Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiim. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Segala puji


syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Sejarah
Pearadaban Islam yang berjudul “Khulafaur Rasyidin”Shalawat dan salam
semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, penulisan ini bertujuan untuk
memahami Politik di Indonesia.
Merupakan suatu harapan pula, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca, khususnya untuk penulis, kritik dan saran dari pembaca akan
sangat perlu untuk memperbaiki dalam penulisan makalah dan akan diterima
dengan senang hati. Serta semoga makalah ini tercatat menjadi motivator bagi
penulis untuk penulisan makalah yang lebih baik dan bermanfaat. Aamiin.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Barakallahu fiikum.

Cangkringan, 17 Januari 2020

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. KHALIFAH ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ...........................................2
1. Abu bakar ash-shiddiq...........................................................................2
2. Peran dan Fungsinya..............................................................................2
3. Penyebaran Islam pada Masa Abu Bakar..............................................3
4. Peradaban pada Masa Abu Bakar..........................................................3
B. KHALIFAH UMAR IBN AL-KHATHAB..............................................3
1. Kelahiran Umar ibn Al-Khaththab........................................................3
2. Kehidupan Umar ibn Al-Khaththab.......................................................4
3. Peradaban pada Masa Khalifah Umar...................................................5
C. KHALIFAH USTMAN BIN AFFAN............................................................5
1. Kelahiran Utsman bin Affan..................................................................5
2. Peradaban Pada Masa Utsman bin Affan..............................................6
D. KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB.......................................................7
1. Kelahiran Ali bin Abi Thalib.................................................................7
2. Manajemen Pemerintahan Ali bin Abi Thalib.......................................7
3. Ali bin Abi Thalib Wafat.......................................................................8
E. KEMAJUAN PERADABAN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN. . .8
BAB III PENUTUP..............................................................................................10
A. Kesimpulan..............................................................................................10
B. Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah peradaban islam memiliki arti yang sangat penting dan tidak bisa
kita abaikan begitu saja. Karena dengan sejarah kita bisa mengetahui apa yang
telah terjadi pada zaman sebelum sekarang dan juga kita bisa mengerti bagaimana
pemerintahan pada zaman nabi sampai pada khulafaur rasyidin. Kaum muslim
mulai dipimpin oleh seorang khalifah semenjak wafatnya nabi untuk
menggantikan kedudukan nabi sebagai pemimpin umat dan pemimpin negara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan cakupan al-Khulafaur Rasyidin ?
2. Bagaimana kepemimpinan pada masa khalifah Abu Bakar, Umar,Ustman
& Ali
3. Bagaimana perkembangan peradaban islam ?

C. Tujuan
1. Kita bisa mengetahui pengertian dan cakupan al-Khulafaur Rasyidin.
2. Kita bisa mengetahui kepemimpinan pada masa khulafaur rasyidin.
3. Kita bisa mengetahui perkembangan peradaban islam.
4. Kita bisa mempelajari sejarah lebih dalam lagi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. KHALIFAH ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ


1. Abu bakar ash-shiddiq
Abu bakar adalah orang yang pertama kali masuk islam ketika islam mulai
didakwahkan. Baginya, tidaklah sulit untuk mempercayai ajaran yang dibawakan
oleh Muhammad SAW. Dikarenakan sejak kecl ia telah mengenal keagungan
Muhammad SAW.setelah masuk islam, ia tidak segan untuk menumpahkan
segenap jiwa dan harta bendanya untuk islam.
Pengorbanan Abu Bakar terhadap islam tidak dapat diragukan. Ia juga
pernah ditunjuk Rasul sebagai penggantinya untuk mengimami shalat ketika Nabi
sakit. Nabi muhammad SAW pun wafat tak lama setelah kejadian tersebut.
Karena tidak ada pesan mengenai siapa penggantinya dikemudian hari, pada saat
jenazah nabi belum dimakamkan di antara uat islam, ada yang mengusulkan untuk
cepat-cepat memikirkan pengganti nabi.
Abu bakar dipilih berdasarkan aklamasi, walaupun tokoh-tokoh lain tidak
ikut membai’atnya, misalnya Ali bin Abi Thalib, Yhalhah dan Zubair yang
menolak dengan hormat. Mereka masih mempermasalhkan diangkatnya Abu
Bakar tersebut. Keadaan penolakan tersebut akhirnya baru muncul setelah pada
pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Kelompok lain yang menyetujuinya ialah
Anshar Salad bin Ubadah meskipun pada akhirnya tenggelam dalam sejarah.
Dengan terpilihnya Abu Bakar serta pembai’atnya, resmilah berdirinya
kekhalifahan pertama di dunia islam.
2. Peran dan Fungsinya
Kebijakan pengurusan terhadap agama. Pada awal pemerintahannya, diuji
dengan adanya ancaman yang datang dari umat islam sendiri yang menentang
kepemimpinannya. Di antara perbuatan makar tersebut ialah timbulnya orang-
orang yang murtad, orang-orang yang tidak mau mengeluarkan zakat, orang-orang
yang mengaku menjadi nabi, dan pemberontakan dari beberapa kabilah.
Kebijakan kenegaraan. Diantara kebijakan Abu Bakar dalam pemerintahan
atau kenegaraan sebagai pulungan, diuraikan sebagai berikut.
a) Bidang eksekutif
b) Pertahanan dan keamanan
c) Yudikatif
d) Sosial ekonomi

2
3. Penyebaran Islam pada Masa Abu Bakar
Setelah pergolakan dalam negeri berhasil dipadamkan (terutama
memerangi orang-orang murtad), khalifah Abu Bakar menghadapi kekuatan persia
dan romawi yang setiap saat berkeinginan menghancurkan ekstensi islam. Untuk
menghadapi persia, Abu bakar mengirim tentara islam di bawah pimpinan Khalid
bin Walid danmutsanna bin Haritsah dan berhasil merebut beberapa daerah
penting Irak dari kekuasaan persia. Adapun untuk menghadapi romawi, Abu
Bakar memilih empat panglima ialam terbaik untuk memimpin beribu-ribu
pasukan di empat front, yaitu Amr bin Al-Ash di front palestina, Yazid bin Abi
Sufyan di front Damaskus, Abu Ubaidah di front Hims, dan Syurahbil bin hasanah
di front yordania.
Faktor keberhasilan Abu Bakar yang lain adalah dalam membangun
pranata sosial di bidang politik dan pertahanan keamanan. Keberhasialan tersebut
tidak lepas dari sikap keterbukaannya, yaitu memberikan ahk dan kesempatan
yang sama kepada tokoh-tokoh sahabat untuk ikut membicarakan berbagai
masalah sebelum ia mengambil keputusan melalui forum musyawarah sebagai
lembaga legislatif.
Adapun urusan pemerintah di luar kota madinah, Khalifah Abu Bakar
membagi wilayah kekuasaan hukum negara madinah menjadi beberapa provinsi,
dan setiap provinsi ia menugaskan seorang amir atau wali (semacam jabatan
gubernur). Para amir tersebut juga bertugas sebagai pemimpin agama, juga
(seperti imam dalam shalat), menetapkan hukum dan melaksanakan undang-
undang. Artinya seorang amir di samping sebagai pemimpin agama, juga sebagai
hakim dan pelaksana tugas kepolisian.
4. Peradaban pada Masa Abu Bakar
Bentuk peradaban yang paling besar dan luar biasa dam merupakan satu
kerja yang dilakukan pada masa pemerintahan Abu Bakar adalah perhimpunan
Al-Quran. Abu Bakar Ash-Shiddiq memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit untuk
menghimpun Al-Quran dari pelepah kurma, kulit bintang, dan dari hapalan kaum
muslimin. Umarlah yang mengusulkan pertama kali penghimpunan Al-Quran ini.
Sejak itulah Al-Quran dikumpulkan dalam satu mushaf. Inilah untuk pertama
kalinya Al-quran dihimpun.

B. KHALIFAH UMAR IBN AL-KHATHAB


1. Kelahiran Umar ibn Al-Khaththab
Umar ibn Al-khaththab, (583-644) yang memiliki nama lengkap Umar bin
khaththab bin Nufail bin abd Al-Uzza bin Ribaah bin Abdillah bin Qart bin Razail
bin ‘adi bin Ka’ab bin Lu’ay adalah khalifah kedua yang menggantikan Abu
Bakar Ash-Shiddiq. Dia adalah salah seorang sahabat terbesar sepanjang sejarah
sesudah Nabi Muhammad SAW. Kebesarannya terletak pada keberhasilannya,
baik sebagai negarawan yang bijaksana maupun sebagai mujtahid yang ahli dalam
membangun negara besar yang ditegakkan atas prinsip-prinsip keadilan,
persamaan, dan persaudaraan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.Dalam

3
banyak hal, Umar ibn Al-khaththab dikenal sebagai tokoh yag sangat bijaksana
dan kreatif, bahkan genius.
Peranan Umar dalam sejarah masa permulaan merupakan yang paling
menonjol karena perluasan wilayahnya, di samping kebijakan-kebijakan
politiknya yang lain. Adanya penaklukan besar-besaran pada masa pemerintahan
Umar merupakan fakta yang diakui kebenarannya oleh para sejarawan. Bahkan,
ada yang mengatakan, kalau tidak karena penaklukan-penaklukan yang dilakukan
pda masa Umar, islam akan tersebar seperti sekarang.
2. Kehidupan Umar ibn Al-Khaththab
Umar ibn Al-Khaththab dilahirkan di Mekah dari keturunan suku Quraisy
yang terpandang dan terhormat. Ia lahir empat tahun sebelum terjadinya perang
fijar atau sebagaimana yang ditulis oleh Muhammad Al-Khudari Bek, tiga belas
tahun muda dari Muhammad SAW.
Sebelum masuk islam Umar termasuk diantara kaum Quraisy yang paling
ditakuti oleh orang-orang yang sudah masuk islam. Dia adalah musuh dan
penentang Nabi Muhammad SAW. Yang paling ganas dan kejam, bahkan sangat
besar keinginanya untuk membunuh Nabi Muhammad dan pengikut-pengikutnya.
Dia menyebar fitnah dan menuduh Nabi Muhammad SAW sebagai penyair
tukang tenung.
Setelah Umar masuk agama islam, pada bulan Dzulhijjah enam tahun
setelah kerasulan Nabi Muhammad SAW.kepribadiannya bertolak belakang
dengan keadaan sebelumnya. Dia berubah menjadi salah seorang yang gigih dan
setia membela agama islam. Bahkan,dia termasuk sahabat yang terkemuka dan
paling dekat dengan Nabi Muhammad SAW.
Abu Bakar sebelum meninggal pada tahun 634 M/13 H. Menunjuk Umar
ibn Al-Khaththab sebagai penggantinya. Kendatipun hal ini merupakan perbuatan
yang belum pernah terjadi sebelumnya, tampaknya penunjukan ini bagi Abu
Bakar merupakan hal yang wajar untuk dilakukan. Ada beberapa faktor yang
mendorong Abu Bakar untuk menunjuk Umarmenjadi khalifah. Pertama,
kekhawatiranperistiwa yang sangat menegangkan di Tsaqifah Bani Sa’idah yang
nyaris menyeret umat islam ke jurang perpecahan akan terulang kembali, bila ia
tidak menunjuk seorang untuk menjadi penggantinya. Kedua, kaum Anshar dan
Muhajirin saling mengkalim sebagai golongan ya ng berhak menjadi khalifah.
Ketiga, umat islam pada saat itu baru saja selesai menumpas kaum murtad dan
pembangkang. Sementara itu di luar kota madinah melawan tentara persia di satu
pihak dan tentara romawi di pihak lain.
Berangkat dari kondisi politik yang demikian,tampaknya tidak
menguntungkan apabila pemilihan khalifah diserahkan sepenuhnya kepada umat
secara langsung. Jika alternatif ini dipilih,besar kemungkinan akan timbul
kontroveksi berkepanjangan di kalangan umat islam tentang siapa yang lebih
proporsional menggantikan Abu Bakar.
Setelah Abu Bakar mendapat persetujuan kaum muslimin atas pilihannya,
ia memanggil Utsman bin Affan untuk menuliskan teks pengangkatan Uma(bai’at
Umar). Sebagaimana Abu Bakar, Umar bin Khaththab begitu dibai’at atau dilantik

4
menjadi khalifah menyampaikan pidato penerimaan jabatannya di Majid Nabidi
hadapan kaum muslimin.
Madinah sebagai Negara Adikuasa
Semenjak penaklukan persia dan romawi, pemerintah islam menjadi
adikuasa dunia yang memiliki wilayah kekuasaan luas, meliputi semenanjung
Arabia, Palestina,Siria,Irak, Persia dan Mesir. Umar ibn Al-khaththab yang
dikenal sebagai negarawan, administrator terampil dan pandai, dan seorang
pembaharu membuatbberbagai kebijakan mengenai pengelolaan wilayah
kekuasaanyang luas, ia menata struktur kekuasaan dan administrasi pemerintah
negara Madinah berdasarkan semangat demokrasi
Untuk menunjang kelancaran administrasi dan opersional tugas-tugas
jeksekutif, Umar melengkapinya dengan beberapa jawatan, antara lain: Umar
melengkapinya dengan beberapa jawatan, antara lain:
a. Dewan Al-kharraj (jawatan pajak ).
b. Dewan Al-addats (jawatan kepolisian).
c. Nazar Al-nafiat (jawatan pekerjaan umum).
d. Dewan Al-jund (jawatan militer).
e. Bai’at Al-mal (lembaga pembendaharaan negara).
3. Peradaban pada Masa Khalifah Umar
Peradaban yang paling signifikan pada masa Umar, selain pola
administrasi pemerintah, peperangan, dan sebagainya adalah pedoman dalam
peradilan. Pemikiran khalifah Umar bin khaththab khususnya dalam peradilan
yang masih berlaku sampai sekarang dikutip M.Fauzan.
Dalam mempertimbangkan perkara ini, Khalifah Umar selaku hakim yang
bijaksana melakukan dua hal penting yang patut mendapatkan perhatian dan
menjadi pelajaran berharga bagi para hakim di sepanjang zaman. Upaya yang
dilakukan oleh Umar dengan meminta bantuan dari Ali r.a adalah apa yang
dinamakan sekarang tahlil unshuril-jarimah (menganalisis unsur kejahatannaya
sendiri), seperti pemeriksaan darah, sidik jari, dan sebagainya dalam peristiwa
pembunuhan. Misalnya, langkah selanjutnya Umar menitikberatkan pada bahan
bukti yang diahurkan oleh pendakwah (wanita yang menuduh).

C. KHALIFAH USTMAN BIN AFFAN


1. Kelahiran Utsman bin Affan
Khalifah ketiga adalah Utsman bin Affan. Nama lengkapnya ialah Utsman
bin Affan bin Abil Ash bin Umayyah dari suku Quraisy. Lahir pada tahun 576 M,
enam tahun setelah penyerangan Kabah oleh pasukan bergajah ataun enam tahun
sebelum kelahiran Rasulullah SAW. Ibu nya bernama Urwy bin Kuraiz. Utsman
bin Affan masuk islam pada usia 30 tahun. Sesaat setelah masuk islam, ia sempat
mendapatkan siksaan dari pamannya, Hakam bin Abil Ash. Ia memeluk islam

5
karena ajakan Abu Bakar, dan menjadi salah seorang sahabat dekat Nabi SAW. Ia
sangat kaya tetapi berlaku sedehana, dan sebagian besar kekayaannya digunakan
untuk kepentingan Islam. Ia mendapat julukan zun nurain, artinya memiliki dua
cahaya, karena menikahi dua putri Nabi SAW secara berurutan setelah yang satu
meninggal, yakni Ruqayyah dan Ummu Kulsum. Dan Utsman pernah
meriwayatkan hadis kurang lebih 150 hadis. Seperti halnya Umar, Utsman
diangkat menjadi Khalifah melalui proses pemilihan.
Khalifah Utsman bin Affan ikut berhijrah bersama istrinya ke Abesinia
dan termasuk muhajirin pertama ke Yatsirb. Ia termasuk orang yang saleh ritual
dan sosial. Siang harinya ia gunakan untuk shaum dan malamnya untuk shalat. Ia
sangat gemar membaca Al-Quran, sehingga Khalid Muh Khalid menulis bahwa
untuk shalat dua rakaat saja, Utsman menghabiskan waktu semalam karena
banyaknya ayat Al-Quran yang dibaca, dan pada saat Khalifah Utsman bin Affan
wafat, Al-Quran berada di pangkuanya. Kesalehan sosialnya terbukti dan membeli
telaga milik Yahudi seharga 12.000 dirham dan menghibahkannya kepada kaum
muslimin pada saat hijrah ke Yatsrib. Mewakafkan tanah seharga 15.000 dinar
untuk peluasan Masjid Nabawi. Menyerahkan 940 ekor kuda, 10.000 dinar untuk
keperluan Jaisyul Usrah pada Perang Tabuk. Setiap hari Jumat, Utsman bin Affan
membebaskan seorang budak laki-laki dan seorang budak perempuan.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW., Utsman bin Affan mengikuti
beberapa peperangan, di antara Perang Uhud, Khaibar pembebasan kota Mekah,
Perang Thaif, Hawazin, dan Tabuk. Perang Badar, tidak ia ikuti karena disuruh
oleh Rasulullah SAW. Menunggu istrinya yang sedang sakit sampai meninggal.
2. Peradaban Pada Masa Utsman bin Affan.
Pada masa-masa awal pemerintahannya, Utsman melanjutkan sukses para
pendahulunya, terutama dalam perluasan wilayah kekusaan Islam. Karya
monumental Utsman yang dipersembahkan kepada umat Islam ialah penyusunan
kitab suci Al-Qur’an. Pembukuan ini didadasarkan atas alasan dan pertimbangan
untuk mengakhiri perbedaan bacaan dikalangan umat Islam yang diketahui pada
saat ekspedisi militer ke Amenia dan Azerbaijian.
Penyusunan Al-Qur’an, yaitu Zaid bin Tsabit, sedangkan yang
mengumpulkan tulisan-tulisan Al-Qur’an antara lain Adalah dari Hafsah, salah
seorang Istri Nabi SAW. Kemudian dewan itu membuat beberapa salinan naskah
Al-Qur’an untuk dikirimkan ke berbagai wilayah kegubernuran sebagai pedoman
yang benar untuk masa selanjutnya. Adapun kegiatan pembangunan di wilayah
Islam yang luar itu, meliputi pembangunan daerah,-daerah pemukiman, jembatan,
jalan, masjid, wisma tanu, pembangunan kota-kota baru yang kemudian tumbuh
pesat. Semua jalan yang menuju ke Madinah dilengkapi dengan Khalifah dan
fasilitas bagi para pendatang. Masjid Nabi di Mdianh diperluas. Tempat
persediaan air dibangun di Madinah, di kota-kota padang pasir, dan ladang-ladang
perternakan untadan kuda. Pembangunan beberapa sarana umum ini menunjukan
bahwa Utsman sebagai Khalifah sangat memerhatikan kemaslahatan publik
sebagai bentuk dari manifestasi kebudayaan sebuah masyarakat.[11]
Bentuk manajemen yang ditetapkan dalam pemerintahaan Umar r.a.
tercermin dalam pengumpulan mushaf Al-qur’an menjadi satu di kenal dengan

6
Mushaf Utsmani. Pada masa kekhalifahan Utsman r.a. terdapat indikasi praktik
nepotisme. Hal ini yang membuat sekelompok sahabat mencela kepemimpinan
Utsman r.a. karena telah memilih keluarga kerabat sebagai pejabat pemerintahaan.
[12] Pada paroh trakhir masa kekhalifahannya, muncul perasaan tidak puas dan
kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Usman memang
sangat berbeda dengan
kepemimpinan Umar. Pada tahun 35H/655M, Usman di bunuh oleh kaum
pemberontak yang terdiri dari orang-orang kecewa itu. Pembunuhan usman
merupakan malapetaka besar yang menimpa ummat.

D. KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB


1. Kelahiran Ali bin Abi Thalib
Khlifah keempat adalah Ali bin Abi Thalib. Ali adalah keponakan dan
menantu Nabi. Ali adalah putra Abi Thalid bin Abdul Muthalib. Ali adalah
seseorang yang memiliki kelebihan, selain itu ia adalah pemegang kekuasaan.
Pribadinya penuh vitalitas dan energik, perumus kebijakan dengan wawasan yang
jauh ke depan. Ia adalah pahlawan yang gagah berani, penasehat yang bijaksana,
penasihat hukum yang ulung dan pemegang teguh tradisi, seorng sahabat sejati,
dan seorang lawan yang dermawan. Ia telah bekerja keras sampai akhir hayatnya
dan merupakan orang kedua yang berpengaruh setelah Nabi Muhammad.
Ali adalah putra Abi Thalib ibn Abdul Muthallib. Ia adalah sepupu Nabi
Muhammad SAW., yang kemudian menjadi menantunya karena menikahi putri
Nabi Muhammad SAW, yaitu Fatimah. Ia masuk Islam ketika usianya sangat
muda dan termasuk orang yang pertama masuk islam dari golongan pria. Pada
saat nabi menerima wahyu pertama, Ali berumur 13 tahun, menurut A.M. Saban,
sedangkan menurut Mahmudunnasir, Ali berumur 9 tahun. Mahmudunnasir
selanjutnya menulis bahwa Ali termasuk salah seorang yang baik dalam
memainkan pedang dan pena, bahkan ia di kenal sebagai orator. Setelah Usman
wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah.
Ali memerintah hanya enam tahun. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi
berbagai pergolakan. Setelah menduduki jabatan khalifah, Ali memecat para
gubernur yang di angkat oleh Usman. Dia juga menarik kembali tanah yang
dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya
kepada negara, dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan dia antara
orang-orang Islam sebagaimana pernah ditetapkan Umar.
2. Manajemen Pemerintahan Ali bin Abi Thalib.
Khalifah Ali bin Abi Thalib r.a. menjalankan sistem pemerintahaan
sebagaimana Khalifah sebelumnya, baik dari segi kepemimpinan ataupun
manajemen. Dalam mengangkat seorang pemimpin, beliau mendelesiasikan
wewenang dan kekuasaan atas wilayah yang dipimpinnya. Seorang memiliki
kewenangan penuh untuk mengelola wilayah yang dikuasainya, namun halifah
tetap melakukan pengawasan terhadap kinerja pemimpin tersebut. Khalifah
senantiasa mengajak pegawainya untuk hidup Zuhud, berhemat dan sederhana
dalam kehidupan, begitu juga untuk selalu memperhatikan dan berbelas kasihan

7
terhadap kehidupan rakyatnya. Beliau juga mengjarkan system renumirasi. Selain
itu, beliau juga konsisten terhadap kepentingan masyarakat secara umum.[14]
3. Ali bin Abi Thalib Wafat
Kaum Khawarij tidak lagi mempercayai kebenaran pemimpin-pemimpin
Islam, dan mereka berpendapat bahwa pangkal kekacauan Islam pada saat itu
adalah karena adanya 3 orang imam, yaitu Ali, Muawwiyah dan Amr.
Mereka bersumpah akan melaksanakan pembunuhan pada tanggal 17
Ramadhan 40 H/24 Januari 661 M di waktu subuh. Diantara tiga orang Khawarij
itu. Hanya Ibnu Muljam yang berhasil membunuh Ali ketika beliau sedang sholat
Subuh di Masjid Kufah tetapi Ibnu Muljam pun tertangkap dan juga
dibunuh.Khalifah Ali wafat dalam usia 58 tahun, kemudian Hasan bin Ali
dinobatkan menjadi Khalifah yang berkedudukan di Kufah.

E. KEMAJUAN PERADABAN PADA MASA KHULAFAUR


RASYIDIN
Masa kekuasaan khulafaur rasyidin yang dimulai sejak Abu Bakar Ash-
Shiddiq hingga Ali bin Abi Thalib, merupakan masa kekusaan khalifah Islam
yang berhasil dalam mengembangkan wilayah Islam lebih luas. Nabi Muhammad
SAW yang telah meletakkan dasar agama Islam di arab, setelah beliau wafat,
gagasan dan ide-idenya diteruskan oleh para khulafaur rasyidin. Ekspansi ke
negri-negri yang sangat jauh dari pusat kekusaan, dalam waktu tidak lebih dari
setengah abad merupakan kemenangan menakjubkan dari suatu bangsa yang
sebelumnya tidak pernah memiliki pengalaman politik yang memadai.[16]
Ada beberapa faktor yang menyebabkan ekspansi itu demikian cepat, antara lain
sebagai berikut :
a. Islam, di samping merupakan ajaran yang mengatur humbungan manusia
dengan Tuhan, juga agama yang mementingkan soal pembentukan
masyarakat.
b. Dalam dada para sahabat Nabi SAW tertanam keyakinan yang sangat kuat
tentang kewajiban menyerukan ajaran-ajaran Islam (dakwah) keseluruh
penjuru dunia.
c. Pertentangan aliran agama di wilayah Bizaitun mengakibatkan hilangnya
kemerdekaan beragama bagi rakyat.
d. Islam datang kedaerah-daerah yang dimasukinya dengan sikap simpatik
dan toleran, tidak memaksa rakyat untuk mengubah agamanya dan masuk
Islam.
e. Bangsa sami di Syiria dan palestina, dan bangasa Hami di Mesir
memandang bangsa Arab lebih dekat daripada bangsa Eropa, Bizantiun,
yang merintah mereka.

8
f. 6. Mesir, Syiria dan Irak adalah daerah-daerah yang kaya. Kekayaan intu
membantu pengusa Islam untuk membiayai ekspansi ke daerah yang lebih
jauh.
Dr. Hasan Ibrahim dalam bukunya “Tarikh Al-Islam As-Siyasi”, menjelaskan
bahwa organisasi-organisasi atau lembaga-lembaga Negara yang ada pada masa
Khulafaur rasyidin, diantaranya sebagi berikut :
a. Lembaga Politik.
b. Lembaga Tata Usaha Negara.
c. Lembaga Keuangan Negara.
d. Lembaga Kehakiman Negara.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, khalifah di pilih berdasarkan
musyawarah. Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar diangkat menjadi
khalifah melalui pertemuan saqifah atas usulan umar. Problem besar yang
dihadapi Abu Bakar ialah munculnya nabi palsu dan kelompok ingkar zakat serta
munculnya kamum murtad Musailimah bin kazzab beserta pengikutnya menolak.
membayar zakat dan murtad dari islam yang mengakibatkan terjadinya perang
Yamamah. Perang tersebut terjadi pada tahun 12 H.
Umar yang tahu akan hal itu merasa khawatir akan kelestarian Al-Qur’an
hingga dia mengusulkan kepada Abu Bakar agar membukukan/mengumpulkan
mushaf yang ditulis pada masa nabi menjadi satu mushaf Al-Qur’an. Umar
membentuk panitia yang beranggotakan 6 orang sahabat dan meminta salah satu
diantaranya menjadi khalifah setelah Umar wafat. Panitia berhasil mengangkat
Utsman menjadi khalifah.
Utsman dibunuh oleh kaum yang tidak puas akan kebijakannya yang
mengangkat pejabat dari kaumnya sendiri (Bani Umayah). Setelah Utsman wafat
umat islam membaiak Ali menjadi khalifah pengganti utsman. Setelah Ali
meninggal, ia diganti oleh anaknya, Hasan. Hasan mengadakan perundingan
damai dengan Mu’awiyah dan umat islam dikuasai oleh Mu’awiyah. Dengan
begitu berakhirlah pemerintahan yang berdasarkan pemilihan (khulafaur rasyidin
berganti dengan sistem kerajaan).

B. Saran
Kami bangga sekaligus kagum atas perjuangan-perjuangan yang dilakukan
oleh Khulafaur Rasyidin. Tapi yang di sayangkan pada masa pemerintahan salah
satu dari Khulafaur Rasyidin ialah: Para aparatur Negara di ambil dari kalangan
keluarga Khalifah, dan ketidak tegasan dalam memutuskan/menyelesaikan
masalah, hal tersebut yang menyebabkan perpecahan dan pemberontakan di
kalangan umat Islam, sehingga berdampak negatif di era globalisasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Amin Samsul Munir, Sejarah Perkembangan Islam, Jakarta : Amzah, 2009.


Rahman Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf.
1995.
Sinn Ahmad Ibrahim Abu, Manajemen Syariah, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 1996.
Susanto Musyrifah, Sejarah Islam Klasik, Jakarta Timur: Prenada Media
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1993.

11

Anda mungkin juga menyukai