Anda di halaman 1dari 9

AKHLAK KETELADANAN BIN UMAR BIN KHATTAB

Untuk memenuhi Ujian Tengah Semester (UTS)

Mata Kuliah Pengembangan Pembelajaran Aqidah Akhlak

Dosen Mata Kuliah : Zikriadi, S.Pd.I.,M.Pd.

Oleh:

FIRMANSYAH

NIM : 21.0121.2440

Semester V (Lima)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)

SYARIF ABDURAHMAN

SINGKAWANG

TAHUN 2023
KETELADANAN UMAR BIN KHATTAB
Firmansyah
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Syarif Abdurrahman Singkawang

ABSTRAK
Umar bin Khattab r.a merupakan salah satu sahabat Nabi yang berbeda dengan
harta yang dianugerahkan kepadanya, jumlah ini seakan tak pernah habisnya
menjadi sumber inspirasi dan ilmu pengetahuan bagi banyak orang, selalu
menjadi objek kajian dan penelitian yang menggugah minat para akademisi,
intelektual, dan ilmuwan. Khalifah kedua setelah Khalifah Abu Bakar r.a. Ini
mencakup potret teladan kepribadian dan karakter yang luar biasa. Umar bin
Khattab r.a. Sebagai salah satu sahabat Nabi SAW, ia diketahui mempunyai
keistimewaan dalam setiap aspek kehidupannya. Khalifah Umar r.a. tidak hanya
dikenal karena kemampuannya memperluas wilayah ummat Islam dan menjamin
tertib administrasi pemerintahan, namun pokok pikiran Khalifah Umar r.a.. Di
bidang ilmu pengetahuan, beliau juga memberikan kontribusi yang besar terhadap
perkembangan hukum Islam. Umar telah terbukti memiliki kualitas kepribadian
yang agung yang mampu membawa umat Islam kepada kejayaan. Kehebatan
Umar telah mendapat pengakuan dari berbagai kalangan, baik yang beragama
Islam maupun yang tidak.
Kata Kunci: Umar Bin Khattab, Keteladanan

A. Pendahauluan
Telah tercatat dengan begitu apiknya, kedatangan Nabi Muhammad SAW
bersama dengan ummat Islam selama 23 tahun telah mampu meletakkan pondasi
nilai-nilai Islam yang kokoh serta lebih daripada itu. Pondasi ini terbangun di
pusat kota bernama Madinah al-Munawwarah. Wafatnya Rasulullah SAW pada
tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 H bertepatan 632 M memberikan sebuah
gambaran bagi kita tentang fase baru yang dihadapi oleh ummat Islam dengan
fase sistem kekhalifahan Islam yang menjadi faktor kunci bagi perkembangan
Islam selanjutnya, setelah meninggalnya Rasulullah SAW tampuk kekuasaan
dipegang oleh Abu Bakar ra. Setelah itu di pegang oleh Umar Ibnu Khattab.
Dalam sejarah peradaban Islam tentu diketahui bahwa Umar bin Khattab
(13-23 H/634-644 M) merupakan salah satu pemimpin yang mempunyai pengaruh
besar terhadap kemajuan Islam. Banyak prestasi gemilang yang diraih dan belum
pernah diraih sebelumnya. Salah satu sistem yang dikembangkan oleh Umar bin
Khattab pada masa pemerintahannya adalah perluasan dan reformasi sistem
administrasi negara secara ekstensif. Sehingga menjadi kekuatan politik bagi
pemerintahan Islam saat itu.
Khalifah kedua setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq dikenal sebagai seorang
administrator yang berbakat, ia banyak mengemukakan gagasan-gagasan terkait
pengelolaan, baik dalam membagi wilayah umat Islam menjadi beberapa wilayah
maupun dalam menyegel penetapan pajak. Kecerdasan dan kehebatan Umar tidak
hanya ditunjukkan dalam pengabdiannya tetapi juga dalam kepribadiannya yang
luar biasa. Kondisi fisik dan kemampuannya yang luar biasa membantu Khalifah
Umar mengemban tanggung jawab yang besar, ia sebenarnya melakukan
reformasi di berbagai bidang kehidupan.
Umar terbukti memiliki sifat-sifat kepribadian yang unggul, mempunyai
kemampuan membawa kejayaan bagi umat Islam, kehebatan Umar diakui oleh
banyak kalangan berbeda, baik umat Islam maupun non-Muslim. Apa yang
dilakukan Umar bin Khattab merupakan suatu langkah yang cemerlang,
sedemikian hebatnya sehingga dianggap sebagai pemerintahan yang paling sukses
dari empat periode Khulafaurrrasidin, berhasil membawa umat Islam meraih
kejayaan di bidang politik dan kesejahteraan di bidang sosial ekonomi dan sesuatu
yang belum tercapai pada masa pemerintahan khalifah sebelumnya dan
selanjutnya.

B. Biografi Singkat
Umar bin Khattab adalah salah satu tokoh yang sangat penting dalam sejarah
Islam. Beliau memiliki nama lengkap Umar bin Khattab Ibn Nufail Ibn Abd
al-‘Uzza Ibn Riyah Ibn Qurth Ibn Razah Ibn ‘Adiy Ibn Lu’aiy al-Qurasyiy
al-‘adawiy. Umar lahir tiga belas tahun setelah tahun Gajah, yang merupakan
tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, usia Umar RA lebih
muda tiga belas tahun daripada Nabi Muhammad SAW. Sebelum memeluk Islam,
Umar bin Khattab dikenal sebagai salah satu lawan paling keras terhadap seruan
Nabi Muhammad SAW. Dia juga memiliki reputasi sebagai sosok yang kejam,
bengis, dan sering mengonsumsi minuman keras. Umar bin Khattab memiliki
banyak istri dan anak, meskipun sebagian besar istrinya meninggal dunia. Di
antara anak-anaknya yang terkenal adalah Abdullah bin Umar dan Ummul
Mukminin Hafshah. Ia menikahi Ummu Kultsum, putri Ali bin Abi Thalib, dan
Fatimah az-Zahra, saudara Hasan dan Husain, cucu Nabi Muhammad SAW.
Meskipun memiliki reputasi yang keras, Umar RA memiliki kecerdasan luar biasa
dan dianggap sebagai salah satu pemikir terbesar dalam sejarah Islam.
Dia memiliki kemampuan untuk meramalkan peristiwa-peristiwa masa depan
dan sering dihormati karena keadilan serta kebijaksanaannya. Umar bin Khattab
juga dikenal sebagai duta kabilahnya pada masa Jahiliyyah, yang ditunjukkan oleh
kemampuannya dalam menyelesaikan perselisihan. Hal ini menunjukkan bahwa
dia memiliki kecerdasan, kebijaksanaan, dan kemampuan mediasi yang luar biasa.
Umar bin Khattab memeluk Islam pada tahun ke-enam kenabian Nabi
Muhammad SAW saat usianya dua puluh tujuh tahun.
Kisah paling terkenal mengenai konversinya ke Islam adalah ketika dia
menemukan lembaran Al-Qur’an di rumah saudaranya yang baru saja memeluk
Islam. Ketika membaca ayat pertama surat Taha, hati Umar RA dipenuhi
ketenangan dan kedamaian. Ia kemudian menyatakan masuk Islam dan
mengucapkan dua kalimat syahadat. Kepemelukan Umar bin Khattab membawa
perubahan besar dalam perjalanan dakwah Islam.
Dia memberi masukan kepada Nabi Muhammad SAW untuk melakukan
dakwah secara terang-terangan, mengakhiri era dakwah rahasia. Sejak saat itu,
Islam disebarkan secara terang-terangan.
Sebagai tanda penghargaan atas kontribusinya. Nabi Muhammad SAW
memberi julukan “al-Faaruq” kepada Umar RA, yang berarti “pembeda,” karena
melalui Umarlah Allah membedakan antara yang benar dan yang salah, Ia juga
menjadi penasihat terdekat Nabi Muhammad SAW sepanjang hidup.
C. Keteladanan Khalifah Umar bin Khattab r.a
Khalifah ‘Umar bin Khattab r.a. yang namanya dalam tradisi Islam adalah
yang terbesar pada masa awal Islam setelah Muhammad SAW., telah menjadi
idola para penulis Islam karena kesalehan, keadilan dan kesederhanaannya.
Mereka juga menganggapnya sebagai personifikasi semua nilai yang harus
dimiliki oleh seorang khalifah. Wataknya yang yang terpuji menjadi teladan bagi
para penerusnya1. Para ilmuwan Barat pun mengakui ketokohan ‘Umar bin
Khaṭṭāb r.a. dalam panggung sejarah Islam. Michael H. Hart salah seorang
sejarawan dari Barat menempatkannya pada urutan ke-51 dari seratus tokoh yang
dianggap sangat berpengaruh di dunia2.
Begitu mulianya Umar bin Khattab sehingga banyak para tokoh dan ilmuan
mengkaji akan kepribadian beliau, berikut adalah beberapa bentuk kepribadian
dari Umar bin Khattab yang perlu kita teladani;
1. Memiliki Ilmu Kepemimpinan
Di antara empat khalifah (Khulafauh ar-Rasyidin) itu, ternyata
Umar ibn Khattab mempunyai kedudukan yang istimewa. Keistimewaan
Umar ibn Khattab terletak pada kemampuannya berfikir kreatif.
Kebrilianan beliau dalam memahami syariat Islam, diakuai sendiri oleh
Nabi Muhammad Saw3. “Rasulullah saw., pernah bersabda “tatkala aku
sedang tidur, aku bermimpi diberi segelas susu. Aku meminumnya hingga
aku lihat ar-rayy (sari pati/ aroma ahurumya) mengalir pada kuku-kukuku.
Kemudian lebihnya kuberikan kepada Umar. “ Bagaiman anda
menakwilkannya?” Tanya sahabat. Beliau menjawab, “(itu adalah) ilmu.”
(HR. al-Bukhari dan Muslim).

1
Philip K. Hitti, History of The Arab, terj. R.Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, edisi
revisi, (Cet.I ; Jakarta: Serambi Limu Semesta, 2008), h. 218-219
2
Michael H. Hurt, The 100, A Ranking of The Most Influencial Persons in History, terj. Mahbub
Junaidi dengan judul Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, (Cet. V; Jakarta:
Pustaka Jaya, 1983), h. 264
3
Musyrifah Sunanto, SEJARAH ISLAM KLASIK: Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam (Cet. 5;
Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 22
Susu ditakwilkan sebagai ilmu, karena keduanya sangat banyak
manfaatnya, juga, karena keduanya menjadi sumber kebaikan. Susu
sebagai makanan jasmani, sedangkan ilmu sebagai makanan ruhani.
Dalam hadits tersebut terdapat penjelasan mengenai keutamann Umar.
Biasanya, mimpi memang tidak ditafsirkan secara lahiriyah. Yang
dimaksud dengan ilmu dalam hadits tersebut adalah ilmu untuk
memimpin/mengatur manusia dengan pedoman pada kitab Allah dan
Sunnah Rasulillah4
2. Umar memiliki respec dan bertanggung jawab
Dalam sebuah kisah, ketika khlalifah sedang “ronda”, mendengar
tangisan anak- anak dari sebuah rumah kumuh. Dari jendela ia mendengar
sang ibu sedang berusaha menenangkan anaknya. Rupanya anaknya
menangis karena kelaparan, sementara sang ibu tidak memiliki apapun
untuk dimasak malam itu. Sang ibupun berusaha menenangkan anaknya
dengan berpura-pura merebus sesuatu yang tak lain adalah batu, agar
anaknya tenang dan berharap anaknya tertidur karena kelelahan
menunggu. Sambil merebus batu dan tanpa mengetahui kehadiran
khalifah Umar r.a., sang ibupun berguman mengenai betapa enaknya
hidup khalifah negeri ini dibandingkan hidupnya yang serba susah.
Khalifah Umar r.a. yang mendengar tidak dapat menahan tangisnya,
beliau pun pergi saat itu juga meninggalkan rumah itu. Malam itu juga
beliau menuju ke gudang makanan yang ada di kota dan mengambil
sekarung bahan makanan untuk diberikan kepada keluarga yang sedang
kelaparan itu. Bahkan beliau sendiri yang memangggul karung makanan
itu dan tidak mengizinkan seorang pun pegawainya menemaninya untuk
membantunya. Khalifah Umar r.a. sendiri pula yang memasak makanan
itu, kemudian menemani keluarga itu makan, dan bahkan masih sempat
pula menghibur sang anak hingga tertidur sebelum beliau pamit untuk
pulang. Keluarga itu tidak pernah tahu bahwa yang datang

4
Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Umar bin Khattab, h. 191
mempersiapkan makanan buat mereka malam itu adalah khalifah Umar
bin Khattab r.a. Subhanallah. Sungguh pribadi yang amat luar biasa
3. Sederhana dan merakyat
Di zaman Umar pernah terjadi wabah yang bernama Tha'un, wabah
tersebut sangat mematikan banyak membunuh kaum muslimin salah
satunya Suhail bin Amr yang meninggal oleh wabah yang mematikan ini.
Wabah ini tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan saja, melainkan
merambah juga kepada aspek ketersediaan pangan yang memadai,
bahkan Umar menyurati seluruh gubernur-gubernur di bawah
pimpinannya untuk membawa makanan, minuman dan kebutuhan
pakaian untuk kaum muslim terutama untuk daerah Madinah. Umar
sebagai khalifah pada saat itu memastikan kebutuhan umat harus
terpenuhi terlebih dahulu dan beliau sendiri malah memilih untuk
memakan roti dan zaitun, sungguh akhlak yang patut untuk dijadikan
contoh. Di lain kisah datang seorang utusan dari byzantium untuk
bertemu dengan khalifah Umar, seketika utusan byzantium tersebut kaget
melihat khalifah kaum muslim yang telah banyak melakukan penaklukan
daerah-daerah besar seperti Persia malah tidur di luar hanya dengan
beralaskan kain seadanya saja, hal itu sulit ditemui di daerah manapun.

D. Penutup
Dalam sejarah peradaban Islam tentu diketahui bahwa Umar bin Khattab
merupakan salah satu raja yang mempunyai pengaruh besar terhadap
kemajuan Islam. Berbagai prestasi gemilang berhasil diraih, di antaranya
belum pernah diraih pada periode sebelumnya, di bawah kepemimpinan
Umar bin Khattab r.a. Selama menjabat sebagai Khalifah, beliau tercatat
dalam sejarah sebagai pemimpin yang sangat membanggakan, baik dalam
bidang politik, teritorial, sosial ekonomi, dan sosial budaya Menurut yang
diriwayatkan oleh Ibnu Atsir bahwa Abdullah Ibnu Mas’ud berkata:
“Islamnya Umar adalah kemenangan, hijrahnya adalah pertolongan dan
kekhalifahan serta pemerintahannya adalah rahmat”5.
Masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab r.a. ini adalah masa
keemasan bagi umat Islam. Meskipun sebenarnya di bawah kepemimpinan
politik Rasulullah SAW dan Abu Bakar r.a. Negara Madinah telah menjadi
model negara makmur, namun pada masa Kekhalifahan Umar, Negara
Madinah mengalami kesempurnaan.. Kesempurnaan pemerintahan di bawah
Khalifah Umar r.a. tidak hanya dilihat dari lahirnya lembaga-lembaga
pendukung pemerintahannya namun kesempurnaan ini juga terlihat lebih jelas
dalam cara Khalifah Umar r.a, melepaskan kekuasaan negara untuk
kemaslahatan rakyat. Khalifah Umar bin Khattab r.a.. menyampaikan nilai-
nilai yang sangat berharga sehingga berkat menjadi modal utama bagi
terselenggaranya masyarakat dari keadaan yang anarkis dan tidak beradab,
menuju masyarakat yang berkemanusiaan dan sejahtera. Khalifah Umar r.a..
mampu menarik semua gender dan semua kelompok untuk berpartisipasi
dalam pemerintahan dan pembangunan tanpa diskriminasi, sebuah contoh
yang akan selalu tercatat dalam Sejarah.

5
A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1998), h. 236.
Daftar Pustaka
A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Pustaka al-Husna
Ash-Shalabi, Ali Muhammad. Biografi Umar bin Khattab. Cet. I; Jakarta: Al-
Kautsar
H. Hurt , Michael, The 100, A Ranking of The Most Influencial Persons in
History, terj. Mahbub Junaidi, Seratus Tokoh yang Paling
Berpengaruh dalam Sejarah, Cet. V; Jakarta: Pustaka Jaya, 1983.
Hitti, Philip K., History of The Arab, terj. R.Cecep Lukman Yasin dan Dedi
Slamet Riyadi, edisi revisi, Cet.I ; Jakarta: Serambi Limu Semesta,
2008.
Musyrifah Sunanto, SEJARAH ISLAM KLASIK: Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Islam Cet. 5; Jakarta: Prenadamedia Group, 2015.

Anda mungkin juga menyukai