Kelompok 4
Disusun Oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan dalam
menyelesaikan makalah dengan tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah tugas Sejarah Peradaban Islam yang berjudul “Peradaban Islam Pada
Masa Dinasti Umayyah” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
mata kuliah Sejarah Peradaban Islam dan untuk menjelaskan secara sederhana mengenai
materi ini. Kami berharap makalah yang kami buat dapat dimengerti dan bermanfaat bagi
para pembaca.
Ucapan terimakasih tidak lupa kami sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. H. Muslich Shabir,
MA, selaku dosen mata Sejarah Peradaban Islam yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah wawasan baik untuk kelompok kami maupun untuk teman-
teman sekalian.
Akhir kata, kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saya mohon maaf dan menerima segala kritik dan saran yang dapat membangun
pada penyusunan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................I
DAFTAR ISI......................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................III
A. Latar Belakang......................................................................................................III
B. Rumusan Masalah.................................................................................................IV
C. Tujuan...................................................................................................................IV
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................V
A. Kesimpulan......................................................................................................XIII
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................XIV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berakhirnya kekuasaan khalifah Ali bin Abi Thalib, maka lahirlah kekuasan bani
Umayah sebagai penerus pemimpin umat islam. Pada periode Ali dan Khalifah sebelumnya,
pola kepemimpinan masih mengikuti keteladanan Nabi. Sedangkan, bentuk pemerintahan
bani Umayyah adalah berbentuk kerajaan, kekuasaan bersifat feudal (penguasaan
tanah/daerah/wilayah, atau turun menurun).
Dinasti bani Umayah merupakan kerajaan Islam pertama yang didirikan oleh
Muawiyah Ibn Abi Sufyan. Berdirinya dinasti ini dilakukannya dengan cara menolak
pembai’atan terhadap khalifah Ali bin Abi Thalib, kemudian ia memilih berperang dan
melakukan perdamaian dengan pihak Ali dengan strategi politik yang sangat
menguntungkan baginya.
Terlepas dari persoalan sistem pemerintahan yang diterapkan, sejarah telah mencatat
bahwa Dinasti Umayyah adalah Dinasti Arab pertama yang telah memainkan peran penting
dalam perluasan wilayah, peeradaban dan menyebarkan agama Islam keseluruh penjuru
dunia, khususnya eropa, sampai akhirnya dinasti ini menjadi adikuasa.
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana proses berdirinya Dinasti Bani Umayyah
2. Mengetahui khalifah-khalifah Bani Umayyah, serta Khalifah yang menonjol
3. Mengetahui perkembangan dan kemajuan pada Dinasti Bani Umayyah
4. Mengetahui bagaimana Dinasti Umayyah runtuh
BAB II
PEMBAHASAN
Setelah khalifah Ali meninggal dunia bulan Ramadhan 40 H, penduduk Kufah mengangkat
putranya, Hasan menjadi khalifah walaupun sebenarnya dia tidak berbakat menjadi khalifah karena
lebih suka hidup bersenang-senang dan kawin dengan banyak wanita. Pernah juga dia menantang
Muawiyah dengan mengirim 12.000 orang pasukan untuk menyerang Muawiyah. Akan tetapi
pasukannya kalah dan dia mengajak Muawiyah berdamai.
Sementara itu, penduduk Syam pun telah mengangkat Muawiyah menjadi khalifah mereka
semenjak peristiwa tahkim. Berbeda dengan Hasan, dia didukung oleh tentara-tentara militan yang
keperluan finansial mereka ditanggung Muawiyah, apalagi tanah Syam yang kaya raya mendukung
Muawiyah untuk hal itu.
Nama lengkapnya Muawiyah bin Abi Sofyan bin Harb bin Umayah bin Abd al-Syams bin
Abd Manaf bin Qushai. Ibunya Hindun binti Utbah bin Rabiah bin Abd al-Syams. Muawiyah
dilahirkan di Makkah lima tahun sebelum kerasulan Nabi Muhammad s.a.w. dan masuk Islam
bersama ayahnya Abu Sofyan) saudaranya (Yazid) dan ibunya (Hindun) pada waktu penaklukan
kota Makkah.
Muawiyah adalah salah seorang yang ahli dan paling menguasai dunia politik, cerdik, ahli
siasat, penguasa yang kuat dan bagus planingnya dalam urusan pemerintahan. Maka tidak
mengherankan jika dia dapat menjadi gubernur selama dua puluh dua tahun (pada masa khalifah
Umar dan Usman, 13-35 H.)dan menjadi khalifah selama dua puluh tahun (40-60 H). 1
Sementara Hasan, nama lengkapnya adalah Hasan bin Ali bin Abi Thalib bin Abd al-
Muththtalib. Dia dilahirkan di Madinah tahun ketiga hijrah, cucu Nabi dari putrinya Fatimah.
Namanya diberikan oleh kakeknya Rasulullah dan Nabi sangat mencintai cucunya itu. “Hasan dan
Husein memberi rasa harum bagiku di dunia” kata Nabi Muhammad s.a.w.2
Hasan ikut dalam ekspedisi penaklukan ke Afrika Utara dan Tabaristan pada masa khalifah
Utsman bin Affan. Ikut melindungi Khalifah dari serangan pemberontak dan ikut dalam perang
Jamal dan Shiffin bersama ayahnya. Hasan meninggal dunia di Madinah pada tahun 49 H. karena
diracun oleh salah seorang isterinya. Munurut orang Syi’ah, sudah berulang kali suruhan
Muawiyah hendak meracun Hasan agar Muawiyah terbebas dari membayar kompensasi yang
dipikulnya terus menerus setiap tahun. 3
Kedudukan Ali sebagai khalifah kemudian dijabat oleh anaknya Hasan selama beberapa
bulan. Namun, karena Hasan ternyata lemah, sementara Mu’awiyah semakin kuat, maka Hasan
membuat perjanjian damai. Perjanjian ini dapat mempersatukan umat islam kembali dalam satu
kepemimpinan politik, di bawah Mu’awiyah ibn Sufyan. 4
Dengan meninggalnya Ali (661), pemerintahan yang dapat kita sebut sebagai periode ke
khalifahan republic-dimulai sejak ke khalifahan abu Bakar (623)-telah berakhir. Empat khalifah
pada masa ini dikenal oleh para sejarawan Arab sebagai alRasyidin. Pendiri khalifah kedua,
Mua’awiyah dari keluarga Umayyah, menunjuk putranya sendiri, Yazid, sebagai penerusnya
1
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, J. 2, c. 2 (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), h. 2-3.
2
Tim Penulis, Ensiklopedi Islam, J. 2 (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2001), h. 90-91.
3
Ibid., h. 91.
4
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet-16, 2004) hal. 40.
sehingga ia menjadi seorang pendiri sebuah dinasti. Dengan demikian, konsep pewarisan
kekuasaan mulai diperkenalkan dalam suksesi kekhalifahan, dan sejak itu tidak pernah sepenuhnya
ditinggalkan. Kekhalifahan Umayyah adalah dinasti (Mulk) pertama dalam sejarah islam.5
Dinasti ini memerintah dari tahun 661 hingga 750 M. Pemerintahan bani
Umayyah berjalan selama 92 tahun yang menurut para ahli sejarah dapat
digolongkan menjadi tiga fase:
Fase Berdiri atau Fase Pembentukan dan Pembinaan dimulai dari berdirinya
Bani Umayyah tahun 40 H atau 661 M sampai masa pemerintahan Walid bin
Abdul Malik khalifah ke-6. Pada masa ini pembinaan peradaban Islam berjalan
dengan pendekatan Arabisasi (arab oriented) yaitu pengembangan peradaban yang
berciri Arab. Pada saat itu pengembangan peradaban didominasi ukiran ukiran di
dinding-dinding masjid dan istana y dihat dengan tulisan-tulisan kaligrafi yang
indah. Lagu-lagu padang pasir dari warisan arab pra islam dipadukan dengan seni
islam yang menghasilkan lagu-lagu qasidah yang indah. Ilmu yang dikembangkan
oleh Bani Umayyah I pada saat masih yang berciri arab asli, yaitu bahasa (Nahwu
dan Balaghah), qiraat dan hadist, tafsir dan tarikh islam. Pada fase pertama ini
perluasan wilayah berjalan sangat pesat, islam masuk samapai wilayah-wilayah
pelosok di empat benua : Asia, Afrika, Eropa dan Amerika. Wilayah Imperium-
imperium besar: Yunani, Romawi, Persia dan Gothia banyak yang takluk pada
islam dengan membayar upeti yang besar. Khusus Imperium besar Yunani pada
saat itu telah lemah dan semuah wilayah telah dikuasai oleh Imperium yang baru
muncul yaitu Islam Bani Umayyah I. Pembinaan peradaban, ilmu dan kebudayaan
serta administrasi pemerintah berkembang baru pada periode selanjutnya
sementara pada periode ini para khalifah fokus pada pengembangan wilayah
kekuasaan atau perluasan wilayah (islamisasi).
Fase kedua disebut fase Kemajuan. Fase ini dimulai dari masa khalifah ke-7
5
Philip K. Hitti, History Of The Arabs. hal. 229
1
Shabir, Muslich (2019). Sejarah Peradaban Islam (Semarang: (eLSA) Press), hlm 65-66.
2
https://pelajaransejarahislam.blogspot.com/2018/11/berdirinya-dinasti-bani-umayyah.html diakses pada 3
Maret 2021
Sulaiman bin Abdul Malik sampai masa Umar bin Abdul Aziz khalifah yang ke-8
dari pemerintahan Bani Umayyah. Pada Fase ini islam telah berkembang hampir
dipenjuru dunia, seperti dari wilayahn Asia Tenggara sampai Asia Timur jauh dari
Afrika Utara sampai Andalusia dan dari India sampai Persia. Islam dibawa oleh
sahabat-sahabat nabi; Uqbah bin Nafi dan bin Nusair si Afrika Utara, Saad bin
Abi Waqas di wilayah Cina dan Indonesia, Abdullah bin Abi Sarah di India dan
Tariq bin Ziad di Eropa atau Andalusia. Pada fase kedua ini perluasan wilayah
islam tetap berjalan dengan lancar, banyak wilayah baru yang ditaklukkan, akan
tetapi perhatian pemerintah diarahkan penuh pada pengembangan peradaban ilmu
dan administrasi pemerintahan. Pemerintahan Bani Umayyah sedang membangun
pusat-pusat kota menjadi kota satelit yang indah, Masjid dan istana di bangun
dalam kualitas yang baik, serta pada fase ini penemuan mata uang sebagai alat
pembayaran telah ditemukan oleh khalifah Marwan bin Hakam. Bani Umayyah
tetap berjalan dengan pesat. Pada fase ini Bani Umayyah I sudah mampu
menciptakan beberapa peradaban yang mempunyai kualitas tinggi, dan dapat
dimanfaatkan oleh orang banyak.
Fase ketiga disebut Fase lemah sampai runtuh. Fase ini dimulai dari masa
kekuasaan Yazid bin Abdul Malik khalifah ke-9 sampai berakhirnya kekuasaan
bani Umayyah yaitu tahun 132 H atau tahun 750 masehi. Pada saat diangkat
banyak terjadi pemberontakan dan khalifah Yazid sendiri tidak dapat
mengendalikan pemberotakan-pemberontakan tersebut. Kondisi ini terjadi sampai
puncaknya pada saat pengangkatan 2 khalifah dalam satu tahun berjalan, yaitu
putra dari khalifah Walid, khalifah ke-12 Yazid bin Walid dan ke-13 Ibrahim bin
Walid. Menurut para pakar sejarah islam bahwa masa puncak lemahnya Bani
Umayyah dikarenakan masyarakat benci dan marah kepada pemerintahan Bani
Umayyah lantaran terjadi pengangkatan 2 khalifah dalam satu tahun
pemerintahan, dan tidak segera mengambil kebijakan siapa diantara kedua putra
mahkota Walid 2 itu menjadi khalifah yang sah. Sistem monarki yang dipakai
dalam proses peralihan kepemimpinan di Bani Umayyah termasuk faktor paling
dominan penyebab runtuhnya di Bani Umayyah I, selain yang disebutkan atas
juga dapat peluang kepada para putra mahkota untuk melakukan penyelewengan
kekuasaan, seperti kolusi, korupsi, tidak disiplin pekerjaan, tidak
bertanggungjawab terhadap satu pekerjaan. Akhirnya terjadi pembesar lain,
seperti pengawal istana, perdana menteri dan para qodhilah yang dapat
mengendalikan pemerintahan, sementara para khalifah yang berkuasa dapat
mengambil hukum terhadap para pelaku nepotisme, korupsi, penyelewengan
jabatan lainnya. Sikap masyarakat terhadap kasus-kasus amoral membuat
masyarakat semakin benci dan marah keturunan Umayyah puncaknya dari
kemarahan tersebut membuat masyarakat melakukan demontrasi menuntut
tanggung jawab para khalifah Umayyah
Lemahnya Bani Umayyah pada fase ini hampir di wilayah kekuasaan Bani
Umayyah Sementara di kekuasaan Umayyah sedang berkembang pesat beberapa
kekuatan baru, Abbasiyahdan Syiah wilayah Hijaz persia, Fatimiyah Mesir, dan
Thohiriyah Maroko, sedangkan kekuatan baru berhadapan langsung dengan Bani
Umayyah adalah Abbasiyah. Peperangan yang dilancarkan kedua kekuatan
berjalan terbuka hampir semua wilayah Bani Umayyah I, dan akhirnya kekuatan
Abbasiyah lah yang memenangkan pertempuran tersebut. Maka berakhirlah
kekuasaan Bani Umayyah tepatnya tahun hijriah atau tahun 750 masehi setelah
kalah dalam perang melawan keturunan Abbasiyah.
B. Khalifah-khalifah yang berkuasa pada masa Dinasti Bani Umayah
Dinasti Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun
41H/661 M di Damaskus dan berlangsung hingga pada tahun 132 H/750 M. Muawiyah
bin Abu Shofyan adalah seorang politisi handal di mana pengalaman politiknya sebagai
Gubernur Syam pada zaman Khalifah Ustman bin Affan cukup mengantarkan dirinya
mampu mengambil alih kekusaan dari genggaman keluarga Ali Bin Abi Thalib. Tepatnya
setelah Hasan bin Ali menyerahkan kursi kekhalifahan secara resmi kepada Muawiyah
bin Abu Sofyan dalam peristiwa Ammul Jama’ah.
Oleh karena itu Muawiyah bin Abu Sofyan dinyatakan sebagai pendiri Dinasti Bani
Umayah.
Pada masa Rasulullah, Muawiyah turut serta dalam Perang Hunain. Ia merupakan
salah satu penulis wahyu. Karir politik Muawiyah terus berlanjut pada masa
pemerintahan Khalifah Abu Bakar as-Siddiq. Ia mendampingi saudaranya Yazid bin Abu
Sufyan ke Syam dan berhasil menaklukkan negeri tersebut ke kekuasaan Islam. Ketika
Yazid wafat, Abu Bakar mempercayakan kepada Muawiyah menjadi gubernur untuk
wilayah Syam, menggantikan Yazid. Keputusan Abu Bakar didukung oleh sahabat Umar
dan Usman. Pada masa pemerintahan Umar, Muawiyah masih dipercaya sebagai
gubernur wilayah Syam.2
Bani Umayah melakukan perlawanan terhadap Rasulullah s.a.w. dan dakwahnya,
sedangkan Bani Hasyim mendukung Rasulullah s.a.w. dan mengikutinya. Bani Umayah
masuk Islam setelah penaklukan Mekkah. Umayah segenerasi dengan ‘Abdul Muṭṭalib,
kakek Nabi Muhammad s.a.w. dan ‘Ali bin Abi Ṭalib. Dengan demikian, ‘Ali bin Abi
Ṭalib segenerasi pula dengan Mu’awiyah bin Abi Sufyan. ‘Ali bin Abi Ṭalib berasal dari
keturunan Bani Hasyim sedangkan Mu’awiyah berasal dari keturunan Bani Umayah.
Kedua keturunan ini merupakan orang-orang yang berpengaruh dalam suku Quraisy.
Dinasti Bani Umayah ini berdiri setelah terjadinya perdamaian antara Hasan bin
‘Ali dengan Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Beberapa persyaratan yang diajukan oleh Hasan
bin ‘Ali dan disetujui oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan adalah sebagai berikut:
1. Agar Mu’awiyah tidak menaruh dendam terhadap seorang pun dari
penduduk Irak.
2. Menjamin keamanan dan memaafkan kesalahan-kesalahan mereka.
5. Pemberian kepada Bani Hasyim harus lebih banyak dari pemberian kepada
Bani ‘Abd Syams.
Dinasti yang berdiri sekitar 90 tahun ini dipimpin oleh 14 khalifah, yaitu:
4
Shabir, Muslich (2019). Sejarah Peradaban Islam (Semarang: (eLSA) Press), hlm 68-70.
5
Shabir, Muslich (2019). Sejarah Peradaban Islam (Semarang: (eLSA) Press), hlm 71.
6
Shabir, Muslich (2019). Sejarah Peradaban Islam (Semarang: (eLSA) Press), hlm 72.
Secara lebih lengkap, di bawah ini disebutkan beberapa prestasi Dinasti Bani
Umayyah dalam pembangunan fisik yaitu sebagai berikut:7
1. Membangun pos-pos serta menyediakan kelengkapan peralatannya.
2. Membangun jalan raya.
3. Mencetak mata uang.
4. Membangun panti asuhan.
5. Membangun gedung pemerintahan.
6. Membangun masjid.
7. Membangun rumah sakit.
8. Membangun sekolah kedokteran.
6.
Shabir, Muslich (2019). Sejarah Peradaban Islam (Semarang: (eLSA) Press), hlm 76-77
5. Pertentangan antara Arab Utara (Arab Mudhariyah) dan Arab Selatan (Arab Himariyah)
semakin meruncing, sehingga para penguasa Bani Umayah mengalami kesulitan untuk
mempertahankan kesatuan dan persatuan serta keutuhan Negara.
6. Banyaknya tokoh agama yang kecewa dengan kebijaksanaan para penguasa Bani Umayah,
karena tidak didasari dengan syari’at Islam.14 Akhirnya pada tahun 750 M, daulat
Umayyah digulingkan Bani Abbasiyah yang bersekutu dengan Abu Muslim Al-Khurasani.
Marwan bin Muhammad, khalifah terakhir Bani Umayyah, melarikan diri ke Mesir,
ditangkap dan dibunuh di sana. 6
Pada akhirnya daulat Bani Umayyah runtuh dan keruntuhannya menjadi pelajaran bagi
kaum muslimin. Barangkali di antara sebabsebabnya yang terpenting ialah dampak pembunuhan
yang dilakukan oleh Yazid ibn Muawiyyah terhadap al-Husein, cucu Rasulullah.7
6
Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam. hal. 27-28.
7
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. hal.48
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mu’awiyah I bin Abu Sufyan adalah pendiri Dinasti Umayah, ia merupakan putra
dari Abu Sufyan ibn Harb ibn Umayyah ibn Abdu Syam ibn Abdu Manaf. Sebagai
keturunan dari Abdu Manaf, Muawiyah memiliki hubungan kerabat dengan nabi
Muhammad SAW. Dan masa Dinasti Umayyah berlangsung selama -+ 90 tahun dengan
14 orang khalifah. Berbagai kemajuan telah diperoleh pada masa Dinasti ini, yakni dalam
bidang administrasi. Serta peninggalan peradaban islam pada masa Dinasti Umayyah ada
yang berbentuk fisik (bangunan-bangunan, sarana-sarana umum, dan sebagainya) dan
nonfisik (intelektual dan ilmu pengetahuan).
B. Saran
Demikian makalah yang kami susun, penulis menyadari dalam makalah ini masih
banyak sekali kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat di harapkan demi kesempurnaan makalah. Selanjutnya semoga
makalah ini dapat di jadikan sumber referensi dan bermanfaat bagi pembaaca Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA
Ely Zainudin (2015). Perkembangan Islam pada Masa Bani Umayyah. Jurnal Intelegensia–Vol.03
Dr. H. Syamruddin Nasution, M.Ag. (2013). Sejarah Peradaban Islam. Pekan Baru-Riau: Yayasan
Pusaka Riau
Shabir, Muslich (2019). Sejarah Peradaban Islam (Semarang): (eLSA) Press)
https://pelajaransejarahislam.blogspot.com/2018/11/berdirinya-dinasti-bani-
umayyah.html diakses pada 11 Maret 2022
https://web.facebook.com/notes/kisah-kisah-islami-dan-cerita-orang-orang-
shaleh/sejarah-berdirinya-dinasti-bani-umayah/497963803718850?_rdc=1&_rdr
diakses pada 11 Maret 2022