Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

UMAR BIN KHATTAB

DISUSUN OLEH:

Nama : Nieken Asaca


Kelas : X MULTIMEDIA 2

SMK NEGERI 1 MUARA ENIM


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa

memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan makalah Biografi Umar Bin Khattab.

Penulis berharap semoga dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya

dan bagi pembaca pada umumnya yaitu sebagai bahan bacaan yang memberikan

pencerahan dan wawasan kepada kita.

Penulis menyadari makalah yang disusun ini masih terdapat banyak

kekurangan atau kesalahan baik dari segi susunan maupun isi, oleh karena itu

kritik dan saran yang bersifat membangun baik dari Dosen maupun dari pembaca

sangat kami harapkan demi kesempurnaan Makalah yang selanjutnya.

Tanjung Enim, 12 April 2023

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2

A. Biografi Umar Bin Khattab..................................................................2


B. Proses Pengangkatan Umar Bin Khattab.............................................3
C. Akhir Pemerintahan Umar Bin Khattab...............................................4

BAB III KESIMPULAN.................................................................................5

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisasi merupakan wadah aktivitas manusia sekaligus tempat

jalinan hubungan kerjasama antar manusia. Karena sebagai makhluk sosial

manusia tidak dapat hidup sendiri, satu sama lain saling membutuhkan dan

kerjasama merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupannya.

Manusia juga sebagai makhluk individualis yang memiliki ego dan

ambisi. Agar terjadi keselarasan antara sifatsosial dan individualis, maka setiap

organisasi atau kelompok kerja memerlukan pemimpin. Seorang pemimpin

diharapkan mampu memimpin, mengerahkan dan mengarahkan manusia untuk

bekerja  sama  mencapai tujuan yang diinginkan

Kepemimpinan dapat dikonsepsualisasikan sebagai suatu interaksi

antaraseseorang dengan suatu kelompok, tepatnya antara seorang dengan

anggota-anggotakelompok setiap peserta didalam interaksi memainkan

peranan dan dengan cara-caratertentu peranan itu harus dipilah-pilahkan dari

suatu dengan yang lain. Dasar  pemilihan merupakan soal pengaruh,

pemimpin mempengaruhi dan orang laindipengaruhi. Dalam makalah ini akan

dibahas mengenai kepemimpinan dari tokoh Umar Bin Khattab.

B. Rumusan Masalah

1. Biografi Umar Bin Khattab

2. Proses Pengangkatan Umar Bin Khattab

3. Akhir Pemerintahan Umar Bin Khattab

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI UMAR BIN KHATTAB

Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza atau lebih dikenal dengan

Umar bin Khattab (581 - November 644) adalah salah seorang sahabat Nabi

Muhammad yang juga adalah khalifah kedua Islam (634-644). Umar bin Khattab

dilahirkan 12 tahun setelah kelahiran Rasulullah saw.

Umar juga merupakan satu diantara empat orang Khalifah yang

digolongkan sebagai Khalifah yang diberi petunjuk (Khulafaur Rasyidin).

Umar dilahirkan di kota Mekkah dari suku Bani Adi, salah satu rumpun

suku Quraisy, suku terbesar di kota Mekkah saat itu. Ayahnya bernama Khattab

bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim. Umar

memiliki julukan yang diberikan oleh Muhammad yaitu Al-Faruk yang berarti

orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.

Keluarga Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah, ia bisa

membaca dan menulis, yang pada masa itu merupakan sesuatu yang langka. Umar

juga dikenal karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.

Riwayat Masuknya Umar pada Agama Islam.

“ Ya Allah, agungkanlah Islam dengan salah satu dari dua lelaki ini : Umar bin

Khattab atau Umar Ibn Hisyam Abu Jahal”. Itulah sepenggal doa Rosulullah pada

suatu ketika.

Pada saat Islam muncul yaitu pada saat Rosulullah mengumumkan misi

kenabianya, Umar adalah salah seorang penentang Rosulullah yang paling gigih.

Dia menganggap bahwa Islam adalah sesat dan kegilaan yang menentang

kepercayaan agama nenek moyang mereka. Sehingga dia sangat memusuhi Nabi

Muhammad. Dengan berbagai cara Umar menentang ajaran yang dibawa oleh

2
Rossulullah. Suatu ketika Umar megatakan kepada orang-orang bahwa dia akan

membunuh Rosulullah, kemudian dia keluar dari rumahnya dengan membawa

pedang yang terhunus tajam dan akan menuju ke kediaman Rosulullah, tiba di

tengah jalan dia bertemu adik kandungnya Fatimah sedang duduk dibawah pohon

sambil membawa mushaf dan membaca sebagian dari ayat Al-qur’an (surat At-

Thaha). Dia bertanya kepada adiknya “apa yang telah kamu baca”, dengan sangat

ketakutan fatimah menjawab “ayat-ayat Al-quran” kemudian Umar memintanya

dan berkata ”sesungguhnya engkaulah yang lebih pantas aku bunuh terlebih

dahulu, ”jika kebenaran ada diantara kita apa yang akan engkau lakukan”  sahut

fatimah, ”berikan kertas itu padaku”, setelah umar membacanya, setelah dia

mengetahui ayat yang ia baca sangat berkaitan pada dirinya. hatinyapun luluh,

hatinya bergetar karena mendengar syair yang begitu indah, kemudian dia berlari

ke rumah Rosulullah dan menyatakan dia telah masuk Islam. Dia masuk islam

pada bulan Dzulhijjah tahun keenam kenabian dan dia tercatat sebagai orang yang

ke 40 yang masuk Islam. Umar wafat pada hari rabu tanggal 25 dzulhijjah 23H /

644 M. Dia dibunuh oleh seorang budak Persia yang bernama Abu Lu’luah atau

Feroz pada saat beliau menjadi imam shalat subuh. Pembunuhan ini konon

dilatarbelakangi dendam pribadi Feroz terhadap Umar karena merasa sakit hati

atas kekalahan Persia yang pada saat itu merupakan negara adigdaya.

B. PROSES PENGANGKATAN UMAR BIN KHATTAB

Umar bin Khattab r.a diangkat dan dipilih sendiri oleh Abu Bakar r.a untuk

menggantikannya dalam ke-khalifahan. Oleh Abdul Wahhab an-Nujjar, cara

pengangkatan seperti ini disebut dengan thariqul ahad, yakni seorang pemimpin

yang memilih sendiri panggantinya setelah mendengar pendapat yang lainnya,

barulah kemudian dibaiat secara umum.

3
Pada masa pemerintahan Abu Bakar r.a, sang khalifah dipanggil dengan

sebutan khalifah Rasulullah. Sedangkan pada masa pemerintahan Umar bin

Khattab r.a, mereka disebut dengan Amirulmu’minin. Sebutan ini sendiri

diberikan oleh rakyat kepada beliau. Salah satu sebab penggantian ini hanyalah

makna bahasa, karena bila Abu Bakar r.a dipanggil dengan khalifah Rasulullah

(pengganti Rasulullah), otomatis penggantinya berarti khalifah khalifah

Rasulullah (pengganti penggantinya Rasulullah), dan begitulah selanjutnya,

setidaknya begitulah menurut Haikal. Selain itu karena wilayah kekuasaan Islam

telah meluas, hingga ke daerah-daerah yang bukan daerah Arab, yang tentu saja

memerlukan sistem pemerintahan yang terperinci, sementara ia tidak

mendapatkan sistem pemerintahan terperinci dalam Alquran al-Karim dan sunnah

nabi, karena itu ia menolak untuk dipanggil sebagai khalifatullah dan khalifah

Rasulullah.

Terdapat perbedaan dalam proses pengangkatan Abu Bakar dan Umar, bila

Abu Bakar dipilih oleh beberapa wakil kalangan elit masyarakat, Umar dipilih dan

ditunjuk langsung oleh Abu Bakar untuk menggantikannya. Ada beberapa faktor

yang mungkin sangat berpengaruh terhadap penunjukan langsung ini:

1. Kemungkinan besar Abu Bakar khawatir akan terjadi perpecahan dalam tubuh

ummat Islam bila pemilihan diserahkan kepada masyarakat seperti yang

hampir terjadi pada dirinya.

2. Bagaimanapun juga, Umar adalah suksessor Abu Bakar dalam pemilihan

menjadi Khalifah.

3. Sementara beberapa pendapat lain mengatakan bahwa ke-khawatiran Abu

Bakar akan terpilihnya Ali bin Abi Thalib memotivasi dirinya untuk memilih

langsung penggantinya

4
C. AKHIR PEMERINTAHAN UMAR BIN KHATTAB

Banyak keputusan-keputusan baru yang harus diambil oleh oleh khalifah

ke-II Umar Bin Khattab (634-644 M). Penyebaran agama Islampun dilaksanakan

seiring dengan perluasan wilayah Islam. Banyak orang yang takluk dibawah Islam

memeluknya sebagai agama meskipun ada sebagian dari mereka yang membenci

Islam ataupun bangsa Arab yang merupakan penjajah. Umar memerintah dengan

tegas dan disiplin, rakyat maupun pegawainya akan dihukum bila terbukti

bersalah. Pada akhir pemerintahannya timbul gejala-gejala ketidakpuasan

terhadap kebijakan-kebijakannya yang disuarakan pertama kalinya oleh mereka

yang membeci Islam ataupun bangsa Arab. Hal yang paling menonjol adalah

pembagian hasil rampasan perang yang dinilai tidak adil. Tetapi hingga akhir

hayatnya tidak ada yang berani mengutarakan secara terang-terangan.

Benarkah terjadi ketidak-puasan terhadap pemerintahan Umar bin Khattab,

bisa jadi benar. Salah satu bukti yang menunjukkan hal tersebut adalah

pembunuhan Umar bin Khattab sendiri, beliau dibunuh Abu Lu’luah, seorang

Nasrani. Ia megutarakan keberatannya atas pajak yang ia nilai terlalu besar

untuknya yang berprofesi sebagai tukang kayu, pelukis, dan pandai besi, ia harus

membayar dua dirham setiap hari. Akan tetapi meskipun Umar bin Khattab r.a

mendengar keluhannya, beliau tidak mengurangi pajak tersebut karena kabarnya

ia juga akan membuka penggilan tepung dengan angin.

Abu Lu’luah ternyata berlalu dengan rasa tidak puas dengan keputusan

beliau, hal ini disimpulkan dari jawabannya atas keputusan Umar bin Khattab r.a:

“kalau begitu bekerjalah untukku dengan penggilingan itu!”, yang kemudian

dijawab: “kalau kamu selamat maka aku akan bekerja untukmu”. Tiga hari

kemudian ia berhasil membunuh beliau.

5
Akan tetapi bila hanya bukti ini yang diajukan untuk mengutarakan

bahwa akhir pemerintahan Umar bin Khattab r.a terjadi beberapa ketidak-puasaan

terhadapa kebijaksaanan beliau, maka itu terlalu dilebih-lebihkan. Tapi meskipun

begitu, memang faktanya ada yang merasa tidak puas dengan Umar bin Khattab

r.a.Beliau meninggal pada umur 63 tahun. Adapun ke-khalifahannya berjalan

selama 10 tahun, 6 bulan dan 8 hari.

Ada indikasi yang menyatakan bahwa perseturuannya dengan Ali bin Abi

Thalib r.a mulai memudar-kalau memang mereka berseteru-, yakni Umar bin

Khattab r.a menikahi salah satu putri Ali bin Abi Thalib r.a yakni Ummi Kaltsum,

selain itu Ali bin Abi Thalib r.a adalah salah seorang yang turun ke makam beliau,

lain halnya ketika Fathimah binti Rasulullah meninggal dunia, baik Abu Bakar r.a

dan Umar bin Khattab r.a tidak datang kepemakamannya atau ketika Abu Bakar

r.a meninggal dunia dimana Ali bin Abi Thalib r.a tidak datang kepemakamannya.

Beberapa pendapat mengatakan bahwa salah salah satu usaha untuk

meredakan perseteruannya dengan Bani Hasyim adalah dengan mengangkat para

pemuka Bani Hasyim sebagai pemimpin pasukan dan mengirimkannya ke medan

perang, agar mereka tidak terlalu memikirkan siapakah sebenarnya yang berhak

untuk menjadi khalifah, disamping beliau juga memang menikahi putri Ali bin

Abi Thalib r.a.

           

BAB III

KESIMPULAN

6
Sepanjang sejarah khilafah rasyidah, ekspansi terluas yang pernah tecapai

adalah pada masa Umar bin Khattab r.a. Pada saat beliau meninggal kekuasaannya

telah mencapai Alexandria, Najran, Kerman, Khurasan, Rayy, Tabriz dan seluruh

Syiria.

Selain itu dalam bidang administrasi, beliau banyak mengadaptasi sistem-

sistem pemerintahan dari Sasania, Kostantinopel dan Bizantium. Hal ini memang

akibat persentuhannya dengan tiga imperium besar tersebut, dan juga akibat

meluasnya wilayah kekuasaan yang memerlukan suatu pengaturan yang lebih

rapi.

Dalam bidang hukum, beliau juga telah menetapkan qadi-qadi di setiap

wilayah, dan juga menetapkan hukum acara peradilannya. Selain itu, Umar bin

Khattab r.a adalah orang yang terkenal dengan kekritisannya, banyak munjul

ijtihad-ijtihad beliau pada masa pemerintahannya. Peta Jazirah Arab, kekuasaan

Umar bin Khattab r.a berujung di Alexandria, Najran, Kerman, Sijistan, Khurasan,

Rayy, Tabriztan, Armenia, hingga Syiria.

Anda mungkin juga menyukai