Anda di halaman 1dari 13

PERADABAN ISLAM PADA MASA BANI UMAYYAH

Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Sejarah dan


Dakwah Peradaban Islam

Dosen Pengampu: Zaenal Masduqi, M.Ag,MA

Disusun Oleh:

Sonny Prayuda : 228411013

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SYEKH NURJATI CIREBON

1444 H/ 2023 M

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt karena


yang telah melimpahkan taufik dan rahmat-Nya sehingga bisa menyusun makalah
ini, Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. dan kita
semoga termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaat-Nya pada hari
kiamat nanti. Aamiin..

Selanjutnya, kepada Bapak Zaenal Masduqi,M.Ag,MA yang kami hormati


dan Saudara/iseperjuangan yang kami sayangi. Saya mengucapkan terima kasih
karena telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah
yang kini telah hadir di hadapan Saudara/i semua.

Oleh karena itu, saya menyampaikan terima kasih kepada semua yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.Dengan terselesaikannya
penyusunan makalah ini semoga dapat bermanfaat. Saya menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
perbaikan makalah di masa yang akan datang.

Cirebon, 9 April 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I....................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN....................................................................................................4

A. Error! Bookmark not defined.

B. Error! Bookmark not defined.

C. Error! Bookmark not defined.

BAB II.....................................................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................5

A. Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Bani Umayyah.................................. 5

BAB III.................................................................................................................. 11

PENUTUP............................................................................................................. 11

A. Kesimpulan....................................................................................................... 11

B. Saran................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

3
Jika dilihat dari perspektif sejarah peradaban Islam, pemerintahan Bani
Umaiyyah yang berkuasa selama hampir satu abad ini telah mengukir sejarah baru
dalam pemerintahan Islam. Sejarah baru tersebut melahirkan peradaban dan juga
konsep-konsep pemikiran serta sistem pemerintahan yang mana pada
kekhalifahan Bani Umayyah inilah lahir sistem pemerintahan monarki atau
kerajaan turun temurun. Walaupun sistem pemerintahan yang diterapkan sangat
berbeda dari sistem pemerintahan Islam sebelumnya, namun Bani Umayyah
mampu mencapai masa keemasan kejayaan pemerintahan Islam. Melihat
pentingnya pembelajaran mengenai peradaban di masa pemerintahan Bani
Umaiyyah, maka pada makalah kali ini penulis akan menguraikan penjelasan
mengenai konsep pemikiran dan peradaban pada masa kepemimpinan Bani
Umayyah

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perjalanan sejarah peradaban Islam pada masa daulah Bani


Umayyah? (berdirinya, para khalifah-khalifah, sistem politik kenegaraan,
kemajuan-kemajuan, dan keruntuhan Bani Umayyah).
2. Apa saja konsep-konsep pemikiran Islam yang lahir pada masa Bani
Umayyah?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tentang perjalanan sejarah peradaban Islam pada masa


daulah Bani Umayyah mengenai berdirinya, para khalifah-khalifah, sistem
politik kenegaraan, kemajuan-kemajuan, hingga keruntuhan Bani
Umayyah.

2. Untuk mengetahui konsep-konsep pemikiran Islam yang lahir pada masa


Bani Umayyah.

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Sejarah Peradaban Islam Masa Daulah Bani Umayyah

1. Berdirinya Bani Umayyah

Setelah masa pemerintahan Khulafaurrasyidin berakhir, pemerintahan Islam


dilanjutkan oleh Bani Umayyah. Bani Umayyah didirikan oleh seorang sahabat
dari suku Quraisy bernama Mu‟awwiyah bin Abu Sufyan pada tahun 41 H/661 M
hingga tahun 132 H/750 M melalui peristiwa tahkim. Nama dinasti ini
dinisbahkan kepada Umayyah bin „Abd Asy-Syams, yaitu kakek buyut dari
khalifah pertama bani Umayyah, Mu‟awwiyah bin Abu Sufyan.

Muawiyah adalah seorang penguasa yang ahli dan menguasai masalah


politik, ahli siasat, cerdik, kuat dan memiliki planning yang bagus dalam urusan
pemerintahan. Maka bukan sesuatu yang mengherankan jika dia dapat menjadi
gubernur selama 22 tahun, yaitu pada masa khalifah Umar dan Utsman tahun 13-
35 H.

Dalam peristiwa tahkim itu, khalifah Ali telah tertipu oleh siasat Muawiyah
yang pada akhirnya ia mengalami kekalahan dalam segi politis. Sehingga
Mu‟awwiyah berhasil mendapat kesempatan untuk menobatkan dirinya sebagai
sebagai khalifah sekaligus raja.

Muawiyah sebagai pendiri dinasti Bani Umayyah pada awalnya dipandang


negatif oleh sebagian besar sejarawan. Keberhasilannya memperoleh legalitas atas
kekuasaannya dalam perang saudara di Siffin dicapai melalui cara yang curang.
Lebih dari itu, Muawiyah juga dituduh sebagai pengkhianat prinsip-prinsip
demokrasi yang diajarkan dalam Islam, karena dialah yang memulai mengubah
sistem kepemimpinan negara menjadi monarki atau kekuasaan raja yang
diwariskan turun-temurun.

Kesuksesan kepemimpinan Bani Umayyah dengan sistem turun temurun


dimulai ketika Muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia
terhadap anaknya, yaitu Yazid bin Muawiyah. Muawiyah bermaksud mencontoh
sistem kepemimpinan monarki di Persia dan Bizantium. Dia memang tetap
menggunakan istilah khalifah, namun dia memberikan penafsiran baru dari kata
tersebut untuk mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya "khalifah Allah"
dalam pengertian "penguasa" yang diangkat oleh Allah. 5 Dinasti Umayah
dibedakan menjadi dua, yaitu:

5
a. Bani Umayah yang didirikan oleh Mu‟awiyah bin Abu Sufyan yang
berpusat di kota Damaskus, Syiria. Fase ini berlangsung sekitar
hampir 1 abad, yaitu sekitar 90 tahun, dan mengubah sistem
pemerintahan dari khilafah menjadi monarki atau kerajaan.
b. Bani Umayah di Andalusia (Spanyol) yang pada awalnya merupakan
wilayah taklukan Umayyah yang dipimpin oleh Gubernur pada
zaman Walid bin Abdul Malik, kemudian diubah menjadi kerajaan
yang terpisah dari kekuasaan Dinasti Bani Abbas setelah berhasil
menaklukan Bani Umayah di Damaskus.

2. Para Khalifah Bani Umayyah


Masa kekuasaan Bani Umayyah yang hampir mencapai satu abad,
tepatnya 90 tahun ini telah dipimpin sebanyak 14 orang khalifah. Khalifah yang
pertama menjabat adalah Mua‟wwiyah bin Abu Sufyan, sedangkan khalifah yang
terakhir adalah Marwan bin Muhammad. Adapun urutan khalifah-khalifah yang
menjabat pada masa pemerintahan Bani Umayyah adalah sebagai berikut:
1) Mu‟awiyah I bin Abi Sufyan (41-60H/661-679M)
2) Yazid I bin Mu‟awiyah (60-64H/679-683M)
3) Mu‟awiyah II bin Yazid (64H/683M)
4) Marwan I bin Hakam (64-65H/683-684M)
5) Abdul Malik bin Marwan (65-86H/684-705M)
6) Al-Walid I bin Abdul Malik (86-96H/705-714M)
7) Sulaiman bin Abdul Malik (96-99H/714-717M)
8) Umar bin Abdul Aziz (99-101H/717-719M)
9) Yazid II bin Abdul Malik (101-105H/719-723M)
10) Hisyam bin Abdul Malik (105-125H/723-742)
11) Al-Walid II bin Yazid II (125-126H/742-743M)
12) Yazid bin Walid bin Malik (126H/743M)
13) Ibrahim bin Al-Walid II (126-127H/743-744M)
14) Marwan II bin Muhammad (127-132H/744-750M)

3. Sistem Politik Kenegaraan Bani Umayyah


Sistem politik kenegaraan yang diterapkan pada masa pemerintahan Bani
Umayyah merupakan perpaduan antara sistem Islam dengan sistem

6
BizantiumPersia. Perpaduan ini ternyata membawa kemajuan bagi Islam yang
mana hal tersebut merupakan sebuah prestasi yang mampu dicapai oleh Bani
Umayyah, dan dapat juga dikatakan Bani Umayyah ini mampu menanamkan dan
memadukan Chauvimisme dan militerisme dalam aspek pemerintahan.
Kecakapannya dalam bidang politik dan militer sangat luar biasa, militer dan
tentara bani Umayyah dikenal sebagai tentara yang paling disiplin dalam sejarah
peperangan Islam.
Dengan demikian politik dan strategi yang diterapkan oleh pendiri Bani
Umayyah memberikan masukan yang besar dalam penguasaan wilayah-wilayah
baru. 8 Yang menjadi catatan sejarah adalah sistem pemerintahan yang berubah
dari sistem “Bai‟at–Formatur” menjadi bentuk kerajaan.

Kemudian dari sisi kekuasaan khalifah pemerintahan Bani Umayyah ini


sedikit berbeda dengan masa Khulaurrasyidin dimana terjadi pemisahan antara
urusan keagamaan dengan pemerintahan. Hal ini dapat dipahami karena
Mu‟awiyah sebagai penguasa pertama negara bukanlah seorang yang ahli dalam
soal-soal keagamaan, sehingga masalah yang berhubungan dengan keagamaan
diserahkan kepada para ulama. Oleh karena itu diangkatlah qodhi atau hakim.

Pada umumnya para qodhi tersebut menghukum sesuai dengan ijtihadnya


yang bersandarkan kepada Al-Qur‟an dan hadis sebagai sumber utama. Dengan
sistem tersebut seorang pemimpin dapat lebih konsentrasi terhadap pemerintahan
dan politik, karena yang khusus menjalankan masalah keagamaan secara praktis
yakni para qodhi

4. Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah

Selama hampir satu abad memerintah, Bani Umayyah telah banyak


mencapai kemajuan-kemajuan oleh khalifah-khalifah yang berkuasa pada waktu
itu, di antaranya adalah:

a. Perluasan Wilayah

Masa pemerintahan Bani Umayyah terkenal sebagai suatu era agresif,


dimana usaha perluasan wilayah dan penaklukan yang terhenti sejak zaman kedua
khulafaurrasyidin terakhir menjadi fokus perhatiannya. Hanya dalam jangka
waktu 90 tahun berkuasa, banyak negeri di empat penjuru mata angin
beramairamai masuk ke dalam kekuasaan Islam, yang mana meliputi wilayah
Spanyol, seluruh wilayah Jazirah Arab, Syiria, Palestina, Afrika Utara, sebagian
daerah Anatolia, Irak, Persia, Afganistan, India dan negeri-negeri yang sekarang
dinamakan Turkmenistan, Uzbekistan dan Kirgiztari yang termasuk Soviet Rusia.

b. Bidang Pemerintahan.

7
Dalam hal administrasi pemerintahan, Bani Umayyah membentuk beberapa
Diwan (depertemen) yang terdiri dari:

1) Diwan Rasail, bertugas mengurus surat-surat negara. Diwan ini


terbagi dua macam, yaitu sekretariat negara pusat dan sekretariat
provinsi.
2) Diwan al-Kharaj, bertugas mengurus pajak. Diwan ini dibentuk di
setiap provinsi yang dikepalai oleh Shahib al-Kharaj.
3) Diwan al-Barid, merupakan badan intelijen yang bertugas sebagai
penyampai rahasia daerah kepada pemerintahan pusat.
4) Diwan al-Khatam, Mu‟awiyah merupakan orang pertama yang
mendirikan Diwan Khatam ini sebagai departemen pencatatan.
Setiap peraturan yang dikeluarkan khalifah harus disalin dalam
suatu register, kemudian yang asli harus disegel dan dikirim ke
alamat yang dituju.
5) Diwan Musghilat, bertugas untuk menangani berbagai kepentingan
umum.

c. Bidang Politik Kenegaraan

Peristiwa penting yang menjadi kemajuan dalam bidang politik kenegaraan


pada masa pemerintahan Bani Umayyah adalah peristiwa ‘Amul Jama’ah atau
tahun persatuan umat Islam. Peristiwa „amul jama’ah adalah bersatunya umat
Islam kepada kekuasaan Mu‟awwiyah. Ini merupakan pembuka jalan untuk
menyusun kekuasaan baru umat Islam setelah terjadi perpecahan antara Ali dan
Mu‟awiyah. Pada saat inilah Mu‟awiyah dipercaya umat Islam secara mayoritas
untuk menyebarkan Islam ke penjuru dunia. Dengan peristiwa ini juga, maka
Mu‟awiyah berhasil mengkosolidasikan situasi dalam negeri dan setelah berhasil
di dalam negeri, maka segeraa mengadakan ekspansi dan perluasan wilayah

d. Bidang Kemiliteran

Pada masa kekhalifahan Bani Umayyah, dibentuk organisasi militer yang


terdiri dari angkatan laut (al-bahriyah) dan angkatan kepolisian (as-syurtah).

e. Bidang Ekonomi

Perekonomian merupakan salah satu unsur terpenting dalam memperlancar


proses pembangunan suatu negara. Sebab apabila suatu negara mengalami
kemerosotan ekonomi, maka akan berpengaruh terhadap pelaksanaan
pembangunan yang akan dilakukan. Pada masa pemerintahan Abdul Malik,
perkembangan bidang perdagangan dan ekonomi dan teraturnya pengelolaan
pendapatan negara yang didukung oleh keamanan dan ketertiban yang terjamin
telah membawa masyarakatnya pada tingkat kemakmuran. Realisasinya dapat
dilihat dari hasil penerimaaan pajak di wilayah Syam saja tercatat 1.730.000 dinar

8
emas dalam setahun. Kemakmuran masyarakat Bani Umayyah juga terlihat pada
masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Kemiskinan dan kemelaratan telah
dapat diatasi pada masa pemerintahan khalifah ini. Kebijakan yang dilakukan oleh
Umar bin Abdul Aziz dalam implikasinya dengan perekonomian yaitu membuat
aturanaturan mengenai takaran dan timbangan, dengan tujuan agar dapat
membasmi pemalsuan dan kecurangan dalam pemakaian alat-alat tersebut.

f. Bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan.

Menurut Jurji Zaidan (George Zaidan), terdapat beberapa kemajuan yang


diraih pada masa Bani Umayyah dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan,
diantaranya sebagai berikut:

1) Pengembangan bahasa Arab.


2) Marbad sebagai kota pusat kegiatan ilmu.
3) Ilmu qira‟at.
4) Ilmu tafsir.
5) Ilmu hadist.
6) Ilmu fiqh
7) Ilmu nahwu
8) Ilmu tarikh.
9) Usaha penerjemahan.

Diantara ilmu pengetahuan lain selain ilmu keagamaan juga dikembangkan


seperti ilmu pengobatan, ilmu hisab dan sebagainya. Mereka mengkhususkan
menerjemahkan buku-buku yang berbahasa Latin yang berkembang dari Yunani
diterjemahkan ke bahasa Arab.

g. Bidang Pengembangan Bahasa Arab

Khalifah Bani Umayyah berupaya meneruskan tradisi menjaga kemurnian


bahasa Arab sebagaimana yang telah dilakukan pada masa-masa sebelumnya.
Pada masa tersebut, tepatnya ketika pemerintahan khalifah Abdul Malik,
dinyatakan dengan tegas bahwa bahasa resmi kerajaan adalah bahasa Arab.
Dengan demikian bahasa-bahasa lain yang mendominasi di wilayah kekuasaan
semakin tergantikan oleh bahasa Arab. Selain penetapan kebijakan bahasa Arab
sebagai bahasa resmi kerajaan, juga dilakukan beberapa kebijakan-kebijakan lain
yang bertujuan untuk mengembangkan bahasa Arab pada masa pemerintahan Bani
Umayyah, diantaranya:

1) Menggantian mata uang yang sebelumnya memakai bahasa Persia dan


Bizantium dengan mata uang baru yang berisi tulisan-tulisan berbahasa
Arab.
2) Penyempurnaan konten bahasa Arab yang mencakup penambahan titik-
titik pada huruf Arab dan perumusan tanda vokal dhommah (ُ ), fathah (ُ ),
dan kasroh (ُ ) agar memudahkan bagi orang-orang nonArab untuk

9
membaca tulisan berbahasa Arab. Selain itu juga pada aspek kosakata,
sehingga muncul istilah-istilah berbahasa Arab yang cukup memadai yang
bisa digunakan dalam bidang hukum, tata negara, retorika, tata bahasa, dan
lain sebagainya. Namun sayangnya belum merambah pada bidang
kedokteran, filsafat, dan ilmu sains.

Selain menetapkan bahasa Arab sebagai bahasa resmi kerajaan sebagai


bentuk upaya mengembangkan bahasa Arab, sya‟ir berbahasa Arab pada masa
kekhalifahan Bani Umayyah juga ikut berkembang, hal ini disebabkan banyaknya
muncul aliran dan fanatisme terhadap kelompok masing-masing sehingga
bermunculan sya‟ir yang memuji kelompoknya sendiri dan sya‟ir yang mencela
lawannya. Juga penguasa memberi dukungan untuk menyelenggarakan lomba
membaca puisi berbahasa Arab dengan penghargaan yang menjanjikan. Berangkat
dari itu, maka mulailah terbentuk dasar-dasar kaidah ilmu balaghah yang sejak
masa Jahiliyah dan permulaan Islam sudah nampak kecintaan dan perhatian
masyarakat Arab terhadap ilmu balaghah

5. Masa Kemunduran dan Keruntuhan Bani Umayyah

Pada masa-masa awal kekuasaan, Bani Umayyah mengalami kemajuan


yang pesat. Kemajuan-kemajuan banyak diraih pada masa pemerintahan
Muawiyah sampai kepada Hisyam. Sedangkan pada tahun berikutnya sudah
mengalami kemunduran dan hingga akhirnya kekuasaan Bani Umayyah runtuh
disebabkan oleh berbagai faktor. Adapun beberapa faktor penyebab kemunduran
dinasti umayyah adalah:

a. Adanya gerakan oposisi dari pendukung Ali dan Khawarij baik


yang dilakukan secara terbuka maupun tertutup. Hal ini banyak
mencuri perhatian pemerintah ketika itu.
b. Sistem penggantian khalifah melalui garis keturunan adalah
sesuatu yang baru bagi tradisi Arab yang lebih menekankan aspek
senioritas. Pengaturan sistem penggantian khalifah yang tidak jelas
menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan
anggota keluarga istana.
c. Terjadinya pertentangan etnis antara suku Arabia utara (Bani Qays)
dan Arabia selatan (Bani Kalb) yang sudah sejak zaman sebelum
Islam, makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para
penguasa Bani Umayyah sulit menggalang persatuan dan kesatuan.
Di pihak lain, sebagian besar golongan Mawalli (Non Arab)
terutama di Irak dan bagian timur lainnya merasa tidak puas karena
status Mawalli itu menggambarkan suatu inferioritas, ditambah
dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperilhatkan pada masa
Bani Umayyah.

10
d. Kelemahan dan ketidakmampuan beberapa Khalifah Bani
Umayyah dalam memimpin pemerintahan, kemudian ditambah lagi
dengan pola hidup yang mewah, boros, mabuk-mabukan dan
perilaku yang tidak mencerminkan seorang pemimpin. Sehingga
golongan tokoh agama sangat kecewa karena perhatian penguasa
terhadap agama sangat kurang.
e. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan Dinasti Umayyah
adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan
al-‟Abbas bin „Abdul Mutalib. Gerakan ini mendapat dukungan
dari Bani Hasyim, golongan Syi‟ah, dan kaum Mawalli yang
sangat kecewa dengan sistem pemerintahan Bani Umayyah.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bani Umayyah merupakan penguasa Islam yang telah merubah sistem
pemerintahan yang mulanya demokratis menjadi monarki atau sistem
pemerintahan yang berbentuk kerajaan. Kerajaan Bani Umayyah tidak diperoleh
melalui pemilihan atau suara terbanyak sebagaimana dilakukan oleh pemimpin
sebelumnya, yaitu khulafaur rasyidin. Meskipun Bani Umayyah tetap
menggunakan istilah Khalifah, namun mereka memberikan interpretasi tersendiri
untuk mengagungkan jabatannya. Mereka menyebutnya sebagai “Khalifah Allah”
dalam pengertian “penguasa” yang diangkat oleh Allah.

B. Saran
Menurut pendapat kami sebagai penulis makalah ini, kami ingin kita
sebagai mahasiswa memperdalam ajaran-ajaran islam baik dari segi agama,
kebudayaan- kebudayaan islam, dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang
telah ditemukan oleh penemu-penemu islam serta menyebarkn ajara-ajaran islam.
Sehingga, islam kembali bangkit dan berjaya. Dengan kita (mahasiswa) sebagai
modal utama dalam menyebarkannya merangkul individu atau kelompok yang
berpotensi dapat menyebarkan dan memperluas penyebaran ajaran-ajaran islam
sehingga dapat terwujud islam bangkit dan berjaya lagi.
Saya menyadari bahwa makalah diatas masih memiliki banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu besar harapan saya agar pembaca
makalah dapat memberikan kritik/saran guna perbaikan dimasa yang akan
datang, terimakasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

Fuad, Ahmad Zakki. Sejarah Peradaban Islam Paradigma Teks, Reflektif,


dan Filosofis. Surabaya: CV. Indo Pramaha. 2012.

Mas‟ud, Sulthon. Sejarah Peradaban Islam. Surabaya: UIN Sunan Ampel


Press. 2014.

Nasution, Syamruddin. Sejarah Peradaban Islam. Pekanbaru: Yayasan


Pusaka Riau. 2013.

Syauqi, Abrari. Kastalani, Ahmad. Sejarah Peradaban Islam. Yoyakarta:


Aswaja Pressindo. 2016.

Anwar, Ahmad Masrul. “Pertumbuhan dan Perkembangan Pendidikan


Islam pada Masa Bani Ummayah.” Jurnal Tarbiya. Vol. 1. No. 1. 2015.

13

Anda mungkin juga menyukai