Anda di halaman 1dari 9

" MAKALAH "

Diajukan untuk tugas Mata Kuliah


Sejarah Peradaban Islam

( DINASTI UMAYYAH )

Di susun oleh :
( KELOMPOK 8 )
MELISA
JESIKA NOVITRI

Dosen Pengampu :
Dr. Afridawati, M.Ag

MAHASISWA JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI'AH


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN)KERINCI
T.A 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum.wr.wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan.
Atas rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shawalat serta salam tercurah pada Rasulullah SAW. Semoga
syafaatnya mengalir pada kita kelak.

Makalah dengan judul “Dinasti Umayyah” untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta
membantu penyelesaian makalah ini. Besar harapan penulis agar makalah ini bisa dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Kami selaku penyusun telah berusaha sebaik mungkin untuk menyempurnakan makalah
ini, namun tidak mustahil apabila terdapat kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu kami
memohon saran serta komentar yang dapat kami jadikan motivasi untuk menyempurnakan
pedoman dimasa yang akan datang.

Wassalamu'alaikum wr.wb

Kerinci, April 2021

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..………i
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. PEMBAHASAN

1. Dinasti umayyah……………………………………………...........................1

2. Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah.……………………………………………1

3. System Pemerintahan ………………………………….…………………..……..3

4. Kemajuan Dinasti Umayyah……………………… …………………………...5

5. Kemunduran Dinasti Umayyah…………………………………………………..…6

BAB III. PENUTUP


DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..…………….…….7

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dinasti Umayyah
Dinasti Umayyah merupakan kekhalifahan pertama setelah era Khulafaur Rasyidin dalam
sejarah Islam. Nama dinasti ini diambil dari Umayyah bin 'Abd asy-Syams atau Muawiyah bin
Abu Sufyan alias Muawiyah I, salah seorang sahabat Nabi Muhammad, lalu menjadi khalifah
yang memimpin pada 661-680 Masehi. Secara garis besar, era Kekhalifahan Umayyah terbagi
atas dari dua periode utama, yakni tahun 661-750 M berpusat di Damaskus (kini ibu kota
Suriah), kemudian periode 756-1031 M di Cordoba seiring berkuasanya kekuatan muslim di
Spanyol, Andalusia.

B. Sejarah Berdirinya Dinasti Bani Umayah


1. Latar Belakang Berdirinya Dinasti Bani Umayah

Pengertian kata Bani menurut bahasa berarti anak, anak cucu atau keturunan. Dengan
demikian yang dimaksud Bani Umayah adalah anak, anak cucu atau keturunan Bani Umayah bin
Abdu Syams dari satu keluarga. Kata Dinasti berarti keturunan raja-raja yang memerintah dan
semuanya berasal dari satu keturunan. Dengan demikian, Dinasti Umayah adalah keturunan raja-
raja yang memerintah yang berasal dari Bani Umayah.
Adapun istilah lain yang sering digunakan adalah kata Daulah, yang berarti kekuasaan,
pemerintahan, atau negara. Dengan kata lain, Daulah Bani Umayah adalah negara yang
diperintah oleh Dinasti Umayah yang raja-rajanya berasal dari Bani Umayah.
Dinasti Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun 41H/661 M
di Damaskus dan berlangsung hingga pada tahun 132 H/750 M. Muawiyah bin Abu Shofyan
adalah seorang politisi handal di mana pengalaman politiknya sebagai Gubernur Syam pada
zaman Khalifah Ustman bin Affan cukup mengantarkan dirinya mampu mengambil alih
kekusaan dari genggaman keluarga Ali Bin Abi Thalib. Tepatnya setelah Hasan bin Ali
menyerahkan kursi kekhalifahan secara resmi kepada Muawiyah bin Abu Sofyan dalam
peristiwa Ammul Jama’ah.
Oleh karena itu Muawiyah bin Abu Sofyan dinyatakan sebagai pendiri Dinasti Bani
Umayah. Dilihat dari sejarahnya Bani Umayah memang begitu kental dengan kekuasaannya,
terutama pada masa zaman jahiliyah. Dalam setiap persaingan, ternyata Bani Umayah selalu
4
lebih unggul dibandingkan keluarga Bani Hasyim. Hal ini disebabkan Bani Umayah memiliki
unsur-unsur sebagai berikut:
a. Umayah berasal dari keturunan keluarga bangsawan
b. Umayah memiliki harta yang cukup
c. Umayah memiliki 10 anak yang terhormat dan menjadi pemimpin di masyarakat, di
antaranya Harb, Sufyan, dan Abu Sufyan.
Sebagaimana yang disebut-sebut dalam sejarah, bahwa Abu Sofyan merupakan
pemimpin pasukan Quraisy melawan Nabi Muhammad SAW pada Perang Badar Kubra.
Keluarga Bani Umayah masuk Islam ketika terjadi Fathul Makkah pada tahun ke-8 H.
Abu Sofyan diberi kehormatan untuk mengumumkan pengamanan Nabi SAW, yang salah
satunya adalah barang siapa masuk ke dalam rumahnya maka amanlah dia, masuk kedalam
Masjidil Haram dan rumahnya Nabi SAW maka dia juga akan merasa aman. Dengan ini banyak
kaum dari kalangan Bani Umayah yang berduyun-duyun untuk masuk Islam dan menyebarkan
Islam keberbagai wilayah.
2. Silsilah Keluarga Bani Umayah
Secara geneologis (garis keturunan) Muawiyah bin Abi Sofyan bertemu dengan silsilah
keluarga Nabi Muhammad SAW pada Abdul Manaf. Keluarga Nabi Muhammad SAW dikenal
dengan sebutan Bani Hasyim, sedangkan keluarga Umayah disebut dengan Bani Umayyah.
Berikut ini adalah silsilah Bani Umayyah, yang menunjukkan hubungan kekerabatan antara
Keluarga Bani Umayah dengan Bani Hasyim (keluarga Nabi Muhammad SAW.)
Silsilah Bani Umayah
3. Nama-nama Khalifah Dinasti Bani Umayah
Nama-nama kholifah Bani Umayah yang berkuasa selama kurang lebih 91 tahun, terdiri dari
empat belas khalifah, yaitu:
a. Muawiyah bin Abi Sofyan (41-60 H/661-680 M)
b. Yazid bin Muawiyah (60-64 H/680-683 M)
c. Muawiyah bin Yazid (64-64H/683-683 M)
d. Marwan bin Hakam (64-65 H/683-685 M)
e. Abdul Malik bin Marwan (65-86 H/685-705 M)
f. Al-Walid bin Abdul Malik (86-96 H/705-715 M)
g. Sulaiman bin Abdul Malik (96-99 H/715-716 M)

5
h. Umar bin Abdul Aziz (99-101 H/716-720 M)
i. Yazid bin Abdul Malik (101-105 H/720-724 M)
j. Hisyam bin Abdul Malik (105-125 H/ 724-743 M)
k. Walid bin Yazid (125-126 H/743-744 M)
l. Yazid bin Walid (126-127 H/744-744 M)
m. Ibrahim bin Walid (127-127 H/ 744-745 M)
n. Marwan bin Muhammad (127-132 H/745-750 M)
Di antara 14 orang khalifah Bani Umayah yang berkuasa selama lebih kurang 90 tahun,
terdapat beberapa orang khalifah yang dianggap berhasil dalam menjalankan roda pemerintahan.
Adapun nama-nama khalifah Bani Umayah yang menonjol karena prestasinya adalah:
a. Khalifah Muawiyah bin Abu Sofyan
b. Khalifah Abdul Malik bin Marwan
c. Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik
d. Khalifah Umar bin Abdul Aziz
e. Khalifah Hisyam bin Abdul Malik

C.Sistem pemerintahan
Muawiyah bin Abu Sofyan dilahirkan sekitar 15 tahun sebelum hijriah, dan masuk Islam
pada saat penaklukkan kota Makkah bersama-sama penduduk kota Mekkah lainnya. Setelah
masuk Islam, Nabi Muhammad mengangkatnya sebagai anggota siding dari penulis wahyu.
Dalam perjalanan sejarah hidupnya, ia diangkat sebagai gubernur Syam pada masa
Khalifah Utsman bin Affan. Dari sinilah karier politik Muawiyah bin Abu Sofyan di mulai.
Setelah kemenangannya dalam peristiwa “Tahkim Daumatul Jandal” dan proses perdamaian
yang dilakukan Hasan bin Ali dalam peristiwa “Ammul Jama’ah” mengantarkan Muawiyah bin
Abu Sofyan menjadi khalifah dalam pemerintahan Islam.
Adapun langkah pertama yang dilakukannya adalah memindahkan ibu kota pemerintahan
Islam dari Madinah ke kota Damaskus di wilayah Suriah. Disamping itu ia juga mengatur tentara
dengan cara baru dengan meniru aturan yang ditetapkan oleh tentara di Bizantium, membangun
administrasi pemerintahan dan juga menetapkan aturan kiriman pos. Muawiyah meninggal
Dunia dalam usia 80 tahun dan dimakamkan di Damaskus di pemakaman Bab Al-Shagier.

6
Sistem kepemimpinan yang dibangun oleh Muawiyah bin Abi Sofyan adalah
menggunakan sistem kerajaan, atau Monarchi Absolute yaitu sistem pemerintahan yang
mewariskan kekuasaan secara turun temurun. Terbukti Mu’awiyah bin Abi Sofyan mengangkat
Yazid bin Muawiyah (anak kandung Muawiyah) untuk menjadi putra mahkota, atas saran
Mughiroh bin Syu’bah agar terhindar dari pergolakan politik intern umat Islam.
Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh Muawiyah bin Abi Sofyan sangat bertolak
belakang dengan sistem kepemimpinan pada masa Khulafaurrosyidin. Pada masa ini sistem
kepemerintahan yang digunakan adalah sistem demokrasi, yaitu sistem pemerintahan yang
berazaskan musyawarah dalam mengambil keputusan dan pemilihan pemimpin dilakukan oleh
rakyat.
Selain perubahan sistem pemerintahan juga terdapat sistem perubahan yang lain, seperti
Baitul Mal. Pada masa Khulafaurrosidin Baitul Mal ini berfungsi sebagai harta kekayaan rakyat,
dimana setiap warga negara memiliki hak yang sama terhadap harta tersebut. Akan tetapi
berbeda dengan masa Muawiyah yang mana Baitul Mal ini beralih kedudukan menjadi harta
kekayaan keluarga raja.
Diantara kebijakan yang dilakukan oleh Muawiyah dalam masa pemerintahannya, adalah
a. Pembentukan Diwanul Hijabah, yaitu sebuah lembaga yang bertugas memberikan
pengawalan kepada kholifah.
b. Pembentukan departemen pencatatan atau Diwanul Khatam, yaitu lembaga yang bertugas
untuk mencatat semua peraturan yang dikeluarkan oleh kholifah di dalam berita acara
pemerintahan
c. Pembentukan Dinas pos atau Diwanul Barid,yaitu departemen pos dan transportasi, yang
bertugas menjaga pos-pos perjalanan dan menyediakan kuda sebagai alat transportasi.
d. Pembentukan Shohibul Kharraj (pemungut pajak)
Selain hal-hal yang disebutkan di atas, masih banyak lagi usaha-usaha yang dilakukan
oleh Muawiyah bin Abu Sofyan selama pemerintahannya.

7
D..Kemajuan dinasti umayyah
Kejayaan Kekhalifahan Umayyah Secara garis besar, pemerintahan Dinasti Umayyah
yang berlangsung selama hampir 90 tahun terbagi dalam dua periode, yakni masa Kekhalifahan
yang berpusat di Damaskus (Suriah) dan era kejayaan di Spanyol, Andalusia, dengan pusatnya di
Cordoba. Maka, wilayah kekuasaan Kekhalifahan Umayyah sangat luas. Dikutip dari History of
Islamic Civilization (2017) karya Muhammad Fathurrohman, wilayah tersebut meliputi sebagian
besar Timur-Tengah, Asia Selatan, Asia Tengah, pesisir Afrika Selatan hingga Andalusia, yakni
kawasan yang kini ditempati Portugal dan Spanyol. Luasnya wilayah kekuasaan Kekhalifahan
Umayyah tidak lepas dari serangkaian penaklukan yang secara bersambung dilakukan dan
dikomandani oleh para pemimpinnya, dengan seabrek dinamika yang terjadi di kalangan Bani
Umayyah sendiri. Rangkaian penaklukan ini merupakan embrio dari Perang Salib dalam misi
melawan Eropa. Misi tersebut dilakukan baik dari jalur timur menuju Konstantinopel maupun
lewat jalur barat yang akhirnya sampai di Spanyol. Dinasti Umayyah memiliki peran penting
dalam perkembangan Islam. Kekhalifahan ini pernah dipimpin oleh tokoh-tokoh berpengaruh, di
antaranya adalah Al-Walid bin Abdul-Malik dan Umar bin Abdul Aziz. Di masa pemerintahan
Al Walid bin Abdul-Malik (705-715), kekuasaan Kekhalifahan Umayyah meluas hingga ke
Spanyol. Penaklukan Andalusia terjadi pada 711 Masehi. Pembangunan diutamakan pada masa
ini. Dibangunnya rumah sakit dan Masjid Al Amawi di Damaskus, Masjid Al Aqsa di
Yerussalem, perluasan Masjid Nabawi di Madinah, merupakan sejarah penting dari peran Dinasti
Umayyah. Ketika Umar bin Abdul Aziz (717-720) menjadi khalifah, bidang keilmuan Islam
merupakan prioritas utama. Pengarsipan hadis, pengembangan bahasa Arab, ilmu qiraah
(membaca Alquran), fikih, hingga berbagai karya tulis maupun produk ilmiah berkembang pesat
pada masa ini Dinasti Umayyah mulai menurun ketika kelompok yang tidak puas.

E..Kemunduran dinasti umayyah

Bani Abbasiyyah memimpin upaya perlawanan ini dan pada akhirnya melemahkan
kekuasaan Bani Umayyah. Pertengahan abad ke-6 menjadi masa-masa krusial Kekhalifahan
Umayyah. Pada periode ini, Umayyah mulai mengalami kekalahan dari pasukan Abbasiyyah.
Hingga akhirnya, pada 750 M Damaskus berhasil direbut oleh Abbasiyyah yang praktis
membuat pemerintahan Umayyah jatuh. Khalifah terakhir Dinasti Umayyah di Damaskus, tulis
Imam Subchi dalam Pendidikan Agama Islam: Sejarah Kebudayaan Islam (2015), adalah

8
Marwan II bin Muhammad (744-750). Sejak itu, berakhirlah era Umayyah di Damaskus dan
dimulailah era baru di Andalusia dengan pusatnya di Cordoba, Spanyol. Pemerintahan
Kekhalifahan Umayyah di Cordoba berlangsung cukup lama. Namun, keruntuhan mulai terlihat
pada perjalanan awal abad ke-9. Mulai muncul intrik dan pergolakan di kalangan sendiri.

Wilayah kekuasaan Umayyah pun sedikit demi sedikit tercerai-berai. Pada 1031, Hisyam
III selaku Khalifah Umayyah di Cordoba saat itu, mengundurkan diri dari jabatannya. Situasi
semakin kacau lantaran mengalami krisis kepemimpinan. Tidak adanya pemimpin yang
mumpuni membuat dewan menteri terpaksa menghapus jabatan khalifah. Pemerintahan
Umayyah di Andalusia pun terpecah-belah menjadi negara-negara kecil hingga akhirnya
kekuasaan Islam di Cordoba benar-benar musnah

Anda mungkin juga menyukai