Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDIRIAN DINASTI UMAYYAH

Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah SKI

Dosen pembimbing

Mahdi Zuhri,M.Pd.

Di susun oleh:

NAZLA VATASHA(230310013)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL HUDA AL-AZHAR

KOTA BANJAR

2023
KATA PENGANTAR

Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karna atas
berkatnyalah saya dapat menyelesaikan penulisan makalah yang bertema
“Pendirian Dinasti Umayyah”ini dalam rangka tugas Mata Kuliah Sejarah
Kebudayaan Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Huda Al-Azhar
Kota Banjar.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Mahdi Zuhri Selaku Dosen


Mata SKI.Ucapan terimakasih ini di sampaikan juga kepada semua teman-
teman yang telah ikut serta membantu.

Saya menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan.


Hal ini di sebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang saya
miliki.Oleh karna itu semua kritik dan saran pembaca akan penulis terima
dengan senang hati demi perbaikan makalah dengan lanjut. Semoga tulisan
yang jauh dari kata sempurna ini dapat bermanfaat.

Banjar 15 november 2023

penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG .................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH ................................................................ 2
C. TUJUAN KEPENULISAN ............................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3
A. SEJARAH BERDIRINYA DINASTI BANI UMAYYAH ............ 3
B. KEMAJUAN DAN KEUNGGULAN BANI UMAYYAH ........... 4
C. KHALIFAH PADA MASA DINASTI BANI UMAYYAH .......... 7
D. TOKOH-TOKOH ILMUAN DINASTI BANI UMAYYAH ......... 8
E. PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA BANI UMAYYAH . 8
F. KEMUNDURAN DAN RUNTUHANYA BANI UMAYYAH .... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................... 12
A. KESIMPULAN ............................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Berakhirnya kekuasaan khalifah Ali bin Abi Thalib
mengakibatkan lahirnya kekuasaan yang berpola Dinasti atau
kerajaan. Pola kepemimpinan sebelumnya masih menerapkan pola
keteladanan Nabi Muhammad yaitu pemilihan khalifah dengan
proses musyawarah.
Bentuk pemerintahan Dinasti atau kerajaan yang cenderung
bersifat turun temurun, hanya untuk mempertahankan kekuasaan,
adanya otoriter, kekuasaan mutlak, kekerasan, diplomasi yang di
tambahi tipu daya dan hilangnya keteladanan Nabi untuk
musyawarah dalam menentukan Khalifah merupakan gambaran
umum tentang kekuasaan dinasti sesudah Khulafaur Rasyidin.
Dinasti Umayyah merupakan kerajaan islam pertama yang di dirikan
oleh Muawiyah Ibnu Abi Sufyan.
Jatuhnya Ali dan naiknya Muawiyah juga disebabkan
keberhasilan pihak Khawarij membunuh Khalifah Ali, meskipun
kekuasaan di pegang oleh putranya Hasan, namun tanpa dukungan
yang kuat dan kondisi politik yang kacau akhirnya kepemimpinan
hanya berlangsung beberapa bulan saja. Hasan kemudian
menyerahkan kekuasaan pada Muawiyah, namun dengan perjanjian
bahwa pemilihan kepemimpinan sesudahnya diserahkan kepada
umat islam.Perjanjian tersebut disebut dengan am jama’ah yang
dibuat pada tahun 661 M/ 41 H karena perjanjian ini menyatukan
umat islam menjadi satu kepemimpinan, namun secara tidak
langsung mengubah pola pemerintahan menjadi kerajaan.
Munculnya Dinasti Umayyah memberikan babak baru dalam
kemajuan peradaban islam, hal itu dibuktikan dengan sumbangannya
dalam perluasan wilayah, kemajuan pendidikan, kebudayaan, dll

iv
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana awal berdirinya dinasti umayyah ?
2. Bagaimana sistem pemerintahan pada dinasti umayyah?
3. Siapa saja khalifah pada masa dinasti umayyah?
4. Sebutkan tokoh-tokoh dinasti umayyah?
5. Bagaimana perkembangan islam pada masa dinasti
umayyah?
6. Penyebeb runtuhnya dinasti umayyah?
C. Tujuan penulisan
1. Menjelaskan awal berdirinya dinasti umayyah
2. Menjelaskan system pemerintahan pada dinasti umayyah
3. Menyebutkan khalifah pada masa dinasti umayyah
4. Menyebutkan tokoh-tokoh dinasti umayyah
5. Menjelaskan perkembangan islam pada masa dinasti
umayyah
6. Menjelaskan runtuhnya dinasti umayyah

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Dinasti Bani Umayyah


Bani Umayyah adalah kekhalifahan islam pertama setelah
masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 M sampai 750
M di Jazirah Arab dan sekitarnya. Diakhir masa pemerintahan Ali
bin Abi Thalib, umat islam mulai bergejolak sehingga muncul
menjadi tiga kekuatan politik yang dominan yaitu Syiah, Muawiyah
dan Khawarij. Posisi Ali semakin melemah sedangkan posisi
Muawiyah semakin kuat. Nama Dinasti Umayyah dinisbatkan
kepada Umayyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf. Ia adalah salah
seorang tokoh penting ditengah Quraisy pada masa jahiliyah. Ia dan
pamannya Hasyim bin Abdu Manaf selalu bertarung dalam
memperebutkan kekuasaan dan kedudukan. Dinasti Umayyah
didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb. Muawiyah
adalah gubernur yang diangkat Khalifah Umar Ibnu Khattab untuk
wilayah Jordania. Muawiyah dilahirkan di kota Mekah sekitar
15tahun sebelum Hijrah dari pasangan Abu Sufyan dan Hindun.
Muawiyah sendiri adalah seorang pemimpin yang berani, berpikiran
kuat, sangat jujur,serta ahli dalam bidang politikdan pemerintahan1.
Pada tahun 40 H Ali terbunuh oleh seorang anggota Khawarij.
Setelah Ali bin Abi Thalib wafat kemudian kekuasaannya diganti
oleh sang putra yaitu Hasan tetapi tetap posisi Muawiyah lah yang
semakin kuat, maka Hasan membuat perjanjian damai yang di
dalamnya dapat mempersatukan umat islam kembali dalam satu
kepemimpinan politik,dibawah Muawiyah ibnu Abi Sufyan. Di sisi
lain perjanjian tersebut menyebabkan Muawiyah menjadi penguasa
mutlak dalam islam. Tahun 41 H, tahun persatuan itu dikenal
1
Ahmad Al-Usyairi

vi
dalamsejarah sebagai tahun jamaah (am jamaah).Jadi ‘Am jamaah
adalah tahun persatuan antara Hasan dan Muawiyah, artinya bahwa
antara mereka tidak terjadi perebutan kekuasaan dan mereka
berdamai serta menjalankan pemerintahan dalam
satu kepemimpinan.
Dengan demikian berakhirlah apa yang disebut dengan masa
al-Khulafaur Ar-Rasyidin dan dimulailah kekuasaan Bani Umayyah
dalam sejarah politik. Dinasti Umayyah merupakan pemerintahan
kaum muslimin yang berkembang setelah masa Khulafaur Rasyidin
yang dimulai pada tahun 41 H. Muawiyah selain sebagai pendiri
juga sebagai Khalifah pertama Bani Umayyah. Muawiyah di
pandang sebagai pembangun Dinasti ini, oleh sebagian sejarahwan
dipandang negative sebab keberhasilannya memperoleh legalitas atas
kekuasaannya dalam perang saudara di Shiffin. Terlepas dari itu,
dalam diri Muawiyah terkumpul sifat-sifat seorang penguasa,
politikus dan administrator.2
Keberhasilan Muawiyah mendirikan Dinasti Umayyah bukan
hanya kemenangan diplomasi dalam peran Shiffin dan terbunuhnya
Ali bin Abi Thalib, melainkan sejak semula Muawiyah memiliki
basis nasional yang solid sebagai landasan pembangunan masa
depan.Selain itu, ia mendapatkan dukungan yang kuat dari Suriah
dan keluarga Bani Umayyah, ia merupakan seorang administrator
yang sangat bijaksana dalam menempatkan para pejabat- pejabatnya
serta memiliki kemampuan yang menonjol sebagai negarawan sejati.
B. Kemajuan dan Keunggulan Bani Umayyah
Di masa Bani Umayyah ini, kebudayaan mengalami
perkembangan dari pada masa sebelumnya. Di antara kebudayaan
Islam yang mengalami perkembangan pada masa ini adalah seni
sastra, seni rupa, seni suara, seni bangunan, seni ukir, dan
sebagainya. Pada masa ini telah banyak bangunan hasil rekayasa

2
Samsul munir amin,Sejarah peradaban islam

vii
umat Islam dengan mengambil pola Romawi, Persia dan Arab.
Contohnya adalah bangunan masjid Damaskus yang dibangun pada
masa pemerintahan Walid bin Abdul Malik, dan juga masjid Agung
Cordova yang terbuat dari batu pualam.
1. Seni sastra berkembang dengan pesatnya, hingga mampu
menerobos ke dalam jiwa manusia dan berkedudukan tinggi di
dalam masyarakat dan negara. Sehingga syair yang muncul
senantiasa sering menonjol dari sastranya, disamping isinya yang
bermutu tinggi.
2. Seni suara yang berkembang adalah seni baca Al-Qur‟an,
qasidah, musik dan lagu-lagu yang bernafaskan cinta. Sehingga
pada saat itu bermunculan seniman dan qori atau qori`ah
ternama.
3. Seni ukir yang paling menonjol adalah penggunaan khot Arab
sebagai motif ukiran atau pahatan. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya dinding masjid dan tembok-tembok istana yang
diukur dengan khat Arab. Salah satunya yang masih tertinggal
adalah ukiran dinding Qushair Amrah (Istana Mungil Amrah),
istana musim panas di daerah pegunungan yang terletak lebih
kurang 50 mil sebelah Timur Amman.
4. Ilmu pengetahuan, perkembangan tidak hanya meliputi ilmu
pengetahuan agama saja, tetapi juga ilmu pengetahuan umum,
seperti ilmu kedokteran, filsafat, astronomi, ilmu pasti, ilmu
bumi, sejarah, dan lain-lain.
5. Politik telah mengalami kamajuan dan perubahan, sehingga lebih
teratur dibandingkan dengan masa sebelumnya, terutama dalam
hal Khilafah (kepemimpinan), dibentuknya Al-Kitabah
(Sekretariat Negara), Al-Hijabah (Ajudan), Organisasi
Keuangan, Organisasi Keahakiman dan Organisasi Tata Usaha
Negara.

viii
6. Militer pada masa Bani Umayyah jauh lebih berkembang dari
masa sebelumnya, sebab diberlakukan Undang-Undang Wajib
Militer (Nizhamut Tajnidil Ijbary). Sedangkan pada masa
sebelumnya, yakni masa Khulafaurrasyidin, tentara adalah
merupakan pasukan sukarela.Politik ketentaraan Bani Umayyah
adalah politik Arab, dimana tentara harus dari orang Arab sendiri
atau dari unsur Arab. Pada masa ini juga telah dibangun Armada
Islam yang hampir sempurna hingga mencapai 17.000 kapal
yang dengan mudah dapat menaklukan Pulau Rhodus dengan
panglimanya Laksamana Aqabah bin Amir. Disamping itu
Muawiyah juga telah membentuk “Armada Musin Panas dan
Armada Musim Dingin”, sehingga memungkinkannya untuk
bertempur dalam segala musim.
7. Sosial budaya, kholifah pada masa Bani Umayyah juga telah
banyak memberikan kontribusi yang cukup besar. Yakni, dengan
dibangunnya rumah sakit (mustasyfayat) di setiap kota yang
pertama oleh Kholifah Walid bin Abdul Malik. Saat itu juga
dibangun rumah singgah bagi anak-anak yatim piatu yang
ditinggal oleh orang tua mereka akibat perang. Bahkan orang tua
yang sudah tidak mampu pun dipelihara di rumah rumah
tersebut. Sehingga usaha-usaha tersebut menimbulkan simpati
yang cukup tinggi dari kalangan non-Islam, yang pada akhirnya
mereka berbondong-bondong memeluk Islam.
Disamping melakukan ekspansi teritorial, pemerintah dinasti
Umayyah juga menaruh perhatian dalam bidang pendidikan. Di
antara ilmu yang berkembang pada masa ini adalah :
1. Ilmu agama, seperti : Al-Qur’an, Hadits, dan Fiqih.
Proses pembukuan hadits terjadi pada masa Khalifah
Umar bin Abdul Aziz ( 99-10 H ) sejak saat itulah hadits
mengalami perkembangan pesat.
2. Ilmu sejarah dan geografi

ix
Yaitu segala ilmu yang membahas tentang perjalanan
hidup, kisah dan riwayat Ubaid ibn Syariyah Al-Jurhumi
berhasil menulis berbagai peristiwa sejarah.
3. Ilmu pengetahuan di bidang bahasa
Yaitu segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahwu,
saraf, dll.
4. Bidang filsafat
Yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal dari
bangsa asing, seperti ilmu mantik, kimia, astronomi,
ilmu kedokteran.3
C. Khalifah Pada masa Dinasti Umayyah
1. Mu'awiyah bin Abu Sufyan (41-60 H/661-680 M)
2. Yazid bin Mu'awiyah (60-64 H/680-683 M)
3. Mu'awiyah bin Yazid (64-64 H/ 683-683 M)
4. Marwan bin Hakam (64-65 H/683-685 M)
5. Abdul Malik bin Marwan (65-86 H/685-705 M)
6. Al-Walid bin Abdul Malik (86-96 H/705-715 M)
7. Sulaiman bin Abdul Malik (96-99 H/ 715-716 M)
8. Umar bin Abdul Aziz (99-101 H/715-720M)
9. Yazid bin Abdul Malik (101-105 H/720-724 M)
10. Hisyam bin Abdul Malik (105-125 H/724-743 M)
11. Walid bin Yazid (125-126 H/743-744 M)
12. Yazid bin Walid (126-127 H/744-744 M)
13. Ibrahim bin Walid (127-127 H/744-745 M)
14. Marwan bin Muhammad (127-132 H/745-750 M)

Dari 14 khalifah yang pernah memimpin bani Umayyah, lima di


antaranya dianggap berhasil dalam menjalankan roda pemerintahan.
Mereka adalah Mu'awiyah bin Abi Sufyan, Abdul Malik bin

3
Prof.DR.H.Samsul Nizar,M.Ag. Sejarah pendidikan islam

x
Marwan, Al-Walid bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz, dan
Hisyam bin Abdul Malik.

D. Tokoh Tokoh Ilmuan Dinasti Bani Umayyah


Ilmuan Muslim yang terkenal pada masa bani Umayyah, antara lain :
1. Hasan al-Basri dan Sulaiman bin Umar. Beliau adalah ahli
fiqih dan ahli hadist yang selalu dimintai fatwa oleh khalifah
Umar bin Abdul Azis tentang kebijaksanaannya.
2. Imam Muhammad bin Muslim bin Syihab Az-Zuhri (Ibnu
Syihab az-Zuhri). Beliau adalah ahli hadis, pengumpul dan
penulis hadis pada masa khalifah Umar bin Abdul Azis.
3. Wasil bin Atha’. Pendiri aliran Muktazilah ( berarti orang
yang memisahkan diri), yaitu aliran dalam Islam yang lebih
mementingkan akal fikiran dibandingkan dengan dalil naqli
bertentangan dengan aliran Ahlus sunnah Wal Jama’ah,
beliau adalah murid Hasan al-Basri setelah berbeda pendapat
dengan gurunya ia memisahkan diri.
E. Perkembangan Islam Pada Masa Bani Umayyah
Dalam upaya perluasan daerah kekuasaan Islam pada masa
Bani
Umayyah, Muawiyah selalu mengerahkan segala kekuatan yang
dimilikinya untuk merebut kekuasaan di luar Jazirah Arab, antara
lain upayanya untuk terus merebut kota Konstantinopel.
Ada tiga hal yang menyebabakan Muawiyah terus berusaha merebut
Byzantium.
1. Karena kota tersebut adalah merupakan basis kekuatan Kristen
Ortodoks, yang pengaruhnya dapat membahayakan
perkembangan Islam.
2. Orang-orang Byzantium sering melakukan pemberontakan ke
daerah Islam.

xi
3. Byzantium termasuk wilayah yang memiliki kekayaan yang
melimpah.
Pada waktu Bani Umayyah berkuasa, daerah Islam membentang ke
berbagai negara yang berada di benua Asia dan Eropa.
Dinasti Umayyah juga terus memperluas peta kekuasannya ke
daerah Afrika Utara pada masa Kholifah Walid bin Abdul Malik ,
dengan mengutus panglimanya Musa bin Nushair yang kemudian ia
diangkat sebagai gubernurnya. Musa juga mengutus Thariq bin
Ziyad untuk merebut daerah Andalusia.Keberhasilan Thariq
memasuki Andalusia, membuta peta perjalanan sejarah baru bagi
kekuasaan Islam. Sebab, satu persatu wilayah yang dilewati Thariq
dapat dengan mudah ditaklukan, seperti kota Cordova, Granada dan
Toledo. Sehingga, Islam dapat tersebar dan menjadi agama panutan
bagi penduduknya. Tidak hanya itu, Islam menjadi sebuah agama
yang mampu memberikan motifasi para pemeluknya untuk
mengembangkan diri dalam berbagai bidang kehidupan social,
politik, ekonomi, budaya dan sebaginya. Andalusia pun mencapai
kejayaan pada masa pemerintahan Islam.
F. Kemunduran dan runtuhnya Bani Umayyah
Dinasti Bani Umayyah mengalami masa kemunduran, ditandai
dengan melemahnya sistem politik dan kekuasaan karena banyak
persoalan yang dihadapi para penguasa dinasti ini. Diantaranyadalah
masalah polotik, ekonomi, dan sebagainya.4
Adapun sebab-sebab kemunduran dinasti Bani Umayyah adalah
sebagai berikut:
1. Khalifah memiliki kekuasaan yang mutlak. Khalifah tidak
mengenal kompromi. Menentang khalifah berarti mati.
Contohnya adalah peristiwa pembunuhan Husein dan para
pengikutnya di Karbala. Peritiwa ini menyimpan dendam
dikalangan para penentang Bani Umayyah. Sehingga selama

4
Murodi,sejara kebudayaan islam,h.26

xii
masa masa kekhalifahan Bani Umayyah terjadi pergolakan
politik yang menyebabkan situasi dan kondisi dalam negeri dan
pemerintahan terganggu.
2. Gaya hidup mewah para khalifah. Kebiasaan pesta dan berfoya-
foya dikalangan istana, menjadi faktor penyebab rendahnya
moralitas mereka, disamping mengganggu keuangan Negara.
Contohnya, Khalifah Abdul Malik bin Marwan dikenal sebagai
seorang khalifah yang suka berfoya-foya dan memboroskan uang
Negara. Sifat sifat inilah yang tidak disukai masyarakat,
sehingga lambat laun mereka melakukan gerakan pemberontakan
untuk menggulingkan kekuasaan dinasti Bani Umayyah.
3. Tidak adanya ketentuan yang tegas mengenai sistem
pengangkatan khalifah. Hal ini berujung pada perebutan
kekuasaan diantara para calon khalifah.
4. Banyaknya gerakan pemberontakan selama masa-masa
pertengahan hingga akhir pemerintahan Bani Umayyah. Usaha
penumpasan para pemberontak menghabiskan daya dan dana
yang tidak sedikit, sehingga kekuatan Bani Umayyah
mengendur.
5. Pertentangan antara Arab Utara (Arab Mudhariyah) dan Arab
Selatan (Arab Himariyah) semakin meruncing, sehingga para
penguasa Bani Umayah mengalami kesulitan untuk
mempertahankan kesatuan dan persatuan serta keutuhan Negara.
6. Banyaknya tokoh agama yang kecewa dengan kebijaksanaan
para penguasa Bani Umayah, karena tidak didasari dengan
syari’at Islam.5
Akhirnya pada tahun 750 M, daulat Umayyah digulingkan Bani
Abbasiyah yang bersekutu dengan Abu Muslim Al-Khurasani.

5
Murodi ,sejarah kebudayaan islam,h.27-28

xiii
Marwan bin Muhammad, khalifah terakhir Bani Umayyah,
melarikan diri ke Mesir, ditangkap dan dibunuh di sana.6
Pada akhirnya daulat Bani Umayyah runtuh dan keruntuhannya
menjadi pelajaran bagi kaum muslimin. Barangkali di antara sebab-
sebabnya yang terpenting ialah dampak pembunuhan yang dilakukan
oleh Yazid ibn Muawiyyah terhadap al-Husein, cucu Rasulullah
Bahwa situasi sosial politik pada masa Ali ibn Abi Thalib dan
Muawiyyah tidak jauh berbeda. Karena pada masa kepemimpinan
mereka terjadi pemberontakan. Meski pemberontakan Muawiyyah
tidak sebanyak pada masa Ali. Yang membedakan antara keduanya
adalah system pemerintahannya, di mana khalifah Ali menggunakan
system demokrasi dan Muawiyyah menggunakan system kerajaan.
Bahwa pemberontakan-pemberontakan yang terjadi disebabkan
karena keinginan untuk memperoleh kekuasaan dalam pemerintahan.
Baik itu pada masa khalifah Ali maupun bani Umayyah. Selain itu
juga kurangnya persatuan antara umat islam itu dalam ukhuwah
islamiyah.7

6
Badri yatim,sejarah peradaban islam,h.48
7
Fatah syukur,sejarah peradaban islam,h.78

xiv
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dinasti umayyah diambil dari nama Umayyah Ibn ‘Abdi Syams
Ibn ‘Abdi Manaf, Dinasti ini sebenarnya mulai dirintis semenjak
masa kepemimpinan khalifah Utsman bin Affan namun baru
kemudian berhasil dideklarasikan dan mendapatkan pengakuan
kedaulatan oleh seluruh rakyat setelah khalifah Ali terbunuh dan
Hasan ibn Ali yang diangkat oleh kaum muslimin di Irak
menyerahkan kekuasaanya pada Muawiyah setelah melakukan
perundingan dan perjanjian. Bersatunya ummat muslim dalam satu
kepemimpinan pada masa itu
disebut dengan tahun jama’ah (‘Am al Jama’ah) tahun 41 H (661M).
Sistem pemerintahan Dinasti Bani Umayyah diadopsi dari
kerangka pemerintahan Persia dan Bizantium, dimana ia menghapus
system tradisional yang cenderung pada kesukuan. Pemilihan
khalifah di lakukan dengan sistem turun temurun atau kerajaan, hal
ini dimulai oleh Umayyah ketika menunjuk anaknya Yazid untuk
meneruskan pemerintahan yang dipimpinnya pada tahun 679 M.
Kemunduran dan kehancuran Dinasti Bani Umayyah
disebabkan oleh banyak faktor, dinataranya adalah: perebutan
kekuasaan antara keluarga kerajaan, konflik berkepanjagan dengan
golongan oposisi Syi’ah dan Khawarij, pertentangan etnis suku Arab
Utara dan suku Arab Selatan, ketidak cakapan para khalifah dalam
memimpin pemerintahan dan kecenderungan mereka yang hidup

xv
mewah, penggulingan oleh Bani Abbas yang didukung penuh oleh
Bani Hasyim, kaum Syi’ah, dan golongan Mawali.
Selain itu pembunuhan yang dilakukan oleh Yazid ibn
Muawiyyah terhadap al-Husein, cucu Rasulullah juga di anggap
menjadi salah satu foktor penyebab keruntuhan dinasti Bani
Umayyah.
Akhirnya pada tahun 750 M, daulat Umayyah digulingkan Bani
Abbasiyah yang bersekutu dengan Abu Muslim Al-Khurasani.
Marwan bin Muhammad, khalifah terakhir Bani Umayyah,
melarikan
diri ke Mesir, ditangkap dan dibunuh di sana. Dan dengan
terbunuhnya Marwan bin Muhammad maka berakhirlah masa
kekhalifahan dinasti bani Umayyah.

xvi
xvii
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Al-Usyairi
Samsul munir amin,Sejarah peradaban islam
Prof.DR.H.Samsul Nizar,M.Ag. Sejarah pendidikan islam
Murodi,sejara kebudayaan islam,h.26
Murodi ,sejarah kebudayaan islam,h.27-28
Badri yatim,sejarah peradaban islam,h.48
Fatah syukur,sejarah peradaban islam,h.78

xviii

Anda mungkin juga menyukai