Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

“PENDIDIKAN MASA UMAYYAH“

DOSEN PENGAMPU
ADE ARIANDI SAPUTRA, M.Pd.I

OLEH:

KELOMPOK 2

DEVY SRI REZKY


12011322409

LIDYA APRILIA
12011323144

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
1442 H / 2021 M
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr wb…

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah Sejarah Pendidikan Islam ini dengan lancar.
Shalawat serta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad saw.
yang menjauhkan kita dari jalan kegelapan hingga menuju jalan yang terang.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Sejarah
Pendidikan Islam Jurusan Pendidikan Geografi. Adapun makalah ini telah penulis
usahakan semaksimal mungkin.

Dengan ini penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari
kesempurnaan, karena kesempurnaan semata hanya milik Allah SWT, untuk itu
segala kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun penulis
nantikan.

Pekanbaru, 24 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah................................................. 3
B. Pendidikan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah ................................ 5
C. Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah........ 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................ 11
B. Saran................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan berakhirnya kekuasaan khalifah Ali ibn Abi Thalib, maka
lahirlah kekuasan bani Umayyah. Pada periode Ali dan Khalifah sebelumnya
pola kepemimpinan masih mengikuti keteladanan Nabi. Para khalifah dipilih
melalui proses musyawarah. Ketika mereka menghadapi kesulitan-kesulitan,
maka mereka mengambil kebijakan langsung melalui musyawarah dengan
para pembesar yang lainnya.
Hal ini berbeda dengan masa setelah khulafaur rasyidin atau masa
dinasti-dinasti yang berkembang sesudahnya, yang dimulai pada masa dinasti
bani Umayyah. Adapun bentuk pemerintahannya adalah berbentuk kerajaan,
kekuasaan bersifat feodal (penguasaan tanah/daerah/wilayah, atau turun
temurun. Untuk mempertahankan kekuasaan, khilafah berani bersikap
otoriter, adanya unsur kekerasan, diplomasi yang diiringi dengan tipu daya,
serta hilangnya musyawarah dalam pemilihan khilafah.
Umayyah berkuasa kurang lebih selama 91 tahun. Reformasi cukup
banyak terjadi, terkait pada bidang pengembangan dan kemajuan pendidikan
Islam. Perkembangan ilmu tidak hanya dalam bidang agama semata
melainkan juga dalam aspek teknologinya. Sementara sistem pendidikan
masih sama ketika Rasul dan khulafaur rasyidin, yaitu kuttab yang
pelaksanaannya berpusat di masjid.

B. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui tentang pendidikan Islam pada masa Bani Umayyah,
kita harus mengetahui beberapa masalah diantaranya:
1. Bagaimana Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah ?
2. Bagaimana Pendidikan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah?
3. Bagaimana Perkembangan Pendidikan Pada Masa Dinasti Umayyah?

1
C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan Bagaimana Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah;
2. Dapat menjelaskan Bagaimana Pendidikan Islam Pada Masa Dinasti
Umayyah;
3. Dapat menjelaskan Bagaimana Perkembangan Pendidikan Pada Masa
Dinasti Umayyah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah


Nama dinasti Umayyah dinisbatkan kepada Umayyoh bin Abd Syams
sebagai keturunan Abdu Manal. Ia adalah seorang tokoh penting ditengah
Quraisy pada mosa Jahiliyah. la dan pamannya Hasyim bin Abdu Manaf
selalu bertarung dalam memperebutkan kekuasaan dan kududukan.
Muawiyah adalah pendin dinasti Umayyah, ia merupakan putra dari Abu
Sufyan Ibn Harb Ibn Umayyah Ibn Abd Syam Ibn Adb Manal. Sebagai
keturunan Abd Manaf, Muawiyah mempunyai hubungan kekerabatan dengan
Nabi Muhammad saw, ia masuk Islam pada hari penakhlukan kota Mekkah
(Fatkhul Mekkah) bersama penduduk kota Mekkah lainnya. Ketika itu
Muawiyah berusia 23 tahun.1
Muawiyah diangkat menjadi anggota sidang penulis wahyu. Muawiyah
banyak meriwayatkan hadis baik langsung berasal dari Rasul atau dari
sahabat terkemuka maupundari saudera perempuannya, yaitu Habibah binti
Abu Sufyan (la salah seorang istri Rasulullah). Muawiyah dikenal sebagai
seorang pemimpin yang berkepribadian kuat, jujur serta ahli dalam bidang
politik. Hal inilah yang menyebabkan khalifah Umar suka dan sayang
kepadanya.
Keberhasilan yang dicapai Muawiyah, bukan hanya dari kemenangan
berdiplomasi yang terjadi pada Perang Shiffin serta terbunuhnya khalifah Al
ibn Abi Thalib, melainkan semenjak ia menjadi gubernur Suriah. Muawiyah
dikenal dengan gaya kepemimpinannya yang kuat menjadi landasan
kepemimpinan, politikus, serta profesional dalam mengatur administrasi
pemerintahan
Muawiyah memiliki "basis rasional yang solid bagi landasan
pembangunan politiknya dimasa depan, hal ini dikarenakan:2

1
Shafwan, Muhammad Hambal. 2014. Intisari Sejarah Pendidikan Islam. Solo:pustaka Arafah
2
Zuhairini, dkk. 2004. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

3
1. Dukungan yang kuat dari rakyat Suriah dan dan keluarga bani Umayyah
sendiri.
2. Sebagai seorang administrator Muawiyah sangat bijaksana dalam
menempatkan para pembantunya pada jabatan-jabatan penting.
3. Muawiyah men kemampuan menonjol sebagai negarawan sejati, bahikan
mencapai tingkat hilm" sifat tertinggi yang dimiliki oleh pembesar
Mekkah pada zaman dahulu.

Dinasti Umayyah berkuasa selama 91 tahun (414132 / 661-750 M).


Dengan 14 orang khalifah yang dimulai Umayyah ibn Abu Sufyan dan
diakhiri Marwan ibn Mohammad Adapun urutan khalifah dinasti Umayyah
adalah sebagai berikut:3
1. Muawiyah I bin Abi Sufyan (661-679 M)
2. Yazid I bin Muawiyah (679-683 M)
3. Muawiyah II bin Yazid (683 M)
4. Umar bin Abdul Aziz (717-719 M)
5. Ibrahim bin Al-Walid II (743-744 M)
6. Marwan I bin Hakam (683-684 M)
7. Abdul Malik bin Marwan (684-705 M)
8. Al-Walid I bin Abdul Malik (705-714 M)
9. Sulaiman bin Abdul Malik (714-717 M)
10. Yazid II bin Abdul Malik (719-723 M)
11. Hisyam bin Abdul Malik (723-742 M)
12. Al-Walid II bin Yazid II (742-743 M)
13. Yazid bin Walid bin Malik (743 M)
14. Marwan II bin Muhammad (744-750 M)

Para sejarawan umumnya sependapat bahwa para khalifah terbesar dari


daulah Bani Umayyah ialah Muawiyah, Abdul Malik, dan Umar bin Abdul
Aziz.

3
Susanto, A. 2010. Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah

4
Pada awalnya pemerintahan dinasti Umayyah bersifat demokrasi lalu
berubah menjadi feodal atau kerajaan Pusat pemerintahannya bertempat di
kota Damaskus, hal ini dimaksudkan agar lebih mudah dalam memerintah,
karena Muawiyah sudah begitu lama memegang kekuasaan diwilayah
tersebut.

B. Pendidikan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah


Periode dinasti Umayyah merupakan masa inkubasi. Pada masa ini
peletakan dasar-dasar dari kemajuan pendidikan dimunculkan. Intelektual
muslim berkembang pada masa ini.4
1. Pola Pendidikan
Pada masa dinasti Umayyah pola pendidikan bersifatdesentralisasi,
tidak memiliki tingkatan dan standar umum. Kajian keilmuan yang ada
pada periode ini berpusat di Damaskus, Kuffah, Mekkah, Madinah, Mesir,
Cordova dan beberapa kota lainnya. Diantara ilmu-ilmu yang
dikembangkannya, yaitu: kedokteran, filsafat, astronomi atau
perbintangan, ilmu pasti, ilmu sastra dan seni.
Sebenarnya apa yang terjadi dalam dunia pendidikan saat in sudah ada
pada formatnya di masa khulafaur rasyidin dan Umayyah. Hal ini terlihat
pada pola pengajaran dengan sistem kuttab, tempat anak-anak belajar
membaca dan menulis al-Qur'an serta ilmu agama Islam lainnya. Sistem
dengan pola in bertempat di rumah guru, istana dan masjid.
Dalam memberikan pelajaran dengan sistem kuttab pada masa
khulafaur rasyidin gurunya tidak dibayar, akan tetapi pada masa dinasti
Umayyah lain lagi ceritanya. Pada periode in berbagai macam kemajuan
telah diperoleh, termasuk dalam bidang perekonomian.
Ada di antara penguasa yang membayar atau menggaj guru untuk
mengajar putranya bhkani disediakan tempat mukim untuk guru di dalam
istana, DI samping itu masih ada juga yang melaksanakan pendidikan
dengan cara tama, yaitu belajar di pekarangan sekitar masjid, terutama ini
terjadi di kalangan siswa yang berlatar belakang ekonomi lemah Untuk

4
Yunus, Mahmud. 1992. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Hidakarya Agung

5
model yang seperti ini, guru tidak dibayar melainkan hanya diberi
penghargaan oleh masyarakat selotar. Adapun materi ajar yang diberikan
adalah baca tulis yang secara umum diambil dari syair atau sastra Arab.
Adapun bentuk pendidikan pada dinasti Umayyah di antaranya:5
a. Pendidikan istana, pendidikan tidak hanya pengajaran tingkat rendah,
tetapi lanjut pada pengajaran tingkat tinggi sebagaimana halaqah,
masjid, dan madrasah. Guru istana dinamakan dengan Muaddib. Tujuan
pendidikan istana bukan saja mengajarkan ilmu pengetahuan, bahkan
Muaddib harus mendidik kecerdasan, hati dan jasmani anak
sebagaimana ungkapan Abdul Malik ibn Marwan sebagai berikut:
"Ajarkan kepada anak-anak itu berkata benar sebagaimana kau ajarkan
al-Qur'an. Jauhkan anak-anak itu dari pergaulan orang-orang buruk
budi, karena mereka amat jahat dan kurang adab. Jauhkan anak-anak itu
dari pemalu, karena pemalu itu merusak mereka. Gunting rambut
mereka supay tebal kuduknya. Beri makan mereka dengan daging
supaya lebih kuat tubuhnya. Ajarkan syair kepada mereka supaya
mereka menjadi orang yang besar dan berani. Suruh mereka menyikat
gigi dan minum air dengan menghirup perlahan-lahan bukan dengan
bersuara, (seperti hewan). Kalau engkau hendak mengajarkan adab
kepada mereka hendaklah dengan tertutup tiada diketahui seorang pun."
b. Nasihat pembesar kepada Muaddib. Sebagaimana pembesar Hisyam ibn
Abdul Malik kepada guru anaknya Sulaiman al-Kalby.
c. Badiah. Yaitu dusun badui di Padang Sahara yang masih fasih bahasa
Arabrya dan murmi sesuai dengan kaidah bahasa Arab Akibat dari
Arabiasi ini muncullah ilmu qawa'id dan cabang ilmu lainnya untuk
mempelajari bahasa Arab.
d. Perpustakaan. Al Hakam ibn Nasir (350 H/ 961 M) mendirikan
perpustakaan yang besar di Qurtubah (Cordova).
e. Bamaristan, adalah rumah sakit tempat berobat dan merawat orang serta
tempat studi kedokteran).

5
Nizar, Samsul. 2009. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana

6
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pola pendidikan pada
masa dinasti Umayyah ini telah berkembang jika dilihat dari aspek
pengajarannya, meskipun sistemnya masih sama seperti pada masa Nabi
dan khulafaur rasyidin. Pada masa ini peradaban Islam sudah bersifat
Internasional yang meliputi tiga benua, yaitu sebagan Eropa, sebagian
Afrika dan sebagian besar Asia yang kesemuanya itu dipersatukan dengan
bahasa Arab sebagai bahasa Resmi Negara.
Sedangkan pemikiran pendidikan Islam pada masa dinasti Umayyah
tampak dalam bentuk nasihat-nasihat khalifah kepada pendidik anak-
anaknya, yang memenuhi buku-buku sastra, yang menunjukan bagaimana
teguhnya mereka berpegang pada tradisi Arab dan Islam. 6

2. Pusat Pendidikan
Pusat pendidikan pada masa dinasti Umayyah bukan hanya di
Madinah saja, tetapi sudah tersebar di kota-kota besar antara lain sebagai
berikut: Di kota Mekkah dan Madinah (Hijaz), di kota Basrah dan Kufah
(Irak), di kota Damsyik dan Palestina (Syam), di kota Fistat (Mesir).
a. Madrasah Mekkah
Guru yang mengajar di Mekkah, sesudah penduduk Mekkah
takhluk, ialah Mu'az bin Jabal lalah yang mengajarkan al-Qur'an dan
mana yang halal dan mana yang haram dalam Islam. Pada masa
khalifah Abdul Malik bin marwan Abdullah bin Abbas pergi ke
Mekkah lalu mengajar di Masjidil Haram. la mengajarkan tafsir, fiqih
dan sastra. Abdullah bin Abbas lah pembangun madrasah Mekkah,
yang termasyur seluruh negara Islam.

b. Madrasah Madinah
Madrasah Madinah lebih termasyur dan lebih dalam Ilmuannya,
karena disanalali tempat khalifah Abu Bakar, Umar, dan Utsman, Di
sana banyak tinggal sahabat-sahabat Nabi saw. Yang selalu bekerja

6
Zuhairini, dkk. 2004. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

7
menjadi guru dan mengajarkan agama Islam ialah Zaid bin Sabit dan
Abdullah bin Umar

c. Madrasah Basrah
Ulama sahabat yang termasyur di Basrah ialah Abu Musa Al-
Asy'an dan Anas bin Malik Abu Musa Al-Asy'ari adalah ahli fiqih dan
hadis, serta ahli qur'an. Sedangkan Anas bin Malik lebih termasyhur
dalam ilmu hadis. Kemudian madrasah Basrah melahirkan Al-Hasan
Basry dan Ibru Sirn pada masa Umaayyab al-Hasan Basry adalah ulama
besar, berbudi tinggi, saleh serta fasih lidahnya.

d. Madrasah Kufah
Ulama sahabat yang tinggah di Kufah ialah Ali bin Abi Thalib dan
Abdullah bin Mas'ud. Al bin Abi Thalib mengutus masalah politik dan
urusan pemenntahan, sedangkan Abdullah bin Masud sebagai quru
aparma. Ibnu Mas'ud adalah utusan resmi khalifah Umar untuk menjadi
guru agama di kufah.

e. Madrasah Damsyik
Khalifah Umar mengirimkan tiga orang guru agama ke negeri
Syam, vatu: Musz bin Jabal Ubadah dan Abu Dardak Madrasah
melahirkan imam penduduk Syam, vaitu Abdurrahman Al-Auza' yang
sederajat ilmunya dengan Imam Malik dan Abu Hanifah.

f. Madrasah Fistat
Sahabat yang mula-mula mendirikan madrasah dan menjadi guru
di Mesir adalah Abdullah bin Amr bin Al-As. Ia adalah seorang ahli
hadis. la tidak hanya menghafal hadis-hadis yang didengarnya dari Nabi
melainkan juga menuliskannya dalam catatan, sehingga ia tidak lupa
atai khilaf dalam meriwayatkan hadis-hadis itu kepada murid muridnya.

C. Perkembangan Pendidikan Islam Pada Dinasti Umayyah


Dinasti Umayyah meneruskan tradisi kemajuan dalam berbagai bidang
yang telah dilakukan pada masa kekuasaan sebelumnya, yaitu masa

8
kekuasaan khulafaur rasyidin. Dalam bidang peradaban dinasti Umayyah
telah menemukan jalan yang lebih luas ke arah pengembangan dan perluasan
berbagai bidang ilmu pengetahuan, dengan bahasa Arab sebagai media
utamanya.
Adapun faktor yang mendorong perkembangan pendidikan Islam pada
masa ini ialah, adanya dukungan dan penguasa, menyababkan pendidikan
Islam maju dengan cepat karena penguasa sangat mencintai ilmu pengetahuan
dan berwawasan jauh kedepan.
Menurut Jurji Zaidan (George Zaidan) beberapa kemajuan dalam bidang
pengembangan ilmu pengetahuan antara lain sebaga berikut:7
1. Pengembangan Bahasa Arab
Para Penguasa dinasti Umayyah telah menjadikan Islam sebagai
daulah (negara), kemudian dikuatkannya dan dikembangkanlah bahasa
Arab dalam wilayah kerajaan Islam Upaya tersebut dilakukan dengan
menjadikan bhasa Arab sebagai bahasa resmi dalam tata usaha negara dan
pemerintahan

2. Marbad Kota Pusat Kegiatan Ilmu


Dinasti Umayyah juga mendirikan kota kecil sebagai pusat kegiatan
mu pengetahuan dan kebudayaan. Di kota Marbad inilah berkumpul para
pujangga, filsul, ularna, penyair, dan cendekiawan lainnya, sehungua kota
ini diben gelar ukadz-nya Islam.

3. Ilmu Agama
Yang termasuk dalam ilmu agama yaitu, al Qur'an, baik itu
mengenai ilmu qıraat maupun ilmu tafsir al-Quran Hadis, ketika kaum
muslimin telah berusaha memaluant al-Qur'an, ternyata ada satu hal yang
juga sangat mereka butuhkan yaitu ucapan Nabi yang disebut hadis. Fiqih,
para penguasa sangat membutuhkan adanya peraturan peraturan untuk
menjadi pedoman dalam menyelesaikan berbagai masalah. Mereka
kembali kepada al-Qur'an dan hadis dan mengeluarkan syariat dari kedua
sumber tersebut.

7
Amin, Samsul Munir. 2010. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah

9
4. Ilmu Pengetahuan Bidang Bahasa
Yaitu segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahwu, saraf dan
lainnya. Pada masa dinasti Umayyah karena wilayah berkembang secara
luas, khususnya ke wilayah di luar Arab maka ilmu nahwu sangatlah
dibutuhkan

5. Ilmu Sejarah (tarikh) dan geografis (jughrafi)


Yaitu segala ilmu yang membahas tentang penalana hidup kisah dan
riwayat. Adanya pengembangan dakwah Islam ke daerah-daerah baru yang
luas dan jauh menimbulkan gairah untuk mengarang timu sejarah dan ilmu
geografi.

6. Bidang Filsafat
Yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing,
seperti ilmu mantiq, kimia, astronomi, almu hitung dan ilmu yang
berhubungan dengan itu, serta ilmu kedokteran Demikian berbagai ilmu
pengetahuan yang terjadi pada masa pemerintahan dinasti Bani Umayyah.
Kekuasaan dinasti Bani Umayyah mengalami kehancuran pada masa
kepemimpinan khalifah Walid bin Yazid karena terjadinya peperangan
yang dilakukan oleh Bani Abbas yang terjadi pada tahun 132. H/ 750M.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Muawiyyah bin Abu Sufyan merupakan khalifah pertama dinasti Bani
Umayyah. Ta dikenal sebagai seorang politikus yang handal dan banyak
melakukan kebijakan baru terhadap sistem pemerintahan Islami setelah
pemerintahan khulafaur rasyidin.Dinasti Umayyah berkuasa selama 91 tahun
(41-132 1/ 661-750 M). Dengan 14 orang khalifah yang dimulai Umayyah
ibn Abu Sufyan dan diakhiri Marwan ibn Muhammad,
Pada masa dinasti Umayyah pola pendidikan bersifat desentralisasi tidak
memiliki tingkatan dan standar umum Kajian keilmuan yang ada pada
periode ini berpusat di Damaskus, Kuffah, Mekkah, Madinah, Mesir,
Cordova dan beberapa kota lainnya.
Menurut Jurji Zaidan (George Zaidan) beberapa kemajuan dalam bidang
pengembangan ilmu pengetahuan antara lain sebagai berikut; Pengembangan
Bahasa Arab Marbad Kota Pusat Kegiatan Imu, Ilmu Agama, Ilmu
Pengetahuan Bidang Bahasa, Ilmu Sejarah (tarikh) dan geografis (jughrafi),
Bidang Filsafat dan Ilmu Kedokteran.
Dernikian berbagai ilmu pengetahuan yang terjadi pada masa
pemerintahan dinasti Bani Umayyah. Kekuasaan dinasti Bani Umayyah
mengalami kehancuran pada masa kepemimpinan khalifah Walid Bin Yazıd
karena terjadinya peperangan yang dilakukan oleh Bani Abbas yang terjadi
padatahun 132 H/ 750 M.

B. Saran
Diharapkan setelah mempelajari dan memahami makalah ini, mahasiswa
dapat mengamalkan dengan baik, dan mahasiswa dapat mengembangkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Kami sebagai kelompok penyusun makalah
meminta saran dan kritik pembaca, karena kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir. 2010. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah

Nizar, Samsul. 2009. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana

Shafwan, Muhammad Hambal. 2014. Intisari Sejarah Pendidikan Islam.


Solo:pustaka Arafah

Susanto, A. 2010. Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah

Yunus, Mahmud. 1992. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Hidakarya Agung

Zuhairini, dkk. 2004. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

12

Anda mungkin juga menyukai