Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5:

GINES ISTIQOMALIA JAYNI : 2010102015


HAFIZUL RAHMAN : 2010102008

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Afridawati, m.Ag

MAHASISWA JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUTE AGAMA ISLAM (IAIN) KERINCI
T.A 2021

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Khalifah Umar Bin Khattab.” Dalam
mata kuliah “ Sejarah Peradaban Islam" . Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya kepada kehidupan yang
penuh rahmat dan maghfirah serta ilmu pengetahuan.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

KERINCI, 1 APRIL 2021

Penyusun

BAB I
PENDAHALUAN

A.Latar Belakang

Perkembangan Islam pada Zaman Nabi Muhammad SAW dan para sahabat merupakan masa
keemasan Islam, hal itu bisa terlihat bagaimana kemurnian Islam itu sendiri dengan adanya
pelaku dan aktor/faktor utamanya yaitu Rasulullah, kemudian pada zaman selanjutnya yaitu pada
zaman sahabat yang membawa misi peradaban yang lebih baik.

Pada setiap kepemimpinan Islam tentunya memiliki kemajuan-kemajuan (peradaban) yang


berbeda dan punya ide dan gagasan yang berbeda serta kebijakan-kebijakan yang berbeda pula
baik itu sebelumnya atau sesudahnya. Karena karakter dan sikap setiap pemimpin menentukan
sebuah wilayah. Umar bin Khattab adalah seorang khalifah setelah Abu Bakar. Dia seorang
pemimpin yang tegas dan pemberani serta pejuang Islam yang sejati.Sifat adil, pemurah,
semangat juang yang tinggi, kecerdasan dan iman yang kokoh adalah pembawaan yang terpatri
dalam kepribadian Umar bin Khattab

Dalam sejarah sahabat Rasulullah SAW ada dua sahabat yang mempunyai karakter yang berbeda
dan berlawanan, namun terjalin hubungan atau persahabatan yang kuat dan keduanya menjadi
pengawal Islam dalam hidupnya yaitu Abu Bakar As Sidiq dan Umar bin Khattab. Rasulullah
memuji Abu Bakar karena diberi kelembutan hatinya dan bijaksana, sedangkan Umar bin
Khattab diberi sifat keras, cerdas dan tegas.

B. Rumusan Masalah

1. siapa Khalifah Umar bin Khattab ?


2. bagaimana kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab
3. bagaimana perbandingan kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab

C. Tujuan

1. Menerangkan riwayat hidup Khalifah Umar bin Khattab


2. mendiskripsikan kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab
3. menganalisis kepemimpinan umar bin khattab

BAB II
PEMBAHASAN

A. ISLAMNYA UMAR

Sebelum masuk Islam, Umar radhiyallahu‘anhu dikenal sebagai salah satu tokoh yang
paling menentang seruan Nabi Muhammad SAW. Umar baru masuk Islam pada tahun ke enam
kenabian. Pada waktu itu Umar radhiyallahu‘anhu berusia dua puluh tujuh tahun. khalifah Umar
bin Khattab ke Islam. Akan tetapi diantara banyak riwayat itu, yang paling terkenal adalah
riwayat yang berasal dari Anas bin Malik. Pada suatu hari Umar mendapatberita bahwa adiknya,
Fatimah beserta suaminya telah masuk Islam. Seketika itu juga Umarmendadak menjadi marah
dan geram. Umar segera bertandang ke rumah adiknya.Sesampainya di sana kontan
kemarahannya diluapkan pada adiknya, Umar pun menampar Fatimah dan suaminya. Di puncak
kemarahannya, Umar lalu melihat sebuah lembaran yang bertuliskan ayat Al-Qur’an. Menurut
sebagian riwayat, ayat itu adalah permulaan surat Taha. Umar kemudian mengambil lembaran
tersebut dan membaca ayat tersebut. Setelah membacanya, Umar radhiyallahu‘anhu pun
merasakan damai dan tenang di hatinya. Lantas Umar radhiyallahu‘anhu ingin menemui Nabi
Muhammad di rumah al-Arqam.

Waktu itu Nabi Muhammad SAW. sedang melaksanakan dakwah secara sembunyi-
sembunyi di rumah Al-Arqam. Sesampainya di sana, para sahabat yang berada di dalam rumah
Al-Arqam pun menjadi ketakutan, kecuali Hamzah bin Abdul Muttalib, paman Nabi Muhammad
SAW. Akan tetapi dengan tetap tenang dan berwibawa, Nabi Muhammad SAW. menerima
kedatangan Umar, dan dengan sikap yang ditunjukkan oleh Nabi tersebutlah Umar menjadi lunak
dan takut. Nabi kemudian memerintahkan Umar untuk masuk Islam. Dan seketika itu juga Umar
kemudian menyatakan masuk Islam dan mengucapkan dua kalimat syahadat.

Masuknya Umar bin Khattab ke dalam Islam merupakan kekuatan yang sangat besar dan
berharga bagi dakwah Islam.

Umar memberikan masukan kepada Nabi Muhammad SAW. Untuk melakukan syi’ar
Islam secara terang-terangan, bukan secara diam-diam seperti yang selama ini dijalankan oleh
Nabi Muhammad SAW. Sehingga sejak itulah Islam disebarkan secara terang-terangan.

Semenjak Umar masuk Islam, Nabi Muhammad SAW. memberikan sebutan kepada Umar
radhiyallahu‘anhu dengan julukan “al- Faaruq” yang artinya pembeda. Karena dengan Umar lah
Allah membedakan antara yang haqdan yang bathil. Umar bin Khattab juga menjadi penasihat
terdekat Nabi Muhammad SAW. Dan begitulah dilakukannya sepanjang umur Nabi Muhammad
SAW.

 PROSES PENGANGKATANNYA MENJADI KHALIFAH


Setelah Khalifah Abu Bakar radhiyallahu‘anhu memerintah selama kurang lebih 2 thn,
Abu Bakar jatuh sakit. Kondisi demikian menyebabkan muncul kecemasan pada Umar
apabila tidak segera menunjuk atau menentukan orang yang akan menggantikan jabatannya
sebagai khalifah.

Abu Bakar radhiyallahu‘anhu kemudian bermusyawarah dengan para sahabat guna


mempertimbangkan siapa yang pantas menggantikan Abu Bakar menjadi khalifah. Abu
Bakar mengungkapkan beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang khalifah.
Berdasarkan masukan-masukan yang diterima, Abu Bakar kemudian memilih Umar bin
Khattab untuk menggantikannya menjadi khalifah. Abu Bakar pun lalu membuat bai’at yang
berisi penunjukan Umar bin Khattab sebagai penggantinya, dan dengan demikian orang-
orang mukmin harus patuh terhadapnya.

Pengangkatan Umar bin Khattab sebagai Khalifah dengan cara demikian memang
terkesan ada tendensi rekayasa dan rencana dari khalifah sebelumnya. Akan tetapi keadaan
demikian tidak menimbulkan permasalahan di kalangan umat Islam waktu itu. Umar
diangkat menjadi khalifah dengan dibai’at pada bulan Jumada al-Akhirah tahun 13 Hijriyah.

Az-Zuhri berkata bahwa Umar diangkat menjadi khalifah pada hari Abu Bakar wafat,
delapan hari sebelum bulan Jumada al-Akhirah

 Masa Pemerintahan Umar radhiyallahu‘anhu

Umar menjadi khalifah sebagai pengganti Abu Bakar dihadapkan banyak sekali persoalan
yang menantinya. Masalah perang dan perdamaian, banyak masyarakat yang membangkang
membayar zakat, dan persoalan-persoalan sosial lainnya. Permasalahan - permasalahan yang
timbul pada masa itu tidak lepas dari kemajemukan masyarakat bangsa Arab dan semakin
luasnya daerah kekuasaan Islam.

Kehidupan ekonomi masyarakat Perekonomian masyarakat Arab pada masa


sebelum Islam bisa di bilang masih sederhana dan terbatas. Mayoritas aktivitas
perekonomian pada saat itu adalah pada sektor pertanian, peternakan, dan
perdagangan. Ketiga sektor ekonomi tersebut sangat berkaitan erat pada waktu
itu. Para petani menggarap lahan pertanian mereka dengan menggunakan hewan-
hewan ternak. Para pedagang juga menggunakan hewan - hewan ternak sebagai
alat untuk mengangkut barang-barang dagangan mereka. Dan kadang hewan dari
peternakan juga menjadi barang yang di perdagangkan.

Munculnya wabah pers di negeri Syam, di mana banyak orang yang meninggal dalam wabah
tersebut, sehingga manusia sibuk terhadap diri mereka, sedangkan para pedagang yang mondar -
mandir ke-Syam menjadi terhenti dari melakukan dagang nya setelah mereka mendengar
tersebarnya penyakit tersebut di Syam. Hal ini tentunya berpengaruh negatif terhadap pergerakan
perdagangan dari dan ke Syam, dan berpengaruh negatif pula terhadap kegiatan perdagangan di
Hijaz

Itulah sebab-sebab terpenting terjadinya krisis ekonomi, Pada masa Umar bin Khattab pernah
terjadi masa paceklik yang disebut dengan amur ramadah yang terjadi hanya di Hijaz, sebagai
akibat dari langkanya makanan dan pada tahun tersebut membumbung tinggi. Namun beliau
tidak mematok harga tertentu untuk makanan tersebut, bahkan sebaliknya Umar mendatangkan
makanan dari Mesir dan Syam ke Hijaz.

Masa pemerintahan Umar bin Khattab merupakan masa yang gemilang bagi perkembangan
dan kemajuan agama Islam. Meskipun hanya menjabat khalifah selama kurang lebih sepuluh
tahun, akan tetapi banyak sekali prestasi yang telah diraih pada masa itu. Prestasiyang dicapai
meliputi banyak bidang, seperti dalam bidang perluasan wilayah, penataanadministrasi negara,
bidang perekonomian, keamanan dan ketertiban masyarakat, dan sebagainya. Untuk
mengungkapkan prestasi yang cemerlang dan sangat mengagumkan tersebut, bahkanada yang
mengatakan bahwa Umar bin Khattab adalah sebagai pendiri Negara Islam.

Sebutan tersebut bukan dalam artian bahwa dia sebagai khalifah pertama, karena memang
dalam faktanya yang pertama kali menjadi khalifah adalah Abu Bakar. Penyebutan Umar bin
Khattab radhiyallahu‘anhu sebagai pendiri negara Islam tidak di kaitkan antara pendirian sebuah
negara dengan kekhalifahan. Akan tetapi, tujuan utama dari pendirian Islam adalah untuk
memperkuat akidah, bukan memperluas wilayah semata.

Dalam masa pemerintahannya, Umar telah melakukan usaha-usaha yang


memperkuatkedudukan agama Islam. Umar radhiyallahu‘anhu juga dikatakan sebagai pelopor
perundang- undangan dalam negara Islam. membentuk badan - badan pemerintahan, dewan -
dewan negara,mengatur peradilan dan administrasi, membentuk lembaga keuangan (bait al-mal),
dan prestasi lainnya.

B. KEPEMIMPINAN DAN SISTEM KETATANEGARAAN UMAR IBN AL-KHATTAB

Umar ibn al-Khattab adalah sosok tinggi besar, lebat bulu badannya, rambut terurai dari
kedua sisi kepalanya, berkulit putih kemerah-merahan, berjenggot lebat, berkumis tebal dan
menyemir ubannya dengan hana’ (pohon sejenis pacar). Disamping sifat-sifat fisik tersebut,
Umar juga memiliki sifat-sifat kejiwaan yang luhur, antara lain: adil, tanggung jawab, keras
dalam menyelesaikan berbagai masalah dan menghadapinya dengan tegar dan penuh keteguhan
baik masalah pribadi, negara dan agama, santun terhadap rakyat dan sangat berwibawa, disegani,
tajam firasatnya, luas ilmunya, cerdas pemahamannya.

Umar ibn al-Khattab merupakan khalifah kedua setelah Abu Bakar as-Siddiq yang sukses
dalam menjalankan amanat umat dalam menjalankan roda pemerintahan. Pada masa
pemerintahannya yang berlangsung selama sepuluh tahun dan enam bulan, Umar ibn al-Khattab
mewujudkan iklim politik yang bagus, keteguhan prinsip, kecermelangan perencanaan;
meletakkan berbagai sistem ekonomi dan manajemen yang penting; menggambarkan garis-garis
penaklukan dengan banyak melakukan ekspansi sehingga wilayah Islam meliputi jazirah Arab,
sebagian wilayah Romawi (Syiria, Palestina, dan Mesir), serta seluruh wilayah kerajaan Persia
termasuk Irak dengan pengaturan yang sitematis atas daerah-daerah yang ditaklukkan;
menegakkan keadilan di setiap daerah dan terhadap semua manusia; melakukan koreksi terhadap
pejabat serta memperluas permusyawaratan. Atas keberhasilannya tersebut, orang-orang Barat
meenjuluki Umar sebagai The Saint Paul of Islam.

Kepemimpinan Umar selama menjabat sebagai Khalifah telah dicatat dalam sejarah
sebagai kepemimpinan yang sangat dibanggakan, baik di bidang politik teritorial, sosio-ekonomi
maupun sosio-kultural. Menurut yang diriwayatkan oleh Ibnu Atsir bahwa Abdullah Ibnu Mas’ud
berkata: “Islamnya Umar adalah kemenangan, hijrahnya adalah pertolongan dan kekhalifahan
serta pemerintahannya adalah rahmat.

Pemerintahan Umar ibn al-Khattab berlangsung dari 634-644 H, waktu 10 tahun masa
pemerintahannya dilalui dengan berbagai macam ekspansi dan penaklukan ke luar willayah
Semenanjung Arab. Penguasaan Imperium Persia dan Imperium Romawi menjadi puncak dari
keberhasilan Umar ibn al-Khattab dalam memimpin Bangsa Arab, yang terpisah jauh dengan
pengaruh dari kedua imperium tersebut sejak Nabi Muhammad saw. Di deklarasikan sebagai
khatam al-Anbiya. Luas wilayah yang ditaklukan oleh Umar ibn al-Khattab adalah 1.500.000
km² dengan rincian sebagai berikut:

1) Yarrnuk atau Wacusa, 5 Rajab, 13 H. (Sept. 634 M);


2) Pertempuran Qadisiyah, Ramadan, 14 H. (Nov. 635 M);
3) Ba'albak, 25 RabI' I, 15 H. (636 M.);
4) Hims and Qjnnasrm, ditaklukan pada 15 H. (636 M);
5) Palestine and Quds (Jerusalem) in RabI' II, 16 H. (637 M);
6) Madian, 15-16 H. (636-637 M);
7) Jazrra (Ruha, Raqqa, Nasibain, Harran, Mardien), mayoritas didiami oleh kaum Nasrani
pada 18-20 H. (639-640 M);
8) Persia: Nehavand, 19-20 H. (640 M);
9) Mesir (tidak termasuk Alexandria) 20 H. (640 M);
10) Alexandria, 21 H. (641 M);
11) Barqa (Libya), 22 H. (642 M);
12) Tripoli (Libya), 23 H. (643 M).

Wilayah Islam yang semakin meluas di bawah kepemimpinan Umar ibn al-Khattab,
menimbulkan perubahan dalam berbagai aspek, terutama berkaitan dengan ketatanegaraan,
administrasi negara, keuangan dan fiskal, pertahanan dan keamanan. Faris Alkhateeb24 secara
garis besar mengungkapkan bahwa: perubahan yang mendasar dari kepemimpinan al-Faruq.
Pertama, berkaitan dengan pungutan pajak yang diterapkan terhadap penduduk yang ditaklukan
terutama terhadap penduduk yang dikuasai oleh Imperium Bizantium. Pajak ini dikumpulkan di
Madinah, yang semula dikumpulkan di Konstantinopel dan Ctesiphon. Kedua, berkaitan dengan
toleransi beragama dan berkeyakinan yang diberikan terhadap kelompok - kelompok tertentu.
kelompok Kriste Monoposite, diberikan keleluasaan untuk beribadah di wilayah Syria, kelompok
Yahudi diperbolehkan untuk kembali ke Jerussalem untuk beribadah, Kristen Nestorian diberikan
kebebasan untuk beribadah dengan mendapat perlindungan dari Umar ibn al-Khattab.

Abdul Aziz mengungkapkan perubahan-perubahan kebijakan yang terjadi pada masa Umar
ibn al-Khattab. 25 Pertama, munculnya institusi yang dikenal dengan nama Diwan al’Ata’.
Sebuah institusi yang melakukan pencatatan mengenai penerima tunjangan yang diperoleh dari
kas negara. Jumlah tunjangan yang akan diterima ditentukan oleh Umar ibn al-Khattab
berdasarkan kabilah, veteran perang Badar, muslim yang hijrah ke Abassania, veteran perang
Uhud, Muslim yang Hijrah sebelum penaklukan Mekkah, dan muslim yang mampu membaca al-
Quran.

Kedua, penggunaan gelar Amir al-Mu’minin mulai diperkenalkan. Gelar Amir al-
Mu’minin bukan merupakan keinginan Umar ibn al-Khattab, melainkan panggilan seseorang
terhadap dirinya. Gelar ini menggantikan panggilan Khalifatu Khalilfati Rasulillah yang
diberikan sesuai dengan urutan pengganti Nabi Muhammad saw setelah Abu Bakar ash-Shidiq.

Ketiga, penetapan penanggalan Arab masa sebelum Islam menjadi penanggalan resmi
kaum Muslim dengan peristiwa hijrah Rasulullah saw ke Madinah sebagai titik awal tahun
penanggalan.

Perubahan di wilayah penaklukan Umar ibn al-Khattab, tidak hanya terkait dengan
perlindungan terhadap kebeasan beragama dan berkeyakinan melainkan pula aspek ekonomi
menjadi pertimbangan. Perubahan yang dilakukan khalifah kedua setelah Abu Bakar as-Shiddiq
tidak hanya terkait dengan pajak, melainkan berdirinya Bait al-Mal.

Umar ibn al-Khattab membuat ketentuan bahwa pihak eksekutif tidak boleh ikut campur
dalam mengelola harta Bait al-Mal. Negara bertanggung jawab untuk menyediakan makanan
bagi para janda, anak-anak yatim, serta anak-anak terlantar. Demikian juga membiayai
penguburan orang-orang miskin, membayar utang orang-orang yang pailit atau bangkrut,
membayar diyat untuk kasus-kasus tertentu. Untuk mendistribusikan harta Bait al-Mal, khalifah
Umar mendirikan beberapa lembaga yang dianggap perlu: Lembaga Pelayanan Militer, Lembaga
Kehakiman dan Eksekutif, Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Islam, Departeman Jaminan
Sosial.

lembaga-lembaga yang muncul pada masa Khalifah Umar ibn al-Khattab, yang mendapatkan
distribusi dana dari Bait al-Mal:

1) Lembaga Pelayanan Militer. Lembaga ini berfungsi untuk mendistribusikan dana bantuan
kepada orang-orang yang terlibat dalam peperangan. Besarnya jumlah dana bantuan ditentukan
oleh jumlah tanggungan keluarga setiap penerima dana.

2) Lembaga Kehakiman dan Eksekutif. Departemen ini bertanggung jawab terhadap


pembayaran gaji para hakim dan pejabat eksekutif. Besarnya gaji ini ditentukan oleh dua hal,
yaitu jumlah gaji yang diterima harus mencukupi kebutuhan keluarganya agar terhindar dari
praktik suap dan jumlah gaji yang diberikan harus sama dan kalau pun terjadi perbedaan, hal itu
tetap dalam batas-batas kewajaran.

3) Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Islam. Lembaga ini mendistribusikan bantuan dana
bagi penyebar dan pengembang ajaran Islam beserta keluarganya, seperti guru dan juru dakwah.

4) Lembaga Jaminan Sosial. Lembaga ini menyimpan daftar bantuan untuk fakir dan miskin.
tujuan dari deprtemen ini adalah agar tidak seorangpun di negeri ini terabaikan kebutuhan
hidupnya. semua orang yang sakit, usia lanjut, cacat, yatim piatu, janda atau oleh karena sebab
lain sehingga tidak mampu memperoleh penghidupan sendiri diberi bantuan keuangan secara
tahunan dari Bait al-Mal.

 WAFATNYA UMAR BIN KHATTAB


Umar ibn al-Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak
dari Mughirah ibn Sy’ubah pada saat ia akan memimpin shalat Subuh. Abu lukluk yang
Majusi pun pergi ke masjid dengan membawa sebilah belati. Saat Umar mulai
mengimami salat Subuh, Abu lukluk tiba - tiba menerobos dari belakang dan
menghunjamkan belatinya sebanyak enam kali ke tubuh Umar. Salah satunya mengenai
panggul. Sang khalifah terkapar dan berlumuran darah. Sementara Abu Luluk, dalam
kondisi terpojok, juga melukai jemaah lain dan akhirnya bunuh diri. Pembunuhan ini
konon dilatar belakangi dendam pribadi Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar. Fairuz
merasa sakit hati atas kekalahan Persia yang saat itu merupakan negara digdaya.

Peristiwa ini terjadi Pada 25 Zulhijah 23 Hijriyah /644 M, Umar bin Khattab,
sahabat Rasulullah yang semula amat keras menentang Islam dan berbalik menjadi
pembela Islam yang gigih itu, akhirnya meninggal dunia. Syibli Nu’mani menerangkan,
pemakaman Umar dilakukan oleh Shuhaib bin Sinan, Ali bin Abi Thalib, Utsman bin
Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Saad bin Abi Waqqas, dan Abdurrahman bin Auf yang
menurunkan jenazah sang khalifah ke liang lahat. “Dan sang cahaya yang menyinari
dunia itu tersembunyi dalam bumi untuk selama-lamanya,” Nu’mani.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Umar bin Khattab merupakan khalifah kedua setelah Abu bakar, umar menjadi khalifah
yang ditunjuk langsung oleh Abu Bakar. Periode kekhalifahan Umar tidak di ragukan lagi
merupakan “Abad Emas” Islam dalam segala zaman. Khalifah Umar bin Khattab mengikuti
langkah langkah Rasulullah SAW. dengan segenap kemampuan nya, terutama pengembangan
Islam. Ia bukan sekedar seorang pemimpin biasa, tetapi seorang pemimpin pemerintahan yang
professional.

Pada masa pemerintahan beliau, banyak wilayah wilayah yang telah di taklukan Islam,
misalnya di kawasan barat, Islam berhasil menaklukan Damaskus, wilayah pantai Syam, Mesir,
Libya. Sedangkan di kawasan sebelah timur, Islam telah menaklukan Madain, Jalawla‟,
Nahawand dan ke berbagai wilayah Persia. Selain itu juga beliau berhasil dalam hal
pemerintahan negara, ilmu keislaman, system pertahanan dan lain sebagainya.

Gagasan Umar mengenai prinsip peradilan dapat dijadikan dasar untuk menjadikan Umar
sebagai “Bapak Peradilan”. Khalifah Umar telah memerintah selama 10 tahun lebih 6 bulan, dan
hari kematian nya sangat tragis, Abu Lu‟luah Secara tiba tiba menyerang nya dengan tikaman
pisau tajam ke arah Umar yang sedang melaksanakan shalat subuh.

B. SARAN

Perlu dipahami bahwa suatu kehidupan dakwah senantias penuh dengan tantangan. Sebagai
seorang Muslim hendak lah menghadapi nya dengan tanpa putus asa, penuh kesabaran, kebijakan
dan ketentraman hati, juga memohon kepada Nya serta lebih mempererat ukhuwah Islamiyyah,
agar tercipta suatu tatanan masyarakat yang aman, damai, sentosa dan sejahtera dengan persatuan
dan kesatuan yang kokoh.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Dudung. Metodologi Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos, 1990.
. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos, 1999.
Abdullah, Taufik dan Abdurrahman Suryopmiharjo. Ilmu Sejarah dan
Historiografi Arah dan Perspektif. Jakarta: Gramedia, 1985
Ahmad, Jamil. Seratus Muslim Terkemuka. Terj. Tim Penterjemah Pustaka
Firdaus. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987.
Akkad, Abbas Mahmoud. Kecermelangan Khalifah Umar bin Khattab. Terj. H.
Bustami A.Gani dan Zainal Abidin Ahmad. Jakarta: Bulan Bintang,
1978.
Ali Abdul Raziq. Khalifah dan Pemerintahan dalam Islam.Terj. Gufron A
Mas’adi. Bandung: Pustaka, 1985.
Ali, K. Sejarah Islam Tarikh Pramodern. Terj. Gufron A Mas’adi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada. 2000.
Al-Maududi, Abul A’la. Khilafah dan Kerajaan. Terj. M. al-Baqir. Bandung:
Pustaka, 1985.

Anda mungkin juga menyukai