Anda di halaman 1dari 19

PERKEMBANGAN DAN CAPAIAN PERADABAN ISLAM

ZAMAN KHALIFAH UMAR BIN KHATAB

Bagus Prasetyo Heru H1, Maya Nuraeni2

Pascasarjana Institur PTIQ Jakarta, Indonesia, prasetyo2929@gmail.com


1

2
Pascasarjana Institut PTIQ Jakarta, Indonesia, mayanuraeni12@gmail.com

ABSTRAK
Berkembang pesatnya agama Islam yang semula hanya berada di wilayah kota Mekkah saja
hingga sekarang menjadi agama Mayoritas di planet ini tidak lepas dari peran para sahabat
Rasulullah SAW yang salah satunya adalah Umar bin Khattab yang bergelar Amirul
Mukminin semasa menjabat sebagai Khalifah. Tujuan dari penelitian pustaka ini ini ialah
menjabarkan pencapaian-pencapaian yang diperoleh oleh Amirul Mukminin Umar bin
Khattab semasa menjabat sebagai Khalifah. Metode yang digunakan ialah reduksi data,
penyajian data, dan kesimpulan. Hasil dari yang diperoleh dari penelitian Pustaka ini ialah
banyak capaian-capaian yang diperoleh oleh Amirul Mukminin seperti perluasan wilayah,
membangun kota baru, hingga berkembangnya pengetahuan. Kesimpulan dari penelitian
Pustaka ini adalah sebagai seorang khalifah, Amirul Mukminin Umar bin Khattab berhasil
memperluas pengaruh agama Islam bukan hanya dari segi pemeluknya, namun juga
pengembangan dari berbagai aspek yang menjadikan Islam semakin kokoh dan tetap eksis
sampai saat ini.

ABSTRACT
The rapid development of the Islamic religion, which was originally only in the city of Mecca,
until now it has become the religion of the majority on this planet, cannot be separated from
the role of the companions of the Prophet Muhammad, one of whom was Umar bin Khattab,
who held the title Amirul Mukminin while serving as Caliph. The purpose of this literature
research is to describe the achievements obtained by Amirul Mukminin Umar bin Khattab
while serving as Caliph. The method used is data reduction, data presentation, and
conclusions. The results obtained from this Library research are the many achievements
obtained by Amirul Mukminin such as expanding territories, building new cities, to
developing knowledge. The conclusion of this Library research is that as a caliph, Amirul
Mukminin Umar bin Khattab succeeded in expanding the influence of Islam not only in terms
of its adherents, but also the development of various aspects that made Islam stronger and still
exists today.

Keyword: Umar bin Khattab, Capaian, Peradaban Islam


1. PENDAHULUAN

Pada mulanya, Islam hanyalah agama suku di Jazirah Arab, yaitu suku Quraisy.

Namun seiring dengan waktunya agama Islam melintasi dimensi kesukuan dan terus

berkembang keberbagai belahan dunia. Dalam waktu 23 tahun Islam berkembang

keseluruh Jazirah Arab lalu melintasi daratan dan benua ke Afrika Utara bahkan

sampai ke Cina. Pergerakan penyebaran Islam yang cepat tentunya menghasilkan

pertemuan dengan berbagi budaya dan tradisi lokal yang memang telah ada

sebelumnya. Hampir dipastikan bahwa tidak ada wilayah yang tanpa budaya, semua

masyarakat dalam keadaan apapun tentunya sudah memiliki budanya sendiri,

sehingga mengharuskan islam harus “bernegosiasi” dengan budaya atau tradisi lokal

yang sudah ada dan saling memberi dan menerima bahkan saling menguatkan.1

Menyebarnya Islam tidak lepas dari para tokoh-tokoh yang berjasa sehingga Islam

dapat dikenal secara luas dan tetap eksis sampai saat ini. Tokoh-tokoh tersebut

diantara Nabi Muhammad SAW, Khalifah Abu Bakar as-Shiqid, Khalifah Umar bin

Khattab, Khalifah Utsman bin Affan, Khalifah Ali bin Abi Thalib dan masih banyak

lagi. Sepeninggalan Nabi Muhammad SAW, banyak pergolakan yang terjadi di dunia

Islam sehingga berkembangnya kebudayaan dan peradaban yang harus terjadi sesuai

dengan kebutuhan zamannya, tidak terlepas dimasa kekhalifahan Amirul Mukminin

Umar bin Khattab. Beliau memimpin kaum muslimin selepas berpulangnya Khalifah

Abu Bakar as-Shidiq, dan Nabi Muhammad sendiri semasa hidupnya meninggikan

Umar bin Khattab seperti “Al Faruq”, menyebut apabila ada nabi setelah Nabi

Muhammad itu adalah Umar, Setan pergi apabila melihat Umar melintas, Umar

adalah Pintu penjaga dari fitnah, dll.

Patutlah kita sebagai kaum muslimin meneladani sosok Khalifah yang bergelar

Amirul Mukminin (Pemimpin orang mukmin) yaitu Umar bin Khattab, cara beliau

1
Zakki Fu’ad, Sejarah Peradaban Islam: paradigma teks refleksi, dan filosofis (Surabaya: UIN Sunan Ampel,
2016), 2
hidup, kegigihannya dalam mempelajari islam, kepemimpinannya serta capaian-

capaian yang beliau raih semasa menjadi Khalifah untuk umat Islam yang dengan

perjuangan beliau kita semua bisa merasakan indahnya dan manisnya Islam. Semoga

Allah SWT senantiasa meninggikan nama beliau, diberikan tempat terbaik yaitu surga

yang dijanjikan kepadanya serta para sahabat Nabi Muhammad SAW.

2. METODE

Untuk memperoleh data sesuai dengan apa yang diperlukan, maka metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah: Teknik pengumpulan

data, sumber data, cara anlisis data, uji korelasi, dan sebagainya. Teknik analisis data

yang digunakan dalam penulisan ini adalah analisis data kualitatif, mengikuti konsep

yang diberikan Miles and Huberman dan Spradley, aktivitas dalam analisis data yaitu:

data reduction, data display, dan colclusion drawing/verification.

a. Reduksi data (Data reduction). Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan.

b. Penyajian Data (Data Display) Setelah data direduksi, maka Langkah

selanjutnya adalah mendisplaykan data. Melalui penyajian data tersebut,

maka data dapat terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan,

sehingga akan semakin mudah difahami.

c. Conclusion Drawing/Verification Langkah ketiga dalam analisis data

kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan


verifikasi.2

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Biografi Umar bin Khattab

Bernama lengkap Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Rabah bin

Abdullah binQurth bin razah bin Adi al-Quraisy. Umar dilahirkan tiga belas tahun

setelah tahun gajah (tahun kelahiran Nabi Muhammad)3 yang berarti Umar lebih

muda tiga belas tahun dibandingkan Nabi Muhammad SAW. Ibunya sendiri

adalah Hantamah binti Hasyim bin Al Mughirah dari Bani Mahzum bin Yaqazhah

bin Murrah. Silsilahnya bertemu dengan silsilah Nabi pada Ka’ab moyang Nabi

yang kesembilan.

Umar berasal dari kalangan keluarga terpandang dari bani ‘Adiy yang

termasuk kedalam kalangan Quraisy. Umar tumbuh dalam pengasuhan bapaknya

dan mewarisi tabiat bapaknya yang keras, tidak mengenal sifat lemah, tegas, dan

gigih serta tidak mengenal tawar menawar4. Umar memiliki kecerdasan yang luar

biasa, bahkan dikatakan mampu memprakirakan hal-hal yang akan terjadi pada

masa yang akan datang5. Umar radhiyallahu’anhu menjadi orang yang dipilih

sebagai duta dari kabilahnya pada masa Jahiliyyah. Jika terjadi perselisihan di

antara para kabilah, maka Umar lah orang yang diutus untuk melerai dan

mendamaikan. Hal ini menandakan bahwa Umar memiliki kecerdasan, keadlian,

serta kebijakasanaan.6

Meskipun berasal dari keluarga terpandang, namun Umar pada masa

jahiliyyahnya merupakan seseorang yang kasar, bengis, suka meminum minuman

2
Abdur Rofi Hamas & Gagah Daruhadi, Latar Belakang Lahirnya Kelompok Mu’tazilah: Ushul Al-Madhab dalam
Aliran Mu’tazilah. Hlm. 3
3
Abdul Wahab an-Najjar, al-Khulafa ‘ar-Rasyidin, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1990), 106
4
Abdul Hamid as-Suhaibani, Para Sahabat Nabi: Kisah Perjuangan, Pengorbanan, dan keteladanan.
Terjemahan, (Jakarta: Darul Haq, 2015), 13
5
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam Jilid 2, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve,1933), 38
6
Ibid. hal 38
keras, berbadan tegap, berjiwa besar, berhati teguh, tegas dan keras, tidak

mengenal pertimbangan dan kebimbangan, jauh dari keraguan dan kepura-

puraan, tidak terseret oleh dorongan jiwa yang bertentangan dan pendapat yang

berseliweran, bila ia bergerak maka potensi-potensi bergerak membentuk

kepribadian yang utuh yang seolah-olah dia adalah sebuah pasukan perang besar

yang bergerak dengan Langkah yang kuat7. Selain itu beliau juga memiliki banyak

istri dan anak, namun sebagian istrinya meninggal dunia. Diantara anak-anak

beliau yang menonjol ialah Abdullah bin Umar dan Ummul Mukminin Hafshah.

Awal mula keislaman Umar bin Khattab.

Umar bin Khattab merupakan salah satu sahabat Nabi yang pernah disebutkan

namanya secara langsung dalam do’anya. Hal ini seperti yang disampaikan oleh

Khabbab bin al-Arats langsung didepan Umar setelah membaca surat Thaha ayat

1-14, Khabbab berkata “ketahuilah Umar, aku sangat berharap do’a yang

dipanjatkan Nabi SAW pada senin lalu menjadi kenyataan. Beliau berdo’a ‘ya allah,

kuatkanlah agama Islam ini dengan orang yang paling Engkau cintai di antara kedua

orang ini, yaitu Umar bin Al-Khattab atau Amr bin Hisyam (nama asli Abu Jahal)”8

Keislaman Umar secara tidak langsung merupakan do’a langsung yang

dilakukan oleh Nabi SAW, karena saat itu agama Islam belumlah kuat secara

pengikut hal ini terlihat bahwa dakwah masih banyak sahabat yang

meneymbunyikan keislamannya karena takut disiksa oleh orang kafir Quraisy,

dan dengan masuknya Umar kedalam agama Islam menjadi angin segar dimana

Umar menjadi pembela dakwah Islam yang dilakukan oleh Nabi Muhammad

SAW sebagaimana Umar pernah menjadi penentang dakwah Islam sebelumnya,

bahkan dengan masuknya Umar kepada Islam membawa perubahan secara

7
Abdul Hamid as-Suhaibani, Para Sahabat Nabi: Kisah Perjuangan, Pengorbanan, dan keteladanan.
Terjemahan, (Jakarta: Darul Haq, 2015), 14
8
Ahmad Abdul Al al-Thahthawi, Qishah min Hayati Umar ibn Al-Khaththab, (Kairo: Dar Al-Ghaddi Al-Jadid,
2016), 21
drastis atas dakwah Nabi SAW, dimana sebelumnya kaum muslimin tidak berani

melakukan ibadah di depan Ka’bah setelah masuknya Umar kepada agama Islam

kaum muslimin mulai berani untuk melalukan ibadahnya di depan Ka’bah,

bahkan Umar lah salah seorang sahabat yang dengan berani secara terang-

terangan melalukan hijrah ke Madinah yang sebelumnya tidak ada yang berani

melakukannya sebagaimana dikatakan oleh Ali bin Abu Thalib “aku tidak

mengetahui seorangpun dari Muhajirin, kecuali dia berhijrah secara sembunyi-

sembunyi kecuali Ummar bin Khattab. Manakala dia hendak berhijrah, dia

mengambil pedang, menenteng busur, tanggannya menggenggam beberapa anak

panah dan menyelipak tombak pendek dipinggangnya lalu menuju Ka’bah yang

saat itu banyak tokoh Quraisy yang sedang berada di halamannya. Lalu ia thawaf

mengelilingi Baitullah sebanyak tujuh putaran dengan tenang, kemudian shalat di

maqam Ibrahim, lalu berdiri di depan orang-orang lalu berkata ‘wajah-wajah

buruk, Allah tidak menghinakan kecuali hidung-hidung ini. Barangsiapa ingin

menjadikan ibunya kehilangan anak, membuat anak-anaknya menjadi yatim dan

istirnya menjadi janda, silahkan menghadangku di balik lembah ini’, Ali berkata

“maka tidak ada seorangpun yang berani mengikutinya.”9

Keistimewaan Umar bin Khattab

Umar bin Khattab memiliki keistimewaan yang menjadi ciri khas dirinya dan

menjadi pembeda dengan beberapa sahabat yang lainnya, diantaranya:

1. Masuk kedalam agama Islam dengan di Do’akan langsung oleh Rasulullah

SAW10

2. Tokoh penting di suku Quraisy dan berasal dari keluarga terpandang serta

mulia dari Bani Adi 11

9
Ahmad Abdul Al al-Thahthawi, Qishah min Hayati Umar ibn Al-Khaththab, (Kairo: Dar Al-Ghaddi Al-Jadid,
2016), 21
10
Rizem Aizid, The Great Sahaba, (Yogyakarta: Laksana, 2018), 385
11
Ibid, Hal. 386
3. Memiliki fisik yang kuat, berjiwa besar dengan hati yang teguh, tidak ada

kepura-puraan dalam berbicara, lugas, cerdas,

4. Bergelar Al-Farud yang diberikan langsung oleh Rasulullah12

5. Memiliki ketawadhu’an yang tinggi13

6. Disebutkan oleh Rasulullah bahwa Umar diberikan ilham oleh Allah,

sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW

bersabda "Pada umat umat terdahulu ada orang-orang yang diberi ilham. Jika

ada pada seseorang dari umatku, maka dia adalah Umar." (Shahih Al Bukhari).

7. Setan menghindar dari Umar tatkala bertemu dengannya di jalan. "Wahai Ibnu

Khattab! Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya. Tidaklah setan

berjalan di suatu jalan kemudian bertemu denganmu, melainkan dia akan

beralih ke jalan lain yang bukan jalanmu." (muttafaq alaih).14

Selain beberapa hal yang disebutkan di atas, kedekatan Umar bin Khattab dengan

Al-Qur’anpun menjadi keistimewaan tersendiri, dimana sebab dari Umar lah

beberapa ayat Al-Qur’an itu diturunkan seperti ketika Umar berbicara kepada

Nabi Muhammad SAW “ Wahai Rasulullah, seandaikanya kita menjadikan

Maqam Ibrahim sebagai tempat shalat” maka turunlah firman Allah “Dan

jadikanlah maqam Ibrahim sebagai tempat shalat” [Q.S. Al-Baqarah: 125]. 15

Awal Kekhalifahan Umar bin Khattab

Umar bin Khattab adalah Khalifah kedua yang bergelar Khalifah Khalifah

Rasulullah karena dia merupakan pengganti Khalifah Abu Bakar yang meninggal

karena sakit. Khalifah Abu Bakar As-Shidiq menunjuk langsung Umar bin Khattab

12
Ahmad Abdul Al al-Thahthawi, Qishah min Hayati Umar ibn Al-Khaththab, (Kairo: Dar Al-Ghaddi Al-Jadid,
2016), 23
13
Abdul Hamid as-Suhaibani, Para Sahabat Nabi: Kisah Perjuangan, Pengorbanan, dan keteladanan.
Terjemahan, (Jakarta: Darul Haq, 2015), 23
14
Hamid Ahmad ath-Thahir, Hayah Ash-Shahabah fil Athfal, (Kairo: Dar Al-Fajr li At-Turats, 2004)41
15
Ahmad Abdul Al al-Thahthawi, Qishah min Hayati Umar ibn Al-Khaththab, (Kairo: Dar Al-Ghaddi Al-Jadid,
2016), 32
sebagai penggantinya melalui surat wasiat yang dituliskan oleh Utsman bin Affan

sebelum ia meninggal.

Abu Bakar berkata “ tuliskan Bismillahirrahmanirrahim. Inilah pesan Abu Bakar

bin Abu Quhafah pada akhir hayatnya, dengan keluarnya dia dari dunia ini.

Untuk memasuki akhirat dan tinggal di sana. Di tempat ini orang kafir akan

percaya, orang durjana akan yakin, dan orang yang dusta akan membenarkan.

Aku menunjuk penggantiku yang akan memimpin kalian adala ….” Namun tiba-

tiba Abu Bakar pingsan sebelum mennyebutkan nama siapa pun. Namun Utsman

meneruskan tulisannya dan menulis nama “Umar bin Al-Khaththab”. Lalu Abu

Bakar pun tersadar lalau meminta Utsman membacakan apa yang telah dia tulis.

Mendengar apa yang dibacakan Utsman, Abu Bakar pun bertakbir, “Engkau

mengkhawatirkan aku akan meninggal, sehingga engkau khawatir umat akan

berselisih jika tidak ada nama yang tertulis ? semoga Allah membalasmu dengan

kebaikan.” Jelas Abu Bakar.16

Terpilihnya Umar menjadi Khalifah yang ditunjuk langsung oleh Abu Bakar

merupakan awal terbentuknya sistem pemilihan kepala negara yang dimana

seorang kepala negara dipilih karena ditunjuk langsung oleh kepada negara

sebelumnya. Dimana pada zaman Khalifah Abu Bakar, beliau ditunjuk menjadi

khalifah karena berdasarkan musyawarah-mufakat yang dilakukan oleh sahabat

dari golongan Muhajirin dan Anshar. Tentunya pemilihan Umar sebagai

pengganti Khalifah Abu Bakar merupakan keputusan tepat yang dilakukan oleh

Khalifah Abu Bakar, dimana beliau tidak ingin terulang kembali apa yang

sebelumnya kaum muslimin rasakan sepeniggalan Nabi Muhammad SAW

dimana selama beberapa waktu mereka tidak dipimpin oleh siapapun karena

tidak ada penunjukan langsung yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, sehingga

16
Ibib, Hal 68
terjadi permasalah di internal negeri kaum muslimin seperti beberapa kembali ke

kafiran, tidak maunya membayar zakat, hingga munculnya nabi palsu.

Setelah terpilihnya Umar sebagai Khalifah pengganti Khalifah Abu Bakar,

Umar menyampaikan khutbah pertamanya, dimana ia menyadari akan

kekurangan dirinya seperti berperangai keras, kasar, dll. Namun dikhutbah

pertamanya, dia menyampaikan hal-hal yang dapat menenangkan rakyatnya

yang saat itu merasa takut dan ragu akan Umar yang ditunjuk menjadi Khalifah

selanjutnya.17

Sebagai seorang Khalifah, gelar pertama yang beliau sandang adalah Khalifah

Khalifah Rasulullah (Pengganti Pengganti Rasulullah). Hal ini pun membuat kaum

muslimin mencarikan gelar untuk beliau karena apabila beliau wafat maka

penggantinya akan bergelar Khalifah Khalifah Khalifah Rasulullah (Pengganti

Pengganti Rasulullah) dan ini dirasa terlalu Panjang. Sampai datang dua pejabat

Irak yakni Labid bin Rabi’an al-Amiri dan Adi bin Hatim al-Tha’I yang ingin

bertemu Khalifah kepada Amr bin al-Ash dengan berkata “tolong izinkan kami

masuk menemui Amirul Mukminin” kemudian Amr bin al-Ash mengatakan yang

dikatakan kedua pejabat itu benar bahwa kami adalah orang-orang mukmin dan

Umar adalah Pemimpinnya. Kemudian Amr bin al-Ash menemui Umar dengan

menyebutnya Amirul Mukminin lalu Umar berkata “Nama apa yang kaum sebut

17
Isi pidato Umar. Beliau berkata “Wahai sekalian manusia, telah sampai kepadu bahwa kalian merasa takkut
kepada ku, maka dengarkanlah apa yang ku katakana. Saat Bersama Rasulullah SAW, aku adalah budak dan
pelayannya. Beliau adalah orang yang paling lembut dan halus, sebagimana firman Allah SWT, dalam surat
Taubah (9). Maka aku letakkan sifat kerasku pada kelembutan Nabi SAW hingga aku menjadi pedang yang
terhunus di depan beliau. Jika beliau berkehendak, beliau akan menyarungkanky. Jika berkehendak, beliau akan
membiarkanku, kemudian aku akan melakukan apa yang belliau inginkan. Selama hidup bersama Rasulullah
SAW, aku berniat begitu, hingga Allah mewafatkannya dan beliau ridha padauk. Aku banyak bersyukur kepada
Allah atas hal itu, dan karenanya aku berbahagia. Dan begitupun ketika Abu Bakar diangkat, aku menjadi
pembantunya dan aku campurkan sifat kerasku dengan sifat lembutnya. Dan aku jadikan diriku pedang
sebagaimana ketika aku menjadi pembantu Rasulullah. Namun sekarang akulah yang menjadi pemimpin kalian.
Aku tahu ada orang yang berkata ‘Umar berlaku keras kepada kita’ dan lain sebagainya. Ketahuilah bahwa sifat
keras ini telah aku lemahkan, kecuali terhadap orang-orang yang melampaui batas dan berbuat zalim”. Dikutip
dari Ahmad Abdul Al al-Thahthawi, Qishah min Hayati Umar ibn Al-Khaththab, (Kairo: Dar Al-Ghaddi Al-Jadid,
2016), 71
itu wahai Amr ?” lalu Amr bin al-Ash menjawab “Sesungguhnya Labid bin

Rabi’ah al-Amiri dan Adi bin Hatim al-Tha’I datang kemari seraya berkata, ‘tolong

izikan kami menemui Amirul Mukminin.’ Mereka, demi Allah benar memanggil

kamu dengan sebutan itu. Engkau adalah pemimpin dan kami adalah kaum

mukmin.

Perkembangan Peradaban Islam Pra Umar bin Khattab

Peradaban adalah terjemahan kata dari bahasa arab yaitu al-Hadharah. Selain itu

kata ini juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan arti kebudayaan,

padahal dalam bahasa arab kebudayaan adalah al-Tsaqafah yang menurut

Koentjaraningrat kebudayaan itu memiliki tiga wujud18:

1. Wujud idela, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks, ide-ide,


gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya;
2. Wujud kelakuan, yaitu kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas
kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat;
3. Wujud benda, yaitu kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya.

Kata peradaban sendiri juga sering dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan

yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan

dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks.19

Jadi, kebudayaan mencangkup juga peradaban namun tidak sebaliknya. Sebab

peradaban dipakai untuk menyebut kebudayaan yang maju dalam bentuk ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni. Dalam pengertian kebudayaan direfleksikan

kepada masyarakat yang masih keterbelakangan, bodoh. Sedangkan peradaban

terefleksikan kepada masyarakat yang sudah maju20, baik dari segi pola pikir

maupun ilmu pengetahuan.

18
Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, (Jakarta: Gramedia, 1985), 5
19
Ibid. Hal 10
20
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, (Depok: Rajawali Press, 2018), 3
Peradaban islam di zaman Amirul Mukminin Umar bin Khattab tidak lepas dari

peradaban yang sebelumnya sudah dikembangkan di zama Rasullah SAW dan

juga Khalifah Abu Bakar As-Shidiq. Diamana sebelum kekhalifahan Umar bin

Khattab kemajuan peradaban Islam sudah terbentuk, pada zaman Nabi

Muhammad SAW capaian peradaban Islam diantaranya21:

1. Pembangunan masjid Nabawi;

2. Persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshar

3. Kesepatan saling membantu antara kaum muslim dan non-muslim

4. Peletakan asas-asas politik, ekonomi, dan sosial

5. Dasar kenegaraan pada Piagam Madinah

Ketika Nabi Muhammad SAW wafat, kepemimpinan Islam dilanjutkan oleh

pengganti beliau yaitu Khalifah Abu Bakar As-Shidiq yang merupakan sahabat

sekaligus mertua beliau. Orang yang pertama kali mempercayai kenabian

Muhammad SAW yang tanpa ragu sedikitpun akan kerasulannya. Sebagai

seorang khalifah, Abu Bakar pun sangat berjasa dalam perkembangan peradaban

Islam. Selain dia berjasa ketika Nabi SAW masih hidup seperti bersedia memasang

badan untuk lancarnya dakwah dan juga ketika menjadi Khalifah menggantikan

Nabi Muhammad SAW sebagai Khallifah. Dan diantara pencapaian beliau

menjadi seorang Khalifah yaitu:

1. Mempertahankan Negara Islam dari penyelewangan yang muncul

dibeberapa wilayah seperti Yaman, Yamamah dan Oman.

2. Melakukan pengumpulan ayat-ayat Al-Qur’an kedalam 1 mushaf yang lalu

disimpan oleh Hafshah binti Umar (istri Rasullah) ketika Abu Bakar wafat.

3. Memperluas wilayah Islam sampai ke Yordania, Palestina, Hims, Syam.

21
Pinhome, Sekilas peradaban zaman Nabi Muhammad SAW, artikel online
https://www.pinhome.id/blog/sekilas-peradaban-zaman-nabi-muhammad-saw/ diakses tanggal 22 November
2022.
4. Membentuk dewan pertimbangan (Syura)

Ini lah beberapa capaian peradaban yang berhasil diraih oleh Pemimpin Islam

sebelum Umar bin Khattab. Dimana Rasulullahh sebagai peletak dasar dari segala

aspek dalam hal beragama, bermasyarakat, ilmu pengetahuan, perekomonian, dan

masih banyak lagi dan diteruskan oleh Khalifah Abu Bakar As-Shidiq yang

mempertahankan serta memperluas wilayah kekuasaan Islam pada zamannya hingga

kekuasaan Islam itu dilanjutkan oleh sahabatnya yaitu Umar bin Khattab.

Perkembangan Peradaban Islam Zaman Umar bin Khattab

Diawal sudah banyak dijelaskan tentang Umar bin Khattab, mulai dari nasabnya,

sifatnya, bagaimana beliau masuk kedalam Islam, sampai ditunjuknya beliau menjadi

Khalifah secara langsung oleh Khalifah sebelumnya. Kekhalifahan Umar bin Khattab

seyogyanya melanjutkan apa yang sudah diperjuangkan oleh Rasulullah SAW dan

Abu Bakar As-Shiqid.

Dimasa awal pemerintahannya, Umar langsung memecat komandan perang yakni

Khalid bin Walid dan menggantikannya dengna Abu Ubaidah bin Jarrah, pemecatan

ini dilakukan karena kondisi umat yang saat ini mengagungkan Khalid karena banyak

kemenangan dalam peperangan yang berhasil diraihnya, hal ini membuat Umar

khawatir kaum muslimin akan berlebihan (ghuluw) kepada Khalid. 22

Sebagai pengganti Khalid atas perintah Amirul Mukminin, Abu Ubaidah

melanjutkan ekspansi Islam ke beberapa wilayah seperti kebagian utara (Dasmaskus,

Yerusalem), bagian barat (Mesir), bagian timur (Persia)23. Karena penaklukan tersebut

menyebabkan orang beramai-ramai masuk ke agama Islam meskipun demikian hal ini

dilakukan tanpa paksaan sehingga akhirnya saat itu terbentuklah masyarakat yang

22
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, (Depok: Rajawali Press, 2018), 60
23
Ibid, Hal. 60-62
majemuk dimana mereka mengenal ajaran-ajaran selain islam seperti Nasrani, Yahudi,

Majusi Shabiah, dan lainnya.24

Meluasnya daerah penaklukan Islam yang disertai meluasnya pengaruh Arab

sangat berpengaruh pada bidang ekonomi masyarakat, daerah yang tadinya tidak

begitu ramai mulai memperlihatkan aktivitas perekonomian yang menyebabkan peta

perdagangan berubah. Hal inipun akhirnya menyebabkan Umar sebagai Khalifah saat

itu membeentuk Lembaga Hisbah yaitu Lembaga pengawasan terhadap pasar,

pengontrolan terhadap timbangan dan takaran, dan tata tertib kesusilaan,

pengawasan kebersihan, dan sebagainya. Selain itu dibentuk juga beberapa

perkampungan militer. Umar menjadikan Bashrah sebagai pusat metropolitan

perekonomian dengan tujuan untuk mempermudah komunikasi dengan Madinah

yang dijadikan sebagai Ibu Kota Negara.

Kufah dijadikan oleh Umar sebagai basis pemerintahan yang mengatur wilayah

Iraq utara, Mesopotamia timur, dan Utara Iran. Selain itu Umar juga membentuk

Baitul Mal sebagai tempat untuk menampung harta hasil taklukan yang berupa

ghanimah, fai, kharja, jizyah. Pada masa Umar pertama kali akan dibuat mata uang

resmi negara walaupun tidak berlangsung lama karena mendapatkan protes dari

sejumlah sabahat. Selain itu Umar lah pertama kali umat Islam meresmikan

penggunaan Hijriyah sebagai sistem penanggalan dalam Islam25 hal ini setelah beliau

meminta saran-saran dan para sahabanya lalu mengambil pendapat terkuat yang itu

dari Ali bin Abi Thalib.

Selain dalam bidang Adminitrasi negara, pada masa Umar pun berkembang ilmu-

ilmu pengetahuan dibidang keagamaan seperti:

1. Ilmu Qiraat: karena kekhawatiran Umar akan terjadinya kesalahan dalam

membaca Al-Qur’an disebabkan perluasan wilayah Islam sehingga beliau

24
Sulaeman Jajuli, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), 71
25
Ibid. Hal. 76
mengutus Muadz bin Jabal ke Palestina, Ibadah bin al-Shamit ke Hims, Abu

Darda ke Damaskus, Ubai bin Ka’ab dan Abu Ayub tetap di Madinah.

2. Ilmu Tafsir: hal ini dimaksudnya untuk memahami ayat-ayat Al-Qur’an. Para

sahabat menafsirkan sesuai dengan apa yang didengar langsung dari

Rasulullah SAW. Dan diantara para sahabat beberapa ditunjuk langsung

seperti Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Mas’ud, dan

Abdullah bin Ka’ab sebagai penafsir resmi negara.26

3. Ilmu Hadits: walaupun dimasa Khulafa’ al-Rasyidin (termasuk Umar) belum

dikenal ilmu hadits, namun Hadits Nabi sudah tersebar luas dikalangan umat

Muslim. Pada masa khalifah Umar beberapa sahabat diperintahkan untuk

menyebarluaskan hadist ke wilayah Islam seperti Abdullah bin Mas’ud ke

Kufah, Ma’qal bin Yasar ke Basrah, Ibadah bin Samit dan Abu Darda ke Syria.27

4. Ilmu Nahwu: Umar menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai Pembina dan

penyusun pertama dasar-dasar ilmu nahwu sebagai tata bahasa mempelajari

Bahasa Arab. Hal disebabkan di Bashrah dan Kufah banyak terdapat kabilah

Arab yang berbicara dengan berbagai dialek Arab. Dan ada juga orang Persia

disana.28

5. Ilmu Fikih: ilmu ini muncul disebabkan karena semakin banyaknya

permasalah yang dihadapi umat Islam yang memerlukan ketetapan hukum

efek dari semakin luasnya wilayah islam. Para sahabat yang ahli dalam bidang

ini diantaranya Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit yang

tinggal di Madinah, Abdullah bin Abbas tinggal di Mekkah, Abdullah bin

Mas’ud tinggal di Kufah, Anas bin Malik tinggal di Bashrah, Muadz bin Jabal

Tinggal di Syria, Abdullah bin Amr bin Ash tinggal di Mesir.29

26
Ahmad Amin, Fajr al-Islam, (Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-Misriyah, 1975), 202.
27
Tim penulis Teks Book, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Ujung Pandang: Proyek Pembinaan IAIN Alauddin,
1982), 86.
28
Ali Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), 104.
29
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, (Depok: Rajawali Press, 2018), 66
Selain ilmu pengetahuan, pada Masa Khalifah Umar pula dibangun beberapa kota

baru di wilayah-wilayah kekuasaan Islam seperti di Iraq, Persia, dan Mesir. Dalam

membangun kota-kota baru atau meperbarui kota-kota yang sudah ada, dibentuklah

Gedung-gedung bergaya Persia, Romawi, dan Arab yang dijiwai oleh seni bangunan

Islami. Mulai dari sinilah muncul ilmu arsitektur bangunan dalam Islam.

Kepemimpinan Umar bin Khattab

Umar bin Khattab yang menggantikan Abu Bakar sebagai Khalifah, memimpin

umat islam selama 10 tahun 6 bulan 4 hari. Kepemimpinan Umar sebagai seorang

Khalifah melalui proses penunjukan langsung dari Khalifah Abu Bakar. Sebagai

Khalifah Khalifah Rasulullah, kepemimpinan Umar telah banyak memberikan

sumbangsih bagi dunia Islam seperti sistem kenegaraan, perluasan wilayah islam, dll.

Sebagai seorang pemimpin yang dianggap berhasil pada masanya, tidak lepas

dari gaya kepemimpinan Umar sebagai seorang Khalifah yakni lebih mengutamakan

bermusyawarah dengan membentuk Majelis Syura’30 yang berbeda dengan masa

Khalifah Abu Bakar, yakni dengan membentuk Perwakilan Rakyat.

Sifat Umar selama menjadi Khalifah berkebalikan 3600 dengan sebelum menjadi

Khalifah. Dimana banyak kekhawatiran dari para rakyat apabila Umar yang

memimpin, namun kekhawatiran itu semua hilang tatkala Umar menjadi pemimpin

yang tidak hanya tegas, namun juga menjadi pribadi yang lebih lembut, bijaksana

dalam menanggapi sesuatu, lembut hatinya, Amanah, tatkala Umar hampir tersulut

emosi dan diingatkan dengan ayat Al-Qur’an maka Umar langsung tertunduk.

30
Moh. Hasyim Rosyidi, Kepemimpinan Profetik Umar bin Khattabdan Umar bin Abdul Aziz, Vol X, Jurnal Ummul
Quro, 2017, hal.22
Selain itu Umarpun memiliki perhatian khusus pada dunia Pendidikan islam,

dengan ia menunjuk para sahabat yang berkompeten menjadi guru di wilayah

perluasan yang baru untuk mengajarkan Islam di wilayah tersebut.

Ijtihad Umar bin Khattab

Sebagai seorang khalifah dan juga sebagai seorang yang berilmu sangat tinggi, dalam

beberapa aspek kehidupan semasa Umar menjadi Khalifah terdapat beberapa Ijtihad

beliau yang membawa dampak perubahan bagi kehidupan masyakrakat Islam pada

masa itu. Adapun hasil ijtihad Umar bin Khattab diantaranya31:

1. Ghanimah, dalam hal ini Umar berijtihad bahwa Ghanimah perang merupakan

milik rakyat, sebab bagi Umar kemaslahatan bersama lebih penting dari pada

kemaslahatan individu, maka dari itu Ghanimah tidak dibagikan kepada para

pasukan perang tapi dikembalikan ke masyarakat untuk kepentingan bersama.

2. Talak. Saat zaman Rasulullah SAW dan Abu Bakar apabila ada seorang laki-

laki menalak Istrinya di suatu majelis maka akan dijatuhi hukum Talak Raj’i.

namun pada kekhalifahan Umar, ia berijtihan bahwa hal yang seperti itu jatuh

hukum Talak Ba’in dengan maksud agar masyarakat lebih berhati-hati dalam

urusan talak.

3. Hukum Potong Tangan. Umar sebagai khalifah pernah menghentikan hukum

potong tangan bagi pencuri yang terdesak karena kelaparan pada suatu tahun

terjadinya kelaparan. hal ini berarti Umar sebelum menjatuhi sanksi akan

terlebih dahulu melihat apa yang melatarbelakanginya

4. Hukuman pezina bagi seorang gadis. Apabila pada zaman Rasulullah

hukuman bagi seorang gadis yang berzina ialah didera sebanyak 100 kali dan

dibuang ke luar negeri, maka pada zaman Umar pembuangan keluar negeri

31
M. Zaidi Abdad, Ijtihad Umar bin Al-Khattab: Telaah Sosio-Historis Atas Pemikiran Hukum Islam, Vol 13, Jurnal
Hukum Islam, 2014, hal 43-47
tidak lagi dilakukan setelah Ruba’iah binti Umayyah bin Khallaf dengan

pertimbangan bahwa orang yang dibuang dikhawatirkan akan menjadi musuh

Islam.

5. Mu’allaf. Pada masa Nabi seorang mu’allaf akan diberikan sedekah dengan

maksud untuk menarik dan menjinakan hatinya pada Islam. Namun pada masa

Umar hal itu tidak dilakukan karena Umar berpendapat bahwa yang hendak

masuk Islam, maka berimanlah dan siapa yang mau kufur, maka kufurlah.

Capaian Peradaban Khalifah Umar bin Khattab

Dari apa yang sudah dipaparkan di atas, adapun bentuk pencapaian peradaban

Islam pada masa Khalifah Umar bin Khattab adalah:

1. Perluasan wilayah kekuasaan Islam sampai ke Iraq, Persia, Mesir

2. Membagi negara menjadi 8 wilayah Provinsi; Makkah, Madinah, Syria, Jazirah,

Bashrah, Kufah, Palestina, dan Mesir

3. Mengatur Administrasi Negara seperti: 1. Menerbitkan sistem pembayaran gaji

dan pajak tanah; 2. Mendirikan Pengadilan Negara yang memisahkan Lembaga

yudikatif dan eksekutif; 3. Membentuk sekretaris negara yang saat itu dijabat

oleh Zaid bin Tsabit dan Abdullah bin Arqam; 4. Membentuk Lembaga

keamanan seperti kepolisian dan terutama militer yang bertugas di daerah

perbatasan seperti di Kufah, Bashrah, dan Fusthah (Mesir); 5. Mendirikan Baitul

mal; 6. Mencetak mata uang resmi negara yaitu drachma; 7. Meresmikan

penggunaan hijriyah sebagai kalender Islam

4. Berkembangnya ilmu pengetahuan seperti Hukum, Tata negara, Qiraat, Tafsir,

Hadits, Nahwu, Fikih, dan Arsitektur.

5. Dibangunnya kota-kota baru seperti Bashrah dan Kufah di Iraq, serta Fusthah

di Mesir.
4. KESIMPULAN.

Dari pemaparan makalah yang sudah disebutkan diatas dapat diambil kesimupal

bahwa:

1. Peradaban Islam mulai muncul di zaman Rasulullah SAW dan diteruskan serta

diperluas pengaruhnya di zaman Khalifah Abu Bakar dan Amirul Mukminin

Umar bin Khattab

2. Umar bin Khattab dipilih sebagai Khalifah secara langsung oleh Abu Bakar

yang saat itu menjabat sebagai Khalifah sebelum beliau wafat

3. Julukan Umar bin Khattab semasa menjadi sebagai khalifah yaitu Amirul

Mukminin (Pemimpin orang mukmin)

4. Pencapaian perkembangan peradaban Islam zaman Umar bin Khattab seperti

Perluasan wilayah sampai ke Iraq, Persia, Mesir.

5. Penyempurnaan sistem administrasi negara

6. Berkembangnya ilmu-ilmu pengetahuan

7. Dibangunnya beberapa kota-kota baru

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Ahmad Al al-Thahthawi. Qishah min Hayati Umar ibn Al-Khaththab. Kairo: Dar
Al-Ghaddi Al-Jadid, 2016.

Ahmad, Hamid ath-Thahir. Hayah Ash-Shahabah fil Athfal. Kairo: Dar Al-Fajr li At-
Turats, 2004.

Aizid, Rizem. The Great Sahaba. Yogyakarta: Laksana, 2018.

Amin, Ahmad. Fajr al-Islam. Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-Misriyah, 1975.

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Ensiklopedi Islam Jilid 2. Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, 1933.

Fu’ad, Zakki. Sejarah Peradaban Islam: paradigma teks refleksi, dan filosofis. Surabaya:
UIN Sunan Ampel, 2016.
Hamas, Abdur Rofi, Gagah Daruhadi. Latar Belakang Lahirnya Kelompok Mu’tazilah:
Ushul Al-Madhab dalam Aliran Mu’tazilah. Jakarta: PTIQ Jakarta, 2022.

Hamid, Abdul as-Suhaibani. Para Sahabat Nabi: Kisah Perjuangan, Pengorbanan, dan
keteladanan, terjemahan. Jakarta: Darul Haq, 2015.

Hasjmy, Ali. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

Hasyim, Moh Rosyidi. Kepemimpinan Profetik Umar bin Khattabdan Umar bin Abdul
Aziz. Jurnal Ummul Quro Vol X. 2017

Jajuli, Sulaeman. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: Deepublish, 2016.

Koentjaraningrat. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia, 1985.

Nasution, Syamruddin. Sejarah Peradaban Islam. Depok: Rajawali Press, 2018.

Pinhome. Sekilas peradaban zaman Nabi Muhammad SAW, artikel online


https://www.pinhome.id/blog/sekilas-peradaban-zaman-nabi-muhammad-saw/
diakses tanggal 22 November 2022.

Tim penulis Teks Book. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Ujung Pandang: Proyek
Pembinaan IAIN Alauddin, 1982.

Wahab, Abdur an-Najjar. al-Khulafa ‘ar-Rasyidin. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah,


1990.

Zaidi, M Abdad. Ijtihad Umar bin Al-Khattab: Telaah Sosio-Historis Atas Pemikiran
Hukum Islam. Jurnal Hukum Islam Vol 13. 2014.

Anda mungkin juga menyukai