosen Pengampu :

Risa Hartati, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Anya Varisha 2211100408

Chairani 2211100254

Fery Arifan 2211100092

Melvi Dwi Destiani 2211100322

Novita Sari 2211100155

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2023 M/1445 H

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji Syukur senantiasa terpanjatkan kehadirat Allah Swt karena Rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad Saw.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Risa Hartati, M.Pd
selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Sejarah Kebudayaan Islam yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini dengan judul Peradaban
Islam Pasa Masa Dinasti Umayyah
Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna baik dalam segi bahasa, penyusunan, maupun pengetikannya. Sekali
lagi, kami selaku penulis mengucapkan maaf dan terimakasih serta memohon
maaf sebesar-besarnya kepada para pembaca makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi

Bandar Lampung, 05 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI .................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Dinasti Umayyah ................................................................................. 3
B. Masa Keemasan Dinasti Umayyah .................................................... 4
C. Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa Bani Umayyah............. 6
D. Faktor-Faktor Kemunduran Dinasti Umayyah.................................... .8
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………... ..11
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepeninggalnya khalifah Ali bin Abi Thalib, kekhalifahan Islam dipegang
oleh Muawiyah bin Abu Sufyan. Seorang tokoh yang kecewa atas kebijaksanaan
yang diambil oleh Ali bin Abi Thalib dalam mengambil keputusan terhadap kasus
pembunuhan khalifah Ustman bin Affan. Beliau juga merupakan pendiri dinasti
Umayyah. Dinasti Umayyah didirikan oleh cara yang tidak demokratis.
Dengan Berakhirnya kekuasaan khalifah Ali bin Abi Thalib tersebut
mengakibatkan lahirnya kekuasan yang berpola dinasti atau kerajaan. Bentuk
pemerintahan dinasti atau kerajaan yang cenderung bersifat kekuasaan feodal dan
turun temurun, hanya untuk mempertahankan kekuasaan, adanya unsur
otoriter,kekuasaan mutlak, kekerasan, diplomasi yang dibumbui dengan tipu daya,
dan hilangnya keteladanan Nabi untuk musyawarah dalam menentukan pemimpin
merupakan gambaran umum tentang kekuasaan dinasti sesudah khulafaur
rasyidin.
Dinasti Umayyah merupakan kerajaan Islam pertama yang didirikan oleh
Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Perintisan dinasti ini dilakukannya dengan
caramenolak pembai’atan terhadap khalifah Ali bin Abi Thalib, kemudian ia
memilihberperang dan melakukan perdamaian dengan pihak Ali dengan strategi
politik yang sangat menguntungkan baginya. Jatuhnya Ali dan naiknya
Mu’awiyah juga disebabkan keberhasilan pihak khawarij (kelompok yang
menentang dari Ali) membunuh khalifah Ali, meskipun kemudian tampak
kekuasaan dipegang oleh putranya Hasan, namun tanpa dukungan yang kuat dan
kondisi politik yang kacau akhirnya kepemimpinannya pun hanya bertahan
sampai beberapa bulan.
Pada akhirnya Hasan menyerahkan kepemimpinan kepada Mu’awiyah,
namun dengan perjanjian bahwa pemilihan kepemimpinan sesudahnya adalah
diserahkan kepada ummat Islam. Perjanjian tersebut dibuat pada tahun 661 M /
41H dan dikenal dengan nama jama’ah karena perjanjian ini mempersatukan
ummat Islam menjadi satu kepemimpinan, namun secara tidak langsung

1
mengubah polapemerintahan menjadi kerajaan. Meskipun begitu, munculnya
Dinasti Umayyahmemberikan babak baru dalam kemajuan peradaban Islam, hal
itu dibuktikan dengan sumbangan-sumbangannya dalam perluasan wilayah,
kemajuan pendidikan, kebudayaan dan lain sebagainya.

B. Rumusan masalah
1. Apa Itu Dinasti Umayyah?
2. Bagaimana Masa Keemasan Dinasti Umayyah
3. Bagaimana Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa Bani Umayyah?
4. Apa Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kemunduran Dari Dinasti
Umayyah?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Dinasti Umayyah
2. Untuk Mengeratahui Bagaimana Masa Keemasan Dinasti Umayyah
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Perkembangan Pendidikan Islam Pada
Masa Bani Umayyah
4. Untuk Mengetahui Apa Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kemunduran
Dari Dinasti Umayyah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dinasti Umayyah
Bani Umayyah (bahasa Arab: ‫ية أم نو ب‬, Banu Umayyah, Dinasti Umayyah)
atau Kekhalifahan Umayyah, adalah ke khalifahan Islam pertama setelah masa
Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 sampai 750 di Jazirah Arab dan
sekitarnya (Ibu Kota di Damaskus); serta dari 756 sampai 1031 di Cordoba,
Spanyol sebagai Ke khalifahan Cordoba. Nama dinasti ini dirujuk kepada
Umayyah bin 'Abd asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani
Umayyah, yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan atau kadangkala disebut juga
dengan Muawiyah.
Para sejarawan membagi dinasti Umayyah ini menjadi dua, yaitu pertama
dinasti yang dirintis oleh Muawiyah bin Abi Sofyan yang berpusat di Damaskus
dan yang kedua dinasti Umayyah di Andalusia (Spanyol) yang pada awalnya
merupakan wilayah taklukan Umayyah di bawah pimpinan seorang gubernur
pada masa khalifah Walid bin Malik. Dan kemudian diubah menjadi kerajaan
yang terpisah dari kekuasaan dinasti Abasiyah setelah berhasil menaklukan
dinasti Umayyah di Damaskus.
Perintisan dinasti Umayyah dilakukan oleh Muawiyyah dengan cara
menolak membai’at Ali, berperang melawan Ali, dan melakukan perdamaian
(tahkim) dengan pihak ali yang secara politik sangat menguntungkan
Muawiyyah. Setelah kaum Khawarij berhasil membunuh Ali r.a pada tahun 661
M. Jabatan setelah Ali dipegang oleh putranya Hasan bin Ali selama beberapa
bulan. Namun, karena tidak didukung oleh pasukan yang kuat, sedangkan pihak
Muawiyyah kuat akhirnya Muawiyyah membuat perjanjian dengan Hasan bin
Ali, yang berisi bahwa penggantian pemimpin akan diserahkan kepada umat
Islam setelah pemerintahan Muawiyyah berakhir. Perjanjian ini terjadi pada
tahun 661 M. (41 H)
Dan tahun itu disebut am jama’ah karena perjanjian ini mempersatukan
umat Islam kembali menjadi satu kepemimpinan politik yaitu Muawiyyah.
Pemindahan kekuasaan pada Muawiyyah mengakhiri bentuk pemerintahan

3
demokrasi. Kekhalifaan menjadi monarchy heredetis (kerajaan turun temurun).
Karena dia memberikan interpretasi baru dari kata-kata khalifah untuk
mengagungkan jabatannya. Dia menyebutkan “khalifah Allah” dalam
pengertian “penguasa” yang dipilih Allah. Ketika Muawiyyah mewajibkan
seluruh rakyat untuk menyatakan setia terhadap anaknya Yazid dimulailah
penggantian secara turun- temurun yang berdasarkan politik, lebih dari pada
kepentingan keagamaan. Di pengaruhi oleh keadaan Syiria (yang merupakan
kaki tangan bizantium sebelum adanya pemerintahan arab). Muawiyyah
bermaksud mencontoh monarchy heriditas yang ada di Persia dan kaisar
Bizantium. Yang mana deklarasi ini menyebabkan adanya pergerakan oposisi
dari rakyat yang selanjutnya menyebabkan adanya perselisihan dan peperangan
saudara.
Dinasti Umayyah berkuasa hampir satu abad, tepatnya selama 90 tahun,
dengan empat belas khalifah. Namun sebagian diantara mereka tidak mampu
menjalankan tugasnya sebagai khalifah dengan baik mereka bukan hanya lemah
tetapi juga bermoral buruk. Berikut ini daftar nama Raja pada masa Dinasti
Umayyah:
1. Abdul Malik bin Marwan(685-705M)
2. Al-walid bin Abdul Malik (705-715 M)
3. Sulaiman bin Abdul Malik (715-717 M)
4. Hisyam bin Abdul Malik (724-743 M) 11. Walid bin Yazid (743-744 M)
5. Yazid bin Walid (Yazid II) (744 M)
6. Marwan bin Muhammad (745-750 M)

B. Masa Keemasan Dinasti Umayyah


Periode (755-912 M) Hisyam dikenal berjasa menegakkan hukum Islam,
Hakam dikenal sebagai pembaharu dalam bidang militer. Ialah yang
memprakarsai tentara bayaran. Abd Al-Rahman Al-Ausihat dikenal sebagai
penguasa yang cinta ilmu.1

1
Haidar Putra Daulay, dkk, “Masa Keemasan Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah”,
Jurnal Kajian Islam Kontemporer, Vol. 1,No. 2, 202, ,hal.73

4
Pada masa Abdurrahman an-Nashir (912-961 M) inilah dinasti bani
Umayyah II mencapai puncak kejayaan dan masih dipertahankan di bawah
kepemimpinan Hakam II al-Mustanshir (961-976 M).
a. Kemajuan Intelektual
Spanyol adalah negeri yang subur. Kesuburan itu mendatangkan penghasilan
ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya banyak menghasilkan pemikir.
Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari
komunitas-komunitas Arab, al-Muwalladun, Barbar, al- Shaqalibah, Yahudi,
Kristen Muzareb yang berbudaya Arab, dan Kristen yang masih menentang
kehadiran Islam. Semua komunitas tersebut kecuali Kristen memberikan saham
intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalus yang melahirkan
kebangkitan ilmiah, sastra, dan pembangunan fisik di Spanyol.
1. Filsafat
Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan abad ke-9
M pada masa Muhammad ibn Abd Al-Rahman (832-886 M). Atas inisiatif Al-
Hakam (961-976 M), karya- karya ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam
jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitas-
universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan
di dunia Islam. Tokoh utama yang pertama dalam sejarah filsafat Arab- Spanyol
adalah Abu Bakr Muhammad ibn Al-Sayigh terkenal dengan sebutan Ibn Bajjah.
Masalah yang dikemukakan bersifat etis dan eskatologis. Tokoh kedua adalah
Abu Bakr ibn Thufail. Ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi, dan
filsafat. Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang Aristoteles
yaitu Ibn Rusyd dari Cordova. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam
menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti
masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat agama. Dia juga ahli fiqh
dengan karyanya Bidayah al-Mujtahid.
2. Sains
Abbas ibn Farnas ahli dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang pertama
yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya Al-Naqqash
terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana
matahari dan menentu-kan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong

5
modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang.
Ahmad Ibn Ibas ahli dalam bidang obat-obatan. Umm Al-Hasan binti Abi Ja’far
dan saudaranya perempuan Al-Hafidz adalah orang ahli kedokteran dari kalangan
wanita.
3. Fiqih
Dalam bidang fiqih, Spanyol dikenal sebagai penganut Mazhab Maliki,
karena diperkenalkan oleh Ziyad ibn Abd Al-Rahman.
4. Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan seni suara mencapai kecermelangan dengan
tokohnya Al-Hasan ibn
Nafi yang dijuluki Zaryab.
5. Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerin-tahan Islam.
Hal tersebut dapat diterima oleh orang Islam dan Non-Islam. Bahkan, penduduk
asli Spanyol menomerduakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak ahli dan
mahir dalam Bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa dan
mulai banyak karya-karya sastra bermunculan.
6. Kemegahan Pembangunan Fisik
Aspek-aspek pembangunan fisik yang diperhatikan sangat banyak oleh umat
islam. Dalam bidang pertanian diperkenalkan sistem irigasi kepada masyarakat
Spanyol yang tidak mengenalnya sebelumnya.
1) Cordova
Cordova adalah ibukota Spanyol sebelum Islam, yang kemudian diambil alih
oleh Bani Umayyah. Kemudian dibangunlah jembatan besar di atas sungai yang
mengalir ditengah kota. Dibangun juga sebuah Masjid Cordova pada tahun 786
M. di Cordova mempunyai sekitar 900 pemandian. 7 Masjid ini diubah menjadi
katedral pada tahun 1236 M. Bangunan ini masih berdiri megah sampai sekarang
dan terkenal dengan sebutan La Mesquita (Masjid).
2) Granada
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol. Disana
berkumpulnya sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Cordova diambil

6
alih oleh Granada di masa-masa akhir kekuasaan Islam di Spanyol. Arsitektur
bangunannya terkenal di seluruh Eropa.
7. Faktor-faktor Pendukung Kemajuan
Kemajuan sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan
berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam.
Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan
penguasa yang mempelopori kegiatan-kegiatan ilmiah, terutama pada masa
Muhammad Ibn Abd Al-rahman (852-886) dan Al-Hakam II Al-Muntashir (961-
976).
Toleransi beragama ditegakkan oleh para penguasa terhadap penganut agama
Kristen dan Yahudi, sehingga mereka ikut berpartisipasi mewujudkan peradaban
Arab Islam di Spanyol. Untukmengangani masalah pada Non-Islam diberi hakim
khusus agar dapat menyelesaikan sesuai dengan ajaran agama masing-masing.
Dengan rasa toleransi tersebut dapat membuat berbagai komunitas dapat bekerja
sama dan menyumbang kelebihan masing-masing.

C. Perkembangan Islam Pada Masa Bani Umayyah


Secara umum kemajuan dan perubahan yang dilakukan pada masa Dinasti
Umayyah sudah disinggung pada pembahasan di atas. Namun untuk lebih
jelasnya maka penulis akan menguraikan hal-hal yang telah dilakukan oleh
seluruh khalifah yang berkuasa pada waktu itu, di antaranya adalah:2
1. Pemisahan Kekuasaan
2. Pembagian wilayah
3. Bidang administrai pemerintahan
Dinasti umayyah membenyuk beberapa diwan (Departemen) yaitu :
Pemisahan kekuasaan antara kekuasaan agama (Spiritual power) dengan
kekuasaan politik (temporal power). Muawiyah bukanlah seorang yang ahli dalam
soal-soal keagamaan, maka masalah keagamaan diserahkan kepada para ulama.
Pada masa khalifah Umar ibn Khattab terdapat 8 propinsi, maka pada masa
Dinasti Umayyah menjadi 10 propinsi dan tiap-tiap propinsi dikepalai oleh

Ahmad Masrul Anwar, “Pertumbuhan dan Perkembangan Pendidikan Islam pada


2

Masa Bani Ummayah”, Jurnal Tarbiya, Vol.1, No.1, 2015, hal. 54

7
seorang gubernur yang bertanggung jawab langsung kepada Khalifah. Gubernur
berhak menunjuk wakilnya di daerah yang lebih kecil dan mereka dinamakan ‘
amil.
a. Diwan al Rasail, semacam sekretaris jendral yang berfungsi untuk
mengurus surat-surat negara yang ditujukan kepada para gubernur atau menerima
surat-surat dari mereka;
b. Diwan al Kharraj, yang berfungsi untuk mengurus masalah pajak.
c. Diwan al Barid, yang berfungsi sebagai penyampai berita-berita rahasia
daerah kepada pemerintah pusat;
d. Diwan al Khatam, yang berfungsi untuk mencatat atau menyalin
peraturan yang dikeluarkan oleh khalifah;
e. Diwan Musghilat, yang berfungsi untuk menangani berbagai
kepentingan umum.
4. Organisasi Keuangan
Percetakan uang dilakukan pada masa khalifah Abdul Malik ibn Marwan,
Walaupun pengelolaan asset dari pajak tetap di Baitul Mal
5. Organisasi Ketentaraan
6. Organisasi Kehakiman
Kehakiman pada masa ini mempunyai dua ciri khas yaitu:
Pada masa ini keluar kebijakan yang agak memaksa untuk menjadi tentara
yaitu dengan adanya undang-undang wajib militer yang dinamakan ‘Nidhomul
Tajnidil Ijbary”
a. Seorang qadhi atau hakim memutuskan perkara dangan ijtihad;
b. Kehakiman belum terpengaruh dengan politik.
7. Bidang Sosial Budaya
Pada masa ini orang-orang Arab memandang dirinya lebih mulia dari
segala bangsa bukan Arab, bahkan mereka memberi gelar dengan “Al
Hamra”.
b. 8. Bidang Seni Dan Sastra
c. 9. Bidang Seni Rupa
d. 10. Bidang Arsitektur

8
e. Ketika Walid ibn Abdul Malik berkuasa terjadi penyeragaman
bahasa, yaitu semua administrasi negara harus memakai bahasa Arab.
f. Seni ukir dan pahat yang sangat berkembang pada masa itu dan
kaligerafi sebagai motifnya.
g. Telah dibangunnya Kubah al Sakhrah di Baitul Maqdia yang
dibangun oleh khalifah Abdul Malik ibn Marwan.
h. Mencermati sekilas tentang kemajuan yang telah dicapai oleh
Dinasti Umayyah mengandung pesan yang dapat kita tangkap disini
bahwa ketika pemerintah mempunyai kemauan yang keras untuk
membangun negaranya maka rakyat yang dipimpinya akan mendukung
semua program pemerintah tersebut.

D. Faktor- Faktor Kemunduran Dinasti Umayyah


Ada beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan
membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah:
1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang
baru (bid’ah) bagi tradisi Islam yang lebih menekankan aspek senioritas.
Pengaturannya tidak jelas. Ketidak jelasan sistem pergantian khalifah ini
menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota
keluarga istana.3
2. Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan
dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa Syi'ah (para
pengikut Abdullah bin Saba’ al-Yahudi) dan Khawarij terus menjadi gerakan
oposisi, baik secara terbuka seperti di masa awal dan akhir maupun secara
tersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan
terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.
3. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku
Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak
zaman sebelum Islam, makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para
penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan
kesatuan. Disamping itu, sebagian besar golongan mawali (non Arab), terutama di
3
Sulthon, Mas’ud, “Sejarah Peradaban Islam”, 2014, hal. 93

9
Irak dan wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak puas karena status mawali itu
menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab
yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.
4. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap
hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup
memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisikekuasaan. Disamping
itu, para Ulama banyak yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap
perkembangan agama sangat kurang.
5. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah
munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas ibn Abd al-
Muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan dan kaum
mawali yang merasa dikelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah. Wallahul
Musta,’an.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Masa ke-Khilafahan Bani Umayyah hanya berumur 90 tahun yaitu dimulai


pada masa kekuasaan Muawiyah Ibn Abi Sufyan Radhiallahu ‘anhu, dimana
pemerintahan yang bersifat Islamiyyah berubah menjadi monarchiheridetis
(kerajaan turun temurun), yaitu setelah al-Hasan bin 'Ali Radhiallahu ‘anhuma
menyerahkan jabatan kekhalifahan kepada Mu’awiyah Ibn Abu Sufyan
Radhiallahu ‘anhu dalam rangka mendamaikan kaum muslimin yang pada saat itu
sedang dilanda fitnah akibat terbunuhnya Utsman Ibn Affan Radhiallahu ‘anhu,
perang jamal dan penghianatan dari orang-orang al-khawarij dan syi'ah.
2. Beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan
membawanya kepada kehancuran antara lain : Sistem pergantian khalifah melalui
garis keturunan, Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa
dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali, Pertentangan
etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang
sudah ada sejak zaman sebelum Islam, makin meruncing, Lemahnya
pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di
lingkungan istana, Munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-
Abbas ibn Abd al-Muthalib.
3. Spanyol diduduki umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid Rahimahullah
(705-715 M), salah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di
Damaskus, dimana Ummat Islam sebelumnya telah mengusasi Afrika Utara.
Dalam proses penaklukan Spanyol ini terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat
dikatakan paling berjasa yaitu Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn
Nushair Rahimahullahum ajma’in.

11
DAFTAR PUSTAKA

Daulay, Putra, Haidar. Dkk. 2022. Masa Keemasan Dinasti Umayyah dan Dinasti
Abbasiyah. (Jurnal Kajian Islam Kontemporer). Vol. 1. No. 2.
Anwar, Masrul, Ahmad. 2015. Pertumbuhan dan Perkembangan Pendidikan
Islam pada Masa Bani Ummayah. (Jurnal Tarbiya). Vol.1. No.1.
Mas’ud, Sulthon.2014. Sejarah Peradaban Islam.

12

Anda mungkin juga menyukai