Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERADABAN ISLAM PADA MASA DINASTI UMAYYAH DI


WILAYAH DAMASKUS DAN ANDALUSIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu: Ziyana Dhurrotul Ainiyah M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 4 PAI A-3

1. Khotimatus Sa’adah (2211013)


2. Dewi Purwani (2211010)
3. Wahono Dwi Cahyono (2211030)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ TUBAN
2023/2024

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, segenap puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT atas karunia-Nya yang tak terhingga sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
Sahabat, Keluarga, dan seluruh umat-Nya. Penyusunan makalah dengan judul “Peradaban
Islam Pada Masa Dinasti Umayyah di Damaskus dan Andalusia” ini kami menyadari
banyak memperoleh bantuan, baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, kami menyampaikan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada Ibu Ziana Dhurrotul
Ainiyah M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam menyadari
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi materi maupun
penyajiannya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran membangun. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi pembaca dan penulisnya.

Tuban,08 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB I: PENDAHULUAN..............................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan Masalah..................................................................................................1

BAB II: PEMBAHASAN...............................................................................................2

A. Latar Belakang Berdirinya Dinasti Umayyah....................................................2


B. Perkembangan Islam pada Masa Dinasti Umayyah di Wilayah Damaskus ......3
C. Perkembangan Islam pada Masa Dinasti Umayyah di Wilayah Andalusia.......4
D. Faktor-faktor penyebab keruntuhan Dinasti Umayyah......................................7

BAB III: PENUTUP....................................................................................................................10

A. Kesimpulan.......................................................................................................10
B. Saran.................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Peradaban Islam pada masa dinasti Umayyah di Damaskus dan Andalusia
merujuk pada masa kekuasaan dinasti Umayyah di wilayah Damaskus dan Andalusia.
Dinasti Umayyah adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa khulafaur rasyidin
yang memerintah dari 661-750 M di jazirah Arab yang berpusat di Damaskus.
Sementara itu, Andalusia terbagi menjadi enam periode, dimulai dari kepemimpinan
Bani Umayyah di Damaskus, lalu periode ke-Emiran, dan pada periode inilah awal
kejayaan umat Islam di Andalusia. Pada masa ini, Abdurrahman Ad-Dakhil
memimpin Andalusia dan berhasil memasuki Cordova, Ibukota Andalusia pada masa
itu.
Peradaban Islam pada masa dinasti Umayyah di Damaskus dan Andalusia
mencakup kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, arsitektur, ilmu filsafat,
dan perekonomian. Islam di Andalusia merupakan peradaban penting yang menyaingi
Baghdad di Timur. Islam ketika itu menjadi guru bagi Bangsa Eropa karena orang
Eropa Kristen banyak belajar di Andalusia. Kemajuan Eropa yang hingga saat ini
masih terus berkembang lebih maju pada hakikatnya tidak terlepas dari peranan kaum
Muslimin ketika masih berada di Andalusia

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang berdirinya Dinasti Umayyah?
2. Bagaimana perkembangan islam pada masa Dinasti Umayyah di Wilayah
Damaskus?
3. Bagaimana perkembangan islam pada masa Dinasti Umayyah di Wilayah
Damaskus?
4. Apa saja faktor yang menyebabkan keruntuhan Dinasti Umayyah.?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui latar belakang berdirinya dinasti Umannyah.
2. Untuk mengetahui perkembangan islam pada masa Dinasti Umayyah di
Wilayah Damaskus.
3. Untuk mengetahui perkembangan islam pada masa Dinasti Umayyah di
Wilayah Andalusia.
1
4. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan keruntuhan dinasti Umayyah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Berdirinya Dinasti Umayyah


Dinasti Umayyah didirikan oleh Mu’awiyah yang merupakan putra dari
Abu Sufyan ibn Harb ibn Umayyah ibn Abdu Syam ibn Abdu Manaf. Mu’awiyah
memiliki hubungan kekerabatan dengan Nabi Muhammad SAW. yang mana
nasabnya bertemu pada Abdu Manaf. Ia masuk islam pada hari penaklukan kota
Makkah( Fathul Makkah ) dengan Penduduk lainya. Ketika itu Muawiyyah
berusia 23 Tahun. (Nizar, 2009 : 56)
Dinasti Umayyah pernah dipimpin oleh 14 orang Kholifah, Dimulai dari
Umayyah ibn Abu Sufyan dan diakhiri oleh Marwan ibn Muhammad. Dinasti
Umayyah berkuasa selama 91 tahun (41-132 H/661-750 M). Pada awalnya
pemerintahan Bani Umayyah bersifat demokrasi lalu berubah menjadi feodal atau
kerajaan,dan Damaskus menjadi Pusat pemerintahannya, hal ini di maksudkan
agar lebih mudah dalam memerintah, karena Muawiyyah sudah begitu lama
memegang kekuasaan di wilayah tersebut serta ekspansi teritorial sudah begitu
luas. (Syalabi, 1982: 30-31)
Mu'awiyah berhasil mendirikan Dinasti Umayyah karena faktor-faktor
penting. Pertama, dukungan kuat dari rakyat Suriah dan keluarga Bani Umayyah
sendiri, yang memiliki pasukan yang kuat dan disiplin. Mereka juga disokong oleh
kelompok bangsawan kaya Mekah dari keturunan Umayyah. Sumber daya alam
yang berlimpah di Suriah dan Mesir yang berhasil dirampas juga meningkatkan
kemakmuran mereka.
Kedua, sebagai seorang administrator, Mu'awiyah bijaksana dalam
penempatan pembantunya di jabatan penting. Orang-orang seperti Amr bin Ash,
Mughirah bin Syu'bah, dan Jahj bin Abihi memiliki akses yang kuat dalam
membantu membangun politiknya.
Ketiga, Mu'awiyah adalah seorang negarawan yang bijaksana dan
memiliki kemampuan "hilm," yang memungkinkannya mengambil keputusan
yang tepat bahkan di bawah tekanan dan intimidasi. Keputusannya untuk
mengatur suksesi dengan memaklumkan jabatan khalifah secara turun-temurun
2
menegaskan wibawa pemerintahan dan menjaga integritas kekuasaan di masa
yang akan datang. (Amin, 2019: 118-121)
Secara keseluruhan, Mu'awiyah berhasil mendirikan Dinasti Umayyah
karena dukungan kuat, kemampuan administrasi yang baik, dan kebijaksanaan
dalam mengelola negara serta suksesi yang damai untuk memastikan stabilitas
politik di masa depan.

B. Perkembangan Islam pada Masa Dinasti Umayyah di Wilayah Damaskus


Dalam sejarah perkembangan Islam, terdapat dua aspek penting yang
membawa perubahan signifikan dalam tulisan dan penulisan tradisi Islam, yaitu
penyempurnaan tulisan Alquran dan sistematisasi penulisan hadits. Sejarah ini
mencerminkan upaya besar dalam melestarikan dan mengorganisasi warisan
agama Islam, serta memastikan akurasi dan keberlanjutan ajaran Nabi Muhammad
SAW.
Masa penyempurnaan tulisan Al-qur’an dan penulisan hadits ini terjadi saat
pemerintahan bani umayyah berada di Damaskus atau bisa juga disebut pada masa
Umayyah Timur.
1. Penyempurnaan Tulisan Al-qur’an
Al-Qur’an dimodifikasi pada zaman Abu Bakar dan Utsman Bin Affan ditulis
tanpa titik (sehingga tidak dapat dibedakan antara huruf fa’ dengan huruf qaf
atau huruf ba’ dengan huruf ta’, dan huruf tsa, serta tidak menggunakan baris
sehingga tidak dapat dibedakan antara dhommah yang u, fathah yang berbunyi
a, dan kasroh yang berbunyi i.
Al-Qur’an yang telah dimodifikasi pada zaman Abu bakar dan Utsman bin
Affan ditulis tanpa titik (sehingga tidak dapat dibedakan antara huruf fa’
dengan huruf qaf atau huruf ba’ dengan huruf ta’ dan huruf tsa’ serta tidak
menggunakan harokat sehingga tidak dapat dibedakan antara Dhommah yang
berbunyi u, Fathah yang berbunyi a, dan kasroh yang berbunyi i). (Mubarok:
102)
Menurut salah satu, ulama pertama yang memberikan baris dan titik pada
huruf-huruf Al-Qur’an adalah Hasan Al-bashri (642 -728 M) atas perintah
Abdul Malik bin Marwan (yang menjadi khalifah antara 685 -705 M). Abdul
Malik bin Marwan menginstruksikan kepada Al-hajjaj untuk
menyempurnakan tulisan Al-Qur’an. Al-hajjaj meminta Hasan Al-Basri untuk
3
menyempurnakannya, dan Hasan Al Basri dibantu oleh Yahya ibn Ya’mura
(murid Abu Aswad Ad-Duwali) dalam riwayat lain dikatakan bahwa yang
pertama membuat baris dan titik pada huruf-huruf Alquran adalah Abu Al-
Aswad Ad-Duwali.
2. Penulisan Hadits
Umar Ibn Abd Aziz adalah kholifah yang mempelopori penulisan (tadwin)
hadits. Beliau memerintahkan kepada Abu Bakar Ibn Muhammad Ibn Amr Ibn
Hajm (120 H.), gubernur Madinah, untuk menuliskan hadits yang ada dalam
hafalan-hafalan penghafal hadits. Umar Ibn Abd Aziz menulis surat sebagai
berikut:
“Periksalah hadits Nabi Muhammad SAW., dan tuliskanlah karena
aku khawatir bahwa ilmu (hadits) akan leniap dengan meninggalnya
ulama’ dan tolaklah hadits, selain dari Nabi Muhammad SAW.,
hendaklah hadits disebarkan dan diajarkan dalam majelis-majelis
sehingga orang-orang yang tidak mengetahui menjadi mengetahuinya
sesungguhnya hadis itu tidak akan rusak sehingga disembunyikan
(oleh ahlinya).”

Atas perintah khalifah, pengumpulan hadis dilakukan oleh ulama.


diantaranya adalah Abu Bakar Muhammad Ibn Muslim Ibn Ubaidillah Ibn
Syihab Az-Zuhri (guru imam Malik). Akan tetapi buku hadis yang
dikumpulkan oleh imam Az-Zuhri tidak diketahui dan tidak sampai kepada
kita. Dalam sejarah tercatat bahwa ulama yang pertama membukukan hadis
adalah imam Az-zuhri. (Mubarok: 102)

C. Perkembangan Islam pada Masa Dinasti Umayyah di Wilayah Andalusia


Masuknya Islam di Spanyol pada sekitar permulaan abad ke-8 masehi
telah membuka cakrawala baru dalam sejarah Islam titik dalam rentang waktu
selama kurang lebih 7 setengah abad umat Islam di Spanyol telah mencapai
kemajuan yang besar baik di bidang ilmu pengetahuan maupun kebudayaan.
Berbagai disiplin ilmu berkembang pesat pada masa itu. Hal ini ditandai dengan
banyaknya bermunculan figur figur ilmuwan yang cemerlang di bidangnya
masing-masing dan sampai sekarang, buah pikiran mereka menjadi bahan rujukan
para akademisi, baik di barat maupun di Timur.
4
Kemajuan peradaban di Spanyol Islam pada saat ini berimbas pada
bangkitnya Renaisans dunia barat pada abad pertengahan sehingga dapat
dikatakan bahwa Arab Spanyol adalah guru bagi Eropa dan universitas Cordova
dengan Sevilla berfungsi sebagai sumber asli kebudayaan Arab, non-arab, muslim,
Kristen, Yahudi, dan agama lain sampai beberapa abad kemudian (Yusuf Syu’aib,
1985: 78). Cordova sebagai ibukota Spanyol merupakan pusat peradaban islam
yang tinggi dan dapat menyamai kemasyhuran Baghdad di timur dan Kairo di
Mesir. Mengapa demikian? Sebab, pada saat islam mengalami kemajuan
peradaban yang magumkan, keadaan Eropa masih sangat terbelakang dan diliputi
kegelapan, serta kebodohan (Harun Nasution, 1995: 101).
Berikut ini adalah kemajuan Islam Spanyol dalam lapangan ilmu
pengetahuan dan kebudayaan yang mana banyak sejarawan yang berpendapat
bahwa supremasi Islam tersebut sangat berpengaruh terhadap kemajuan Eropa
bukan saja pada masa Renaisans melainkan sampai abad ini. Berikut ini adalah
uraiannya.
1. Filsafat
Pada abad ke-9 M, Spanyol Islam memulai perkembangan ilmu
pengetahuan dan filsafat. Ini dimulai dengan tokoh seperti Muhammad Ibn
Abd Ar-Rohman, dan berlanjut di bawah pemerintahan Al Hakam (961-976
M). Mereka mengimpor banyak karya ilmiah dan filosofis dari Timur,
menjadikan Spanyol Islam pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang
sejajar dengan Baghdad. Ini melahirkan filosof terkenal seperti Ibnu Baja, Al
Farabi, Ibnu Sina, dan Abu Bakar bin Thufail yang memberikan kontribusi
dalam berbagai aspek ilmu pengetahuan dan filsafat. Tokoh lain yang mencuat
pada masa itu termasuk Ibnu Maimun, Ibnu Arabi, Sulaiman bin Yahya, dan
Ibnu Rus, yang juga dikenal sebagai ahli fiqih. Kontribusi mereka terus
memengaruhi struktur ilmu pengetahuan dan filsafat hingga saat ini.
2. Sains
Spanyol Islam memiliki sejumlah tokoh terkemuka dalam berbagai
bidang ilmu. Dalam matematika dan teknik, ada Ibn Sina, Ibn Saffat, dan Al-
Kimmy. Ar-Razi berperan penting di fisika dan kimia. Abbas Ibn Farmas
dikenal sebagai penemu pembuatan kaca, sementara Ibrahim Ibn Yahya An-
Naqqosh memiliki kemampuan menentukan waktu gerhana matahari. Selain
itu, Spanyol Islam juga mencetak ahli seperti Zahrawi di kedokteran, yang
5
berkontribusi dalam penemuan pengobatan lemah syahwat dan teknik
pembedahan lainnya.
3. Bahasa Sastra dan Musik
Penggunaan Bahasa Arab yang kaya dalam sastra dan tata bahasanya
telah memicu minat yang besar di kalangan masyarakat Spanyol. Ini terbukti
dengan pengakuan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi, bahasa pengantar,
bahasa ilmu pengetahuan, dan administrasi. Sebagai akibat dari ini, banyak
tokoh dan pakar muncul di bidang bahasa dan sastra, seperti Al-Qali dengan
karyanya Al-kitab ,Al-Bari fi Al-Luqoh, serta Az-Zubaidy yang merupakan
ahli tata bahasa dan filolog terkemuka.
Di bidang seni, perkembangan yang signifikan terlihat dalam pendirian
sekolah musik di Cordova oleh Zaryab, seorang artis terkenal pada zamannya,
yang belajar di sekolah musik Ishak Al-Mausuli dari Baghdad. Sekolah ini
kemudian menjadi model bagi sekolah musik lain yang muncul di berbagai
kota seperti Villa, Toledo, Valencia, dan Granada.
4. Sejarah dan Geografi
Wilayah Islam Spanyol, terutama di bagian barat, telah melahirkan
sejumlah penulis terkenal di bidang sejarah dan geografi. Contohnya adalah
Ibn Zubair dari Valencia, yang secara mendalam mengulas sejarah negeri-
negeri muslim di wilayah Mediterania dan Sisilia. Selanjutnya, Ibn Al-Khathib
(1317-1375 M.) menciptakan catatan sejarah yang krusial mengenai Granada,
sementara Ibn Khaldun dari Tunis dikenal sebagai perumus filsafat sejarah.
Yang menarik, para sejarawan ini awalnya berasal dari Spanyol sebelum
akhirnya pindah ke Afrika, menunjukkan keragaman perjalanan intelektual
mereka (Bernald Speler, 1960: 112).
Sebuah contoh lain yang memikat dalam bidang ini adalah Tarikh
Iftitah Al-Andalus, sebuah karya monumental yang ditulis oleh Ibnu Qutyah
(W. 977 M.), yang lahir dan tumbuh besar di Cordova. Di samping itu,
warisan sejarah tetap relevan melalui karya Ibnu Hayyan, seperti Al-Mugrabis
fi Tarikh Ar-Rizal Al-Andalus (Philip K. Hitti, 1974: 565). Semua ini
mencerminkan bagaimana warisan intelektual Spanyol Islam di bidang sejarah
dan geografi tetap hidup dan berpengaruh dalam memahami sejarah wilayah
tersebut.
5. Fiqh
6
Umat Islam Spanyol dikenal sebagai penganut madzhab Maliki, yang
diperkenalkan oleh Ziyad Ibn Abd Rahman dan kemudian dikembangkan oleh
Ibn Yahya, yang menjabat sebagai Qadi pada masa Hisyam Ibn Abd Rahman.
Pada masa itu, terdapat fuqaha terkenal seperti Abu Baki, Ibn Al-Qutiyah,
Munzir, Ibn Said Al-Batuthi, dan Ibn Hazim (Badri Yatim, 19: 1043). Salah
satu karya monumental dalam bidang hukum Islam yang masih menjadi
rujukan hingga saat ini, terutama di Indonesia, adalah Bidayatul Mujtahid,
yang ditulis oleh Ibnu Rusyd, seorang filsuf dan ahli hukum Islam asal
Spanyol.
6. Kemajuan Pembangunan Fisik
Pada masa kejayaan umat Islam di Spanyol, terjadi kemajuan pesat
dalam bidang intelektual, namun ini tidak menghentikan perhatian terhadap
pembangunan fisik. Umat Islam Spanyol mengembangkan fasilitas-fasilitas
seperti perpustakaan yang jumlahnya melimpah, infrastruktur seperti
pertanian, jembatan-jembatan air, irigasi, roda air, dan lainnya. Selain itu,
mereka membangun istana-istana yang megah, masjid besar, pemandian
umum, dan taman-taman yang semuanya tertata dengan rapi di dalam kota
(Abd Rochim, 1983: 113).
Philip K. Hitti mencatat bahwa Cordova memiliki 700 masjid dan 300
pemandian umum, sementara istana Raja Az-Zahra memiliki 400 ruangan
yang megah. Salah satu contoh kemegahan adalah istana Al-Hamra dengan
arsitektur canggih, yang dirancang oleh arsitek terkemuka dunia. Semua
pembangunan fisik ini merupakan bukti konkret dari kemajuan yang didukung
oleh kerja sama para intelektual dan dukungan pemerintah, kemampuan
ekonomi yang kuat, semangat keberagamaan, dan persaudaraan yang erat
dalam masyarakat Islam Spanyol pada masa tersebut.
D. Faktor-faktor penyebab keruntuhan Dinasti Umayyah
Sebuah kebudayaan, seperti juga kekuasaan sebuah imperium, mengalami
pasang surut alamiah yang merupakan hukum alam. Kekuasaan Islam di Spanyol
telah memberikan kontribusi berharga bagi peradaban dunia, tetapi akhirnya
mengalami kemunduran yang tragis karena beberapa faktor, yaitu:
1. Munculnya Kholifah-Kholifah yang lemah
Masa keemasan Islam di Spanyol diawali oleh Abd. Rahman III
dan putranya, Hakam, yang memimpin pada periode stabilitas politik dan
7
ekonomi. Namun, setelah Hisyam II, yang masih sangat muda,
menggantikan Hakam II, stabilitas terganggu. Pemerintahan diambil alih
oleh ibunya dengan bantuan Hajib Al-Mansur yang ambisius. Sejak itu,
khalifah hanya menjadi boneka. Setelah Al-Mansur, ketidakstabilan
muncul dengan penggantinya, Abd. Rahman, yang tidak disukai rakyat,
dan ini mengawali kemunduran negara.
2. Konflik antara Islam dan Kristen
Setelah penaklukan Spanyol oleh para penguasa muslim, mereka
tidak menerapkan Islamisasi sepenuhnya. Penduduk Spanyol dibiarkan
mempertahankan agama, hukum, dan tradisi mereka, dengan kewajiban
membayar upeti. Namun, kebijakan ini akhirnya memicu perlawanan
penduduk Spanyol terhadap penguasa Islam. Konflik antara Islam dan
Kristen terus berlanjut hingga akhirnya kekuasaan Islam runtuh. Orang
Kristen selalu merasa terancam oleh kehadiran umat Islam, dan ketika
kekuasaan Islam melemah, kota-kota yang sebelumnya dikuasai oleh Islam
mulai jatuh ke tangan orang Kristen.
3. Munculnya Muluk Ath-Thawaif
Munculnya dinasti-dinasti kecil, yang dikenal sebagai Muluk Ath-
Thawaif, di Spanyol pada masa itu menjadi tanda kemunduran politik
Islam di wilayah tersebut. Kekuasaan terpecah-pecah dan melemah,
membuka peluang bagi penguasa provinsi pusat dan orang-orang Kristen
untuk mempertahankan eksistensinya. Para penguasa dinasti tersebut
bahkan meminta bantuan dari orang-orang Kristen. Pada tahun 1080 M,
kerajaan Kristen di bawah Al-Fonso berhasil merebut Toledo dan beberapa
kota penting lainnya. Pada tahun 1212 M, koalisi raja-raja Kristen
menaklukan Las Navas De Tolosa, yang mengakibatkan penarikan diri
Dinasti Al-Muwahiddin. Akhirnya, pada tahun 1492, wilayah Islam di
Spanyol jatuh ke tangan orang Kristen.
Setelah penaklukan Granada, nasib orang-orang Islam di Spanyol semakin
sulit. Pakaian Arab,bahasa arab dan praktik Islam dilarang secara luas di
seluruh wilayah Spanyol, mencerminkan akhir dari keberadaan Islam di
Spanyol.
4. Kemerosotan Ekonomi

8
Pada periode kedua masa Islam di Spanyol, penguasa-penguasa
fokus pada pembangunan fisik dengan mendirikan bangunan-bangunan
mewah dan monumen yang mengesankan. Begitu juga, mereka memberi
penekanan pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pemerintah sangat mendukung perkembangan di bidang ini, tetapi
perekonomian kurang mendapat perhatian yang cukup. Selain itu,
sejumlah besar dana negara dialokasikan untuk membayar tentara bayaran
demi menjaga keamanan negara.
5. Sistem Peralihan Kekuasaan yang tidak jelas
Salah satu faktor penyebab kemunduran dan keruntuhan dinasti
adalah pertempuran untuk merebut kekuasaan antara elit penguasa dan
antar anggota keluarga kerajaan. Perebutan kekuasaan semacam ini
seringkali memicu konflik internal dan perang saudara, yang pada
akhirnya dapat mengikis stabilitas dan kekuatan negara.
Dari konteks tersebut, beberapa kesimpulan dapat diambil:
1. Islam memasuki Spanyol melalui bangsa Arab Barbar, dan ini memiliki
keterkaitan erat dengan sejarah penaklukan wilayah tersebut.
2. Sejarah Spanyol Islam melibatkan berbagai dinasti yang bergantian memimpin
selama periode waktu yang cukup lama.
3. Terlepas dari variasi dalam kemajuan yang dicapai oleh setiap pemerintahan,
beberapa hal perlu dicatat:
a) Selama periode kekuasaan Islam di Spanyol, beberapa tokoh politik dan
ilmuwan muncul, yang telah memberikan kontribusi penting dalam
perkembangan peradaban Eropa hingga saat ini.
b) Terdapat kemajuan dalam aspek sosial dan ekonomi.

c) Kemajuan terlihat dalam bidang ilmu pengetahuan, sastra, seni, dan


arsitektur.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dinasti Umayyah, yang didirikan oleh Mu’awiyah, bermula dari hubungan
kekerabatan yang terkait dengan Nabi Muhammad melalui Abdu Manaf. Dinasti ini dipimpin
oleh 14 khalifah dan berkuasa selama 91 tahun, mengalami perubahan dari pemerintahan
demokrasi awal menjadi feodal dengan Damaskus sebagai pusat pemerintahan. Keberhasilan
Mu’awiyah dalam mendirikan dinasti ini didukung oleh faktor-faktor kunci, termasuk
dukungan rakyat Suriah dan keluarga Bani Umayyah, sumber daya alam yang melimpah,
serta kemampuan administrasi dan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan. Dia juga
menjaga stabilitas politik dengan mengatur suksesi secara damai.
Dalam sejarah Islam, ada dua hal penting yang mengubah peradaban islam yaitu
penulisan Al-Quran dan hadits. Ini terjadi saat pemerintahan Bani Umayyah di Damaskus,
yang juga dikenal sebagai Umayyah Timur. Mereka melakukan usaha besar untuk menjaga
dan mengatur tulisan-tulisan agama Islam, termasuk Al-Quran dan hadits Nabi Muhammad
SAW agar tetap akurat dan lestari.
Peradaban islam di Damaskus meliputi bidang pendidikan dan budaya adalah sebagai berikut:
1. Filsafat
2. Sains
3. Bahasa Sastra dan Musik

10
4. Sejarah dan Geografi
5. Fiqh
6. Kemajuan Pembangunan Fisik
Faktor-faktor penyebab keruntuhan dinasti Umayyah adalah sebagai berikut:
1. Munculnya Kholifah-Kholifah yang lemah
2. Konflik antara Islam dan Kristen
3. Munculnya Muluk Ath-Thawaif
4. Kemerosotan Ekonomi
5. Sistem peralihan kekuasaan yang tidak jelas

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan, baik
dari segi penyusunan maupun dari segi isi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada
para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang bersifat
membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Ahmad. Dhuhrul Islam. Beirut: Dar Al-Kitab Al-Arabi,1969

Nizar, Samsul. 2009. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Prenada Media Group.

Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam. CV Pustaka Setia. Jakarta:2021.

Harun Nasution. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek. Jakarta ;UI-Pers,1985.

Syalabi, Ahmad. 1982. Sejarah dan Kebudayaan Islam 2. Jakarta : Pustaka al-Husna.

11
erimanto, Winarno, Ilmu Sosial &
Budaya Dasar, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013),
halaman 22-23
erimanto, Winarno, Ilmu Sosial &
Budaya Dasar, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013),
halaman 22-23

12

Anda mungkin juga menyukai