Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SEJARAH PERADABAN ISLAM

UMAR BIN KHATTAB; AMIR AL-MUKMININ DAN EKSPANSI


Dosen Pengampu: Prof. Dr. Abdul Mukti, MA

Disusun Oleh:

Dwi Lestari 0302222048

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

dengan menyebut nama Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“umar bin khattab; amir al-mukminin dan ekspansi”.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua
serta dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca.

Medan, 8 Maret 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1

C. Tujuan..........................................................................................................................1

BAB II........................................................................................................................................2

PEMBAHASAN........................................................................................................................2

A. Amir Al-Mukminin.....................................................................................................2

B. Ekspansi.......................................................................................................................4

1. Pembebasan Persia...................................................................................................4

2. Perang Al Jisr (jembatan) pada bulan sya’ban 13 H................................................5

3. Perang Qadisiyah tahun 14 H..................................................................................6

4. Pembebasan Madain tahun 14 H.............................................................................8

5. Nahawand (Fathul Futuh) tahun 21 H.....................................................................9

6. Pembebasan Syam.................................................................................................10

7. Pembebasan Kota Homs dan Qansarin tahun 15 H...............................................11

BAB III.....................................................................................................................................13

PENUTUP................................................................................................................................13

A. Kesimpulan................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Umar bin khattab adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah islam, beliau juga
merupakan sahabat nabi yang terkenal dengan kelemimpinannya selama masa khilafahnya.
Beliau juga dikeknal sebagai khalifah yang kedua setelah Abu Bakar. Umar bin Khattab lahir
di Makkah pada tahun 584 M. sebelum memeluk Islam, Umar dikenal sebaggai seorang
pemuda yang keras dn penuh kemarahan. Namun, setelah mengalami perubahan besar setelah
masuk islam pada tahun 616 M, Umar menjadi salah satu sahabat yang paling gigih dan
penuh semangat dalam memperjuangkan agama Islam.

Pada masa pemerintahannya sebagai khalifah, Umar berhasil memimpin dengan tegas
dan adil. Beliau dikenal sebagai khalifah yang rajinn memperbaiki tata kelola pemerintahan,
membuka daerah-daerah baru, dan memperkuat pertahanan wilayah Islam. Selain itu, Umar
juga merupakan khalifah yang sangat peduli dengan rakyatnya. Beliau memperjuangkan hak-
hak rakyat, memperbaiki perekonomian dan mengembangkan infrastruktur di wilayah
kekuasaannya. Umar juga memperkenalkan sistem perpajakan yang lebihh adil dan efektif.

B. Rumusan Masalah

1. Dengan cara apa umar diangkat menjadi khalifah?


2. Siapa yang menjulluki umar sebagai amirul mukminin pertama kali?
3. Wilayah-wilayah mana saja yang di ekspansi selama masa kekhalifaan umar?

C. Tujuan

1. Mengetahui cara pemilihan umar.


2. Mengetahui sosok dibalik gelar amirul mukminin.
3. Mengetahui wilayah-wilayah yang di ekspansi selama kekhalifaan umar.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Amir Al-Mukminin

Umar bin Khattab dilahirkan di Makkah dan berasal dari suku ‘aidy yang termasuk
rumpun Quraisy. Nama lengkapnya adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin
Rabbah bin Abdullah bin Qurt Razzah bin Adiy bin Ka’ab bin Lu’ay. Dilahirkan setelah 13
tahun nabi dilahirkan. Ayahnya Khattab bin Nufal Al Quraisy dan garus keturunannya
bertemu dengan garis keturunan Rasulullah pada Ka’ab bin Lu’ay. Ibunya bernama
Hantamah binti Hasyim bin Mughira bin Abdillah bin Amr bin Mahzum.

Pada masa jahiliyyah Umar dikenal dengna siffat bengis, kejam, dan suka minum-
miinuman keras, dan pada masa itu banyak wanita yng dia nikahi, dan memiliki anak yang
banyak akan tetapi sebagian besar istrinya tersebut meninggal dunia. Namun pada saat itu
Umar dipilih sebagai duta dari kafilahnya. Hal ini menandakan bahwa Umar memiliki
kecerdasan, kebijaksanaan, dan keadilan.

Pada suatu hari Umar mendapat berita bahwa adiknya yaitu Fatimah beserta suaminya
telah masuk Islam. Seketika itu juga Umar mendadak menjadi marah dan geram. Umar
segera mendatangi rumah adiknya. Sesampainya disana Umar pun sangat marah sehingga
menampar Fatimah dan suaminya. Dipuncak kemarahannya, Umar lalu melihat sebuah
lembaran yang bertuliskan ayat Al-Qur’an. Menurut sebagian riwayat ayat ttersebut
merupakan permulaan ayat Thaha. Umar kemudian mengambil lembaran tersebut dan
membacanya, setelah itu Umar pun merasa tenang dan damai di hatinya. Lantas saat itu juga
Umar ingin menemui Rasulullah di rumah Arqam yang saat itu sedang melaksanakan
dkwahnya secara sembunyi-sembunyi. Sesampainya Umar disana, para sahabat ketakutan
melihat Umar kecuali Hamzah bin Abdul Muthalib, paman nabi. Akan tetapi nabi pada saat
itu menerima umar dengan tennag dan berwibawa sehingga menyebabkan Umar lunak dan
takut. Kemudian umar mengucapkan dua kalimat syahadat dan masuk islam. Umar termasuk
salah satu kekuatan yang sangat besar dalam dakwah nabi. Umar masuk Islam pada tahun ke-
6 kenabian.

Setelah wafatnya Rasulullah, Abu Bakar menjadi khalifah selama kurang lebih dua
tahun. Sebelum wafatnya Abu Bakar, Umar dipilih Abu Bakar untuk menggantikannya
menjadi khalifah. Umar diangkat menjadi khalifah pada bulan Jumada Al-Akhirah tahun 13

2
Hijriyah. Umar memerintah umat Islam selama kurang lebih 10 tahun yaitu pada tahun 634-
644 M. Umar bin Khattab dibunuh saat sedang menjadi iman sholat subuh oleh lukluk
(Fairuz) yang merupakan seorang budak. Fairuz merupakan seseorang dengan kebangsaan
Persia yang masuk Islam setelah ditaklukan Umar. Pembunuhan ini dilatarbelakangi oleh
demdam pribadi Fairuz dikarenakan sakit hati atas kekalahan Persia yang saat itu merupakan
negara digdaya. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijah 23 H/644M.

Umar adalah khalifah pertama yang menamakan dirinya dengan amirul mukminin, ia
meruupakan orang yang pertama kali emenulis penanggalan Islami diawali dari hijrah
Rasulullah. Dia yang pertama kali mendirikan Baitul Mal. Yang pertama kali memerintahkan
sholat teraweh secara berjamaah di bulan Ramadhan, yang pertama kali mengawasi kondisi
rakyatnya di malam hari, yang pertama kali menghukum oranh yang menghujat, yang
pertama kali menghukum peminum khamr dengan 80 deraan, yang pertama kali melarang
kawin mut’ah, yang pertama kali melarang menjual ummul walad, yang pertama kali
mengumpulkan orang untuk melakukan sholat jenazah secara bersamaan dengan 4 kali takbir,
yang membangun kantor-kantor administrasi, dab yang pertama kali membangun kota-kota
besar. Umar yang membongkar Masjid Nabawi dan memperluasnya serta melempari
lantainya dengan batu-batu kerikil dan Umar jugalah yang mengusir orang-orang Yahudi dari
Hijaz ke Syam dan mengusir orang-orang Najran ke Kufah. Dan Umar juga yyang
menempatkan maqam Ibrahim pada posisinya yang kita lihat hingga sekarang. Maqam
Ibrahim saat itu menempel dengan Ka’bah.

Dikutip dari tarekh khulafa’ AL-kabir dan Al-Hakim meriwayatkan dari jalur Ibnu
Syihab bahwa Umar bin Abdul Aziz bertanya kepada Abu Bakar bin Sulaiman bin Abi
Hatsman untuk apa dia menulis surat “dari khalifah Rasulullah SAW” di zaman Abu Bakar,
dan penulisn dari “khalifah Abu Bakar.” Lalu siapa yang pertama kali menulis @dari amirul
mukminin.” Abu Bakar bin Sulaiman berkata: As-Syifa’ yaitu seorang wanita Muhajirat
berkata bahwa setiap menulis surat, Abu Bakar akan memulainya dengan kalimat: “dari
khalifah Rasulullah.” Sedangkan umar memulai dengan “dari khalifah khalifah Rasulullah.”
Hingga suatu waktu Umar menulis surat kepada pejabat di Irak dan masyarakatnya. Pejabat
itu mengutus Lubaid bin Rabi’ah dan ‘Adi bin Htim kepada Umar. Keduanya lalu menuju
Madinah dan masuk Masjid Nabawi. Kedua orang tdi bertemu dengan ‘Amr bin Al-‘Ash.
Mereka berkata, “bantulah kami untuk meminta izin kepada Umar hingga kami dapat
bertemu dengan Amirul Mukminin.” ‘Amr bin Al-‘Ash berkata, “demi Allah, nama yang
kalian berdua katakan adalah sangat cocok untuk Umar.” Kemudian Amr masuk menemui

3
Umar. Dia berkata, “ assalamu’alaika ya Amirul Mukminin.” Umar berkata, “apa yang
terdetik di benak anda dengan nama ini? Beritahukanlah kepadasaya apa yang mendorongmu
unutk memangil saya dengan nama tadi.” Imam An-Nawawi berkata: gelar amirul mukminin
diberikan oleh Adi bin Hatim dan Lubaid bin Rabi’ah tatkala mereka berdua dtang menemui
Umar sebagai utusan dari Irak. Disebutkan juga bhawa gelar tersebut pertama kal diberikan
oleh Al—Mughirah bin Syu’bah. Ada juga yang megatakan bahwa Umar berkata di hadapan
kaum mukminin: kalian adalah kaum mukmminin dan saya adalah amir kalian. Maka setelah
itu dia dipangil dengan sebutan Amirul Mukminin. Sebelumnya dia disebut dengan khalifah-
khalifah Rasulullah. Mereka kemudian mengganti nma yang panjang ini dengan sebutan
Amrul Mukminin.1

B. Ekspansi

Pada masa pemerintahannya, Umar melakukan beberapa ekspansi guna memperluas


kekuasaan Islam. Beberapa ekspansi yang dilakukannya antara lain:

1. Pembebasan Persia

Pada akhir masa kepemimpinan khalifah Abu Bakar, tampuk pimpinan tentara
Islam setelah keberangkatan Khalid bin Walid ke Syam diberikan kepada Al-Mutsana
bin Haritsah. Pada kesempatan itu, persia berusaha megusir pasukan Islam di kota
negeri Irak yang telah berhasil ditaklukkan. Persia berusaha menyebarkan fitnah dan
provokasi untuk memberontak kepada Islam. Orang-orang persia dan nasrani arab
yang sebeluumnya tunduk menjadi terhasut dengan provokasi tersebut. Sisa tentara
Islam yang berada dibawah komando Al-Mutsana terdesak sehingga harus bertahan di
sejumlah daerah yang tidak berpenduduk dan bergabung di dekat Al-Hijrah. Al-
Mutsanna kemudian mengirimkan utusan ke Madinah untuk meminta tambahan
personil tentara guna melanjutkan pembebasan daerah di Irak. Abu bakar ketika itu
tengah sakit dan akhirnya meninggal dunia. Abu Bakar memberikan wasiat kepada
khalifah setelahnya yang kemudian dipegang oleh Umar untuk mengirimkan bala
bantuan ke Irak dan untuk sesegera mungkin merealisasikannya serta tidak perlu
merisaukan kematiannya.

Setelah Abu Bakar meniggal dunia, Umar segera mengirimkan asukan di


bawah pimpinan Abu Ubaidah bin Mas’ud Ats-Tsaqafi. Sesampainya Abu Ubaidah di

1
Imam As-suyuthi, Tarikh Khulafa’, ed. Imam Sulaiman (jakarta timur: pustaka al-kautsar, 2000).

4
Irak, dia langsung melakukan konfrotansi dengan persia dn nasrani arab, dalam
beberapa kejadian perng yang kesemuanya dimenangkan oleh tentara Islam.

2. Perang Al Jisr (jembatan) pada bulan sya’ban 13 H.

Setelah pasukan Persia brhasil dikalahkan oleh Abu Ubaidah dan Al-Mutsana
bin Hritsah dalam sejumlah peperangan. Pasukan Persia kemudian mempersiapkan
pasukan besa dan memilih jenderalnya yang terbaik sebagai komandan pasukan.
Persia mengarahkan pasukan besar ini untuk mneghadapi tentara Islam di daerah Qiss
An-Natiq. Bertemulah pasukan prsia dengan tentara islam di dekat sungai eufrat.
Sungai eufrat menjadi pemisah merka. Pasukan persia berkata kepada tentara islam
“apakah kami yang akan menyebrang dan menyerang kalian ataukah kalian yang akan
menyebrang dan menghampiri kami?” tentara islam memberikan usull kepada Abu
Ubaidah untuk menunggu saja dan membiarkan pasukan persia menyebrang dan
menyerbu. Tetapi Abu Ubaidah berkata “mereka tidak lebih berani atas kematian
daripada kita. Kitalah yang akan menyebrang dan menyerang mereka!”2

Lalu tentara islam pun menyebrang dan terjadilah prang sengit antara tentara
Islam melawan pasukan Persia. Dalam perang ini gajahh membawa keuntungan besar
bagi pasukan Persia karena banyak tentara Islam terluka dan terbunug di bawah kaki-
kaki gajah. Kemudian tentara Islam mencoba bertahan di jembatan tetapi berhasil
dikepung oleh pasukan Persia. Sebagian tentara Islam tanpa komando dari sang
pemimpin memotong jembatan agar mereka aman tetapi hal tersebut mengakibatkan
sebagian besar pasukan Islam tenggelam. Untunglah Al-Mutsana bersama tentara
Islam yang lainnya berhasil menyambng kembali jembatan itu sehingga sebagian
tentara islam lainnya berhasil menyebrang sungai.

Perang ini adalah kekalahan pertama kubu Islam atas persia, meskipun jumlah
korban pada pasukan persia 5 ribu orang lebih dan jumlah korban kubu islam
berjumlah 4 ribu orng. Setelah perang tersebut, Al-Mutsana bin Haritsah mulai
melakukan penyerangan terhadap persia melalui sejumlh peperangan untuk
mengembalikan kehormatan Islam. Setelah tentara Islam koyak dalam perang
jembatan, dalam waktu yang sama Al-Mutsana mengirim surat kepada Umar bin
Khattab untuk mengirimkan tambahan pasukan ke Irak.

2
Abdul Aziz, Penaklukan Dalam Islam, ed. Muhammad Hariyadi (Jakarta: darus sunnah press, 2013).

5
3. Perang Qadisiyah tahun 14 H.

Setelalh kabar kekalahan pasukan muslimin pada perang jembatan sampai di


Madinah, Umar bin Khattab membentuk pasukan di luar kota Madinah sehingga
banyak sekali kaum muslimin yang ikut bergabung untuk berjihad. Umar ingin
memimpin sendiri pasukan tersebut namun beberapa sahabat memintanya untuk tetap
tinggal di Madinah dan mengutus Sa’ad bin Abu Waqqash. Mereka meminta Umar
untuk tetap di madinah supaya mampu mengirimkan bantuan ke Irak ataupun daerah
lainnya jika diperlukan. Umar juga memberikan perintah kepada sisa tentara Islam
yang masih ada berada dibawah pimpinan Al-Mutsana untuk bergabung di bawah
pimpinan Sa’ad.

Sesampainya Sa’ad di Irak dengan membawa 4 ribu orang pasukan, Jarir bin
Abdullah bergabung dengan tentra kaum muslmin sedangkan Mutsana meninggal
dunia dikarenakan luka yang di dapatinya dalam peperangan sebelumnya. Namun
sebelum meninggal, Mutsana meninggalkan pesan penting untuk Sa’ad tentang cara
memerang persia dan jalan terbaik untuk mengalahkan mereka.

Kemudian Sa’ad bersama pasukannya mendirikan kemah di daerah Qadasiyah


selama hampir sebulan, sehingga jumlah pasukannya mencapai 30 ribu pasukan.
Persia pun telah mempersiapkan 120 ribu pasukn yang di pimpim oleh Rustum atas
perintah raja persia. Rustum dan Raja Persia berusaha memberikan ampunnan kepada
Sa’ad tapi sa’ad menolaknya. Maka rustum pun mendekati kemah tentara islam di
Qadasiyah.

Sebelum perang meletus, rustum meminta seorang utusan dari pasukan islam
untuk berunding secara langsung. Kemudian Rib’I bin Amir menjadi utusan dari
kaum mukmin. Dalam pertemuan itu rustum melakukan berbagai persiapan seperti
menyiapkan singgasananya dengan bantal-bantal yang di poles emas dan sutra, dia
juga memamerkan perhiasannya dengan membentangkannya kemudian rustum duduk
di tengah-tengah perhiasan diatas singgasana tersebut. Kemudian Rib’I menemui
Rustum dengan mengenakan pakaian lusuh dan bertambal serta menaiki seekor kuda
kecil seraya membawa pedang.

Tentara persia memutuskan untuk perang melawan tentara islam dan


berkecamuklah peperangan yang sengit tersebut. Namun saat itu Sa’ad sedang terkena
penyakit bisul sehingga tidak bisa mengendarai kuda, maka dari itu Sa’ad memberi

6
komando kepada tentara islam melalui atap sebuah rumah. Pasukan persia
menyiapkan sejumlah gajah karena pada perang sebelumnya terlihat efektif dan
membawa kemenangan di pihak mereka.

Pada hari pertama gajah berhasil memberkan damak positif pada tentra persia
karena kuda-kud islam menjadi takut dan tidak berani bergerak maju, kemudia kaum
muslimin memberanikan diri untuk berjalan kaki dan cara tersebut efektif mekipun
berbahaya. Mereka berhasil menjatuhkan penunggang-penunggang gajah dan para
komandonya sehingga gajah-gajah tersebut tercerai berai. Pada hari itu tentara islam
mengalami korban sebanyak 500 tentara dan perang ini dijuluki sebagai hari armats.

Pada hari berikutnya, tentara bantuan kaum muslimin datang dari negeri Syam
yang di piimpin oleh Hasyim bin Utbah bin Abu Waqqas. Pasukan tersebut dikepalai
oleh Al-Qa’qa’ bin Amr At-Tamimi. Qa’qa’ membagi tentaranya kedalam kelompk
yang berisi 10 orang. Hal ini bertujuan agar jumlah pasukannya tetap saat serangan
yang telah ditentukan waktunya tiba. Mereka menerbangkan debu yang sangat banyak
supaya pasukan persia mengira jumlah tentara islam sangat banyak. Trik ini tentunya
berhasil sehingga membuat tentara persia ketakukan, di lain sisi tekad tentara islam
semakin kuat. Keuntungan tersebut membuat Qa’qa’ dan pasukannya masuk ke
tengah-tengah medan perang dan memudahkannya membunuh beberapa pemimpin
besar Persia. Untuk menghindari debu yang berterbangan, pasukn islam mengikatkan
dirinya dengan unta yang dinaikinya dan menutupinya dengan kantong sekaligus
mengarahkannya ke arah kuda persia. Pasukan persia pun berlarian dan hari itu
disebut dngan hari agwats (bala bantuan).

Pada hari ketiga atau hari umas, pasukan persia kembali memanfaatkan gajah
dan metode tersebut berhasil melukai banyak umat islam. Akan tetapi pasukan islam
melawan gajah tersebut dengan menyerang mata dan belalainya sehingga gajah-gajah
tersebut lari meninggalkan medan perang. Perang terus berkecamuk hingga malam
hari dan malam itu disebut dengan malam al harir. Ternyata perang tak kunjung usai
hingga waktu dzuhur tiba, pasukan persia melarikan diri dari medan perang, termasuk
pemimpinnya, rustum. Namun usaha melarikan diri rustum gagal karena dibunuh oleh
seorang tentara islam yang mengejarnya. Dan perang ini di menangkan oleh pasukan
islam.

7
Peran ini merupakan perang terpenting karena dalam perang tersebut pasukan
tebaik persia bergabung menjadi satu namun kemudian kalah. Kekalahan ini
memberikan efek yang besar terhadap keyakinan yang dimiliki persia. Kemudian
tentraa-tentara islam mampu merebut kembali daerah—daerah yang dikuasai persia.
Dari perang ini pasukn islam juga memperoleh banyak ghanimah dan senjara yang
dapat dimanfaatkan untuk membuka daerah baru.

4. Pembebasan Madain tahun 14 H.

Madain adalah ibukota kerajaan Persia. Rasulullah pernah memberikan berita


gembira ketika beliau masih hidup bahwa kota Madain suatu saat akan dikuasai oleh
kaum muslimin. Kaum muslimin pun menanti-nanti hari yang dijanjikan itu. Setelah
perang di Qadisiyah, Sa’ad bin Abu Waqqas bersama tentara Islam selama dua bulan
masih tinggal di tempat itu untuk pemulihan luka. Mereka juga menanti perintah dari
Khalifah Umar. Setelah Sa’ad pulih, dia lalu mulai melakukan perluasan infiltrasi ke
daerah antara sungai Eufrat dan Tigris, hingga datang perintah dari Umar untuk pergi
ke arah Madain.

Tentara Islam sampai di kota Madain, kini jarak mereka dengan kota Madain
hanyalah terpisahkan oleh sungai Tigris, karena tentara Persia telah menghancurkan
jembatan penghubung ke kota Madain. Selama beberapa bulan tentara Islam
mengepung kota tersebut. Sambil melakukan pembebasan di daerah sebelah barat dari
kota itu. Sementara orang-orang Persia selama pengepungan berusaha mengosongkan
Kota Madain dari harta simpanan dan tabungan mereka, sedangkan Yazdajir, sang
raja Persia, dalam kesempatan yang sama memilih untuk melarikan diri karena
ketakutan. Penyerangan terhadap kota Madain ini dilakukan dengan perhitungan yang
sangat matang Di bawah pimpinan Sa’ad bin Abu Waqqas, akhirnya tentara Islam
menyeberangi sungai dengan keyakinan mampu menguasai kota, dan dapat mengusir
mereka yang ketakutan. Di bawah pimpinan Sa’ad bin Abu Waqqas ini, tentara Islam
dapat mudah memasuki kota. Tentara kemudian bergerak menuju Istana Putih, tempat
Istana Kisra berada. Masuklah Sa’ad ke dalam istana tersebut dengan merendah dan
tunduk kepada Allah Ta’ala, sambil membaca firman Allah Ta’ala di QS. Ad-
Dukhaan (44): 25-29.

Sa’ad juga mengumandangkan adzan sebagai bukti bahwa kalimat tauhid telah
ada dalam istana itu. Dia juga memadamkan api yang telah menjadi sesembahan

8
orang-orang majusi serta mendirikan shalat berjama’ah di tempat itu. Pada
penyerangan ini, tentara Islam berhasil memperoleh harta ghanimah yang sangat
banyak, sehingga seperlima dari keseluruhan harta tersebut dikirimkan ke Madinah.
Ketika Umar melihat harta rampasan tersebut dia berkata. “Mereka telah menyiapkan
harta sebanyak ini pastilah untuk tujuan kemakmuran.” Maka Ali berkata kepada
Umar. “Sungguh engkau telah menjaga kebersihan dirimu dari gila harta, maka
rakyatmu pun melakukan hal yang sama. Tetapi seandainya dirimu berprilaku mewah,
maka tentu mereka pun akan menirunya.”

Kemudian tentara Islam menempati kota Madain selama beberapa bulan. Dari
kota tersebut, tentara Islam dapat melakukan pembebasan beberapa daerah, sehingga
mampu menguasai Jalwala’, Mosul, Tikrit dan kota-kota lainnya.

Tentara Islam telah memilih dua daerah penting setelah Madain untuk mereka
kuasai, yaitu dua daerah yang berada di Irak. Mereka ingin menguasai Kufah dan
Bashrah. Bergeraklah tentara Islam ke dua kota tersebut, untuk menyempurnakan
pembebasan kerajaan Persia. Sebelum mereka berangkat, telah diputuskan bahwa
Salman Al-Farisi adalah orang yang diberi tanggung jawab sebagai pemimpin dan
pendakwah bagi masyarakatnya sendiri (karena Salman berasal dari Persia).

5. Nahawand (Fathul Futuh) tahun 21 H.

Pada 19 H tentara islam berhasil menguasai kota Basrah dan Kufah. Setelah
itu tentara Isllam mulai bergerak kembali melanjutkan pembebasan. Dan adapun raja
persia dalam keadaan ketakutan dan berkelana ke negeri timur persia dan berusaha
menghimpun pasukan untuk menghalau tentara islam. Hingga akhirnya Yazdajir
berhasil menghimpun 100 ribu pasukan untuk menyerang kaum muslimin. Umar
mengetahui rencara tersebut dan menyiapkan pasukan islam untuk perang yang akan
terjadi. Umar ingin dirinya sendiri yang memimpin perang tetapi penasehatnya
memintanya untuk tetap berada di Madinah karena mereka berpendapat itu pilihan
yang tepat bagi kaum muslimin. Maka Umar pun memilih Nu’aim bin Muqrin Al-
Muzani sebagaii panglima perangnya.

Pada kesempatan ini, pasukan islam berinisiatif untuk menyerang terllebih


dahulu daripada menunggu kedatangan pasukan persia. Tentara islam lalu bergerak
menuju Nahawand. Inisiattif menyerang tersebut menjadikan umat muslim tertahan di
benteng Nahawand. Tentara islam lalu melanjutkan pengepungan benteng selama dua

9
bulan tanpa adanya tindakan yang bertujuan mengakhiri perang. Tentara islam
kemudian menyiapkan siasat seperti meninggalkan temoat, yaitu melakukan
pertikaian dengan persia dan menampakkan kekalahan. Tujuannya agar pasukan
persia mau keluar dari benteng. Rencara tersebut berjalan lancar, tentara Islam dan
pasukan persia bertempur, lalu tentara islam menampakkan usaha lari dari medan
perang. Pasukan persia terpancing dan mereka keluar dari benteng. Ketika mereka
telah keluar seppenuhnya dari benteng, secara tiba-tiba tentara islam mengelilingi
mereka dan terjadilah perang yang dahsyat.

Pada awal perang, Nu’aiman terbunuh, meskipun pada akhirnya tentara islam
berhasil menang. Orang-orang persia yang masih berada di dalam benteng akhirnya
menyerah dan berdamai dengan tentara Islam. Sementara itu Yazdajir lari tunggang
tanggung menuju ke arah timur. Perang ini tercatat sebagai perang terbesar yang
terakhir dalam rangka pembebasan negeri persia. Oleh sebab itu perang ini disebut
sebagai Fathul Futuh (pembuka bagi kemenangan).

6. Pembebasan Syam

Setelah berakhirnya perang Yarmuk yang dimenangkan oleh kubu islam,


setelahnya tentara islam berdiam diri untuk menyusun langkah selanjutnya. Mereka
meminta petunjung Umar bin Khattab dan kemudian Umar memberi mereka petunjuk
dengan memberikan surat kepada mereka. Maka Abu Ubaidan bin Al-Jarah segera
melaksanakan perintah Umar untuk mengepus Damaskus bersama tentaranya. Abu
Ubaidah menyisakan tentaranya di Yarmuk dan mengirimkan sepasukan untuk
menyibukkan Romawi di Fihl dengan menyembelih kuda.

Setibanya di damaskus, tentara islam langsung melakukan pengepungan. Kota


damaskus dikelilingi oleh tembok dan aliran air di setiap sisinya. Maka Abu Ubaidah
membagi tentara islam mengepung kota tersebut selama tujuh puluh hari. Di
damaskus tentara islam harus mengalami penderitaan yang berat karena uadara yang
sangat dingin sedangkan mereka hanya berpakaian seadanya. Tentara islam telah
mempersiapkan tangga-tangga dan tali untuk diikatkan ke tembok guna melakukan
penyerangan di waktu yang tepat.

Suatu malam penduduk damaskus sibuk dengan sebuah upacara dan


kesempatn tersebut dimanfaatkan oleh Khalid bin Walid. Dia bersama sekelompok
tentara yang pemberani berenang memnyeberangi sungai yang dingin hingga mereka

10
sampai di sisi kota yang tidak banyak dijaga tentraa musuh. Khalid dan pasukannya
lalu menyandarka tangga di tembok dan menaikinya. Sesampainya di atas, Khalid
bertakbir dan diikuti oleh pasukan yang masih berada di luar. Penduduk damaskus
kaget, kemudian Khalid dan pasukannya turun dan berperang hingga mereka berhasil
membuka gerbang damaskus untuk masuknya tentara kaum muslimin. Hal itu
membuat para pejabat kota berlari menuju ke pintu lainnyan, tapi pada akhirnya para
pejabat itu meminta perdamaian keapda Abu Ubaidah.

Seetelah damaskus berhasil ditaklukkan, Abu Ubaidah melanjutkan


penyerangan ke Fahl untuk menghadapi tentara romawi. Jumlah pasukan romawi di
Fahl hampir berjumlah 80 ribu, setelah itu mereka juga membentuk parit-parit berair
di sekeliling Fahl. Hal itu dilakukan untuk menghalau serangan pasukan islam. Saat
tentara islam mengepung kota tersebut, tentara romawi melakukan penyerangan di
malam hari. Karena tentara islam telah melakukan observasi tempat sebelumnya,
maka tentara islam telah siap dengan serangan mendadak. Hingga pada akhirnya
pasukan romawi berusaha melarikan diri, mereka berusaha kembali ke kota. Namun
dikarenakan panik, mereka salah jalan dan terperosok ke dalam jebakan yang
sebelumnnya telah disiapkan untuk tentara islam. Perang ini menjadi salah satu
perang yang memberikan kemenangan besar atas romawi di negeri syam.

7. Pembebasan Kota Homs dan Qansarin tahun 15 H.

Setelah pasukan islam berhasil menaklukkan kota damaskus dan menata


pemerintahannya, semua pasukan berangkat menuju kota Homs di bawah pimpinan
Abu Ubaidah bin Al-Jarah untuk melakukan pembebasan. Kemudian Heraklius,
kaisar romawi menyiapkan pasukan untuk mencegah tentara islam dari penyerangan
akan tetapi pasukan islam berhasil mengalahkan pasukan romawi tersebut.
Sesampainya di Homs, pasukan islam langsung mengepungnya. Ketikan itu suhu
udara sangat dingin.

Dikarenakan pasukan romawi yang berlindung di balik tembok, maka pasukan


islam membuat siasat dengan menampakkan diri sebagai pihak yang kalah. Pasukan
islam meninggalkan perbekalan dan unta-unta mereka. Mereka mengikuti tentara
islam dan menjauh dari tembok. Kemudian tentara islam berbalik dan menghadapi
mereka dengan serangan yang menghancurkan sebagian besar pasukan Homs. Dengan
kejadian ini, maka penduduk dan penguasa Homs meminnta perdamaian kepada

11
tentara islam. Mereka pun mengumumkan perdamaian dengan memenuhi persyaratan
yang di tetapkan dengan membayar pajak.

Setelah menetapkan pemerintahan di kota Homs, Abu Ubaidah mengirimkan


pasukan di bawah pmpinan Khalid bin Walid menuju Qansarin. Kedatangan tentara
islam menjadikan penduduk Qansarin berlindung dibalik benteng mereka. Kemudian
Khalid berbicara kepada merreka “sungguh seandainya kalian semua berada di atas
awan, niscaya Allah akan mengangkat kami ke atas sana atau kalian yang akan
diturunkan kepada kami.” Maka penduduk Qansarin pun merasakan keteguhan hati
tentara islam untuk membuka kota Qansarin dan Allah menimpakan rasa takut pada
diri mereka sehingga mereka meminta perdamaian dan membayar pajak. Setelah
berhasil menaklukkan Qansarin, pasukan islam melanjutkan pembebasan daerah-
daeraha pantai dan utara negeri syam.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Umar bin Khattab dilahirkan di Makkah dan berasal dari suku ‘aidy yang termasuk
rumpun Quraisy. Nama lengkapnya adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin
Rabbah bin Abdullah bin Qurt Razzah bin Adiy bin Ka’ab bin Lu’ay. Dilahirkan setelah 13
tahun nabi dilahirkan. Ayahnya Khattab bin Nufal Al Quraisy dan garus keturunannya
bertemu dengan garis keturunan Rasulullah pada Ka’ab bin Lu’ay. Ibunya bernama
Hantamah binti Hasyim bin Mughira bin Abdillah bin Amr bin Mahzum.

Umar adalah khalifah pertama yang menamakan dirinya dengan amirul mukminin, ia
meruupakan orang yang pertama kali emenulis penanggalan Islami diawali dari hijrah
Rasulullah. Dia yang pertama kali mendirikan Baitul Mal. Yang pertama kali memerintahkan
sholat teraweh secara berjamaah di bulan Ramadhan, yang pertama kali mengawasi kondisi
rakyatnya di malam hari, yang pertama kali menghukum oranh yang menghujat, yang
pertama kali menghukum peminum khamr dengan 80 deraan, yang pertama kali melarang
kawin mut’ah, yang pertama kali melarang menjual ummul walad, yang pertama kali
mengumpulkan orang untuk melakukan sholat jenazah secara bersamaan dengan 4 kali takbir,
yang membangun kantor-kantor administrasi, dab yang pertama kali membangun kota-kota
besar. Umar yang membongkar Masjid Nabawi dan memperluasnya serta melempari
lantainya dengan batu-batu kerikil dan Umar jugalah yang mengusir orang-orang Yahudi dari
Hijaz ke Syam dan mengusir orang-orang Najran ke Kufah. Dan Umar juga yyang
menempatkan maqam Ibrahim pada posisinya yang kita lihat hingga sekarang. Maqam
Ibrahim saat itu menempel dengan Ka’bah.

13
DAFTAR PUSTAKA

As-suyuthi, Imam. Tarikh Khulafa’. Edited by Imam Sulaiman. jakarta timur: pustaka al-
kautsar, 2000.

Aziz, Abdul. Penaklukan Dalam Islam. Edited by Muhammad Hariyadi. Jakarta: darus
sunnah press, 2013.

14

Anda mungkin juga menyukai